Anda di halaman 1dari 34

MINI RISET

SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN DESA


HILIWAELEL I

DISUSUN OLEH :

HASATULO LASE (219901023)

MK : ILMU KEALAMAN DASR

SEMESTER : III (TIGA)

DOSEN PENGAMPU : ENVILWAN BERKAT HAREFA, S.Si,.M.Pd.

UNIVERSITAS NIAS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
kelimpahan Rahmat hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan mini
riset ini sebagai tugas mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar. Mini riset ini berjudul “Sumber
Daya Alam dan Lingkungan Desa Hiliwaele I.

Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Harapan penulis, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik lagi dari
sebelumnya. Penulis juga ucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada rekan-rekan dan
semua pihak yang terkait dalam penyususnan mini riset ini, terlebih-lebih kepada Bapak
Envilwan Berkat Harefa, S.Si,.M.Pd yang telah membimbing dan mengarahkan dalam
pembuatan laporan mini riset ini. Semoga mini riset ini bisa memberikan sumbangan
pemikiran sekaligus pengetahuan bagi para pembaca.

Gunungsitoli, 18 November 2022


Penulis

HASATULO LASE

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................................i

Daftar Isi................................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan.................................................................................................................1

A. Latar belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................2
Bab II Tinjauan Pustaka.........................................................................................................3
A. Pembentukan Alam Semesta dan Tata Surya 3
B. Komponen Alam Semesta..........................................................................................7
C. Bumi Sebagai Planet..................................................................................................8
D. Struktur Bumi.............................................................................................................9
E. Rotasi dan Revolusi Bumi..........................................................................................11
F. Atmosfir Bumi...........................................................................................................12
G. Pembentukan Benua dan Samudra.............................................................................13
Bab III Penutup......................................................................................................................15
A. Kesimpulan................................................................................................................15
B. Saran ..........................................................................................................................16
Daftar Pustaka........................................................................................................................17
Referensi I..............................................................................................................................18
Referensi II.............................................................................................................................19

3
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Hiliwaele I................................................................................i

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta sumber perikanan, Sulawesi selatan...........................................................i

Gambar 1.2 Peta sumber daya alam Desa Hiliwaele I...........................................................ii

4
RINGKASAN

Sumber daya alam adalah sebuah asset yang harus dikelola dan dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya untuk kesejahteraan masyarakat. Pemerintahan desa tentunya mempunyai peran
penting dan juga harus mempunyai strategi sebagai alat untuk mencapai tujuan instansi
maupun perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang yang matang, dalam
pengelolaan sumber daya alam dan asset desa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisi
perkembangan penduduk desa hiliwaele I kecamatan Botomuzoi kabupaten Nias, serta
mengetahui sumber daya alam yang dikelola dalam desa hiliwaele I kecamatan Botomuzoi
kabupaten Nias. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, lokasi penelitian ini
di Desa Hiliwaele I, Kecamatan Botomuzoi, Kabupaten Nias, Provinsi Sumatera Uatara.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara,
dokumentasi dan penyajian data. Subjek penelitian sekretaris desa hiliwaele I kecamatan
Botomuzoi kabupaten Nias. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah penduduk desa
Hiliwaele I sebanyak 795 jiwa, yang dimana laki-laki sebanyak 385 jiwa dan perempuan
sebanyak 410 jiwa, serta sumber daya alam yang dikelola dalam desa Hiliwaele I terdiri dari
ikan lele, cabai dan ayam kampung. Semua sumber daya alam yang dikelola bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat dan membangun perekonomian masyarakat sehingga
terciptanya kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.

Kata kunci : Perkembangan penduduk, sumber daya alam, pemerintahan Desa

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber daya alam adalah segala sesuatu sesuatu yang ada di lingkungan alam yang
dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar lebih
sejahtera. Sumber daya alam berdasarkan jenisnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sumber
daya alam hayati atau biotic dan sumber daya alam non hayati atau abiotik. Sumber daya alam
hayati adalah unsur-unsur di alam yang terdiri dari sumber daya alam nabati (tumbuhan) dan
sumber daya alam hewani (satwa) yang bersama dengan unsur non hayati disekitarnya secara
keseluruhan membentuk ekosistem.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia sangat kaya dengan keanekaragaman
sumber daya alam dan ekosistemnya. Pada kenyataannya kira-kira 10% dari semua makhluk
hidup dan menghuni bumi ini terdapat diindonesia. Salah satu yang menjadikan ciri keunikan
Indonesia dibidang keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman satwanya, yang dimana
Indonesia memiliki hewan yang hidup di daratan, di air, maupun di udara. Di air terdiri dari
terumpung karang dan juga jenis ikan yang ada di perairan, termasuk ikan lele. Pada
hakikatnya ikan lele merupakan salah satu sumber daya alam hewani yang dapat berkembang
biak dengan cara ovipar.
Indonesia juga memiliki sumber daya alam nabati (tumbuhan) yang dapat dilestarikan
dan dibudidayakan oleh masyarakat. Salah satu tumbuhan atau tanaman yang dimiliki
Indonesia yaitu cabai. Cabai merupakan buah dan tumbuhan anggota genus capsicum.
Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, buah cabai yang pedas sangat
populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan.
Berdasarkan ansumsi di atas, maka penulis membahas sumber daya alam nabati
(tumbuhan) mengenai cabai, dan sumber daya alam hewani mengenai ikan lele dan ayam
kampung. Oleh karena itu penulis mengambil judul Sumber Daya Alam dan Lingkungan Desa
Hiliwaele I. Yang diharapkan dari penelitian ini dapat diketahui dan dipahami segala sumber
daya alam yang dikelola dalam suatu perdesaan, yang khususnya di Desa Hiliwaele I.

6
B. Rumusan Masalah

Di dalam mini riset ini yang berjudul “Bumi dan Alam Semesta” mempunyai beberapa
rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana faktor-faktor penyebab kerusakan sumber daya alam dan lingkungan?
2. Bagaimana upaya pelestarian sumber daya alam dan lingkungan?
3. Bagaimana perkembangan dan pertumbuhan penduduk?
4. Bagaimana sumber daya alam yang dikelola dalam suatu desa?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan mini riset ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kerusakan sumber daya alam dan
lingkungan.
2. Untuk mengetahui upaya pelestarian sumber daya alam dan lingkungan.
3. Untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan penduduk.
4. Untuk mengetahui sumber daya lam yang di kelola dalam suatu desa.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Masalah Kependudukan dan Lingkungan Hidup


Masalah kependudukan merupakan masalah sosial karena terjadinya di lingkungan
sosial atau masyarakat. Masalah kependudukan dapat terjadi karena adanya ketimpangan
antara pertumbuhan penduduk dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
1. Jumlah dan kepadatan penduduk
a) Jumlah penduduk
Indonesia merupakan salah satu negara yang padat penduduk, yakni ke - 4 terpadat di
dunia setelah Cina (1.265 juta, India (1.002 Juta) Amerika Serikat (276 Juta), Indonesia (212
Juta. Data menunjukkan dalam waktu 34 tahun yaitu dari tahun 1991 hingga tahun 1995,
penduduk Indonesia telah meningkat lebih dari dua kali lipat. Pada tahun 1991 penduduk
Indonesia sebesar 97 juta jiwa, meningkat menjadi sekitar 195 juta jiwa pada tahun 1995.
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun 2000, jumlah penduduk Indonesia
mencapai 206.264.595 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk Indonesia masih sekitar 1,49
% per tahun (SP 2000). Tingkat pertumbuhan ini sudah menurun, jika dibandingkan dekade
sebelumnya (1980-1990) yang diperkirakan sekitar 1,7 -1,8 %. Masih relatif tingginya tingkat
pertumbuhan.
Untuk menghitung angka perubahan populasi manusia pertahun (AP) yang
ditunjukkan dengan persentasi (%), kita menggunakan rumus berikut.
AK −AM
AP(%)= X 100 %
1.000
AK = angka kelahiran dan AM = angka kematian. Jadi, untuk mendapatkan angka perubahan
populasi manusia per tahun, kita harus mengetahui angka kelahiran dan angka kematian lebih
dahulu. Untuk menghitung pertumbuhan populasi manusia digunakan tumus berikut.
P = (L-m) + (i-e)
P= pertumbuhan populasi manusia, L= jumlah kelahiran, M= jumlah kematian, i=jumlah
imigrasi, dan E= jumlah emigrasi.

8
Berdasarkan rumus tersebut, pertumbuhan populasi manusia di suatu daerah
ditentukan oleh tiga komponen, yaitu kelahiran, kematian, dan perpindahan (migrasi).
 Natalis (angka kelahiran)
Angka kelahiran adalah angka yang menunjukkan jumlah kelahiran hidup
setiap 1.000 penduduk per tahun. Untuk menghitung natalis digunakan rumus
Jumlah bayi yang hidup
berikut. Natalis = x 1.000
jumlah populasi manusia
Kriteria natalis adalah sebagai berikut;
 Jika natalis lebih dari 30 dikatakan angka kelahiran tinggi.
 Jika natalis antara 20-30 dikatakan angka
 Jika natalis di bawah 20 dikatakan angka kelahiran rendah.
 Mortalitas (angka kematian)
Angka kematian adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian tiap 1000
penduduk per tahun. Untuk menghitung mortalitas digunakan rumus berikut.
Jumla h kematian
Moratalitas= x 1.000
Jumla h populasi manusia
Kriteria mortalitas adalah sebagai berikut.
 Jika mortalitas lebih dari 18 dikatakan angka kematian tinggi
 Jika mortalitas antara 14-18 dikatakan angka kematian sedang
 Jika mortalitas antara 9-13 dikatakan angka kematian rendah.

 Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain.
Migrasi dapat dibedakan menjadi trasnmigrasi, urbanisasi, rualisasi, imigrasi,
emigrasi, dan remigrasi.

b) Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk dan luas daerah
yang ditepati. Cara menghitungnya yaitu; jumlah penduduk : luas wilayah tersebut, semakin
besar angkanya semakin padat wilayahnya. Sebaliknya, semakin kecil angkanya maka
semakin renggang penduduknya. Rumusnya sebagai berikut.
Jumla h penduduk
Kepadatan penduduk=
Luas wilayah
Macam-macam kepadatan penduduk, diantaranya ;

9
 Kepadatan penduduk kasar merupakan angka yang menunjukkan jumlah penduduk
dalam satuan wilayah tertentu.
 Kepadatan penduduk fisiologis adalah fisiologis merupakan perbandingan angka
yang menunjukkan banyaknya jumlah penduduk total dengan luas lahan pertanian di
suatu wilayah tertentu.
 Kepadatan penduduk agraris merupakan perbandingan angka yang menunjukkan
banyaknya penduduk petani dengan luas lahan pertanian.

2. Perkembangan Penduduk
Tingkat pertumbuhan penduduk adalah sebuah indikator yang sangat penting yang
digunakan oleh berbagai negara didunia untuk melihat keberhasilan masing-masing Negara
dalam berbagai bidang pembangunan. Tingkat pertumbuhan penduduk merupakan resultante
atau hasil dari perubahan 3 komponen demografi utama, yaitu kelahiran (fertilitas), kematian
(mortalitas), dan migrasi (perpindahan penduduk). Tingkat kelahiran atau fertilitas juga hasil
dari berbagai kondisi di masyarakat yang akhirnya menentukan tingkat pertumbuhan
penduduk suatu daerah. Tingkat pertumbuhan penduduk di satu saat tertentu sudah
merupakan hasil akhir dari pertambahan karena peristiwa fertilitas, pengurangan jumlah
penduduk karena mortalitas, dan pengurangan atau penambahan jumlah penduduk akibat
migrasi neto yang negatif atau positif.
pertumbuhan penduduk atau disebut juga pertambahan penduduk adalah perubahan
populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam
sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran.
Definisi pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk yang dipengaruhi
oleh kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk. Penduduk suatu wilayah akan bertambah
apabila terdapat kelahiran (L) dan penduduk yang datang ke wilayah tersebut (I), sedangkan
penduduk suatu wilayah akan berkurang apabila terdapat kematian (M) dan terdapat
penduduk yang meninggalkan wilayah tersebut (E). Faktor faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan penduduk suatu negara yakni faktor demografis seperti kelahiran, kematian dan
migrasi;

3. Lingkungan Hidup
Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lain. Dalam lingkungan hidup terdapat berbagai masalah diantaranya :
10
a) Banjir
Fenomena ini sudah sering terjadi di Indonesia, bahkan di kota-kota besar sendiri pun
sudah menjadi aktivitas rutin yang harus dihadapi. Hal ini dikarenakan perkembangan
wilayah Indonesia yang menyebabkan sistem pembuangan air yang salah dan tidak adanya
penjagaan pada daerah aliran sungai. Untuk mengatasi ini, pentingnya peran pemerintah yang
mengelola pembuangan air agar tak menjadi masalah di kemudian harinya. Selain itu, peran
aktif dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan sangat dibutuhkan.
b) Pencemaran Tanah
Permasalahan lingkungan hidup Biasanya hal ini terjadi akibat pengambilan tambang
yang berlebihan, pembuangan sampah-sampah yang sulit diuraikan, dan masih banyak
lainnya. Untuk mengatasi hal ini, perlu dilakukan usaha pelestarian tanah dan hutan melalui
tata guna lahan, peraturan mengenai TPTI (Tebang Pilih Tanam Indonesia), reboisasi, serta
pengolahan sampah agar dapat terurai dengan baik.
c) Permasalahan Sungai Yang Tercemar
Pada dasarnya pencemaran air disebabkan karena limbah industry. Jika limbah industri
dibuang kesaluran air atau sungai, akan menimbulkan pencemaran air dan merusak atau
memusnahkan organisme di dalam ekosistem tersebut.

B. Prinsip Usaha Pelestarian Sumber Daya Alam dan Lingkungan


1. Tanaman Cabai
a) Pengertian Cabai
Tanaman cabai (capsicum anum L) adalah tanaman perdu yang memiliki rasa buah
pedas. Secara umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin . diantaranya adalah
kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, vitamin A, B1, dan vitamin C. Cabai banyak
dibudidayakan masyarakat petani karena harga jualnya yang tinggi, alasan lain banyak petani
yang membudidayakan Cbai di indonesia adalah karena iklim indonesia sangat cocok untuk
budidaya cabai, serta tanaman cabai dapat mudah hidup baik didataran timggi maupun rendah.
Daerah yang saat ini menjadi sentra utama penghasil cabai di indonesia adalah pulau jawa.
Usaha tani cabai jika berhasil, keuntunganya sangat menjanjikan. Tetapi utuk
membudidayakanya butuh keterampilandan modal yang cukup.

b) Teknik Budidaya
 Pembibitan

11
Cabai terdapat banyak varietas seperti cabai keriting, cabai rawit dan cabai hias.
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam budidaya cabai adalah pemilihan benih
dan pembibitan, kriteria benih yang baik digunakan sebagai bibit adalah benih berasal
dari pohon yang sehat dalam artian, tanaman induk yang akan diambil buahnya sebagai
bibit tidak terserang hama dan penyakit. Selain itu benih yang dipakai harus benih yang
bernas atau berisi serta ukuran benihnya seragam. Kebutuhan benih setiap hektar
adalah sekitar 150–300 gram dengan daya tumbuh lebih dari 90 gram. Langkah
selanjutnya adalah menyiapkan media semai berupa tanah dan pupuk kandang dengan
perbandingan 1:1. Dengan ketinggian media semai sekitar 20 cm dan panjang 1m.
Sebaiknya pada persemaian diberi naungan berupa alang alang atau daun lain agar bibit
yang masih muda tidak terkena sinar matahari secara langsung. Selanjutnya benih
disebar pada media semai yang sudah dibuat secara merata kemudian ditutup dengan
tanah tipis. Agar benih cepat tumbuh perlu dilakukan penyiraman.
 Penyiapan lahan
Tanaman cabai mudah tumbuh hampir oppada seluruh lahan pertanian yang
tanaman lain dapat hidup. Namun agar tanaman dapat tumbuh dengan subur dan
menghasilkan buah yang baik, perlu dicari lahan yang subur untuk melakukan
budidaya. Keriteria tanah yang bagus untu budidaya cabai adalah gembur, kaya bahan
organik, tidak berair atau becek,dan memiliki ph sekitar 5–6,8.(Rukman 1994). Tanah
pada lahan yangh akan ditanami dibersihkan dari rumput kemudian digemburkan bisa
dengan cara dicangkul atau dibajak dengan traktor. Ssetelah tanah digemburkan
selanjutnya dibuat bedengan dengan arah dari timur kebarat agatr sseluruh tanaman
nantinya mendapat sinar matahari secara merata. Ukuran bedengsan biasanya dibuat
dengan lebar sekitar 100–150 cm dan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan
setempat.
 Pemasangan mulsa
Setelah terbentuk bedengan, selanjutnya dipasang mulsa hitam perak pengan
posisi warna perak diatas agar dapat memantulkan sinar matahari sehingga hama yang
bersembunyi dibawah daun akan pergi. Sebaiknya pemasangan mulsa dilakukan pada
siang hari pada saat matahari terik agar mulsa tidak mudah sobek ketika ditarik. Cara
pemasanganya adalah dengan cara menarik kedua ujung memanjang di atas bedengan,
lalu pasang pasak dari bambu berbentuk u pada sisi kanan dan kiri bedengan. Jika
mulsa sudah terpasang, Lubangi mulsa yang telah terpasang dengan menggunakan
potongan kaleng yang tajam dengan cara ditekan, kemudian buat lubang tanam pada

12
mulsa yang sudah dilubangi. Jarak pembuatan lubang tam adalah 60x70 atau 70x70 cm
(Rukmana, 1994).

 Penanaman
Penanaman bibit tanaman cabai sebaiknya dilakukan pada sore atau pagi hari.
Karena jika dilakukan pada siang hari, tanaman akan layu karena bibit masih lemah
dan perlu penyesuaian dengan suhu panas secara bertahap. Bibit yang ditanam
sebaiknya bibit yang telah berumur 17–23 hari atau telah memiliki jumlah daun
sebanyak 2–4 helai. Cara penanamanya adalah dengan mengambil bibit dari tempat
persemaia, pengambilan bibit dilakukan secara hati hati. Dengan mencongkel media
semai menggunakan solel agar akar tanaman muda tidak rusak, pada waktu menanam
usahakan akar tunggang tanaman jangan sampai patah ataupun membengkok. Pada
bedengan yang akan ditanami dibuat lubang tanam sesuai dengan panjang akar
tanaman, kemudian beri pupuk dasar dan tanam tanaman pada lubang tersebut. Setelah
ditanam, Sebaiknya tanaman segera duisiram dan diberi penutup seperti pelepah pisang
atau daun daun lainya untuk mencegah layu yang dapat menyebabkan tanaman mati
(Pracaya, 1993).
 Pemeliharaan
Agar tanaman dapat tumbuh dengan maksimal dan dapat menghasilkan, perlu
dilakukan pembuangan tunas air, pembuangan tunas air bertujuan untuk mengurangi
pertummbuhan vegetatif agar tanaman tidak terlalu rimbun, serta menghambat
pertumbuhan tinggi tanaman agar mempermudah dalam perawatan serta pemanenan.
Pembuangan tunas air juga bertujuan untuk mengurangi kelembaban disekitar tanaman,
dengan demikian pertumbuhan cendawan akanberkurang serta meningkatkan
pertumbuhan generatif (Pracaya 1993).
 Pemupukan
Agar tanaman cabai dapat tumbuh dengan subur dan menghasilkan buah yang
berkualitas pelu dilakukan pemupukan Pada waktu yang tepat serta, serta dengan dosis
yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pemupukan yang baik sesuai dengan jenis
pupuknya. Karena pupuk merupakan nutrisi yang sangat penting dalam pertumbuhan
tanaman.
 Panen
Memanenanya dilakukan dengan cara memetik tangkai buah secara hati hati
agar percabangan dan calon bunga tidak patah atau rusak. Panen dapat dilakukan
sampai tanaman berumur 2–3 tahun dengan jumlah panen sampai 96 kali. Pada
13
umumnya sawat panen pertama hanya menghasilkan cabai sedikit kemudian pada
panen berikutnya bertambah terus sampai mencapai puncaknya dan selanjutnya akan
semaki berkurang hingga akhirnya tanaman mati.
2. Pembibitan Ikan Lele
a) Pengertian ikan lele
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang berasal dari Filipina yaitu lele
dumbo (clarias garieplinus) dan lele local (charias batrachus) dan sudah dibudidayakan secara
komersial oleh masyarakat Indonesia. Ikan lele berkembang pesatdikarenakan:
 Dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi
 Teknologi budidaya relative mudah dikuasai oleh masyarakat
 Pemasarannya relative mudah, dan
 Modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.

b) Budidaya ikan lele


 Persiapan Kolam
Persiapan kolam berperan sangat penting untuk keberhasilan usaha budidaya
lele. Salah satu penyebab timbulnya penyakit dan tingginya angka kematian ikan lele
adalah karena kondisi air yang tidak memenuhi syarat. Misalnya PH air yang tidak
sesuai dengan kondisi lingkungan yang dibutuhkan oleh ikan lele. Untuk itu jangan
menebar benih ikan lele dengan kondisi PH yang belum memenuhi syarat, sebaiknya
gunakan alat pengukur PH agar tepat. Air yang digunakan bisa dari sumber mana saja,
dengan syarat kadar besinya rendah.
 Pembibitan
Umumnya pemeliharaan bibit dilakukan di kolam berlumpur atau sawah yang
memerlukan lahan yang relatif lebih luas. Tetapi pemeliharaan bibit ikan lele juga bisa
dilakukan di kolam terpal, meski hal ini tidak bisa dilakukan dalam jumlah polulasi
bibit yang terlalu besar. Pembibitan ikan lele dalam kolam terpal dilakukan dengan
menyatukan induk betina dan pejantan sehingga terjadi pemijahan dan penetesan telur
lele. Setelah menetas bibit ikan lele dapat dijual kepada peternak lain untuk dibesarkan
atau dipelihara kembali hingga besar. Karena bibit lele langsung bisa dijual ketika
menetas, sehingga merupakan salah satu peluang usaha yang cukup menjanjikan.
Penyediaan bibit ikan lele dengan ukuran 2-3 cm dapat tercapai ketika usia penetasan
sudah mencapai sebulan. Agar bibit ikan lele cepat besar ketika memiliharanya pada
kolam terpal, maka hal yang harus dilakukan adalah memberikan makanan berupa
pelet yang cukup setiap harinya.
14
Untuk menjadikan bibit ikan lele hingga ukuran 5-7 cm, maka perlu waktu
hingga 2 bulan. Setelah bibit mencapai ukuran ini, maka sejatinya sudah bisa dijual
sebagai bibit yang mendatangkan profit bagi peternak.
 Pembesaran Ikan Lele Untuk Konsumsi
Kolam terpal yang sudah tersedia, kemudian diisi dengan air yang tidak terlalu
dalam terlebih dahulu. Untuk bibit ikan lele yang berukuran 5-7 cm bisi diisi dengan
air 40 cm. Hal ini dilakukan agar anakan ikan tidak merasa capek naik turun dari dasar
kolam untuk mengambil oksigen.
Ukuran bibit yang lebih besar, akan lebih baik pula untuk dibudidayakan. Agar
panen berlangsung dengan cepat, yaitu sekitar 3-4 bulan masa budidaya, maka ikan
harus diberi makanan ekstra dan optimal. Budidaya ikan lele untuk konsumsi dinilai
cukup mudah, sebab ikan dengan ukuran lebih besar akan lebih tahan terhadap
penyakit.
 Pemberian Pakan
Tata cara pemberian pakan ikan lele di budidaya ikan lele sangatlah penting,
karena pemberian pakan ikan lele yang salah bisa mengakibatkan pemborosan juga
bisa juga membuat ikan lele menjadi mati. Pakan ikan lele dumbo yg diberikan adalah
pakan pabrikan & harus disesuaikan dgn besar mulut ikan. Utk kegiatan pembesaran
ikan maka pemberian pakan awal adalah F999 (bibit yang yang sudah bisa memakan
pallet butiran) sampai umur ikan 2 minggu, kemudian 781-2 sampai umur ikan 2 bulan
& 781 sampai umur ikan lele siap di panen yaitu 3 bulan. Pemberian pakan pellet pada
ikan lele dapat dilakukan dua kali sehari, atau bila lebih dari dua kali sehari diberikan
dengan jumlah yang lebih sedikit. Bila tersedia berikan pakan alami seperti bekicot,
kerang, keong emas, rayap dan lain-lain untuk makanan tambahan. Makanan alami ini
selain menghemat pengeluaran juga bisa memberi kandungan protein yang tinggi
sehingga pertumbuhan lele akan lebih cepat.
 Panen
Panen ikan lele dikolam terpal dapat dilakukan dengan cara panen sortir atau
dengan panen sekaligus (semua). Panen sortir adalah dengan memilih ikan yang sudah
layak untuk dikonsumsi (dipasarkan) biasanya ukuran 5 samapai 10 ekor per kg. atau
sesuai dengan keinginan pasar, kemudian ukuran yang kecil dipelihara kembali. Panen
sekaligus biasanya dengan menambah umur ikan agar ikan dapat dipanen semua
dengan ukuran yang sesuai keinginan pasar.

15
3. Peternakan Ayam

Peternakan ayam adalah usaha membiakkan atau membudidayakan ayam dengan


tujuan untuk mendapatkan daging dan telurnya sebagai sumber pangan serta bahan baku
industri. Yang perlu di perhatikan dalam peternakan ayam khususnya ayam kampung yaitu:
a) Mempersiapkan Kandang
Melakukan ternak ayam kampung berbeda dari ayam broiler yang membutuhkan
pabrik besar dan proses yang rumit. Anda bisa memelihara ayam hanya dengan membuat dan
menggunakan kandang di rumah Anda. Buatlah kandang dengan ukuran yang lega dan hindari
membuat yang terlalu sesak. Supaya ayam tidak berkeliaran dan kabur, usahakan kandang
tertutup secara sempurna dan memiliki tinggi setidaknya 3 meter karena apabila di bawah
ukuran tersebut maka ayam masih bisa terbang dan kabur. Buat juga sekat yang memisahkan
antara ayam yang dewasa dengan ayam anakan yang baru akan mulai ditetaskan.

b) Memilih Indukan yang Tepat


Supaya bisa menghasilkan keturunan ayam yang baik dan kuat, pastikan supaya anda
memilih indukan yang tepat. Tips yang bisa Anda gunakan untuk memilih indukan adalah
carilah ayam yang mempunyai suara kokok yang keras dan lantang. Bulu dari ayam juga
harus mengkilap dan ayam tidak boleh memiliki cacat sama sekali karena akan
mempengaruhi ke keturunannya.

c) Melakukan Pengawinan Indukan


Ayam-ayam yang baru dipindahkan ke lingkungan baru biasanya membutuhkan waktu
untuk beradaptasi. Setelah ayam nyaman dan terbiasa barulah biasanya proses kawin akan
berlangsung. Proses pengawinan ini tidak bisa dipercepat dan harus terjadi secara alamiah
antara ayam jantan dan betina. Ayam betina yang mulai sering berkokok dan berisik biasanya
merupakan tanda bahwa ayam tersebut sudah siap bertelur dan Anda harus segera
memasukkannya ke tempat khusus.

d) Proses Penetasan Telur


Setelah ayam-ayam berhasil bertelur, Anda harus segera menyiapkan tempat untuk
melakukan penetasan telur sendiri. Buatlah tempat penetasan yang terbuat dari kotak dan
16
sudah ditambahkan lampu bohlam yang panas dengan daya sebesar 10 watt. Letakkan telur di
bawah sorotan lampu lalu diamkanlah hingga 15 sampai 20 hari supaya telur bisa menetas.

e) Memelihara Anakan Ayam


Memelihara anakan telur yang baru menetas bukanlah sebuah proses yang mudah.
Anda harus memberikan pakan yang terbuat dari jagung yang sudah digiling secara halus
supaya anak ayam tidak tersedak ketika makan.Pakan dari jagung yang halus tersebut harus
diberikan hingga anakan berusia dua bulan.

f) Menjual Ayam Kampung


Jika anakan ayam sudah memasuki usia tiga bulan maka Anda sudah bisa menjual dan
memasarkan ayam tersebut. Sebelum menjual ayam, pastikanlah supaya bobotnya sudah
sesuai dan ayam tidak terlalu kurus. Ayam yang kurus akan sangat mempengaruhi harga jual
dan membuat Anda tidak bisa mendapatkan keuntungan yang banyak.

4. Manajemen Sumber Daya Alam


Manajemen sumber daya alam bermakna manajemen sebuah ekosistem yang
kompleks dan dinamis. Penegtahuan kita tentang ekosistem terbatas dan tidak akan pernah
cukup. Apa lagi kalau kita memahami bahwa manajemen sumber daya alam dalam beberapa
hal adalah memeberikan intervensi terhadap ekosistem tersebut. Intervensi ini akan
mengahasilkan respons dari ekosistem yang sulit terprediksi.
Manajemen sumber daya alam adalah penerapan ilmu manajemen terhadap sumber
daya alam seperti lahan, air, tanah, tumbuhan, dan hewan dengan fokus terhadap bagaimana
manajemen mampu mempengaruhi kualitas hidup manusia sekarang dan masa depan.
Manajemen sumber daya alam mengatur bagaimana manusia dan alam berinteraksi. Biologi
konservasi, manajemen air, manajemen lingkungan, sosiologi pedesaan, dan perencanaan tata
ruang dan wilayah bergerak bersama manajemen sumber daya alam terutama di sektor yang
mengeksploitasi alam seperti industri pertanian, pertambangan, perikanan, dan kehutanan.
Manajemen sumber daya alam fokus pada penerapan ilmu dan pemahaman terhadap sumber
daya alam, ekologi, dan kapasitas penunjang hidup dari sumber daya alam tersebut. berikut
beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian sumber daya alam:

 Penanaman kembali hutan yang gundul.


 Menjaga kelestarian lingkungan.
17
 Membuat terasering pada lahan miring.
 Menghemat penggunaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Hal ini dapat
dilakukan dengan tindakan sederhana seperti mematikan listrik bila tidak digunakan.
Selain itu, terdapat beberapa cara hidup ramah alam yang dapat kita terapkan untuk menjaga
sumber daya alam agar tetap lestari seperti berikut:

 Menghemat penggunaan kertas.


 Menghemat penggunaan air.
 Menghemat penggunaan energi listrik.
 Menanam tanaman.
 Menjaga kebersihan alam.

C. Mengenal Potensi Sumber Daya Alam Indonesia Dan Daerah


1. Peta/Lokasi Sumber Daya Alam Indonesia
Potensi sumberdaya alam yang ada pada dasarnya dapat dimanfaatkan untuk
pemenuhan kebutuhan manusia. Namun, seiring dengan bertambahnya populasi manusia,
kebutuhan akan sumberdaya juga meningkat sementara jumlah sumberdaya terbatas.
Pemanfaatan sumberdaya yang melampaui daya dukung akan menyebabkan penurunan
sumberdaya dan memicu degradasi lingkungan. Salah satu sumberdaya yang terancam
keberlangsungannya adalah sumberdaya perikanan. Pengelolaan sumberdaya perikanan pada
awalnya hanya berfokus pada pengembangan aspek ekonomi semata. Hal ini karena adanya
kesalahpahaman bahwa sumberdaya ikan dapat pulih sehingga dapat dieksploitasi besar-
besaran, dan memaksimalkan produksi tangkapan ikan untuk mengejar keuntungan sebesar-
besarnya.
Dalam perkembangannya, paradigma pengelolaan perikanan tersebut telah bergeser
pada konsep yang berkelanjutan dimana tidak hanya menekankan pada aspek ekonomi,
namun aspek ekologi dan sosial juga menjadi perhatian. Mengingat luasnya wilayah perairan
Indonesia sehingga untuk optimalisasi pengelolaan sumberdaya perikanan, maka Pemerintah
menetapkan Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia melalui peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan no 1 tahun 2009 yang telah diubah melalui peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan no 18 tahun 2014 dimana dalam hal ini pengelolaan perairan laut
Indonesia dibagi menjadi beberapa satuan Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik
Indonesia (WPPNRI). WPPNRI dibagi dalam 11 (sebelas) wilayah pengelolaan perikanan,
salah satunya WPP 718.

18
secara geografis wilayah Indonesia sangat strategis karena merupakan jalur pelayaran
internasional, baik melalui Selat Malaka maupun Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI),
terdiri dari : seluas 5,8 juta km2 laut, ± 81.000 pulau, dan ± 81.000 km garis pantai atau
mendekati 25% panjang pantai di dunia.
a) Lokasi Sumber daya perikanan di Indonesia
Sulawesi Selatan menempati urutan pertama sebagai daerah penghasil ikan terbesar di
Indonesia. Sulawesi Selatan berhasil menghasilkan ikan sebanyak 21,6 persen per tahun untuk
memenuhi kebutuhan ekspor. Ikan – ikan yang ditangkap merupakan kelas A atau standar
ekspor, tidak heran jika ikan jenis cakalang hingga tuna banyak dikirim ke luar negeri seperti
Jepang dan Thailand. Tidak hanya pasar luar negeri, ikan dari Sulawesi Selatan juga cukup
terkenal dari dalam negeri terutama ikan cakalang dan menjadi andalan daerah ini.

b) Peta sumber daya perikanan Sulawesi Selatan

Gambar 1.1 Peta sumber daya perikanan, Sulawesi selatan

19
2. Peta/Lokasi Sumber daya alam daerah

a) Lokasi sumber daya alam daerah

Pertanian yaitu proses budidaya tanaman pada suatu lahan yang hasilnya dapat
mencukupi kebutuhan manusia. Atau proses bercocok tanam yang dilakukan di lahan yang
telah di siapkan sebelumnya dan dikelola menggunakan cara manual tanpa terlalu banyak
menggunakan manajemen. Salah satu lokasi pertanian yaitu di Kabupaten Nias khusunya di
Desa Hiliwaele I kecamatan Botomuzoi, Kabupaten Nias Provinsi Sumatera Utara, dimana di
dalam nya terdapat banyak persawahan yang dikelola oleh masyarakat dan jenis pertanian
lainnya.

b) Peta Sumber daya alam daerah

Gambar 1.2 Peta Desa Hiliwaele I

3. Energi Alternatif

20
Energi alternative adalah semua sumber energi yang bertujuan menggantikan bahan
bakar konvensional. Tujuannya untuk mengurangi penggunaan bahan bakar hidrokarbon yang
mengakibatkan kerusakan lingkungan akibat emisi karbon dioksida yang tinggi sehingga
berkontribusi besar terhadap pemanasan global.

Menurut Encyclopaedia Britannica (2015), pada awal abad 21 sekitar 80 persen energi
yang ada di dunia dihasilkan dari bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil yang digunakan bisa
berupa minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Ketiganya berasal dari makhluk hidup yang
mati dan terkubur jutaan tahun lalu dan termasuk energi yang tidak bisa diperbarui. Manfaat
energi alternative yaitu:

 Mengurangi dampak pemanasan global


 Sumber energi yang tidak pernah habis
 Meningkatkan kesehatan masyarakat secara drastis
 Meningkatkan kesehatan masyarakat secara drastis
 Menciptakan peluang dan lapangan pekerjaan

a) Energi Angin
Sumber energi ini tidak lain dihasilkan dari embusan angin yang diolah dan
dikumpulkan menjadi suatu energi yang besar. Penggunaan energi angin biasanya dihasilkan
dengan menggunakan kincir angin. Energi angin dapat dijadikan sumber pembangkit energi
listrik yang ramah lingkungan.

b) Energi Matahari
Matahari merupakan sumber energi yang tak habis-habisnya. Sumber energi matahari
bisa digunakan sebagai pengganti energi fosil.
Para ilmuwan memanfaatkan energi matahari menjadi sumber energi menggunakan
panel surya yang bisa digunakan sebagai sumber tenaga listrik. Energi ini mengeluarkan
jumlah emisi yang sangat sedikit ketimbang dari energi fosil.

c) Energi Biogas
Biogas merupakan gas campuran metana (CH4), karbondioksida (CO2), dan gas
lainnya yang didapat dari hasil penguraian material organik, seperti kotoran hewan, kotoran
manusia, dan tumbuhan oleh bakteri pengurai metanogen pada sebuah biodigester.

21
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian Dan Pelaksanaan Penelitian


1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Hiliwaele I kecamatan Botomuzoi, kabupaten Nias.


Pemilihan desa tersebut sebagai lokasi penelitian dikarenakan adanya sumber daya alam yang
dikelola dalam wilayah tersebut. Selain itu, permukiman aparat desa setempat dekat dengan
sumber daya alam sehingga salah satu dari aparat desa (sekretaris desa) setempat bisa menjadi
narasumber yang tepat untuk diwawancarai karena mereka berhubungan langsung dengan
sumber daya alam yang dikelola dalam desa tersebut.

2. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada hari Rabu, 16 November 2022,
penelitian berlangsung dari pukul 12:00 sampai pukul 13:20
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini, Sumber daya alam dan lingkungan
2. Sampel
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan kepadatan penduduk, serta
untuk mengetahui sumber daya alam yang dikelola di wilayah penelitian, maka sesuai dengan
Purposive Sampling hanya jumlah penduduk dan sumber daya alam yang berada di Desa
Hiliwaele I, Kecamatan Botomuzoi, Kabupaten Nias, Provinsi Sumatera Utara dan Aparat
Desa yang menjadi sampel penelitian. Berdasarkan pengumpulan data berdasarkan Purposive
Sampling maka penelitian dilakukan pada jumlah penduduk dan sumber daya alam di Desa
Hiliwaele I, Kecamatan Botomuzoi, Kabupaten Nias, Provinsi Sumatera Utara. Dan karena
waktu yang terbatas maka aparat yang dijadikan sampel sebanyak 1 sampel/orang dan dengan
tujuan untuk memperoleh data penduduk, serta sumber daya alam yang dikelola dalam
melestarikan lingkungan hidup.

C. Teknik Pengumpulan Data

22
Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Metode Obesevasi
Metode ini digunakan untuk memperoleh data di lapangan yang berkaitan tentang
jumlah penduduk dan sumber daya alam yang dikelola di Desa Hiliwaele I, Kecamatan
Botomuzoi, kabupaten Nias, Provinsi Sumatera Utara.
2. Metode Wawancara
Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai sekretaris desa Hiliwaele I, Kecamatan
Botomuzoi, Kabupaten Nias, Provinsi Sumatera Utara.
Adapun data yang diteliti dalam penelitian ini antara lain:

 Data Primer
 Data sekunder

D. Alat dan Bahan


1. Alat
 Handphone, sebagai alat untuk mengambil dokumentasi.
 Pulpen, sebagai alat tulis dalam pengumpulan data.

2. Bahan
 Buku, persediaan untuk menulis hasil wawancara.
E. Cara membuat dan jumlah benda uji/instrument
Cara saya dalam penelitian ini yaitu dengan langsung ke lokasi agar dapat membuat
suatu materi yang akurat, jumlah benda uji/instrument ada 4 antara lain :
 Jumlah penduduk setiap dusun dan secara keseluruhan
 Angka kematian dan kelahiran dalam tahun 2022 ini
 Masalah yang dihadapi masyarakat
 Luas dari desa
 Apa saja sumber daya alam yang dikelolah dalam desa tersebut
 Tujuan pemerintahan Desa menegelola sumber daya alam tersebut.

F. Teknik Analisis Data


Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif
digunakan untuk mengetahui jumlah penduduk dan sumber daya alam yang dikelola oleh
Desa Hiliwaele I, Kecamatan Botomuzoi, Kabupaten Nias, Provinsi Sumatera Utara.

23
BAB IV
PEMBAHASAN

Persiapan Penelitian
Langkah awal dari penelitian ini adalah mengumpulkan dan mempelajari sejumlah
baik dari buku, jurnal maupun artikel yang berkaitan dengan topik sumber daya alam dan
lingkungan. Sebelum peneliti melakukan penelitian maka terlebih dahulu mempersiapkan
instrument yang digunakan yaitu, alat perekam, pedoman wawancara, dan intrumen lainnya
untuk menunjang kelancaran jalannya penelitian. Kemudian peneliti mencari subjek yang
memenuhi kriteria. Dan juga sebelum melakukan penelitian, maka peneliti sudah
mempersiapkan berbagai list pertanyaan.

Pelaksanaan Penelitian
Peneliti menjalin komunikasi yang baik guna memperlancar proses penelitian.
Kemudian peneliti memilih tempat di Desa Hiliwaele I, Kecamatan Botomuzoi, Kabupaten
Nias, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian berlangsung pada tanggal 16 November 2022.
Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti berjanji untuk mencari data yang akurat sesuai
dengan data yang diperlukan.

Hasil dan Pembahasan

1. Jumlah Penduduk Desa Hiliwaele I

Setiap Tahunnya terus meningkat, berdasarkan pendataan pada tahun 2022, jumlah
penduduk Desa Hiliwaele I, sebagai berikut:

Laki-Laki Perempuan Jumlah


385 410 795
Grafik 1.1 Jumlah penduduk Desa Hiliwaele I

24
Berdasarkan data di atas menyatakan bahwa jumlah penduduk Desa Hiliwaele I
mencapai 795 jiwa, yang dimana laki-laki sebanyak 385 jiwa dan perempuan 410 jiwa, yang
teridiri dari 180 Kepala Keluarga (KK). Yang terbagi atas 3 (tiga) Dusun.

2. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk merupakan banyaknya penduduk per satuan luas. Kegunaannya
adalah sebagai dasar kebijakan pemerataan penduduk kasar menunjukkan jumlah penduduk
untuk setiap kilometer persegi luas wilayah.
Luas Wilayah Desa Hiliwaele I Adalah 800 Ha Dimana 20% Berupa Daratan Yang
Bertopografi Berbukit –bukit ,Dan 40% daratan dimanfaatkan untuk karet. Kepadatan
penduduk dalam Desa Hiliwaele I dipengaruhi oleh angka kematian dan angka kelahiran.
Angka kematian terdiri dari 10-15 orang pertahun dan angka kematian terdiri dari 20-25 orang
pertahun.
Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat dapat menyebabkan permasalahan
yaitu, berkurangnya lahan dan mata pencarian penduduk. Dalam hal ini penduduk yang
semakin meningkat dalam suatu wilayah yang sempit akan membuat ketersediaan lahan
tempat penduduk berkurang karena jumlah penduduk yang semakin padat. Untuk mengatasi
masalah tersebut maka pemerintahan Desa menerapkan program Keluarga Berencana (KB)
kepada masyarakata yang ada dalam suatu Desa tersebut, yang dimana dalam Program KB
menyatakan bahwa 2 anak cukup. Dengan demikian makalah kesenjangan antara
pertumbuhan penduduk dengan lahan yang semakin sempit dapat dikendalikan.

3. Masalah Lingkungan Hidup


Sesuai dengan penelitian di Desa Hiliwaele I, masalah yang dihadapi dalam
lingkungan masyarakat yaitu kurangnya sumber penghasilan masyarakat. Karena sebagian
besar masyarakat di Desa dalam memenuhi kebutuhan hidupnya bergantung pada sumber
daya alam, dalam hal ini di bidang pertanian. Rata-rata pekerjaan sehari-hari masyarakat yaitu
Petani. Karet merupakan sumber pendapatan pokok masyarakat hiliwaele I, tetapi dengan
musim hujan yang panjang menyebabkan masyarakat tidak dapat bekerja sehingga
penghasilan masyarakat berkurang.
Untuk meminimalisir permasalahan di atas maka pemerintah Desa mengelola sumber
daya alam, yaitu Tanaman cabai, ikan lele dan Peternakan ayam kampung, guna untuk
25
membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.Penjelasan tentang sumber daya
alam yang dikelola dalam Desa Hiliwaele I sebagai berikut
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Sumber daya alam yang dikelola
dalam Desa Hiliwaele I terdiri dari
a) Tanaman Cabai
b) Ikan lele
c) Ayam

Tanaman cabai, ikan lele, dan ayam, merupakan salah satu sumber daya alam yang
ada di sekeliling kita, yang dapat dikelola oleh manusia. Dalam setiap Desa, tentunya
memiliki kelompok-kelompok masyarakat yang berperan dibidang pertanian maupun
peternakan. Nah, disini pemerintahan Desa Hiliwaele I memberikan bibit tanaman cabai, ikan
lele dan ayam kepada masyarakat. Pemberian bibit cabai, ikan lele dan ayam ada yang
berbentuk kelompok dan ada juga yang berbentuk perorangan. Setelah itu, diberikan
kesempatan kepada kelompok masyarakat untuk mengelola cabai, ikan lele dan ayam dengan
baik, sehingga kelompok maupun individu masyarakat dapat mengembangkan usaha yang
telah diberikan.
Usaha yang diberikan oleh pemerintahan desa dalam pengelolaan sumber daya alam
dengan selalu memantau secara langsung di lapangan satu kali dalam 1 bulan, untuk melihat
sejauh mana masyarakat mengembangkan usaha yang telah diberikan.

4. Tujuan Desa Mengelola Sumber Daya Alam


Pemerintahan desa mengelola sumber daya alam bertujuan untuk meningkatkan hasil
pendapatan masyarakat, meningkatkan taraf hidup masyarakat dan untuk mengsejahterakan
perekonomian masyarakat desa.

26
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Indonesia merupakan salah satu negara yang padat penduduk, yakni ke - 4 terpadat di
dunia setelah Cina (1.265 juta, India (1.002 Juta) Amerika Serikat (276 Juta), Indonesia
(212 Juta. Data menunjukkan dalam waktu 34 tahun yaitu dari tahun 1991 hingga tahun
1995, penduduk Indonesia telah meningkat lebih dari dua kali lipat. Pada tahun 1991
penduduk Indonesia sebesar 97 juta jiwa, meningkat menjadi sekitar 195 juta jiwa pada
tahun 1995
2. pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk yang dipengaruhi oleh
kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk.
3. Masalah dalam lingkungan hidup yang sering terjadi yaitu banjir, pencemaran tanah dan
aliran sungai yang tercemar akibat limbah industry.
4. Sumber daya alam adalah segala sesuatu sesuatu yang ada di lingkungan alam yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar lebih
sejahtera. Sumber daya alam berdasarkan jenisnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
sumber daya alam hayati atau biotic dan sumber daya alam non hayati atau abiotik.
5. Pelestarian sumber daya alam dilakukan dengan cara Penanaman kembali hutan yang
gundul, Menjaga kelestarian lingkungan, Membuat terasering pada lahan miring,
Menghemat penggunaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Hal ini dapat
dilakukan dengan tindakan sederhana seperti mematikan listrik bila tidak digunakan.
6. Energi alternative adalah semua sumber energi yang bertujuan menggantikan bahan bakar
konvensional. Tujuannya untuk mengurangi penggunaan bahan bakar hidrokarbon yang
mengakibatkan kerusakan lingkungan akibat emisi karbon dioksida yang tinggi sehingga
berkontribusi besar terhadap pemanasan global. Energy alternative terdiri dari energy
matahari, angin dan bio gas.

27
7. jumlah penduduk Desa Hiliwaele I mencapai 795 jiwa, yang dimana laki-laki sebanyak
385 jiwa dan perempuan 410 jiwa, yang teridiri dari 180 Kepala Keluarga (KK). Yang
terbagi atas 3 (tiga) Dusun.
8. Sumber daya alam yang dikelola dalam Desa yaitu penanaman cabai, pembibitan ikan
lele dan ayam.
9. Tujuan Pemerintahan desa mengelola untuk meningkatkan hasil pendapatan masyarakat,
meningkatkan taraf hidup masyarakat dan untuk mengsejahterakan perekonomian
masyarakat desa.
B. Saran
Saran penulis, supaya kita tetap menjaga serta melestarikan sumber daya alam, baik
sumber daya yang ada di daerah maupun sumber daya alam yang ada di Inonesia. Sehingga
sumber daya alam tidak rusak dan tidak punah di muka bumi ini.

28
DAFTAR PUSTAKA

Biologi 1, Suyitno A. Sukirman.

Peluang dan Budidaya Cabai, Jakarta. Warisno, S.PKP, Kres Dahana, SP.

Sukses Budidaya Lele Kolam Terpal, Kiagus Angga.

Pemodelan dan Simulasi Untuk Pengelolaan Adaptif SDA dan Lingkungan, 2012
Herry Purnomo.

29
LAMPIRAN REFERENSI

REFERENSI BUKU PERTAMA

30
Halaman 79 sampai 83

REFERENSI BUKU KEDUA

31
Halaman 14 sampai 18

REFERENSI BUKU KETIGA

NN

32
Halaman 2, 29 sampai 33

REFERENSI BUKU KE EMPAT

33
Halaman 45

LAMPIRAN FOTO/DOKUMENTASI

34

Anda mungkin juga menyukai