Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN KEGIATAN

PROGRAM PROFESI DOKTER HEWAN (PPDH)


LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER
“KOASISTENSI DI BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I DENPASAR”

OLEH PPDH
GELOMBANG XXI KELOMPOK 21L:
Kevin Dominika, S.KH. 2209611014
Meiliani Herna Suprihatin, S.KH. 2209611032
Kresensia Cyntia Dosom, S.KH. 2209611055
I Gede Galyes Pranadinata, S.KH. 2209611061

LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2023
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat-Nya lah kami dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan Kesehatan Masyarakat
Veteriner di Di Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar tepat pada waktunya.

Adapun laporan ini kami selesaikan untuk memenuhi tugas yang telah diberikan
kepada kelompok kami, PPDH 21L tentang Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar
yang diharapkan dapat menambah wawasan untuk pembaca dan juga penulis.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu
kritik dan saran sangat dibutuhkan oleh penulis, agar laporan ini bisa jadi lebih baik lagi.

Denpasar, 11 Februari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
KATA GAMBAR...............................................................................................iv
DAFTAR TABEL................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................4
2.1 Definisi Karantina......................................................................................4
2.2 Profil Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Denpasar...................................6
2.3 Persyaratan Karantina..............................................................................11
2.4 Tindakan Karantina.................................................................................12
2.5 Kebijakan Karantina................................................................................14
2.6 Operasional Karantina Hewan dan Tumbuhan........................................15
2.7 Instansi yang Membantu Kerja Karantina...............................................16
2.8 Komoditi Karantina Hewan.....................................................................17
2.9 Formulir Penting di Karantina Pertanian.................................................18
2.10.........................................................................................Ketentuan Pidana
.................................................................................................................19
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................22
3.1 Hasil.........................................................................................................22
3.2 Pembahasan.............................................................................................28
BAB IV PENUTUP............................................................................................34
4.1 Kesimpulan..............................................................................................34
4.2 Saran........................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................35
LAMPIRAN.......................................................................................................36

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2.5.1 Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar........11


Gambar 3.2.2.1 Foto Bersama drh. Ida Bagus Eka Ludra Manuaba.............................31
Gambar 3.2.3.1 Foto Bersama drh. Yang bertugas di Pelabuhan Gilimanuk................33

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis dan Bentuk Dokumen Karantina............................................................18


Tabel 3.1.1 Jadwal kegiatan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar..................21
Tabel 3.1.2 Jadwal Kegiatan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar, Wilayah
Kerja Karantina Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Padangbai, dan Wilayah Kerja
Karantina Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Gilimanuk..............................................21
Tabel 3.1.3 Daftar Komoditi Keluar-Masuk Area Bali melalui Wilayah Kerja Karantina
Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Padangbai pada Selasa, 07 Februari 2023..............26
Tabel 3.1.4 Daftar Komoditi Keluar-Masuk Area Bali melalui Wilayah Kerja Karantina
Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Padangbai pada Rabu, 08 Februari 2023................26
Tabel 3.1.5 Daftar Komoditi Keluar-Masuk Area Bali melalui Wilayah Kerja Karantina
Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Gilimanuk pada Kamis, 09 Februari 2023.............26
Tabel 3.1.6 Daftar Komoditi Keluar-Masuk Area Bali melalui Wilayah Kerja Karantina
Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Gilimanuk pada Kamis, 10 Februari 2023.............27

v
vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan Negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang
melimpah dan sangat luar biasa, baik sumber daya alam hayati, maupun sumber daya
alam non hayati. Potensi kekayaan alamnya mulai dari kekayaan laut, darat, bumi dan
kekayaan alam lainnya yang terkandung di dalam bumi Indonesia.Kekayaan sumber
daya alam tersebut sebagian telah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan bangsa
Indonesia dan sebagian lainya masih berupa potensi yang belum dimanfaatkaan karena
berbagai keterbatasan seperti kemampuan teknologi dan ekonomi.Potensi sumber daya
alam yang begitu besar tersebut dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan
Negara dan juga untuk kesejahteraan rakyat apabila dikelola dengan baik oleh
pemerintah.Kekayaan sumber daya alam itu sendiri meliputi pertanian, kehutanan,
kelautan, perikanan, peternakan, perkebunan, serta pertambangan dan juga energi.
Dalam pemanfaatan sumber daya alam tersebut, tentunya Negara sebagai
penguasa sumber daya alam memiliki peran penting untuk mengelola potensi yang ada
dan dimanfaatkaan seutuhnya untuk kepentingan serta kesejahteraan rakyat. Sehingga
untuk melaksanakan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam, Negara
memerlukan partisipasi banyak pihak.seperti badan usaha yang bergerak dalam bidang
usaha pertambangan.
Meningkatnya perdagangan, penyebarannya hewan, ikan dan tumbuhan dari
dalam atau luar negeri, semakin membuka peluang bagi kemungkinan masuk dan
menyebarnya penyakit hewan ataupun hama penyakit ikan, serta organisme
pengganggu tumbuhan yang berbahaya. Ditinjau dari aspek peternakan antara lain sapi,
kambing, ayam, babi serta produk lain yang dihasilkan yang disebut juga hasil bahan
asal hewan meliputi daging, susu, dan telur sebagai sumber protein hewani, juga dapat
menjadi sumber penyakit zoonosis. Penyakit zoonosis merupakan penyakit yang
berasal dari hewan yang bisa ditularkan ke manusia baik secara langsung maupun tidak
langsung misalnya Rabies, Jembrana, Avian Influenza, Anthrax, Bruccelosis, dan lain-
lain.

1
Bali merupakan salah satu tujuan wisata yang sudah tidak diragukan lagi oleh
wisatawan asing maupun wisatawan domestik. Pariwisata Bali sudah menjadi tujuan
wisata dunia yang terkenal di seluruh manca negara. Tidak hanya wisatawan lokal saja
bahkan wisatawan asing juga tidak berhenti untuk berkunjung ke pulau Bali. Hal Ini
terbukti bahwa kunjungan wisatawan asing maupun wisatawan domestik ke Bali dari
tahun ke tahun semakin meningkat. Meningkatnya kunjungan wisatawan ke pulau Bali
ini berpengaruh terhadap tingginya kebutuhan akan komoditi hewani (baik hewan,
hasil bahan asal hewan) maupun tumbuhan yang sering kali tidak dapat dipenuhi oleh
produsen lokal di bali, sehingga harus mendatangkan dari luar daerah ataupun negara
lain. Komoditi hewan, bahan asal hewan, tumbuhan, dan bahan asal tumbuhan yang
masuk atau ke wilayah Bali, perlu dilakukan pemeriksaan di tempat Karantina.
Karantina untuk pemeriksaan tersebut di Bali yaitu Balai Karantina Kelas I
Denpasar. Tempat pemeriksaan yang ditugaskan untuk melakukan pemeriksaan untuk
koasistensi yaitu Balai Karantina Wilayah Kerja Padangbai dan Wilayah Kerja
Gilimanuk. Karantina Hewan dan Tumbuhan adalah tindakan sebagai upaya
pencegahan masuk, keluar dan tersebarnya hama dan penyakit hewan atau organisme
pengganggu tumbuhan dari luar negeri dan dari suatu area lain di dalam negeri, atau
keluarnya dari dalam wilayah Negera Republik Indonesia.
Karantina memiliki peran untuk menjaga lalu lintas pengiriman komoditi hewan,
bahan asal hewan, tumbuhan, dan bahan asal tumbuhan. Kesehatan hewan merupakan
salah satu syarat komoditi itu bisa masuk atau keluar pada suatu daerah harus melalui
pemeriksaan baik secara klinis maupun laboratorium. Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana sebagai salah satu lembaga pendidikan Program Studi dokter
hewan di Indonesia perlu membekali para calon dokter hewan dalam bidang
perkarantinaan khususnya tentang peran dokter hewan dalam pencegahan dan
penyebaran penyakit hewan ke bali atau daerah lain dengan menentukan status
kesehatan hewan yang akan keluar atau masuk.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari laporan ini adalah:
1. Bagaimana tindakan karantina hewan, produk asal hewan di Balai Karantina
Pertanian Kelas I denpasar?
2. Bagaimana tindakan karantina hewan, produk asal hewan Balai Karantina Wilayah
Kerja Padangbai?
3. Bagaimana tindakan karantina hewan, produk asal hewan di Balai Karantina
Wilayah Kerja Gilimanuk?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penulisan laporan ini adalah untuk
mengetahui tentang tindakan karantina hewan, bahan asal hewan dan tumbuhan
khususnya di Balai Karantina Pertanian Kelas I denpasar, Balai Karantina Wilayah
Kerja Padang Bai dan Balai Karantina Wilayah Kerja Gilimanuk.

1.4 Manfaat Penulisan


Berdasarkan Tujuan penulisan, maka manfaat penulisan laporan ini adalah
memberikan pengetahuan tentang tindakan karantina hewan untuk mengawasi hewan,
bahan asal hewan, serta tumbuhan dalam upaya pencegahan masuk dan tersebarnya
hama dan penyakit atau organisme pengganggu dari Luar Negeri, antar suatu wilayah di
dalam negeri, maupun keluar dari wilayah Negara Republik Indonesia khususnya di
Balai Karantina Pertanian Kelas I denpasar, Balai Karantina Wilayah Kerja Padang Bai
dan Balai Karantina Wilayah Kerja Gilimanuk.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Karantina


Dalam UU No 21 tahun 2019 pasal 1 dikatakan bahwa Karantina Hewan, Ikan,
dan Tumbuhan yang selanjutnya disebut Karantina adalah sistem pencegahan masuk,
keluar dan tersebarnya hama dan penyakit hewan Karantina, hama dan penyakit ikan
Karantina, dan organisme pengganggu tumbuhan Karantina; serta pengawasan dan /
atau pengendalian terhadap keamanan pangan dan mutu pangan, keamanan pakan dan
mutu pakan, Produk Rekayasa Genetik, Sumber Daya Genetik, Agensia Hayati, Jenis
Asing Invasif, Tumbuhan dan Satwa Liar, serta Tumbuhan dan Satwa Langka yang
dimasukkan ke dalam, tersebarnya dari suatu Area ke Area lain, dan / atau dikeluarkan
dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Karantina hewan, ikan, dan tumbuhan adalah tindakan sebagai upaya pencegahan
masuk dan tersebarnya hama dan penyakit hewan, hama dan penyakit ikan, atau
organisme pengganggu tumbuhan dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di
dalam negeri, atau keluarnya dari dalam wilayan Negara Republik Indonesia. Dalam
undang - undang No. 21 Tahun 2019 dijelaskan bahwa karantina memiliki tujuan:
a. Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan adalah sistem pencegahan masuk, keluar dan
tersebarnya hama dan penyakit hewan Karantina, hama dan penyakit ikan karantina,
dan organisme pengganggu tumbuhan karantina; serta pengawasan dan/ atau
pengendalian terhadap keamanan pangan dan mutu pangan, keamanan pakan dan
mutu pakan, produk Rekayasa Genetik, Sumber Daya Genetik, Agensia Hayati,
Jenis Asing invasif, Tumbuhan dan Satwa Liar, serta Tumbuhan dan Satwa Langka
yang dimasukkan ke dalam, tersebarnya dari suatu area ke area lain, dan/atau
dikeluarkan dari wilayan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Hama dan Penyakit Hewan, Hama dan Penyakit Ikan, dan Organisme Pengganggu
Tumbuhan yang selanjutnya disebut Hama dan Penyakit adalah organisme yang
dpat merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian Hewan, Ikan,
atau Tumbuhan serta yang membahayakan kesehatan manusia dan menimbulkan
kerugiana ekonomi.
4
c. Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina yang selanjutnya disingkat OPTK
adalah organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan atau menyebabkan
kematian tumbuhan, menimbulkan kerugian sosioekonomi serta belum terdapat di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang ditetapkan oleh Pemerintah
pusat untuk dicegah masuknya ke dalam dan tersebarnya di dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
d. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian,
perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan dan air, baik yang diolah
maupun tidak diolah yang diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi
konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan bahan baku pangan, dan
bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau
pembuatan makanan atau minuman.
e. Pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah maupun
yang tidak diolah, yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan hidup,
berproduksi, dan berkembang biak.
f. Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah
pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat
mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman
untuk dikonsumsi.
g. Jenis Asing Invasif adalah hewan, ikan, tumbuhan, mikroorganisme, dan organisme
lain yang bukan merupakan bagian dari suatu ekosistem yang dapat menimbulkan
kerusakan ekosistem, lingkungan, kerugian ekonomi, dan/atau berdampak negatif
terhadap keanekaragaman hayati dan kesehatan manusia.
h. Tumbuhan dan Satwa Liar adalah semua tumbuhan hidup di alam bebas dan/atau
dipelihara yang masih mempunyai kemurnian jenis, atau semua binatang yang hdup
di darat, air, dan/atau udara yang masih mempunyai sifat liar, baik yang hidup bebas
maupun yang dipelihara oleh manusia.

5
2.2 Profil Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Denpasar
2.2.1 Sejarah Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Denpasar
Sejarah Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar Karantina hewan secara
hukum berdiri pada tahun 1978 sesuai dengan SK Menteri Pertanian No.
316/Kpts/Org/5/1978 tanggal 25 Mei 1978 tentang Struktur Organisasi dan Tata
Kerja Balai Karantina Kehewanan. Pada tahun 1983, organisasi karantina hewan
diintegrasikan dengan organisasi karantina tumbuhan di bawah Sekretariat
Jenderal Departemen Pertanian dengan pembinaan operasional langsung dibawah
Menteri Pertanian dan selanjutnya pada tahun 1985 diserahterimakan tenaga-
tenaga karantina hewan dari Direktorat Jenderal Peternakan kepada Pusat
Karantina Pertanian, Balai Karantina Kehewanan Wilayah IV Denpasar yang
pada masa itu membawahi stasiun-stasiun karantina hewan yang belum di
strukturalkan yang tersebar di Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa
Tenggara Timur, dan Timor Timur. Lalu, pada tahun 1994 terjadi reorganisasi
dengan SK Menteri Pertanian No. 800/Kpts/OT. 210/12/1994 tanggal 13
Desember 1994 yang menetapkan bahwa Balai Karantina Kehewanan Wilayah
IV Denpasar berubah menjadi Balai Karantina Hewan Ngurah Rai dengan
wilayah kerja yang meliputi pelabuhan laut, pelabuhan penyebrangan, dan
pelabuhan udara yang ada di Provinsi Bali saja. Selanjutnya, berdasarkan SK
Menteri Pertanian No. 501/Kpts/OT/8/2002 tanggal 21 Agustus 2002 tentang
Susunan Organisasi Balai, Stasiun Kelas I, dan Stasiun Kelas II Karantina
Hewan, Balai Karantina Hewan Ngurah Rai tidak mengalami perubahan nama.
Perkembangan selanjutnya, berdasarkan SK Menteri Pertanian No.
548/Kpts/ OT/ 210/2004 tentang Susunan Organisasi Balai dan Stasiun Karantina
Hewan, maka Balai Karantina Hewan Ngurah Rai berubah menjadi Balai
Karantina Hewan (BKH) Kelas I Ngurah Rai dengan wilayah kerja yang meliputi
Pelabuhan Laut Benoa, Pelabuhan Laut Celukan Bawang, Pelabuhan
Penyebrangan Padangbai, Pelabuhan Penyebrangan Gilimanuk, Bandar Udara
Ngurah Rai, dan Kantor Pos Besar Denpasar. Struktur organisasi ini tidak
mengalami perubahan hingga tahun 2008.

6
Karantina Tumbuhan di Pulau Bali pada awalnya merupakan penggabungan
dari Pos Karantina Pertanian Ngurah Rai yang berkedudukan di Bandara Ngurah
Rai dan Pos Karantina Pertanian Singaraja yang berkedudukan di Pelabuhan Laut
Singaraja. Berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 800/Kpts/OT/12/94 tanggal 13
Desember 1994 tentang Struktur Organisasi, kedua unit kerja Pusat Karantina
Pertanian tersebut melebur menjadi Stasiun Karantina Tumbuhan Ngurah Rai
yang berkedudukan di Bandara Ngurah Rai, sedangkan Pelabuhan Laut Singaraja
berstatus sebagai wilayah kerja dari Stasiun Karantina Tumbuhan Ngurah Rai.
Perubahan status ini diikuti dengan peningkatan eselonering dari eselon V-a
menjadi eselon IV-a. Sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian No.
499/Kpts/OT. 210/8/2002 tanggal 21 Agustus 2002 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai dan Stasiun Karantina Tumbuhan, Stasiun Karantina Tumbuhan
Ngurah Rai diubah menjadi Stasiun Karantina Tumbuhan Kelas I Ngurah Rai
dengan penambahan satu eselon V-a, yaitu kepala urusan tata usaha, selain kepala
sub seksi pelayanan teknis yang telah ada.
Pada tanggal 22 September 2004, terbit Keputusan Menteri Pertanian No.
547/Kpts/OT. 140/9/2004 tentang Organisasi dan Tata kerja Balai serta Stasiun
Karantina Tumbuhan. Dalam Keputusan Menteri Pertanian tersebut, Stasiun
Karantina Tumbuhan Kelas I Ngurah Rai meningkat statusnya menjadi Balai
Karantina Tumbuhan Kelas I Ngurah Rai yang diikuti dengan peningkatan dan
penambahan eselonering dari eselon IV-a menjadi eselon III-a, lalu pada tanggal
29 Desember 2004 dilantik para pejabat struktural sesuai dengan SK Menteri
Pertanian Nomor 699/Kpts/KP. 330/12/2004 tanggal 22 Desember 2004.
Pejabat struktural tersebut terdiri atas kepala balai (eselon IIIa), kepala sub
bagian tata usaha (eselon IV-a), kepala seksi pelayanan teknik (eselon IV-a), serta
kepala seksi informasi dan dokumentasi (eselon IV-a). Dengan wilayah kerja
Bandara Ngurah Rai, Pelabuhan Laut Benoa, Pelabuhan Penyebrangan
Padangbai, Pelabuhan Penyebrangan Gilimanuk, Pelabuhan Laut Celukan
Bawang, Kantor Pos Denpasar, dan tempat-tempat pemasukan dan/atau
pengeluaran lainnya di Provinsi Bali.

7
Peningkatan status Stasiun Karantina Tumbuhan Kelas I Ngurah Rai menjadi
Balai Karantina Tumbuhan Kelas I Ngurah Rai tidak terlepas dari penilaian
peningkatan kinerja dan pelayanan pada tahun 2004 maupun tahun-tahun
sebelumnya, dimana Stasiun Karantina Tumbuhan Kelas I Ngurah Rai pernah
mendapatkan Piagam Penghargaan ABDI BAKTI TANI pada tahun 2003 sebagai
unit kerja pelayanan berprestasi Madya atas upaya meningkatkan pelayanan
kepada publik.
Pada tahun 2006, Balai Karantina Tumbuhan Kelas I Ngurah Rai Kembali
meraih Plakat Penghargaan ABDI BAKTI TANI sebagai unit kerja pelayanan
berprestasi Madya atas upaya meningkatkan pelayanan kepada publik. Hal ini
merupakan sebuah tantangan yang harus dipertahankan serta ditingkatkan
sehingga pelayanan terhadap masyarakat akan semakin baik. Pada tanggal 3 April
2008, terjadi reorganisasi yang cukup besar, yaitu dengan dikeluarkannya
Permentan Nomor 22/Permentan/OT. 140/4/2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, Melalui Permentan tersebut,
terjadi integrasiantara Balai Karantina Hewan Kelas I Ngurah Rai dengan Balai
Karantina Tumbuhan Kelas I Ngurah Rai menjadi Balai Karantina Pertanian
Kelas I Denpasar.
2.2.2 Visi dan Misi Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar
Visi Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar adalah “Balai Karantina
Pertanian Kelas I Denpasar yang professional, tangguh, dan terpercaya dalam
mencegah masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK”. Adapun misi Balai
KarantinaPertanian Kelas I Denpasar, antara lain:
1. Melindungi kelestarian sumber daya alam hayati hewan dan tumbuhan dari
serangan Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme
Pengganggu Tumbuhan Karantia (OPTK).
2. Memfasilitasi kelancaran perdagangan/pemasaran produk pertanian
(agrobisnis).
3. Mewujudkan operasional karantina yang prima.
4. Mendorong partisipasi masyarakat dalam membantu penyelenggaraan
perkarantinaan.
8
2.2.3 Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas I
Denpasar
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.
140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian
menyatakan bahwa kedudukan, tugas pokok, dan fungsi Badan Karantina
Pertanian adalah:
1. Kedudukan
Badan Karantina Pertanian dipimpin oleh seorang kepala badan yang berada
di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri Pertanian RI.
2. Tugas Pokok
Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar memiliki tugas melaksanakan
kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan
keamanan hayati, hewani, dan nabati yang meliputi:
a. Melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan
dalam mencegah masuk serta tersebarnya Hama Penyakit Hewan
Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tanaman Karantina
(OPTK) dari luarnegeri dan antar area di dalam negeri serta keluar dan
tersebarnya HPHK serta OPTK tertentu yang dipersyaratkan negara
tujuan.
b. Melaksanakan kegiatan pengawasan keamanan hewani, hayati,
dankeamanan pangan.
3. Fungsi
a. Penyusunan rencana, evaluasi, dan pelaporan.
b. Pelaksanaan tindakan karantina meliputi 8P, yaitu Pemeriksaan,
Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penahanan, Penolakan,
Pemusnahan, dan Pembebasan terhadap media pembawa HPHK dan
OPTK.
c. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK.
d. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK.
e. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.

9
f. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan
dantumbuhan.
g. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan
keamananhayati hewani dan nabati.
h. Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi, dan sarana teknik
karantinahewan dan tumbuhan.
i. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan.
j. Pelaksanaan urusan tata usaha.
2.2.4 Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 548/Kpts/OT.
140/9/2004, Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar terdiri dari lima
wilayah kerja, antara lain:
1. Bandar Udara Ngurah Rai di Kabupaten Badung.
2. Pelabuhan Laut Benoa di Denpasar.
3. Pelabuhan Laut Celukan Bawang di Kabupaten Buleleng.
4. Pelabuhan Penyebrangan Padangbai di Kabupaten Karangasem.
5. Pelabuhan Laut Gilimanuk di Kabupaten Jembrana.

10
2.2.5 Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar

Gambar 2.2.5.1 Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar

2.3 Persyaratan Karantina


Menurut UU Nomor 21 Tahun 2019 tentang Persyaratan karantina yang meliputi.

a. Persyaratan masuk ke wilayah Indonesia Setiap Orang yang memasukan Media


Pembawa ke dalam wilayah Kegara Kesatuan Republik Indonesia wajib:
1. Melengkapi sertifikat kesehatan dari Negara asal bagi Hewan, Produk Hewan,
Ikan, Produk Ikan, Tumbuhan, dan/atau Produk Tumbuhan;
2. Memasukan Media Pembawa melalui Tempat Pemasukan yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat; dan
3. Melaporkan dan menyerahkan Media Pembawa kepada Pejabat Karantina di
Tempat Pemasukan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat untuk keperluan
11
tindakan Karantina dan pengawasan dan/atau pengendalian.

b. Persyaratan Keluar dari Wilayan Indonesia Setiap Orang yang mengeluarkan Media
Pembawa dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib:
1. Melengkapi sertifikat kesehatan dari Negara asal bagi Hewan, Produk Hewan,
Ikan, Produk Ikan, Tumbuhan, dan/atau Produk Tumbuhan;
2. Memasukan Media Pembawa melalui Tempat Pemasukan yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat; dan
3. Melaporkan dan menyerahkan Media Pembawa kepada Pejabat Karantina di
Tempat.
4. Pemasukan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat untuk keperluan tindakan
Karantina dan pengawasan dan/atau pengendalian.

2.4 Tindakan Karantina


Media pembawa hama dan penyakit hewan atau organisme pengganggu tumbuhan
adalah hewan, bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan, tumbuhan dan bagian-
bagiannya dan/atau benda lain yang dapat membawa Hama dan Penyakit Hewan
Karantina (HPHK) atau Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK).
a. Setiap media pembawa hama dan penyakit hewan karantina yang dimasukkan,
dibawa, atau dikirim dari suatu area ke area lain di dalam, dan/atau dikeluarkan dari
wilayah Negara Republik Indonesia dikenakan tindakan karantina.
b. Setiap media pembawa hama dan penyakit ikan karantina atau organisme
pengganggu tumbuhan karantina yang dimasukkan ke dalam dan/atau dibawa atau
dikirim dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Negara Republik Indonesia
dikenakan tindakan karantina.
c. Media pembawa hama dan penyakit ikan karantina dan organisme pengganggu
tumbuhan karantina yang dikeluarkan dari wilayah Negara Rebublik Indonesia tidak
dikenakan karantina, kecuali disyaratkan oleh negara tujuan. Tindakan karantina
dilakukan oleh petugas karantina dikenal dengan istilah 8P, yaitu:
1. Pemeriksaan, dilakukan untuk mengetahui kelengkapan isi dokumen dan
mendeteksi hama dan penyakit hewan karantina, status kesehatan dan sanitasi
media pembawa, atau kelayakan sarana prasarana karantina, dan alatangkut.
12
Pemeriksaan kesehatan atau sanitasi media pembawa dilakukan secara fisik
dengan cara pemeriksaan klinis pada hewan atau pemeriksaan kemurnian atau
keutuhan secara organoleptik pada bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan,
dan benda lain.
2. Pengasingan, dilakukan terhadap sebagian atau seluruhnya media pembawa
untuk diadakan pengamatan, pemeriksaan, dan perlakuan dengan tujuan untuk
mencegah kemungkinan penularan hama penyakit hewan karantina selama
waktu tertentu yang akan dipergunakan sebagai dasar penetapan masa karantina.
3. Pengamatan, mendeteksi lebih lanjut hama penyakit hewan karantina melalaui
pengamatan timbulnya gejala hama penyakit hewan karantina padamedia
pembawa selama diasingkan dengan menggunakan sistem semua masuk-semua
keluar.
4. Perlakuan, tindakan untuk membebaskan dan mensucihamakan media
pembawa dari hama penyakit hewan karantina atau tindakan lain yang bersifat
preventif, kuratif, dan promotif.
5. Penahanan, dilakukan terhadap media pembawa yang belum memenuhi
persyaratan karantina atau dokumen yang dipersyaratkan oleh menteri lain yang
terkait atau dalam pemeriksaan masih diperlukan konfirmasi lebih lanjut.
6. Penolakan, dilakukan penolakan apabila media pembawa tersebut berasal dari
daerah/negara terlarang karena masih terdapat/tertular atau sedang wabah
penyakit hewan karantina golongan I, pada waktu pemeriksaan ditemukan gejala
adanya penyakit hewan karantina golongan I, atau pada waktu pemeriksaan
tidak dilengkapi dengan dokumen karantina (sertifikat kesehatan).
7. Pemusnahan, dilakukan apabila media pembawa yang ditahan tersebut
melewati batas waktu yang ditentukan dan pemilik/kuasanya tidak dapat
memenuhi persyaratan yang diperlukan atau terhadap media pembawa tersebut
ditemukan adanya hama dan penyakit hewan karantina golongan I ataupun
golongan II tetapi telah diobati dan ternyata tidak dapat disembuhkan, atau hwan
yang ditolak tidak segera di berangkatkan/tidak mungkin dilakukan penolakan
dan media pembawa tersebut berasal dari daerah terlarang atau daerah yang
tidak bebas dari penyakit hewan karantinagolongan I.
13
8. Pembebasan, dilakukan apabila semua kewajiban dan persyaratan untuk
memasukkan/mengeluarkan media pembawa tersebut telah dipenuhi dan dalam
pemeriksaan tidak ditemukan adanya/dugaan adanya gejala hama dan penyakit
hewan karantina, atau selama pengasingan dan pengamatan tidak ditemukan
adanya hama dan penyakit hewan karantina. Pembebasan untuk masuk diberikan
dengan sertifikat pelepasan/pembebasan, sedangkan pembebasan keluar
diberikan dengan sertifikat kesehatan.

2.5 Kebijakan Karantina


Kebijakan karantina hewan dalam hal ini, antara lain:
1. Mempertahankan status bebasnya Indonesia dari beberapa penyakit hewan menular
utama (major epizootic disease) dari kemungkinan masuk dan tersebarnya agen
penyakit dari luar negeri.
2. Mengimplementasikan kebijakan pengamanan maksimum (maximum security
policy) dengan menerapkan kebijakan pelarangan atau pelarangan sementara jika
terjadi wabah penyakit hewan menular yang dalam pelaksanaanya memantau
perkembangan situasi wabah melalui berbagai informasi resmi baik dari OIE
maupun dengan cara mencermati pelaporan negara yang bersangkutan atau melalui
komunikasi langsung dengan negara tersebut.
3. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan lalu lintas hewan serta produknya dengan
menerapkan CIA (Controlling, Inpection, and Approval) untuk melindungi sumber
daya alam hayati fauna dari ancaman penyakit hewan berbahaya lainnya serta
penyakit eksotik.
4. Melakukan Minimum Disease Program, yaitu program untuk meminimalkan kasus
penyakit hewan di suatu wilayah/daerah tertentu di Indonesia melalui sistem
pengendalian dan pengawasan lalu lintas hewan serta produknya antar wilayah/antar
pulau sehingga dapat mencegah atau menangkal penyebarannya.
5. Mewujudkan pelayanan karantina hewan yang modern, mandiri, dan professional.
Dalam menjalankan kebijakan karantina hewan yang dilaksanakan oleh petugas
karantina hewan di lapangan untuk memastikan dan meyakinkan bahwa media
pembawa tersebut tidak mengandung atau tidak dapat lagi menularkan hama
14
penyakit hewan karantina, tidak lagi membahayakan kesehatan manusia dan
menjaga ketentraman batin masyarakat, mengangkat harkat dan martabat hidup
masyarakat melalui kecukupan pangan yang bermutu dan bergizi, serta ikut menjaga
kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup.

2.6 Operasional Karantina Hewan dan Tumbuhan


Data yang berkaitan dengan operasional perkarantinaan meliputi data yang terkait
dengan tindakan karantina 8P berupa pemeriksaan, pengasingan, pengamatan,
perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan. Menurut Statistik
Badan Karantina Hewan 2012-2016, berikut data yang berkaitandengan operasional
perkarantinaan.
1. Tindakan 8P pada karantina hewan
 Impor
 Ekspor
 Domestik masuk
 Domestik keluar
2. Tindakan 8P pada karantina tumbuhan
 Impor
 Ekspor
 Domestik masuk
 Domestik keluar
3. Jenis media pembawa karantina hewan yang di lalu lintaskan
 Impor
 Ekspor
 Domestik masuk
 Domestik keluar
4. Jenis media pembawa karantina tumbuhan yang di lalu lintaskan
 Impor
 Ekspor
 Domestik masuk
15
 Domestik keluar
5. Data hasil temuan HPHK dan OPTK
6. Data pemberitahuan ketidaksesuaian yang diterima Badan Karantina Pertanian
7. Data sanding lalu lintas media pembawa terhadap temuan OPTK
8. Kegiatan kepatuhan.

2.7 Instansi yang Membantu Kerja Karantina


Dalam pelaksanaan karantina, terdapat beberapa instansi yang membantu dalam
pengawasan lalu lintas hewan serta tumbuhan, bahan asal hewan, dan produk asal
hewan. Instansi tersebut antara lain:
1. Kepolisian Republik Indonesia, bertugas memberikan payung hukum bagi karantina
jika terdapat pihak pelaku lalu lintas ternak dan bahan ikutannya yang mencoba
melawan atau mengancam pegawai karantina, khususnya di setiap wilayah kerja.
2. Dinas Peternakan, bertugas menerbitkan surat rekomendasi dalam pemasukan dan
pengiriman serta surat keterangan sehat ternak.
3. Badan Penanaman Modal dan Perizinan (BPMP), bertugas menerbitkan surat izin
dalam pemasukan dan pengiriman ternak berdasarkan rekomendasi dinas
peternakan.
4. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), bertugas dalam hal
perlindungan/pelestarian satwa liar dan menerbitkan Surat Ijin Angkut Satwa
(SIAS).
5. Balai Besar Veteriner (BBVet), bertugas membantu karantina untuk meneguhkan
diagnosa terhadap hewan maupun bahan ikutan lainnya.
6. Direktur Jendral Bea dan Cukai, bertugas membantu pengawasan komoditi wajib
periksa karantina baik ekspor maupun impor.
7. Imigrasi, beacukai, imigrasi, dan karantina merupakan tiga unsur yang
disebutdengan CIQ (Custom, Imigration, Quarantine).
8. PT. Pos Indonesia (Persero) dan Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres
Indonesia, bertugas dalam hal pelaksanaan tindakan karantina terhadap media
pembawa HPHK serta OPTK yang berasal dari barang impor, ekspor, dan kiriman
antar area yang dikirim melalui pos dan/atau jasa titipan.
16
9. Direktorat Jendral Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementrian Komunikasi
dan Informatika, bertugas dalam hal penyediaan akses internet dalam rangka
mendukung pelayanan karantina pertanian.
10. Direktorat Jendral Standarisasi dan Perlindungan Konsumen dengan Direktorat
Jendral Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Badan Pengawasan Obat dan
Makanan, bertugas dalam hal kerjasama pengawasanuntuk produk non pangan,
pangan olahan, dan pangan segar.
11. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD), bertugas dalam
haldukungan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan
keamanan hayati di wilayah perbatasan darat antar negara.
12. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL), bertugas dalam hal dukungan
operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati
di wilayah perairan Republik Indonesia.
13. Deputi Bidang Pengkaji Persandian, bertugas dalam hal penyelenggaraan Certificate
Authority (CA) sebagai sarana pengaman pertukaran data dan informasi dalam
sistem E-Cert Sanitary and Pythosanitary (SPS).

2.8 Komoditi Karantina Hewan


Komoditi karantina hewan meliputi beberapa hal, antara lain:
1. Hewan/ternak, yaitu seluruh binatang/hewan yang hidup di darat baik yang
dipelihara maupun yang hidup secara liar.
2. Bahan Asal Hewan (BAH), yaitu bahan yang berasal dari hewan yang dapatdiolah
lebih lanjut seperti dendeng, kulit, tulang, telur, tanduk, lemak, sususegar, madu,
tepung tulang, tepung hati, dan lainnya.
3. Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH), yaitu bahan asal hewan yang telah diolah lebih
lanjut seperti daging kaleng, keju, krim, mentega, sosis, dagingolahan, dan lainnya.
4. Benda lain adalah media pembawa yang bukan tergolong dalam hewan, BAH, dan
HBAH yang memiliki potensi penyebaran hama penyakit hewan karantina.

17
2.9 Formulir Penting di Karantina Pertanian
Dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas karantina Hewan diperlukan berbagai
macam bentuk formulir dokumen operasional karantina hewan yang meliputi:
Tabel 2.1 Jenis dan Bentuk Dokumen Karantina
NO JENIS BENTUK

Berita acara serah terima media pembawa hama KH-1


1 penyakit hewan karantina dan dokumen karantina
kepada pejabat karantina di tempat pemasukan
dan /atau pengeluaran
Surat penugasan melakukan tindakan karantina KH-2
2
hewan

3 Laporan pelaksanaan tindakan karantina hewan KH-3

4 Penolakan bongkar KH-4

5 Persetujuan bongkar KH-5

6 Persetujuan muat KH-6

Perintah masuk instalasi karantina KH-7


7
Hewan

8 Surat perintah penahanan KH-8A

9 Berita acara penahanan KH-8B

10 Surat perintah penolakan KH-9A

11 Berita acara penolakan KH-9B

12 Surat perintah pemusnahan KH-10A

13 Berita acara pemusnahan KH-10B

14 Sertifikat kesehatan hewan KH-11

15 Sertifikat sanitasi produk hewan KH-12

16 Surat keterangan untuk media pembawa lain KH-13

18
17 Sertifikat pelepasan karantina hewan KH-14

18 Surat keterangan transit KH-15

Berita acara serah terima media pembawa hama KH-16


19 penyakit hewan karantina dan pelaksanaan
tindakan karantina antar dokter hewan
Karantina
Surat keterangan untuk barang yang bukan KH-17
20
termasuk media pembawa hama penyakit hewan
karantina
21 Notification of non-compliance KH-18

Laporan rencana pemasukan atau pengeluaran FORM 1


22 media pembawa hama dan penyakit hewan
karantina
23 Keterangan daftar dan isi muatan sebagai media FORM 2
pembawa

Selain itu terdapat juga Kwitansi PNBP dan Lampiran yang isinya 1) Surat
keterangan kesehatan dari daerah/negara asal, 2) surat izin/rekomendasi
pemasukan/pengeluaran, 3) Sertifikat halal, 4) Hasil uji laboratorium, 5) Health
Certificate Quarantine negara asal, 6) Surat angkut satwa dalam negeri/luar negeri, 7)
Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Faunaand Flora
(CITES), 8) Bill of Landing (BL).

2.10 Ketentuan Pidana


Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan,
Ikan, dan Tumbuhan; ketentuan pidana yang dikenakan meliputi:
1. Setiap orang yang memasukkan:
a) memasukkan media pembawa dengan tidak melengkapi sertifikat kesehatan dari
negara asal bagi hewan, produk hewan, ikan, produk ikan, tumbuhan, dan/atau
produk tumbuhan;
b) memasukkan media pembawa tidak melalui tempat pemasukan yang ditetapkan
oleh pemerintah pusat;

19
c) tidak melaporkan atau tidak menyerahkan media pembawa kepada pejabat
karantina di tempat pemasukan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat untuk
keperluan tindakan karantina dan pengawasan dan/atau pengendalian;
d) mentransitkan media pembawa tidak menyertakan sertifikat kesehatan darinegara
transit; dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan pidana denda
paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
2. Setiap orang yang mengeluarkan:
a) mengeluarkan media pembawa dengan tidak melengkapi sertifikat kesehatan bagi
hewan, produk hewan, ikan, produk ikan, tumbuhan, dan/atau produk tumbuhan;
b) mengeluarkan media pembawa tidak melalui tempat pengeluaran yang ditetapkan
oleh pemerintah pusat;
c) tidak melaporkan atau tidak menyerahkan media pembawa kepada pejabat
karantina di tempat pengeluaran yang ditetapkan oleh pemerintahan pusat untuk
keperluan tindakan karantina dan pengawasan dan/atau pengendalian; dipidana
dengan pidana penjara paling lama tiga tahun dan pidana denda paling banyak
Rp. 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
3. Setiap orang yang memasukkan dan mengeluarkan:
a) media pembawa dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara kesatuan
republik indonesia yang tidak melengkapi sertifikat kesehatan dari tempat
pengeluaran yang ditetapkan oleh pemerintah pusat bagi hewan, produk hewan,
ikan, produk ikan,tumbuhan, dan/atau produk tumbuhan;
b) tidak melalui tempat pemasukan dantempat pengeluaran yang ditetapkan oleh
pemerintah pusat;
c) tidak melaporkan atau tidak menyerahkan media pembawa kepada
pejabatkarantina di tempat pemasukan dan tempat pengeluaran yang ditetapkan
oleh pemerintah pusat untuk keperluan tindakan karantina dan pengawasan
dan/atau pengendalian;
d) mentransitkan media pembawa tidak menyertakan surat keterangan transit;
dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun dan pidana dendapaling
banyak Rp. 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).

20
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Kegiatan Koasistensi Kesehatan Masyarakat Veteriner PPDH kelompok 21L yang
dilaksanakan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar berlangsung selama lima
hari yang terhitung dari 06-10 Februari 2023. Dalam pelaksanaan kegiatan di Balai
Karantina Pertanian Kelas I Denpasar, PPDH 21L ikut berpartisipasi dalam kegiatan di
Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar, Wilayah Kerja Karantina
Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Padangbai, dan Wilayah Kerja Karantina Pertanian
Pelabuhan Penyebrangan Gilimanuk.
Tabel 3.1.1 Jadwal kegiatan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar

Hari/Tanggal Kantor Balai Wilker Pelabuhan Wilker Pelabuhan


Wilker Karantina Padangbai Gilimanuk
Senin, 
06 Februari 2023
Selasa-Rabu,
07-08 Februari 
2023
Kamis-Jumat,
09-10 Februari 
2023

Tabel 3.1.2 Jadwal Kegiatan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar, Wilayah
Kerja Karantina Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Padangbai, dan Wilayah Kerja
Karantina Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Gilimanuk.
Lokasi I: Balai Karantina Kelas I Denpasar
Hari/tanggal Uraian Kegiatan Pembimbing
Senin, Penerimaan mahasiswa PPDH kelompok 21L di drh. I Putu
06 Februari Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar Terunanegara,
2023 MM.
Perkenalan, pengisian daftar presensi, serta drh. Siti
pembagian jadwal kegiatan di Balai Karantina
21
Pertanian Kelas I Denpasar Rofi’ah
Persiapan dan pembuatan media PCA dan BPW
drh. Gusti
di Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas
Ayu Savitri
I Denpasar
Uji cemaran mikroba pada HBAH berupa daging
drh. Gusti
sapi menggunakan metode total plate count
Ayu Savitri
(TPC)
uji HA/HI drh. Gusti
Ayu Savitri
Lokasi II: Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian
Pelabuhan Padangbai
Hari/tanggal Uraian Kegiatan Pembimbing
Selasa, Penerimaan dan pengenalaan Balai Karantina 1. drh. Ida
07 Februari Kelas I Denpasar Wilayah Kerja Pelabuhan Bagus Eka
2023 Padangbai Ludra
Pemaparan materi mengenai ruang lingkup Manuaba
karantina pertanian, pengenalan tugas pokok,
tujuan dan fungsi karantina serta Penjelasan 2. drh. I
mengenai persyaratan karantina pertanian dan Nyoman
ketentuan pidana yang diatur dalam Undang- Wijaya
Undang (UU) No. 21 Tahun 2019 yang Kusuma
menggantikan UU No. 16 Tahun 1992 Mitha
Pemaparan materi dan diskusi mengenai kegiatan
yang dilaksanakan di Balai Karantina Pertanian
Kelas I Denpasar Wilayah Kerja Pelabuhan
Padangbai serta pengenalan pos-pos pemeriksaan
di Balai Karantina Wilayah Kerja Pelabuhan
Padangbai
Pemaparan dan penjelasan mengenai komoditas
yang sering diawasi dan melintas di daerah
wilayah Balai Karantina Pertanian Kelas I
22
Denpasar Wilayah Kerja Pelabuhan Padangbai,
yaitu hewan hidup, produk asal hewan, tumbuhan
dan produk hasil tumbuhan.

Pengenalan dan penjelasan alur pelayanan


tindakan karantina dan dokumen karantina
Selasa, Pemaparan mengenai tindakan karantina yang
07 Februari dilaksanakan pada komoditi yang masuk dan 1. drh. Ida
2023 keluar melalui Pelabuhan Padangbai, yaitu 8P Bagus Eka
yang meliputi pemeriksaan, pengasingan, Ludra
pengamatan, perlakuan, pembebasan, penahanan, Manuaba
penolakan, dan pemusnahan.
Diskusi mengenai alur karantina, dan proses 2. drh. I
pembuatan surat KH serta mengikuti proses Nyoman
pembuatan surat KH untuk hewan dan bahan asal Wijaya
hewan yang masuk dan keluar dari Balai Kusuma
Karantina Wilayah Kerja Pelabuhan Padangbai Mitha
dan mengenai alur karantina satwa liar, hewan
akuatik, perkarantinaan bagi daerah dengan status
dan kondisi yang bebas dan tertular.
Pencampuran air dengan larutan disinfektan drh. Ida
untuk mendesinfeksi kendaraan yang masuk Bagus
wilayah Bali (Pos 2) serta dilakukannya Eka
penyemprotan disinfektan pada karpet pintu Ludra
masuk pejalan kaki menuju ruang tunggu Manuaba
Pengenalan pos kerja (pos 1, pos 2, dan pos 3) di
balai karantina wilayah kerja Pelabuhan
Padangbai
Koordinasi dan pengecekan bersama polisi KP3
(Kesatuan Pelaksanaan Pengamanan Pelabuhan)
dan Balai Karantina Pertanian terkait
23
pemeriksaan mobil angkutan dan komoditi pada
ketiga pos kerja (pos 1, pos 2, dan pos 3).
Pengecekan truk dan mobil pengangkut tumbuhan
serta buah dan sayuran yang akan keluar dan
drh. Ida
masuk dari dan ke wilayah Bali maupun keluar
Bagus
wilayah Bali melalui Pelabuhan Padangbai.
Eka
Pemeriksaan fisik dan dokumen pada produk
Ludra
olahan hewan yang masuk wilayah Bali melalui
Manuaba
Pelabuhan Padangbai.
Pemeriksaan bagasi bus yang akan keluar dari
wilayah Bali melalui Pelabuhan Padangbai.
Penjelasan tentang tata cara penginputan data di Alini
aplikasi IQFAST Purnama
Reza
Pemeriksaan kelengkapan administrasi terhadap
drh. Ida
komoditi yang masuk maupun keluar dari Wilker
Bagus
Rabu, Pelabuhan Padangbai
Eka
08 Februari Penyusunan laporan kegiatan selama di Wilker
Ludra
2023 Pelabuhan Padangbai
Manuaba
Pelepasan mahasiswa PPDH 21L Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Udayana.
Lokasi III: Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian
Pelabuhan Gilimanuk
Hari/tanggal Uraian Kegiatan Pembimbing
Kamis, Penerimaan dan pengenalan mahasiswa PPDH drh. Ni Made
09 Februari 21L beserta staff yang bertugas di Wilayah Kerja Wahyu
2023 Karantina Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Savitri
Gilimanuk.
Pemaparan mengenai kegiatan yang dilaksanakan
di Wilayah Kerja Karantina Pertanian Pelabuhan

24
Gilimanuk
Pemaparan UU No. 21 Tahun 2019 tentang
karantina hewan, ikan, dan tumbuhan (khususnya
mengenai pengertian karantina, tindakan 8P
karantina, instalasi karantina, dan masa karantina
hewan).
Pemaparan mengenai komoditi yang sering
diawasi di Wilayah Kerja Karantina Pertanian
Pelabuhan Gilimanuk, meliputi hewan hidup
(kambing, babi, sapi, dan ayam) serta HBAH drh. I
(daging ayam, daging sapi, daging bebek, telur Nyoman
konsumsi, dan susu segar). Ludra, MP
Pemeriksaan kelengkapan administrasi terhadap
komoditi yang masuk maupun keluar dari Wilker
Pelabuhan Gilimanuk
memantau kendang ternak sementara, seperti
adanya bak dipping, kandang sapi, kandang babi,
dan kandang burung.
pemeriksaan babi yang akan dikirim ke Jakarta
pengenalan Pos 1 (pintu keluar Pulau Bali) dan
drh. I
Pos 2 (pintu masuk Pulau Bali) di Wilayah Kerja
Nyoman
Pelabuhan Gilimanuk.
Ludra, MP
Pemeriksaan kelengkapan administrasi terhadap
Jumat, komoditi yang masuk maupun keluar dari Wilker
08 Februari Pelabuhan Gilimanuk
2023 Pelepasan mahasiswa PPDH 21L Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Udayana

25
Tabel 3.1.3 Daftar Komoditi Keluar-Masuk Area Bali melalui Wilayah Kerja Karantina
Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Padangbai pada Selasa, 07 Februari 2023
No Jenis komoditas Asal Tujuan Volume No. Dokumen
.
1. Telur ayam Karangase Bima 3.125 K12.K.000204
m
2. Telur ayam Karangase Bima 3.125 K12.K.000205
m
3. Telur ayam Bangli Bima 3.125 K12.K.000206
4 Telur ayam Karangase Dompu 3.125 K12.K.000207
m
5 Jagung Sumbawa Bangli 22.000 KT12.K.000055

Tabel 3.1.4 Daftar Komoditi Keluar-Masuk Area Bali melalui Wilayah Kerja Karantina
Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Padangbai pada Rabu, 08 Februari 2023
No Jenis komoditas Asal Tujuan Volume No. Dokumen
.
1. Telur ayam Karangase Bima 3.125 K12.K.000208
m
2. Telur ayam Karangase Bima 3.125 K12.K.000209
m
3. Telur ayam Karangase Dompu 3.125 K12.K.000210
m
4 Telur ayam Karangase Dompu 3.125 K12.K.000211
m

Tabel 3.1.5 Daftar Komoditi Keluar-Masuk Area Bali melalui Wilayah Kerja Karantina
Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Gilimanuk pada Kamis, 09 Februari 2023
No Jenis komoditas Asal Tujuan No. Dokumen
Volume
.
1. DOD Tabanan Pasuruan 3.125 K11.K.000172
2. Sapi potong Karangasem Bekasi 3.125 K11.K.000173
3. Sapi potong Badung Depok 3.125 K11.K.000174
Susu sapi
Bekasi Denpasar 13.408
pasteurisasi K14.M.001381
Daging ayam Banyuwangi Denpasar 1.700 K14.M.001382
Daging ayam Jombang Denpasar 5.214 K14.M.001383
Daging ayam Mojokerto Badung 5.000 K14.M.001384
Karkas ayam Mojokerto Denpasar 1.500 K14.M.001385
Daging ayam Banyuwangi Denpasar 1.650 K14.M.001386
Daging ayam Malang Denpasar 7.200 K14.M.001387
26
Jakarta
Plm & butter Denpasar 9.636
Timur K14.M.001388
Telur tetas Probolinggo Jembrana 50.400 K14.M.001389
Daging ayam Mojokerto Denpasar 1.500 K14.M.001390
Susu sapi Bekasi Denpasar 5.748 K14.M.001391
Daging ayam Banyuwangi Jembrana 70 K14.M.001392
Daging ayam
Sidoarjo Denpasar 4.010
olahan K14.M.001393
Daging ayam Banyuwangi Denpasar 1.000 K14.M.001394
Daging ayam Jombang Denpasar 5.860 K14.M.001395
Telur tetas Banyuwangi Tabanan 48.600 K14.M.001397
Susu olahan Pasuruan Denpasar 15.790 K14.M.001398
Susu pasteurisasi Malang Badung 4.200 K14.M.001399
Daging ayam Pati Denpasar 6.330 K14.M.001400
Susu sapi
Bekasi Denpasar 14.376
pasteurisasi K14.M.001401
Daging ayam Banyuwangi Denpasar 2.800 K14.M.001402
Daging ayam Banyuwangi Jembrana 3.000 K14.M.001403
Daging ayam
Jombang Denpasar 2.200
beku K14.M.001404
Daging ayam Jakarta
Denpasar 4.495,95
olahan Barat K14.M.001405
Daging ayam Banyuwangi Jembrana 2.987 K14.M.001406
Telur tetas Banyuwangi Tabanan 49.687 K14.M.001407
Telur tetas Banyuwangi Jembrana 52.200 K14.M.001408
Daging ayam Banyuwangi Denpasar 1.750 K14.M.001409
Doc Pasuruan Buleleng 8.200 K14.M.001410
Susu pasteurisasi Banyuwangi Badung 2.000 K14.M.001411
Daging ayam Banyuwangi Denpasar 1.650 K14.M.001412
Daging sapi ex
Bekasi Denpasar 600
import K14.M.001413
Keju (cheese) Bekasi Denpasar 2.536 K14.M.001414
Daging ayam
Mojokerto Denpasar 1.500
beku K14.M.001415

Tabel 3.1.6 Daftar Komoditi Keluar-Masuk Area Bali melalui Wilayah Kerja Karantina
Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Gilimanuk pada Jumat, 10 Februari 2023
No. Jenis Asal Tujuan Volume No. Dokumen
komoditas
1. Sapi potong Denpasar Subang 27 K11.K.000175
Daging sapi Bekasi Denpasar 880 K14.M.001247
Susu sapi Batu Badung 1.800 K14.M.001416
Daging ayam Banyuwangi Tabanan 1.750 K14.M.001417
27
Daging ayam Banyuwangi Denpasar 1.000 K14.M.001418
Olahan susu Mojokerto Badung 845 K14.M.001419
Susu fermentasi Mojokerto Bangli 9.555 K14.M.001420
Doc layer
Malang Tabanan 4.590 K14.M.001421
jantan
Susu fermentasi Mojokerto Buleleng 3.705 K14.M.001422
Susu fermentasi Mojokerto Badung 6.695 K14.M.001423
Daging ayam
Sidoarjo Denpasar 4.700 K14.M.001424
olahan
Daging ayam Banyuwangi Denpasar 1.500 K14.M.001425
Doc broiler Malang Tabanan 23.300 K14.M.001426
Doc broiler Lamongan Gianyar 20.500 K14.M.001427
Telur tetas Pasuruan Jembrana 50.400 K14.M.001428
Daging ayam
Mojokerto Denpasar 1.500 K14.M.001429
beku
Susu sapi
Bekasi Denpasar 4.036 K14.M.001430
pasteurisasi
Yakult Mojokerto Denpasar 8.450 K14.M.001431
Karang
Mojokerto 1.950 K14.M.001432
Yakult Asem
Daging ayam Jombang Denpasar 5.610 K14.M.001433
Susu
Malang Badung 17.868 K14.M.001434
pasteurisasi
Daging bebek /
Kediri Badung 3.981,76 K14.M.001435
itik
Daging ayam Banyuwangi Jembrana 70 K14.M.001436
Daging ayam Banyuwangi Denpasar 6.000 K14.M.001437
Daging sapi
Surabaya Denpasar 180 K14.M.001438
olahan
Daging ayam Banyuwangi Denpasar 1.000 K14.M.001439
Pakan hewan
Sidoarjo Denpasar 25.000 K14.M.001440
ternak
Pakan hewan
Sidoarjo Tabanan 25.000 K14.M.001441
ternak
Pakan hewan
Sidoarjo Tabanan 25.000 K14.M.001442
ternak
Pakan hewan
Sidoarjo Tabanan 25.000 K14.M.001443
ternak
Pakan hewan
Sidoarjo Tabanan 25.000 K14.M.001444
ternak

3.2 Pembahasan
3.2.1 Kegiatan di Kantor Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar

28
Kegiatan PPDH kelompok 21L di Kantor Balai Karantina Pertanian Kelas I
Denpasar pada hari pertama Senin, 06 Februari 2023 diawali dengan penerimaan
oleh Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar, drh. I Putu
Terunanegara, MM. Kemudian dilanjutkan dengan perkenalan mahasiswa koas
kelompok 21L. Selanjutnya Sub Koordinator Karantina Hewan Balai Karantina
Pertanian Kelas I Denpasar drh. Siti Rofi’ah memberikan pembekalan mengenai
pengenalan tugas dan fungsi Balai Karantina Kelas I Denpasar serta Wilayah
Kerja dari Balai Karantina Kelas I Denpasar. Drh. Siti Rofi’ah menerangkan
bahwa tugas Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Denpasar adalah melaksanakan
kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan
keamanan hayati hewani dan nabati. Sedangkan untuk fungsi BKP Kelas I
Denpasar beberapa diantaranya yaitu, melaksanakan penyusunan rencana,
evaluasi, dan laporan; pelaksanaan tindakan karantina (8P) terhadap media
pembawa HPHK dan OPTK; pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan
OPTK; pelaksaaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati; pemberian
pelayanan operasional karantina hewan, tumbuhan dan operasional pengawasan
keamanan hayati hewani dan nabati, dll. Balai Karantina Pertanian Kelas I
Denpasar sendiri memiliki wilayah kerja terdiri dari WilKer Pelabuhan Laut
Gilimanuk, WilKer Pelabuhan Laut Celukan Bawang, WilKer Pelabuhan Laut
Padangbai, Wilker Pelabuhan Laut Benoa, Wilker Bandara Internasional I Gusti
Ngurah Rai, dan Wilker Kantor Pos. Setelah itu dilakukan pengisian daftar
absensi, dan pembagian jadwal kegiatan di Balai Karantina Pertanian
Selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan pembuatan media plate count agar
(PCA) dan buffered peptone water (BPW) didampingi oleh paramedik Muh. Hari
Wahyudi. Kemudian dilanjutkan dengan uji cemaran mikroba pada HBAH
berupa daging sapi menggunakan metode total plate count (TPC) dengan media
plate PCA dan pengencer berupa BPW. Kegiatan uji cemaran mikroba
didampingi oleh drh. Gusti Ayu Savitri Arisanti. Indikator kontaminasi daging
segar dapat dilihat melalui jumlah dari TPC, karena bakteri dapat secara alami
berkembang pada daging segar dan dapat menimbulkan penyakit jika memiliki
jumlah diatas ambang batas yang diizinkan. Batas ambang keamanan untuk
29
jumlah mikroba 151 TPC adalah 1 x 10 6 CFU/g (SNI 7388: 2009). Sampel yang
dipakai berjumlah satu sampel berupa sampel daging sapi, babi, dan olahannya.
Total plate yang digunakan untuk pengujian adalah 5 plate dari pengenceran 10 -2,
10-3, 10-4 dan kontrol dari media BPW+PCA dan PCA saja. Sampel kemudian
dibuat ekstraknya dengan menambahkan pengencer BPW sebanyak 90 mL ke
dalam plastik berisi sampel kemudian dihomogenkan menggunakan alat
stomacher. Sampel yang telah menjadi ekstrak kemudian dibuat pengenceran
bertahap, yaitu 10-2, 10-3, 10-4, masing-masing diambil diambil sebanyak 1 mL
dan dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah diberi kode. Kemudian
dilakukan penuangan media PCA sebanyak 15 mL dan diratakan dengan
melakukan pemutaran cawan pada bidang datar membentuk angka 8. Seluruh
sampel yang telah memadat kemudian diinkubasi dalam inkubator dengan posisi
terbalik pada suhu 37°C selama 24 jam. Setelah itu, mahasiswa PPDH 21L diajak
untuk ikut serta dalam pengujian HA dan HI.
3.2.2 Kegiatan di Wilayah Kerja Karantina Pertanian Pelabuhan Penyebrangan
Padangbai
Pada hari Selasa 07 Februari, kegiatan PPDH di Wilayah Kerja Pelabuhan
Padang Bai di mulai dengan penerimaan mahasiswa oleh Drh. I Nyoman Wijaya
Kusuma Mitha. Selanjutnya drh. I Nyoman Wijaya Kusuma Mitha memberikan
penjelasan dan pengenalan pejabat karantina Wilayah Kerja Pelabuhan Padang
Bai juga menjelaskan tentang 8P tindakan karantina (Pemeriksaan, Pengasingan,
Pengamatan, Perlakuan, Penahanan, Penolakan, Pemusnahan, dan Pembebasan).
Drh. I Nyoman Wijaya Kusuma Mitha juga memberikan penjelasan mengenai
Pemaparan ruang lingkup karantina, tugas pokok, fungsi karantina, masa
karantina, instalasi karantina, kawasan karantina, dan dokumen karantina seperti
KH 11 dan KH 12. Selain itu drh. I Nyoman Wijaya Kusuma Mitha memberikan
penjelasan terkait undang-undang karantina.
Selanjutnya mahasiswa diajak terjun kelapangan oleh Drh. Ida Bagus Eka
Ludra Manuaba sebagai penanggung jawab pihak Wilayah Kerja Pelabuhan
Padangbai guna menunjukkan pos-pos di Padang Bai antara lain Pos I keluar Bali,
Pos 2 masuk ke Bali, dan Pos 3 pengecekan ulang sebelum naik kapal. Selain itu
30
Mahasiswa juga diajak oleh Drh. Ida Bagus Eka Ludra Manuaba untuk melakukan
pemeriksaan pemeriksaan fisik telur ayam dan dijelaskan pula terkait penginputan
data di applikasi IQFAST oleh ibu Alini Purnama Reza. Selanjutnya kegiatan di
Karantina Wilayah kerja Pelabuhan Padangbai pada hari rabu, 08 Februari 2023
yaitu pemeriksaan kelengkapan administrasi terhadap komoditi yang masuk
maupun keluar dari Wilker Pelabuhan Laut Padangbai, dilanjutkan dengan
penyusunan laporan kegiatan selama di Wilker Pelabuhan Laut Padangbai dan
diakhiri dengan pelepasan mahasiswa PPDH 21L Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana oleh Drh. Ida Bagus Eka Ludra Manuaba.

Gambar 3.2.2.1 Foto Bersama drh. Ida Bagus Eka Ludra Manuaba
(Dokumentasi pribadi)
3.2.3 Kegiatan di Wilayah Kerja Karantina Pertanian Pelabuhan Penyebrangan
Gilimanuk
Koasistensi Wilker Pelabuhan Gilimanuk dimulai pada hari Kamis, 09
Februari 2023. kami diterima oleh drh. Ni Made Wahyu Savitri yang bertugas di
Wilayah kerja Gilimanuk, dilanjutkan dengan pengenalan mahasiswa PPDH serta
pengenalan petugas Wilayah Kerja Gilimanuk. Selain itu drh. Ni Made Wahyu
Savitri menjelaskan mengenai UU Nomor 21 Tahun 2019 khususnya pengertian
karantina, tindakan 8P karantina, instalasi karantina, dan masa karantina hewan.
Instalasi karantina merupakan bangunan atau ruangan berikut peralatan, lahan, dan
sarana pendukung lain yang diperlukan sebagai tempat melaksanakan tindakan

31
karantina. Setelah pemaparan Undang-Undang, kemudian dilakukan diskusi
mengenai cara pemeriksaan, alur administrasi, serta pembahasan penyakit
karantina. Pokok bahasan dari penyakit karantina meliputi gambaran umum
seperti agen penyebab dan masa inkubasi penyakit (terkait dengan masa
karantina). Kemudian oleh drh. I Nyoman Ludra, MP sebagai penanggung jawab
pihak Wilayah Kerja Pelabuhan Gilimanuk dilakukan pemaparan materi mengenai
komoditi yang sering diawasi di Wilker Balai Karantina Pertanian Pelabuhan Laut
Gilimanuk, meliputi hewan hidup (kambing, babi, sapi, dan ayam) serta hasil
bahan asal hewan/HBAH (daging ayam, daging sapi, daging bebek, telur
konsumsi, susu segar, dan keju).
Pada malam hari, mahasiswa Bersama dengan drh. I Nyoman Ludra, MP
terjun langsung ke lapangan dengan memantau kendang ternak sementara,
pertama kali yang diperkenalkan adalah bak dipping yang berguna untuk
desinfektan kendaraan pengangkut hewan, kemudian tempat menurunkan sapi dari
truknya. Dilokasi tersebut juga terdapat beberapa kendang diantaranya kandang
sapi, kandang kuda, kandang kambing, kandang babi, dan kandang burung.
Kegiatan dilanjutkan dengan Drh. I Nyoman Ludra, MP memberikan
pengenalan Pos 1 (pintu keluar Pulau Bali) dan Pos 2 (pintu masuk Pulau Bali) di
Wilayah Kerja Pelabuhan Gilimanuk. Pengawasan yang kami lakukan meliputi
pemeriksaan pemeriksaan hewan yang hendak masuk ke bali. Hal ini dilakukan
karena Berdasarkan SK Gubernur No. 44 Tahun 2004, maka semua unggas
dewasa dilarang masuk kecuali telur, daging dan DOC. Selain unggas pemerintah
Bali juga memperketat pengawasan terhadap keluar masuknya HPR (Hewan
Pembawa Rabies) hal ini berlaku sejak Bali ditetapkan daerah kawasan penyakit
anjing gila (rabies) berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No
1696/kpts/PD.610/12/2008.
Selanjutnya kegiatan di Karantina Wilayah kerja Pelabuhan Gilimanuk pada
hari jumat, 10 Februari 2023 yaitu pemeriksaan kelengkapan administrasi terhadap
komoditi yang masuk maupun keluar dari Wilker Pelabuhan penyebrangan
Gilimanuk dan diakhiri dengan pelepasan mahasiswa PPDH 21L Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Udayana oleh drh. I Nyoman Ludra, MP.
32
Gambar 3.2.3.1 Foto Bersama drh. Yang bertugas di Pelabuhan Gilimanuk
(Dokumentasi pribadi)

33
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kegiatan mahasiswa koasistensi PPDH 21L Lab. Kesmavet yang ditugaskan di
Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar serta wilayah kerjanya dalam hal ini
Pelabuhan Penyebrangan Gilimanuk dan Pelabuhan Penyebrangan Padangbai memiliki
tugas pokok melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan
dalam mencegah masuk dan tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK)
dan Organisme Pengganggu Tanaman Karantina (OPTK). Fungsi karantina yaitu
pelaksanaan tindakan karantina meliputi 8P yaitu: pemeriksaan, pengasingan,
pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan, pembebasan terhadap
media pembawa HPHK hewan, produk hewan, OPTK tanaman pangan, hortikultura
ataupun tanaman perkebunan. Dalam pengawasan terhadap lalu lintas hewan
mahasiswa diajak untuk mengawasi komoditi yang termasuk pengawasan Karantina
berupa sapi potong, DOC, dan kambing potong. Bahan asal hewan dan hasil bahan asal
hewan berupa daging ayam, susu pasteurisasi, dan telur konsumsi. Dalam pengawasan
terhadap lalu lintas hewan, mahasiswa diajak untuk mengawasi komoditi yang akan
keluar maupun masuk ke area Bali.
4.2 Saran
Dalam rangka melancarkan system karantina yang sesuai dengan undang-
undang yang berlaku, diperlukan sosialisasi mendalam terhadap masyarakat umum
mengenai pentingnya mengikuti prosedur pengiriman hewan, bahan asal hewan, dan
hasil bahan asal hewan, serta risiko dan dampak yang ditimbulkan agar tercapainya
tujuan kerja dari Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar. Selain itu agar terlaksana
lebih baik kegiatan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar khususnya pada
Wilayah Kerja Karantina Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Padangbai dan Wilayah
Kerja Karantina Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Gilimanuk diperlukan ketersediaan
sumber daya manusia (petugas) lebih banyak lagi, guna membantu di dalam
pemeriksaan komoditi yang masuk dan keluar agar lebih optimal dan menghindari
penyelundupan komoditi.

34
DAFTAR PUSTAKA

Badan Standardisasi Nasional. 2009. Standar Nasional Indonesia: Batas Maksimum


Cemaran Mikroba Dalam Pangan.

Badan Karantina Pertanian. 2009. Keputusan Menteri Pertanian No.


3238/Kpts/PD.630/9/2009 Tentang Penggolongan Jenis-Jenis Hama Penyakit
Hewan Karantina, Penggolongan dan Klasifikasi Media Pembawa.
https://karantina.pertanian.go.id/hukum/indeks.php. Diakses pada 11 Februari 2023.

Badan Karantina Pertanian. 2019. Undang-Undang No. 21 Tahun 2019 Tentang Karantina
Hewan, Ikan, dan Tumbuhan. https://karantina.pertanian.go.id/hukum/indeks.php.
Diakses pada 11 Februari 2023.

Badan Pembinaan Hukum Nasional. 2006. Karantina Hewan, Ikan Dan Tumbuh-tumbuhan.
https://bphn.go.id/data/documents/karantina_hewan,_ikan_dan_tumbuh2n.pdf.
Diakses 11 Februari 2023.

Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar. 2015. Profil Balai Karantina Pertanian Kelas
I Denpasar. https://bkp1denpasar.karantina.pertanian.go.id. Diakses pada 11
Februari 2023.

Keputusan Kepala Badan Karantina No.2205 tahun 2017 tentang Pedoman Tindakan
Karantina Hewan Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Produk Hewan di Dalam
Wilayah Negara Republik Indonesia.

Sekretariat Badan Karantina Pertanian. 2017. Statistik Badan Karantina Pertanian Tahun
2012-2016. Kementerian Pertanian.

Sumitro, Hadri, L., Etif, S. 2014. Karakteristik, Pengetahuan, Sikap dan Praktik Petugas
Karantina Hewan dalam Pengendalian Brucellosis di Sulawesi Selatan. Institut
Pertanian Bogor Vol. 2 (2): 62-69.

35
LAMPIRAN
DOKUMENTASI KEGIATAN
1. Kantor Balai Karantina Kelas I Denpasar

Gambar 1. Stempel berkas uji laboratorium

Gambar 2. Uji HA dan HI

Gambar 3. Kegiatan Lab

36
2. Pelabuhan Padangbai

Gambar 1. Pencampuran air dengan larutan disinfektan untuk mendesinfeksi kendaraan yang
masuk wilayah Bali (Pos 2)

Gambar 2. penyemprotan disinfektan pada karpet pintu masuk pejalan kaki menuju ruang tunggu
bersama dengan drh. Ida Bagus Eka Ludra Manuaba

37
Gambar 3. Pemeriksaan fisik dan dokumen pada produk olahan hewan yang masuk wilayah Bali
melalui Pelabuhan Padangbai.

Gambar 4. Koordinasi dan pengecekan bersama polisi KP3 (Kesatuan Pelaksanaan Pengamanan
Pelabuhan) dan Balai Karantina Pertanian terkait pemeriksaan mobil angkutan dan komoditi pada
ketiga pos kerja (pos 1, pos 2, dan pos 3)

38
Gambar 5. Pemeriksaan bagasi bus yang akan keluar dari wilayah Bali melalui Pelabuhan
Padangbai.

Gambar 6. Diskusi bersama drh. Ida Bagus Eka Ludra Manuaba dan polisi KP3 di pos 1, pos 2,
dan pos 3

39
3. Pelabuhan Gilimanuk

Gambar 1. Pemeriksaan di pos 1

Gambar 2. Pemeriksaan di pos 2


40
Gambar 3. Pemeriksaan dokumen

Gambar 4. Foto bersama drh. yang bertugas di Pelabuhan Gilimanuk

41
42
43

Anda mungkin juga menyukai