Anda di halaman 1dari 13

PENDAHULUAN

Turi, dengan nama latin Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflora adalah


pohon kecil dengan pertumbuhan tinggi mencapai 10m dengan percabangan jarang, cabang
mendatar, tajuk yang cenderung meninggi, daun menyirip ganda, mahkota bunga berwarna putih
menyerupai tipe kupu-kupu khas faboidae, dan buah plong, menggantung. Di indonesia, turi 
terlanjur dikenal dengan nama-nama lokal; turi (Jawa Tengah), turi (Pasundan), toroi (Madura),
tuwi, suri (Mongondow), uliango (Gorontalo), gorgogua (Buol), kayu jawa (Baree, Makasar),
ajutaluma (Bugis), palawu (Bima), tanunu (Sumba), gala-gala (Timor), tun (Ternate, Tidore).
Kemudian oleh paulus mintarga arsitek rumah turi, turi kemudian dipakai sebagai nama hotel
yaitu rumah turi.

Boutique resort pertama di kota solo ini terletak di Jl. Srigading II No. 12 Turisari Solo.
Akses menuju rumah ini pun ini sangat mudah dijangkau. Lokasinya yang strategis juga
memudahkan pengunjung untuk pergi berwisata ke Kota Solo. Solo Paragon Mall adalah Public
Space terdekat dari Rumah Turi. Selain itu, pengunjung juga dapat mengunjungi Museum Radya
Pustaka, Museum Keris, maupun Gedung Wayang Orang yang lokasinya tidak jauh dari Rumah
Turi. Boutique hotel pertama di kota Solo ini mengusung konsep Eco Friendly. Segala hal yang
ada di Rumah Turi menerapkan pemanfaatan material bekas yang disulap
menjadi ornament yang memiliki nilai seni.

Sistem pengolahan air juga sangat diperhatikan karena di Rumah Turi terdapat kolam
peresapan air hujan yang ada di tengah boutique hotel satu ini. Jika mencari bathup/bak mandi,
dapat dijamin tidak akan dapat menemukannya. Dengan adanya bathup/bak mandi, hal tersebut
cenderung boros air sehingga tidak ramah terhadap air dan lingkungan. Selain itu, nuansa alam
dan ramah  lingkungan di Rumah Turi sangat terasa dan memberikan kesan sebagai OASE di
tengah Kota Solo. Konsep pelayanan tamu juga menambah rasa nyaman untuk menginap karena
prinsip pelayanan yang diusung adalah agar pengunjung merasa tinggal dirumah sendiri.

Rumah Turi menampilkan perpaduan desain arsitektur tradisional dan kontemporer yang
apik dan menarik. Unsur kayu-kayuan yang sangat dominan memperkuat nuansa alami yang
diterapkan di boutique resort ini. Rumah Turi menerapkan Filosofi Rumah Jawa karena sebelum
memasuki bangunan ini, anda akan menemukan kebun di area depan dan selanjutnya terdapat
halaman dan teras yang menjadi area parkir tamu. Area restorannya juga unik karena berbentuk
pendopo. Elemen interior bangunan mulai dari lantai, meja makan, dan tempat duduk terbuat dari
kayu. Salah satu sisi dindingnya juga berupa separator taman vertical yang langsung mengarah
ke ruang terbuka.

Tak cukup dengan hotel, Paulus Mintarga kemudian memberikan jarak 6m dari bangunan
hotel untuk kemudian menambahkan ruang Restaurant-perpustakaan. Dengan ini, hotel
memberikan tempat bagi masyarakat untuk  berkumpul dan diskusi. Pada akhirnya apa yang
disebut rumah turi sebetulnya adalah sebuah rumah, tempat bagi pengunjung kota solo untuk
sejenak berteduh. seperti layaknya sebuah pohon Turi yang dimanfaatkan sebagai peneduh jalan
maupun pekarangan rumah, ia bisa mengisi ruang di antara rumah-rumah pada kompleks
perumahan, meminimalkan kemungkinan pembangunan high rise di skala kota yang masih
setinggi pohon. Pastilah ini sangat memikat, sebuah konsep hotel kota yang ditebar menjadi
keping-keping rumah hotel pada masing-masing perumahan yang memiliki nilainya sendiri.

PEMBAHASAN

Hotel ini merupakan bagian dari rentetan rumah pada kompleks perumahan yang telah ada
sejak masyarakat mulai menerapkan style dalam rumah yang baru mereka bangun. Minimalis,
modern, modern minimalis, hingga yang terasa kontradiktif; klasik modern. Lepas dari semua itu,
Paulus Mintarga memilih cara yang berbeda. Arsitektur dan letaknya tak ingin mendamik dada
ke sekitar rumah-rumah rakyat yang (beberapa) masih bersahaja. Hanya ruang luar dan dalamnya
yang lebih sejuk dengan sebuah pohon mangga besar yang hijaunya selalu menahan langit,
perkerasannya terbuat dari susunan bata bekas sisa pembongkaran rumah lama, dinding sekat
teras ruang dalam adalah dinding tanaman yang tersusun dari puluhan pot-pot dengan beragam
jenis tanaman obat-obatan, hujan buatan dari air sisa grey water yang ditampung lalu dibersihkan
pada kolam penampungan yang ditumbuhi oleh tanaman akar wangi, dan seterusnya.

Air kemudian digunakan kembali untuk penyiraman tanaman yang ada dirumah turi. Air
menggunakan hasil dari pemfilteran air bekas tamu untuk mandi. Air tesebut melewati tiga
penyaringan sumur resapan untuk memisahkan busa sabun dan kotoran hingga akhirnya air siap
digunakan untuk flush toilet dan hujan buatan guna penyiraman tanaman. Bangunan seperti
tiada henti ingin mendaur ulang kembali segala yang masih bisa terpakai hingga pada material
sisa potongan kayu yang digunakan kembali pada pintu-meja-lemari, dan sisa paku bekas yang
dianyam-las-kembali pada pagar rumah.

a. Site
Rumah Turi Eco Boutique Hotel terletak di Solo, pulau Jawa, selang 5 menit berkendara
dari stasiun Balapan. Rumah Turi Eco Boutique Hotel berjarak 20 menit berkendara dari
bandara Adi Sumarmo. Rumah Turi Eco Boutique Hotel terletak di Jl. Sri Gading II
No.12, Mangkubumen, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57139. Hotel
elegan bertema lingkungan yang dibangun dari bahan yang ramah lingkungan ini berjarak
1 km dari Museum Radya Pustaka yang telah lama berdiri, dan 2 km dari stasiun kereta
Solo Balapan, dan menghadap kearah selatan. Dekat dengan Notabene Bistro & Coffe,
Solo Paragon Mall, dan Graha saba Buana.

Gambar 1.1 . Lokasi Rumah Turi Eco Boutique Hotel


(sumber : google eart)

b. Kondisi Topografi Kota Surakarta


Gambar 1.2 Peta Wilayah Kota Surakarta
(Sumber : http://dispendukcapil.surakarta.go.id)

Kota Surakarta atau kota Sala atau Solo adalah wilayah otonom yang berstatus
kota dibawah pemerintahan Provinsi Jawa Tengah. Kota Surakarta dengan luas luas 44
km2 ini berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali, dan
Kabupaten Sukoharjo. Kota ini merupakan kota terbesar ketiga di pulau Jawa bagian
Selatan setelah kota Bandung dan kota Malang. Sisi timur kota Surakarta terdapat sungai
yang cukup terkenal di Indonesia yaitu sungai Bengawan Solo. Surakarta merupakan
pewaris Kesultanan Mataram yang dipecah melalui perjanjian Giyanti, bersama kota
Yogyakarta pada tahun 1755.
Surakarta dibagi menjadi 5 kecamatan dan 51 kelurahan. Lima kecataman itu
adalah; Kecataman Pasar Kliwon, Kecamatan Jebres, Kecamatan Banjarsari, Kecamatan
Laweyan, dan Kecamatan Serengan. Surakarta terletak didaratan rendah di ketinggian
105 m dpl dan dipusat kota 95 m dpl, dengan luas 44,1 km2. Surakarta berada 65 km
timur laut Yogyakarta, 100 km tenggara Semarang, dan 260 km barat daya Surabaya.
Kemudian dikelilingi Gunung Merbabu dan Gunung Merapi di bagian barat, serta
Gunung Lawu di bagian timur.
Topografi Kota Surakarta terletak di dataran rendah di ketinggian antara 80 – 130
meter diatas permukaan laut, kemiringan lahan antara 0% sampai 15%. Surakarta berada
disekitar 65 km timur laut Yogyakarta dan 100 km tenggara Semarang serta dikelilingi
oleh Gunung Merbabu dan Merapi (ketinggian 3115 meter) dibagian barat, Gunung Lawu
(tinggi 2806 meter) dibagian timur dan selatan pegunungan sewu. Kota Surakarta
tergolong wilayah yang memiliki topografi yang relatif datar. Hal ini terlihat dari Tabel
III.1 yang menunjukkan kemiringan lahan tiap-tiap kecamatan yang terdapat di Kota
Surakarta.
Tabel 1 Kemiringan Lahan Tiap Kecamatan di Kota Surakarta Tahun 2011

Kecamatan Tinggi Tempat (meter) di Kemiringan Tanah


Atas Permukaan Laut
Laweyan 90 – 100 0–2%
Serengan 80 – 100 0–2%
Pasar Kliwon 80 – 95 0–2%
Jebres 90 – 120 2 – 15 %
Banjarsari 85 – 100 0–2%
Kota 80 – 120 0 – 15 %

c. Kondisi Geologi Kota Surakarta


Struktur batuan di Kota Surakarta secara umum sebagian besar merupakan Alluvial,
dengan uraian sebagai berikut :
Aluvial (Qa) merupakan tanah mineral yang baru berkembang, berbentuk lempung,
lumpur, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan berangkal. Tanah ini terbentuk dari bahan
endapan yang dibawa oleh aktivitas air sungai. Bahan-bahan tererosi dari puncak bukit
diangkut oleh air melalui aliran di permukaan dan masuk ke parit-parit menuju sungai.
Bahan-bahan yang memiliki masa lebih besar diendapkan terlebih dahulu di suatu tempat
yang lebih dekat, sedangkan bahan-bahan yang memiliki masa yang lebih ringan akan
terbawa terus oleh aliran sungai hingga mencapai daerah datar. Pada tempat dimana
aliran air mulai kehilangan daya angkutnya inilah bahan-bahan yang lebih halus
diendapkan dan membentuk dataran Aluvial. Batuan ini terhampar luas sepanjang lembah
bengawan Surakarta dan merupakan batuan dominan di kota Surakarta kecuali di bagian
utara kota (Kecamatan Jebres dan Kecamatan Banjarsari) dengan ketebalan berkisar dari
beberapa senti sampai beberapa meter.
Aluvium tua (Qt) berbetuk konglomerat, batu pasir, lanau dan lempung. Pada batuan ini
terdapat di bagian utara kota Surakarta (sebagain Kecamatan Jebres dan Kecamatan
Banjarsari). Pada satuan ini ditemukan struktur silang-siur, toreh dan isi dan pelapisan
bersusun. Secara setempat ditemukan fosil Bibos sp. Dan Cervus sp yang diduga berumur
Plistosen. Ketebalan batuan ini maksimum 8 meter kedudukannya menindih tidak selaras
batuan yang lebih tua dan tertindih tak selaras oleh aluvium. Umumnya batuan ini berupa
endapan sungai.
Batuan Gunung merapi (Qvm) berbentuk breksi gunung api, lava dan tuf. Batuan ini
terdapat di bagian barat kota Surakarta. Batuan ini umumnya bersusun andesit. Fosil tidak
ditemukan. Kegiatannya diduga sejak Plistosen akhir.

Berdasarkan Peta Geologi dari Geohidrologi Map Surakarta terlihat bahwa batuan di
Kota Surakarta terdiri dari :

Aluvium (AL)
 Satuan batuan ini terdapat di Kota Surakarta bagian tengah hingga ke selatan yaitu di
sebelah timur Jalan Jenderal Ahmad Yani, ke utara hingga Kali Pepe, ke timur hingga
Stasiun Balapan dan sebagian sampai Bengawan Surakarta. Batuan aluvium berada pada
posisi 477144 – 484568 mU dan 9160481 – 9165815 mU. Luas satuan batuan ini adalah
2.033,63 ha. Ketebalannya berkisar beberapa centimeter hingga beberapa meter. Terdiri
dari lempung, lumpur, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan berangkal.

Formasi Notopuro (NP)


 Formasi Notopuro terdapat di bagian timur laut Kota Surakarta yaitu di sebelah utara
Stasiun Jebres, ke barat hingga Stasiun Balapan, ke utara hingga Kantor Lurah
Mojosongo dan ke timur hingga Bengawan Surakarta. Formasi batuan ini berada pada
posisi 478718 – 485318 mT dan 9163239 – 9167290 mU. Luas satuan batuan ini adalah
1574 ha. Batuan ini terdiri dari konglomerat, batupasir, lanau dan lempung.
Kedudukannya menindih tidak selaras dengan batuan yang lebih tua dan terindih tak
selaras dengan aluvium. Satuan ini merupakan endapan undak sungai. Pada Formasi
Notopuro ditemukan struktur silang-siur, “toreh dan isi” dan perlapisan bersusun. Secara
setempat ditemukan fosil Bibos sp. dan Cervus Sp yang diduga berumur plistosen.

Formasi Kabuh (KB)


 Formasi Kabuh terdapat di bagian utara Kota Surakarta, tepatnya di utara Kantor Lurah
Mojosongo hingga Kali Kebo. Formasi batuan ini berada pada posisi 481136 – 484385
mT dan 9166244 – 9167790 mU. Luas Satuan batuan ini adalah 240,43 ha. Batuan ini
umumnya terdiri dari breksi vulkanik, tuff sandstone dan konglomerat.
Batuan Vulkanik Muda (YV)
 Satuan batuan ini terdapat di bagian barat dan utara Kota Surakarta. Di bagian barat
Kota Surakarta tepatnya di sebelah barat Jalan Jenderal Ahmad Yani, sedangkan di
bagian utara tepatnya di selatan dan barat Kali Pepe serta di tepi Kali Pelemwulung.
Batuan vulkanik muda berada pada posisi 474406 – 479133 mT dan 9162923 – 9167446
mU. Luas Satuan batuan ini adalah 778,84 ha. Batuan ini umumnya merupakan endapan
lahar dari Vulkan Merapi. Batuan umumnya terdiri dari lava andesit, breksi, lahar, tufa
hingga basalt. Fosil tidak ditemukan. Aktivitas diduga dimulai sejak plistosen akhir.
Persebaran tanah di lokasi penelitian ditunjukkan oleh Peta Tanah Tinjau skala 1 :
250.000 yang disusun oleh Supraptoharjo dkk (1966) dalam Baiquni (1988 : 32).

Berdasarkan Peta Tanah Tinjau tersebut, macam tanah di lokasi penelitian meliputi :
Assosiasi Grumusol Kelabu Tua dan Mediteran Coklat Kemerahan
 Tanah ini merupakan kombinasi campuran antara tanah grumusol kelabu tua dan
mediteran coklat kemerahan. Bahan induknya adalah tuf vulkan alkali basis dengan
fisiografi vulkan. Di Kota Surakarta jenis tanah ini berada di bagian utara kota, yaitu pada
posisi 477907 – 484882 mT dan 9160810 – 9168388 mU. Luas tanah ini di Kota
Surakarta adalah 2.085,74 ha.
Mediteran Coklat Tua
 Tanah ini berada di bagian timur laut Kota Surakarta yaitu pada posisi 481512 –
485500 mT 36 dan 9164415 – 9167416 mU. Luas tanah ini di Kota Surakarta adalah
688,34 ha. Bahan induknya adalah tuf vulkan intermediair dan berada pada fisiografi
vulkan dan bukit lipatan.
Aluvial Coklat Kekelabuan
 Tanah ini berada di tepi Bengawan Surakarta, yaitu pada posisi 479806 – 481866 mT
dan 9160442 – 9162399 mU. Luas tanah ini di Kota Surakarta adalah 138,36 ha. Bahan
induknya adalah endapan liat yang menempati fisiografi dataran. Tanah ini termasuk
jenis tanah aluvial yang salah satu sifatnya tergantung dari asal tanah itu diendapkan
sehingga kesuburannya ditentukan oleh keadaan bahan asalnya.
Regosol Kelabu
 Tanah ini berada di bagian barat dan selatan Kota Surakarta, yaitu pada posisi 474435 –
481174 mU dan 9160751 – 9166784 mU. Luas tanah ini di Kota Surakarta adalah 138,36
ha. Bahan induknya tanah ini adalah abu/pasir vulkan intermidiair yang menempati
fisiografi vulkan.

d. Jenis Tanaman
Tanaman yang tumbuh subur di hotel turi ada banyak sekali jenisnya. Kita akan jarang
sekali menemukan tanaman bunga berwarna-warni khas taman yang sering dijumpai. Di
rumah turi sebagian besar akan ditemui tanaman yang jarang kita temui ditempat lain
atau kata lainnya adalah langka. Tanaman langka didapatkan dari owner rumah turi
sendiri yaitu bapak Paulus Mintarga yang mengumpulkannya sendiri dari berbagai daerah
yang ada di Indonesia. Kebanyakan tanaman disini adalah tanaman yang tidak serta merta
ditanam, namun juga memiliki manfaat yang sangat besar untuk kesehatan, kecantikan,
ataupun untuk dikonsumsi. Berikut adalah sebagian daftar tanaman yang ada di Rumah
Turi Eco Hotel :
 Turi merah (Red Agati) & Turi putih (White Agati)
Tanaman turi berbunga merah. Turi (Sesbania grandiflora) di luar negeri disebut
agati atau hummingbird tree, merupakan pohon kecil berkayu lunak yang berasal dari
genus Sesbania. Tanaman turi tumbuh cepat, daunnya reguler dan berbentuk
membulat.Media tanam yang digunakan tanah humus atau tanah kompos. Bunga
berwarna putih atau merah bergantung pada spesiesnya (yang ini berbunga merah),
bunganya biasa dimakan atau dijadikan sayur pada menu makanan khas Jawa Timur,
yaitu pecel.
Daun turi digunakan untuk diuretik, antipiretik, dikunyah untuk menyembuhkan
radang mulut dan tenggorokan.Bunga turi bermanfaat untuk sakit kepala, memperbaiki
penglihatan, katarak, menambah nafsu makan, sebagai astringen, acrid, dan antipiretik.
Buahnya untuk demam, mengurangi rasa sakit, bronkitis, tumor, anemia, kolik, mengatasi
keracunan.
 Kelor
Kelor (Moringa oleifera), merupakan salah satu tanaman yang paling banyak
dicari di Indonesia. Tanaman ini multi fungsi atau banyak kegunaan. Daun kelor
digunakan sebagai penangkal susuk dan juga tolak santet. Manfaat kelor yang lain antara
lain memberikan nutrisi untuk tubuh, kaya akan antioksidan, membantu menurunkan
kadar gula, membantu meredakan peradangan, menurunkan kolestrol, dan lain-lain. Kelor
memiliki karakteristik khas yaitu daunnya kecil-kecil berbentuk seperti telur (bulat-oval).
Bunga kelor berwarna putih kekuningan, pohonnya bisa tumbuh tinggi sampai
kurang lebih 500-700 cm bahkan lebih, dan disebut sebagai drumstick tree atau
merunggai (kelor = drumstick dalam Bahasa Inggris).
 Kumis kucing belanda
Orthosiphon aristatus atau dikenal dengan nama kumis
kucing termasuk tanaman dari famili Lamiaceae/Labiatae. Kumis kucing adalah salah
satu tanaman obat herba yang banyak dibutuhkan dalam industri obat atau jamu
tradisional di Indonesia. Banyak sekali klaim positif yang dibicarakan dari tanaman yang
satu ini. Diantaranya, tanaman ini dapat mengobati penyakit ringan seperti sembelit,
batuk, encok, masuk angin juga mengobati penyakit berat seperti batu ginjal, kencing
manis, dan albuminaria.
 Daun Seligi
Daun seligi (Phyllanthus buxifolius) merupakan tanaman obat yang mampu
mengobati keseleo, sendi terkilir, nyeri tulang, dan rematik.
 Daun lavender
Sebenarnya ada beberapa varietas tanaman lavender yang telah tumbuh
diindonesia, salah satunya adalah lavandula hidcote atau yang lebih dikenal dengan
sebutan english lavender. Jika berbicara secara botani, Lavandula angustifolia hidcote ini
diklasifikasikan sebagai tanaman semak yang dapat tumbuh di iklim indonesia, sebab
indonesia memiliki iklim yang hangat dengan hamparan sinar matahari yang sangat kaya.
Tanaman yang dapat hidup selama bertahun-tahun ini dapat menghasilkan batang
berkayu. Tanaman ini memiliki aroma daun yang sangat wangi yang dapat digunakan
sebagai penangkal anti nyamuk. Untuk penempatan alangkah baiknya jika tanaman ini
ditempatkan pada area full sun dengan penggunaan media tanam yang pouros.
 Matoa
Matoa (Pometia pinnata) merupakan tanaman pohon berbuah khas Papua dengan
tipikal kayu yang keras, di luar negeri disebut matoa, taun tree, tava, dan island lychee.
Tanaman matoa berasal dari Asia Timur, Malesia, dan wilayah Pasifik, anggota suku
Sapindaceae (famili dari leci/lychee dan maple).Tinggi pohon matoa 18 sampai 40 meter,
buahnya berwarna hijau, kuning, atau merah gelap dengan panjang 4 cm, dalam tiap
buahnya mengandung 3 biji. Buah matoa rasanya manis, perpaduan antara rasa rambutan
kelengkeng, dan merupakan buah tropis yang populer dimakan.Di Indonesia pohon buah
matoa berbuah hanya satu kali dalam satu tahun, berbunga pada Bulan Juli sampai
Oktober lalu berbuah 3 sampai 4 bulan setelahnya. Matoa menyukai tanah kering yang
tidak tergenang air, lapisan tanah yang tebal. Buah matoa mengandung banyak vitamin C
dan vitamin E, tapi hati-hati karena juga mengandung banyak glukosa jenuh.
 Lee kwan yew
Bunga Lee Kwan Yew atau tanaman rambat Lee Kwan Yew adalah salah satu
tanaman hias yang biasa dipakai untuk pengisi roof garden atau pun vertical garden. Cara
menanam bunga Lee Kwan Yew yang tumbuh panjang menjuntai ini ternyata sangat
mudah. Maka tidak mengherankan jika banyak sekali yang berminat menjadikan tanaman
ini sebagai tambahan dekorasi di rumahnya.Bunga Lee Kwan Yew atau biasa dikenal
juga dengan sebutan Vernonia elliptica ini memberikan kesan artistik sekaligus rindang
pada rumah kita. Biasanya tanaman ini akan diletakkan pada pot atau wadah penanaman
yang berdekatan dengan pagar, tembok, atap bangunan, atau pun jendela. Semakin tinggi
media rambatnya, maka tanaman ini akan semakin terlihat indah.

e. Kekurangan
Rumah Turi Eco Boutique Hotel yang berada di bilangan Mangkubumen Surakarta ini
merupakan salah satu tempat penginapan yang sangat populer di kota solo karena
keunikan konsep yang diusung. Pada akhirnya apa yang disebut rumah turi sebetulnya
adalah sebuah rumah, tempat bagi pengunjung kota solo untuk sejenak berteduh. seperti
layaknya sebuah pohon Turi yang dimanfaatkan sebagai peneduh jalan maupun
pekarangan rumah, ia bisa mengisi ruang di antara rumah-rumah pada kompleks
perumahan, meminimalkan kemungkinan pembangunan high rise di skala kota yang
masih setinggi pohon. Pastilah ini sangat memikat, sebuah konsep hotel kota yang ditebar
menjadi keping-keping rumah hotel pada masing-masing perumahan yang memiliki
nilainya sendiri. Namun diluar itu semua, dengan kematangan konsep yang sedemikian
rupa, pengolahan limbah air kamar mandi yang digunakan sebagai penyiram tanaman
yang ada disekitarnya, adanya hujan buatan guna menyiram tanaman sekaligus menjadi
daya tarik pengunjung, suasana sekitar rumah turi menjadi sejuk sekalipun cuaca di kota
Solo sedang panas-panasnya, atau adanya kolam ikan sebagai detektor alami sekaligus
penambah nilai plus taman yang ada, ataupun adanya taman didalam kamar hotel yang
ditumbuhi bambu sekaligus menambah kesan natural pada ruangan. Terdapat pula
beberapa kekurangan yang sebetulnya sangat mengganggu namun tidak dipedulikan oleh
pengunjung ataupun owner sendiri. Kekurangan yang didapat meliputi;
 Taman, bukaan hijau, atau landscape yang tidak terkonsep dari awal. Desainer
atau arsitek tidak mengedepankan penataan taman yang ada diluar tetapi hanya
mengedepankan fungsi terhadap hotel tersebut secara keseluruhan. Padahal jika
konsep tersusun dari awal, fungsi, kegunaan, dan penataan taman yang sesuai dan
indah akan berjalan beriringan dan menjadi satu kesatuan yang sangat menjual.
 Tamanan yang terlihat gersang pada musim kemarau. Tanaman yang tumbuh di
Rumah Turi Eco Boutique Hotel disirami rutin tiga kali dalam sehari. Namun
dikarenakan kota Solo yang memiliki iklim muson tropis cenderung memiliki
suhu yang panas dan terus meningkat, tanaman yang tumbuh subur di rumah turi
ini terkadang terlihat layu dan tidak segar.
 Sistem sirkulasi yang ada di taman tersebut pun tidak tertata dan tidak jelas.
Karena lahan yang sempit tidak memungkinkan juga seseorang untuk berjalan-
jalan dan bersantai menikmati taman didepan kamar hotel tersebut. Taman
terkesan tertutup serta tidak memperbolehkan seseorang untuk masuk. Hanya
terdapat satu fasilitas duduk didekat meja receptionist yang terbuat dari kayu
gelondongan yang sudah tua.
 Penataan taman yang kurang jelas sangat terlihat dari jenis tanaman yang
ditanam. Taman utama yang terletak disamping restoran tersebut ditumbuhi
pohon mangga besar yang rimbun, tamanan akar wangi, beberapa sereh, tanaman
talas, tanaman cabai, dan vertical garden guna sebagai partisi didepan kamar
hotel. Pengelompokan jenis tumbuhan yang simpang siur dan asal tanam
menjadi kesan pertama setelah mengunjungi Rumah Turi Eco Boutique Hotel ini.
f. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa setiap desain
bangunan maupun desain landscape mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri.
Seperti halnya Rumah Turi yang terletak di Jl. Srigading II No. 12 Turisari Solo.
Bangunan ini didesain dan dibangun oleh Paulus Mintarga selaku pemilik bangunan ini.
Rumah Turi terinspirasi dari rumah adat jawa berorientasi ke utara-selatan. Posisi itu
memungkinkan angin monsoon barat yang datang sekitar oktober-april membawa
kelembapan dan angin monsoon timur yang membawa udara kering pada april-oktober
leluasa lewat. Rumah Turi sengaja didesain untuk memberikan suasana tempat istirahat
yang nyaman, dengan memadukan unsur alami tradisional dan sentuhan kontemporer.
Pepohonan hijau tampak mendominasi seluruh bangunan. Mulai dari pot-pot kecil yang
dimanfaatkan sebagai separator berbentuk taman vertikal, tanaman bersulur yang
dijadikan pergola pada jembatan penghubung, hingga rerumputan yang ditumbuhkan
pada dak atap-atap teras kamar. Sebuah pot berisi flora air dan menjadi kolam kecil yang
selalu meluapkan isinya, memperdengarkan gemericik air yang menambah
kesejukan serta ketenangan bagi siapapun yang mendengarnya.

Rumah Turi mengklaim sebagai boutique hotel yang pertama dan satu-satunya
yang berkonsep eco-friendly di kota Solo. Maka dari itu semua material bekas diolah
sedemikian rupa sehingga memiliki nilai seni dan dapat mendaur ulang limbah yang
dihasilkan di rumah turi ini sendiri dengan memanfaatkan air bekas. Hal ini memberikan
nilai plus dalam hal menjaga lingkungan. Namun, penataan taman di Rumah Turi ini
terkesan berantakan. Dengan lahan yang tidak terlalu luas dan jumlah tanaman yang
terlalu banyak memberikan kesan sempit pada taman ini. Penataan dari taman ini kurang
terkonsep sehingga tidak ada sirkulasi untuk bisa melewati taman tersebut. Semua jenis
tanaman tidak ditanam sesuai jenisnya sehingga menimbulkan kesan tidak rapi. Jika dari
awal taman ini terkonsep dengan baik dengan rancangan sirkulasi yang baik pula, maka
taman di Rumah Turi ini akan lebih banyak menarik perhatian para pengunjung baik dari
segi visual maupun fungsinya.

Anda mungkin juga menyukai