Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SUMBER DAYA ALAM


SULAWESI TENGGARA
“Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas tugas mata pelajaran lintas minat Geografi
dengan guru pembimbing RINI FATMAWATI”

Disusun oleh :

Muhammad Bayu Prasetya

SMAIT AL-FITYAN
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, Saya yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pontianak,17 November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………......... 1


DAFTAR ISI ………………………………………………………….........2

BAB I PENDAHULUAN …………………………………….. .................3


 A. Latar Belakang …………………………………………............3
 B. Rumusan Masalah ……………………………………… .........3
 C. Tujuan Penulisan ………………………………………........... 3
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………. ................4
 A. Pengertian SDA …………………………………… ..................4
 B. Potensi SDA SULAWESI TENGGARA ……......................4-23
 C.Dalil tentang SDA ………………………………………..... ..24-26
BAB III PENUTUP ……………………………………………… ..............27
 Simpulan ………………………………………………….................27
 Saran ……………………………………………………...................27
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….. ..............28
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Sumber daya alam merupakan unsur lingkungan yang terdiri atas sumber daya alam
hayati, sumberdaya alam non hayati dan sumberdaya buatan, merupakan salah satu aset yang
dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sebagai modal dasar
pembangunan sumberdaya alam harus dimanfaatkan sepenuh-penuhnya tetapi dengan cara-cara
yang tidak merusak, bahkan sebaliknya, cara-cara yang dipergunakan harus dipilih yang dapat
memelihara dan mengembangkan agar modal dasar tersebut makin besar manfaatnya untuk
pembangunan lebih lanjut di masa mendatang.

Dalam memanfaatkan sumber daya alam, manusia perlu berdasar pada prinsip
ekoefisiensi. Artinya tidak merusak ekosistem, pengambilan secara efisien dalam memikirkan
kelanjutan SDM. Pembangunan yang berkelanjutan bertujuan pada terwujudnya keberadaan
sumber daya alam untuk mendukung kesejahteraan manusia. Maka prioritas utama pengelolaan
adalah upaya pelestarian lingkungan, supaya dapat mendukung kehidupan makhluk hidup. Bila
sumber daya alam rusak atau musnah kehidupan bisa terganggu.

B.Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud dengan SDA?
2.Apa potensi SDA di SULAWESI TENGGARA?
3.Dalil tentang SDA

C.Tujuan Penulisan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini sebagai berikut:
1)Untuk memenuhi tugas Geografi guna menambah nilai
2)Untuk mengetahui SDA yang ada di SULAWESI TENGGARA
3)Untuk menambah wawasan dan pengetahuan
4)Bagi pembaca bertujuan sebagai bahan referensi dalam pembuatan makalah serta tugas lainnya
dan menambah wawasan bagi paara pembaca.
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Sumber Daya Alam

Sumber daya alam adalah semua kekayaan bumi, baik biotik maupun abiotik yang dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kesejahteraan manusia, misalnya:
tumbuhan, hewan, udara, air, tanah, bahan tambang, angin, cahaya matahari, dan mikroba (jasad
renik).
Pada dasarnya Alam mempunyai sifat yang beraneka ragam, namun serasi dan seimbang. Oleh
karena itu, perlindungan dan pengawetan alam harus terus dilakukan untuk mempertahankan
keserasian dan keseimbangan tersebut.
Semua kekayaan yang ada di bumi ini, baik biotik maupun abiotik, yang dapat dimanfaatkan
untuk kesejahteraan manusia merupakan sumber daya alam. Tumbuhan, hewan, manusia, dan
mikroba merupakan sumber daya alam hayati, sedangkan faktor abiotik lainnya merupakan
sumber daya alam nonhayati. Pemanfaatan sumber daya alam harus diikuti oleh pemeliharaan
dan pelestarian karena sumber daya alam bersifat terbatas.

Sumber Daya Alam di Indonesia


Indonesia merupakan negara dengan tingkat biodiversitas tertinggi kedua di dunia setelah
Brazil. Fakta tersebut menunjukkan tingginya keanekaragaman sumber daya alam hayati yang
dimiliki Indonesia dan hal ini, berdasarkan Protokol Nagoya, akan menjadi tulang punggung
perkembangan ekonomi yang berkelanjutan (green economy). Protokol Nagoya sendiri
merumuskan tentang pemberian akses dan pembagian keuntungan secara adil dan merata antara
pihak pengelola dengan negara pemilik sumber daya alam hayati, serta memuat penjelasan
mengenai mekanisme pemanfaatan kekayaan sumber daya alam tersebut. Kekayaan alam di
Indonesia yang melimpah terbentuk oleh beberapa faktor, antara lain:
a) Dilihat dari sisi astronomi, Indonesia terletak pada daerah tropis yang memiliki curah hujan
yang tinggi sehingga banyak jenis tumbuhan yang dapat hidup dan tumbuh dengan cepat.
b) Dilihat dari sisi geologi, Indonesia terletak pada titik pergerakan lempeng tektonik sehingga
banyak terbentuk pegunungan yang kaya akan mineral.
c) Daerah perairan di Indonesia kaya sumber makanan bagi berbagai jenis tanaman dan hewan
laut, serta mengandung juga berbagai jenis sumber mineral.
Tingginya tingkat biodiversitas Indonesia ditunjukkan dengan adanya 10% dari tanaman
berbunga yang dikenal di dunia dapat ditemukan di Indonesia, 12% dari mamalia, 16% dari
hewan reptil, 17% dari burung, 18% dari jenis terumbu karang, dan 25% dari hewan laut. Di
bidang agrikultur, Indonesia juga terkenal atas kekayaan tanaman perkebunannya, seperti biji
coklat, karet, kelapa sawit, cengkeh, dan bahkan kayu yang banyak diantaranya menempati
urutan atas dari segi produksinya di dunia.
Sumber daya alam di Indonesia tidak terbatas pada kekayaan hayatinya saja. Berbagai daerah di
Indonesia juga dikenal sebagai penghasil berbagai jenis bahan tambang, seperti petroleum,
timah, gas alam, nikel, tembaga, bauksit, timah, batu bara, emas, dan perak. Di samping itu,
Indonesia juga memiliki tanah yang subur dan baik digunakan untuk berbagai jenis tanaman.
Wilayah perairan yang mencapai 7,9 juta km2 juga menyediakan potensi alam yang sangat besar.
Macam-macam sumber Daya Alam dapat dibedakan berdasarkan sifat, potensi, dan jenisnya:
a. Berdasarkan jenis
Menurut jenisnya, sumber daya alam dibagi dua sebagai berikut :
1. Sumber daya alam nonhayati (abiotik); disebut juga sumber daya alam fisik, yaitu sumber
daya alam yang berupa benda-benda mati. Misalnya : bahan tambang, tanah, air, dan kincir
angin.
2. Sumber daya alam hayati (biotik); merupakan sumber daya alam yang berupa makhluk hidup.
Misalnya: hewan, tumbuhan, mikroba, dan manusia.

b. Berdasarkan potensi
Menurut potensi penggunaannya, sumber daya alam dibagi beberapa macam, antara lain sebagai
berikut.
1. Sumber daya alam materi; merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan dalam bentuk
fisiknya. Misalnya, batu, besi, emas, kayu, serat kapas, rosela, dan sebagainya.
2. Sumber daya alam energi; merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan energinya.
Misalnya batu bara, minyak bumi, gas bumi, air terjun, sinar matahari, energi pasang surut laut,
kincir angin, dan lain-lain.

3. Sumber daya alam ruang; merupakan sumber daya alam yang berupa ruang atau tempat hidup,
misalnya area tanah (daratan) dan angkasa.

c. Berdasarkan Sifat
Menurut sifatnya, sumber daya alam dapat dibagi 3, yaitu sebagai berikut :
1. Sumber daya alam yang terbarukan (renewable), misalnya: hewan, tumbuhan, mikroba, air,
dan tanah. Disebut ter barukan karena dapat melakukan reproduksi dan memiliki daya regenerasi
(pulih kembali).
2. Sumber daya alam yang tidak terbarukan (nonrenewable), misalnya: minyak tanah, gas bumf,
batu tiara, dan bahan tambang lainnya.
3. Sumber daya alam yang tidak habis, misalnya, udara, matahari, energi pasang surut, dan
energi laut.
Potensi Sulawesi Tenggara

Sulawesi Tenggara pada zaman penjajahan hingga terbentuknya


Kabupaten Sulawesi Tenggara tahun 1952 adalah suatu Afdeling, yaitu Afdeling Boeton Laiwoi
dengan pusat Pemerintahannya di Bau-Bau. Afdeling Boeton Laiwui tersebut terdiri dari : Onder
– Afdeling Boeton; Onder – Afdeling Muna; Onder – Afdeling Laiwui.

Onder – Afdeling Kolaka pada waktu itu berada di bawah Afdeling Luwu (Sulawesi Selatan),
kemudian dengan Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 1952 Sulawesi Tenggara menjadi satu
Kabupaten, yaitu Kabupaten Sulawesi Tenggara dengan ibu Kotanya Bau-Bau.

Kabupaten Sulawesi Tenggara itu meliputi wilayah bekas Onder – Afdeling Boeton Laiwui serta
bekas Onder Afdeling Kolaka dan menjadi bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan Tenggara
dengan Pusat Pemerintahannya di Makassar (Ujung Pandang). Selanjutnya dengan UU No. 29
Tahun 1959 Kabupaten Sulawesi Tenggara dimekarkan menjadi empat Kabupaten Daerah
Tingkat II, yaitu : Kabupaten Daerah Tingkat II Buton ibukotanya Bau-Bau; Kabupaten Daerah
Tingkat II Muna ibukotanya Raha; Kabupaten Daerah Tingkat II Kendari ibukotanya Kendari;
Kabupaten Daerah Tingkat II Kolaka ibukotanya Kolaka. Daerah Sulawesi Tenggara terdiri dari
wilayah daratan dan kepulauan yang cukup luas, mengandung berbagai hasil tambang yaitu aspal
dan nikel, maupun sejumlah bahan galian lain. Demikian pula potensi lahan pertanian cukup
potensial untuk dikembangkan. Selain itu terdapat pula berbagai hasil hutan berupa rotan, damar,
dan berbagai hasil hutan lain.
Perekonomian daerah Sultra kental diwarnai tiga sektor utama, yaitu sektor pertanian, sektor
perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor jasa-jasa. Diantara semua sektor, peranan sektor
pertanian terlihat amat besar, mencapai 37,27 persen.

Untuk sektor pertanian, daerah ini menghasilkan bahan pangan, tanaman sayur-sayuran, buah-
buahan, perkebunan, perikanan dan peternakan. Produksi bahan pangan yang signifikan adalah
padi, jagung, ubi jalar, dan ubi kayu. Padi banyak dihasilkan di Kabupaten Muna, Konawe,
Wakatobi, Buton, dan Bau-Bau. Produksi jagung terkonsentrasi di Kabupaten Muna. Sedangkan
ubi kayu dan ubi jalar banyak dihasilkan dari Kabupaten Buton dan Muna.

Jenis Tanaman Pangan yang paling dominan di Kabupaten Konawe Utara adalah padi/beras.
Mengenai potensi beras dapat dilihat sebagai berikut : Luas lahan potensial yang dapat diolah
adalah 46.982 Ha, lahan yang dapat dijadikan lahan iringasi teknis adalah 46,982 Ha dan baru
dimanfaatkan sebesar 865 Ha. Jadi masih terdapat 46.117 Ha yang belum dimanfaatkan.
Produksi yang dihasilkan adalah padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedele,
kacang hijau dan lain-lain.

Sub-sektor perkebunan, lahan potensial yang dapat diolah 257.241 Ha, efektif dikelola sampai
dengan tahun 2004 adalah 3.000 Ha untuk perkebunan besar dan 35.121 Ha untuk perkebunan
rakyat. Komoditi yang dikembangkan dan dihasilkan adalah : Kakao, Jambu Mete, Kelapa, Kopi,
Cengkeh, Lada, Pala, Vanili dan lain-lain.

Potensi areal untuk pengembangan ternak kurang lebih 125.100 Ha secara umum belum
termanfaatkan dengan baik, terutama untuk ternak besar, sebab pada umumnya masyarakat
memelihara ternak besar masih menggunakan halaman pekarangan atau perkebunan kelapa dan
mete.

Potensi Perikanan baik perikanan laut maupun perikanan darat (Kolam, empang/tambak). Luas
perairan laut 578.600 Ha potensi perikanan; hasil Tambak 1.211 Ha; Kolam 12.126 Ha;
Perikanan Laut 1.234 Ha; Budi Daya 1.850; Penangkapan 3.936 Ha.

Sedangkan luas kawasan hutan adalah 385.195 Ha dengan produksi hasil hutan berupa; Kayu
Jati, Kayu Rimba Campuran, Rotan Damar dan Hasil Hutan Rotan.

Berbagai daerah di Sulawesi Tenggara juga merupakan daerah penghasil sayur-sayuran.


Beberapa produk andalannya adalah kacang panjang, tomat, terung, kangkung, dan sawi.
Produksi kacang panjang banyak dihasilkan dari Kabupaten Kolaka, Muna, dan Konawe.
Tomat banyak dihasilkan Kabupaten Konawe dan Kolaka. Terung banyak dihasilkan Kabupaten
Konawe dan Kolaka. Sedangkan kangkung banyak dihasilkan Kabupaten Konawe dan Kolaka.
Sementara itu, sawi banyak dihasilkan Konawe Selatan dan Kolaka. Berbagai jenis buah-buahan
diproduksi daerah-daerah di Sulawesi Tenggara. Buah-buahan ini ada yang bersifat sebagai
komoditi yang diperdagangkan keluar daerah, tapi ada juga jenis buah-buahan yang lebih bersifat
subsisten. Contoh buah diproduksi dalam jumlah besar mangga, jeruk, pisang, durian, dan
nangka.

Di Sulawesi Tenggara terdapat usaha perkebunan meskipun dalam skala tidak besar. Diantara
jenis perkebunan itu antara lain coklat, jambu mete, kelapa dalam, kopi, lada, sagu, cengkeh,
enau, kemiri, dan kelapa hibrida.

Letak daerahnya yang memiliki garis panti menjadikan Sulawesi Tenggara sebagai salah satu
daerah penghasil ikan laut dan layak dikembangkan sebagai klaster perikanan laut. Beberapa
daerah yang cocok dijadikan klaster perikanan laut adalah Buton, Muna, Wakatobe, dan
Konawe. Selain perikanan laut, Sulawesi Tenggara juga menghasilkan ikan tambak dan ikan
darat. Produksi ikan tambak terkonsentrasi di Kabupaten Kendari. Sedangkan produksi perikanan
darat terkonsentrasi di Kabupaten Konawe Selatan.

Sulawesi Tenggara juga menghasilkan produk peternakan. Jenis ternak yang dikembangkan
terdiri dari ternak besar yaitu Sapi, Kerbau, Kuda, ternak kecil yaitu Kambing, Domba, Babi dan
jenis unggas yaitu Ayam kampung, Ayam ras dan Itik manila. Secara umum populasi ternak
besar tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2,33 persen. Dibandingkan tahun 2004 sekitar
5.166 ekor. Populasi ternak kecil mengalami kenaikan 2,44 persen dari 208.740 ekor tahun 2004
menjadi 213.840 ekor tahun 2005.

Dari populasi Sapi sebanyak 213.840 Kg yang dipotong hanya sebanyak 20.931 ekor Sapi (9,79
%) dengan produksi daging 4.151.941 Kg.

Jenis ternak yang dikembangkan terdiri dari ternak besar yaitu Sapi, Kerbau Kuda, ternak kecil
yaitu Kambing, domba, Babi dan jenis unggas yaitu Ayam kampung, Ayam ras dan Itik/itik
manila.

Klaster peternakan Sapi cocok dikembangkan di Kabupaten Konawe dan Konawe Selatan.
Peternakan Kambing cocok dikembangkan di Kabupaten Konawe dan Kolaka. Peternakan Babi
cocok dikembangkan di Kabupaten Konawe, Konawe Selatan, dan Kolaka. Sedangkan
peternakan Ayam ras cocok dikembangkan di Kabupaten Kolaka dan Kendari. Sementara ternak
Ayam buras cocok dikembangkan di Kabupaten Muna dan Konawe Selatan.
Distribusi populasi ternak sapi menurut Kab./Kota adalah 29,48 % terdapat di Kabupaten
Konawe Selatan, 25,64 persen; Kabupaten Konawe, 15,93 persen; Kabupaten Kolaka, 14,71
persen Kabupaten Muna, 10,21 persen, Kabupaten Bombana 4,03 persen, dan sisanya tersebar di
Buton, Kolaka Utara, Wakatobi, Kota Bau-Bau dan Kota Kendari.

Populasi ternak Kerbau tahun 2005 tersebar di Kabupaten/Kota sebanyak 5.150 ekor terdapat di
Kolaka, 1.078 ekor; Bombana, 584 ekor; Konawe, 520 ekor; Kolaka Utara, 393 ekor; Konawe
Selatan 167 ekor ; Muna, 3 ekor; Buton, 31 ekor.

Dari populasi Sapi sebanyak 213.840 Kg yang dipotong hanya sebanyak 20.931 ekor sapi (9,79
%) dengan produksi daging 4.151.941 Kg.

Populasi ternak Kuda tahun 2005 mencapai 4.666 ekor. Populasi tersebut tersebar di seluruh
kabupaten/kota kecuali Kab. Buton dan Wakatobi. Kab. Kolaka dan Bombana merupakan daerah
ternak Kuda terbesar yaitu mencapai 43,51 persen dan 33,11 persen dari seluruh populasi yang
ada.

Perkembangan populasi ternak kecil di Sultra tahun 2005 tercatat 34.762 ekor dengan rincian
kambing 24,170 ekor, produksi daging 302.095 kg, domba 26 ekor, produksi daging 394 kg dan
babi 10.566 ekor dengan produksi daging 581.327 kg.

Selanjutnya sektor pariwisata juga merupakan sektor yang berpeluang besar untuk
dikembangkan lebih baik di daerah ini. Potensi wisata alam, wisata bahari, agrowisata, dan
wisata budaya dapat dikembangkan lebih optimal dengan memanfaatkan kekayaan pemandangan
alam di Propinsi Sulawesi Tenggara. Kondisi alam di Sultra yang bergunung-gunung dan
berbukit-bukit, serta garis pantai yang panjang, dengan pulau-pulau dan tanaman laut yang
tersebar di wilayah propinsi ini, semuanya itu sangat berpotensi mendatangkan devisa negara.
Ditambah latar belakang sejarah dan keanekaragaman seni budaya serta tradisi setempat yang
unik dan menarik, semua akan menarik wisatawan, domestik maupun mancanegara.
Persoalannya, diperlukan pembenahan dan pemikiran kreatif untuk mewujudkan harapan itu,
terutama pembenahan sarana dan prasarana yang masih dirasakan minim, seperti transportasi,
penginapan, penjualan souvenir, restouran dan sebagainya.

Untuk memajukan potensi pariwisata di Sultra, perlu digalang kerjasama dengan biro perjalanan
dan jasa layanan lain, yang dapat memudahkan serta memacu perkembangan sektor pariwisata di
propinsi ini.
Selain pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan pariwisata, perekonomian Sultra juga
diwarnai dengan kegiatan perdagangan. Sebagai sarana penunjang berbagai kegiatan ekonomi
tersebut, daerah ini tersedia hotel berbagai jenis. Jumlah hotel terbanyak terdapat di Kendari,
kemudian diikuti Bau-Bau, Kolaka, Muna, Konawe, Wakatobi, Kolaka Utara, Buton, Bombana,
dan Konawe Selatan.

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan


Kegiatan pengembangan dan pembinaan masyarakat pesisir berdasarkan kebijakan dasar
dan kebijakan operasional ini mencakup tujuh program utama yang secara langsung akan memberi
dampak bagi masyarakat, diantaranya yaitu:
1. pengembangan dan perumusan kebijakan umum yang berkaitan dengan pengelolaan dan
pemanfaatan pesisir, pantai dan pulau-pulau kecil yang berkelanjutan.
2. pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat
3. penyusunan dan pengembanagan masyarakat pesisir dan laut
4. pemanfaatan pulau-pulau kecil secara optimal
5. rehabilitasi kerusakan dan pengkayaan lingkungan dan sumberdaya
6. pengendalian pencemaran yang besumber dari aktifitas manusia
7. program utama mitigasi bencana alam.
Masyarakat pesisir dalam hal ini pencari ikan / nelayan maupun petwani tambak keduanya
hidup dalam kelompok, khususnya kelompok kerja. Pada fase awal umumnya kelompok kerja
masih sepenuhnya terhimpit dengan kelompok kerja rumah tangga dalam arti bahwa semua
pekerjaan dilakukan oleh tenaga kerja keluarga rumah tangga nelayan dan dikelompka sebagai
nelayan individual. Setelah usaha berkembang, maka akan mempekerjakan tenaga kerja dari luar
keluarga sebagai pekerja tetap (http://id.google.org/ pemanfaatan-sumber-daya,2011).
Indonesia mempunyai potensi sektor perikanan yang sangat besar, namun produksinya baru
mencapai sekitar 10 juta ton selama tahun 2009. Indonesia berada pada urutan ke-11 dalam daftar
negara-negera pengekspor produk perikanan di pasar dunia, dengan nilai ekspor yang diraihnya
1,79 miliar dolar AS. Pangsa pasar ekspor perikanan Indonesia 1,74 persen dari total ekspor dunia.
Negara tujuan ekspor produk perikanan Indonesia paling dominan Amerika serikat 29,04 persen,
diikuti Jepang 16,90 persen, China 3,66 persen, Hongkong 3,14 persen, Singapura 3,05 persen,
Thailand 2,34 persen, Malaysia 2,23 persen, Korea 2,18 persen. Tapi masih ada sekitar 37,46
potensi perikanan yang belum dimanfaatkan.
Sekitar 70 persen potensi ikan tangkap atau sekitar 600 ribu ton dari 900 ton total sumber
daya ikan tangkap di Sulawesi Selatan belum dimanfaatkan. "Selama ini, baru sekitar 300 ribu ton
lebih per tahun yang dimanfaatkan, sehingga potensi ikan tangkap ini masih perlu dioptimalkan.
pemanfaatan sumber daya laut tersebut harus tetap mengacu pada peraturan yang ada dan tetap
menjaga keseimbangan ekosistem. Sebagai gambaran, untuk pemanfaatan sumber daya laut, kapal
tangkap yang diperkenankan di lapangan
maksimal bertonase 30 ton dan ikan yang diangkut maksimal 60 persen dari kapasitas angkutnya
(www.antaranews.com,2011)

Masalah-masalah yang di hadapi dalam Pemanfaatan Kekayaan Laut


Dengan kekayaan laut yang melimpah ini, sayangnya belum termanfaatkan secara
optimal. Sumber daya kelautan yang begitu melimpah ini hanya dipandang “sebelah mata”,
Kalaupun ada kegiataan pemanfaatan sumber daya kelautan, maka dilakukan kurang profesional
dan ekstraktif, kurang mengindahakan aspek kelestariannya. Bangsa Indonesia kurang siap
dalam menghadapi segala konsekuensi jati dirinya sebagai bangsa nusantara atau negara
kepulauan terbesar di dunia karena tidak disertai dengan kesadaran dan kapasitas yang sepadan
dalam mengelola kekayaannya.
Di satu sisi Indonesia memposisikan diri sebagai negara kepulauan dengan kekayaan
lautnya yang melimpah, tetapi di sisi lain Indonesia juga memposisikan diri secara kultural
sebagai bangsa agraris dengan puluhan juta petani yang masih berada di bawah garis kemiskinan,
sedangkan dalam industri modern, negara kita kalah bersaing dengan negara lain. Semua ini
berdampak juga terhadap sektor industri kelautan sehingga menimbulkan banyak masalah
berkaitan dengan pemanfaatan kekayaan laut. Diantaranya para nelayan Indonesia masih miskin
dan tertinggal dalam perkembangan teknologi kelautan. Kemiskinan dan kemiskinan yang
menyelimuti mereka karena sistem yang sangat menekan seperti pembelian perlengkapan untuk
menangkap ikan yang masih harus lewat rentenir karena jika melalui Bank, prosesnya yang
berbelit-belit dan terlalu birokrasi. Juga dengan produksi industri kelautan yang keadaannya
setali tiga uang, terlihat dari rendahnya peranan industri domestik seperti nelayan.
Selain itu, banyak nelayan asing yang mencuri ikan di wilayah perairan kita, tiap tahunnya
jutaan ton ikan di perairan kita dicuri oleh nelayan asing yang rata-rata peralatan tangkapan ikan
mereka jauh lebih canggih dibandingkan para nelayan tradisional kita. Kerugian yang diderita
negara kita mencapai Rp 18 trilyun-Rp36 trilyun tiap tahunnya. Hal ini memang kurang bisa
dicegah oleh TNI AL sebagai lembaga yang berwenang dalam mengamankan wilayah laut
Indonesia, karena seperti kita ketahui keadaan alut sista (alat utama sistem senjata) seperti kapal
perang yang dimiliki TNI AL jauh dari mencukupi. Untuk mengamankan seluruh wilayah
perairan Indonesia yang mencapai 5,8 km2, TNI AL setidaknya harus memiliki 500 unit kapal
perang berbagai jenis. Memang jika kita menengok kembali sejarah, di zaman
Sebenarnya apa yang salah dari pengelolaan laut Indonesia. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan pemanfaatan laut sebagai potensi bangsa yang dahsyat itu terabaikan di antaranya yaitu
lemah pengamanan, lemah pengawasan, dan lemah koordinasi dari negara. Sebenarnya Indonesia
memiliki Maritime Surveillance System (sistem pengamatan maritim) pada sebuah institusi militer yang
domainnya memang laut.
Maritime Surveillance System dititikberatkan pada pembangunan stasiun radar pantai dan
pemasangan peralatan surveillance di kapal patroli, untuk kemudian data-data hasil pengamatan dari
peralatan yang terpasang tersebut dikirim ke pusat data melalui media komunikasi data tertentu untuk
ditampilkan sebagai monitoring dan untuk diolah lebih lanjut. Karena itu, sistem ini lebih cenderung
berlaku sebagai alat bantu penegakan keamanan di laut, meski sangat mungkin dikembangkan lebih lanjut
sebagai alat bantu pertahanan.
DALIL TENTANG SDA

Sumber daya alam merupakan salah satu elemen yang sangat penting di dalam kegiatan
ekonomi. Sumber daya alam mempunyai fungsi yang sama dari dulu hingga sekarang yakni
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup serta sebagai modal dalam kegiatan produksi
manusia. Jika sumber daya alam tersebut mengalami pengurangan maka kegiatan produksi akan
terganggu dan hal itu akan menjadi suatu permasalahan di dalam kegiatan ekonomi.

Sumber daya alam terdiri atas tanah, air, cahaya, dan udara. Yang tergolong didalamnya terdiri
dari dua komponen yaitu biotik (tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme) dan abiotik (minyak
bumi, gas alam, logam, air, dan tanah). Tanah sendiri menjadi sumber dari segala produksi,
sebab manusia membutuhkan tumbuh-tumbuhan untuk dikonsumsi maupun diproduksi. Begitu
juga dengan air, cahaya, terlebih pula udara.

Sebagai makhluk khalifah di muka bumi tentu harus menjaga kelestarian alam agar tidak
mengalami kepunahan. Sebagai manusia yang beriman, kita harus menampakkannya dengan
ketajaman keyakinan, bahwa Allah SWT bisa saja murka terhadap bumi jika kita sebagai
hambanya tidak menjaganya. Sebagai contoh penebangan hutan secara liar, Allah SWT
memperingatkan dengan adanya musibah terjadinya longsor. Hal ini sebenarnya sudah sering
kita dengar bahkan di wilayah-wilayah lain sudah sering kali terjadi. Namun banyak sekali
manusia-manusia yang tidak peduli bahwa di balik tenaga alam ada kekuatan gaib yang
Mahakuasa. Seperti di dalam firman Allah SWT surat Al Furqan Ayat 45-50, yang berbunyi:

ً ‫علَ ْي ِه َد ِل‬
‫يل‬ َ ‫سا ِك ًنا ث ُ َّم َج َع ْلنَا الش َّْم‬
َ ‫س‬ َ ُ‫الظ َّل َولَ ْو شَا َء لَ َجعَلَه‬ َ ‫أَلَ ْم ت َ َر إِلَ ٰى َربِِّكَ َكي‬.45
ِّ ِ ‫ْف َم َّد‬

ً ‫ض َناهُ إِلَ ْي َنا قَ ْبضًا يَس‬


‫ِيرا‬ ْ َ‫ث ُ َّم قَب‬.46

َ ‫سبَاتًا َو َجعَ َل ال َّنه‬


ً ‫َار نُش‬
‫ُورا‬ ً ‫ َوه َُو الَّذِي َجعَ َل لَ ُك ُم اللَّ ْي َل ِل َبا‬.47
ُ ‫سا َوالنَّ ْو َم‬

ً ‫اء َما ًء َط ُه‬


‫ورا‬ َّ ‫َي َرحْ َمتِ ِه َۚوأَ ْن َز ْلنَا ِمنَ ال‬
ِ ‫س َم‬ ْ ‫الر َيا َح بُش ًْرا بَ ْينَ يَد‬ َ ‫وه َُو الَّذِي أ َ ْر‬.48
ِّ ِ ‫س َل‬ َ

ِ ‫س ِقيَهُ ِم َّما َخلَ ْق َنا أ َ ْنعَا ًما َوأَنَا‬


ً ِ‫س َّي َكث‬
‫يرا‬ ْ ُ‫ ِلنُحْ يِ َي بِ ِه بَ ْل َدةً َم ْيت ًا َون‬.49

‫ورا‬ ِ َّ‫ولَقَ ْد ص ََّر ْف َنا ُه َب ْي َن ُه ْم ِل َيذَّك َُّروا َفأ َ َب ٰى أ َ ْكث َ ُر الن‬.50


ً ُ‫اس ِإ ََّّل ُكف‬ َ

Artinya: “45.Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia


memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang dan kalau Dia menghendaki niscaya Dia
menjadikan tetap bayang-bayang itu, kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas
bayang-bayang itu, 46.kemudian Kami menarik bayang-bayang itu kepada kami[1069] dengan
tarikan yang perlahan-lahan. 47.Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan
tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha. 48.Dia lah yang
meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya
(hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang Amat bersih, 49.agar Kami menghidupkan
dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian
besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak. 50.dan
Sesungguhnya Kami telah mempergilirkan hujan itu diantara manusia supaya mereka mengambil
pelajaran (dari padanya);Maka kebanyakan manusia itu tidak mau kecuali mengingkari
(nikmat).

Di dalam agama Islam sudah di ajarkan bahwa manusia diciptakan dari tanah dan pada akhirnya
akan kembali ke tanah. Maka dari itu tentunya manusia tidak boleh menyombongkan diri dengan
mengesampingkan atau meremehkan kekuasaan Allah SWT di atas segala benda yang menjadi
sumber asli bagi manusia. Jadi selama kita masih hidup di atas tanah, kita berkewajiban utuk
menjaga kelestariannya. Dalam hal ini Nabi Muhammad SAW bersabda:

ُ ‫ضه‬ َ ‫ِك أَ ْر‬ ْ ‫ض فَ ْل َي ْز َر ْع َها أ َ ْو ِل َي ْمنَحْ َها أَخَاهُ فَإ ِ ْن أ َ َبى فَ ْلي ُْمس‬
ٌ ‫َت لَهُ أ َ ْر‬
ْ ‫سلَّ َم َم ْن كَان‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫عن أ َ ِبي ه َُري َْرة َ قَا َل قَا َل َر‬.
َ ِ‫سو ُل هللا‬
(‫[) َر َواهُ ُم ْس ِل ٌم‬1]

Artinya: “Dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah S.A.W bersabda: Barang siapa memiliki
sebidang tanah, hendaklah ia menanaminya, atau memperbolehkan kepada saudaranya (supaya
menanaminya), maka apabila ia menolaknya, hendaklah ia menahannya (memeliharanya).” (H.R
Muslim).

Sebenarnya sumber daya alam milik masyarakat (umum) namun dikelola oleh suatu negara
untuk menunjang perekonomian suatu negara. Namun ada juga yang membedakan jenis
kepemilikan atas sumber daya alam yaitu terdiri dari kepemilikan individu, kepemilikan umum,
dan kepemilikan negara. Secara substansi dan implementasi islam mengakui kepemilikan
individu/swasta akan tetapi tidak boleh memilikinya. Hal ini ditunjukkan seperti halnya
seseorang memiliki tanah akan tetapi harus membayar pajak negara.

Pengelolaan sumber daya alam pada dasarnya sudah ada sejak zaman Rasulullah. Islam sangat
menganjurkan, bahwa pengelolaan sumber daya alam itu harus berkelanjutan dan bermanfaat
bagi kehidupan. Allah SWT tegas memperingatkanbahwa manusia dilarang keras untuk
melakukan kerusakan di bumi ini, seperti yang tercantum dalam surat Al Araaf ayat 56 yang
berbunyi:

Artinya: “dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan
(akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat
baik”.

Ayat di atas sudah jelas menerangkan bahwa sebagai khalifah kita harus menjaga alam agar
energi atau tenaga alam di muka bumi tidaklah musnah, tentunya hal ini akan bermanfaat untuk
kita sendiri dan juga untuk anak cucu kita nanti.

Lantas apa yang harus kita lakukan agar sumber daya alam tetap lestari ? sebenarnya banyak hal-
hal yang dapat kita lakukan, seperti contoh kecil:
 Reboisasi (penghijauan), dengan menanam kembali hutan yang.
 Tidak boros, artinya menggunakan sumber daya alam sebaiknya harus secara efektif dan
efesien untuk menghindari pengambilan sumber daya alam yang berlebihan.
 Menjaga kebersihan lingkungan, yang masih menjadi kebiasaan buruk sampai saat ini
adalah membuang sampah sembarangan. Hal ini masih disepelekan oleh masyarakat
dengan membuang sampah seenaknya saja.
 Mengembangkan metode penambangan dan pemrosesan yang dapat di daur ulang.

Masih banyak sekali upaya-upaya yang bisa kita lakukan tidak hanya upaya dari pemerintah,
masyarakat pun juga harus berupaya menjaga kelestarian sumber daya alam. Hal ini sudah
diperingatkan dalam Al-Qur’an dan Hadits yang seharusnya sudah menjadi tanggung jawab
sebagai umat islam. Untuk itu kita bisa melakukan dimulai dari hal-hal yang sederhana.

[1] Riwayat Muslim, hadits ke 2875.


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Sumber daya alam berdasarkan sifatnya dapat digolongkan menjadi SDA yang dapat diperbaharui dan
SDA tak dapat diperbaharui. SDA yang dapat diperbaharui merupakan kekayaan alam yang dapat terus
ada selama penggunaannya tidak dieksploitasi berlebihan. Seperti Tumbuhan, hewan, mikroorganisme,
sinar matahari, angin, dan air adalah beberapa contoh SDA terbaharukan. Meskipun jumlahnya sangat
berlimpah di alam, penggunannya harus tetap dibatasi dan dijaga untuk dapat terus berkelanjutan. SDA
tak dapat diperbaharui adalah SDA yang jumlahnya terbatas karena penggunaanya lebih cepat daripada
proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan habis. Minyak bumi, emas,
besi, dan berbagai bahan tambang lainnya pada umumnya memerlukan waktu dan proses yang sangat
panjang untuk kembali terbentuk sehingga jumlahnya sangat terbatas., minyak bumi dan gas alam pada
umumnya berasal dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang hidup jutaan tahun lalu, terutama dibentuk dan
berasal dari lingkungan perairan.Perubahan tekanan suhu panas, selama jutaaan tahun ini kemudian
mengubah materi senyawa organik tersebut menjadi berbagai jenis bahan tambang tersebut.

Saran

Ekologi Sumber Daya Alam sangatlah penting maka dari itu kita harus bisa menjaga dan melestarikan
semaksimal mungkin agar ekologi dan sumber daya alam tetap terjaga. Kita sebagai penerus bangsa harus
sadar akan ekologi sumber daya alam. Oleh karena itu kita harus bisa memanfaatkan SDA dengan sebaik-
baiknya sesuai dengan kebutuhan, jangan terlalu berlebihan. Karena kelak anak cucu kita pasti
memerlukan SDA untuk kelangsungan hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu M, Sunarti S, Sulistiarini D, dan Prawiroatmodjo S. 2006. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Secara
Tradisional Oleh Masyarakat Lokal di Pulau Wawonii Sulawesi Tenggara. Biodiversitas.

Ginting S. 2002. Strategi Peningkatan Produktivitas Pertanian Lahan Kering di Propinsi Sulawesi
Tenggara. Orasi Ilmiah. Universitas Lakidende. Unaaha.

[Puslitkoka dan BPTP Sultra] Pusat Penelitian Kopi-Kakao dan Balai Penelitian Teknologi Pertanian Sultra.
2002. Pengembangan Komoditas Kakao Sulawesi Tenggara. Puslitkoka Jember dan BPTP Sultra. Kendari.

Anda mungkin juga menyukai