Anda di halaman 1dari 14

PENGENALAN ALAT-ALAT PRAKTIKUM

Alat-alat terpenting yang dibicarakan di sini yaitu:


1. Alat-alat pemanas
Pembakar gas, kaki tiga, segi tiga, kasa, pemanas air, alat-alat porselin (cawan,
pinggan).
2. Alat-alat gelas
Dipergunakan untuk wadah, mereaksikan zat, mengukur volume dan lain-lain.
Untuk wadah : Bermacam-macam botol
Mereaksikan zat : Tabung reaksi, gelas piala, labu erlenmeyer
Mengukur volume : Gelas ukur (secara kasar), pipet, buret, labu takar (secara teliti)
Lain-lain : Corong, gelas arloji, pengaduk/policemen, botol semprot, botol
pengering (eksikator)
3. Alat-alat lain
Neraca kasar, neraca analitik, sentrifuge, lemari asap

Ad.1. Alat-alat Pemanas


Pembakar gas (gas burner)
a. Bagian-bagian pokoknya :
1. Pipa pemasukan gas (pada pembakar Teclu, ada pengatur banyaknya gas
yang masuk; pada pembakar Bunsen pengatur ini tidak ada, maka
pemasukan gas diatur dengan kran pada saluran gas di meja praktikum).
2. Lubang pemasukan udara.
3. Pipa pencampur gas dan udara.
b. Macam-macam api gas
Dengan mengatur (1) dan (2), maka perbandingan pemasukan gas udara dapat
diubah-ubah dan macam api berbeda-beda. Jika banyak gas, sedikit udara
(yaitu (2) ditutup), api berwarna kuning; bercahaya terang dan berjelaga. Api
ini dinamakan "api kuning" atau "api bercahaya." Api ini tidak boleh
dipergunakan untuk pemanasan/reaksi, sebab kurang panas dan mengotori
alat-alat yang dipanaskan.
A = daerah oksidasi atas
B = daerah temperatur maksimum
C = daerah oksodasi bawah
D = daerah reduksi bawah
E = api pengoksidasi
F = api pereduksi
G = daerah reduksi atas
H = daerah temperatur rendah
Jika gas sedikit dan udara cukup banyak, warna kuning hilang dan bentuknya
juga berbeda. Api ini dinamakan "api tidak bercahaya." Dapat dibedakan dua
bagian:
- Kerucut luar, merupakan api pengoksidasi, berwarna violet dan hampir
tidak tampak
- Kerucut dalam, merupakan api pereduksi, berwarna biru. Pembakaran
hanya terjadi pada kerucut luar sedangkan dalam kerucut dalam terdapat
gas-gas yang belum samua terbakar.

Kaki tiga, dipergunakan sebagai tungku dimana di atasnya terletak wadah


bahan-bahan yang akan dipanaskan, diantara ketiga kakinya tempat api untuk
pemanasan.
Segi tiga, dipergunakan sebagai alat penopang wadah bahan-bahan yang akan
dipanaskan di atas kaki tiga.
Kasa, dipergunakan sebagai alat perata panas, sehingga pemanasan zat-zat
dalam wadah akan menyeluruh.
Gegep, dipergunakan sebagai pembantu mengambil alat-alat yang sukar atau
tidam boleh diambil dengan tangan. Misalnya pengambilan botol-botol
timbang, alat-alat yang panas dan sebagainya.
Cawan porselin (crusible), untuk mereaksikan zat dalam temperatur tinggi,
mengabukan kertas saring, menguraikan endapan dalam gravimetri sehingga
menjadi bentuk yang stabil.
Pinggan porselin (evaporating dish), untuk menguapkan larutan sehingga lebih
pekat atau menjadi kering, mengkristalkan dan untuk menyublimasikan zat.

Ad.1. Alat-alat gelas


Sebelum dipergunakan, alat-alat gelas harus diperiksa kebersihannya
dengan teliti. Setelah bersih dibilas dengan sedikit air destilata dua kali. Alat gelas
bersih, jika kelihatan jernih dan dibasahkan tidak menjadi basah. Jadi harus basah
merata. Kekotoran dapat disebabkan oleh lemak atau zat-zat organik lain, dari
udara/debu, atau bekas-bekas endapan. Cobalah dibersihkan dengan air, sabun dan
sikat dahulu. Endapan-endapan mungkin perlu dilarutkan dalam asam/basa encer.
Kadang-kadang pipet perlu dibersihkan dengan cara ini.
Dalam hal ini serahkanlah alat yang bersangkutan kepada pegawai
laboratorium.
a. Gelas wadah
Macam-macam botol wadah ini juga mempunyai macam-macam tutup
pula. Pada waktu menuang cairan dari botol, tutup jangan ditaruh diatasnya
kecuali kalau dapat ditaruh terbalik (bagian yang basah mengarah ke atas) dan
diatur sedemikian rupa sehingga tidak terkena bahan-bahan lain.

b. Alat-alat untuk mereaksikan zat


Tabung reaksi yang digunakan untuk mereaksikan cairan yang jumlahnya
sedikit kadang-kadang perlu dikocok. Pengocokan ke samping bukan ke atas
bawah. Tabung jangan diisi lebih dari setengah jika perlu pemanasan, harus
dilakukan hati-hati sebab mudah sekali menimbulkan kecelakaan. Pada waktu
tabung reaksi dipanaskan di atas api, tabung dipegang miring, diarahkan
berlawanan dengan muka, digerakkan bolak balik sambil diputar.
Tabung reaksi
Gelas piala

Gelas piala ini digunakan untuk mereaksikan. cairan yang banyak, membuat
endapan yang banyak dan perlu disaring. Jika memasak cairan, gelas piala
ditutup dengan gelas arlogi dan cairan dikocok dengan pengaduk.

Labu Erlemeyer
Kegunaannya sama dengan gelas piala, hanya tidak untuk membuat endapan
yang perlu disaring, terutama berguna untuk titrasi. Cairan dikocok dengan
memutarkannya atau mempergunakan pengocok listrik/magnit.

c. Alat-alat pengukur volume


Gelas Ukur:
Untuk mengukur cairan secara tidak sangat, tepat, maka dipergunakannya juga
tidak usah dicoba dengan sangat teliti. Cara memakainya dipegang dengan
tangan dan ibu jari menunjuk batas volume yang dikehendaki; gelar ukur
diangkat sehingga batas tersebut setinggi mata. Cairan yang akan diukur
dituangkan ke dalamnya sampai miniskusnya mencapai batas tersebut.
Kerapkali volume yang diambil untuk suatu pekerjaan tidak perlu terlalu tepat,
misalnya kurang atau lebih sedikit tidak menjadi soal. Karena itu maka tidak
ada gunanya membuang waktu mencoba mengukur isi gelas ukur seteliti-
telitinya.

Pipet, buret dan labu takar dipergunakan untuk mengukur volume yang harus
teliti yaitu dalam analisa kwantitatif (menentukan banyaknya zat atau
komponen-komponen yang dianalisa), untuk zat-zat yang harus diketahui atau
diambil jumlah grolnya dengan tepat (seteliti mungkin) atau mengencerkan
larutan dimana konsentrasi setelah pengenceran harus tepat, maka penggunaan
pipet, buret dan labu takar harus sesuai dengan maksudnya.
Pipet dan buret dipakai untuk mengeluarkan atau mengambil sejumlah.
volume tertentu.
Pipet ada dua macam:
1. Pipet Volumetri, yaitu yang mengambil sejumlah volume tertentu (hanya
mempunyai satu tanda tera).
2. Pipet Mohr, yaitu untuk mengambil bermacam-macam volume dengan
mempunyai pembagian skala pada dindingnya.
Pipet Volumetri dan pipet Mohr cara memperlakukannya sama pada pipet
Mohr cairan hanya dikeluarkan secukupnya yaitu selisih letak minikusnya
sesuai dengan volume yang diinginkan.

Cara mengisi pipet :


1. Peganglah hanya pada pipa yang kecil (untuk mengurangi muai dari
pengaruh panas tangan). Ujung pipet dibersihkan dengan kertas saring,
lalu cairan yang akan diambil diisap sedikit ke dalamnya, cairan ini .
dipakai untuk membersihkan bagian dalam pipet. Selanjutnya untuk
mengambil air/cairan lain yang masih membahasi bagian dalam lalu
dibuang lagi.
2. Cairan diisap sampai ke atas tanda tera, lalu mulut pipet ditutup dengan
jari.
3. Sebelum menurunkan miniskus ke tanda tera, ujung pipet dikeringkan lagi
dengan kertas saring.
4. Miniskus diturunkan dengan mengurangi tekanan jari pada mulut pipet,
pipet dipegang tegak lurus dan lingkaran tera harus setinggi mata supaya
kelibatan sebagai garis lurus, sedang ujung pipet ditempelkan pada dinding
dalam botol.
5. Masukkan cairan ke dalam wadahnya; lepaskan telunjuk, pipet tegak dan
ujungnya pada dinding dalam (wadah dipegang miring sampai cairan
keluar semua, lalu lepaskan pipet.dari dinding)
6. Tunggulah beberapa detik (5 sampai 6 ) untuk memberi waktu pada cairan
yang menempel pada dinding dalam mengalir ke bawah; ujung pipet
kelihatan terisi lagi. Goreskan ujung itu beberapa kali pada dinding dalam.
Pipet untuk mengambil bermacam-macam volume (Pipet Mohr) mempunyai
pembagian skala pada dindingnya. Cara memperlakukannya sama dengan
pipet biasa, tetapi cairan hanya dikeluarkan secukupnya, yaitu selisih letak
miniskusnya sesuai dengan volume yang diinginkan. Temperatur pipet dan
cairan harus seperti yang tertera pada pipet itu.

Buret
Buret digunakan untuk mengeluarkan cairan dengan volume sembarang, tetapi
tepat. Sebelum mengeluarkan cairan dari buret, harus diperiksa bahwa lubang
cerat terisi dengan cairan yang akan diambil. Setiap kali hendak mencatat
letak miniskus dari cairan dalam buret, harus diusahakan agar mata setinggi
miniskus, lingkaran tera yang terdekat pada miniskus itu harus kelihatan
sebagai garis lurus. Jika tidak, akan terjadi kesalahan . paralax, yaitu kesalahan
mencatat skala karena letak mata tidak benar terhadap skala itu.
Buret tidak perlu diatur, sehingga letak miniskus pada permulaan tepat pada
angka nol atau suatu angka bulat lain. Yang penting ialah mencatat letak itu
dengan teliti. Sebelum mencatat harus ditunggu supaya cairan yang menempel
pada dinding dalam telah turun. Lebih-lebih jika cairan dikeluarkan dari buret
dengan cepat, waktu menunggu sebelum mencatat miniskus harus lebih lama.

Labu takar
Labu takar dipakai misalnya kalau kita telah menimbang sejumlah zat padat
lalu mau melarutkannya menjadi larutan dengan volume tertentu (jadi
konsentrasi tertentu), atau mau mengencerkan suatu larutan sehingga
konsentrasi yang baru juga diketahui dengan seteliti-telitinya; zat padat (yang
ditimbang dengan neraca analitik) atau cairan (yang dipipet); dimasukkan ke
dalam labu takar lalu ditambahkan pelarut sehingga mencapai tanda tera.
Dinding dalam di atas tanda tera lalu dikeringkan dengan kertas saring (jangan
mengenai cairan), dan penambahan pelarut diteruskan dengan sangat hati-hati
(diteteskan dengan pipet) sampai miniskus mencapai lingkaran tera (jangan
terjadi kesalahan paralax); dan jangan membasahi lagi dinding tera. Labu
ditutup, lalu isinya dikocok dengan membalikkan labu dan memusingkan
beberapa lama. Tutup dipegang erat-erat dan labu dipegang juga pada bagian
yang gemuk, supaya tidak patah (bagian yang gemuk hanya boleh dipegang
waktu mengocok, untuk menghindarkan pemuaian). Untuk melarutkan zat itu,
pelarut ditambahkan sedikit demi sedikit sambil mencoba melarutkan semua
zatnya. Jika sudah larut seluruhnya baru labu diisi penuh, atau zat dilarutkan
dahulu dalam gelas piala (dengan pelarut sesedikit mungkin), lalu dipindahkan
ke dalam labu. Dalam hal ini gelas piala dan semua alat yang berhubungan
dengan larutan itu harus dibasuh pelarut beberapa kali, dan setiap kali pelarut
itu ditambahkan pada labu. Dengan demikian zat kita pindahkan secara
kwantitatif (tidak ada yang hilang).

Lain-lain
Pengaduk: untuk mengaduk sebagai perantara dan membersihkan endapan
pada dinding-dinding bejana.
Gelas arloji: Untuk menutup bejana lain pada waktu pemanasan dan untuk
menguapkan suatu cairan.
Corong: Dipakai untuk menolong memasukkan cairan ke dalam botol yang
bermulut kecil, burat dan lain-lain, atau untuk menyaring endapan dengan
kertas saring.
Memasukkan cairan
Corong diangkat sedikit atau sedikit diganjal sehingga ada jarak antara
dinding corong dan dinding wadah. Dengan demikian udara dapat keluar dan
cairan dapat mengalir dengan lancar.
Menyaring : dapat dipergunakan kertas saring atau cawan penyaring (Buchner
Funnel)

Pembuatan kerta saring :


- Menyiapkan kertas saring: Tidak semua corong bersudut ruang 60°, maka
pelipatan kertas disesuaikan dengan besar kecilnya sudut itu. Sebelum
membuat lipatan kedua yang definitif, cobalah memasukkan kertas saring
itu ke dalam corong dan periksalah apakah kertas yang terbuka dengan
kerucut itu tepat menempel pada dinding corong, tidak melipat-lipat dan
juga tidak kurang besar.
- Setelah tepat buatlah lipatannya; jangan terlalu kuat menekannya, supaya
kertas tidak sobek atau menjadi lemah. Sobeklah ujungnya yang akan
menempel pada dinding corong.
- Masukkan kertas saring ke dalam corong terbuka. Corong dipegang dalam
tangan kiri dan ujung tangkainya ditutup dengan kelingking. Masukkan air
sampai setengah penuh. Setelah tangkai corong terisi air seluruhnya,
bukalah ujungnya dengan hati-hati. Antara kertas saring dan gelas tidak
boleh ada gelembung-gelembung udara. Bila ada gelembung-gelembung
udara, dapat dihilangkan dengan mendorongnya dengan jari ke arah atas
atau dengan mengangkat ke atas lalu menurunkannya kembali dengan
bagian yang tebal selalu menempel pada dinding.
- Setelah semua gelembung udara hilang, pinggiran kertas dengan halus
ditekankan pada dinding, sehingga seluruh keliling kertas menempel
benar-benar.
- Kalau betul-betul melakukan hal-hal di atas, udara tidak akan masuk
kembali diantara kertas saring dan gelas, dan tangkai corong tetap penuh
dengan air.

Catatan :
- Kalau perlu kertas saring dipotong, sehingga pinggirnya tidak kurang dari
0,5 cm jaraknya dari pinggir corong atas.
- Mengisi kertas saring dengan larutan dan endapan, tidak boleh lebih dari
0,5 cm dari pinggir kertas bagian atas.
- Cara lain yang lebih baik adalah ujung kertas kertas saring yang akan
menempel pada dinding hanya disobek sebelah saja (yaitu kertas yang
terluar). Sobekan ini kemudian dilipatkan ke arah yang berlawanan.
Botol semprot
Digunakan untuk :
- Membersihkan dinding bejana dari sisa-sisa endapan.
- Mengeluarkan air/cairan dalam jumlah terbatas.
- Tempat penyimpanan air.

Eksikator (botol pengering)


Digunakan untuk menyimpan zat supaya tetap kering atau untuk
mengeringkan zat.
Dalam hal pertama eksikator tidak diisi bahan pengering, sedangkan dalam hal
kedua perlu bahan pengering. Zat pengering yang dipakai adalah zat-zat
higroskopis misalnya CaO, CaCl2, anhidrid, PCl5, H2SO4 pekat.
Harus diperhatikan, supaya jangan memasukkan benda yang terlalu panas ke
dalam eksikator, karena akan menyebabkan udara di dalamnya berkembang
dan dapat mengangkat tutup eksikator sehingga eksikator terbuka dan
tutupnya jatuh. Disamping itu temperatur benda/bahan dalam eksikator akan
lambat sekali turunnya, sehingga tidak dapat lekas ditimbang.
Jika memasukkan sesuatu ke dalam eksikator, tutupnya diangkat dan
sementara diletakkan terbalik didekatnya supaya bagian yang bervaselin tidak
mengotori tempat di bawahnya. Eksikator tidak boleh dibuka terlalu lama,
untuk menghindari masuknya uap air ke dalamnya.

Sentrifusa
Sentrifusa untuk mempercepat pemisahan endapan dari cairan induknya.
Terutama jika endapan itu menjojot atau terlalu halus atau jumlahnya terlalu
sedikit. Jika menggunakan sentrifusa harus diperhatikan :
1. Letak beban simetris terhadap poros dan berat setiap beban sama. Jika
hanya satu tabung yang disentrifusa, ambillah tabung kedua, dan jika diisi
air biasa ditaruh berhadapan dengan tabung pertama.
2. Tabung jangan diisi terlalu penuh, sebab jika berpusing tabung akan
sedikit horisontal letaknya. Kalau ada cairan yang tercecer, hendaknya
segera dikeringkan (sebelum menyerahkan sentrifusa kepada orang lain).
3. Kecepatan pemusingan sebanding dengan kecepatan endapan terpisah dari
cairan induk, tutup alat dapat rusak, tabung dapat pecah dan sebagainya.
4. Pada waktu berpusung sentrifusa harus dipasang.

Lemari asap
Untuk tempat reaksi-reaksi, pemanasan-pemanasan dan pekerjaan-pekerjaan
lain yang menghasilkan asap-asap/uap-ap yang merangsang/membahayakan
kesehatan, misalnya pemanasan HNO3 pekat, mempergunakan H2S dari alat
Kipp, destruksi bahan-bahan organik dengan asam kuat pekat. Jendela lemari
asap harus diturunkan secukupnya, dan alat penghisap udara dipasang.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


1. Mengeringkan alat
Gelas sesudah dicuci diletakkan. terbalik. Hanya bagian luar yang boleh
dilap. Bagian dalam dan bagian-bagian lain yang berhubungan dengan
pereaksi-pereaksi, tidak boleh dilap. Bila bagian dalam perlu lekas kering
alat dipanaskan sedikit (di atas api atau dalam oven).
2. Tutup botol
Pada tutup botol yang bagian atasnya datar, letakkan terbalik (bagian datar
di bawah). Bila tutup botol berbentuk paruh, tutup jangan dicabut,
membuka dan menutup botol ini dengan jalan mengatur saluran, pada
botol dan titip. Ini semua diatur untuk menjaga kemurnian isi botol.
3. Menuang cairan dari botol yang beretiket
Etiket harus dipegang menghadap telapak tangan dan cairan dialirkan dari
sisi yang berjauhan dengan etiket supaya cairan yang mengalir pada
dinding luar dari botol itu tidak dapat merusak etiket, jadi isi botol dapat
selalu diketahui dengan mudah.
4. Dalam mereaksikan zat
Pakailah pereaksi sedikit demi sedikit, setelah setiap penambahan, lihatlah
hasilnya sebelum menambah pereaksi lebih banyak. Kerapkali reaksi
gagal, bukan kurang pereaksi, tetapi sebaliknya. Misalnya pada reaksi zat
amfoter: kalau ingin mengendapkan Al(OH)3, dengan menambahkan
NaOH pada larutan AlCl3. Jika NaOH tidak terlalu banyak, maka endapan
tidak terbentuk sama sekali, karena terus larut kembali. Kadang-kadang
pereaksi perlu ditambahkan lebih banyak dari pada yang memang
diperlukan oleh zat yang direaksikan. Misalnya pada NH4OH yang
dipergunakan untuk melarutkan endapan AgCl yang dibuat dengan
menambahkan HCl pada AgNO3, NH4OH dalam hal ini mula-mula
bereaksi dengan HNO3/kelebihan HCl, dan baru setelah asamnya
dinetralkan maka AgCl mulai dilarutkan.
5. Mencium isi botol
Jangan secara langsung, tetapi dengan mendekatkan hidung pada mulut
botol, lalu melambaikan tangan di atas mulut botol tersebut, menuju ke
arah hidung. NH4OH pekat misalnya, membahayakan sekali kalau dicium
secara langsung, karena sangat menusuk baunya.
6. Konsentrasi larutan dan membuat larutan
Konsentrasi suatu larutan dinyatakan dengan beberapa cara, yang lazim
antara lain: normal, molar, molal, % berat.
- Normal (N): grek zat per liter larutan. Cara ini kurang wajar, karena
reaksi yang dilakukan dalam titrasi berbeda-beda. Jika reaksinya lain,
maka greknya dapat berubah, sehingga kenormalan larutannya
berubah. Dengan perkataan lain kenormalan hanya berarti kalau kita
ketahui reaksi mana yang dimaksud secara umum menyatakan
konsentrasi dengan normal, tidak dapat dianjurkan.
- Molar (M), banyak grl zat per 1.000 gram pelarut, cara ini terutama
dipakai pada penentuan kenaikan titik didih, penurunan titik beku.
Membuat larutan molal tidak menjadi soal, karena berat zat yang
dilarutkan (solute) dan pelarut (solvent) kedua-duanya diketahui dan
dapat diukur dengan mudah.
- % berat, banyaknya gram zat dalam 100 ml larutan. Membuat larutan
dengan ukuran konsentrasi secara normal, molar, % berat tidak
semudah membuat konsentrasi secara molal, sebab yang diketahui
hanya berat solute; jumlah volume solute dan pelarut diketahui, tetapi
volume solute sendiri tidak diketahui, jadi juga tidak dapat diukur
volume pelarutnya. Jadi di sini perlu dipergunakan labu takar.

7. Menimbang: bahan kimia yang ditimbang tidak boleh langsung ditaruh


pada piringan neraca, tetapi harus ditimbang dalam botol timbang, gelas
piala, gelas arloji, dan sebagainya. Jika bahan akan dilarutkan/direaksikan
di dalam wadah itu, maka berat wadah kosong dicari sebelum bahan
dimasukkan. Jika bahan akan dipindahkan ke tempat lain, berat wadah
kosong dicari sesudah bahan dipindahkan.
8. Ketelitian pengukuran: telah dinyatakan sebelumnya mengenai ketelitian
pengukuran volume cairan. Ternyata bahwa ketelitian bekerja ditentukan
oleh tujuan pengukuran, alat yang tersedia, waktu yang tersedia. Dalam
pekerjaan lain, umumnya juga metoda menentukan batas-batas ketelitian
bekerja.
Kita harus bekerja seteliti mungkin, sebersih mungkin dan seterusnya.
Tetapi semua itu tidak boleh melebihi batas-batas yang telah ditentukan
oleh faktor-faktor di atas. Jika menimbang badan secara rutin, maka kita
tidak menghiraukan perbedaan antara 60 kg dan 60,25 kg, kita tidak
berusaha mengetahui dengan teliti apakah berat kita 60,25 kg misalnya.
Tetapi jika kita membeli cincin emas, maka kita minta cincin itu ditimbang
sampai sepersepuluh gram, dan kalau kita mencari berat endapan AgCl
maka kita berusaha supaya ketelitian menimbang dapat sampai 0,1 mg.
Jika hanya tersedia timbangan beras, maka sudah jelas tidak ada gunanya
kita mencoba menimbang cincin emas itu seteliti di atas, sebab timbangan
beras tidak dapat mencapai ketelitian yang kita inginkan untuk cincin.
9. Pembacaan skala dan membacanya: banyaknya angka desimal
menunjukkan ketelitian suatu pencatatan. Tetapi banyaknya angka desimal
itu ada batasnya, yaitu oleh skala itu sendiri. Kita hanya dapat menulis satu
angka desimal lebih hanyah daripada pembagian yang terhalus, angka ini
merupakan angka terakhir dan menunjukkan bahwa sebenarnya tidak
diketahui pasti tetapi hanya satu perkiraan dari letak penunjuk (jarum,
miniskus dan sebagainya). Sedangkan angka yang mendahuluinya ialah
angka yang pasti benar. Misalnya sebual buret antara 0 dan 1 ml dibagi 10
bagian, letak miniskus harus dicatat dengan 2 angka desimal yaitu 0,4
"sekian":
Angka 4 pasti benar, sebab letak miniskus di antara 4 dan 5 angka
"sekian"nya kira-kirakan. Seorang mungkin mengatakan 7; sehingga
mereka akan menulis 0,47, misalnya karena ingin lebih teliti. Akan tetapi,
dalam perhitungan kita boleh menulis misalnya 0,275 yaitu sebagai hasil
pembagian 0,47. Jadi kita pertahankan satu angka kira-kira lebih banyak,
sampai perhitungan selesai. Yang dilaporkan sehagai hasil terakhir,
merupakan pembulatan dan hanya boleh memuat dua angka desimal.

Anda mungkin juga menyukai