02 Ni Luh Putu Ika Sintya Devi
02 Ni Luh Putu Ika Sintya Devi
Dosen Pengampu:
Gusti Ngurah Sastra Agustika, S.Si., M.Pd.
Disusun Oleh:
DENPASAR
2020
LEMBAR PENGESAHAN
TUJUAN :
“Makalah yang disusun bertujuan untuk memenuhi tugas individu mata kuliah
Konsep Dasar IPA. Selain itu makalah ini juga disusun untuk menambah wawasan
dan pengetahuan tentang pemahaman kita akan makhluk hidup khususnya hewan
bagi penulis maupun pembaca”
DISUSUN OLEH :
PRODI : PGSD
NIM : 1911031003
DISAHKAN OLEH :
Oleh:
NI LUH PUTU IKA SINTYA DEVI
1911031003
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pemahaman akan
makhluk hidup khususnya hewan pada mahasiswa Undiksha Prodi PGSD Semester 2
tahun ajaran 2020. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Undiksha Prodi
PGSD Semester 2, yang terdiri dari 4 kelas. Sampel sejumlah 35 mahasiswa diambil
dari kelas G Semester 2. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelatif
sehingga data dianalisis untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan belajar IPA
mahasiswa dengan hasil belajar IPA mahasiswa. Instrumen pengambilan data
menggunakan dokumentasi, angket, dan pengamatan langsung yang kemudian
dianalisis menggunakan korelasi linier sederhana. Hasil penelitian diperoleh adalah
nilai karakter yang dapat membangun kebiasaan belajar IPA siswa yaitu Jujur,
Disiplin, Bertanggung jawab, Kerja keras, Percaya diri, dan Mandiri.
Om Swastyastu,
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/ Ida
Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas asung kertha wara nugraha-Nya makalah
dengan judul ”Perkembangbiakan Hewan, Pemanfaatan dan Pelestariannya,
Pernapasan Hewan dan Sistem Peredaran Darah Hewan“ ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya.
Kami menyadari bahwa isi makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat berguna dan bermanfaat untuk para
pembaca.
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................i
ABSTRAK...................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iv
DAFTAR ISI.................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................v
DAFTAR TABEL........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.2.1 Bagaimana perkembangbiakan pada hewan?..........................................2
1.2.2 Bagaimana permanfaatan hewan dan pelestariannya?............................2
1.2.3 Bagaiaman pernapasan pada hewan?......................................................2
1.2.4 Bagaiamana peredaran darah pada hewan?.............................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
1.3.1 Untuk mengetahui perkembangbiakan pada hewan................................2
1.3.2 Untuk mengetahui pemanfaatan hewan dan pelestariannya....................2
1.3.3 Untuk mengetahui bagaiaman pernapasan pada hewan..........................2
1.3.4 Untuk mengetahui peredaran darah pada hewan.....................................2
1.4 Manfaat...........................................................................................................2
1.4.1 Manfaat Praktis........................................................................................2
1.4.2 Manfaat Teoritis......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
2.1 Perkembangbiakan Hewan..............................................................................3
2.1.1 Perkembangbiakan Secara Kawin (Generatif)........................................3
2.1.2 Perkembangbiakan Secara Tidak Kawin (Vegetatif)............................11
2.1.3 Fase Perkembangbiakan pada Hewan...................................................12
2.1.4 Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perkembangbiakan Hewan..........13
2.2 Pemanfaatan Hewan dan Pelestariannya......................................................14
2.2.1 Pemanfaatan Hewan..............................................................................14
2.2.2 Pelestarian Hewan.................................................................................16
2.3 Pernafasan pada Hewan................................................................................18
2.4 Sistem Peredaran Darah Pada Hewan...........................................................27
BAB III PENUTUP.....................................................................................................32
3.1 Kesimpulan...................................................................................................32
3.2 Saran.............................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Selain berkembangbiak ciri-ciri mahkluk hidup yang lain adalah bernapas. Sama
seperti makhluk hidup pada umumnya, tentu anda mengetahui bahwa bernapas
merupakan suatu proses yang sangat penting dan fundamental dalam
keberlangsungan hidup hewan. Sistem pernapasan biasa dijabarkan dengan proses
pemasukan oksigen ke dalam tubuh sehingga akan dihasilkan energi, karbondioksida,
dan juga uap air. Walaupun inti dari sistem pernapasan pada hewan itu secara umum
sama, namun tentu terdapat berbagai perbedaan cara bernapas dari satu spesies hewan
dengan spesies hewan yang lainnya. Selain berkembangbiak dan bernapas, sama
halnya dengan manusia, hewan juga memiliki sistem peredaran darah. Sistem
peredaran darah pada hewan tidaklah sama. Sistem peredaran darah ini dibedakan
berdasarkan tingkatannya. Semakin tinggi tingkatan hewan, maka semakin rumit
susunan alat peredaran darah yang dimiliki. IPA merupakan mata pelajaran yang
mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Pelajaran IPA di SD memuat
materi tentang pengetahuanpengetahuan alam yang dekat dengan kehidupan siswa
SD. Siswa diharapkan dapat mengenal dan mengetahui pengetahuan-pengetahuan
alam tersebut dalam kehidupan sehari-harinya. IPA adalah pelajaran yang penting
karena ilmunya dapat diterapkan secara langsung dalam masyarakat. Menurut Srini
M. Iskandar (1997: 16) beberapa alasan pentingnya mata pelajaran IPA yaitu, IPA
berguna bagi kehidupan atau pekerjaan anak dikemudian hari, bagian kebudayaan
bangsa, melatih anak berpikir kritis, dan mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu
mempunyai potensi dapat membentuk pribadi anak secara keseluruhan.
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui perkembangbiakan pada hewan.
1.3.2 Untuk mengetahui pemanfaatan hewan dan pelestariannya.
1.3.3 Untuk mengetahui bagaiaman pernapasan pada hewan.
1.3.4 Untuk mengetahui peredaran darah pada hewan.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Praktis
Manfaat praktis pada makalah ini yaitu mahasiswa dapat memahami
perkembangbiakan hewan, pernapasan hewan, sistem peredaran darah hewan
serta pemanfaaatan dan pelestarian hewan pada mata kuliah Konsep Dasar Ipa
yang dapat digunakan dan dipelajari serta diterapkan oleh mahasiswa sebagai
mata kuliah pada program studi PGSD.
Fertilisasi eksternal merupakan peleburan antara sel kelamin jantan dan sel
kelamin betina yang terjadi diluar induk betina. Contohnya pada pisces (ikan) dan
ampibhia (katak).
1) Perkembangbiakan pada pisces (ikan)
Secara umum, ikan berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar) dan
melakukan pembuahan diluar tubuhnya. (fertilisasi eksternal). Berikut
merupakan alat perkembang biakan ikan.
Pada saat akan bereproduksi, katak jantan akan menempelkan tubuhnya pada
punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Posisi katak jantan
memegang katak betina ini disebut ampleksus. Ketika posisi ampleksus, katak betina
akan mengeluarkan ovum yang jumlahnya sangat banyak, bersamaan dengan itu
katak jantan juga segera mengeluarkan
betina
spermanya
jantan ke air. Ovum yang bertemu
Ketika musim kawin pada burung tiba, burung jantan yang biasa bernyanyi
(berkicau) akan bernyanyi (berkicau) sambil menggerak- gerakkan tubuhnya
serta memamerkan keindahan bulunya sehingga menarik burung betina.
Kemudian, terjadi perkenalan dan dilanjutkan dengan perkawinan.
Contoh hewan yang berkembang biak dengan cara vivipar: Kuda, sapi, kerbau,
kera, gajah, harimau, kambing, kucing, anjing, jerapah, unta, babi, kelelawar,
singa, tikus.
b. Hewan Bertelur atau Ovipar
Ovipar merupakan hewan yang akan berkembangbiak degan cara bertelur.
Oleh sebab itu hewan yang bertelur akan meletakkan telur tersebut di luar
tubuhnya. Hewan yang berkembangbiak dengan cara bertelur akan memiliki
pertumbuhan dan perkembangan embrio di luar tubuhnya. Embrio milik hewan
ovipar akan dilindungi dengan cangkang telur. Telur yang dikeluarkan oleh
hewan ovipar dilengkapi dengan kuning telur atau yolk. Fungsi dari kuning telur
tersebut adalah dijadikan sebagai cadangan makanan untuk embrio yang tumbuh
di dalam telur tersebut. Embrio yang tumbuh sempurna akan menetas dan keluar
dari cangkang telur, sedangkan embrio yang tidak berkembang dengan sempurna
dapat membuat telur tersebut beraroma busuk.
Tabel 2.4 Perkembangbiakan yang terjadi pada telur
Cara perkembangbiakan hewan yang pertama adalah dengan cara tunas. Hewan
yang berkembangbiak dengan cara tunas adalah hewan hydra. Cara
perkembangbiakan dengan cara tunas yang dilakukan oleh hewan adalah sebagai
berikut ini:
Hewan hydra akan berkembangbiak dengan cara membentuk tunas di
dalam tubuhnya. Tunas tersebut akan tumbuh dan juga berkembang dalam
batasan ukuran tertentu. Setelah dirasa cukup dewasa, tunas yang ada pada
hewan itu akan melepaskan diri dari induknya. Setelah tunas memisahkan diri
dari induknya, tunas itu akan membentuk individu yang baru.
b. Membelah Diri
Pelestarian hewan langka adalah tanggung jawab semua pihak. Hal ini terkait
dengan kondisi bahwa manusia adalah salah satu pihak yang memiliki peran terbesar
dalam proses musnahnya beberapa jenis spesies hewan. Meski manusia berada dalam
jalur yang berlainan dengan dunia hewan dalam sebuah rantai makanan, namun pada
kenyataannya manusia adalah salah satu predator dalam kehidupan hewan. Adapun
contoh hewan langka di Indonesia sebagai berikut.
1. ORANG UTAN SUMATRA
Orangutan Sumatra (Pongo abelii) adalah spesies orangutan terlangka.
Orangutan Sumatra hidup dan endemik terhadap Sumatra, sebuah pulau yang
terletak di Indonesia. Mereka lebih kecil daripada orangutan Kalimantan.
Orangutan Sumatra memiliki tinggi sekitar 4.6 kaki dan berat 200 pon. Betina
lebih kecil, dengan tinggi 3 kaki dan berat 100 pon. Mantan, orangutan Sumatra
lebih menyukai pakan buah-buahan dan terutama juga serangga. Mereka juga
makan telur burung dan vertebrata kecil. Orangutan Sumatra lebih singkat dalam
makan di batang dalam suatu pohon. Hewan ini seharusnya dilindungi dan tidak
diburu dengan tidak memperhatikan bagaimana dampak yang akan ditimbulkan
nantinya.
2. BADAK BERCULA SATU/BADAK JAWA
Badak jawa atau Badak bercula-satu kecil (Rhinoceros sondaicus) adalah
anggota famili Rhinocerotidae dan satu dari lima badak yang masih ada. Badak
ini masuk ke genus yang sama dengan badak india dan memiliki kulit bermosaik
yang menyerupai baju baja. Badak ini memiliki panjang 3,1–3,2 m dan tinggi
1,4–1,7 m. Badak ini lebih kecil daripada badak india dan lebih dekat dalam
besar tubuh dengan badak hitam. Ukuran culanya biasanya lebih sedikit daripada
20 cm, lebih kecil daripada cula spesies badak lainnya.
Badak ini pernah menjadi salah satu badak di Asia yang paling banyak
menyebar. Meski disebut “badak jawa”, binatang ini tidak terbatas hidup di Pulau
Jawa saja, tapi di seluruh Nusantara, sepanjang Asia Tenggara dan di India serta
Tiongkok. Spesies ini kini statusnya sangat kritis, dengan hanya sedikit populasi
yang ditemukan di alam bebas, dan tidak ada di kebun binatang. Badak ini
kemungkinan adalah mamalia terlangka di bumi. Populasi 40-50 badak hidup di
Taman Nasional Ujung Kulon di pulau Jawa, Indonesia. Populasi badak Jawa di
alam bebas lainnya berada di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam dengan
perkiraan populasi tidak lebih dari delapan pada tahun 2007. Berkurangnya
populasi badak jawa diakibatkan oleh perburuan untuk diambil culanya, yang
sangat berharga pada pengobatan tradisional Tiongkok, dengan harga sebesar
$30.000 per kilogram di pasar gelap.
3. HARIMAU SUMATRA
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) adalah subspesies harimau yang
habitat aslinya di pulau Sumatera, merupakan satu dari enam subspesies harimau
yang masih bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi satwa
kritis yang terancam punah (critically endangered) dalam daftar merah spesies
terancam yang dirilis Lembaga Konservasi Dunia IUCN.
Populasi liar diperkirakan antara 400-500 ekor, terutama hidup di taman-
taman nasional di Sumatera. Uji genetik mutakhir telah mengungkapkan tanda-
tanda genetik yang unik, yang menandakan bahwa subspesies ini mungkin
berkembang menjadi spesies terpisah, bila berhasil lestari.
Penghancuran habitat merupakan ancaman terbesar terhadap populasi saat ini.
Pembalakan tetap berlangsung bahkan di taman nasional yang seharusnya
dilindungi. Tercatat 66 ekor harimau terbunuh antara tahun 1998 dan 2000.
4. ANOA
Anoa adalah hewan khas Sulawesi. Ada dua spesies anoa yaitu: Anoa
Pegunungan (Bubalus quarlesi) dan Anoa Dataran Rendah (Bubalus
depressicornis). Keduanya tinggal dalam hutan yang tidak dijamah manusia.
Penampilan mereka mirip dengan kerbau dan memiliki berat 150-300 kg. Anak
anoa akan dilahirkan sekali setahun.
Kedua spesies tersebut dapat ditemukan di Sulawesi, Indonesia. Sejak tahun
1960-an berada dalam status terancam punah. Diperkirakan saat ini terdapat
kurang dari 5000 ekor yang masih bertahan hidup. Anoa sering diburu untuk
diambil kulitnya, tanduknya dan dagingnya.
Anoa Pegunungan juga dikenal dengan nama Mountain Anoa, Anoa de
Montana, Anoa de Quarle, Anoa des Montagnes, dan Quarle’s Anoa. Sedangkan
Anoa Dataran Rendah juga dikenal dengan nama Lowland Anoa, Anoa de
Ilanura, atau Anoa des Plaines.
LANGKAH-LANGKAH PELESTARIAN HEWAN LANGKA
1. Memberikan edukasi kepada masyarakat pentingnya kelestarian binatang
langka untuk tetap hidup di habitatnya. Sehingga, masyarakat tidak lagi mengusik
keberadaan mereka dan menjaga binatang langka tersebut untuk tetap hidup di
habitat aslinya.
2. Mendukung setiap aktivitas pelestarian binatang langka yang dilakukan oleh
lembaga pelestarian lingkungan. Caranya dengan membantu kampanye serta
memberikan dukungan finansial dan moral.
3. Membuat tempat penangkaran bagi hewan-hewan langka agar bisa
berkembang biak untuk selanjutnya melepas mereka ke alam bebas agar bisa
hidup secara alamiah.
4. Tidak melakukan perburuan binatang langka dan melaporkan setiap aktivitas
perburuan binatang langka tersebut kepada pihak berwajib.
5. Tidak melakukan transaksi atas binatang langka, terutama binatang hidup.
Andai pun melakukan transaksi, sebaiknya ditujukan untuk menyelamatkan
binatang tersebut agar tidak dikuasai oleh orang yang kurang bertanggung jawab,
dan selanjutnya menyerahkan binatang tersebut pada pihak yang berkompeten.
Dalam hal ini lembaga konservasi binatang langka dan lingkungan hidup.
6. Menjauhkan pemukiman dari habitat asli hewan, ini dilakukan demi
menghindarkan terjadinya konflik antara hewan dan manusia.
7. Memperbanyak polisi hutan, polisi hutan mesti ditambah jumlahnya.
Bertambahnya jumlah personil aparat berwajib, memudahkan mereka untuk
mengontrol suatu area sehingga mempersempit ruang gerak pemburu liar.
Hewanpun lebih aman dan tidak terganggu populasinya.
d. Molusca
Mekanisme Pernapasan :
oksigen dari luar →masuk ke tubuh → melalui paru-paru (moluska darat) /
insang (moluska air) →menuju ke jantung → melalui aorta → menyebar ke
hemosoel.
Hewan bertubuh lunak (Mollusca) yang hidup di air, seperti siput,
cumi-cumi, dan kerang (Bivalvia) bernapas menggunakan insang. Kurang
lebih seperti itu pernafasan pada hewan mollusca.
e. Amphibi
Mekanisme Pernapasan :
Tabel 2.5 Mekanisme pernafasan pada hewan amphibi
Fase Larva dan Berudu Fase Katak Dewasa
Oksigen dalam air→ masuk ke Oksigen dalam udara → masuk ke
tubuh→ melalui insan→berdifusi tubuh → melalui hidung ke rongga
ke pembuluh darah → tersebar ke mulut → melalui paru-paru →
seluruh tubuh → menghasilkan melalui alveolus → terjadi
karbon dioksida → kembali ke pertukaran gas → kembali ke paru-
insang → melepas karbon paru → keluarkan karbon dioksida
dioksida dari hidung
Alat pernafasan berupa selaput rongga mulut, kulit dan paru-paru. Alat
pernafasan ini mempunyai lapisan tipis dan basah yang berdekatan dengan pembuluh
darah sehingga oksigen dapat berdifusi. Selaput rongga mulut, bila faring rongga
mulut bergerak, lubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara masuk
rongga mulut melalui selaput rongga mulut yang tipis.
Kulit, oksigen masuk kulit melewati vena kulit (vena kutanea)
kemudian ke jantun gdan selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh. CO 2 dari
jaringan dibawa ke jantung dan selanjutnya ke kulit dan paru-paru melalui
arteri kulit paru-paru (arteri pulmo kutenea). Paru-paru, terdapat sepasang
paru-paru berbentuk gelembung tempat bermuara kapiler darah. Katak tidak
memiliki tulang rusuk dan diafragma, sehingga mekanisme pernafasan diatur
oleh otot rahang bawah dan otot perut. Katak inspirasi ekspirasi berlangsung
pada saat mulut tertutup. Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga
mulut, kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang
karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat
pernapasan karma tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat
itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung terbuka
dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi
masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas dengan
selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan
karma kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler
sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit
akan melewati vena kulit (vena kutanea)kemudian dibawa ke jantung untuk
diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di
bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri
kulit pare-paru(arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen
dan karbon dioksida dapat terjadi di kulit.
Selain bernapas dengan selaput rongga mulut dan kulit, katak bernapas
juga dengan paruparu walaupun paru-parunya belum sebaik paru-paru
mamalia.Katak mempunyai sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung
tempat bermuaranya kapiler darah. Permukaan paru-paru diperbesar oleh
adanya bentuk- bentuk seperti kantung sehingga gas pernapasan dapat
berdifusi. Paru-paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang
pendek. Dalam paru-paru terjadi mekanisme inspirasi dan ekspirasi yang
keduanya terjadi saat mulut tertutup. Fase inspirasi adalah saat udara (kaya
oksigen) yang masuk lewat selaput rongga mulut dan kulit berdifusi pada
gelembung-gelembung di paru-paru.
Mekanisme inspirasi adalah Otot Sternohioideus berkonstraksi
sehingga rongga mulut membesar, akibatnya oksigen masuk melalui
koane. Setelah itu koane menutup dan otot rahang bawah dan otot
geniohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya
rongga mulut mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah.
Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada
dalam kapiler dinding paru-paru dan sebaliknya, karbon dioksida dilepaskan
ke lingkungan. Mekanisme ekspirasi adalah sebagai berikut. Otot-otot perut
dan sternohioideus berkontraksi sehingga udara dalam paru-paru tertekan
keluar dan masuk ke dalam rongga mulut. Celah tekak menutup dan
sebaliknya koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot rahang bawah
berkontraksi yang juga diikuti dengan berkontraksinya geniohioideus
sehingga rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut maka
udara yang kaya karbon dioksida keluar.
Katak dalam daur hidupnya mengalami metamorfosis atau perubahan
bentuk. Pada waktu muda berupa berudu dan setelah dewasa hidup di darat.
Mula-nula berudu bernapas dengan insang luar yang terdapat di bagian
belakang kepala. Insang tersebut selalu bergetar yang mengakibatkan air di
sekitar insang selalu berganti. Oksigen yang terlarut dalam air berdifusi di
dalam pembuluh kapiler darah yang terdapat dalam insang. Setelah beberapa
waktu insang luar ini akan berubah menjadi insang dalam dengan cara
terbentuknya lipatan kulit dari arah depan ke belakang sehingga menutupi
insang luar. Katak dewasa hidup di darat, pernapasannya dengan paru-paru.
Selain dengan paru-paru, oksigen dapat berdifusi dalam rongga mulut yaitu
melalui selaput rongga mulut dan juga melalui kulit. Sepasang paru-paru pada
katak berbentuk seperti balon elastis tipis yang diliputi kapiler darah. Dinding
bagian dalam paru-paru ini memiliki lipatanlipatan yang berperan sebagai
perluasan. Paru-paru ini dihubungkan dengan semacam bronkus pendek yang
berhubungan dengan rongga mulut. Katak tidak memiliki tulang rusuk dan
diafragma. Mekanisme inspirasi dan ekspirasi terjadi karena kontraksi atau
relaksasinya otot-otot rahang bawah dan otot perut.
Rongga mulut membesar ketika otot rahang bawah (submaksilaris)
mengendur, dan otot sternohioideus di bagian bawah rahang berkontraksi. Hal
ini menyebabkan peningkatan tekanan dalam rongga mulut sehingga terjadi
aliran udara melalui rongga mulut dan koane. Ketika otot submaksilaris dan
otot genio hioideus berkontraksi, rongga mulut mengecil. Koane menutup dan
celah faring membuka sehingga udara terdorong masuk ke dalam paruparu.
Kemudian, di dalam paru-paru terjadi pertukaran gas. Pada proses ekspirasi,
otot submaksilaris kembali berelaksasi dan otot sternohioideus serta otot-otot
perut berkontrasi sehingga menekan paru-paru dan mendorong udara kaya
CO2 keluar rongga mulut. Segera setelah celah faring menutup dan koane
membuka, otot submaksilaris dan otot geniohioideus berkontraksi sehingga
rongga mulut mengecil. Akibatnya, udara yang kaya CO2 tertekan keluar.
Pernapasan dengan menggunakan kulit dapat berlangsung ketika berada di
darat maupun di air. Kulit katak tipis dengan lendir yang dihasilkan oleh
kelenjar pada kulitnya. Selain itu, memiliki banyak kapiler yang merupakan
perkembangan dari sistem pernapasan menggunakan insang luar.
f. Reptil
Mekanisme Pernapasan :
Oksigen dari air → air disaring rigi-rigi pada lengkung insang → melalui
insang → oksigen diikat darah → menuju ke seluruh tubuh → mengikat
karbon dioksida di jantung → kembali ke insang → melepas karbon dioksida
Reptilia bernapas menggunakan paru-paru. Gas O2 dalam udara
masuk melalui lubang hidung → rongga mulut → anak tekak → trakea yang
panjang → bronkiolus dalam paru-paru. Dari paru-paru, O2 diangkut darah
menuju seluruh jaringan tubuh. Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah
menuju jantung untuk dikeluarkan melalui paru-paru →bronkiolus → trakea
yang panjang → anak tekak → rongga mulut → lubang hidung. Pada Reptilia
yang hidup di air, lubang hidung dapat ditutup ketika menyelam.
Reptil bernafas dengan paru-paru. udara masuk melalui hidung,
kemudian menuju batang tenggorokan, lalu ke paru-paru. reptil yang sering
berkubang di air misalnya buaya, lubang hidungnya dapat ditutup sewaktu
menyelam agar air tidak masuk ke dalam paru-paru. Contoh reptil adalah ular,
buaya, kadal, cicak, dan biawak.
Paru-paru reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh
tulang rusuk. Paru-paru reptilia lebih sederhana, hanya dengan beberapa
lipatan dinding yang berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada
reptilia pertukaran gas tidak efektif.Pada kadal, kura-kura, dan buaya paru-
paru lebih kompleks, dengan beberapa belahanbelahan yang membuat paru-
parunya bertekstur seperti spon. Paru-paru pada beberapa jenis kadal misalnya
bunglon Afrika mempunyai pundi-pundi hawa cadangan yang memungkinkan
hewan tersebut melayang di udara
g. Pisces
Mekanisme Pernapasan :
Oksigen dari air → air disaring rigi-rigi pada lengkung insang → melalui
insang → oksigen diikat darah → menuju ke seluruh tubuh → mengikat
karbon dioksida di jantung → kembali ke insang → melepas karbon dioksida
Ikan hidup di air rawa, sungai, laut, kolam, danau. Ikan bernafas
dengan insang. Pernafasan ikan berlangsung 2 tahap :
Tahap I (Tahap Pemasukan) : Pada tahap ini mulut ikan membuka dan tutup
insang menutup sehingga air masuk rongga mulut, kemudian menuju
lembaran insang, disinilah oksigen yang larut dalam air diambil oleh darah,
selain itu darah juga melepaskan karbondioksida dan uap air.
Tahap II (Tahap Pengeluaran) : Mulut menutup dan tutup insang membuka
sehingga air dari rongga mulut mengalir keluar melalui insang. Air yang
dikeluarkan ini telah bercmpur dengan CO2 dan uap air yang dilepaskan
darah.
Insang adalah organ pernapasan utama pada ikan. Beberapa hewan
lain juga memiliki insang untuk bernapas, di antaranya udang, kepiting,
cacing laut, serta bintang laut. ir berperan sebagai media pernapasan. Oksigen
yang terkandung di dalam air yang jumlahnya sangat sedikit, disaring oleh
lembaran-lembaran insang. Namun, konsentrasi oksigen di dalam air dapat
berubah sejalan dengan naiknya suhu dan salinitas air. Bahan-bahan pencemar
organik yang diuraikan oleh bakteri dan jamur juga dapat mengurangi jumlah
oksigen dalam air. Lembaran-lembaran insang tersebut dipenuhi oleh
pembuluh-pembuluh darah. Air mengalir melewati lembaran-lembaran insang
tersebut sehingga oksigen yang terlarut di dalamnya dapat berdifusi masuk ke
dalam pembuluh darah.
Insang dimiliki oleh jenis ikan (pisces). Insang berbentuk lembaran-
lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dare
insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat
dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dare
sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela).
Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga
memungkinkan OZ berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada
ikan bertulang sejati ditutupi oleh adanya suatu tutup insang yang begitu khas
yang disebut operkulum, sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak
ditutupi oleh operkulum. Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan
tetapi dapat pula berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring
makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator. Beberapa jenis ikan
mempunyailabirin yang merupakan perluasan ke atas dari insang dan
membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur.
Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan 02 sehingga ikan tahan pada
kondisi yang kekurangan 02.
h. Aves
Mekanisme Pernapasan I :
Tabel 2.6 Mekanisme pernafasan I pada Aves
3.1 Kesimpulan
Keberadaan hewan di bumi banyak memberikan manfaat dan keuntungan bagi
kehidupan manusia. Adapun beberapa manfaat hewan diantaranya sebagai sumber
makanan, sebagai mata pencaharian, sebagai bahan obat, dapat menyuburkan
tanaman, sebagai sumber bahan sandang, sebagai alat transportasi, sebagai kerajinan
dan masih banyak lagi manfaat hewan lainnya. Karena begitu banyaknya manfaat
hewan bagi kehidupan mahkluk hidup maka hewan perlu untuk di jaga agar
keberlangsungan hidupnya tidak punah dengan dengan cara pelestarian. Pelestarian
Hewan adalah menjaga secara utuh hewan agar tidak punah. Pernapasan (Respirasi)
adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang,mengandung (oksigen) serta
menghembuskan udara yang banyak memngandung karbondioksida sebagai sisa dari
oksidasi keluar dari tubuh. Pengisapan udara ini disebut inspirasi dan
menghembuskan disebut ekspirasi. Darah adalah cairan yang terdapat pada semua
makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat
dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia
hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen. Pada
sebagian hewan tak bertulang belakang atau invertebrata yang berukuran kecil,
oksigen langsung meresap ke dalam plasma darah karena protein pembawa
oksigennya terlarut secara bebas. Hemoglobin merupakan protein pengangkut
oksigen paling efektif dan terdapat pada hewan-hewan bertulang belakang atau
vertebrata.
3.2 Saran
Penulis mengetahui bahwa dalam pembuatan makalah ini masih sangat jauh
dari sempurna, oleh Karena itu penulis membutuhkan saran-saran yang
membangun untuk kesempurnaan makalah ini karena dengan adanya saran saran
tersebut penulis dapat mengetahui letak dari kekurangan makalah makalah ini dan
bisa jadi pertimbangan selanjutnya dalam pembuatan makalah yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ni Luh Putu Ika Sintya Devi
NIM : 1911031003
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan bahwa makalah yang dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Konsep Dasar IPA tahun ajaran 2020 adalah asli karya saya dan belum pernah
dibuat oleh orang lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka
saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.
Materai
Rp. 6000
( Drs. I Made Suarjana, M.Pd ) (Ni Luh Putu Ika Sintya Devi)
NIP. 19601231 198603 1 022 NIM : 1911031003