Buku panduan ini disusun untuk memberikan keseragaman pola pikir dan
pengertian, serta merupakan pedoman teknik dan administratif, sehingga
memudahkan bagi perencana dan pelaksana, dalam melaksanakan proses
penerimaan, penimbunan dan pengisian/penyaluran LPG dan Produk Gas sesuai
fungsi, tugas, dan peran masing-masing, dengan tujuan untuk, mendukung
penciptaan nilai tambah bagi perusahaan, menyederhanakan dan mempercepat
proses pengambilan keputusan, meningkatkan kemandirian, tanggung jawab dan
profesionalisme, dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan kegiatan.
Buku Panduan Suplai dan Distribusi LPG & Produk Gas disusun dengan mengacu
pada buku panduan terbitan sebelumnya yang digabungkan dengan
Pedoman/TKO/TKI yang ada di depot utama serta dengan memasukkanaturan,
petunjuk pelaksanaan, memo, literatur, standar nasional dan internasional yang
terkait dengan penanganan LPG dan Produk Gas di PT. PERTAMINA (PERSERO)
Unit Bisnis LPG & Gas Products Direktorat Pemasaran dan Niaga.
Buku panduan ini disusun atas kerjasama PT. PERTAMINA (PERSERO) Unit Bisnis
LPG & Gas Products Direktorat Pemasaran dan Niaga dengan PUSDIKLAT MIGAS
berdasar Surat Perintah Pelaksanaan Pekerjaan (SPMP) Nomor: 2069/F10520/2009-
S3. Buku Panduan Suplai dan Distribusi ini menjadi acuan operasional LPG &Gas
Products yang dalam implementasinya mungkin perlu diperjelas dan disesuaikan
dengan kondisi Region/Depot setempat yang dituangkan dalam bentuk sistem dan
tata kerja (Pedoman/TKO/TKI) masing-masing Region/Depot.
A. PEDOMAN
BAB I U M U M ....................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ...................................................................................... 1
B. TUJUAN ....................................................................................................... 1
C. PENGERTIAN .............................................................................................. 1
D. REFERENSI ................................................................................................. 4
E. TUGAS DAN FUNGSI .................................................................................. 4
BAB VIII PENANGANAN LPG DAN PRODUK GAS DALAM KONDISI KHUSUS .... 25
A. RUANG LINGKUP ...................................................................................... 25
B. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB ............................................................ 25
C. PENANGANAN PADA KONDISI KHUSUS ................................................ 25
NO : A-001/F10120/2012-S3
DIREKTORAT PEMASARAN DAN NIAGA
NO. A-001/F10120/2012-S3
BAB I UMUM
A. LATAR BELAKANG
Mengacu :
1. Undang-undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir
Minyak dan Gas Bumi
3. Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional,
4. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.
3175/10/MEM/2007 tentang Penugasan PT. PERTAMINA (PERSERO) dan
Penetapan Daerah Tertentu dalam Penyediaan dan Pendistribusian
Liquefied Petroleum Gas Tabung 3 kg
B. TUJUAN
Pedoman Suplai dan Distribusi LPG dan Produk Gas ini dimaksudkan untuk
standarisasi pola suplai dan distribusi dalam operasional penanganan LPG dan
Produk Gas mulai dari penerimaan, penimbunan dan penyaluran sehingga
memudahkan bagi para perencana dan pelaksana dalam melaksanakan proses
tersebut sesuai fungsi, tugas, dan peran masing-masing, dengan tujuan untuk:
1. Menjaga kehandalan suplai
2. Menjaga ketahanan stok
3. Mengendalikan mutu
4. Mendukung penciptaan nilai tambah bagi perusahaan;
5. Menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan;
6. Meningkatkan kemandirian, tanggung jawab dan profesionalisme;
7. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan kegiatan.
8. Meningkatkan kepuasan pelanggan
C. PENGERTIAN
1. LPG adalah Liquefied Petroleum Gas yang merupakan gas hasil pengolahan
minyak dan gas bumi yang terdiri dari propana dan butana yang dicairkan.
Pertamina memasarkan LPG dengan merk dagang Elpiji, dan Ease Gas
2. Produk Gas meliputi Vehicle Gas (Vi-gas), Musicool, dan Hydrocarbon
Aerosol Propellant (HAP).
15. Fungsi Engineering Planning & Maintenance adalah fungsi yang bertindak
sebagai koordinator dalam aspek teknik dan kehandalan sarfas dalam
tahapan proses Penerimaan, Penimbunan dan Penyaluran LPG dan Produk
Gas.
16. Fungsi Distribution Verification (ADV) adalah fungsi yang bertindak sebagai
Gate Keeper dalam tahapan proses Penyaluran LPG dan Produk Gas.
17. Fungsi HSE adalah fungsi yang bertindak sebagai koordinator dalam aspek
HSE dalam tahapan proses Penerimaan, Penimbunan dan Penyaluran LPG
dan Produk Gas.
18. Fungsi Sales & General Administration (S&GA) adalah fungsi yang bertindak
sebagai Koordinator dalam pelaksanaan administrasi proses Penerimaan,
Penimbunan dan Penyaluran LPG dan Produk Gas.
19. Fungsi Refinery Unit adalah unit pengolah dan minyak dan/atau gas beserta
sarana dan fasilitasnya yang salah satu produknya adalah LPG atau Produk
Gas.
20. Fungsi Security adalah fungsi yang mengendalikan sistem keamanan,
ketertiban di wilayah kerja dalam tahapan proses Penerimaan, Penimbunan
dan Penyaluran LPG dan Produk Gas.
21. Transportir adalah penyedia jasa transportasi dalam tahapan proses
pengangkutan LPG dan Produk Gas.
22. Stock opname adalah pemeriksaan terhadap stok fisik pada saat tertentu
untuk mengetahui kuantitasnya dan diperhitungkan secara financial.
23. PID (Physical Inventory Differences) adalah melakukan pencatatan stok fisik
ke dalam sistem MySAP untuk mengetahui selisih antara stok buku dengan
stok fisik. Stok fisik tersebut menjadi stok buku untuk di periode berikutnya di
sistem MySAP.
D. REFERENSI
1. Undang-undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
2. PP No. 36 tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Migas (Pasal 6 huruf a)
yang isinya tentang pengaturan Pengawasan Jenis Standar Mutu BBM dan
BBG.
3. Keputusan Dir. Jend. Minyak dan Gas Bumi No. 26525K/10DJM.2009
tentang Standar dan Mutu Spesifikasi Bahan Bakar Gas Jenis Liquefied
Petroleum Gas (LPG)yang dipasarkan di dalam negeri
4. Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi No.
8757.K/24/DJM/2006 tentang Tata Cara Pengawasan Bahan Bakar Minyak,
Bahan Bakar Gas, Bahan Bakar lain, LPG, LNG dan hasil olahan.
5. Peraturan Menteri No. 021/2007 tentang Penyelenggaraan Penyediaan dan
Pendistribusian Liquefied Petroleum Gas tabung 3 kg.
6. PP No. 104 tahun 2007 tentang Penyediaaan Pendistribusian dan
Penetapan Harga Liquefied Petroleum Gas Tabung 3 kg.
7. PP No. 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional.
8. Kepmen ESDM No. 3175/10/MEM/2007 tentang Penugasan PT.
PERTAMINA (PERSERO) dan Penetapan Daerah Tertentu dalam
Penyediaan dan Pendistribusian Liquefied Petroleum Gas Tabung 3 kg.
9. Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
10. PP No 11 tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Unit Pemurnian dan
Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.
11. Permen No. 04 Tahun 1980 tentang Syarat-syarat Penempatan Alat
Pemadam Api Ringan.
12. SK Direktur PT. Pertamina (Persero) Nomor. Kpts. 18/C00000/2007/S0
tahun 2007 tentang Pedoman Penanganan dan Pengawasan Susut Minyak
Mentah dan Produk
13. API 2510,Design and Construction of LPG Installations
14. ASTM D 1267, Standard Test Method for Gage Vapor Pressure of Liquefied
Petroleum (LP) Gases (LP-Gas Method)
15. IP 59, Density or Relative Density of Gases by Schilling Effusiometer
16. IP 161, Vapour Pressure of Liquefied Petroleum Gas
17. NFPA 58, Liquefied Petroleum Gas Code
18. ASTM D 1250/API MPMS Chapter 11.1/ IP 200, Standard Guide for Use of
the Petroleum Measurement Tables
A. LPG
LPG dipasarkan oleh PT. PERTAMINA (PERSERO) dengan merk dagang “Elpiji”
dan Ease Gas. Komponen utama dari LPG adalah propana (C3H8) dan butana
(C4H10).Sumber LPG dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni: natural gas
(gas alam) dan refinery gas
1. Jenis-jenis LPG
a. RefrigeratedLPG :
• Merupakan LPG yang dicairkan dengan cara didinginkan sampai dengan
sekitar -40oC untuk propana dan -10oC untuk butana pada tekanan atmosfer
• Mudah dikapalkan dalam skala besar
b. Pressurized LPG :
• Merupakan LPG yang dicairkan dengan cara ditekan hingga sekitar 6
kg/cm2 pada suhu kamar.
• Merupakan jenis LPG yang dipasarkan oleh PT. PERTAMINA (PERSERO),
baik untuk rumah tangga, komersial ataupun industri. Umumnya merupakan
campuran dari propana dan butana.
2. Kegunaan LPG
Pada tahun 1968 mulai dipasarkan LPG dengan merk dagang Elpiji. Secara
garis besar sasaran pemakaian LPG di Indonesia adalah sebagai berikut :
• Rumah Tangga, sebagai bahan bakar kompor gas dan water heater
• Industri, sebagai bahan bakar dan bahan baku
B. PRODUK GAS
Secara umum, produk gas digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor,
hidrokarbon referigerant dan aerosol yang terdiri atas produk-produk sebagai
berikut :
1. Vi-Gas (Vehicle Gas) adalah LGV (Liquified Gas for Vehicle) dengan
campuran utama propana dan butana untuk bahan bakar kendaraan
bermotor.
2. Musicool dan Breezon adalah refrigeranthidrokarbon yang ramah
lingkungan.
3. Hydrocarbon Aerosol Propellant (HAP) adalah propellant ramah lingkungan
dengan bahan dasar hidrokarbon yang berfungsi sebagai pendorong produk
aerosol dalam kemasan
A. RUANG LINGKUP
Perencanaan pengadaan LPG dan Produk Gas meliputi evaluasi suplai demand,
ketersediaan sarana angkut, sarana penimbunan, kemampuan penyaluran,
pengadaan baik domestik maupun impor (bersama fungsi ISC) dan rencana
suplai ke depot yang dituangkan dalam master program LPG dan rencana kerja
perusahaan.
C. PERENCANAAN PENGADAAN
Perencanaan pengadaan didasarkan pada :
1. Rencana penjualan LPG dan Produk Gas tahunan dan bulanan yang
dikeluarkan oleh LPG Marketing Manager dan Gas Products Marketing
Manager
2. Rencana produksi LPG dan Produk Gas domestik baik dari kilang maupun
sumber lainnya dengan berkoordinasi dengan fungsi ISC.
3. Rencana Impor LPG dan Produk Gas berkoordinasi dengan fungsi ISC.
Perencanaan impor dilakukan apabila seluruh rencana produksi domestik
belum dapat memenuhi kebutuhan rencana penjualan.
4. Perencanaan suplai demand bulanan yang dituangkan dalam master
program LPG dan diupdate secara rutin sesuai kebutuhan
Pola Pengadaan LPG Nasional dan Pola Suplai & Distribusi LPG dan Produk Gas
seperti pada Gambar.
KILANG PERTAMINA
IMPOR PENGECER/PANGKALAN
SPPBE/SPBE
INDUSTRI
A. RUANG LINGKUP
Persediaan bulk LPG dan Produk Gas meliputi persediaan (stock) bulk yang
terdapat di tanki timbun darat, intransit dalam kapal maupun floating storage.
C. PERSEDIAAN BULK
Persediaan (stock) bulk yang terdapat di tanki timbun darat, intransit dalam kapal
maupun floating storage harus dijaga dalam jumlah cukup pada kisaran minimal
11 (sebelas) hari DOT sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral No. 26 Tahun 2009 Tentang Penyediaan dan
Pendistribusian Liquefied Petroleum Gas, namun dengan mempertimbangkan
inventory cost, maka stok maksimum dijaga sekitar 22 (dua puluh dua) hari DOT.
A. RUANG LINGKUP
• Penerimaan LPG dan Produk Gas meliputi penerimaan dari kapal/tongkang,
skid/iso tank, dan pipa sesuai dengan nominasi/rencana master program,
termasuk kargo kapal split, divert dan return cargo.
• Penimbunan LPG dan Produk Gas meliputi penimbunan dalam tanki timbun
pressurized atau refrigerated baik di darat maupun di kapal.
• Penyaluran LPG dan Produk Gas meliputi penyaluran produk ke sarana
angkut darat (mobil skid tank), pipa, dan backloading ke kapal/tongkang.
didinginkan bila mendekati suhu tersebut dan menjaga tekanan agar tidak
melebihi setting PSV.
9. Dalam proses penimbunan LPG Propana Refrigerated harus selalu dijaga
temperatur liquid di dalam tanki agar tidak melebihi batas - 400C, sedangkan
LPG Butana Refrigerated tidak melebihi batas -50C dan harus segera
didinginkan bila mendekati suhu tersebut dengan sistem refrigerasi dan
menjaga tekanan agar tidak melebihi setting PSV.
SISTEM SISTEM
NO KOMPONEN
SEWA KELOLA
B BIAYA TIDAK LANGSUNG*)
1 Gaji Pegawai**) V V
2 Tunjangan Sosial V V
3 Penyusutan Kantor dan Bangunan V V
4 Pemeliharaan Kantor V V
5 Administrasi V V
6 Listrik, Air dan telepon V V
7 Pajak (PBB) V V
8 Perjalanan Dinas V V
9 Izin Trayek V V
10 Biaya Lain-lain V V
Sub Jumlah Biaya Tidak Langsung V V
A. RUANG LINGKUP
Operasi pengendalian mutu LPG meliputi pengendalian mutu saat penerimaan,
penimbunan dan penyaluran.
C. PENGENDALIAN MUTU
Kegiatan pengendalian mutu penerimaan LPG di lokasi meliputi:
1. Pengendalian mutu pada penerimaan dari tanker/tongkang.
2. Pengendalian mutu penerimaan melalui pipa.
3. Pengendalian mutu pada penerimaan dari skid/iso tank.
4. Pengendalian mutu pada penerimaan dari tabung
• Nomor Test Report dan nomor batch harus sesuai dengan yang
tercantum pada BL.
• Test Report atau CoQ yang dibandingkan dengan ketentuan spesifikasi
Migas atau spesifikasi yang disepakati pada saat pengadaan.
• Kode segel dan pelabuhan muat harus sesuai dengan yang tercantum
pada nota penyerahan.
Apabila dokumen jaminan mutu tidak lengkap dan isi dokumen tidak sesuai,
Apabila dokumen jaminan mutu tidak lengkap dan isi dokumen tidak sesuai,
maka harus dibuat surat pernyataan (letter of statement) yang
ditandatangani oleh Operation Head Depot/Terminal LPG, kemudian
masalah ini dilaporkan ke Fungsi Operation LPG & Gas ProductsRegion dan
Pusat.
A. RUANG LINGKUP
Operasi pengendalian dan monitoring susut LPG meliputi tata cara perhitungan
kuantitas, monitoring, pengendalian dan penyelesaian atas susut ataupun gain
produk baik pada penerimaan, penimbunan dan penyaluran.
A. RUANG LINGKUP
Operasi penanganan LPG dan Produk Gas dalam kondisi khusus antara lain
tank cleaning, maintenance, dan lain-lain.
NO : B-019/F10120/2012-S3
DIREKTORAT PEMASARAN DAN NIAGA
NO. B-019/F10120/2012-S3
II. TUJUAN
Mengatur pelaksanaan penerimaan dan penimbunan LPG dari Tanker/Tongkang
sehingga dicapai kinerja yang tepat mutu, jumlah dan waktu serta meminimalkan losses
dengan kondisi aman.
IV. REFERENSI
4.1 Panduan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan Direktorat Hilir
Bidang Pemasaran dan Niaga Tahun 2008.
4.2 Pedoman Suplai dan Distribusi LPG No. A-001/F10120/2012-S3
V. DOKUMEN TERKAIT
5.1 NOR
5.2 NOA
5.3 B/L
5.4 New B/L
5.5 SFAL
5.6 SFBD
5.7 SFAD
5.8 CQL
5.9 Dry Certificate
5.10 CQD
5.11 Letter of Protest (LOP)
5.12 Certificate of Quality (COQ)
5.13 Test Report
5.14 Discharge Agreement
5.15 Tanker Time Sheet
6.1 NOR/NOR Tender singkatan dari Notice of Readiness/ Notice of Readiness Tender
adalah surat yang menyatakan bahwa kapal telah siap untuk melakukan
pembongkaran atau pemuatan.
6.2 NOA/NORA singkatan Notice of Acceptance/ NOR Accepted adalah surat
persetujuan yang menyatakan bahwa pihak darat telah siap untuk melakukan
pembongkaran atau pemuatan
6.3 B/L singkatan dari Bill Of Lading adalah surat muatan kapal yang menyatakan
jumlah quantity cargo produk yang dikirim oleh loading port .
6.4 New BL adalah dokumen BL yang diterbitkan oleh Discharged Port, bila kapal saat
meninggalkan discharged port masih terdapat ROB.
6.5 ROB singkatan dari Remaining On Board adalah sisa cargo di kapal setelah
kegiatan discharged / pembongkaran.
6.6 SFAL singkatan dari Ship’s Figure After Loading adalah dokumen yang
menyatakan angka muatan kompartemen - kompartemen (compartment logsheet)
kapal setelah dimuat di loading port.
6.7 SFBD singkatan dari Ship’s Figure Before Discharged adalah dokumen yang
menyatakan angka muatan kompartemen - kompartemen (compartment logsheet)
kapal sebelum dibongkar di discharged port.
6.8 SFAD singkatan dari Ship’s Figure After Discharged adalah dokumen yang
menyatakan angka muatan kompartemen - kompartemen (compartment logsheet)
kapal setelah dibongkar di discharged port.
6.9 CQL singkatan dari Certificate of Quantity Loaded adalah dokumen yang
menunjukkan jumlah thruput cargo di tangki darat loading port.
6.10 Dry Certificate adalah surat yang dibuat oleh Oil Inspector yang menyatakan
bahwa kompartemen kapal sudah kosong setelah dibongkar.
6.11 CQD singkatan dari Certificate of Quantity Discharged adalah dokumen yang
menunjukkan jumlah penerimaan cargo di tangki darat discharged port.
6.12 Letter of Protest (LoP) adalah surat protes yang dibuat oleh pihak darat yang
diwakili oleh Pengawas Tanker Discharged selaku Discharged Master ditujukan
kepada nakhoda kapal, apabila jumlah cargo yang diterima memiliki selisih diatas
toleransi.
6.13 Loading adalah kegiatan pengisian cargo ( LPG ) ke kapal.
6.14 Discharged adalah kegiatan pembongkaran cargo / muatan dari kapal.
6.15 Loading Port adalah lokasi pengirim cargo (LPG) via kapal / tanker atau lokasi
yang menerbitkan BL / New BL.
6.16 Discharged Port adalah lokasi penerima cargo (LPG) yang dikirim via kapal /
tanker.
6.17 AR adalah singkatan dari Actual Received merupakan angka yang menyatakan
jumlah penerimaan muatan / cargo di tangki timbun darat yang sesungguhnya.
6.18 Query adalah surat yang mempertanyakan / sebagai check ulang di loading port
karena terjadi losses di depot penerima melebihi toleransi yang ditentukan.
6.19 Tanker Time Sheet adalah dokumen kapal yang berisi waktu kegiatan dari awal
sampai akhir kegiatan bongkar muat.
6.20 Discharged Agreement adalah kesepakatan pembongkaran yang di sepakati oleh
Loading Master dan C/O.
6.21 SS RSD adalah Senior Supervisor Receiving, Storage & Distribution
VII. PROSEDUR
7.7. Pejabat Kantor Pusat (Assistant Manager Operation Planning & Controlling)
Terkait butir 7.6, Asst.Man. Operation Planning & Controlling mengambil keputusan
dan memberi informasi kepada Pejabat Kantor Region atau Depot yang meminta
untuk dapat dibongkar (OK) atau tidak (NO), bila (NO) ke tahap 7.8.a. dan bila (OK)
ke tahap 7.8.b. dan jika diperlukan Asst.Man. Operation Planning & Controlling
dapat melaporkan ke Operation Manager atau pejabat yang lebih tinggi.
IX. LAMPIRAN
Diagram alir
DIAGRAM ALIR
PENERIMAAN LPG MENGGUNAKAN TANKER
Receiving, Fungsi
Pejabat Pjbt Ter-tinggi Receiving & Pejabat
Storage & Pemeriksa Kegiatan
Kantor Pusat Setempat Storage Tertinggi Kapal
Distribution mutu
Start
1 1. Pejabat Tertinggi Setempat
Menerima Informasi Data Nominasi Tanker dari Kantor Pusat / Operation
Area Manager (Manager Operasi Region) kemudian memerintahkan SS
RSD untuk mempersiapkan rencana penerimaan nominasi LPG dari tanker.
2 2 SS Receiving, Storage & Distribution.
• Menerima Informasi dari Pejabat Tertinggi Setempat tentang rencana
kedatangan tanker, segera mengatur dan membuat persiapan rencana
waktu dan lokasi penyandaran Tanker dan melakukan koordinasi
dengan fungsi terkait (Marine, S&D, HSE, Security, Refinery Unit dan
Laboratorium) minimal sehari sebelumnya untuk memastikan kesiapan
pandu dan kesiapan dermaga.
• Menginstruksikan kepada Assistant Receiving & Storage untuk
3 persiapan penerimaan dan penimbunan produk.
Receiving, Fungsi
Pejabat Pjbt Ter-tinggi Receiving & Pejabat
Storage & Pemeriksa Kegiatan
Kantor Pusat Setempat Storage Tertinggi Kapal
Distribution mutu
MENGGUNAKAN PIPA
PENERIMAAN LPG
TKO
NO : B-020/F10120/2012-S3
DIREKTORAT PEMASARAN DAN NIAGA
NO. B-020/F10120/2012-S3
II. TUJUAN
2.1 Maksud dari penerimaan LPG dan produk gas dengan menggunakan pipa di
terminal transit/instalasi/depot adalah mengatur tugas dan tanggung jawab petugas
dari fungsi terkait dalam melaksanakan penerimaan LPG dan produk gas dengan
menggunakan pipa.
2.2 Tujuannya adalah menjamin kuantitas dan kualitas penerimaan LPG dan produk
gas dari pipa sampai pada fasilitas penimbunan di terminal transit/instalasi/depot
penerima sesuai dengan Nota Permintaan Pemompaan Produk dengan kondisi
aman.
IV. REFERENSI
4.1 Panduan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan Direktorat Hilir
Bidang Pemasaran dan Niaga Tahun 2008.
4.2 Pedoman Suplai dan Distribusi LPG No. A-001/F10120/2012-S3
V. DOKUMEN TERKAIT
5.1 Berita Acara Hasil Penerimaan LPG dan produk gas
5.2 Berita Acara Penyegelan Kerangan Tanki Timbun yang tidak beroperasi
5.3 Jadwal Permintaan Pemompaan Produk (Batch Schedule)
5.4 Purchase Order (PO)
5.5 Tank Ticket
5.6 Product Stock Calculation
5.7 Certificate of Quality (COQ)
5.8 Certificate of Quantity Discharge (CQD).
6.2 Berita Acara Penerimaan Produk adalah berita acara hasil penerimaan produk di
Terminal Transit/Instalasi/Depot yang ditandatangani petugas terkait
6.3 Purchase Order (PO) adalah permintaan pesanan sejumlah produk untuk
kebutuhan satu bulan berjalan secara sistem MySAP
6.4 Good Issue (GI) adalah pengeluaran produk secara sistem My SAP
6.5 Good Receipt (GR) adalah penerimaan produk secara sistem My SAP
6.6 Tank Ticket adalah form untuk hasil pengukuran tangki timbun yang dijadikan dasar
untuk semua perhitungan administrasi minyak.
6.7 Certificate of Quality (CoQ) adalah surat hasil pemeriksaan mutu LPG dan produk
gas sesuai spesifikasi yang dikeluarkan oleh laboratorium
6.8 Certificate of Quantity Discharge (CQD) adalah surat yang berisi angka-angka
hasil pengukuran tangki-tangki timbun penerima dan perhitungan volumenya,
termasuk losses yang terjadi, dibuat bilamana pembongkaran/penerimaan LPG dan
produk gas di lokasi telah selesai dilaksanakan.
6.10 Ullage adalah ruang kosong yang dihitung dari permukaan cairan/minyak sampai ke
reference point.
6.11 Discharge adalah kegiatan kegiatan pemompaan penerimaan LPG dan produk gas
melalui Pipa.
VII. PROSEDUR
7.1 Operation Head (OH)
Menerbitkan jadwal pemompaan dan membuat PO sejumlah produk setiap akhir
bulan yang disampaikan ke kilang
7.5 Fungsi RU
Melaksanakan pemompaan LPG sejumlah yang ditetapkan dalam jadwal
pemompaan LPG dan menginformasikan ke Assistant Receiving & Storage.
7.7 Fungsi RU
Setelah produk LPG selesai dipompakan, kemudian menerbitkan LO dan melakukan
GI dengan melampirkan Certificate of Quality dan dikirim ke Assistant Receiving &
Storage.
8.2 Tersedianya stock LPG dan produk gas yang aman untuk memenuhi kebutuhan
konsumen.
8.3 Tercapainya lingkungan kerja yang bersih dan nyaman bebas dari tumpahan/
ceceran minyak.
IX. LAMPIRAN
Diagram Alir.
DIAGRAM ALIR
PENERIMAAN LPG MENGGUNAKAN PIPA
Fungsi
Operation Head SS RS&D R&S Kegiatan
Refinery Unit
Start
6
6. Receiving & Storage.
• Selama proses pemompaan Assistant Receiving & Storage melakukan
pengamatan kenaikan cairan, temperatur, dan tekanan di tangki timbun dan
dicatat dalam log book penerimaan produk pada 5 menit pertama, 15 menit,
30 menit, dan setiap satu jam berikutnya sampai selesai pemompaan dengan
tetap memperhatikan aspek HSE.
• Melakukan pengukuran tinggi level cairan, temperatur, dan tekanan setelah
pemompaan selesai dilakukan dan dicatat dalam tank ticket
• Menambahkan odorant jika kargo yang diterima belum mengandung odorant
sesuai spesifikasi
• Melakukan perhitungan Product Stock Calculation dan perhitungan
losses/gain penerimaan melalui pipa apabila terjadi selisih antara alat ukur
dengan jumlah LPG yang ada di tanki
• Membuat kalkulasi penerimaan LPG dan produk gas dalam dokumen CQD.
Apabila timbul deviasi diatas toleransi (sesuai pedoman susut arus minyak)
7 untuk Supply Loss dibuatkan Query/Nota Klaim. CQD ditandatangani, Query
dan Nota Klaim diparaf, kemudian disampaikan kepada Senior Supervisor
Receiving, Storage & Distribution untuk diparaf dan Pejabat Tertinggi
Setempat untuk ditandatangani.
• Membuat dan menandatangani dokumen CQD hasil penerimaan produk
7. Fungsi RU
8 Setelah produk LPG selesai dipompakan, kemudian menerbitkan LO dan
melakukan GI dengan melampirkan Certificate of Quality dan dikirim ke
Receiving & Storage.
End
8. Ast. Receiving & Storage.
• Melakukan proses GR sesuai dengan angka penerimaan.
• Merekam semua dokumen penerimaan produk melalui jalur pipa
tersebut
TANGKI/SKID TANK/ISOTANK
GAS MENGGUNAKAN MOBIL
TKO
NO : B-021/F10120/2012-S3
DIREKTORAT PEMASARAN DAN NIAGA
NO. B-021/F10120/2012-S3
II. TUJUAN
2.1 Maksud dari penerimaan LPG dan produk gas dengan menggunakan Mobil Tangki
di Terminal/Depot Filling Plant adalah mengatur tugas dan tanggung jawab petugas
dari fungsi terkait dalam melaksanakan penerimaan LPG dan produk gas dengan
menggunakan Mobil Tangki.
2.2 Tujuannya adalah menjamin kuantitas dan kualitas penerimaan LPG dan produk
gas dari Mobil Tangki sampai pada fasilitas penimbunannya di terminal
transit/instalasi/depot penerima sesuai dengan Bukti Pengiriman Produk (BPP) dan
berjalan lancar.
IV. REFERENSI
4.1 Panduan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan Direktorat Hilir
Bidang Pemasaran dan Niaga Tahun 2008.
4.2 Pedoman Suplai dan Distribusi LPG No. A-001/F10120/2012-S3.
V. DOKUMEN TERKAIT
5.1 Surat Perintah Angkutan (SPA)
5.2 Certificate of Quality
5.3 Certificate of Quantity Discharge
6.8 Surat Perintah Angkut (SPA) adalah surat perintah angkut kepada transportir
untuk mengambil produk di lokasi suplai point dan dalam jumlah tertentu
6.9 Surat Jalan.
VII. PROSEDUR
7.1. Assistant Operation Planning & Transportation Region
Memberikan informasi kepada Operation Head (OH) bahwa akan ada penerimaan
LPG dan membuat PO serta Surat Perintah Angkut (SPA)
7.2. Operation Head (OH)
Menerima berita dari Assistant Operation Planning & Controlling Region bahwa
akan ada Penerimaan LPG dan menginformasikan ke Senior Supervisor Receiving,
Storage & Distribution
7.3. Transportir
Menyerahkan LO, bukti timbangan dan SPPK kepada Receiving & Storage depot
penerima.
7.4. Assistant Receiving & Storage
a. Menerima dan memeriksa LO, bukti timbangan, dan SPPK yang dibawa oleh
transportir dari suplai point
b. Melakukan persiapan untuk pembongkaran:
• Mengukur Ullage Tangki Timbun
• Melakukan penimbangan ulang untuk cross check berat muatan dan
dicocokkan dengan jumlah muatan yang tertera dalam LO
• Pasang pengganjal roda depan dan belakang
• Memasang grounding dan menyiapkan APAR
• Menyiapkan fasilitas pembongkaran dan penerimaan
• Memeriksa segel
• Menghubungkan selang pembongkaran liquid dan vapor
• Membuka kerangan jalur pipa produk yang akan dibongkar.
• Menyeimbangkan tekanan tanki skid tank dengan tanki penerima
c. Melakukan kegiatan pembongkaran :
• Menghidupkan pompa dan atau compressor
• Mengawasi jalur pipa dari adanya kebocoran.
• Melakukan pengamatan selama pemompaan berlangsung dan yakinkan
bahwa liquid LPG dan produk gas sudah mengalir ke tangki
• Stop pemompaan dan melakukan perbaikan bila terjadi kebocoran dan atau
keadaan tidak aman/bahaya (kebakaran, petir,dll) dan jika diperlukan lakukan
evakuasi mobil tanki ke luar lokasi
d. Melakukan kegiatan setelah pembongkaran :
• Mematikan pompa dan atau compressor
• Menutup semua kerangan, melepas hubungan selang dan grounding
• Meyakinkan bahwa Mobil Tangki sudah kosong.
• Melakukan pengukuran isi tangki timbun dan melakukan penimbangan berat
kosong mobil tanki untuk cross check
IX. LAMPIRAN
Diagram Alir
DIAGRAM ALIR
PENERIMAAN LPG & PRODUK GAS MENGGUNAKAN MOBIL TANGKI/SKID
TANK/ISOTANK
Operation
Planning & Operation Head
SS RS&D Ast. RS Transportir Keterangan
Controlling (OH)
Region
Start
3. Transportir
Menyerahkan LO, bukti timbangan dan SPPK kepada Receiving & Storage
depot penerima.
NO : B-022/F10120/2012-S3
DIREKTORAT PEMASARAN DAN NIAGA
NO. B-022/F10120/2012-S3
5.3 Refrigerated LPG Propane adalah produk LPG C3H8 yang dicairkan dengan cara
didinginkan hingga suhu sekitar -40 0C dan tekanan dibawah 1 atm.
5.4 Refrigerated LPG Butane adalah produk LPG C4H10 yang dicairkan dengan cara
didinginkan hingga suhu sekitar -4 0C dan tekanan dibawah 1 atm
5.5 Pressurized LPG Mixed adalah campuran antara C3H8 dengan C4H10 yang dicairkan
dengan cara ditekan hingga tekanan sekitar 6,0 kg/cm2 dan pada suhu ambient.
5.6 Pemompaan refrigerated propana atau butane dari Tanker harus memperhatikan
batasan maksimal tekanan pada Tangki Timbun.
5.7 Maksimum tekanan untuk Tangki Timbun ( Pressure Safety Valve ) disesuaikan
dengan desain pressure tanki.
VI. PROSEDUR
8.1 Assistant Manager Operation Planning & Controlling
Menginformasikan rencana impor sesuai dengan master program LPG di Depot
LPG ke Pejabat Tertinggi Setempat/OH.
8.3 Senior Supervisor Receiving, Storage & Distribution atau Loading Master FSO
• Menerima Informasi dari Pejabat Tertinggi Setempat tentang rencana
kedatangan tanker, segera mengatur dan membuat persiapan rencana waktu
dan lokasi penyandaran Tanker dan melakukan koordinasi dengan fungsi terkait
(Marine, S&D, HSE, Security, Refinery Unit dan Laboratorium) minimal sehari
sebelumnya untuk memastikan kesiapan pandu dan kesiapan dermaga.
• Menginstruksikan kepada Assistant Receiving & Storage untuk persiapan
penerimaan dan penimbunan produk.
VIII. LAMPIRAN
Diagram Alir
DIAGRAM ALIR
PENERIMAAN IMPOR LPG
Ops. SS
Planning RS&D/
QQ/
& OH Loading Formality Marine HSSE Keterangan
Surveyor
Controlli Master
ng FSO
Start
1. Ops Planning & Controlling
Menginformasikan rencana impor sesuai
dengan master program LPG di Depot LPG ke
Pejabat Tertinggi Setempat/OH.
1
2. Operation Head atau loading master FSO
Melakukan koordinasi internal dengan SS
RS&D dan fungsi Marine serta memberikan
2 2 disposisi untuk pelaksanaan Discharge kepada
SS RS&D Depot LPG
5. Fungsi Marine
Mempersiapkan Sarana Fasilitas
7 penyandaran Tanker, keagenan dan In /
Out Clearance.
6. Fungsi HSSE
Memeriksa dan mempersiapkan Sarana
Fasilitas Keselamatan pada saat
penyandaran Tanker selama
pembongkaran.
8
7. Fungsi Pws. Utama QQ/Surveyor
Mengambil sample untuk pemeriksaan
mutu, menganalisa dan mengeluarkan
Test Report.
NO : B-023/F10120/2012-S3
DIREKTORAT PEMASARAN DAN NIAGA
NO. B-023/F10120/2012-S3
II. TUJUAN
1. Maksud dari operasi penyaluran LPG ke tanker/tongkang di terminal
transit/instalasi/depot adalah mengatur tugas dan tanggung jawab petugas dari
fungsi terkait dalam melaksanakan penyaluran LPG
2. Tujuannya adalah menjamin kelancaran penyaluran LPG ke terminal
transit/instalasi/depot dari tangki timbun dengan tetap memenuhi spesifikasi
kualitas dan kuantitas serta sesuai perencanaan
IV. REFERENSI
1. Panduan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan Direktorat
Hilir Bidang Pemasaran dan Niaga Tahun 2008.
2. Pedoman Suplai dan Distribusi LPG No. A-001/F10520/2012-S3
V. DOKUMEN TERKAIT
1. Loading Order.
2. Loading Report.
3. Notice of Readiness.
4. Compartement Logsheet.
5. Certificate of Quantity Loading.
6. Bill of Lading.
7. Letter of Discrepancies.
8. Cerificate of Origin.
9. Certificate of Quantity.
10. Dry Certificate.
11. Certificate of Quality Product.
12. Cargo Manifest.
VII. PROSEDUR
6. Marine Region
Mempersiapkan proses penyandaran Tanker, Keagenan dan In / Out Clearance
dan dokumen ship shore safety checklist
7. Pemeriksa Mutu/Lab.
Mengambil sample untuk pemeriksaan mutu, menganalisa dan mengeluarkan
Certificate of Quality Product.
8. HSE
Mempersiapkan sarana dan fasilitas HSE untuk pada penyandaran
Tanker/Tongkang/LCT selama pemuatan.
IX. LAMPIRAN
Diagram Alir
Start
1. Operation Planning & Controlling Region :
Menyampaikan demand LPG yang dituangkan dalam
rencana DOT di setiap suplai poin yang didasarkan
1 pada surat permintaan nominasi pengisian LPG dan
master program.
4 5 5. SS RS&D
a. Menerima disposisi dari Pejabat Tertinggi
Setempat Terminal/Depot LPG
b. Melakukan koordinasi guna persiapan pemuatan,
selama pemuatan dan selesai pemuatan
6. Marine
6 Mempersiapkan proses penyandaran Tanker, Keagenan
dan In / Out Clearance dan dokumen ship shore safety
checklist
7. Pemeriksa Mutu/Lab
Mengambil sample untuk pemeriksaan mutu,
menganalisa dan mengeluarkan Certificate of Quality
Product.
8. HSE
Mempersiapkan sarana dan fasilitas HSE untuk pada
penyandaran Tanker/Tongkang/LCT selama pemuatan.
NO : B-024/F10120/2012-S3
DIREKTORAT PEMASARAN DAN NIAGA
PENYALURAN LPG KONSINYASI
MENGGUNAKAN SKID TANK
TKO
NO. B-024/F10120/2012-S3
II. TUJUAN
2.1 Maksud dari operasi penyaluran LPG dengan menggunakan Skid Tank/Isotank di
terminal transit/instalasi/depot adalah mengatur tugas dan tanggung jawab
petugas dari fungsi terkait dalam melaksanakan penyaluran LPG
2.2 Tujuannya adalah menjamin kelancaran penyaluran LPG ke pihak lain
menggunakan Skid Tank / Isotank dengan tetap memenuhi spesifikasi kualitas
dan kuantitas.
IV. REFERENSI
4.1 Panduan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan Direktorat
Hilir Bidang Pemasaran dan Niaga Tahun 2008.
4.2 Pedoman Suplai dan Distribusi LPG No. A-001/F10120/2012-S3
V. DOKUMEN TERKAIT
5.1 Bukti Pengiriman Produk (BPP).
5.2 Meter reading – Laporan harian pengisian
5.3 Surat Perintah Angkut
VII. PROSEDUR
7.4 HSE
Melakukan pemeriksaan kondisi kelayakan mobil skidtank dari aspek safety
(APAR, Flame Trap, APD, IMK dll.)
7.5 Security
Melakukan pemeriksaan persyaratan keamanan bagi sopir dan kernet (ID card,
SIM dll).
Catatan :
Bilamana di depot tertentu belum terimplementasikan TAS atau terdapat potensi
gangguan operasional karena jumlah kendaraan yang terlampau banyak, maka
dimungkinkan implementasi pola pembuatan LO sebelum dan sesudah pengisian
(change quantity LO).
IX. LAMPIRAN
Diagram Alir.
DIAGRAM ALIR
PENYALURAN LPG MENGGUNAKAN SKID TANK/ ISO TANK
Ast. Operation Fungsi Fungsi Sales Fungsi
Fungsi HSE &
Planning & Distribution General Adm Distribution Kegiatan
Security
Transp.Region Verification Depot LPG FP Bulk
Start
1. Assistant Operation Planning & Transp. Region
Membuat perencanaan suplai ke masing-masing
SPPBE/SPBE/SPPEK membuat PO dan menerbitkan SPA
1 kepada transportir/SPPBE/SPPEK, yang kemudian direview
oleh SS OPC dan disetujui oleh OAM
Transportir
Setelah mendapat SPA, Transporit menyerahkan SPA dan
dokumen lain yang diperlukan kepada Fungsi Adm
Penjualan Depot LPG FP.
4. Fungsi HSE
Melakukan pemeriksaan kondisi kelayakan keamanan bagi
sopir, kernet
5. Security
Melakukan pemeriksaan persyaratan keamanan bagi sopir
4/5 6 kernet
6. Fungsi Distribution Bulk
• Menerima dokumen SPA dan melakukan penimbangan
Berat kosong skidtank
• Memastikan check list safety penyaluran terpenuhi
sebelum dilakukan pengisian sesuai prosedur pengisian
skidtank di filling shed
• Melaksanaan pengisian skidtank sesuai dokumen SPA
• Melakukan penimbangan berat isi dan mencetak struk
hasil timbang kosong dan isi
• Mencatat density, angka rotto gauge no segel pada
struk timbang
• Melakukan penyegelan pada kerangan Vapour dan
Liquid serta box kerangan skidtank
NO : B-025/F10120/2012-S3
DIREKTORAT PEMASARAN DAN NIAGA
MENGGUNAKAN TABUNG
PENYALURAN LPG
TKO
NO. B-025/F10120/2012-S3
IV. REFERENSI
4.1 Panduan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan Direktorat Hilir
Bidang Pemasaran dan Niaga Tahun 2008.
4.2 Pedoman Suplai dan Distribusi LPG No. A-001/F10120/2012-S3
VII. PROSEDUR
IX. LAMPIRAN
Diagram Alir.
DIAGRAM ALIR
PENYALURAN LPG MENGGUNAKAN TABUNG
Fungsi
Fungsi Adm. Fungsi HSE Fungsi
Pelaksana Agen LPG Kru Agen Kegiatan
Penjualan & Security Gate Keeper
Penyaluran
Start
1. Agen LPG
1 Menyerahkan SO kepada Ast. Sales & General Adm.
3. Agen LPG
3 Menyerahkan dokumen pengisian berupa surat jalan
agen kepada Gate Keeper
6. Agen LPG
6 a. Supir Agen memasukkan mobil ketempat pengisian
b. Salah satu kru Agen menyaksikan quality control
setiap tabung yang telah diisi dan diangkut ke dalam
armada
9. Fungsi Gatekeeper
9 Mengecek ulang jumlah tabung yang keluar sesuai LO,
melakukan good issue, mencetak surat jalan dan
mencetak surat jalan dan memberikan stempel semua
dokumen
End
NO : B-026/F10120/2012-S3
DIREKTORAT PEMASARAN DAN NIAGA
NO : B-026/F10120/2012-S3
II. TUJUAN.
1. Maksud dari pemuatan LPG di STS adalah mengatur tugas dan tanggung jawab
petugas dari fungsi terkait dalam melaksanakan penyaluran LPG di STS.
2. Tujuannya adalah menjamin kuantitas dan kualitas LPG dalam pemuatan di STS
berjalan lancar.
IV. REFERENSI
1. Panduan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan Direktorat Hilir
Bidang Pemasaran dan Niaga Tahun 2008.
2. Pedoman Suplai dan Distribusi LPG No. A-001/F10120/2012-S3
V. DOKUMEN TERKAIT
1. Facsimile Assistant Operation Planning & Controlling ke OAM
2. Telex Nominasi dari Operasi Tanker
3. Disposisi untuk Perintah Muat dari OAM
4. Surat Permohonan Ijin Tambat.
5. Compartment Logsheet Before Discharge dari FSO
6. Compartment Logsheet After Discharging dari FSO
7. Certificate Of Quantity Loaded (CQL).
8. Certificate Of Quality (COQ).
9. Bill Of Lading ( B / L )
10. Compartment Logsheet After Loading kapal Shuttle
11. Sealing Certificate
12. Tanker Time Sheet
13. Notice of Readiness dari kapal Shuttle
14. Letter of Protest
6.10 Ullage
Ruang kosong yang dihitung dari permukaan cairan/minyak sampai ke reference
point.
6.11 Innage
Adalah tinggi cairan
VII. PROSEDUR
1. Operation Planning & Controlling
a. Mengevaluasi rencana kebutuhan LPG dalam skala harian dan bulanan
masing-masing region
b. Mengirimkan jadwal pengapalan kepada Region dan Fungsi Operasi Tanker
setempat
c. Berkoordinasi dengan Fungsi Operasi Tanker untuk melakukan rencana
Operasi Tanker Shuttle untuk pemuatan LPG STS
d. Membuat keynumber dan mengirimkan ke region
3. Fungsi HO Marine
a. Menerima informasi melalui telepon atau fax tentang rencana kedatangan kapal
Tanker Shuttle di STS
b. Menerima Master Cable dari Kapten Kapal yang berisi rencana kedatangan kapal
Tanker Shuttle
c. Menginformasikan ke Loading Master FSO tentang Master Cable
d. Mengurus Clearance-In ke Administrator Pelabuhan mengenai rencana
penyandaran Kapal Tanker Shuttle.
e. Menghubungi PT. Pelindo untuk mengurus pelaksanaan penyandaran kapal
(Pandu/Pilot dan kapal tunda)
f. Setelah kapal shuttle sandar petugas Marine STS mengambil dan memeriksa
kesesuaian persyaratan dokumen kapal untuk diserahkan ke Syahbandar, Imigrasi,
dan Kesehatan Pelabuhan. Apabila ada dokumen kapal yang habis masa berlaku
maka pihak kapal harus melakukan perpanjangan ke otoritas kepelabuhanan.
IX. LAMPIRAN
Diagram Alir
Operati
on Ops Loading
HO Marine OAM Keterangan
Plan. & Tanker Master
Cont.
1. Ast. Ops Plan&Contr.
• Mengevaluasi rencana kebutuhan LPG dalam skala harian dan bulanan
masing-masing region
• Mengirimkan jadwal pengapalan kepada Region dan Fungsi Operasi
Tanker setempat
• Berkoordinasi dengan Fungsi Operasi Tanker untuk melakukan rencana
1 Operasi Tanker Shuttle untuk pemuatan LPG STS
• Membuat keynumber dan mengirimkan ke region
2. Ops Tanker
• Menerima master cable tentang rencana kedatangan Tanker Shuttle
2 • Menyampai-kan jadwal kedatangan kapal Tanker Shuttle ke Loading
Master dan HO Marine.
3. HO Marine
• Menerima informasi melalui telepon atau fax tentang rencana
kedatangan kapal tanker shuttle di STS
3 • Menerima master cable dari kapten kapal yang berisi rencana
kedatangan kapal tanker shuttle
• Menginformasikan ke loading master FSO tentang master cable
• Mengurus clearance in ke administrator pelabuhan mengenai rencana
penyandaran kapal tanker shuttle
• Menghubungi PT Pelindo untuk mengurus pelaksanaan penyandaran
4 kapal (pandu/pilot dan kapal tunda)
• Setelah kapal shuttle sandar petugas marine mengambil dan memeriksa
kesesuaian persyaratan dokumen kapal untuk diserahkan ke
syahbandar, imigrasi, dan kesehatan pelabuhan. Apabila ada dokumen
kapal yang habis masa berlaku maka pihak kapal harus melakukan ke
otoritas pelabuhan
NO : B-027/F10120/2012-S3
DIREKTORAT PEMASARAN DAN NIAGA
NO : B-027/F10120/2012-S3
II. TUJUAN
2.1 Memastikan semua produk di Depot LPG-FP telah melalui proses pengendalian dan
pengawasan mutu.
2.2 Memastikan produk yang “tidak sesuai” ditangani dengan prosedur pengawasan
mutu yang standar.
2.3 Memastikan LPG dan produk Gas yang diterima konsumen sesuai dengan
persyaratan dan memenuhi spesifikasi yang berlaku.
IV. REFERENSI
4.1. Panduan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan Direktorat Hilir
Bidang Pemasaran dan Niaga Tahun 2008.
4.2. Pedoman Suplai dan Distribusi LPG No. A-001/F10120/2012-S3
V. DOKUMEN TERKAIT
5.1 Certificate of Quality (CoQ)
VII. PROSEDUR
Jika Produk terindikasi berubah mutunya, berdasarkan hasil pemeriksaan short test
dimana terdapat perbedaan dengan COQ terjadi :
7.1 Pada Proses Penerimaan
7.1.1 SS RS&D
• Memerintahkan Pihak Kapal (C/O) dan Assistant Receiving & Storage untuk
tidak melakukan pemompaan LPG kemudian melaporkan kepada Pejabat
Tertinggi Setempat di Depot LPG-FP.
• Menerima hasil uji atas sample yang telah diambil pada saat penerimaan
• Memeriksa hasil lab :
9 Jika hasil laboratorium menyatakan On Spec., maka pemompaan dapat
diteruskan kembali secara normal .
9 Jika hasil laboratorium menyatakan Off Spec, maka dilaporkan ke Pejabat
Tertinggi Setempat di Depot FP, Manajer Region dan Asman Assistant
Operation Planning & Controlling Kantor Pusat untuk selanjutnya dilakukan
tindakan terhadap LPG Off Spec sesuai arahan.
7.2 Pada Proses Penimbunan :
7.2.1 Assistant Receiving & Storage
• Memblokir tangki timbun LPG dan Produk Gas yang mengalami perubahan
mutu dan melaporkan kepada SS RS&D dan Pejabat Tertinggi Setempat Depot
LPG-FP.
• Mengambil sample di tangki timbun tersebut, kemudian memeriksa sample LPG
dan Produk Gas tersebut ke Fungsi Laboratorium/Pemeriksa Mutu, dengan
tetap memperhatikan aspek HSE.
7.2.2 SS RS&D
Memeriksa hasil lab :
• Jika hasil laboratorium menyatakan On Spec, maka LPG tersebut dapat dijual
atau disalurkan.
• Jika hasil laboratorium menyatakan Off Spec, maka dilaporkan ke Pejabat
Tertinggi Setempat di Depot FP, Manajer Region dan Asman Assistant
Operation Planning & Controlling Kantor Pusat untuk selanjutnya dilakukan
tindakan terhadap LPG Off Spec sesuai arahan.
IX. LAMPIRAN
Diagram Alir
DIAGRAM ALIR
PENGENDALIAN PRODUK TIDAK SESUAI
Manajer
Region/Asman
Fungsi
Assistant Fungsi Pihak Receiving &
SS RS&D Pemeriksa Keterangan
Operation Kapal Storage
Mutu
Planning &
Controlling/OH
Start
Pengendalian Produk Tidak Sesuai pada Penerimaan
1. SS RS&D
1.1 1.1 Memerintahkan Pihak Kapal (C/O) dan Receiving & Storage
untuk tidak melakukan pemompaan Gas LPG dan Produk
Gas kemudian melaporkan kepada Pejabat Tertinggi
Setempat di Depot LPG-FP.
1.2 Menerima hasil uji atas sample yang telah diambil pada
saat penerimaan
Pemompaan dihentikan 1.3 Memeriksa hasil lab
1.2
9 Jika hasil laboratorium menyatakan On Spec, maka
pemompaan dapat diteruskan kembali secara normal .
9 Jika hasil laboratorium menyatakan Off Spec, maka
dilaporkan ke Pejabat Tertinggi Setempat di Depot FP,
Manajer Region dan Asman Assistant Operation Planning
& Controlling Kantor Pusat untuk selanjutnya dilakukan
No tindakan terhadap LPG Off Spec sesuai arahan.
1.3
On spec.?
Yes
Pemompaan dilanjutkan
Manajer
Region/Asman
Fungsi
Assistant Fungsi Pihak Receiving &
SS RS&D Pemeriksa Keterangan
Operation Kapal Storage
Mutu
Planning &
Controlling/OH
Start
Pengendalian Produk Tidak Sesuai pada Penimbunan
2. SS RS&D
Memeriksa hasil lab :
Yes
Dijual/
Disalurkan
End End
NO : B-028/F10120/2012-S3
DIREKTORAT PEMASARAN DAN NIAGA
NO : B-028/F10120/2012-S3
II. TUJUAN
Sebagai pedoman melakukan LPG tank cleaning dengan memperhatikan aspek
keselamatan kerja dan lindungan lingkungan dengan menjamin pengelolaan limbah B3
yang memenuhi peraturan perundangan yang berlaku.
IV. REFERENSI
4.1 Buku Panduan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan
Direktorat Hilir Bidang Pemasaran dan Niaga th 2008.
4.2 Peraturan Pemerintah No. 85 tahun 1999 jo Peraturan Pemerintah No. 18 tahun
1999 tentang Pengelolaan Limbah B3.
4.3 Pedoman Suplai dan Distribusi LPG No. A-001/F10120/2012-S3
VI. PROSEDUR
7.1. Persiapan Pelaksanaan Tank Cleaning
7.1.1. OH Depot LPG melaporkan rencana tank cleaning kepada Manager
Region melalui OAM, dilampiri dengan dokumen pendukung terkait tanki
yang akan di cleaning dan kajian kontinuitas pasokan. Dalam tank cleaning
ini diupayakan dilakukan pengetesan dan perbaikan untuk seluruh
peralatan yang dalam pelaksanaannya membutuhkan pengosongan tanki
VIII. LAMPIRAN
Diagram Alir
DIAGRAM ALIR
TANK CLEANING LPG
OAM/Manager Manager
OH Pelaksana Region Keterangan
Region Operation
3. Kontraktor Pelaksana
3 • Mengurus semua perijinan pelaksanaan tank cleaning lengkap antara
lain : hot permit, cold permit, confined space work permit.
4 • Melaksanakan flaring, gas test, gas free, penampungan sludge, inspeksi
kondisi tanki, sertifikasi, kalibrasi, tank cleaning, inerting hingga tanki
siap untuk diisi kembali.
5 4. SS EPM melaksanakan pengawasan tank cleaning harian yang dilakukan oleh
6 kontraktor
5. Spv HSE melaksanakan pengawasan tank cleaning aspek HSE
6. SS RS&D bertindak sebagai Gas Safety Inspector (GSI)
7. Spv HSE dan SS EPM melakukan intervensi jika terdapat situasi tidak aman
7 7 End dan atau perilaku tidak aman.
2 End
KEBOCORAN LPG
PENANGANAN
TKO
NO : B-029/F10120/2012-S3
DIREKTORAT PEMASARAN DAN NIAGA
NO : B-029/F10120/2012-S3
II. TUJUAN
Sebagai petunjuk pelaksanaan tugas masing-masing fungsi terkait dalam
penanggulangan kebocoran untuk dapat dilokalisir dan dieliminir.
IV. REFERENSI
4.1. Pedoman Penanggulangan Keadaaan Darurat (PKD) Tingkat Direktorat No. A-
001/F00010/2011-S0 tanggal 25 Agustus 2011
4.2 Pedoman Suplai dan Distribusi LPG No. A-001/F10120/2012-S3
V. DOKUMEN TERKAIT
5.1 Laporan Kejadian Penting
VII. PROSEDUR
1. Pekerja yang lebih dahulu mengetahui adanya kebocoran sistem yang ada di depot LPG
segera melaporkan kepada Ast. Receving & Storage atau Ast. Distribution yang sedang
bertugas untuk dilakukan tindakan meminimalisir potensi bahaya kebocoran antara lain :
- Mematikan pompa,
- Menutup/Membuka kerangan untuk mengisolir daerah kebocoran
- Mengaktifkan SDV,
- Mengisolasi vapour cloud dengan menggunakan tirai air
- Menghentikan seluruh kegiatan panas,
- Jika kebocoran berada di area filling shed, maka seluruh kendaraan bermotor
dilarang untuk dinyalakan
2. Ast. Receving & Storage & Ast. Distribution menginformasikan kebocoran system
tersebut kepada SS EPM, SS RS&D, dan Spv HSE.
3. SS EPM, SS RS&D , dan Spv HSE melakukan :
• Upaya perbaikan atas kebocoran system
• Evaluasi agar operasional kegiatan penerimaan, penimbunan, dan penyaluran dapat
berjalan normal.
• Kelayakan hasil perbaikan, untuk kemudian dioperasikan kembali
4. Jika kebocoran sampai menimbulkan kerugian, maka OH membuat laporan kejadian
penting tentang kebocoran sistem yang ada di depot LPG dan di tandatangani untuk
disampaikan ke Manager Region dan Manager HSE Region dalam 2 x 24 jam.
8.1 Terlaksananya penanggulangan kebocoran sistem yang ada di depot LPG dijalur
pipa LPG secara aman
8.2 Depot LPG melakukan upaya penanggulangan dan operasi tetap berjalan
IX. LAMPIRAN
Diagram Alir
End
PENGELOLAAN TERMINAL
LPG SWASTA
TKO
NO : B-030/F10120/2012-S3
DIREKTORAT PEMASARAN DAN NIAGA
NO : B-030/F10120/2012-S3
II. TUJUAN
Pengelolaan Terminal LPG Swasta bertujuan untuk memastikan penyediaan jasa
penerimaan, penimbunan, dan penyaluran berjalan sesuai dengan target operasional dan
ketentuan yang berlaku serta memenuhi aspek HSSE.
IV. REFERENSI
4.1 Perjanjian Pengadaan Jasa Penerimaan, Penimbunan, dan Penyaluran LPG antara
PT Pertamina (Persero) dan Mitra Kerja Penyedia Jasa Terminal LPG
4.2 Surat Keputusan Direktur Utama No Kpts 018/C00000/2007-S0 tentang Pedoman
Penanganan dan Pengawasan Susut Minyak Mentah dan Produk tanggal 4 Mei
2007 No. A-001 / H10200 / 2007-S4
4.3 Panduan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan Direktorat Hilir
Bidang Pemasaran dan Niaga Tahun 2008.
4.4 Pedoman Suplai dan Distribusi LPG No. A-001/F10120/2012-S3
4.5 TKO LPG & Gas Products
VI. PROSEDUR
7.1. MONITORING KUANTITAS LPG
• Pengawas Pertamina region bersama dengan pihak terminal swasta
i. Melakukan pembacaan dan pencatatan angka pada alat ukur pada pukul
24:00 WIB di hari terakhir bulan berjalan untuk mengetahui kuantitas LPG
yang diterima, disalurkan, serta kehilangan kuantitas LPG pada suatu bulan
berjalan dan dituangkan dalam berita acara yang ditandatangani bersama.
ii. Apabila terdapat loss/gain kuantitas LPG diatas batas toleransi (sesuai
perjanjian) maka pihak terminal swasta wajib untuk segera melakukan
evaluasi kelaiakan alat ukur sebelum menandatangani berita acara
sebagaimana disebut butir 1.
iii. Membuat laporan kepada Operation Manager yang ditandatangani oleh
Manager Region dilengkapi dengan dokumen pada butir i dan ii.
• Pihak Terminal Swasta
i. Apabila terdapat loss melebihi batas toleransi, pihak terminal swasta
melakukan penggantian produk sesuai perjanjian.
ii. Wajib memberikan laporan harian, 10harian, bulanan kepada Manager
Region sebagaimana ketentuan arus minyak korporat.
• Manager Region
i. Melakukan evaluasi atas kinerja penerimaan, penimbunan,dan penyaluran
terminal swasta sebagaimana tertuang dalam laporan b.ii serta memberikan
persetujuan atas laporan tersebut
ii. Melaporkan hasil evaluasi pada butir c.i ke Operation Manager dengan
tembusan VP LPG & Gas Products
iii. Menandatangani atau mendelegasikannya atas laporan sebagaimana butir ii.
• Operation Manager
Melakukan penyelesaian atas biaya jasa penerimaan, penimbunan,dan
penyaluran terminal swasta dan kehilangan kuantitas LPG (apabila ada) sesuai
dengan dokumen-dokumen yang disampaikan oleh manager region.
iv. Pada kondisi iii, apabila diperlukan dapat melakukan evaluasi atas dokumen
penerimaan dan penyaluran apabila dikemudian hari dapat dibuktikan
loss/gain LPG di pihak Pertamina ataupun di pihak Terminal LPG Swasta.
VIII. LAMPIRAN
9.1. Lampiran 1 : Diagram alir
DIAGRAM ALIR
PENGELOLAAN TERMINAL LPG SWASTA
Pengawas Pertamina
Terminal Swasta Manager Region Manager Operation Kegiatan
Region
MONITORING KUANTITAS LPG
1. Pengawas Pertamina region bersama dengan pihak terminal swasta
Start i. Melakukan pembacaan dan pencatatan angka pada alat ukur pada pukul 24:00
WIB di hari terakhir bulan berjalan untuk mengetahui kuantitas LPG yang
diterima, disalurkan, serta kehilangan kuantitas LPG pada suatu bulan berjalan
dan dituangkan dalam berita acara yang ditandatangani bersama.
ii. Apabila terdapat loss/gain kuantitas LPG diatas batas toleransi (sesuai
1 1 perjanjian) maka pihak terminal swasta wajib untuk segera melakukan evaluasi
kelaiakan alat ukur sebelum menandatangani berita acara sebagaimana disebut
butir 1.
iii. Membuat laporan kepada Operation Manager yang ditandatangani oleh
Manager Region dilengkapi dengan dokumen pada butir i dan ii.
2. Pihak Terminal Swasta
2 i. Apabila terdapat loss melebihi batas toleransi, pihak terminal swasta melakukan
penggantian produk sesuai perjanjian.
ii. Wajib memberikan laporan harian, 10harian, bulanan kepada Manager Region
3 sebagaimana ketentuan arus minyak korporat.
3. Manager Region
i. Melakukan evaluasi atas kinerja penerimaan, penimbunan,dan penyaluran
terminal swasta sebagaimana tertuang dalam laporan b.ii serta memberikan
persetujuan atas laporan tersebut
ii. Melaporkan hasil evaluasi pada butir c.i ke Operation Manager dengan
tembusan VP LPG & Gas Products
iii. Menandatangani atau mendelegasikannya atas laporan sebagaimana butir ii.
4. Operation Manager
4 Melakukan penyelesaian atas biaya jasa penerimaan, penimbunan,dan penyaluran
terminal swasta dan kehilangan kuantitas LPG (apabila ada) sesuai dengan
dokumen-dokumen yang disampaikan oleh manager region.
PENGENDALIAN MUTU
5. Pihak Terminal Swasta
iv. Sebelum melakukan pembongkaran kapal, dilaksanakan pemeriksaan dokumen
5 certificate of quality (COQ) , pengambilan contoh dari tanker, dan pencatatan
density, pressure, dan temperature
v. Apabila dokumen jaminan mutu tidak lengkap dan isi dokumen tidak sesuai,
maka harus dibuat surat pernyataan (letter of statement) yang ditandatangani
oleh chief officer, kemudian masalah ini dilaporkan ke Pengawas Terminal dan
Fungsi Operation LPG & Gas Products Region.
vi. Pengambilan contoh eks tanker dilakukan pada tiap produk sesuai dengan
prosedur pengambilan contoh yang berlaku dengan menggunakan satu bomb
sample dan satu hydrometer untuk pengujian mutu di laboratorium dan
pemeriksaan mutu.
vii. Pengukuran muatan dilakukan pada tiap-tiap kompartemen untuk mengetahui
volume kargo sebelum bongkar dengan mencatat temperature, tekanan, level
tangki dan pencatatan visual draft kapal.
viii. Bila dari hasil pengujian density, temperatur dan tekanan mengindikasikan
terjadi perubahan mutu maka harus dilakukan pengambilan contoh untuk
pengujian laboratorium. Selanjutnya melakukan tindakan sesuai TKO
Pengendalian Produk Tidak Sesuai.
ix. Setelah pembongkaran dilakukan penyelesaian dokumen penerimaan dan
dilakukan pengambilan contoh pada tanki penerima untuk pengujian Mixed LPG.
x. Melakukan pemeriksaan mutu produk di tanki timbun rutin secara visual minimal
satu kali dalam seminggu khususnya stok yang tertahan lama
xi. Apabila terdapat indikasi perubahan mutu, lakukan pemeriksaan laboratorium
dan penundaan penyaluran. Selanjutnya melakukan tindakan sesuai TKO
Pengendalian Produk Tidak Sesuai.
6 xii. Pengendalian mutu pengisian/penyaluran LPG dengan mobil skidtank yang
perlu diperhatikan adalah BPP/SPP/Surat Jalan yang mencantumkan density,
temperatur, jenis dan jumlah produk yang berasal dari LPG yang memenuhi
spesifikasi mutu
6. Pengawas Pertamina region
Apabila terdapat indikasi perubahan mutu, meminta pihak terminal swasta untuk
melakukan pengujian laboratorium. Apabila hasil pengujian off spec, maka
selanjutnya melakukan tindakan sesuai TKO Pengendalian Produk Tidak Sesuai.
ALAT UKUR
7. Pihak Terminal Swasta
7 xiii. Mengoperasikan dan memelihara alat ukur yang sudah tersertifikasi dan
memiliki ijin sesuai dengan ketentuan, yang meliputi antara lain :
1. ATG pada tanki timbun dimana tanki timbun tersebut juga yang dilengkapi
dengan level gauge atau alat ukur lain sebagai pembanding
2. Jembatan timbang sesuai dengan kapasitas beban mobil skidtank
3. Mass flow meter
4. Kelengkapan table tanki yang ditera dan terkalibrasi
5. Hidrometer, temperatur dan pressure gauge
xiv. Melakukan peneraan ulang alat ukur apabila ada permintaan Pengawas
Pertamina region.
Pengawas Pertamina
Terminal Swasta Manager Region Manager Operation Kegiatan
Region
NO : C-001/F10120/2012-S3
DIREKTORAT PEMASARAN DAN NIAGA
NO : C-001/F10120/2012-S3
I. METODA / TEKNIK
1. Metode : Tatacara Perhitungan Muatan Kapal
2. Teknik : Perhitungan muatan kapal dengan manual dan komputer.
II. REFERENSI
1. Pedoman Suplai dan Distribusi LPG dan Produk Gas, No.
A.001/F10120/2012-S3, Tahun 2012.
2. TKO Penerimaan LPG Menggunakan Tanker, No. B.019/F10120/2012-S3
3. TKO Penyaluran LPG ke Tanker/Tongkang/LCT No. B.023/F10120/2012-S3
*Keterangan :
• Perhitungan Berat LPG dalam point a adalah berat LPG dalam in
vacuum apabila diperlukan berat LPG dalam in air, perlu
dikalikan dengan multiplier (sesuai tabel ASTM 56)
• Perhitungan Density 150C menggunakan tabel ASTM 22
• Volume Correction Factor didapat menggunakan tabel ASTM 54
• Density vapour dihitung berdasarkan :
o Depot tanpa ATG : proporsional berat molekul komposisi
propane butane dibagi dengan konstanta volume gas
(22,4).
o Depot dengan ATG : pendekatan formula / persamaan
yang diakui seperti metode MBR, Rackett, dll
• Multiplier didapat dari density 15 dikurangi 0.0011 atau dari tabel
ASTM 56
• Pressure factor didapat dari rumus = ((P + 1.003)/1.003))
• Temperature factor didapat dari rumus = 273/(T+273)
• Volume liquid didapat dari konversi table tanki
• Volume correction factor didapat dari tabel ASTM 54
• Volume vapor didapat dari volume tanki dikurangi volume liquid
3. certificate Quantity
4. Manifest
5. Letter of Protes
PENGUKURAN DENSITY
DENGAN HYDROMETER
NO : C-002/F10120/2012-S3
TKI
NO : C-002/F10120/2012-S3
I. METODE /TEKNIK
Metode : Tatacara pengukuran Density dengan Hydrometer
Teknik : Pembacaan alat-alat ukur di tangki timbun.
II. REFERENSI
1. Pedoman Suplai dan Distribusi LPG dan Produk Gas, No.
A.001/F10120/2012-S3, Tahun 2012.
2. TKO No. B.021/F10120/2012-S3 tentang Penerimaan LPG dan Produk Gas
Menggunakan Mobil Tanki/Iso Tank/Skid Tank.
B. Kegiatan :
1. Level Gauge (ketinggian cairan LPG)
a. Periksa, amati dan catat jarum panjang pada level gauge yang
menunjukkan skala dalam meter.
b. Periksa, amati dan catat jarum pendek pada level gauge yang
menunjukkan skala dalam mm.
2. Temperatur (suhu LPG)
a. Periksa, amati dan catat jarum penunjuk temperatur (Liquid dan
Vapour) yang menunjukkan skala dalam °C.
3. Pressure Gauge (Tekanan LPG)
a. Periksa, amati dan catat penunjuk pressure gauge (Liquid dan Vapour)
dalam kg/cm2.
LAMPIRAN 1.
Diketahui:
Level Gauge : 350,0 mm
SG at 60o F : 0,5188
Temperatur : 20,0o C
×= 0
Karena hasilnya 0 (nol) maka nilai VCF adalah 0,986
LAMPIRAN 2.
Diketahui:
Pressure top : 7,8 kg/cm2
Temperature : 20o C
Density : 5,188
5. Mencari Weigth
Weigth of vapour = Vol 15o × Density
= 4.676.900 × 0,0024(standar)
= 11.225 kg
NO : C-003/F10120/2012-S3
DIREKTORAT PEMASARAN DAN NIAGA
PENGUKURAN DENSITY
DENGAN HYDROMETER
TKI
NO : C-003/F10120/2012-S3
I. METODE /TEKNIK
Metode : Tatacara pengukuran Density dengan Hydrometer
Teknik : Pembacaan alat ukur Density.
II. REFERENSI
1. Pedoman Suplai dan Distribusi LPG dan Produk Gas, No.
A.001/F10120/2012-S3, Tahun 2012.
2. TKO Penerimaan LPG Menggunakan Tanker, No. B.019/F10120/2012-S3
3. TKO Penerimaan LPG Menggunakan Mobil Tanki/Skid Tank/Iso Tank, No.
B.021/F10120/2012-S3
4. TKO Penyaluran LPG ke Tanker/Tongkang/LCT No. B.023/F10120/2012-S3
5. TKO Pengendalian Produk Tidak Sesuai No. B-027/F10120/2012-S3
6. User manual hydrometer
b. Pengoperasian :
1. Pasang selang penghubung dari In Let Pressure ke Out Let tanki.
2. Buka ball valve Inlet pressure.
3. Buka gate valve tanki perlahan-lahan.
4. Buka valve vapor pressure (10 - 30)%
5. Tutup ball valve Inlet pressure gate valve tanki dan valve vapor bila
hydrometer telah mengapung.
6. Catat density dan temperatur observasi yang tertera pada hydrometer
c. Selesai operasi :
1. Buka valve Out Let pressure perlahan-lahan hingga kosong.
2. Lepas selang penghubung pressure dari tanki.
3. Pastikan valve tanki penghubung pressure tidak bocor.
NO : C-004/F10120/2012-S3
DIREKTORAT PEMASARAN DAN NIAGA
PENGUKURAN ISI TANKI
TKI
NO : C-004/F10120/2012-S3
I. METODE /TEKNIK
Metode : Tatacara isi tangki
Teknik : Perhitungan isi tangki dengan menggunakan tabel ASTM 54 & 56.
II. REFERENSI
1. Pedoman Panduan Suplai dan Distribusi Elpiji dan Produk Gas, No.
A.001/F10520/2009-S3, Tahun 2009.
2. TKO No. B.002/F10520/2009-S3 tentang Penerimaan Elpiji dan Peroduk Gas
Menggunakan Pipa.
3. TKO No. B.003/F105290/2009-S3 tentang Penerimaan Elpiji dan Produk Gas
Menggunakan Mobil Tanki/Iso Tank/Skid Tank.
VI. LAMPIRAN
1. Tank ticket
2. Tank Gauge Report