Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TRANSFORMASI LINIER DARI Rn ke Rm ; GEOMETRI

TRANSFORMASI LINIER DARI R2KE R2.

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Aljabar Linier 1

Dosen pembimbing : DEWI ASTUTI, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh :

INDAH KESUMA NINGRUM

NPM : 18051043

KELAS III B

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ASAHAN

2019
TRANSFORMASI LINIER DARI Rn ke Rm ;
GEOMETRI TRANSFORMASI LINIER DARI R2KE R2

Transformasi linier dari Rn ke Rm merupakan transformasi matriks. Jika T: Rn → R m


adalah sebarang transformasi linier, maka ada matriks A berukuran m× n sehingga T adalah
perkalian oleh A. Misalkan e 1 ,e 2 , … ,e n adalah basis baku untuk Rn, dan misalkan A adalah

matriks m× n yang mempunyai T (e¿ ¿1),T ( e 2 ) ,… , T (e n) ¿ sebagai vektor-vektor kolomnya.


Jika T: R2 → R2 diberikan oleh
x + 2 x2
T 1 = 1
([ ]) [
0 x1 −x2 ]
T ( e1 ) =T 1 = 1 dan T ( e2 ) =T 0 = 2
( [ ]) [ ]
0 1 1 −1([ ] ) [ ]
1 2
A=[
1 −1 ]
↑ ↑
T ( e1 ) T ( e 2 )
Secara lebih umum , jika
a11 a11 a1 n

[] [] []
a21
T ( e1 ) = . , T ( e2 ) =
.
am 1
a22
. , … , T ( e n )=
.
am 2
a2 n
.
.
amn

a11 a12 … a1 n

[ ] a21 a22 … a2 n
A= .
.
.
.


. ………………………….(1)
.
a m 1 a m 2 a mn

↑ ↑
T ( e1 ) T ( e 2 ) … T ( e n )

2
Matriks ini dinamakan matriks bentuk baku untuk T. Akan ditunjukkan bahwa transformasi linier
T: Rn → R m adalah perkalian A.

x1

[]
x2
x= . =x 1 e 1+ x2 e 2+ …+ x n e n
.
xn

Maka karena kelinieran T adalah


T ( x )=x 1 T ( e 1 )+ x2 T ( e 2 ) +…+ x n T (en )………………..(2)
Sebaliknya
a11 a12 … a1 n x 1

[ ][ ]
a21 a22 … a2 n x 2
A x= .
.
.
.
.
.
.
.
a m 1 am 2 amn x n

a11 x1 +a 12 x 2+ …+a1 n xn

a 11 a 11 a1 n
¿
[ ]
a 21 x1 + a22 x 2+ …+a2 n x n
:
:
a m 1 x 1 +am 2 x 2+ …+ amn x n

[][] []
a21
¿ x1 . + x2
.
am 1
a 22
. +…+ x n
.
am 2
a2 n
.
.
a mn

¿ x 1 T ( e1 ) + x 2 T ( e 2 ) +…+ x n T (e n )……………………….(3)
Dengan memnbandingkan (2) dan (3) maka akan menghasilkan T(x)=Ax yakni T adalah
perkalian oleh A.Sehingga dapat dirangkum dalam teorema.
Teorema 5

3
Jika T: Rn → R m adalah transformasi linear dan jika e 1 ,e 2 , … ,e n adalah basis baku Rn, maka T
adalah perkalian oleh A, dimana A matriks yang menghasilkan vektor kolom
T (e¿ ¿1),T ( e 2 ) ,… , T (e n) ¿.

Contoh 1:
Carilah matriks baku untuk transformasi T: R3 → R4 yang didefenisikan oleh :
x1 + x2

([ ]) [ ]
x1
x −x
T x2 = 1 2
x3
x3
x1

Pemecahan :
1 1 0

([ ]) [ ] ( [ ]) [ ] ( [ ]) [ ]
1 0 0
T ( e1 ) =T 0 = 1 T ( e2 ) =T 1 = −1 T ( e3 ) =T 0 = 0
0 0 1
0 0 1
1 0 0
Dengan menggunakan T(e1), T (e2), dan T (e3) sebagai vektor-vektor kolom, maka kita dapatkan
1 1 0

[ ]
A= 1 −1 0
0 0 1
1 0 0
Sebagai pemeriksaan, perhatikanlah bahwa:

1 1 0 x x1 + x2
x1

( [ ]) [
1
x −x
A=T x 2 = 1 −1 0 x2 = 1 2
x3
0 0 1
1 0 0 x3
x3
x1
][ ] [ ]
sesuai dengan rumus yang diberikan untuk T.
Disini kita dihadapkan dengan pertanyaan yang menarik untuk diperhatikan.
Anggaplah bahwa kita mengawalinya dengan matriks A yang berukuran n x ndan kita
definisikan T: Rn → R m terhadap perkalian oleh A. Dengan bergantung pada
Teorema 5, transformasi linear T juga merupakan perkalian oleh matriks baku

4
untuk T. Jadi, T merupakan perkalian baik oleh A maupun ¿. Bagaimana kedua matriks ini saling
berhubungan dengan lainnya? Contoh berikut akan menjawab pertanyaan ini.

Contoh 2:
Misalkan T: Rn → R m adalah perkalian oleh

a11 a12 … a1 n

[ ]
a21 a22 … a2 n
A= .
.
.
.
.
.
a m 1 a m 2 a mn

Carilah matriks baku untuk T.


Pemecahan:
Vektor-vektor T (e¿ ¿1),T ( e 2 ) ,… , T (e n) ¿ adalah vektor-vektor kolom yang berurutan dari A.
Misalnya,
a11 a12 … a1 n 1 a11

[ ][ ] [ ]
a21 a22 … a2 n
T ( e1 ) =A ( e1 ) = .
.
.
.
.
.
a m 1 a m 2 amn

Jadi, matriks baku untuk T adalah


0

.
0
a21
: = .
.
am1

¿
Sebagai ikhtisar, maka matriks baku untuk transformasi matriks adalah matriks itu
sendiri.
Contoh 2 menyarankan sebuah cara baru untuk memikirkan matriks. Matriks
sebarang A yang berukuran m× n dapat anda tinjau sebagai matriks baku untuk transformasi
linear yang memetakan basis baku bagi Rn ke dalam vektor-vektor kolom dari A. Jadi,

A= 1 −2 1
[
3 4 6 ]
Adalah matriks baku untuk transformasi linear dari R3ke R2 yang memetakan
1 0 0

[] [] []
e 1= 0 , e2= 1 , e 3= 0
0 0 1
Secara berurutan kedalam

5
[ 13][−24][16 ]
Pada bagian selebihnya dari bagian ini kita akan menelaah sifat geometrik mengenai
transformasi linear bidang, yakni, transformasi linear dari R3ke R2. Jika T: R2 → R2 adalah
transformasi seperti itu dan

A= a b
[ ]
c d
adalah matriks baku untuk T, maka:
x = a b x = ax+ by
T
([ ]) [ ][ ] [
y c d y cx +dy ]
Ada dua tafsiran geometrik dari rumus ini yang sama baiknya. Kita dapat
meninjau entri-entri dalam matriks-matriks
x ax+ by
[] [
y
dan
cx +dy ]
baik sebagai komponen-komponen vektor maupun sebagai koordinat-koordinat
titik. Dengan tafsiran yang pertama, T memetakan panah menjadi panah, dan
dengan tafsiran yang kedua, T memetakan titik menjadi titik. Pilihan tersebut
hanyalah alternatif bagi anda. Dalam pembahasan berikutnya, kita meninjau
transformasi linear bidang sebagai pemetaan titik ke titik.

Terdapat empat jenis transformasi linier bidang yang mempunyai makna khusus:
perputaran (rotasi), refleksi, ekspansi dan kompresi, dan geseran.
1. Perputaran (rotasi)
Jika T: R2 → R2 untuk masing-masing titik dalam bidang terhadap titik asal atau O(0,0)
melalui sudut θ, kita dapatkan bahwa matriks baku untuk T adalah

[ cosθ
sinθ
−sinθ
cosθ ]
2. Refleksi
Refleksi terhadap sebuah garis l melalui titik asal adalah transformasi yang
memetakan masing-masing titik pada bidang ke dalam bayangan cerminnya
terhadap l. Refleksi adalah transformasi linear. Kasus yang paling penting adalah refleksi
terhadap sumbu koordinat dan garis y=x.

6
Refleksi terhadap sumbu y adalah [−10 01]

Refleksi terhadap sumbu x adalah [ 10 −10 ]

Refleksi terhadap garis y=x adalah [ 01 10]

3. Ekspansi dan Kompresi


Jika koordinat x dari masing-masing titik pada bidang dikalikan dengan konstanta k yang
positif, maka efeknya adalah memperluas atau mengkompresi masing-masing gambar
dalam arah x.
Jika :
a. 0 <k< 1, maka hasilnya adalah kompresi,
b. k > 1, maka hasilnya adalah ekspansi.

7
Transformasi yang demikian dinamakan ekspansi (atau kompresi) dalam arah x dengan
faktor k. Demikian juga jika koordinat : dari masing-masing titik dikalikan dengan
konstanta k positif, maka didapatkan sebuah ekspansi (atau kompresi) dalam arah :
dengan fakor k. Ekspansi dan kompresi sepanjang sumbu-sumbu koordinat adalah
transformasi linear.

Jika T: R2 → R2 adalah ekspansi atau kompresi dalam arah x dengan faktor k, maka

T ( e1 ) =T 1 = k T ( e2 )=T 0 = 0
([ ] ) [ ]
0 0 ( [ ]) [ ]
1 1
Sehingga matriks baku untuk T adalah

[ k0 01]
Demikian juga matriks baku untuk ekspansi atau kompresi untuk arah y adalah

[ 10 0k ]
4. Geseran
Sebuah geseran dalam arah x dengan faktor k adalah transformasi yang
menggerakkan masing-masing titik (x, y) sejajar dengan sumbu x sebanyak ky
menuju kedudukan yang baru (x + ky, y).
Di bawah transformasi seperti itu, titik-titik pada sumbu x tidak digerakkan
karena y = 0. Akan tetapi, sewaktu kita makin menjauh dari sumbu x, besar y
bertambah, sehingga titik-titik yang lebih jauh dari sumbu x bergerak sejarak
yang lebih besar dari titik-titik yang lebih dekat ke sumbu x tersebut.

8
Sebuah geseran dalam arah y dengan faktor k adalah transformasi yang
menggerakkan masing-masing titik (x, y) sejajar dengan sumbu y sebanyak kx
menuju kedudukan yang baru (x, y + kx).
Di bawah transformasi seperti ini, maka titik-titik pada sumbu y tetap diam dan
titik-titik yang lebih jauh dari sumbu y bergerak sejarak yang lebih besar dari
titik-titik yang lebih dekat ke sumbu y tersebut.
Dapat kita perlihatkan bahwa geseran adalah transformasi linear. Jika T: R2 → R2 adalah
searah dengan faktor k yang mengarah x, maka

Sehingga matriks baku untuk T adalah

[ 10 k1]
Demikian juga, matriks baku untuk geseran dalam arah y dengan faktor k
Adalah

[ 1k 01]
Pernyataan.
Perkalian dengan matriks identitas 2 ×2 memetakan masing-masing titik ke dalam dirinya
sendiri. Ini dinamakan transformasi identitas. Jika diperlukan, maka
transformasi ini dapat ditinjau sebagai perputaran melalui 0° atau sebagai geseran

9
sepanjang salah satu sumbu dengan k = 0, atau sebagai kompresi atau ekspansi
sepanjang salah satu sumbu dengan faktor k = 1.

Jika dilakukan banyak sekali transformasi matriks dari Rn ke Rn secara


berurutan, maka hasil yang sama dapat dicapai dengan transformasi matriks
tunggal. Contoh berikut akan melukiskan hal ini.

Contoh 3
Misalkan bahwa bidang tersebut diputar melalui sudut θ dan kemudian
dipengaruhi oleh geseran yang faktornya k dalam arah x. Carilah transformasi
matriks tunggal yang menghasilkan efek yang sama seperti kedua transformasi
yang berurutan tersebut.
Pemecahan:
Dibawah perputaran titik (x,y) ditransformasikan ke dalam titik (xʹ,yʹ)
dengan koordinat yang diberikan oleh

[ xy '' ]=[ cosθ


sinθ
−sinθ x
cosθ y ][ ]
.....................................................(5.10) Dibawah

geseran, titik (x ʹ,yʹ) ditransformasikan ke dalam titik (xʹ,yʹ)


ditransformasikan ke dalam titik (xʹ,yʹ) dengan koordinat yang diberikan oleh

[ xy '' '' ]=[ 10 k1][ xy '' ]………………………………………….(5.11)


Dengan menyulihkan (5.10) ke dalam (5.11) maka akan menghasilkan

[ xy '' '' ]=[ 10 k1][ cosθ


sinθ
−sinθ x '
cosθ y ' ][ ]
Atau

[ xy '' '' ]=[ cosθ+sinθksinθ −sinθ+kcosθ x


cosθ y ][ ]
Jadi, putaran yang diikuti oleh geseran dapat dilakukan oleh transformasi matriks
dengan matriks

[ cosθ+sinθksinθ −sinθ +kcosθ


cosθ ]
……………………(*)

10
Umumnya, jika transformasi-transformasi matriks
T 1 ( x )= A1 x , T 2 ( x ) = A2 x , … , T k ( x ) = A k x
Dari Rn ke Rndilakukan berurutan (mula-mula T1, lalu T2, dan seterusnya),
maka hasil yang sama dicapai dengan sebuah transformasi matriks tunggal T(x) =
Ax, dimana
A = Ak · · · A2A1 .......................................................(5.12)
Perhatikan bahwa urutan yang transformasinya telah dilakukan dapat diperoleh
dengan membaca urutan dari kanan ke kiri dalam (5.12).
Contoh 4
a) Carilah transformasi matriks dari R2 ke R2yang mula-mula menggeser
dengan faktor sebesar 2 dalam arah x dan kemudian merefleksikannya
terhadap y = x.
b) Carilah transformasi matriks dari R2 ke R2 yang mula-mula merefleksikannya
terhadap y = x dan kemudian menggeser dengan sebuah faktor sebesar 2
dalam arah x.
Pemecahan:
a) Matriks baku untuk geseran adalah

A 1= [ 10 12]
Dan untuk refleksi adalah

A 2= 0 1
[ ]
1 0
Jadi, matriks baku untuk geseran yang di ikutI oleh refleksi adalah

A 2 A 1= [ 01 10 ][ 10 21]=[01 12]
b) Matriks baku untuk refleksi yang diikuti oleh geseran adalah :

A1 A 2= 1 2 0 1 = 2 1
[ ][ ] [ ]
0 1 1 0 1 0

Pada contoh terakhir, perhatikan bahwa A1A2 ≠ A2A1, sehingga efek


penggeseran dan kemudian merefleksikannya, berbeda dari efek refleksi yang

11
diikuti oleh penggeseran. Ini dilukiskan secara geometris dalam Gambar di bawah
ini, dimana kita memperlihatkan efek transformasi pada sebuah segiempat siku
siku.

Contoh 5
Perhatikanlah bahwa Jika T: R2 → R2 adalah perkalian oleh sebuah matriks
elementer, maka transformasi tersebut adalah salah satu dari antara yang berikut:
(a) Geseran sepanjang sumbu koordinat.
(b) Refleksi terhadap y =x .
(c) Kompresi sepanjang sumbu koordinat.

12
(d) Ekspansi sepanjang sumbu koordinat.
(e) Refleksi terhadap sumbu koordinat.
(f) Kompresi atau ekspansi sepanjang sumbu koordinat yang diikuti oleh
refleksi terhadap sumbu koordinat.
Pemecahan:
Karena matriks elementer 2×2 dihasilkan dengan melakukan operasi baris
elementer tunggal terhadap matriks identitas 2×2 , maka matriks elementer
tersebut harus mempunyai salah satu dari bentuk berikut (buktikan):

Diketahui mariks [ 1k 01] dan [ 1k 01] yaitu matriks yang menyatakan


refleksi terhadap y = x.

Jika 0 >k , maka matriks [ k0 01] dan [ 10 0k ] menyatakan kompresi atau


ekspansi sepanjang sumbu koordinat yang bergantung pada 0 ≤ k≤ 1atau k <0.
Jika k<0 , dan jika kita nyatakan k dalam bentuk k=-k 1 , dimana k 1>0 , maka
kedua matriks tersebut dapat ditulis sebagai berikut;

Jika k > 0 , maka hasil kali dalam matriks

menyatakan kompresi atau ekspansi sepanjang sumbu x yang diikuti oleh refleksi
terhadap sumbu y , dan matriks

menyatakan komperensi atau ekspansi


sepanjang sumbu y yang diikuti oleh

13
refleksi terhadap sumbu x .

Jika di dalam kasus k=-1 , maka matriks dan

matriks adalah refleksi


berurutan terhadap sumbu y dan sumbu x .

Misalkan jika T: R2 → R2 adalah perkalian oleh sebuah matriks A yang dapat dibalik dan
misalkan bahwa T memetakan titik (x,y), ke titik (x’,y’ ), maka

[ xy '' ]= A [ xy ]
dan [ xy ]= A [ xy '' ]
−1

Dari persamaan-persamaan tersebut bahwa jika perkalian A memetakan (x,y ), ke (x’,y’),


maka perkalian A−1 memetakan (x’,y’) kembali ke kedudukannya yang semula (x,y).
Oleh karena itu, maka perkalian oleh A dan perkalian oleh A−1dikatakan sebagai
transformasi-transformasi invers.

Contoh 6
Perkalian oleh

[ cosθ
sinθ
−sinθ
cosθ ]
14
memutar titik dalam bidang melalui sudut θ . Untuk mengembalikan sebuah titik kembali
ke kedudukan semula, maka titik tersebut harus diputar melalui sudut −θ ini dapat
dicapai dengan mengalikannya dengan matriks perputaran
cos ⁡(−θ) −sin ⁡(−θ)
[ sin ⁡( −θ) cos ⁡(−θ) ]
Dengan menggunakan identitas, cos (−θ )=cosθ dan sin (−θ ) =−sin θ ,kita dapat
menuliskan kembali sebagai
cosθ sinθ
[−sinθ cosθ ]
Anda dapat membuktikan ini adalah invers dari.
Kita menyimpulkan bagan ini dengan dua teorema yang menyediakan beberapa
masukan ke dalam sifat-sifat geometrik dari transformasi linear bidang.

Teorema 6.
Jika T: R2 → R2 adalah perkalian oleh matriks A dapat dibalik, maka efek geometri
dari T sama dengan urutan yang sesuai dari geseran, kompresi, ekspansi.

Bukti.
Karena A dapat dibalik , maka A dapat diredusi pada identitas dengan
urutan berhingga dari operasi baris elemter. Sebuah operasi baris elementer dapat
dilakukan dengan mengalikan matriks elementer dari kiri, sehingga terdapat
matriks-matriks elementer E1, E2, . . . , Ek sehingga
Ek … E1 E2 A=I
Dengan memecahkannya untuk A akan menghasilkan
A=E1−1 E 2−1 … E k−1 I

Atau secara ekivalen


A=E1−1 E 2−1 … E k−1 I ……………………….(5.15)
Pernyataan ini menyatakan A sebagai hasil kali matriks-matriks elementer (karena

15
invers dari matriks elementer adalah juga matriks elementer menurut Teorema 11
dari bagian 1.6).

Teorema 7
Jika T: R2 → R2 adalah perkalian oleh matriks yang dapat dibalik, maka:
(a) Bayangan sebuah garis lurus adalah garis lurus
(b) Bayangan sebuah garis lurus melalui titik asal adalah sebuah garis lurus
melalui titik asal.
(c) Bayangan garis lurus yang sejajar adalah gari-garis lurus yang sjajar.
(d) Bayangan sebuah segmen garis yang menghubungkn titik P dan Q adalah
segmen garis yang menghubungkan bayangan P dan bayangan Q.
(e) Bayangan tiga titik akan terletak pada sebuah garis jika dan hanya jika titik
tiik tersebut terletak pada garis itu sendiri.

PERNYATAAN.
Jelaslah dari bagian (c), (d), dan (e) bahwa perkalian dengan matriks A yang
berukuran 2 × 2 dan yang dapat dibalik memetakan segitiga ke dalam segitiga dan
juga memetakan jajaran genjang ke dalam jajaran genjang itu sendiri.

Contoh 7
Menurut teorema 7, matriks yang dapat dibalik

a= 3 1
[ ]
2 1
Memetakan garis y = 2x+1 ke dalam garis lain. Carilah persamaannya.
Pemecahan:
Misalkan (x,y) adalah sebuah titik pada garis y = 2x+1 dan misalkan (x’, y’)
adalah bayangannya di bawah perkalian ole A. Maka

[ xy '' ]=[ 32 11][ xy ]


Dan
−1

[ ] [ ] [ xy '' ]=[−21 −13 ][ xy '' ]


x =3 1
y 2 1

16
Sehingga x = x’ – y’
y = -2x’ + 3y’
Dimana y = 2x + 1 maka :
-2x’ + 3y = 2(x’ – y’) +1
4 1
y’ = x’ +
5 5
Jadi , persamaannya adalah
4 1
y = x+
5 5
yang merupakan persamaan yang diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

17
http://staffnew.uny.ac.id/upload/198505132010122006/pendidikan/TL-dari-Rn-ke-Rmx.pdf

18

Anda mungkin juga menyukai