Anda di halaman 1dari 44

PRESENTASI KASUS

Kardiotokografi
Disusun oleh :
Yesinta Diandra

Pembimbing :
dr.Hardjo Sp.OG

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kebidanan & Kandungan


RSUP Fatmawati
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Periode 17 februari – 25 April
2014
TUJUAN
OUT LINE
1. DEFINISI
2. MACAM-MACAM ALAT KTG
3. PRINSIP DASAR KTG
4. MEKANISME PENGATURAN DJJ
5. TEMUAN PADA KTG
6. INTERPRETASI HASIL KTG
7. TATALAKSANA
8. KASUS KTG
DEFINISI
Kardiotokografi merupakan salah satu alat
elektronik yang digunakan untuk memantau
kesejahteraan janin

Menilai pola denyut jantung janin dalam


hubungannya dengan adanya kontraksi
ataupun aktivitas janin

BACK
Saifuddin AB, et al. Ilmu Kebidanan. Kardiotokografi janin dan velosimetri. Edisi Keempat. yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo. Jakarta. 2010: 221-246.
Macam-macam alat KTG
Alat pemantauan
Secara langsung
dimasukan dalam
(invasif/ internal)
rongga rahim
KTG Tidak langsung Alat pemantauan
(non invasif/ dipasang pada
eksternal) dinding perut ibu

BACK
Saifuddin AB, et al. Ilmu Kebidanan. Kardiotokografi janin dan velosimetri. Edisi Keempat. yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo. Jakarta. 2010: 221-246.
Prinsip dasar KTG
• Mesin telah di standarisasi
• Kecepatan kertas 1 cm
permenit
• Alat KTG akan merekam 20
denyut dalam 1 menit/1 cm
• Kertas display yang digunakan
memiliki kisaran djj antara 50-
210 denyut
• Menghitung denyut jantung ibu
• Menuliskan nama ibu, tanggal
dan waktu pemeriksaan pada
kertas hasil pemeriksaan KTG
Institute of Obstetrician and Gynaecologist. Royal College of physicians of ireland. BACK
Clinical practice guideline : intrapartum fetal heart rate monitoring. juni 2012; 6: 1-15.
Mekanisme pengaturan DJJ
• Sistem saraf simpatis
• Sistem saraf
parasimpatis
• Baroreseptor
• Kemoreseptor
• Susunan saraf pusat
• Sistem hormonal

BACK
Saifuddin AB, et al. Ilmu Kebidanan. Kardiotokografi janin dan velosimetri. Edisi Keempat. yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo. Jakarta. 2010: 221-246.
Temuan pada KTG
Baseline : 120-160
dpm
DJJ basal (saat
relaksasi)

Variabilitas : 6-25 dpm

DJJ dalam
pemeriksaan CTG
Akselerasi : normalnya
ada akselerasi
Perubahan DJJ
periodik (saat
kontraksi/ aktivitas
janin) Deselerasi : tidak ada
deselerasi atau hanya
timbul deselerasi dini

Cunningham FG, et al. William Obstetrics. 23rd edition. Chapter 18. Intrapartum assessment. McGraw-Hill. BACK
USA. 2010: 410-440.
BACK

Baseline
• Takhikardia >160 dpm, • Bradikardia <120 dpm,
dalam keadaan : dalam keadaan :
– Hipoksia janin (ringan/ – Hipoksia janin (berat/
kronik) akut)
– Kehamilan <30 minggu – Hipotermia janin
– Infeksi ibu atau janin – Bradiaritmia janin
– Ibu febris atau gelisah – Obat : propanolol, obat
– Ibu hipertiroid anestesia lokal
– Takhiaritmia janin – Janin dengan kelainan
– Obat : atropin, jantung bawaan
betamimetik

Saifuddin AB, et al. Ilmu Kebidanan. Kardiotokografi janin dan velosimetri. Edisi Keempat. yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo. Jakarta. 2010: 221-246.
Variabilitas
• Variabilitas menggambarkan sistem persarafan janin
• Penyebab variabilitas rendah selain hipoksia :
– Janin tidur
– Kehamilan preterm
– Janin anensefalus
– Blokade n.Vagus
– Kelainan jantung bawaan
– Obat : narkotik, diazepam, MgSO4
• Variabilitas :
– Amplitudo 6-25 dpm : normal
– Amplitudo 2-5 dpm : berkurang
– Amplitudo <2 dpm : menghilang
– Amplitudo >25 dpm : saltatory

Cunningham FG, et al. William Obstetrics. 23rd edition. Chapter 18. Intrapartum assessment. McGraw-Hill. USA. 2010: 410-
440.
Variabilitas Variabilitas

Jangka pendek Jangka panjang

Gambaran osilasi kasar


Perbedaan interval antar
dan jelas, rata-rata 3-
denyut, rata-rata 2-3 dpm
6x/mnt

Variabilitas jangka pendek hilang dan variabilitas jangka


panjang lebih dominan maka dikatakan sebagai gambaran
sinusoidal, menggambarkan :
-Hipoksia janin berat
-Anemia kronik
-Fetal eritoblastosis
-Rh-sensitized
-Pengaruh obat Cunningham FG, et al. William Obstetrics. 23rd edition. Chapter 18.
Intrapartum assessment. McGraw-Hill. USA. 2010: 410-440.
BACK

Gambaran KTG normal


VARIABILITAS :
6 - 25 dpm

CARDIO

BASELINE :
140 dpm

KONTRAKSI :
>2X dlm 10 mnt

TOCO
BACK
Akselerasi
Respon simpatetik dimana terjadi peningkatan
frekuensi DJJ dengan amplitudo >15 dpm, selama
15 detik dan terjadi minimal 2x dalam 20 menit AKSELERASI :
>2X dlm 10 mnt

Terjadi sesuai
Akselerasi dengan
seragam kontraksi
uterus

Akselerasi

Terjadi sesuai
dengan
Akselerasi
gerakan/
bervariasi
rangsangan
janin

Saifuddin AB, et al. Ilmu Kebidanan. Kardiotokografi janin dan velosimetri. Edisi Keempat. yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo. Jakarta. 2010: 221-246.
Deselarasi
• Respon parasimpatis (n.Vagus) melalui baroresptor
atau kemoreseptor sehingga terjadi penurunan
frekuensi DJJ
Deselerasi
dini
Deselerasi
Deselerasi
variabel
Deselerasi
lambat
Saifuddin AB, et al. Ilmu Kebidanan. Kardiotokografi janin dan velosimetri. Edisi Keempat. yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo. Jakarta. 2010: 221-246.
Deselerasi dini
• Timbul dan hilang bersama
dengan kontraksi uterus
• Amplitudo turun tidak >20
dpm
• Lamanya <90 detik
• baseline dan variabilitas
normal

Sering terjadi pada persalinan normal,


akibat penekanan kepala janin oleh
jalan lahir mengakibatkan hipoksia dan
merangsang refleks vagal
Cunningham FG, et al. William Obstetrics. 23rd edition. Chapter 18. Intrapartum assessment. McGraw-Hill. USA. 2010: 410-
440.
Deselerasi variabel
• Gambaran deselerasi yang
bervariasi
• Deselerasi terjadi cepat &
penurunan frekuensi bisa sampai
60 dpm
• Biasanya terjadi akselerasi
sebelum dan sesudah deselerasi
• Deselerasi variabel berat jika
mencapai ≥60 dpm dgn lama 60
detik
• Bila deselerasi variabel berulang
atau memanjang →hipoksia janin
berlanjut

Penekanan tali pusat selama


kehamilan atau kala I, jika variabilitas
Cunningham FG, et al. William Obstetrics. 23rd
baik janin tidak mengalami hipoksia
edition. Chapter 18. Intrapartum assessment.
McGraw-Hill. USA. 2010: 410-440.
yang berarti
Penurunan aliran darah dari ibu menyebabkan hipoksia
janin, jika janin bisa kompensasi tidak ada perubahan CTG,
namun kontraksi uterus menyebabkan aliran darah
semakin berkurang sehingga merangsang kemoreseptor
dan n.Vagus

Deselerasi lambat
• Timbul 20-30 detik setelah kontraksi
dimulai
• Berakhir setelah 20-30 detik setelah
kontraksi hilang
• Lamanya <90 detik
• Timbul berulang setiap kontraksi dengan
intensitas sesuai kontraksi uterus
• DJJ normal atau takikardia ringan, hipoksia Cunningham FG, et al. William Obstetrics. 23rd
berat menjadi bradikardi edition. Chapter 18. Intrapartum assessment.
McGraw-Hill. USA. 2010: 410-440.
BACK

DESELERASI
VARIABEL

DESELERASI DESELERASI
DINI LAMBAT
Interpretasi penilaian DJJ

BACK
National institute for clinical excellence. The use of electronic fetal monitoring : the use and interpretation of
cardiotocography in intrapartum fetal surveillance. London. Mei 2001: 1-10.
Tatalaksana

Institute of Obstetrician and Gynaecologist.


Royal College of physicians of ireland. Clinical
practice guideline : intrapartum fetal heart rate
monitoring. juni 2012; 6: 1-15.
Tatalaksana

Institute of Obstetrician and Gynaecologist. Royal


College of physicians of ireland. Clinical practice
guideline : intrapartum fetal heart rate monitoring.
juni 2012; 6: 1-15.

BACK
ILUSTRASI KASUS
• Nama Pasien : Nn.S.H.
• No RM : 1285626
• TTL : Jakarta, 11 Mei 1972 (41 tahun)
• Agama : Islam
• Suku Bangsa : Betawi
• Pendidikan : Tamat SLTA
• Pekerjaan : IRT
• Alamat : Jl. Otista Raya No. 40 Ciputat 03/011
Kab. Tangerang selatan. Banten.
• Datang ke VK RUSP Fatmawati tanggal 04 Maret 2014
KU:
Keluar darah segar lewat vagina sejak 4 jam SMRS
Datang sendiri diantar suami

Riwayat Penyakit Sekarang


• Pasien mengaku sedang hamil 37 minggu, HPHT akhir 23/06/2013, TP 30/03/2014.
ANC di bidan sebanyak 5 x. USG terakhir saat usia kehamilan 5 bulan dikatakan
plasenta ada dibawah. Mulas tidak ada, keluar air dan lendir ada. BAK dan BAB
normal
• 5 jam sebelum masuk rumah sakit keluar darah segar berwarna merah lewat
vagina. Perdarahan cukup banyak mengalir. Pasien segera dibawa oleh suami ke VK
RSUP Fatmawati, Nyeri perut bagian bawah (-) saat keluar darah, pusing (+), lemas
(+), mual (-), demam (-), gigi berlobang (+), keputihan (-).
Riwayat Haid
• Menarche: 13 tahun. Siklus teratur sebulan sekali. Lama haid:
5 hari. GP: 2 pembalut/hari. Tidak ada nyeri haid.
Riwayat Pernikahan
• Pasien menikah 1 kali. Usia pernikahan 25 tahun. Saat ini
masih menikah.
Riwayat Kehamilan
• Gravida 6, Para 4, Abortus 1, Anak hidup 2
No. Tahun partus Tempat Umur Jenis Penolong Penyulit Kelamin/ Keadaan
hamil persalinan BB saat ini
1 Pasien lupa Abortus

2 Pasien lupa Rumah Aterm Spontan Dukun - / lupa Meninggal

3 1995 BPS Aterm Spontan Bidan - / 2700 Hidup

4 1996 Rumah Aterm Spontan Dukun - / lupa Hidup

5 1997 Rumah Aterm Spontan Dukun - / lupa Meninggal

6 Hamil ini
• Riwayat KB : Minum pil KB
• Riwayat Penyakit Sistemik :
DM(-), hipertensi(-), hipertiroid(-), jantung(-), asma(-)
• Riwayat Penyakit Keluarga :
DM(+), hipertensi(-), hipertiroid(-), jantung(-),
asma(),TBC(-)
• Riwayat Operasi :-
• Riwayat Kebiasaan :
Merokok(-), alkohol(-), minum jamu(-), narkoba(-),
stress (-)
Pemeriksaan Fisik
• KU/Kes : tampak sakit sedang/ CM
• T: 100/70 mmHg N : 88 x/mnt, regular, cukup S: 36,7 P:20x/mnt
• Tb : 150 cm Bb : 54 Kg
• Kepala
Rambut : hitam, tidak mudah rontok
Mata : CA+/+, SI -/-
THT : dalam batas normal
• Leher
KGB : tidak teraba membesar
Kel. Tyroid : tidak teraba membesar
• Toraks
Mammae : Simetris, hiperpigmentasi pada kedua areola,retraksi puting tidak ada, benjolan -/-
Axilla : bulu ketiak (+/+)
Pulmo : Suara nafas vesikuler, rhonki-/-, wheezing -/-
Cor : S1S2 reguler, murmur(-), gallop(-)
• Abdomen : NT (-), H/L ttm, Massa (-), Bu (+) N
• Ekstremitas : akral hangat, edema-/-
Status Obstetri/Ginekologi
• TFU : 36 cm
• Kontraksi : ada dengan HIS 1-2x/10 menit
• DJJ : 146 dpm
• I : V/U tenang, perdarahan aktif (+)
• Io: Porsio licin livid, ositum terbuka, tampak
seperti plasenta, fluxus (-), fluor (-), tampak
perdarahan aktif (+)
• VT : tidak dilakukan
LABORATORIUM
• Hb : 6,7 g/dl
• Ht : 21 %
• L : 10.800 /ul
• Tr : 273.000 /ul
• Eri : 2,49 juta/ul
• VER : 85,5 fl
• HER : 26,8 pg
• KHER : 31,4 g/dl
• RDW : 17,5%
• GDS : 76 g/dl
Pemeriksaan USG di VK

Tampak janin presentasi lintang


dorsoposterior kepala di kiri, DJJ +,
plasenta di korpus depan meluas
menutupi OUI, tampak storeli di
vagina
BPD 9,17/ HC 32,7/ AC 18,9/ FL
7,19/ HL 5,75/ TBJ 2600/ ICA 7/
SDAU 2,6/ DJJ 139 dpm
Kesan : air ketuban berkurang,
hamil 36 minggu, PPT
CTG
• Baseline : 160 • Kontraksi uterus ≥ 2x
• Variabilitas : 5-25 dalam 10 menit
• Akselerasi : tidak tampak • Gerakan janin tidak
• Tampak ada deselerasi lambat terekam
Diagnosis
G6P4A1 hamil aterm, JPKTH, gawat janin dengan
HAP ec PPT
Penatalaksanaan
 Rdx:
– Observasi KU, tanda vital, HIS, DJJ
– Cek laboratorium: DPL, UL, GDS, PT/aPTT
 Rth:
pro sc cito
Prognosis
Ad vitam : bonam
Ad functionam : bonam
Ad sanationam : bonam
SOAP (Subjective, Objective, Assesment, Planning)

• S : Nyeri VAS3, perdarahan aktif tidak ada, lemas, mobilisasi belum bisa, BAK dengan
DC. Belum menyusui. Dalam transfusi 300 cc.
• O : KU : tampak sakit sedang kes : compos mentis
Tanda Vital : TD : 110/70 mmHg. N : 90 x / mnt, P : 20 x / mnt S : afebris
Status Generalis : dalam batas normal
Status Obstretri : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik
I : V/U tenang, perdarahan (-)
• A : P5A1 post sc a.i. Gawat janin dan HAP ec PPT
Akseptor MOW
• P : Rdx : observasi TTV, kontraksi, perdarahan, DPL post transfusi
• Rth : Mobilisasi bertahap
Higiene V/U
Diet TKTP
GV hari ke III (7/3/14)
Profenid supp 3 x 100 mg
Sulfas ferosus 1 x 1
Ceftriaxone 1 x 2 gr IV
oksitosin drip 20 IU/ 500 cc/ 8 jam (dalam 24 jam pertama)
LAPORAN OPERASI
• Macam operasi : sc
• Tanggal OP : 04 -03-2014 lama OP : 60 menit
• Pasien terlentang dengan anestesi spinal
• Melakukan tindakan asepsis dan antisepsis
• Setelah peritoneum dibuka, tampak uterus gravidus
• Uterus disayat tajam semilunar, ditembus tajam dan dilebarkan tumpul
• Dengan menembus plasenta dan menarik kaki lahir bayi laki-laki 2500 g, 47
cm, AS 8/9
• Air ketuban hijau kental. Plasenta berimplantasi di korpus depan, meluas
menutupi OUI. Dengan tarikan ringan pada tali pusat, dilahirkan plasenta
lengkap.
• Sayatan SBU dijahit hemostasis pada kedua ujung.
• Dijahit kontinyu 1 lapis dengan safil no. 1
• Kedua tuba dan ovarium dalam batas normal dilakukan tubektomi pomeroy
• Tidak ada perdarahan, alat dan kassa lengkap, abdomen dicuci NaCl 0,9%
200cc
• Perineum ditutup secara kontinus dengan safi 1.0
• Subkutis ditutup secara interupted dengan chromic 2.0 kutis ditutup dengan
safil 3.0
• Perdarahan 400 cc, urin 200 cc jernih
ANALISIS KASUS
• ANAMNESIS
– HPHT 23/06/2013 TP 30/03/2014
– Pasien mengaku ada perdarahan berwarna merah
segar dari jalan lahir, perdarahan banyak, sakit
perut tidak ada

HAP

Plasenta Solusio
previa plasenta
• PEMERIKSAAN FISIK ANALISIS KASUS
• T: 100/70 mmHg, N : 88 x/mnt, regular,
cukup, S: 36,7, P:20x/mnt Perdarahan keluar
• Konjungtiva anemis : +/+ cukup banyak
• Status obstetri :
• I : V/U tenang, perdarahan aktif (+)
• Io: Porsio licin livid, ositum terbuka, Ibu kehilangan
tampak seperti plasenta, fluxus (-), darah
fluor (-), tampak perdarahan aktif (+)

• PEMERIKSAAN LAB
• Hb : 6,7 g/dl Timbul tanda-
• Ht : 21 % tanda anemia
• Eri : 2,49 juta/ul
• RDW : 17,5%
ANALISIS KASUS
• PEMERIKSAAN CTG
• Baseline : 160
• Variabilitas : 5-25 Hasil CTG non
• Akselerasi : tidak tampak reassuring
• Tampak ada deselerasi lambat

Aliran darah dari ibu Janin dalam


berkurang ke janin kondisi hipoksia
ANALISIS KASUS
• PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Tampak janin presentasi lintang dorsoposterior kepala di kiri,
DJJ +, plasenta di korpus depan meluas menutupi
OUI, tampak storeli di vagina
• BPD 9,17/ HC 32,7/ AC 18,9/ FL 7,19/ HL 5,75/ TBJ 2600/ ICA
7/ SDAU 2,6/ DJJ 139 dpm
• Kesan : air ketuban berkurang, hamil 36 minggu, PPT

Menegakan diagnosis
plasenta previa totalis
ANALISA KASUS
Berbagai faktor resiko yang Plasenta tumbuh pada
Plasenta menuju SBR,
menyebabkan tempat yang oksigenasi
menutupi OUI
endometrium hipoksia nya baik

Menyebabkan plasenta
Terjadi kontraksi uterus Saat usia kehamilan sudah
yang tertempel disana
dan dilatasi serviks semakin tua
mengalami laserasi

Jika perdarahan terlalu


banyak, ibu mengalami
Terjadi perdarahan Janin menjadi hipoksia
anemia dan suplai ke janin
berkurang

Lahir bayi laki-laki, 2500 gr, Harus segera dilakukan Terjadi perubahan pada
47 cm, AS 8/9 terminasi kehamilan gambaran CTG
PENUTUP
• KESIMPULAN
1. Kasus perdarahan pada masa kehamilan mendekati
waktu persalinan (HAP) selain dicurigai sebagai plasenta
previa perlu juga dipikirkan adanya solusio plasenta.
2. CTG dapat memberikan informasi kesejahteraan janin
intrauterin, sebagai pertanda awal gawat janin sehingga
dapat segera dilakukan tindakan pertolongan

• SARAN
1. Kondisi pasien yang multiparitas dan sudah berusia 41
merupakan faktor resiko tinggi terjadi nya masalah
kehamilan oleh karena itu pasien disarankan untuk
melakukan KB steril yaitu MOW
Daftar pustaka
1. National institute for clinical excellence. The use of electronic fetal
monitoring : the use and interpretation of cardiotocography in
intrapartum fetal surveillance. London. Mei 2001: 1-10.
2. Cunningham FG, et al. William Obstetrics. 23rd edition. Chapter
18. Intrapartum assessment. McGraw-Hill. USA. 2010: 410-440.
3. Departement of health, NSW. Maternity fetal heart rate
monitoring. Sydney. Juni 2010: 1-12.
4. Saifuddin AB, et al. Ilmu Kebidanan. Kardiotokografi janin dan
velosimetri. Edisi Keempat. yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo. Jakarta. 2010: 221-246.
5. Endjun JJ. Kardiotokografi dalam pemantauan kesejahteraan janin.
Jakarta; maret 2009: 1-24.
6. Institute of Obstetrician and Gynaecologist. Royal College of
physicians of ireland. Clinical practice guideline : intrapartum fetal
heart rate monitoring. juni 2012; 6: 1-15.
Non Stress Test (NST) : Menilai hubungan
DJJ dengan aktivitas janin. Interpretasi :
• Reassuring : minimal 2x gerakan janin dalam 20
menint, akselerasi 10-15 dpm, baseline 120-160,
variabilitas 6-25
• Non reassuring : tidak ada gerakan janin selama 20
menit, akselerasi tidak tampak setiap gerakan janin,
variabilitas mungkin masih ada, berkurang atau hilang
• Meragukan : gerakan janin <2x dalam 20 menit,
akselerasi <10 dpm, baseline 120-160, variabilitas 6-25
• NST abnormal : bradikardia, deselerasi 40 dpm atau
lebih di bawah baseline atau DJJ sampai 90 dpm lama
nya ≥60 detik
Contraction stress test (CST) : menilai DJJ
dlm hubungannya dengan kontraksi uterus.
Interpretasi :
• Negatif : baseline normal, variabilitas normal, tidak ada deselerasi
lambat, mungkin ada deselerasi dini dan ditemukan akselerasi
• Positif : deselerasi lambat berulang minimal pada 50% dari jumlah
kontraksi, deselerasi lambat berulang walaupun kontraksi tidak
adekuat, variabilitas berkurang atau menghilang
• Mencurigakan : deselerasi lambat berulang <50% dari jumlah
kontraksi, deselerasi variabel, baseline abnormal (ulang dalam 24
jam)
• Tidak memuaskan : hasil tidak baik karena ibu terlalu gemuk,
gelisah atau janin bergerak berlebihan, tidak terjadi kontraksi uterus
yang adekuat (ulang dalam 24 jam)
• Hiperstimulasi : kontraksi uterus >5x dalam 10 menit, lama
kontraksi >90 detik (tetania uteri), sering terjadi deselerasi lambat
atau bradikardi

Anda mungkin juga menyukai