Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA LINGKUNGAN 1
PERCOBAAN 1
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

NAMA

: Heru Renaldi Akbar

NIM

: 1610815310006

KELOMPOK : IX (9)
ASISTEN

: Grafina Wahyuliani

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2016

PERCOBAAN 1
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

I.TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan pada praktikum ini adalah untuk
memperkenalkan alat-alat gelas dan alat pembakar gas serta alat-alat lainnya
beserta fungsinya yang digunakan dalam praktikum kimia.

II.

TINJAUAN PUSTAKA
Pengenalan alat di laborarorium ini sebagai pengenalan alat yang
terdapat di laboratorium agar kita mengetahui bagai mana fungsi alat
tersebut, prinsip kerja, dan digunakan sesuai fungsi nya masing-masing.
Tujuan percobaan pengenalan alat-alat di laboratorium adalah untuk
mengatahui dan menguasai jenis-jenis alat, nama masing-masing alat, fungsi
alat yang baik dan benar agar pada praktikum selanjutnya praktikan tidak
melakukan kesalahan. Prinsip percobaan nya bedasarkan identifikasi yang
biasa digunakan pada saat praktikum serta fungsi dari masing-masing alat
tersebut, dan penggunaan atau cara yang tepat untuk menggunakannya.
Dunia penelitian selain membutuhkan orang-orang yang benar-benar
ahli dalam bidangnya juga selalu memerlukan peralatan yang benar-benar
akurat dan teliti. Adanya peralatan ukur, peralatan penguji, maupun
peralatan pereaksi mutlak diperlukan dalam setiap kegiatan penelitian, baik
di laboratorium maupun di lapangan.
( J. Subroto, 2000 : 5 )
Salah satu ciri khas dari laboratorium adalah bahwa peralatan kerjanya
didominasi oleh peralatan gelas. Peralatan gelas mempunyai banyak
keuungulan yaitu dapat disambung dan disatukan atau dibentuk menjadi
suatu alat yang relatif rumit tanpa perlu dihubungkan dengan bahan karet
atau polimer. (sanusi Ibrahim ,2013:3)
Secara umum laboratorium adalah tempat melakukan berbagai
percobaan atau penelitian. Dalam melakukan percobaan dilaboratorium
digunakan peralatan dan bahan kimia sifat nya belum kita pahami atau
belum dikenal sama sekali. (sanusi Ibrahim, 2013:103)

1. Alat-alat pemanas

Terdapat beberapa alat-alat pemanas di dalam laboratorium, yaitu:


a. Pembakaran gas
Pembakar-pemakar gas yang biasa digunakan dilaboratorium
antara lain Bunsen ,Teclu dan Meker.
- Bunsen: mempunyai pipa pencampur gas dan udara sepanjang
8cm -10cm, dan mempunyai 2-4 lubang pengatur udara masuk
dekat kakinya.
- Teclu: Mempunyai lubang pemasukan gas yang kecil . Lubang
kecil ini dapat menyebabkan gas kedalam pipa menjadi deras,
sehingga udara yang masuk melalui lubang yang berbentuk
cincin akan terhisap dan tercampur dengan gas.
- Meker: Digunakan untuk pembakaran yang memerlukan suhu
tinggi, missalnya untuk memijarkan. Dilengkapi dengan lempeng
bundar berlubang-lubang kecil terbuat dari nikel. Fungsinya
adalah untuk menjaga agar supaya api tidak meloncat kedalam
pipa pembakar. ( mulyani sutedjo, 1991:257).
b. Kaki tiga
Alat ini terbuat dari bahan besi, berbentuk seperti kursi bulat
tetapi hanya berkaki tiga. Digunakan sebagai tungku untuk
pembakaran
c. Kasa asbes
Alat ini terbuat dari bahan kasa asbes, dibentuk bulat pada
landasanya terbuat dari kawat. Dignakan sebagai alat pada pemanas
alat-alat gelas .
d. Cawan porselen
Alat ini tahan terhadap suhu tinggi dan mempunyai berat
yang tetap.
( j.subroto, 2000:118).
2. Alat-alat gelas
a. Tabung reaksi
Digunakan untuk mereaksikan berbagai macam reaksi kimia.
Didalam laboratorium ukuran dan bentuk tabung reaksi bermacammacam sesuai kegunaannya. Yang paling kecil dapat digunakan
untuk memijarkan dan yang lebih besar dapat untuk mendidihkan. (
Mulyani sutedjo, 1991:228 ).
b. Gelas piala
Digunakan untuk berbagai macam keperluan, seperti
memanaskan cairan, mereaksikan atau membuat endapan dalam
analisis kimia dan sebagainya.
Gelas piala sealin dibuat dari gelas ada juga yang dibuat dari
plastik, perseien, logam, dan silika sesuai dengan kegunaannya.
Ukurannya bervariasi dari 5ml sampai 5 liter.
( Mulyani sutedjo, 1991:229 ).

c. Labu

e.

f.

g.

h.

i.

Pada umumnya ada tiga macam labu yang biasa digunakan di


laboratorium. Semuanya terbuat dari bahan gelas boroksilakat.
Labu berdasar bulat (A dan B) digunakan untuk memanaskan
cairan-cairan atau larutan-larutan dan dapat juga digunakan dalam
penyulingan. Pada mulutnya dapat dipasang sumbat karet atau
gabus yang dapat diperlengkapi dengan termometer atau pengaduk.
Labu berdasar datar (c) berguna untuk mengekstrak bahan
padat oleh cairan atau dapat digunakan sebagai labu pencuci.
d. Erlenmenyer
Dapat digunakan untuk berbagai keperluan laboratorium.
Penggunaannya yang terutama adalah dalam titrasi pada analisis
kimia.
Erlenmenyer biasanya tidak digunakan untuk membuat endapan
yang perlu disaring. ( Mulyani sutedjo, 1991:230 ).
Alat ini terbuat dari bahan kaca, volume labu apabila diisi zat
cair mempunyai daya tampung 125ml. mempunyai ukuran leher 6
(untuk tutup karet) dengan ukuran 6, 25x29 mm, dan mempunyai
mulut lebar. ( j.subroto, 2000:13 ).
Gelas ukur
Gelas ukur dipergunakan untuk mengeluarkan sejumlah
tertentu volume cairan secara tidak tepat atau kira-kira ukurannya
bervariasi dari 5ml sampai 2 liter.
Labu ukur
Labu ukur dibuat dalam ukuran 5ml sampai 5liter dan pada
umumnya bertutup asam. Labu ukur terutama digunakan untuk
membuat larutan-larutan baku dan untuk mengencerkan contohcontoh larutan menjadi sejumlah volume tertentu pada konsentrasi
yang dikehendaki. Labu ukur tidak boleh digunakan untuk
menyimpan larutan-larutan, terutama larutan alkali. Larutan-larutan
yang telah dibuat harus segera dipindahkan dari labu ukur ke dalam
botol pereaksi.
Pipet
- Pipet mohr : mempunyai garis-garis skala seperrti buret ;
cairan dapat dikeluarkan berdasarkan jumlah yang diperlukan.
- Pipet volumetric : pipet yang isinya sudah tertentu, terutama
digunakan untuk memipet larutan-larutan baku dalam volume
tertentu secara tepat.
Cawan petri
Terdiri dari dua bagian, yaitu alas dan tutup. Terdapat
bermacam-macam cawan petri sesuai dengan kegunaanya dan
ukurannya bervariasi. ( Mulyani suredjo, 1991:232 ).
Buret

Adalah tabung kaca panjang dengan keran bagian bawah,


yang digunakan untuk memindahkan larutan dengan jumlah yang
nyata. Penggunaan yang benar memerlukan kecekatan tangan,
kesabaran, dan perhatian akan hal yang terperinci. ( Elizabeth
kean,1985:128 )
3. Alat lain
a. Batang pengaduk kaca
Digunakan untuk mengaduk suatu campuran agar merata atau
supaya reaksi dapat berlangsung sempurna.
b. Corong
Digunakan untuk menyaring suatu larutan dan untuk
memisahkan endapan dari larutannya dengan kertas saring.
c. Evdiameter
Digunakan untuk menunjukan perubahan volume gas-gas
yang bereaksi dengan bantuan frilamen yang berpijar.
d. Kertas saring
Terbuat dari bahan khusus untuk menyaring larutan dan
untuk memisahkan zat padat dan zat cair dari suatu larutan.
e. Gegep
Sebagai penjepit tabung reaksi pada saat dipanaskan.
f. Pipet tetes
Untuk memindahkan beberapa tetes zat cair.
g. Sudip atau spatula
Terbuat dari bahan politena atau tanduk. Digunakan sebagai
sendok untuk mengambil zat padat.
( j.subroto, 2000:132 ).
h. Neraca analitik
Adalah alat timbangan yang digunakan untuk menimbang
bahan secara teliti. (mulyani sutedjo, 1991:259).

4. Teknik dasar di laboratorium


a. Cara memanaskan cairan
Harus memperhatikan kemungkinan terjadi bumping
( meloncatnya cairan akibat peningkatan suhu drastis ). Cara
mencegahnya dengan menambahkan batu didih ke dalam gelas
kimia.
b. Penambahan cairan dalam tabung reaksi
Jangan sampai mengarahkan mulut tabung reaksi kepada
praktikum baik diri sendiri maupun orang lain. Jepit tabung reaksi

c.

d.

e.

f.

pada bagian dekat dengan mulut tabung. Posisi tabung ketika


dipanaskan agak miring, adding dan sesekali kocok.
Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan tabung erlenmenyer
Bagian bawah dapat kontak langsung dengan api sambil
caranya digoyang- goyangkan perlahan sesekali diangkat bila
mendidih.
Cara membaca volume pada gelas ukur
Masukkan cairan yang akan diukur lalu tempatkan dengan
pipet tetes sampai skala yang diinginkan.
Cara menghirup bau zat
Jangan pernah menghirup zat atau uap senyawa secara
langsung, gunakan tangan dengan mengibaaskan sedikit bau ke
hidung.
Cara menggunakan neraca analitis
- Nol kan terlebih dahulu neraca tersebut
- Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan
- Baca nilai yang tertera pada monitor neraca
- Setelah digunakan, nol kan kembali neraca tersebut
( Sumardjo, 2009:156 )

Pada pemula harus berhati-hati dalam pembacaan buret, agat mampu


Mengenali dengan baik pembagian skala dan terampil dalam
memperkirakan posisi antara dua garis. Suatu larutan berair dalam sebatang
buret (atau tabung apapun) membentuk permukaan cekung yang dirujuk
sebagai suatu miniskus untuk larutan yang warnanya tidak gelap, biasanya
posisi dasar miniskuslah yang dibaca (bagian atas miniskus dibaca jika
larutan begitu gelap warnanya, sehingga dasarnya tidak dapat dibaca,
misalnya dengan larutan pemanngat).
Usahakan agar tidak terjadi kesalahan paralaks dalam pembacaan
buret : mata harus sama tinggi dengan miniskus. Jika miniskus terletak
didekat garis skala yang mengelilingi buret, maka ketinggian mata yang
benar dapat dicari dengan mencari posisi sedemikian rupa sehingga bagian
depan dalam pandangan mata kita, suatu silinder kertas yang menyelubung
buret pinggir atasnya terletak tepat dibawah miniskus itu mempunyai fungsi
yang sama
( Underwood, 1999 : 580 584 )
Titrasi adalah cara analisis yang sering digunakan dalam analisis
kuantitatif. Istilah dari titrasi itu sendiri menyangkut proses pengukuran
volume yang digunakan mencapai titik ekuivalen. Karena pengukuran
volume memainkan peran penting dalam titrasi, maka teknik ini juga
dikenal dengan analisis volumetrik. (Raymond,2008:111)
Penyaringan adalah un tuk memisahkan endapan-endapan dari suatu
larutan induk dan kelbihan reagnesia. Umumnya digunakan kertas saring
yang tekstur kehalusannya sedang. Tetapi kertas saring hendaknya 1cm dari

bagiaan tepi atas corong. Dalam menyaring harus hati-hati agar alat dan
bahan yang digunakan tidak rusak. (Vogeel,1994:72)
Desikator adalah sebuah bejana, biasanya teruat dari bahan kaca,
namun kadang-kadang dari logam, yang digunakan untuk menyeimbangkan
objek dengan atmosfer. Biasanya desikator terletak diruang terbuka,
termperatur umumnya mendekati temperature kamar. Desikator
menyediakan kesempatan bagi bahan-bahan untuk berkesetimbangan
dengan atmosfer yang kelembabannya rendah dan terkendali hingga
kesalahan yang dihasilkan penimbang zat bersama-sama dengan objek itu
dapat dihindarkan.
Kalibrasi adalah menetapkan bobot air yang dikandung atau
dihantarkan oleh sepasang alat tertentu. Maka dengan diketahui kerapatan
air. Volume yang benar dapat dicari. (Underwood.j,1998:583).
Wadah gelap digunakan sebagai wadah pereaksi yang dibedakan oleh
warnanya. Antara lain botol gelap untuk zat yang tidak tahan terhadap
cahaya matahari, oksidasi atau lainnya. Dan botol berwarna terang
digunakan untuk zat yang tahan terhadap cahaya matahari.
(Subroto,2000:117).
Standarisasi adalah larutan yang mengandung suatu zat tertentu dngan
berat ekuivalen tertentu dalam volume tertentu. Dalam percobaan
pembuatan larutan standar, metode yang digunakan adalah metode titrasi.
Jadi tujuan dari pembentukan larutan standar ini adalah mencari larutan
yang belum diketahui.(Chang,2003:127).

III.

ALAT DAN BAHAN


A. ALAT
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini meliputi :
1. Gelas ukur
2. Tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Gelas arloji
5. Labu ukur
6. Corong
7. Desikator
8. Oven
9. Erlenmeyer
10. Botol semprot
11. Porselin
12. Neraca analitik
13. Penjepit
14. Gelas beker

15. Buret
16. Pengaduk
B. BAHAN
Bahan yang digunakan pada percobaan ini meliputi :
1. Aquadest
2. KMnO2
3. CuSO4
4. Pb Asetat 0,1 M
5. Kertas Saring

IV.

PROSEDUR PERCOBAAN
A. Pengenalan Alat-alat Gelas
1. Tabung reaksi, pipet, labu takar, gelas beker, Erlenmeyer, dan dicuci
terlebih dahulu.
2. Sebanyak 5 ml aquadest dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan gelas
bekker dengan menggunakan pipet.
3. Sebanyak 5 ml aquadest dimasukkan ke dalam gelas ukur kemudian
dibaca miniskus bawahnya dan dicatat hasilnya.
4. Sebanyak 5 ml larutan KMnO4 di masukkan kedalam gelas ukur
kemudian dibaca miniskus bawahnya.
5. Sebanyak 5 ml larutan CuSO 4 dimasukkan ke dalam buret dengan
menggunakan corong dan dibaca miniskus bawahnya. Kemudian catat
hasilnya.
B. Penyaringan
1. Kertas saring dilipat menjadi lingkaran dan dilipat menjadi 2-3
lipatan. Kemudian kertas saring yang sudah dilipat ditimbang dengan
menggunakan neraca analitik dan dicatat hasilnya.
2. Kertas saring yang sudah dilipat kemudian dimasukkan ke dalam
corong, lalu dibasahi sedikit dengan aquadest hingga melekat pada
dinding gelasnya.
3. Corong yang bekertas saring dipasang diatas Erlenmeyer untuk
menampug filtrasi atau cairan cucian.
4. Sebanyak 0,1 M Pb Asetat dimasukkan ke dalam gelas bekker dan
ditambahkan larutan CuSO4 0,1 M.
5. Larutan yang sudah digabung tadi dituangkan ke dalam corong yang
sudah bekertas tadi, lalu kertas saring dan endapannya dioven sampai
kering dan endapannya dimasukkan ke dalam desikator. Setelah itu
kertas saring dan endapan tersebut ditimbang kembali dengan neraca
analitik.

V.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
a. Pengenalan Alat-alat laboratorium
No.

Nama Alat
Gelas Bekker

Gambar

Keterangan
digunakan untuk
menyimpan zat sementara,
atau memanaskan zat. Skala

volume yang tertera kurang


akurat, hanya bisa
digunakan untuk acuan
Erlenmeyer

kasar.
Digunakan sebagai tempat
mentitrasi zat, juga bisa
digunakan sebagai

penyimpan zat sementara.

Pipet Tetes

Dipergunakan
untuk
mengambil larutan dengan
volume sedikit.

Buret

Digunakan untuk titrasi


dengan variabel volume
titran yang dapat diubahubah.

Corong

Digunakan untuk
memasukkan larutan
kedalam botol yang
memiliki mulut kecil.

Cawan Porselin

Dipergunakan untuk
menguapkan cairan sehingga
lebih pekat, atau menjadi

kering, serta untuk


pengkristalan atau
menyublimkan zat.
Gegep

Digunakan untuk
pengambilan alat-alat yang

tidak bisa diambil dengan


tangan, alat alat panas dan

Tabung Reaksi

sebagainya.
Terbuat dari kaca, digunakan
untuk mereaksikan zat
dalam jumlah sedikit.
Pemanasan dilakukan dalam
keadaan botol sedikit

Labu Ukur

dimiringkan.
Digunakan untuk membuat
larutan standar. Juga bisa
digunakan untuk
pengenceran larutan, dengan

volume setepat-tepatnya.

Gelas Arloji

Digunakan untuk membantu


dalam praktikum yaitu
menimbang padatan.

10

Gelas Ukur

Dipergunakan untuk
pengukuran voume cairan
kimia, disarankan tidak
mengukur volume cairan

11

yang mudah menguap, dapat


digunakan alumunium foil
untuk menutup mulut gelas.
Desikator

Digunakan untuk
mengeringkan bahan yang
telah dioven dan

12

dimasukkan kedalam
desikator untuk
mendinginkan serta
mengurangi lagi kadar air
yang tersisa dalam bahan.

Oven
Digunakan untuk
memanaskan ataupun
mengeringkan .

13

Botol semprot

Sebagai tempat
penyimpanan
aquades,membilas alat gelas,

14

Neraca analitik

Untuk menimbang bahan


dengan akurat

15

pengaduk

Sebagai pengaduk bahan

16

b. Percobaan miniskus
No.

Langkah Percobaan

Hasil

1.

Memasukkan aquadest
dalam gelas ukur 5 mL.

2.

Memasukkan larutan KMnO4 Miniskus atas.


ke dalam gelas ukur sebanyak
5 mL.
Memasukkan larutan CuSO4 Miniskus bawah.
ke dalam gelas ukur sebanyak
5 mL.

3.

ke Miniskus bawah.

c. Penyaringan
No.

Langkah Percobaan

Hasil

1.

Melipat kertas saring.

5 bagian.

2.

Menimbang kertas saring.

0,42 gram.

3.

Memasukkan Pb Asetat 0,1 M Menghasilkan


dengan CuSO4 0,1 M, lalu di endapan berwarna
saring.
putih
kebirubiruan.
Endapan Pb Asetat dan CuSO4 Menghasilkan
di oven dengan suhu 110C endapan
yang
dalam waktu 5 menit.
kering.

4.

5.

6.

Kertas saring dan endapan Dingin


yang sudah kering dimasukkan
ke desikator selama 5 menit.
Kertas saring dan endapan Menghasilkan
yang sudah dingin ditimbang.
0,68 gram.

Perhitungan
Diketahui

Ditanya

Mkertas saring akhir

0,67 gram

Mkertas saring awal

0,42 gram

Mendapan

Jawab

:
Mendapan

Mkertas saring akhir - Mkertas saring awal


=

0,67 gram 0,42 gram

0,25 gram

B. Pembahasan
a. Pengenalan alat
Pada praktikum yang sudah dilakukan , terdapat berbagai
macam alat gelas maupun yang ada di laboratorium , seperti tabung
reaksi, gelas ukur, gelas beker, erlemeyer, corong, kertas saring,
penjepit, cawan porselen, gelas arloji, pipet tetes, buret, labu ukur,
botol semprot, pengaduk, desikator, oven, dan lain-lain. Alat-alat itu
dikelompokan bedasarkan bahan nya (misalnya alat-alat gelas ),
maupun bedasarkan fungsinya (misalnya alat-alat pemanas)
Saat melakukan praktikum, baik sebelum maupun sesudah,
semua alat yang digunakan hendaknya dicuci terlebih dahulu sampai
bersih. Ini bertujuan agar alat tetap steril sehingga mendapat hasil
yang maksimal. Cara mencucinya adalah dengan menggunakan sabun,
kemudian dibilas dengan air keran hingga bersih. Lalu dibilas lagi
dengan aquadest lalu dikeringkan dengan tisu.
Di laboratorium terapat banyak bahan-bahan kimia. Bahanbahan tersebut disimpan dalam botol. Botol gelap untuk bahan kimia
yang tidak tahan terhdap cahaya, untuk menghindari oksidasi dan lainlain. Tapi, bahan yang tahan terhadap cahaya dapat disimpan dalam
botol terang missal nya aquades
b. miniskus
Miniskus adalah bentuk permukaan cairan saat terjadi kohesi
ataupun adhesi. Cara pembacaan miniskus adalah skala dan
pandangan mata harus sejajar. Jika larutan berwarna terng maka yang
dibaca adalah bagian bawah miniskus atau bagian cekung. Jika larutan
berwarna gelap maka yang dibaca bagian atas miniskus atau bagian
cembung. Gaya yang menyebabkan miniskus cembung atau cekung
adalah gaya kohesi dan adhesi. Gaya kohesi adalah gaya tarik menarik
antar molekul yang sejenis. Sedangkan gaya adhesi adalah gaya tarik
menarik antar molekul yang terjadi antara benda-benda yang

bersentuhan. Gaya kohesi terdapat pada larutan gelap sedangkan gaya


adhesi terdapat pada larutan bening.
c. Penyaringan
Penyaringan dilakukan untuk memisahkan suatu endapan dari
suatu larutan. Prinsip penyaringan adalah menahan partikel yang lebih
besar dibanding zat cair, melarutkan melalui sebuah media. Media
yang digunakan adalah kertas saring, pada mulanya kertas saring
dilipat menjadi beberapa bagian, kemudian dipasang pada corong lalu
dibasahi sedikit dengan menggunakan aqudest, hal ini dilakukan agar
kertas saring melekat pada dinding corong. Dalam percobaan ini
digunakan pb asetat, dari hasil pengamatan endapan yang tersangkut
pada kertas saring berwarna putih kebiru-biruan dan sedangkan pada
penyaringan larutan nya menghasilkan warna biru .
Selain itu timbanglah dahulu menggunakan kertas arloji,
kemudian kembali kan neraca kedalam keadaaan awal agar masa dari
gelas arloji tidak mempengaruhi timbangan kertas saring. Kemudian
timbang kertas saring , setelah mendapatakan masa nya lanjut ke tahap
penyaringan dan pengovenan. Setelah setelah keras saring
dicampurkan dan edapan dicampurkan larutan CuSo4 dan Pbasetat
mongering, kertas saring dan endapan ditimbang kembali, setelah
mengtahui masanya maka hitunglah masa endapan dengan cara:
Masa endapan: masa kertas saring dan endapan masa kertas saring
Masa endapan: 0,67-0,42=0,25g
Maka massa dari endapan campuran larutan CuSo4 dan Pbasetat
adalah 0,25 gram
VI.

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah
pengenalan alat-alat laboratorium. Praktikum dapat mengetahui
bermacam-macam jenis alat gelas dan pembakar gas, alat praktikum yang
digunakan yang terdapat dilaboratorium berbeda sesuai dengan bahan,
bentuk, ukuran, dan fungsi nya masing-masing. Adapun yang termasuk
alat gelas yaitu gelas ukur ,Erlenmeyer , buret, gelas beker, tabung
reaksi, labu ukur, labu leher tiga, labu didih, pipet tetes, dan corong.
Fungsi alat gelas adalah sebagai wadah bagi suatu larutan. Sedangkan
yang termasuk dalam pembakar gas yaitu kaki tiga, segitiga porselin,
kasa, gegep, pemanas air, cawan porselin, dan pinggan porselin. Fungsi
pembakar gas adalah untuk memanaskan salah satu tujuan pengenalan
alat-alat laboratorium kepada praktikum adalah agar praktikum dapat
menghindari timbulnya kecelakaan kerja dan gagalnya percobaan.

B. Saran
Dalam melakukan praktikum, sangat diperlukan untuk mengetahui
fungsi-fungsi dan tata cara alat-alat untuk menghindari terjainya
kecelakaan dalam melakukan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Chang, R. 2003 . kimia dasar : konsep-konsep inti jilid 1. Erlangga : Jakarta.
Ralph. 1987 . kimia dasar prinsip dan terapan modern. Erlangga : Jakarta.
Sastrohamidjojo, H. 2011 . kimia organic dasar. Gadjah nada university press :
Yogyakarta.
Staley, D. 1992 . Pengantar kimia : organic dan Hayati. ITB : Bandung.
Sumardjo, D. 2009 . Pengantar kimia : Buku paduan kuliah mahasiswa kedokteran
dan program stata 1 Fakultas Bioeksakta . EGC : Jakarta.
Sutedjo, M. 1991 . Mikro biologi tanah : PT Rineka Cipta : Jakarta.
Day, R.A Jr dan Underwood, A.L . 1998 . Analisis kimia kualitatif. Erlangga :
Jakarta.
Vogel. 1990 . Buku teks analisis organik dan Anorganik kualitatif makro dan
semimakro. Kalman media pustaka : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai