Oleh
Nama : Ratna Mentari
NIM : 15451022
Jurusan : Logistik
Program Studi : Logistik
Diploma : I (satu)
Terminal Bahan Bakar (TBBM) Surabaya Group merupakan salah satu unit
pemasaran yang wilayah kerjanya di bawah PT. Pertamina (Persero) Direktorat
Marketing and Trading fungsi Suplai dan Distribusi Region V yang terdiri dari
dua wilayah yaitu TBBM Perak dan TBBM Bandaran. TBBM Surabaya Group
bertugas untuk memenuhi kebutuhan BBM di wilayah Jawa Timur seperti Madiun,
Malang, Surabaya dan sekitarnya serta memenuhi BBM di wilayah Indonesia
Timur. TBBM Surabaya Group menyalurkan produk BBM yang diterima dari
beberapa Refinery Unit (RU) melalui jalur laut menggunakan Tanker serta
menerima produk BBM dari TBBM Tuban melalui jalur darat menggunakan
pipanisasi. Maka dari itu proses penerimaan, penimbunan serta penyaluran di
TBBM Surabaya Group dilaksanakan secara kontinyu yang menuntut adanya
kesiapan dan ketahanan dari sarana dan fasilitas (sarfas) operasional maupun
peralatan penunjang yang handal. Kesiapan sarana dan fasilitas (sarfas) tersebut
dapat diperoleh dengan melakukan pemeliharaan (maintenance). Pemeliharaan
sarfas dilakukan oleh bagian Planning and Maintenance Services yang
bertanggung jawab melakukan pemeliharaan dan perawatan yang berdasarkan
pada Time Based and Risk Based Maintenance yang pelaksanaanya disesuaikan
oleh metode preventive, predictive dan breakdown maintenance yang dalam
pelaksanaanya meliputi pemeliharaan daily, weekly, monthly dan yearly. Dengan
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan sarfas, maka kesiapan dan
kehandalan sarfas dapat diandalkan dalam kegiatan operasional TBBM Surabaya
Group.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
INTISARI ............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan ......................................................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah ......................................................................................... 4
1.4 Sistematika Penulisan ................................................................................. 4
IV. PEMBAHASAN
4.1 Pemeliharaan Sarana dan Fasilitas Penerimaan ......................................... 37
4.1.1 Pemeliharaan Dermaga .................................................................... 37
4.1.2 Pemeliharaan MLA .......................................................................... 39
4.1.3 Pemeliharaan Pipa Penerimaan ....................................................... 40
4.1.4 Pemeliharaan Valve ......................................................................... 42
4.1.5 Pemeliharaan Strainer ..................................................................... 45
4.1.6 Pemeliharaan MOV ......................................................................... 45
4.1.7 Pemeliharaan Oil Hose .................................................................... 46
4.2 Pemeliharaan Sarana dan Fasilitas Penimbunan ........................................ 46
4.2.1 Pemeliharaan Rutin Sarfas Penimbunan .......................................... 47
iii
4.2.2 Pemeliharaan Non Rutin .................................................................. 47
4.2.3 Pemeliharaan Tangki Timbun ......................................................... 48
4.3 Permasalahan Sarana dan Fasilitas di TBBM Surabaya Group ................. 58
4.3.1 Permasalahan Sarana dan Fasilitas Penerimaan .............................. 58
4.3.2 Permasalahan Sarana dan Fasilitas Penimbunan ............................. 59
V. PENUTUP
5.1 Simpulan..................................................................................................... 61
5.2 Saran ........................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Lokasi TBBM Surabaya Group ........................................................ 7
Gambar 2.2 Wilayah Kerja TBBM Surabaya Group ........................................... 7
Gambar 2.3 Pola Penerimaan dan Distribusi TBBM Surabaya Group ................. 10
Gambar 2.4 Struktur Organisasi TBBM Surabaya Group .................................... 13
Gambar 3.1 Grafik Pemeliharaan Sarana dan Fasilitas ......................................... 26
Gambar 4.1 Dermaga ............................................................................................ 37
Gambar 4.2 Marine Loading Arm ......................................................................... 39
Gambar 4.3 Pipa Penerimaan ................................................................................ 40
Gambar 4.4 Valve ................................................................................................. 42
Gambar 4.6 Motor Operated Valve (MOV).......................................................... 45
Gambar 4.7 Tangki Timbun .................................................................................. 48
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Sumber Daya Manusia di Terminal BBM Surabaya Group ................. 17
Tabel 2.2 Data Pekerja di Terminal BBM Surabaya Group ................................. 17
Tabel 2.3 Daftar ESDV Jalur Pipa TTU Tuban-TBBM Surabaya Group ............ 20
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
viii
I. PENDAHULUAN
menjadi sesuatu yang vital bagi manusia terlihat dalam berbagai aktivitas manusia
hampir seluruhnya membutuhkan energi dari BBM. Salah satu contoh nyata
bermotor sebesar 104,2 Juta per tahun. Hal ini menunjukan bahwa kebutuhan
transportasi, BBM juga digunakan untuk industri dan rumah tangga yang mana
Indonesia sampai saat ini hanya bisa mencukupi kebutuhan sebesar ±60%.
Sedangkan saat ini harga minyak dunia sedang mengalami masalah, yang mana
1
badan usaha milik negara (BUMN) yang mengelola tentang pertambangan dan
Pertamina Persero membagi bisnisnya menjadi dua sektor besar yaitu sektor
hulu dan sektor hilir. Sektor hulu memiliki aktvitas dalam pencarian sumber
minyak dan proses produksi minyak atau yang dikenal Pertamina EP (Exploration
Production) sedangkan sektor hilir terdiri dari aktivitas refinery unit yang
mengolah crude oil menjadi produk bahan bakar (refinery) dan aktivitas
Produk yang dipasarkan oleh Pertamina tidak hanya produk bahan bakar
minyak (BBM) namun juga Petrokimia, Aspal dan LPG. Karena berbagai macam
produk yang dipasarkan oleh Pertamina, hal ini mengharuskan Pertamina bekerja
sama dengan anak perusahaan dan perusahaan patungan. Selain itu Pertamina
menjadi perusahaan yang bergerak di bidang migas yang dapat bersaing secara
global.
Saat ini persaingan bisnis minyak sangat ketat ,terlihat masuknya perusahaan
minyak asing ke Indonesia. Selain itu untuk mewujudkan visi dan misi Pertamina
baik dan perbaikan disegala bidang termasuk perbaikan mutu produk. Pengawasan
mutu produk BBM harus dilakukan dengan baik mulai dari proses pengolahan
hingga BBM masuk pada proses pemasaran. Selain itu ketersediaan sarana dan
2
fasilitas dalam proses penerimaan, penimbunan, dan penyaluran harus digunakan
Terminal Bahan Bakar Minyak Surabaya Group, merupakan salah satu unit
Operation Region V fungsi suplai dan distribusi. Ranah kerja yang ada di TBBM
Group memberikan pelayanan maksimal dengan tepat jumlah, tepat mutu dan
tepat waktu. Untuk menuntut proses ini, sarana fasilitas yang memadai sangat
Tidak hanya kelengkapan sarana fasilitas, namun juga kehandalan dari sarana
fasilitas yang digunakan. Hal ini menuntut TBBM Surabaya Group melakukan
Bahan Bakar Minyak Surabaya Group” yang menjadi laporan praktik kerja
1.2 Tujuan
1). Memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian akhir yang mana juga
3
Pemasaran dan Niaga Sekolah Tinggi Energi dan Sumber Daya Mineral
2). Mengetahui fungsi sarana dan fasilitas yang digunakan dalam proses
pemeliharaannya.
pendidikan dan di lapangan sehingga tercipta pola kerja sama yang efektif dan
efiisen.
Batasan dalam penulisan KKW ini seputar pemeliharaan sarana dan fasilitas
Penulisan KKW ini meliputi beberapa bab, dengan susunan sebagai berikut
BAB I. PENDAHULUAN
Berisi data umum lapangan yaitu Sejarah Singkat, Tugas dan Fungsi
Surabaya Group
4
BAB III. TINJAUAN PUSTAKA
BAB V. PENUTUP
5
II. ORIENTASI UMUM
merupakan salah satu diantara 18 TBBM yang dibawahi oleh fungsi Suplai dan
Surabaya Group dikategorikan sebagai TBBM terbesar ketiga, yang memiliki luas
lahan sebesar ±31 hektare yang terbagi menjadi dua wilayah operasi.
Surabaya dengan luas area untuk TBBM Tanjung Perak yaitu ± 14 hektare
yang mana tanah ini merupakan tanah sewa milik Pelindo III
2. TBBM Bandaran Jalan Pati Unus Ujung Surabaya, dengan luas area ini
TBBM Surabaya Group sebagai bagian dari MOR V memiliki tugas dan
fungsi yang utama yaitu penerimaan, penimbunan dan penyaluran. Hal ini
Adapun tugas dan fungsi pokok dari TBBM Surabaya Group yaitu ;
6
3. Menyediakan informasi yang diperlukan untuk mendukung operasi dan
Lokasi TBBM Surabaya Group yang terbagi menjadi dua lokasi yaitu Perak
Untuk wilayah kerja dari TBBM Surabaya Group dapat dilihat pada gambar
2.2
7
TBBM Surabaya Group menerima BBM dari beberapa Refinery Unit (Kilang)
dan Import. Stock BBM yang diterima oleh TBBM Surabaya Group yaitu;
Penerimaan produk yang dilakukan oleh TBBM Surabaya Group melalui dua
jalur yaitu jalur laut dan jalur darat. Penerimaan yang berasal dari kilang dan
import melalui jalur laut menggunakan kapal Tanker. TBBM Surabaya Group
menyediakan dua dermaga yaitu Dermaga Semampir Barat dan Semampir Timur
milik TNI AL yang masing masing berkapasitas 35.000 DWT dan Dermaga
penerimaan melalui jalur darat menggunakan pipa Ø16” 139 km dengan sistem
Single Line Multi Produk dengan flowrate 600 KL/jam. Produk yang disalurkan
dari TTU Tuban ke TBBM Surabaya Group yaitu Premium yang didorong dengan
Solar dan yang baru dilakukan adalah Premium dengan Pertamax. Volume
penerimaan premium dari TTU Tuban yaitu 200.000 KL/ bulan dan Solar 170.000
KL/bulan.
Stock BBM yang diterima oleh TBBM Surabaya Group selanjutnya akan
ditimbun di tangki-tangki produk yang terbagi di dua wilayah yaitu di Perak dan
8
buah tangki dengan total kapasitas sebesar 105.090 KL. Data tangki timbun dan
penyaluran yang dilakukan oleh TBBM Surabaya Group berupa sales dan
Militer. Model transportasi yang digunakan untuk penyaluran berupa RTW yang
menggunakan tanker dan juga mobil tangki yang digunakan untuk menyalurkan
ke SPBU.
proses PPP merupakan fungsi utama dari sebuah terminal BBM termasuk TBBM
Surabaya Group. Sebagai bagian dari MOR V, TBBM Surabaya Group memiliki
peran yang penting dalam memenuhi kebutuhan BBM yang ada di wilayah Jawa
tanker dan jalur darat menggunakan pipanisasi. Produk BBM yang telah diterima
selanjutnya di salurkan ke wilayah Jawa Timur dan sekitarnya. Pola Suplai dan
9
Gambar 2.3 Pola Penerimaan dan Pendistribusian TBBM SG
Proses penerimaan yang dilakukan oleh TBBM Surabaya Group melalui dua
jalur yaitu jalur darat yang menggunakan sarana berupa pipanisasi dan jalur laut
dengan sarana berupa Tanker. Proses penerimaan melalui jalur pipanisasi berasal
dari TBBM Tuban yang mana menyalurakan produk Premium dan Solar dengan
sistem Single Line Multi Product dengan rata rata flowrate sebesar 600 KL/Jam.
Produk BBM jenis Premium yang diterima oleh TBBM Surabaya Group yaitu
sebesar 200.000 KL/bulan dan Solar sebesar 170.000 KL/bulan. Sedangkan proses
proses penerimaan produk BBM yang berasal dari kilang yang jaraknya cukup
jauh dari Surabaya, seperti RU III Plaju, RU V Balikpapan, dan kilang luar negeri
untuk produk produk import. Dermaga terbagi menjadi dua yaitu Dermaga
Semampir yang terletak pada area TNI AL. Dermaga Semampir dibagi menjadi
10
Dermaga Semampir Barat yang memiliki kapasitas maksimal sebesar 35.000
DWT (Dead Weight Tonnage). Kegiatan yang dilakukan adalah discharge dan
backloading produk BBM dengan call rata rata sebesar 20 call/bulan. Produk
yang diterima di Semampir Barat yaitu Premium, Solar, Avtur, Bio Solar, MDF
dan MFO. Dermaga Semampir yang lainya terletak di wilayah Semampir Timur
dengan kegiatan serta kapasitas yang sama dengan dermaga Semampir Barat.
Dermaga yang kedua terletak di area Pelindo yang mana dermaga ini dinamakan
sebagai Gosphier dengan kapasitas yang sama dengan Dermaga Semampir yaitu
Pertamax Plus, Pertamina Dex, Fame dan Avtur. Kegiatan yang dilakukan yaitu
produk produk yang diterima dalam jumlah yang sangat besar. Produk yang
Group membutuhkan tempat penyimpanan atau yang disebut dengan storage tank
yang memadai. Lokasi penimbunan produk BBM yang ada di TBBM Surabaya
Group terbagi menjadi dua yaitu TBBM Tanjung Perak dan TBBM Bandaran.
Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex, Avtur, Fame, Feed Stock A dan B.
Sedangkan pada TBBM Bandaran memiliki 24 tangki dengan kapasitas total yaitu
105.090 KL untuk produk Premium, Solar, Biosolar, Avtur, MFO, MDF. Tangki
11
yang dimiliki oleh TBBM Surabaya Group memiliki kapasitas total sebesar
Data Tangki Timbun dan Produk yang disimpan dapat dilihat pada Lampiran 1.
hingga sampai ke konsumen. Penyaluran yang dilakukan dibagi menjadi dua yaitu
produk dari instalasi besar ke terminal BBM yang lebih kecil tanpa adanya
transaksi jual beli. Kegiatan konsinyasi ini dilakukan ke TBBM diwilayah Jawa
Timur seperti TBBM Madiun, TBBM Malang dan DPPU Juanda. Sedangkan
Indonesia Timur seperti TBBM Camplong, Tanjung Wangi, dan Manggis. Proses
penyaluran tidak hanya konsinyasi dan backloading tetapi juga pelayanan sales
untuk SPBU yang dilakukan menggunakan mobil tangki. SPBU yang dilayani
sebanyak 318 buah tersebar di 14 kabupaten yang ada di wilayah Jawa Timur.
Penyaluran menggunakan mobil tangki menerapkan pola sewa dan pola tarif.
Penerapan pola sewa lebih diutamakan sedangkan pola tarif hanya digunakan
saat ini sudah diutamakan menggunakan pipa untuk DPPU Juanda karena pipa
lebih efektif dengan volume yang besar bila dibanding dengan bridger dan juga
tertentu yang menggunakan ISO Tank dan drum. Produk yang disalurkan yaitu
12
pertamax dan pertamax plus ke Makasar dan Papua sedangkan avgas dan avtur ke
Terminal BBM Surabaya Group di pimpin oleh Operation Head (OH) yang
organisasi yang bertanggung jawab sesuai bidangnya yang dapat dilihat pada
gambar 2.
Operation Head
Pengawas Keuangan
Penyaluran
PT Patra
Niaga
13
2.4 Tugas dan Fungsi
bergerak di sektor migas sesuai amanat Undang Undang No 22 Tahun 2001 dan
- Menyediakan dan melayani kebutuhan Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi
pemerintah.
yang tetap terjamin dan perlindungan terhadap lingkungan yang terus dilakukan.
Berikut adalah tugas dan fungsi TBBM Surabaya Group secara rinci
meliputi :
aman
dan penyerahan.
14
2.4.1 Tugas dan Fungsi Receiving, Storage dan Distribution (RSD)
korespondensi dan rumah tangga kantor. Selain itu tugas dari bagian security
tercipta operasi yang aman, dan selamat dengan prinsip berwawasan lingkungan.
15
2.4.5 Tugas dan Fungsi Quality dan Quantity
control guna produk mendapatkan mutu yang terbaik ketika dipasarkan. Tugas
Quality dan Quantity ini harus dilakukan pada proses penerimaan, penimbunan
dan penyaluran
penjualan Loading Order di sistem Online Sales Distribution System (OSDS) atau
mySAP.
adiministrasi keuangan, pajak, anggaran dan administrasi produk BBM dan Non
dan Penata Layanan Umum. Setiap pengawas dibantu oleh tenaga outsourching
dan tenaga dari masing masing fungsi. Tenaga SDM dapat dilihat pada tabel 2.1
dan 2.2.
16
Tabel 2.1 Sumber Daya Manusia di Terminal BBM Surabaya Group
No Bagian Jumlah
1 Operation Head 1
2 Receiving, Storaging, &Distribution 69
3 Planning &MaintenanceService 8
4 Health Safety Environment 29
5 Quality & Quantity 7
6 Sales Services 6
7 General Affairs & Security 44
8 Keuangan 8
Total 172
Sarana dan Fasilitas di Pemasaran dan Niaga adalah semua alat yang
17
2.5.1 Sarana Fasilitas Penerimaan
TBBM Surabaya Group memiliki thruput yang cukup besar yaitu ±18.000
Surabaya Group dilakukan melalui jalur darat yaitu Transfer Pipe Line (TPL) dari
TTU Tuban berupa produk Solar dan Premium serta Premium dan Pertamax.
Selain melalui pipanisasi, suplai BBM juga didapat melalui jalur laut
menggunakan kapal Tanker yang berasal dari Impor, Kilang Balongan, dan
Solar, Fame, Avtur, MDF, MFO, Pertamax, Pertamax Plus dan Pertamina Dex.
dengan Ø16’’ sepanjang 139 km. Pipa merupakan sarana yang berfungsi untuk
menerima dan menyalurkan BBM dari satu tempat ke tempat lain misalnya dari
adalah single line multi product. Tujuan dari pembangunan pipa ini yaitu;
Jawa Timur
KL/jam yang data pipa tersaji di dalam lampiran 3. Pipanisasi dilengkapi dengan
18
1. Pompa penyaluran dari TTU Tuban berupa
cadangan)
Ø16 inchi . Pipa ini ada yang ditanam di bawah permukaan tanah sedalam 2 m
dan juga ada yang di atas permukaan dengan total panjang yaitu 139 km .
3. Metering Skid
Terdapat dua jenis metering skid yaitu metering skid launcher yang ada di
TTU Tuban dan metering skid receiver yang berada di TTBM Surabaya Group.
Pig Launcer dan Receiver adalah alat yang digunakan untuk flushing sludge
Alat yang berfungsi ketika terjadi emergency akan langsung menutup valve
sehingga bisa menghentikan aliran. ESDV bekerja jika terdapat selisih pada
19
- Terminal Reciever (TBBM Surabaya Group)
- Root Crossing ( sebelum dan sesudah akar yang besar dan kuat )
Sepanjang jalur pipanisasi ini terpasang 14 ESDV yang rinciannya dapat dilihat
pada tabel 2.3
Tabel 2.3 Daftar ESDV Jalur Pipa TTU Tuban – TBBM Surabaya Group
No Kilometer Lokasi Keterangan
1 0 Terminal BBM Tuban ESDV/Block Valve
2 15 Jenu, Tuban ESDV/Block Valve
3 33 Keradenan, Tuban ESDV/Block Valve
4 47 Plumpang, Tuban ESDV/Block Valve
5 62 Widang, Lamongan ESDV/Block Valve
6 64 Babat Lamongan ESDV/Block Valve
7 75 Pucuk, Lamongan ESDV/Block Valve
8 85 Surabayan, Lamongan ESDV/Block Valve
9 94 Kota Lamongan ESDV/Block Valve
10 107 Sumari Gresik ESDV/Block Valve
11 120 Stasiun Benowo Surabaya ESDV/Block Valve
12 134 Gerbang Tol Dupak I ,Sby ESDV/Block Valve
13 136 Kodial Surabaya ESDV/Block Valve
14 139 Terminal Surabaya Group ESDV/Block Valve
Sumber : Fungsi Planning and Service Maintenance
6. Densitometer
mengukur density dari suatu aliran fluida. Jalur pipa yang menyalurkan BBM
yaitu
20
- Densitometer II terletak di TBBM Surabaya Group
7. Control Room
Room terdapat pada terminal penyalur yaitu TTU Tuban dan terminal
8. Manifold
adalah sekumpulan valve yang dideretkan untuk mengatur aliran masuk fluida
Alat ini penting pada industri migas khususnya pada instalasi sistem perpipaan.
MOV sering disebut sebagai on off valve, karena motor yang digunakan
bertujuan untuk full open dan full close valve pada pipa. Tipe dari valve yang
Pressure Gauge adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan fluida
dalam tabung tertutup. Sedangkan pada Transfer Pipe Line , pressure gauge
pengukuran pressure gauge adalah psi ( pound per square inch) atau kg/cm2.
11. Valve
Alat ini merupakan alat yang penting pada sistem perpipaan. Fungsi dari valve
untuk mengatur laju aliran dari cairan dan gas serta campuran dari keduanya
melalui pipa.
21
Sarana fasilitas penerimaan melalui jalur laut, sebagai berikut :
1. Dermaga
3. Pipa Discharge
4. Manifold
5. Pressure Gauge
6. Valve
7. Sample Cock
8. Bounding Cable
9. Rubber Hose
10. Manometer
11. Strainer
Data sarana dan fasilitas penerimaan melalui jalur laut dapat dilihat di
lampiran 2.
yang diperlukan pada proses penimbunan adalah tangki timbun. Tangki timbun
yang terdapat di TBBM Surabaya Group berbentuk vertical tank dengan jenis atap
fix cone roof tank. Kapasitas total tangki timbun TBBM Surabaya Group yaitu
22
Perak dengan kapastitas total 144,941,034 KL. Data mengenai tangki timbun ada
di lampiran 1
pendukung yaitu antara lain, Shell dan Roof Manhole, Water Sprinkel dan pipanya,
Splash Plate, Handrail, Dip hatch, Slot dipping device. breather valve, spiral star
ways, foam piping dan chamber, drain nozzle, grounding cable, valve inlet nozzle,
relief valve, flexible joint. MOV inlet outlet, ATG dan floating suction (khusus
pada tangki timbun produk Avtur). Peralatan pelengkap ini sangat penting
lokasi yaitu wilayah Perak Barat dan Bandaran. Sarana dan fasilitas penyaluran di
1. Pipa Penyaluran
2. Filling Shed
3. Gate Keeper
4. Pompa Produk
5. Flow Meter
6. Bottom Loader
1. Pipa Penyaluran
2. Filling Shed
23
3. Gate Keeper
4. Pompa Produk
5. Flow meter
7. Valve
Tanker, Pipa, dan RTW. Selain itu dalam proses penyaluran, terdapat sarfas yang
berperan penting yaitu Pompa Produk dan Meter Arus. Jumlah meter arus yang
24
III. TINJAUAN PUSTAKA
kondisi kerja yang optimum setiap saat. Agar fasilitas operasi di Depot, DPPU
dan Terminal Transit selalu siap dioperasikan dengan baik dan aman,
mekanisme dan prosedur yang jelas, tepat dan efektif sesuai dengan lingkup
- Untuk memperpanjang usia pemakaian aset (bagian dari suatu tempat kerja,
pada keadaan darurat setiap saat hal ini seperti unit cadangan, pemadam
kebakaran.
25
3.3 Metode Pemeliharaan (6:21-22)
Terencana dan Pemeliharaan Tak Terencana. Hal ini dilihat dalam gambar 3.1.
Maintenance
Preventive Breakdown
Predictive Emergancy
orientasi masa depan, pengendalian dan pencatatan yang telah ditentukan sesuai
1) Preventive Maintenance
management untuk menjaga agar peralatan yang digunakan tetap dalam keadaan
baik dan dapat digunakan. Kegiatan utama dari preventive maintenance yaitu
26
rasakan dan dengarkan” dan penyetelan minor pada saat waktu yang telah
ditentukan serta penggantian komponen minor yang perlu diganti saat pelaksanaan
pemerikasaan.
berhasil;
Preventive Maintenance memang meberikan extra down time dan cost yang
lebih, namun bila ditotal cost yang dikeluarkan untuk program Preventive
Preventive Maintenance).
2) Predictive Maintenance(6:22)
pada hasil pengamatan atau prediksi atas hasil inspeksi yang bertujuan untuk
critical rating yang ditandai pada critical code pada setiap peralatan yaitu
27
2. Perencanaan Jadwal Predictive Maintenance hanya dilakukan pada
dipertimbangkan.
pembongkaran apabila telah terjadi kerusakan pada bagian bagian tertentu pada
alat. Pemakaian peralatan yang terus menerus (continue) hingga peralatan itu
28
pemeliharaan jenis ini pasti akan dilakukan. Berikut merupakan kekurangan
Breakdown maintenance ;
- Kerusakan mesin tidak dapat diketahui kapan terjadi, sehingga tidak ada
persiapan untuk peralatan, tenaga kerja maupun suku cadang yang diperlukan
- Mesin mesin yang digunakan terus menerus memerlukan resparasi yang lebih
berat dibanding dengan mesin yang kerusakannya dideteksi lebih dini dengan
penyebab dari kerusakan dan cara untuk memperbaiki. Kegiatan ini sangat penting
Sarana dan fasilitas dikelompokan dalam beberapa jenis berdasarkan pada segi
29
Sarana dan fasilitas yang semua proses pabrikasi, pembangunan, perancangan
serta penggunaanya tidak ditentukan oleh code dan standar tertentu dan peraruran
dari pemerintah.
kapasitas kapal yang akan sandar dengan satuan Dead Weight Tonnage (DWT).
30
- Rubber Fender adalah bantalan karet yang berfungsi untuk mencegah
mengakibatkan kerusakan, baik pada sisi kapal yang sandar atau dermaga
- Mooring Post adalah bangunan untuk menali kapal agar kapal tetap pada
tempatnya
pancang dermaga.
- Inboard arm
bagian ini dapat bergerak naik dan turun sejajar dengan base/riser.
- Outboard arm
- Base/ Riser
bagian ini tidak bergerak dan berfungsi sebagai penahan dari inboard dan
outboard.
dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan menambahkan energi pada cairan
31
tersebut. Pemindahan ini berasal dari tempat yang lebih rendah ( elevasi suction,
kecepatan suction, tekanan suction) ke tempat yang lebih tinggi (elevasi discharge,
2 kelompok yaitu :
Pompa ini disebut dengan volumetric yang berprinsip mentransfer cairan dengan
merubah energi volume per volume menjadi energi tekanan (potensial), contohnya
Pompa ini disebut dengan pompa dinamis yang berprinsip mentransfer cairan
2. SG dan Viskositas
3. NPSH instalasi
32
Sangat mempengaruhi dalam perubahan sifat sifat zat cair dalam pemilihan
material pompa
5. Kondisi Kerja
6. Penggerak
lapangan.
tempat yang lain. Pipa yang dilengkapi dengan fitting, valves, flanges disebut
dengan sistem perpipaan. Pipa tidak akan berfungsi jika tidak menjadi bagian dari
33
3.7.2 Dasar Pemilihan Pipa(4:110)
- Diameter pipa sesuai debit/ kapasitas, tekanan dan kecepatan fluida yang
dilanyani
- Fitting dan kerangan memenui syarat sesuai penggunaan, dan mudah dalam
Pipa sebagai sarana mengalirkan fluida dari suatu tempat ke tempat lain
dengan jarak yang cukup jauh. Dalam konstruksi pipa memerlukan adanya
a. Pipe Fitting
b. Pipe Flange
Flange
34
c. Valve
adalah alat untuk mengatut aliran fluida yang melalui jalur pipa.
menyimpan produk minyak, gas, chemical, dan air. Persyaratan konstruksi tangki
1. Tangki Atmosferis
Tekanan sampai 0.5 psig dengan standard rancang bangun API 650.
Tekanan antara 0.5 psig sampai 15 psig, dirancang dengan kode API 620.
35
Klasifikasi menurut Shell dan Royal Dutch Standard Tank (1986) diklasifikasikan
menjadi ;
berfungsi untuk;
8. Hand Rail
36
IV. PEMBAHASAN
Operasi penerimaan yang dilakukan oleh TBBM Surabaya Group melalui dua
jalur yaitu jalur laut dan jalur darat. Penerimaan menggunakan jalur laut
dermaga, pompa, MLA, manifold, pipa penerimaan, valve, strainer dan MOV.
dermaga antara lain, jetty, rubber fender, breasting dolphin, mooring post, cat
Kondisi Dermaga TBBM Suabaya Group dapat dilihat pada gambar 4.1
37
Pemeliharaan dermaga sebagai berikut
- Pemeriksaan kondisi dudukan rubber hose dan tali hose setiap bulan
pemeriksaan ban loader, sling , klem sling dan isi ban setiap minggu
- Pemeriksaan visual pada bolder dengan melihat korosi pada bodi dan kondisi
- Pemeriksaan secara visual kondisi bola lampu penerangan, jika bola lampu
- Pemeriksaan secara visual kondisi kabel, korosivitas dan box panel yang
- Pemeriksaan kondisi fisik pada hose apakah terdapat goresan hingga kawat
(bulging)
38
Pemeliharaan sarfas secara preventif sangat penting dilakukan sehingga
dan 6 bulan.
merupakan sarana yang memiliki fungsi sama dengan pipa namun dapat
MLA pada demaga Goshpier TBBM Surabaya Group yang dapat dilihat pada
gambar 2.2.
39
- Penggantian dan pemeriksaan oli hidrolik
Pipa penerimaan adalah pipa yang mengalirkan produk dari Dermaga lokasi
dilakukan dalam sebuah instalasi atau depot harus bedasarkan pada Tata Kerja
40
Organisasi (TKO) dan Tata Kerja Penggunaan Alat (TKPA) sehingga penggunaan
pipa disesuaikan dengan standard. Pipa merupakan alat penerimaan yang penting
- Pemeriksaan secara visual pada sambungan (flange) dan valve, apabila terjadi
dilakukan pengencangan pada mur dan baut dan penggantian gasket atau
pengelasan kembali.
- Pemeriksaan pada kondisi pipa, flange, baut dan mur apabila ditemukan
- Memastikan tidak ada kebocoran pada Pressure Relief Valve / Safety Valve
- Memastikan bahwa support pipa dalam kondisi baik, tidak terjadi penuruan
- Perbaikan las apabila terjadi kebocoran akibat keretakan, korosi dan erosi
41
Sistem pemeliharaan pipa di bawah tanah yaitu ;
- Melakukan patroli pada areal yang tepasang pipa sehingga apabila terjadi
observasi, laporan dari pemilik tanah atau alat pendeteksi kebocoran (leak
detector apparatus)
Valve adalah sebuah perangkat yang dapat mengatur dan mengarahkan arah
aliran dengan membuka dan menutup. Berikut ini merupakan kondisi pada valve
42
1. Gate Valve
Prinsip kerja gate valve yaitu full open dan full close. Pemeliharaan yang
- Melakukan pengecatan ulang jika kondisi gate valve telah mengalami korosi
- Inspeksi pada kondisi valve dan lakukan pemberian grease secara teratur
- Jika terjadi kebocoran atau rembesan minyak pada valve maka segera
dilakukan perbaikan
2. Check Valve
Check Valve berfungsi untuk menahan aliran fluida berbalik arah (back flow)
body valve
3. Relief Valve
43
Pemeliharaan pada relief valve yaitu;
- Kalibrasi ulang pada relief valve apabila pressure gauge sudah tidak sesuai
- Jika terjadi kebocoran atau rembesan minyak pada relief valve maka segera
(6:72)
4.1.5 Pemeliharaan Strainer
jika terdapat kontaminan dan padatan yang tertahan pada filter atau saringan
adalah jenis gate valve. Berikut kondisi MOV di TBBM Surabaya Group yang
44
Gambar 4.6 Motor Operated Valve
dengan baik
- Pemeriksaan kondisi swich open dan close dan dipastikan masih befungsi
dengan baik
- Pemeriksaan pada kondisi plastic window dan LCD agar tampilannya masih
terang
- Lakukan test local pada fungsi MOV secara local dan pastikan posisi valve
- Lakukan test fungsi MOV secara remote dari control room dan pastikan posisi
45
- Inspeksi pada kondisi gearbox bila grease pada gearbox sudah tidak sesuai
- Apabila terjadi kerusakan yang cukup serius maka perbaikan diserahkan pada
pihak ketiga.
Hose adalah selang yang fleksible yang fungsinya seperti pipa yaitu untuk
menyalurkan fluida ke tempat lain. Hose ini dihubungkan ke pipa menuju tangki
discontinuous hose)
Kegiatan utama yang dilakukan oleh TBBM Surabaya Group salah satunya
adalah Operasi Penimbunan. Sarana utama yang dibutuhkan yaitu Tangki Timbun
yang berjenis tangki tegak dengan jenis atap fixed cone roof tank. Karena tangki
timbun merupakan sarana yang vital maka pemeliharaan sangat diperhatikan dan
46
dalam pelaksanaanya disesuaikan pada standard. Kegiatan inspeksi sarana fasilitas
dilaksanakan sesuai jadwal dan pada jangka waktu tertentu. Pemeliharaan rutin
47
Komponen yang dilakukan pemeliharaan non rutin antara lain :
- Pengecatan pipa diatas tanah bila secara visual cat sudah terkelupas
- Pemeliharaan ATG.
dengan atap tetap (fixed roof) yang dilengkapi oleh fasilitas tangki.
wilayah yaitu Instalasi Perak dan Bandaran. Pada umumnya tangki di TBBM
Surabaya Group dibuat paling tua di tahun 1948 dan paling baru pada tahun 2009.
48
Karena ada beberapa tangki timbun yang memiliki umur sudah tua, hal ini
tangki timbun yaitu untuk menjaga agar kondisi tangki timbun berfungsi secara
baik untuk sarana operasi penimbunan agar produk tetap selalu on spec.
standard.
lain;
Pondasi tangki terdiri dari dua bagian yaitu Tank Pad yang berfungsi menyokong
struktur tangki dan fluida yang tersimpan di dalamnya, dan Tank Pad Shoulder
49
Berikut langkah pemeliharaan pondasi tangki timbun ;
yang berfungsi menahan produk yang ada dalam tangki, Wind Girder berfungsi
untuk menjaga stabilitas dinding tangki, dan tangga yang berfungsi sebagai akses
ke atap tangki. Komponen ini akan mengalami kegagalan atau kerusakan oleh
- Membersihkan sudut sudut sambungan antara shell dan annular dari kotoran
painting
50
- Pengecatan warna hitam pada dinding tangki dibawah tangga untuk
minyak
- Pengecatan ulang pada tangki bila cat telah pudar, rusak atau telah dilakukan
menghilangkan kesan kotor karena bercak air hujan dan tanda posisi dead
stock.
Atap tangki timbun terdiri dari komponen utama seperti plates, supporting
structure, PV Valve atau Free Vent. Fungsi dari Plates tangki yaitu untuk
menahan uap yang ada dalam tangki untuk keluar. Supporting structure berfungsi
untuk menyokong atap tangki. PV Valve atau Free Vent digunakan untuk
pernafasan tangki, hal ini agar tangki tidak mengalami over pressure.
2. Membersihkan saluran pembuangan pada atap tangki agar air mudah mengalir.
51
3. Rutin melakukan inspeksi dan melakukan perbaikan apabila terdapat
TBBM Surabaya Group menggunakan dua jenis lubang ukur yaitu Slot
Dipping Device dan Dip Hatch. Pemeliharaan yang dilakukan untuk kedua
digunakan pada tangki timbun yang menyimpan produk BBM kelas A dengan
52
- Memberikan pelumas pada bagian yang bergerak
b. Dip Hatch
Digunakan sebagai lubang ukur pada produk BBM kelas B dan C yang
sempurna
- Pengecatan ulang pada dip hatch apabila cat nya sudah mengelupas
- Periksa kondisi water sprayer dan coba nyalakan water sprayer 2 minggu
sekali, dan bersihkan lubang lubang pengeluaran air pada sprayer diffuser
- Pengecatan pada pipa water sprayer dan pemberian grease pada valve
d. Splash Plate berfungsi untuk mengarahkan aliran air dari atap tangki timbun
menjaga konstruksi splash plate seperti rancang bangun keadaan semula agar
yang korosi
53
terhindar dari korosi. Melakukan pengecatan pada stairways apabila cat
sudah banyak yang terkelupas. Pengelasan anak tangga dilakukan saat tangki
- Membersihkan kerangan dari kotoran dan kerak seperti grease yang telah lama
- Membersihkan kondisi kaca foam chamber, jika telah rusak harus diganti
h. Drain Nozzle adalah saluran untuk membuang air yang ada dalam tangki
i. Grounding Cable adalah alat penyalur muatan listrik statis dari tangki
yaitu;
maksimal 7 ohm
54
- Mengencangkan baut pengikat dengan sempurna
- Jika pada saat pemeriksaan grounding cable memiliki tahanan yang melebihi
timbun. Breather Valve memiliki dua jenis yaitu Pressure Vacum Valve (PV
Valve ) pada BBM kelas A dan Free Vent digunakan pada BBM kelas B dan
C.
- Melakukan pembersihan dan pemberian grease dan bagian luar yang bergerak
55
n. Flexible Joint, dipasang pada inlet, outlet dan pipa foam dengan tujuan
sambungan kedua ujung pipa rata dan gap (jarak) sama besar.
p. Floating Suction adalah peralatan khusus pada tangki timbun produk Avtur
yang berfungsi untuk menghisap produk avtur yang murni pada lapisan atas
sesuai dengan cara kerja mengikuti level isi tangki . Letak floating suction
- Memeriksa kondisi swive, cek seal swivel / O ring seal jika rusak diganti
diganti
56
4.2.3.5 Pemeliharaan Tank Yard dan Tanggul Kebakaran (Bundwall)
pemeliharaan yang rutin dan intensif. Peralatan yang terdapat di tank yard
meliputi oil catcher, foot path dan jembatan penyebrangan yang digunakan untuk
kurang dari 3 cm
- Melakukan perbaikan pada foot path apabila telah banyak terjadi pecahan
Pengecatan dilakukan bersama dengan pengecatan jalur pipa pipa yang ada.
4.2.3.5.1 Bundwall/Dike
volume BBM minimum sama dengan kapasitas tangki timbun terbesar yang ada
di area bundwall.
Jenis dinding dari bunwall harus bersifat impervious (kedap) terhadap cairan
yang tersimpan dan mampu menahan tekanan hidrostatik yang ditimbulkan oleh
57
Bundwall memiliki tinggi maksimum 2 m agar akses masuk saat
pemadaman api tidak terganggu. Jenis lain dari bundwall yaitu intermediate
bundwall yang membatasi tangki dengan tangki yang mana tingginya 0.5 m
dengan fungsi yang sama yaitu menampung tumpahan BBM dengan volume yang
- Catwalk di Dermaga Gosphier mengalami korosi yang cukup parah yang dapat
- Kondisi jetty head pada dermaga Gosphier tidak rapi. Terdapat hose dan drum
minyak yang sudah tidak terpakai diletakan pada tempat yang tidak semestinya
- Fender yang digunakan untuk mencegah benturan kapal ke jetty bukan fender
58
- Penambatan tali kapal tidak diletakan pada mooring post melainkan ditambatkan
- Pada beberapa tangki timbun mengalami pengelupasan cat atau korosi pada
mengakibatkan penurunan pada tangki karena aliran air dari tangki masuk pada
retakan fondasi.
59
- Beberapa fondasi tangki timbun ditumbuhi rumput rumput liar yang tingginya
- ATG yang terpasang pada tangki timbun belum digunakan dengan maksimal
- Nameplate yang tepasang di tangki timbun tidak sesuai dengan data tangki yang
- 1 (satu) unit shalter manifold sudah tidak layak sehingga perlu dilakukan
perbaikan
- Jembatan pada parit di sekitar tank yard dan manifold kondisinya cukup parah
60
V. PENUTUP
5.1 Simpulan
sudah lengkap dan sesuai standard namun usia sarfas yang lebih dari 20
menghambat operasional
perbaikan yaitu ;
hose.
61
5.2 Saran
2. Pemeliharaan secara intensif pada sarana fasilitas yang berumur lebih dari
kerusakan sarana fasilitas. Hal ini dapat dilakukan pada beberapa sarana
di bawah tanah jalan raya untuk dipasang cashing pipa sehingga dapat
pondasi, catwalk yang mengalami korosi dan kondisi jetty head yang
62
DAFTAR PUSTAKA