Anda di halaman 1dari 291

PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

KATA PENGANTAR

Pengembangan layanan yang makin


memuaskan dan memenuhi kebutuhan
konsumen semakin dituntut di tengah
kompetisi yang semakin ketat. Hal ini
dirasakan oleh PERTAMINA di tengah
lesunya harga minyak mentah dunia
sehingga semakin mendorong PERTAMINA
sektor hilir untuk tetap meningkatkan kinerja
perusahaan. Salah satu bisnis sektor hilir
PERTAMINA yang semakin besar tanggung jawabnya karena hal
tersebut adalah PERTAMINA Direktorat Pemasaran. Di dalam Direktorat
Pemasaran sendiri, salah satu unit bisnis yang menjadi penopang utama
Bisnis adalah Industrial Fuel Marketing.

Dalam konteks pengembangan layanan yang semakin memuaskan inilah


terletak arti penting Layanan Franco dan Vendor Held Stock (VHS). Hanya
dengan Layanan Franco dan VHS ini maka tata nilai customer focus
sebagai inti pengembangan layanan yang prima dapat diaplikasikan dan
dirasakan langsung oleh konsumen. Agar konsumen terutama konsumen-
konsumen besar (key account) benar-benar menikmati layanan prima
yang berkelanjutan, berstandar tinggi, efektif, dan efisien maka kami
menyusun Buku Panduan Franco dan VHS ini.

Akhirnya, kami berharap pedoman ini seperti halnya panduan-panduan


yang lain mampu menyediakan referensi yang berguna untuk
PERTAMINA, handling agent, maupun pelanggan sendiri.

Direktur Pemasaran,

Achmad Bambang
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Copyright @ 2016, PT PERTAMINA (PERSERO)

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang


Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari PT PERTAMINA (PERSERO)
Direktorat Pemasaran
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

DAFTAR ISI

1 PENDAHULUAN 1-1
1.1 Latar Belakang 1-1
1.2 Maksud dan Tujuan 1-4
1.3 Daftar Istilah 1-4
1.4 Dasar Hukum 1-11
1.5 Referensi 1-12

2 STANDAR SARANA DAN FASILITAS 2-1


2.1 Umum 2-1
2.2 Standar Sarana dan Fasilitas pada Operasi Penerimaan
BBM 2-1
2.3 Standar Sarana dan Fasilitas pada Operasi Penimbunan
BBM 2-30
2.4 Standar Sarana dan Fasilitas pada Operasi Penyaluran
BBM 2-41
2.5 Standar Sarana dan Fasilitas Alat Ukur BBM 2-46

3 STANDAR PROSEDUR OPERASI 3-1


3.1 Umum 3-1
3.2 Standar Prosedur Operasi Pengambilan Contoh 3-2
3.3 Standar Prosedur Operasi Layanan Franco dan VHS 3-19
3.4 Standar Prosedur Operasi Pengendalian Losses BBM 3-56

4 STANDAR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 4-1


4.1 Umum 4-1
4.2 Kebutuhan Sistem Informasi 4-1
4.3 Kebijakan Human Resources Security 4-2
4.4 Panduan Aplikasi Web VHS 4-2

5 STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA 5-1


5.1 Umum 5-1
5.2 Kompetensi Kunci SDM pada Layanan Franco dan VHS 5-2
5.3 Pengembangan Kompetensi SDM dan Program Pelatihan 5-3
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

5.4 Standar Kurikulum Pelatihan 5-3

6 STANDAR SAFETY 6-1


6.1 Umum 6-1
6.2 HSSE pada Penerimaan BBM 6-35
6.3 HSSE pada Penimbunan BBM 6-40
6.4 HSSE pada Penyaluran BBM 6-44
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ketebalan Minimal Dinding Tangki 2-20


Tabel 3.1 Persyaratan Jumlah Minimum Titik Pengambilan
Contoh 3-13
Tabel 3.2 Titik Pengambilan Contoh pada Tangki Horizontal 3-13
Tabel 5.1 Struktur Program Pelatihan K3 5-4
Tabel 5.2 Struktur Program Pelatihan Pengetahuan Produk BBM 5-5
Tabel 5.3 Struktur Program Pelatihan Operasi Penerimaan,
Penimbunan, dan Penyaluran 5-6
Tabel 5.4 Struktur Program Pelatihan Pengukuran Level Cairan
dalam Tangki/Vessel 5-7
Tabel 5.5 Struktur Program Pelatihan Teknik Pengambilan
Contoh 5-8
Tabel 5.6 Struktur Program Pelatihan Metode Pengujian Kualitas
BBM 5-9
Tabel 5.7 Struktur Program Pelatihan Petroleum Cargo Officer 5-10
Tabel 5.8 Daftar Lembaga Sertifikasi Profesi 5-11
Tabel 6.1 Risiko 6-3
Tabel 6.2 Peluang 6-4
Tabel 6.3 Tingkat Bahaya 6-4
Tabel 6.4 Penggunaan Alat Pelindung Diri 6-12
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Jetty Head 2-3


Gambar 3.1 Peralatan Pengambilan Contoh 3-4
Gambar 3.2 Contoh Alat Vapor Control Valve 3-5
Gambar 3.3 Contoh Portable Manual Sampling Unit 3-5
Gambar 3.4 Instalasi Fasilitas Pengambilan Contoh dengan
Menggunakan VCF 3-6
Gambar 3.5 Alat PSU Ukuran Volume Kecil (5 cm) dan Volume
Besar (10 cm) 3-7
Gambar 3.6 Peralatan Pengambil Contoh untuk Sistem
Restricted/Closed 3-7
Gambar 3.7 Pengambilan Contoh Sistem Closed yang
Dilengkapi dengan Lock Valve 3-8
Gambar 3.8 Drip Sampler Manual (ASTM D 4057) 3-11
Gambar 3.9 Drip Sampler Otomatis (ASTM D 4177) 3-11
Gambar 3.10 Titik Pengambilan Contoh pada Tangki Tegak 3-12
Gambar 3.11 Proses pada Terminal Automatic System (TAS) 3-28
Gambar 3.12 Proses pada Terminal Non Automatic System
(Non TAS) 3-29
Gambar 3.13 Pola Penyusunan Drum dalam Penyimpanan 3-38
Gambar 3.14 Cara Memiringkan Drum dalam Posisi Berdiri 3-39
Gambar 4.1 Menu Aplikasi Web VHS 4-2
Gambar 4.2 SOP Aplikasi Web VHS 4-3
Gambar 4.3 Login Aplikasi Web VHS 4-3
Gambar 4.4 Halaman Utama Aplikasi Web VHS 4-4
Gambar 4.5 Logout Aplikasi VHS 4-5
Gambar 4.6 Input Persediaan 4-6
Gambar 4.7 Form Input Persediaan 4-7
Gambar 4.8 Display Persediaan 4-8
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Gambar 4.9 Form Display Persediaan 4-9


Gambar 4.10 Delete dan Edit Persediaan 4-9
Gambar 4.11 Edit Persediaan 4-10
Gambar 4.12 Delete Persediaan 4-10
Gambar 4.13 Input Penerimaan 4-11
Gambar 4.14 Form Input Penerimaan 4-12
Gambar 4.15 Display Penerimaan 4-13
Gambar 4.16 Form Display Penerimaan 4-14
Gambar 4.17 Edit dan Delete Penerimaan 4-14
Gambar 4.18 Edit Penerimaan 4-15
Gambar 4.19 Delete Penerimaan 4-15
Gambar 4.20 Input Penjualan 4-16
Gambar 4.21 Form Input penjualan 4-17
Gambar 4.22 Display Penjualan 4-18
Gambar 4.23 Form Display Penjualan 4-19
Gambar 4.24 Edit dan Delete Penjualan 4-19
Gambar 4.25 Edit Penjualan 4-20
Gambar 4.26 Delete Penjualan 4-20
Gambar 4.27 Working Losses 4-21
Gambar 4.28 Display Working Losses 4-22
Gambar 4.29 Supply Losses 4-23
Gambar 4.30 Display Supply Losses 4-23
Gambar 4.31 Klaim Losses Type A 4-24
Gambar 4.32 Display Klaim Losses Type A 4-25
Gambar 4.33 Klaim Losses Type B 4-25
Gambar 4.34 Display Klaim Losses Type B 4-26
Gambar 4.35 Upload File BA 4-27
Gambar 4.36 Form Upload File BA 4-28
Gambar 4.37 Search File BA 4-28
Gambar 4.38 Form Search File BA 4-29
Gambar 4.39 Upload Data Persediaan 4-30
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Gambar 4.40 Form Upload Data Persediaan 4-30


Gambar 4.41 Upload Data Penerimaan 4-31
Gambar 4.42 Form Upload Data Penerimaan 4-31
Gambar 4.43 Upload Data Penjualan 4-32
Gambar 4.44 Form Upload Data Penjualan 4-33
Gambar 4.45 Change Password 4-33
Gambar 4.46 Form Change Password 4-34
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Contoh Format Bill of Lading (B/L) L-1


LAMPIRAN 2 Contoh Format Bukti Pengiriman Produk (BPP) L-2
LAMPIRAN 3 Contoh Format Certificate of Quality (CoQ) L-3
LAMPIRAN 4 Contoh Format Certificate Quantity
Loaded/Discharged L-4
LAMPIRAN 5 Contoh Format Compartment Logsheet L-5
LAMPIRAN 6 Contoh Format Dry Certificate L-6
LAMPIRAN 7 Contoh Format Letter of Protest L-7
LAMPIRAN 8 Contoh Format Notice of Readiness (NOR) L-8
LAMPIRAN 9 Short Test BBM L-9
LAMPIRAN 10 Contoh Format Tank Ticket L-10
LAMPIRAN 11 Contoh Format Perencanaan Pengambilan
Contoh L-11
LAMPIRAN 12 Contoh Format Check List Audit L-15
LAMPIRAN 13 Contoh Format Mitigasi Risiko L-24
LAMPIRAN 14 Form Izin Kerja L-25
LAMPIRAN 15 Diagram Alir Skema Penanggulangan Keadaan
Darurat L-38
LAMPIRAN 16 Contoh Format Laporan kejadian Penting (LKP) L-39
LAMPIRAN 17 Contoh Alat Pelindung Diri L-40
LAMPIRAN 18 Contoh MSDS L-44
LAMPIRAN 19 Contoh Format Laporan Sumur Pantau L-52
LAMPIRAN 20 Contoh Rambu-rambu Lalu Lintas dan HSSE L-53
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

REKAMAN PERUBAHAN

Setiap perubahan yang berhubungan dengan dokumen ini harus dicatat


dalam Rekaman Perubahan dengan cara:
a. Setiap perubahan dicatat ke dalam kolom yang sesuai;
b. Alasan perubahan ditulis secara ringkas dan jelas di dalam kolom
keterangan;
c. Lembar dokumen yang lama dikeluarkan;
d. Lembar dokumen yang baru dimasukkan;
e. Lembar dokumen yang lama disimpan sebagai arsip.

Perubahan Mencabut Memasukkan


Keterangan
No. Tanggal Bab Halaman Terbitan Bab Halaman Terbitan
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

RIWAYAT DOKUMEN

(Setiap terbit dokumen baru hasil perubahan dari dokumen ini, maka nama dokumen terbitan baru
tersebut diletakkan pada baris paling atas).

Riwayat dokumen ini adalah sebagai berikut:


Buku Panduan Franco dan VHS Revisi 0 Bulan Agustus 2016
1
PENDAHULUAN
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

11 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT PERTAMINA (PERSERO) Direktorat Pemasaran yang mengelola


bahan bakar minyak (BBM) bagi pelanggan dalam dan luar negeri
berkewajiban serta bertanggung jawab dalam menjamin kuantitas dan
kualitas produk yang dipasarkan kepada pelanggan. Tugas penting dalam
pemasaran BBM untuk kepentingan industri dilaksanakan oleh lini bisnis
Industrial Fuel Marketing (IFM), yang berada di bawah Direktorat
Pemasaran.
Visi PT PERTAMINA (PERSERO) yaitu menjadi perusahaan energi
nasional kelas dunia. Guna mengimplementasikan visi tersebut maka PT
PERTAMINA (PERSERO) membangun budaya perusahaan yang harus
menjadi perilaku setiap pekerja PT PERTAMINA (PERSERO). Budaya PT
PERTAMINA (PERSERO) yang harus dijadikan pedoman tersebut salah
satunya adalah Tata Nilai Unggulan 6 C. Dengan demikian, setiap insan
IFM dalam menjalankan bisnis BBM industri harus berpedoman pada Tata
Nilai Unggulan 6 C ini. Dalam konteks layanan bisnis Franco dan Vendor
Held Stock (VHS), setiap pekerja PT PERTAMINA (PERSERO) dan
handling agent harus menjunjung tinggi beberapa tata nilai yang relevan
sebagai berikut:
a. Clean
Perusahaan dikelola secara profesional dengan menjunjung tinggi
kepercayaan dan integritas serta berpedoman pada asas-asas tata
kelola korporasi yang baik.
b. Competitive
Mampu beroperasi dengan efektif dan efisien sehingga bisnis menjadi
kompetitif dan membangun budaya sadar biaya serta menghargai
kinerja.

1-1
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

c. Confidence
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor
dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.
d. Customer Focused
Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen tinggi
untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.
e. Commercial
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial dan mengambil
keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
f. Capable
Dikelola oleh pimpinan dan pekerja yang profesional dan memiliki
talenta dan penguasaan teknis tinggi serta mempunyai komitmen
dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.

Berawal dari tata nilai di atas khususnya pada customer focused,


pelayanan terbaik kepada pelanggan harus dilaksanakan oleh handling
agent mengingat layanan Franco dan VHS merupakan tulang punggung
bisnis IFM. Pelanggan-pelanggan besar IFM yang memberikan kontribusi
terbesar pendapatan sebagian besar dilayani dengan layanan Franco dan
VHS ini. Di sisi lain, bisnis IFM juga menjadi profit generator Direktorat
Pemasaran PT PERTAMINA (PERSERO) yang terbesar. Oleh karena itu,
bisnis layanan Franco dan VHS benar-benar vital dalam mengamankan
dan menjamin penerimaan pendapatan perusahaan dan pada akhirnya
negara serta sekaligus memastikan dilaksanakannya pelayanan yang
terbaik kepada pelanggan.
Peningkatan pelayanan kepada pelanggan terkait dengan penyediaan
bahan bakar juga telah dilakukan, antara lain melalui layanan Fuel
Management System (FMS). Layanan FMS merupakan pengembangan
dari sistem layanan VHS, di mana layanan FMS meliputi seluruh kegiatan
dalam layanan VHS ditambah dengan tanggung jawab handling agent
mengenai perencanaan kebutuhan bahan bakar pelanggan.

1-2
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Persyaratan tentang ketepatan jumlah, mutu, dan waktu harus menjadi


acuan pada pelaksanaan seluruh tahap operasi Franco dan VHS, agar
dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan pelanggan. Seiring dengan
meningkatnya tuntutan akan kepuasan pelanggan dan persaingan usaha
dengan perusahaan asing maka PT PERTAMINA (PERSERO) dituntut
dapat membangun kinerja standar internasional serta penyesuaian pola
dan tindakan. Semua tindakan yang dilakukan harus memenuhi kriteria
Excellence Performance. Pelanggan saat ini sangat kritis terhadap produk
yang dikonsumsi dan pada era globalisasi saat ini dimungkinkan
pemberlakuan standar mutu internasional, sehingga PT PERTAMINA
(PERSERO) harus dapat mengantisipasi dan mengikuti perkembangan
tersebut.

Kegiatan suplai dan distribusi BBM dilaksanakan dengan menerapkan


prosedur ketat untuk memastikan ketepatan jumlah dan mutu yang
diserahkan kepada pelanggan. Secara khusus, prosedur yang mengatur
kegiatan Franco dan VHS ini merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
bertujuan untuk memastikan agar jumlah dan mutu BBM tetap terjamin
sesuai dokumen terkait dan terjamin pula keamanan operasinya. Adanya
acuan yang jelas dalam pedoman pengelolaan BBM dalam layanan
Franco dan VHS akan menjamin terlaksananya kegiatan operasi
pengelolaan BBM dengan baik. Penerapan prosedur yang ketat ini juga
diharapkan dapat mencegah dan mendeteksi secara dini kemungkinan
terjadinya perubahan/kesalahan/deviasi baik yang menyangkut jumlah
dan/atau mutu BBM sehingga dapat segera diambil tindakan
penanggulangan yang diperlukan.

Buku ini merupakan panduan bagi semua pihak yang terkait dengan
pengelolaan BBM mulai dari unsur manajemen puncak sampai petugas di
lapangan, meliputi: sarana dan fasilitas, prosedur operasi, sistem
manajemen informasi, kompetensi sumber daya manusia, dan safety
dalam layanan Franco dan VHS. Penerapan panduan ini diharapkan
dapat meningkatkan kewaspadaan dan memberikan keseragaman pola

1-3
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

tindak yang dilakukan oleh petugas di lapangan dalam mencapai


Excellence Performance untuk menghindarkan terjadinya
kesalahpahaman dalam melaksanakan tugas pengelolaan BBM.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud disusunnya Buku Panduan Franco dan VHS ini adalah untuk
menyediakan suatu panduan dalam pengelolaan BBM bagi handling agent
sehingga terbentuk kesatuan pemahaman dalam pengelolaan BBM
tersebut.

Tujuan penyusunan Buku Panduan Franco dan VHS adalah untuk


meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi dan operasi layanan
Franco dan VHS dalam suatu lingkungan kerja yang memenuhi aspek
keselamatan, kesehatan, keamanan, dan lindungan lingkungan.

Buku panduan Franco dan VHS ini diharapkan dapat membantu peranan
handling agent dalam penanganan operasi dan pengendalian mutu BBM.

1.3 Daftar Istilah

Definisi dan/atau penjelasan mengenai beberapa istilah yang muncul


dalam buku ini adalah sebagai berikut:
a. Actual Receipt (A/R) adalah kuantitas produk yang diterima oleh tangki
timbun penerima secara aktual;
b. Anjungan Validasi Mandiri (AVM) adalah suatu bangunan yang
diperuntukkan kepada awak mobil tangki (AMT) untuk melakukan
pelaporan kehadiran dan mengambilI loading instruction (LI) pengisian
BBM di filling shed terminal BBM;
c. Aplikasi MySAP (System, Application & Product in Data
Processing) adalah suatu perangkat lunak terdaftar yang digunakan
dalam pengolahan data dan dapat memberikan informasi secara real
time;
d. Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah bahan bakar minyak jenis
hidrokarbon cair yang terdiri atas jenis fraksi gasoline, kerosene, gasoil,

1-4
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

dan residual oil yang diproduksi oleh Kilang PT PERTAMINA


(PERSERO) maupun produk impor dan memenuhi spesifikasi yang
telah ditetapkan oleh pemerintah dan/atau spesifikasi lainnya yang
disepakati oleh PT PERTAMINA (PERSERO) dan pelanggan. Merek
dagang BBM PT PERTAMINA (PERSERO), antara lain: Avgas,
Premium, Pertalite, Pertamax, Pertamax Plus, Avtur, Minyak Tanah,
Minyak Solar/Bio Solar, PERTAMINA Dex, Dexlite, Minyak Diesel,
Industrial Fuel Oil (IFO), dan Marine Fuel Oil (MFO);
e. Bill of Lading (B/L) adalah surat muatan kapal yang menyatakan
kuantitas muatan produk yang dikirim oleh loading port. Contoh format
B/L seperti pada LAMPIRAN 1;
f. Bukti Pengiriman Produk (BPP) adalah dokumen yang
mencantumkan angka-angka pengiriman BBM. Contoh format BPP
seperti pada LAMPIRAN 2;
g. Certificate of Quality (CoQ) adalah surat keterangan yang menyatakan
kualitas dan spesifikasi produk yang dikeluarkan oleh laboratorium.
Contoh format CoQ seperti pada LAMPIRAN 3;
h. Certificate of Quantity Discharge (CQD) adalah surat keterangan
yang menyatakan jumlah produk yang dibongkar dari moda transportasi
berdasarkan perhitungan pihak penerima. Contoh format CQD seperti
pada LAMPIRAN 4;
i. Certificate of Quantity Loaded (CQL) adalah surat keterangan yang
menyatakan jumlah produk yang dimuat ke moda transportasi
berdasarkan perhitungan pihak pengirim. Contoh format CQL seperti
pada LAMPIRAN 4;
j. Compartment Logsheet After Discharging (CLAD) adalah
merupakan dokumen yang menyatakan volume BBM di atas mother
ship setelah penyerahan kepada kapal tanker shuttle. Contoh format
CLAD seperti pada LAMPIRAN 5;
k. Compartment Logsheet After Loading (CLAL) adalah adalah surat
keterangan yang menyatakan jumlah dan jenis muatan di kompartemen

1-5
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

kapal setelah dimuat dan sebelum dibongkar. Contoh format CLAL


seperti pada LAMPIRAN 5;
l. Compartment Logsheet Before Dischange (CLBD) adalah adalah
surat keterangan yang menyatakan jumlah dan jenis muatan di
kompartemen kapal sebelum dibongkar. Contoh format CLBD seperti
pada LAMPIRAN 5;
m. Cost and Freight (C&F) adalah sistem pembelian dengan titik
penyerahan di tempat penjual (loading port) di mana biaya transportasi
sudah termasuk didalamnya;
n. Completed Test adalah pemeriksaan secara lengkap dan menyeluruh
semua parameter uji terhadap mutu BBM yang dilakukan di
laboratorium. Pemeriksaan tersebut mencakup pemeriksaan semua
karakteristik BBM secara lengkap seperti yang telah ditetapkan dalam
spesifikasi Ditjen Migas;
o. Custody Transfer adalah perpindahan hak kepemilikan dari penjual ke
pembeli atau pihak pengirim ke penerima;
p. Delivery Order (DO) adalah dokumen dari suplier yang berisi pesanan
sejumlah BBM yang harus dimuat untuk disalurkan kepada pelanggan;
q. Discharged adalah kegiatan pembongkaran muatan BBM dari
tanker/tongkang;
r. Discharged Port adalah lokasi penerima muatan BBM yang dikirim
melalui tanker/tongkang;
s. Dry Certificate adalah surat yang dibuat oleh Oil Inspector/Pengawas
Tanker Discharge/Discharge Supervisor yang menyatakan bahwa
kompartemen kapal betul-betul kosong setelah penyaluran. Contoh
format Dry Certificate seperti pada LAMPIRAN 6.
t. Franco adalah sistem perniagaan BBM dari terminal BBM ke
pelanggan dengan titik serah di fasilitas penyimpanan BBM pelanggan;
u. Filling Shed adalah bangsal tempat pengisian BBM ke dalam mobil
tangki;

1-6
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

v. Free on Board (FOB) adalah sistem pembelian dengan titik


penyerahan di tempat penjual (loading port) di mana biaya transportasi
ataupun asuransi menjadi tanggung jawab pembeli;
w. Form Meter Record adalah dokumen yang berisi catatan pergerakan
isi produk dalam tangki;
x. Goods Issue (GI) adalah proses pembaharuan status
barang/produk/material dalam sistem MySAP yang dikeluarkan atau
diserahkan dari suatu titik suplai;
y. Ijk Bout atau Indeks Baut Tera adalah tanda batas ketinggian cairan
di dalam kompartemen mobil tangki sebagai penunjuk kapasitas volume
nominal;
z. Innage adalah tinggi cairan (minyak dan air jika ada);
aa. Inline Blending1 adalah pencampuran sejumlah komponen bahan
bakar secara kontinyu dalam kondisi terkendali untuk menghasilkan
produk akhir dengan mutu sesuai yang dikehendaki;
bb. Letter of Protest adalah adalah surat protes yang dibuat oleh
pihak darat yang diwakili oleh Pengawas tanker discharged selaku
Discharged Master ditujukan kepada Nakhoda kapal, apabila
jumlah kargo yang diterima memiliki selisih di atas toleransi. Contoh
format letter of protest seperti pada LAMPIRAN 7;
cc. Loading Instruction (LI) adalah dokumen yang mencantumkan jenis
produk, nomor polisi mobil tangki, nama awak mobil tangki, nomor
kepegawaian awak mobil tangki, tanggal dan waktu pelaksanaan
instruksi, nomor Loading Order (LO), nomor shipment MySAP, nomor
shipment SIOD, bay dan meter pengisian, peruntukan kompartemen
mobil tangki, serta besaran kuantitas pengiriman BBM, yang
digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan pengisian BBM di
filling shed;

1
http://www.jiskoot.com/files/1114/1691/7164/BB001_In_Line_Blending.pdf, diakses pada 13 Juli 2016

1-7
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

dd. Loading Order (LO) adalah data yang diperlukan untuk pengiriman
BBM kepada pelanggan yang mencantumkan jenis produk dan
besaran kuantitas pengiriman BBM;
ee. Loading Port adalah lokasi pengirim muatan BBM melalui
tanker/tongkang atau lokasi yang menerbitkan BL/new BL;
ff. Losses adalah rugi yang diakibatkan oleh kegiatan penerimaan,
penimbunan, dan penyaluran;
gg. Master Cable adalah berita kedatangan kapal dari Nahkoda (kapten
Kapal);
hh. Mobil Tangki adalah mobil dengan tangki terpasang permanen pada
chassis yang didesain khusus untuk moda transportasi darat BBM;
ii. Mother Ship adalah tanker yang digunakan untuk penyimpanan
sementara BBM pada kegiatan operasi ship to ship;
jj. ISO Tank2 adalah kontainer muatan yang didesain berdasarkan
standar International Organization for Standardization (ISO). ISO tank
didesain sedemikian hingga dapat digunakan berulang kali, mudah
dalam pemuatan dan penyaluran, dapat dipasang pada berbagai moda
transportasi tanpa memerlukan intermediate reloading dan memiliki
kapasitas minimum 1 m3. ISO tank juga sering disebut sebagai tank
container atau portable tank;
kk. Nakhoda adalah pimpinan tertinggi kapal yang bertanggung jawab
terhadap penanganan dan pengawasan muatan kapal serta
keselamatan dan keamanan kapal dan awak kapal, selama dalam
pelayaran;
ll. New B/L adalah B/L baru yang diterbitkan apabila muatan kapal
dibongkar sebagian dan diteruskan ke pelabuhan selanjutnya dengan
perhitungan angka B/L sebelumnya dikurangi angka penerimaan (A/R),
atau apabila terjadi perubahan pelabuhan tujuan dan muatan belum

2
ISO 830:1999, 2006, Freight Containers-Vocabulary, ISO Standards Handbook: Freight Containers, Ed. 4,
International Organization for Standardization, Geneva.

1-8
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

dibongkar sehingga jumlah muatan yang tercantum pada new B/L


berdasarkan angka B/L sebelumnya;
mm. Nota Pengiriman Contoh (NPC) adalah dokumen mutu yang
memuat data tentang contoh BBM yang dikirim;
nn. Notice of Readiness (NOR) adalah surat yang menyatakan bahwa
kapal telah siap untuk melakukan penyaluran atau pemuatan. Contoh
format NOR seperti pada LAMPIRAN 8;
oo. Penyaluran BBM Sistem Online (LO Non Fisik) adalah kegiatan
operasi penyaluran BBM tanpa mencetak fisik LO di terminal BBM,
dilakukan secara online dalam proses kegiatan operasi pengisian
mobil tangki sampai proses pengangkutan BBM dari terminal BBM
hingga BBM dibongkar dan diterima oleh pelanggan. Penyaluran
BBM secara online dilaksanakan pada Terminal BBM (TBBM) yang
beroperasi secara otomatis (pengisian BBM ke mobil tangki di
bangsal pengisian dilakukan secara otomatis) melalui sistem TAS.
pp. Product Stock Calculation (PSC) adalah dokumen yang
mencantumkan angka-angka ukuran tinggi cairan/jumlah
liter/density/temperatur persediaan BBM dalam tangki timbun;
qq. Rail Tank Wagon (RTW) adalah gerbong kereta api dengan tangki
terpasang permanen pada chassis yang didesain khusus untuk moda
transportasi darat BBM;
rr. Remaining on Board (ROB) adalah sisa muatan di kapal setelah
kegiatan discharged;
ss. Sales Order (SO) adalah dokumen bukti pemesanan dan
pembayaran produk BBM oleh pelanggan yang diterbitkan oleh bank
persepsi PT PERTAMINA (PERSERO);
tt. Sealing Certificate adalah dokumen kerangan-kerangan kapal yang
akan di segel oleh petugas Loading Master;
uu. Ship’s Figure After Discharge (SFAD) adalah kuantitas produk
berdasarkan perhitungan di atas kapal sesudah penyaluran;

1-9
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

vv. Ship’s Figure After Loading (SFAL) adalah kuantitas produk


berdasarkan perhitungan di atas kapal setelah pemuatan;
ww. Ship’s Figure Before Discharge (SFBD) adalah kuantitas produk
berdasarkan perhitungan di atas kapal sebelum penyaluran;
xx. Ship to Ship Transfer (STS) adalah suatu kegiatan pemindahan
muatan dari kapal pengangkut ke kapal floating storage atau
sebaliknya;
yy. Short Test adalah pemeriksaan mutu karakteristik BBM yang
dilakukan hanya pada sebagian dari parameter uji kritis saja yang
mungkin terpengaruh adanya kontaminasi dan deteriorasi yang
disebabkan usia penyimpanan produk BBM. Short test yang
dilakukan tergantung pada jenis BBM itu sendiri, seperti pada
LAMPIRAN 9;
zz. Stock Opname adalah pemeriksaan terhadap fisik volume atau
jumlah produk pada saat tertentu untuk mengetahui kuantitasnya dan
diperhitungkan secara finansial;
aaa. Supply Losses adalah selisih antara angka B/L dengan angka
penerimaan aktual di pelabuhan bongkar (actual receipt) berdasarkan
angka penerimaan aktual di tangki darat;
bbb. Surat Pengantar Pengiriman (SPP) adalah dokumen yang
diperlukan untuk pengiriman BBM, berisikan data-data kualitas BBM
(temperatur dan density), kuantitas BBM, dan tujuan pengiriman;
ccc. Tank Ticket adalah form untuk hasil pengukuran tangki timbun yang
dijadikan dasar untuk semua perhitungan administrasi minyak.
Contoh format Tank Ticket seperti pada LAMPIRAN 10;
ddd. Tanker Time Sheet adalah dokumen kapal yang berisi waktu
kegiatan bongkar muat dari awal sampai akhir;
eee. Terminal Automation System (TAS) adalah aplikasi sistem otomasi
yang digunakan di dalam Terminal BBM untuk menunjang kegiatan
penerimaan, penimbunan, dan penyaluran;

1-10
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

fff. Terminal BBM adalah lokasi tempat kegiatan operasi penerimaan,


penimbunan, dan penyaluran BBM;
ggg. Transportir/Pengelola Mobil Tangki adalah perusahaan yang
mengelola mobil tangki berikut tenaga kerja yang terlibat dalam
pelayanan pengangkutan/pengiriman BBM dari lokasi titik suplai
(terminal BBM) kepada pelanggan;
hhh. Ullage adalah ruang kosong yang dihitung dari permukaan
cairan/minyak sampai ke reference point;
iii. Vendor Held Stock (VHS) adalah sistem perniagaan BBM di mana
sejumlah BBM supplier (dalam hal ini adalah PERTAMINA)
ditempatkan di lokasi pelanggan sebagai akibat adanya kontrak
pembelian BBM;
jjj. Visual Test adalah pemeriksaan secara visual terhadap mutu BBM
yang dilakukan secara cepat di lapangan untuk mengetahui apakah
produk tersebut mengalami perubahan sifat atau tidak (kontaminasi dan
deteriorasi). Pemeriksaan tersebut mencakup suhu, density 15
°C/specific grafity 60/60 °F, warna, dan penampakan (appearance).

1.4 Dasar Hukum

a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;


b. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi;
c. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
d. Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan
Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi;
e. Surat Edaran Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat
Jenderal Minyak dan Gas Bumi nomor 8631/18.06/DJM.T/2008 tanggal
22 Mei 2008 perihal Penggunaan Sistem Alat Ukur pada Kegiatan
Usaha Migas di Indonesia.

1-11
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

1.5 Referensi

Referensi yang diacu berikut merupakan referensi-referensi pokok yang


digunakan dalam penyusunan Buku Panduan Franco dan VHS ini,
sedangkan untuk referensi-referensi khusus ditampilkan dalam bentuk
catatan kaki.
a. Panduan Suplai dan Distribusi BBM, Direktorat Pemasaran dan Niaga
Tahun 2007;
b. Panduan Angkutan Mobil Tangki Volume 1-Manajemen Kendaraan,
Direktorat Pemasaran dan Niaga Tahun 2008;
c. Panduan Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lindungan Lingkungan
Direktorat Hilir Bidang Pemasaran dan Niaga Tahun 2008;
d. Pedoman Pengelolaan Suplai dan Distribusi BBM Direktorat
Pemasaran dan Niaga Tahun 2014.

1-12
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
2
STANDAR SARANA DAN FASILITAS
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

22 STANDAR SARANA DAN FASILITAS

2.1 Umum

Pemeliharaan dan penanganan terhadap seluruh fasilitas penerimaan,


penimbunan, dan penyaluran secara intensif dan konsisten diperlukan
untuk menjaga integritas mutu BBM sejak dari kilang hingga ujung nozzle.
Pemeriksaan dan pemeliharaan peralatan secara rutin dan berkala serta
terjadwal sangat penting dilaksanakan dalam rangka melakukan layanan
pengelolaan BBM secara tepat dan aman. Pemeliharaan yang tepat
meminimalkan kerusakan peralatan, memperpanjang umur peralatan, dan
meningkatkan kepercayaan pelanggan. Jadwal pemeriksaan dan
pemeliharaan yang intensif akan memudahkan identifikasi kebutuhan
sumber daya dan material perawatan.

Standar Sarana dan Fasilitas ini dibuat sebagai panduan untuk


melaksanakan pemeliharaan sarana dan fasilitas penerimaan,
penimbunan, dan penyaluran sesuai standar industri migas. Tujuan utama
program pemeriksaan dan pemeliharaan sarana dan fasilitas adalah:
a. Menjamin bahan bakar memenuhi spesifikasi yang disyaratkan;
b. Menjamin keselamatan seluruh personel dan lingkungan;
c. Menjamin kelancaran operasi penerimaan, penimbunan, dan
penyaluran BBM;
d. Memenuhi persyaratan hukum dari pihak berwenang;
e. Menjaga kehandalan sarana dan fasilitas;
f. Mengoptimalkan umur sarana dan fasilitas;
g. Memberikan kepercayaan kepada pelanggan.

2.2 Standar Sarana dan Fasilitas pada Operasi Penerimaan BBM

Operasi Penerimaan BBM dilaksanakan melalui moda transportasi


laut/sungai dan darat.

2-1
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

2.2.1 Standar Sarana dan Fasilitas Penerimaan melalui Laut/Sungai

Sarana dan fasilitas penerimaan BBM melalui laut/sungai dari


tanker/tongkang sampai dengan inlet tangki timbun meliputi: dermaga,
mooring buoy, pipa/slang/hose, valve, strainer, pompa, manometer,
bonding cable, manifold, dan marine loading arm. Penerimaan BBM
melalui floating storage/mother ship dengan dilengkapi fasilitas: pneumatic
rubber fender dan sarana muat, slang/hose, tugboat, dan bonding cable.
Di dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan BBM yang menyangkut
penggunaan fasilitas dermaga tersebut terdapat beberapa potensi bahaya
yang antara lain disebabkan oleh karakteristik BBM yang relatif beracun
dan mudah terbakar.

Dermaga merupakan sarana untuk penyandaran dan penambatan


tanker/tongkang serta tempat pembongkaran/pemuatan. Bentuk dan
besarnya dermaga disesuaikan dengan tonase kapal. Persyaratan
dermaga adalah sebagai berikut:
a. Kedalaman perairan dapat memenuhi persyaratan draft tanker minimal;
b. Memenuhi persyaratan kondisi geografis yang meliputi pasang surut,
gelombang, arah angin, dan alur masuk atau keluarnya tanker;
c. Apabila di suatu lokasi terdapat lebih dari satu dermaga, maka jarak
antara kedua dermaga tersebut harus cukup dan jika ada manuver
kapal secara bersamaan tidak saling terganggu (safety distance
minimal 50 meter);
d. Dibuat dari konstruksi beton bertulang supaya kuat, kokoh, dan
memenuhi persyaratan3.

Desain dan konstruksi jenis dermaga menurut letaknya, terbagi dua yaitu
dermaga tepi pantai (onshore) dan dermaga lepas pantai (offshore).

3
SNI 03-2847, 2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (Beta Version), Standar
Nasional Indonesia, Bandung
2-2
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

2.2.1.1 Dermaga tepi pantai (onshore)

Dermaga tepi pantai adalah fasilitas tambat kapal yang terletak langsung
di tepi pantai. Adapun bagian-bagian dermaga tepi pantai (onshore)
antara lain: jetty head, trestle, cat walk, breasthing dolphin, bolder, fender,
dan mooring post/mooring buoy.

2.2.1.1.1 Jetty head

Jetty head (Gambar 2.1) merupakan tempat penyandaran


tanker/tongkang, berfungsi untuk tempat pembongkaran muatan. Bentuk
jetty head ada 2 macam, yaitu bentuk ”T” dan bentuk ”L” yang disesuaikan
dengan tonase kapal. Persyaratan jetty head adalah sebagai berikut:
a. Jetty head disangga dengan tiang beton dengan profil segi empat atau
bulat. Banyaknya tiang penyangga sesuai dengan besarnya dermaga;
b. Kedalaman tiang sesuai dengan kondisi perairan, struktur tanah,
besarnya dermaga, dan keadaan topografi setempat.

Gambar 2.1 Jetty Head

2.2.1.1.2 Trestle

Trestle merupakan penghubung antara tanggul (pier) dengan jetty head.


Persyaratan trestle sebagai berikut:

2-3
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

a. Harus dibuat dari konstruksi beton bertulang. Trestle disangga dengan


tiang beton dengan profil segi empat atau bulat. Banyaknya tiang
sesuai dengan kebutuhan;
b. Kedalaman tiang sesuai dengan kondisi perairan, struktur tanah, dan
besarnya dermaga;
c. Panjang dan lebarnya sesuai dengan kebutuhan;
d. Dilengkapi dengan hand rail.

2.2.1.1.3 Cat walk

Cat walk merupakan jembatan yang menghubungkan jetty head dengan


kedua dolphin. Persyaratan cat walk adalah sebagai berikut:
a. Cat walk terbuat dari konstruksi baja;
b. Panjang dan lebarnya sesuai dengan kebutuhan;
c. Dilengkapi dengan guard rail;
d. Tidak licin.

2.2.1.1.4 Breasting dolphin

Breasting dolphin adalah tempat sandar kapal yang dilengkapi dengan


bolder untuk mengikat tali tambat tanker/tongkang. Breasting dolphin
dipasang di sebelah kanan dan kiri jetty head. Persyaratan breasting
dolphin adalah sebagai berikut:
a. Disangga oleh tiang besi dengan ketebalan tertentu, berbentuk segi
empat atau bulat;
b. Banyaknya tiang penyangga sesuai dengan besarnya breasting
dolphin;
c. Bagian atas tiang penyangga dibungkus dengan beton sampai
kedalaman sesuai dengan pasang surut air laut;
d. Dipasang beberapa buah cathodic protection dengan kemampuan
menahan korosi sesuai kebutuhan;

2-4
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

e. Kedalaman tiang disesuaikan dengan kondisi perairan, struktur tanah,


besarnya breasting dolphin, dan tonase maksimum kapal yang boleh
bersandar.

2.2.1.1.5 Bolder

Bolder merupakan tempat untuk mengikat tali tambat tanker/tongkang


yang bersandar. Bolder ditempatkan di breasting dolphin, mooring post
atau mooring buoy. Bolder dibuat dari besi cor.

2.2.1.1.6 Fender

Fender merupakan sarana yang dibuat dari karet, berfungsi untuk


melindungi benturan dan gesekan antara dinding kapal dan dermaga
selama penyandaran. Fender terdapat di bagian depan dari jetty head
atau pada breasting dolphin dan diikat dengan menggunakan baut baja.
Persyaratan fender adalah sebagai berikut:
a. Konstruksi dapat berbentuk M, V, bulat, atau seperti slang panjang;
b. Tahan terhadap benturan kapal.

2.2.1.1.7 Mooring post

Mooring post atau mooring deadman merupakan tempat untuk mengikat


tali tanker yang sandar. Mooring post berada di sebelah kanan atau kiri
jetty head dan dekat pada tanggul. Persyaratan mooring post sebagai
berikut:
a. Disangga oleh tiang besi dengan ketebalan tertentu, yang bagian atas
dibungkus dengan beton dan besarnya sesuai dengan tonase
maksimum kapal yang sandar;
b. Dipasang beberapa buah cathodic protection dengan kemampuan
menahan korosi sesuai kebutuhan dan mengikuti standar yang berlaku;
c. Kedalaman tiang sesuai dengan kondisi perairan, struktur tanah,
besarnya tonase maksimum kapal yang sandar, dan besarnya mooring
post.

2-5
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

2.2.1.1.8 Tanker/tongkang

Fasilitas tanker/tongkang yang digunakan telah memenuhi persyaratan


yang ditetapkan oleh PT PERTAMINA (PERSERO), dibuktikan dengan
telah mendapatkan Pertamina Safety Approval (PSA).

2.2.1.1.9 Mother ship

Fasilitas Mother Ship yang digunakan telah memenuhi persyaratan yang


ditetapkan oleh PT PERTAMINA (PERSERO), dibuktikan telah
mendapatkan Pertamina Safety Approval (PSA).

2.2.2 Standar Sarana dan Fasilitas Penerimaan melalui Darat

Standar dan sarana fasilitas penerimaan melalui darat meliputi pompa,


pipa, mobil tangki, RTW, dan drum.

2.2.2.1 Standar sarana dan fasilitas pompa

Pompa merupakan sarana untuk memindahkan BBM dari satu tempat ke


tempat lainnya dan berlangsung secara kontinu.

2.2.2.1.1 Desain dan konstruksi pompa

Pompa merupakan sarana untuk mengisap dan mendorong cairan atau


minyak, sehingga terjadi aliran dari suatu tempat ke tempat lain. Pemilihan
pompa harus memenuhi persyaratan suction head/discharge head yang
telah ditentukan. Pompa sesuai produk yang dipompakan dapat dipasang
secara sentral di rumah pompa atau di tempat-tempat lain yang dianggap
perlu. Secara garis besar pompa dapat dibedakan menjadi 2 macam,
yaitu:

a. Positive Displacement Pumps


Termasuk dalam jenis pompa ini antara lain: diaphragm pump dan
gear pump.
b. Non Positive Displacement Pumps
Termasuk dalam jenis pompa ini antara lain: pompa sentrifugal.

2-6
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Ditinjau dari tenaga penggeraknya pompa dapat dibedakan atas:


a. Pompa motor listrik;
b. Pompa mesin/engine (bensin, solar, gas, dan lain-lain);
c. Pompa pneumatic (udara dan kompresor).

2.2.2.1.2 Inspeksi dan pemeliharaan

Untuk pompa yang baru selesai dipasang atau pompa yang sudah lama
tidak dioperasikan, terlebih dahulu dilaksanakan pemeriksaan
pendahuluan. Prosedur pemeriksaan adalah sebagai berikut:
a. Pembersihan bagian isap dan pipa isap;
b. Pemeriksaan sistem kelistrikan;
c. Pemeriksaan kelurusan poros;
d. Pemeriksaan minyak pelumas dan sistem pelumas;
e. Priming;
f. Pemeriksaan arah putaran;
g. Penanganan katup keluar (gate valve dan check valve) pada pipa
tekan/discharge piping;
h. Pemeriksaan kebisingan.

2.2.2.1.2.1Inspeksi

Teknis Inspeksi dan pemeliharaan elemen-elemen utama pompa produk


dan motor dengan acuan pemeriksaan motor dan pompa dilakukan tiga
bulan sekali serta pemeriksaan alignment pompa dilakukan setahun
sekali.

2.2.2.1.2.2Pemeliharaan pompa

Dalam melaksanakan pemeliharaan pompa secara umum dilakukan


dengan pemeriksaan pendahuluan, pemeriksaan kondisi operasi, dan
pemeliharaan pompa secara terjadwal. Adapun pelaksanaan
pemeliharaan terencana atas dasar petunjuk operasi dan pemeliharaan
dari pabrik pembuat pompa.

2-7
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

2.2.2.1.2.2.1 Pemeliharaan pompa sentrifugal

a. Tekanan isap dan tekanan keluar diperiksa, nilainya harus sesuai


dengan data spesifikasi teknis di dalam buku petunjuk yang diberikan
oleh pabrik pembuatnya;
b. Kebocoran terutama pada kotak packing (stuffing box) diperiksa, bila
terjadi kebocoran maka baut pengikat pada alat penekan packing
(gland packing) dikencangkan;
c. Kondisi dan jumlah pelumas yang ada di dalam rumah bantalan dan
sistem pelumasnya diperiksa. Kondisi minyak pelumas harus bersih
dan tidak terkontaminasi cairan lain serta jumlah cukup sesuai petunjuk;
d. Getaran dan bunyi yang timbul diperiksa, bila ada gejala bunyi/getaran
yang mencurigakan maka pompa dimatikan dan dicari penyebabnya
serta dilakukan perbaikan;
e. Rumah bantalan dibersihkan, ring pelumas diperiksa, bilamana perlu
diperbaiki/diganti;
f. Minyak pelumas di dalam rumah bantalan diganti dengan minyak
pelumas yang baru bila jangka waktu pemakaian yang
direkomendasikan telah terlampaui.

2.2.2.1.2.2.2 Pemeliharaan pompa roda gigi (gear pump)

a. Dilakukan pemeriksaan visual pada pompa dan komponen lainnya.


Dilakukan perbaikan bila ditemukan kebocoran. Slang/pipa dan kabel-
kabel listrik dipastikan dalam kondisi baik. Kondisi pompa dijaga tetap
bersih untuk memudahkan identifikasi bila ada kebocoran;
b. Dilakukan pemeriksaan pada strainer, bila terdapat banyak kotoran
dilakukan pembersihan. Periode pemeriksaan strainer sesuai buku
petunjuk pompa;
c. Dilakukan pemeriksaan level pelumas bearing poros penggerak pompa;

2-8
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

d. Dilakukan pemeriksaan lebih lanjut bila terdapat bunyi/getaran gear


pump yang berlebihan.

2.2.2.1.2.2.3 Pemeliharaan pompa diafragma

a. Dilakukan pemeriksaan pada filter/regulator dan air dryer, bila terdapat


banyak kotoran dilakukan penggantian. Periode pemeriksaan
filter/regulator dan air dryer sesuai buku petunjuk pompa;
b. Dilakukan pemeriksaan seluruh permukaan pompa dan komponennya.
Bila terdapat kebocoran dan sambungan baut-baut yang longgar,
dilakukan perbaikan pada kebocoran dan baut yang longgar
dikencangkan sesuai torsi pengencangannya.

2.2.2.1.2.3Pemeliharaan unit penggerak pompa

a. Pada saat melaksanakan pemeliharaan motor listrik diperlukan data


motor (name plate), gambar skematik kelistrikan, dan riwayat
pemeliharaan sebelumnya;
b. Pengecekan mesin diesel bisa dilakukan secara visual meliputi
pengecekan kebocoran baik air, oli maupun bahan bakar atau
pengukuran melalui pressure gauge, termometer, spidometer,
pengecekan melalui pendengaran, dan lain-lain;
c. Pengecekan pada kompresor meliputi pemeriksaan seluruh sistem
pelumas dan seal olinya, relief valve, regulator, control valve, check
valve, pressure switch, temperature switch, dan termometer. Minyak
pendingin, filter, piping, dan reservoir juga diperiksa. Pompa minyak
utama dan pompa bantu diperiksa sesuai petunjuk pabrik pembuatnya.

2.2.2.2 Standar sarana dan fasilitas penerimaan melalui pipa

2.2.2.2.1 Sarana dan fasilitas pipa

Produk BBM yang diterima handling agent melalui fasilitas pipa dapat
berasal dari kilang atau terminal BBM lain.

2-9
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Fasilitas penerimaan BBM melalui pipa dari kilang dan terminal transit,
yaitu: tangki timbun, pipa, manifold, pompa produk, booster pump,
pressure gauge, valve, control room, dan grounding cable.

Pada penerimaan dengan pipa, faktor safety harus lebih diperhatikan


karena jarak dari pengiriman ke penerimaan/penimbunan cukup jauh dan
melewati berbagai kondisi area. Persyaratan pipa adalah sebagai berikut:
a. Bahan pipa adalah carbon steel dan tidak direkomendasikan galvanized
pipe;

b. Memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan4 5;

c. Tahan terhadap produk yang disalurkan;


d. Tahan terhadap tekanan yang disebabkan oleh aliran produk;
e. Untuk pipa di dalam tanah permukaan luarnya harus di-coating, dan
untuk pipa lewat laut harus di-coating dengan bahan yang tahan
terhadap air laut dan dipasang cathodic protection.

Jaringan fasilitas penerimaan melalui saluran pipa dilengkapi dengan


adaptor/reducer, beberapa jenis valve, pressure gauge, strainer, pompa,
dan sample cock. Juga dilengkapi dengan bordes (sarana jalan
inspeksi/operasi), pipe rack, expansion joint (sarana untuk
pengendalian/antisipasi kerusakan perpipaan) dan sorokan (untuk
mengisolasi aliran dan biasa dipasang di antara flange). Fasilitas pipa
penerimaan dan penyaluran tidak ada jalur bypass.

2.2.2.2.2 Pemeliharaan sarana dan fasilitas penerimaan melalui pipa

Pipa sebagai sarana transportasi produk BBM, konstruksinya harus sesuai


ketentuan. Mengingat jarak yang ditempuh cukup jauh dan melalui
berbagai kondisi daerah yang berbeda, maka dalam operasi

4
ASME B 31.3, 2013, Process Piping-ASME Code for Pressure Piping, B31, The American Society of
Mechanical engineers, New York.

5
ASME B16.5, 2013, Pipe Flanges and Flanged Fittings NPS ½ Through NPS 24 metric/Inch Standard, The
American Society of Mechanical Engineers, New York.
2-10
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

penerimaan/penyaluran produk dengan menggunakan pipa perlu


diperhatikan faktor keselamatan kerja dan lingkungan.
Setiap jenis BBM harus ditangani dalam suatu sistem yang segregated
(terpisah), tidak boleh ada hubungan antar saluran pipa yang dipakai
untuk produk lain/berbeda. Untuk dedicated system, pemisahan cukup
menggunakan single valve.

2.2.2.3 Standar sarana dan fasilitas penerimaan melalui mobil tangki

Fasilitas penerimaan BBM dengan mobil tangki/ISO tank adalah landasan


bongkar yang baik dan rata, oil catcher, kabel grounding, lampu
penerangan yang cukup, meter arus/flowmeter, dan
peralatan/perlengkapan yang ada di antara outlet mobil tangki/ISO tank
sampai dengan inlet tangki timbun, yaitu: pipa/slang, valve, strainer,
pompa, manometer, dan bonding cable.

2.2.2.3.1 Jenis mobil tangki

a. Mobil tangki rigid adalah mobil tangki yang dilengkapi dengan tangki
tetap yang melekat pada chassis kendaraan tersebut;
b. Mobil tangki semi trailer adalah mobil tangki dilengkapi dengan tarikan
tangki dan merupakan satu rangkaian yang dapat dilepas/dipisahkan.

2.2.2.3.1.1Mobil tangki rigid

Berikut ini persyaratan untuk mobil tangki rigid:


a. Tangki terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar dan konstruksi
yang sesuai serta memenuhi persyaratan lalu lintas kendaraan umum;
b. Tangki harus melekat pada chassis dan tidak goyah dan diikat dengan
mur baut. Antara skid dengan chassis diberi perantara kayu klos
keras/kelas I;
c. Berat tangki dengan muatan tidak boleh melebihi batas kemampuan
chassis dan kendaraan itu serta disesuaikan dengan kelas jalan;

2-11
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

d. Lebar tangki tidak boleh melebihi lebar kendaraan/kabin, panjang


tangki tidak boleh melebihi panjang sisa chassis;
e. Jarak antara kabin belakang dengan dinding tangki minimum 50 cm;
f. Kapasitas maksimal tangki tiap kompartemen 8 kL (8.000 L);
g. Kapasitas mobil tangki maksimal 32 kL (32.000 L);
h. Apabila kapasitas mobil tangki lebih besar 8 kL setiap kompartemen
diberi sekat dangan kelipatan 4 kL (untuk tiap loading);
i. Untuk full bottom loading harus tersedia ullage sebesar 1,25 %
minimum dan 2% maksimum;
j. Harus tersedia top ullage sebesar 0,75 – 1,25%.

2.2.2.3.1.2Mobil tangki semi trailer

Berikut ini persyaratan untuk mobil tangki semi trailer:


a. Mobil tunda (penarik) harus dilengkapi dengan ban ganda pada bagian
belakang;
b. Hubungan mobil tunda dengan tangki trailer harus sesuai dan
dilengkapi pin pengaman/pengikat/per penekan yang mempunyai
kekuatan patah dari penghubung atau pin pengaman minimal dua kali
berat trailer sendiri;
c. Bagian depan dan tangki trailer dilengkapi dengan minimal sebuah
tiang penyangga yang dapat diatur ketinggiannya guna menunjang
berat tangki dan muatan bila rangkaian dilepas;
d. Sistem rem untuk ban belakang dan trailer harus berfungsi serta
dipasang nomor polisi dan lampu sesuai ketentuan lalu lintas/DLLAJR.

Tangki dengan kapasitas di atas 250 L dapat berupa tangki utuh yaitu
tangki yang dikonstruksi secara permanen di atas chassis kendaraan.
Termasuk instalasi pipa, katup, meteran, dan pompa.

2-12
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

2.2.2.3.2 Standar dan persyaratan umum mobil tangki 6

2.2.2.3.2.1Batas umur

Umur pakai mobil tangki dibatasi sebagai berikut:


a. Prime mover dan rangka kendaraan dibatasi umurnya sampai
sepuluh tahun;
b. Tangki BBM dari bahan steel dibatasi umurnya sampai sepuluh tahun;
c. Tangki BBM dari bahan stainless steel dan aluminium alloy dibatasi
umurnya sampai 15 tahun;
d. Batas umur ini dihitung dari tanggal, bulan, dan tahun yang
tercantum dalam Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK). Jika
pemakaian tidak dapat segera dilakukan, maka hanya diberikan
kompensasi 3 (tiga) bulan dihitung setelah tanggal, bulan, dan tahun
yang tercantum dalam STNK sebagai batas umur.

2.2.2.3.2.2Peremajaan

a. Semua kontraktor pemilik mobil tangki harus memiliki program


perencanaan peremajaan mobil tangki sebelum batas umur mobil
tangki tercapai. Setiap rencana peremajaan mobil tangki tersebut
harus dikoordinasikan terlebih dahulu dengan PT PERTAMINA
(PERSERO) untuk memastikan bahwa armada tersebut dapat
memenuhi kebutuhan operasi dan seluruh persyaratan mobil tangki PT
PERTAMINA (PERSERO) yang sedang atau akan berlaku;
b. Kontraktor pemilik mobil tangki wajib memenuhi seluruh standar dan
ketentuan tangki dan kendaraan yang telah ditetapkan PT
PERTAMINA (PERSERO) dalam pemilihan dan pengadaan mobil
tangki, dan memasukkannya ke dalam spesifikasi mobil tangki;

6
Mengacu pada Panduan Angkutan Mobil Tangki Volume 1 – Manajemen Kendaraan, PT PERTAMINA
(PERSERO) Direktorat Pemasaran dan Niaga.

2-13
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

c. Dalam program peremajaan dan pemilihan mobil tangki harus juga


memperhatikan aspek berupa: peruntukan mobil tangki, rute, dan
kondisi jalan yang akan dilalui serta persyaratan pelanggan;
d. Peremajaan atau penggantian mobil tangki harus selalu
memperhitungkan kebutuhan kapasitas operasi dengan ukuran
paling besar yang masih cukup aman untuk dioperasikan karena
penggunaan mobil tangki dengan kapasitas besar akan membantu
mempertahankan jumlah armada tetap kecil dan meningkatkan
efisiensi secara keseluruhan;
e. Untuk standarisasi hasil dan kualitas pembuatan tangki dan
modifikasi kendaraan, pabrikan tangki dan kendaraan harus disetujui
oleh PT PERTAMINA (PERSERO).

2.2.2.3.2.3Berat dan dimensi

a. Berat mobil tangki harus mengikuti ketentuan lalu lintas yang berlaku.
Perhitungan berat mobil tangki, dengan menghitung total berat
kendaraan dan tangki bermuatan penuh. Jika muatan berupa multi
produk maka menggunakan massa jenis (density) produk terberat
yang diangkut untuk seluruh kompartemen;
b. Jumlah sumbu (axle) dan pembebanan per sumbu pada mobil
tangki baik truk rigid maupun kendaraan trailer harus mengikuti
ketentuan kelas jalan yang berlaku sesuai rute yang akan ditempuh,
termasuk aturan batas beban maksimal per sumbu secara spesifik
untuk jenis suspensi yang berbeda (24 kL min. 4 x 2, 32 kL 6 x 2, 40
kL 6 x 4, 16 kL truk rigid 6 x 2). Untuk daerah tertentu bermedan
berat, kombinasi axle ditentukan oleh PT PERTAMINA (PERSERO).
Ketentuan jumlah sumbu roda tiap kapasitas mobil tangki sesuai
dengan ketentuan Dirjen Perhubungan Darat;
c. Kapasitas suspensi yang digunakan per sumbu harus di atas beban
maksimal per sumbu saat bermuatan penuh;

2-14
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

d. Dimensi mobil tangki harus mengikuti ketentuan lalu lintas yang


berlaku. Panjang keseluruhan mobil tangki sependek mungkin untuk
memudahkan manuver.

2.2.2.3.2.4Pengecatan dan penandaan

a. Pengecatan dan penandaan pada mobil tangki harus sesuai dengan


ketentuan umum mengenai logo dan warna PT PERTAMINA
(PERSERO);
b. Semua logo dan tulisan pada mobil tangki harus menggunakan stiker:
 Stiker yang digunakan harus berupa stiker yang tahan terhadap

cuaca dengan derajat kepudaran minimal bernilai 6 dalam skala


blue wool dengan pengujian light fastness test selama 200 jam,
 Stiker yang dipersyaratkan harus reflektif, mempunyai derajat
mengkilap yang dapat diukur dengan alat glossmeter,
 Stiker harus cukup kuat merekat dan tidak luntur atau pudar

terhadap muatan yang diangkut oleh tangki,


 Cat yang digunakan harus tahan cuaca, minyak, dan biodiesel (Fatty

Acid Methyl Ester = FAME) yang dapat menjamin perlindungan


terhadap korosi selama lima tahun.

2.2.2.3.3 Standar dan persyaratan tangki pada mobil tangki BBM

Standar dan persyaratan tangki BBM ini untuk digunakan pada kendaraan
rigid dan semi trailer.

2.2.2.3.3.1Lingkup

a. Jenis produk yang dapat dimuat adalah semua produk BBM baik
white oil maupun black oil dan solvent, namun tidak termasuk untuk
angkutan produk BBM yang mengandung campuran etanol atau
metanol lebih dari 10% volume;

2-15
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

b. Tangki dari bahan aluminium alloy hanya boleh untuk angkutan


produk white oil atau solvent jenis tertentu, tidak semua jenis
solvent dapat diangkut menggunakan tangki aluminium.

2.2.2.3.3.2Persyaratan konstruksi tangki

a. Tangki harus dirancang dan dibuat sesuai dengan persyaratan teknis


sesuai dengan Pedoman Mobil Tangki PT PERTAMINA (PERSERO);
b. Bentuk tangki yang diperbolehkan adalah tangki dengan penampang
melintang berbentuk lingkaran, elips atau semi elips. Tangki dengan
penampang melintang berbentuk kotak tidak boleh digunakan karena
alasan keselamatan;
c. Volume nominal yang diizinkan per kompartemen tangki adalah
kelipatan 7.000 L atau kelipatan 8.000 L per kompartemennya, dengan
maksimal volume nominal tangki adalah kemampuan kelas jalan yang
akan dilalui;
d. Bila kelas jalan tidak dapat dilalui oleh mobil tangki volume nominal
tangki 7.000 L, maka kapasitas terkecil volume nominal tangki yang
boleh digunakan adalah 5.000 L. Untuk angkutan di bawah kapasitas
5.000 L harus mendapat izin tersendiri dari kantor pusat PT
PERTAMINA (PERSERO);
e. Pemilihan kapasitas nominal tangki per kompartemen harus
memaksimalkan daya angkut mobil tangki dengan memperhatikan
ketentuan kelas jalan dari rute yang akan dilalui dan kemampuan terima
pelanggan;
f. Kapasitas total kompartemen tangki adalah kapasitas nominal
kompartemen ditambah dengan ruang kosong. Ruang kosong tangki
dengan pengisian secara bottom loading adalah 3% dari kapasitas
nominal, minimal 227 L;
g. Tangki harus dirancang untuk mampu menanggung beban sesuai
kapasitas maksimal jenis produk yang akan dimuat. Untuk tangki
angkutan multi produk, tangki harus dirancang untuk angkutan

2-16
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

kapasitas volume terbesar, dengan density terberat dari jenis


produk yang akan diangkut;
h. Tangki, perlengkapan bongkar/muat, dan bagian struktur lainnya
harus dirancang sesuai dengan Pedoman Mobil Tangki PT
PERTAMINA (PERSERO);
i. Tangki dan semua pengencangnya (fastening) serta chassis tangki
pada kondisi bermuatan penuh harus mampu menyerap semua
beban yang timbul;
j. Lebar maksimal tangki tidak boleh melebihi lebar keseluruhan
dinding terluar ban di sisi kiri dan kanan (tidak melebihi 2,5 meter);
k. Tinggi kombinasi tangki dan kendaraan tidak boleh lebih dari 3,6
meter saat muatan kosong pada semua titik termasuk tinggi kabin dan
coaming (tidak termasuk ketinggian tangga akses). Tangki harus
dirancang agar permukaan atas sejajar dengan permukaan jalan
saat diisi muatan, dengan toleransi untuk suspensi 100 mm;
l. Stabilitas tangki beserta kendaraan harus dipenuhi;
m. Jumlah muatan tersisa dalam kompartemen, termasuk pada pipa
bongkar/muat dan valve, pada tangki aluminium adalah maksimal
0,02% volume dan pada tangki steel adalah maksimal 0,04% volume
dari kapasitas nominal kompartemen tersebut.

2.2.2.3.3.3Bahan tangki

a. Tangki harus dibuat dari bahan logam yang tahan terhadap brittle
fracture dan stress corrosion cracking dengan batas suhu 0 °C sampai
dengan 70 °C;
b. Bahan tangki mobil yang digunakan mempunyai kualitas material
sesuai standar industri migas dan harus mendapat persetujuan dari PT
PERTAMINA (PERSERO) meliputi: mild steel, aluminium alloy, dan
stainless steel;
c. Bahan tangki atau lapisan pelindung dalam tangki yang kontak
langsung dengan isi muatan tidak boleh dari bahan yang dapat

2-17
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

menimbulkan reaksi berbahaya dengan isi muatan, senyawa


berbahaya, atau dapat melemahkan bahan tangki;
d. Jika kontak antara isi muatan dengan bahan tangki menyebabkan
penipisan bahan tangki, ketebalan bahan tangki harus ditingkatkan.
Tambahan ketebalan bahan tangki ini tidak masuk dalam perhitungan
untuk ketebalan tangki terhadap tekanan.

2.2.2.3.3.4Ketebalan minimal tangki

a. Ketebalan tangki tidak boleh kurang dari nilai terbesar yang ditentukan
oleh formula berikut:

e= (2.1)

a= (2.2)

di mana:
e = ketebalan minimum tangki berdasarkan test pressure,
mm
a = ketebalan minimum tangki hasil perhitungan, mm
D = internal diameter dari tangki, mm
σ = stress yang diizinkan, N/mm2
Pt = test pressure, MPa
λ = koefisien < 1, dan
Pc = calculation pressure, MPa
Nilai calculation pressure dispesifikasikan sebagai berikut:
 Tangki dengan gravity-discharge untuk angkutan produk BBM

dengan vapour pressure tidak melebihi 110 kPa pada suhu 50 °C


harus dirancang untuk calculation pressure atau dua kali static
pressure untuk produk tetapi tidak kurang dari dua kali static
pressure untuk air;

2-18
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

 Pressure-filled atau pressure-discharge pada tangki untuk angkutan

produk BBM dengan vapour pressure tidak melebihi 110 kPa pada
suhu 50 °C dan harus dirancang untuk calculation pressure setara
1,3 kali dari filling pressure dan discharge pressure.

Nilai stress (σ) yang diizinkan untuk semua logam dan alloy test
pressure harus lebih rendah dari nilai terkecil dari formula berikut ini:
σ ≤ 0,75 Re atau σ ≤ 0,5 Rm (2.3)

dimana Re adalah apparent yield strength untuk steel dengan yield


point pasti atau dijamin 0,2% proof strength untuk steel dengan yield
point tidak pasti (1 % untuk austenitic steel) dan Rm adalah tensile
strength. Nilai Re dan Rm yang akan digunakan harus mempunyai nilai
minimum sesuai dengan material standar. Jika tidak ada material
standar untuk logam dan alloy, nilai Re dan Rm yang digunakan harus
dengan persetujuan PT PERTAMINA.

Nilai  berkaitan dengan metode inspeksi mengikuti ketentuan sebagai


berikut:
λ = 0,8 hasil pengelasan (weld bead) harus diperiksa secara visual
pada kedua sisi dan harus dilakukan pemeriksaan tanpa
merusak (nondestructive test) pada titik-titik dengan
perhatian khusus pada sambungan.

λ = 0,9 Semua pengelasan pada sepanjang tangki (longitudinal


bead), semua sambungan, 25% pengelasan melingkari
tangki (circular bead) harus dilakukan pemeriksaan
nondestructive. Semua hasil pengelasan harus diperiksa
secara visual pada kedua sisi.

λ=1 Semua hasil pengelasan harus dilakukan pemeriksaan


nondestructive dan diperiksa secara visual pada kedua sisi.

Untuk perlindungan tangki terhadap kerusakan atas benturan lateral dan


belokan tajam, ketebalan dinding tangki mengacu pada Tabel 2.1.

2-19
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Tabel 2.1 Ketebalan Minimal Dinding Tangki

Maksimal radius kurva tangki (m) ≤ 1,80 > 1,80


Kapasitas tangki atau kompartemen (kL) < 8,0 ≥ 8,0
Stainless steel (mm) 2,5 3,0
Minimal ketebalan Mild steel 3,0 4,0
dinding tangki Aluminium alloy 4,0 5,0
Aluminium murni 99,8% (mm) 6,0 8,0

b. Untuk penguatan tangki pada penggunaan di medan berat, ketebalan


minimum dinding tangki dapat ditingkatkan 1,0 mm atau lebih pada
bagian bawah/perut tangki, ujung dinding tangki, partisi kompartemen,
dan bagian lainnya yang diperhitungkan dapat menjadi titik lemah;
c. Dinding tangki direkomendasikan menggunakan material selebar
mungkin sehingga dapat meminimalkan jumlah pengelasan sambungan
material untuk membentuk badan tangki yang dapat menjadi sumber
stress.

2.2.2.3.3.5Persyaratan konstruksi lainnya

a. Tiap kantung, bagian sambungan dari tangki, stuktur bawah tangki atau
fitting yang dipasang di tangki harus dapat dilakukan gas-free untuk
keamanan proses pengelasan dengan dibuatkan lubang 3/8” pada titik
teratas dan terbawah atau dengan lubang NPT 3/8” jika dalam operasi
normal lubang ini harus ditutup;
b. Tiap kotak seperti: kotak alat, kotak spill kit, kotak panel valve dan
panel interlock harus diberi lubang untuk ventilasi dan buangan air;
c. Bagian bergerak seperti tutup valve atau aksesoris yang menggantung
lainnya yang mungkin dapat menimbulkan gesekan saat bergerak, jika
terbuat dari logam harus memiliki pelindung/isolator agar tidak
menimbulkan penyalaan;
d. Semua perkabelan baik listrik, kabel sensor overfill, slang interlock-
udara, kabel sensor electronic seal maupun saluran air untuk
penyaluran dari bagian atas tangki menuju ke bawah harus
menggunakan saluran tersendiri yang ukurannya mencukupi.

2-20
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

2.2.2.3.3.5.1 Grounding tangki

a. Grounding tangki dilakukan untuk mencegah timbulnya listrik statis


yang dapat berbahaya terhadap isi muatan;
b. Tiap kompartemen tangki harus terhubung ke chassis kendaraan atau
rangka bawah tangki semi trailer menggunakan minimal satu
sambungan logam tahan karat dan tidak boleh menimbulkan korosi
elektrokimia. Sambungan grounding ini maksimal mempunyai tahanan
7 ohm.

2.2.2.3.3.5.2 Coaming

a. Coaming sebagai mekanisme perlindungan bagian atas tangki


berbentuk tanggul jika terguling;
b. Coaming dipasang dengan dilas kontinu sepanjang kedua sisi atas
tangki untuk pelindung fitting dan aksesoris di bagian atas tangki
terhadap kerusakan akibat terguling;
c. Coaming harus dari bahan aluminium closed extrusion (tidak ada
sambungan) dengan ketebalan minimal sama dengan dinding tangki;
d. Ketinggian coaming adalah minimal 25 mm dari atas titik fitting tertinggi
pada manhole, dan jarak minimal antar coaming adalah 900 mm.

2.2.2.3.3.5.3 Walkway dan saluran air

a. Pada bagian atas tengah tangki harus disediakan walkway untuk


tempat berjalan dengan lebar minimal 900 mm, antara coaming di sisi
kiri dan kanan;
b. Walkway terbuat dari kawat bordes atau dapat dilapisi dengan material
anti slip di cat kuning;
c. Walkway dilengkapi dengan pegangan tangan (handrail) yang
dioperasikan secara pneumatic dari penutup tangga akses dan
terhubung dengan sistem interlock-udara agar kendaraan tidak berjalan
sebelum handrail diturunkan;

2-21
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

d. Walkway dilengkapi dengan fasilitas pembuangan air di bagian


belakang tangki dengan 2 buah pipa 50 mm dari bahan anti karat di
bagian kiri dan kanan yang dilengkapi saringan air di bagian atas.

2.2.2.3.3.5.4 Tangga akses tangki

a. Tangga akses untuk naik ke bagian atas tangki dipasang di bagian


tengah depan tangki untuk semi trailer atau di bagian tengah belakang
tangki untuk kendaraan rigid;
b. Tangga terbuat dari pipa logam tahan karat yang sanggup menahan
beban minimal 120 kg;
c. Tangga harus didesain agar ergonomis untuk dinaiki dengan lebar dan
spasi pijakan antara 250 mm sampai 300 mm, pijakan dibuat dari
bahan pelat bordes atau dapat dilapisi bahan anti slip.

2.2.2.3.3.5.5 Rumah slang

a. Rumah slang untuk penyimpanan selang terbuat dari bahan yang kuat
dan tahan korosi, berbentuk tabung silindris atau segi delapan dengan
pintu yang dapat dikunci pada bagian ujung belakang;
b. Ukuran rumah slang ini untuk dapat menampung slang dengan ukuran
4” dan panjang slang 3 meter dari flange ke flange.

2.2.2.3.3.5.6 Fitting dan pemipaan

a. Tangki untuk bottom loading harus dilengkapi fitting yang sesuai untuk
bongkar/muat secara bottom loading dan sistem vapour recovery.
Semua fitting yang digunakan harus sesuai peruntukannya dengan
jenis muatan yang akan diangkut;
b. Bahan non logam yang sesuai dapat digunakan untuk perlengkapan
tambahan. Perlengkapan ini harus dipasang agar terlindung dari risiko
pecah atau rusak selama operasi pengangkutan atau bongkar/muat.
Perlengkapan ini juga harus mempunyai tingkat keselamatan (safety),
dan sesuai dengan peruntukan isi muatan;

2-22
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

c. Memastikan leakproofness perlengkapan terpasang, termasuk


manhole. Bahkan jika tangki berbelok tajam (akibat gaya sentrifugal)
atau gaya yang muncul akibat benturan (seperti percepatan kendaraan
dan pressure dinamis) hanya sejumlah kecil vapour yang boleh keluar
dari pressure valve akibat tekanan puncak karena benturan atau
pemanasan.

2.2.2.3.3.5.7 Sistem pengaman kebocoran bottom loader

a. Tiap bottom loader pada tangki untuk tiap kompartemen harus


dilengkapi dengan tiga sistem pengaman yang dipasang seri, meliputi:
 Internal valve/emergency valve/foot valve, yaitu stop valve yang
dipasang pada dasar tangki,
 Bottom loading adaptor/discharge valve di tiap ujung pipa
bongkar/muat,
 Penutup heavy duty yang anti bocor sebagai pengaman terakhir.

b. Terdapat tombol untuk pemutus aliran muatan melalui internal valve


dan aliran vapour secara pneumatic untuk antisipasi terjadinya keadaan
darurat (emergency cut off).

2.2.2.3.3.5.8 Internal valve

a. Internal valve/foot valve yang digunakan harus mampu menyalurkan


muatan dengan laju pengisian maksimal 2.500 L/min;
b. Internal valve dipasang untuk tiap kompartemen pada bagian ujung
paling dasar, hal ini agar pembongkaran muatan dapat habis;
c. Internal valve dan dudukannya harus dilindungi dari bahaya pecah
akibat terkena tekanan atau benturan dari luar.

2.2.2.3.3.5.9 Pemipaan

a. Pemipaan harus diperhatikan untuk mencegah terjadinya kebocoran


yang dapat membahayakan saat dilakukan pengisian dengan kelajuan
tinggi sampai 2.500 L/min;

2-23
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

b. Pipa bongkar/muat dari bahan tahan karat, dengan diameter 4,5”


minimal schedule 10 untuk menyambungkan Internal valve dengan
bottom loading adaptor;
c. Pipa bongkar/muat harus mampu menyalurkan muatan dengan laju
pengisian 2.500 L/min dan dirancang untuk working pressure 500 kPa
dan tidak bocor pada 1,5 kali working pressure.

2.2.2.3.3.5.10 Manhole

a. Tangki atau tiap kompartemen harus dilengkapi dengan manhole agar


dapat dilakukan inspeksi;
b. Manhole yang digunakan dari bahan aluminium tipe quick action
lockable berukuran 16” atau 20” yang sesuai untuk jenis operasi
pengisiannya, direkomendasikan tipe manhole dengan pemasangan
menggunakan baut (tipe bolted).

2.2.2.3.3.5.11 Vapour collection vent

a. Tangki harus dilengkapi dengan Vapour collection vent atau air vent
yang dipasang untuk setiap kompartemen tangki pada manhole untuk
penyaluran vapour ke coaming sisi penumpang;
b. Vapour collection vent ini harus mempunyai kapasitas yang memadai
untuk mencegah kerusakan pada tangki dari tekanan vapour pada laju
pengisian maksimal 2.500 L/min saat vapour dilepaskan ke udara pada
tekanan atmosfer.

2.2.2.3.3.5.12 Bottom loading adaptor/discharge valve/API valve7

a. Bottom loading adaptor yang digunakan berukuran 4”, standar flange


mengacu Tank Truck Manufacturer’s Association (TTMA) untuk tiap
kompartemen tangki;
b. Bottom loading adaptor dipasang pada tangki sisi penumpang, jarak
spasi antar titik tengah valve harus lebih dari 254 mm
7
American Petroleum Institute, 1998, Bottom Loading and Vapour Recovery for MC-306 Tank Motor Vehicles
th
7 Edition, Northwest Washington D.C.
2-24
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

(direkomendasikan 330 mm) dan lebar panel antara titik tengah valve
paling kiri dengan titik tengah valve paling kanan maksimal 1.830 mm;
c. Untuk kemudahaan operasi pengisian, pada tangki semi trailer
ketinggian titik tengah outlet valve antara 750 mm sampai 850 mm dari
atas permukaan jalan dan pada tangki rigid maksimal 1.100 mm dari
atas permukaan jalan.

2.2.2.3.3.5.13 Coaming vent

Coaming vent atau dump vent untuk pelepasan vapour dari jalur vapour
pada coaming ke udara bebas, jika tidak tersedia unit penampung vapour
pada lokasi bongkar/muat.

2.2.2.3.3.5.14 Vapour adaptor

Vapour adaptor digunakan untuk menyalurkan vapour dari mobil tangki ke


lokasi pemuatan atau untuk menerima vapour dari tangki timbun
pelanggan ke mobil tangki.

2.2.2.3.3.5.15 Panel valve

Panel valve berfungsi sebagai perlindungan tambahan pada area


bongkar/muat terhadap kemungkinan singgungan di sekitar area
bongkar/muat serta mencegah akses yang tidak diizinkan.

2.2.2.3.3.5.16 Sistem interlock udara

Sistem operasi bongkar/muat pada mobil tangki diatur dengan interlock


udara untuk meningkatkan keamanan dan kemudahan operasi dengan
pneumatic.

2.2.2.3.3.5.17 Ketentuan tera

Tangki yang diberlakukan sebagai alat ukur harus ditera dan ditera ulang
sesuai ketentuan dari Dinas metrologi dan dibubuhkan/dipasang tanda
tera.

2-25
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

2.2.2.3.3.5.18 Penandaan hasil keur dan barang cair mudah terbakar

Dipasang pelat pada kedua sisi tangki dekat dengan prime mover atau
truk rigid dengan ukuran 800 x 600 mm. Pelat dicat dengan warna merah
yang sama dengan warna merah tangki menggunakan Pantone 186 C.

2.2.2.3.3.5.19 Power Take Off (PTO) dan pompa produk

Untuk pembongkaran muatan kepada pelanggan yang tidak dapat


dilakukan secara gravitasi, mobil tangki dapat dilengkapi dengan peralatan
pompa berpenggerak PTO.

2.2.2.3.3.5.20 Sistem meter

Sistem meter dapat dipasang pada mobil tangki jika diperlukan, dengan
ketentuan untuk mobil tangki yang hanya melayani penjualan eceran
dengan penyerahan muatan yang tidak penuh satu kompartemen atau
satu tangki.

2.2.2.4 Standar sarana dan fasilitas penerimaan melalui RTW

Fasilitas penerimaan BBM dengan RTW adalah peralatan/perlengkapan


yang ada di antara outlet/inlet RTW sampai dengan inlet/outlet tangki
timbun yaitu: pipa/slang, valve, strainer, pompa, manometer, bonding
cable.

RTW dirancang untuk mengangkut hanya satu jenis BBM saja, sehingga
tangkinya tidak dibagi dalam kompartemen terpisah. Meskipun demikian
untuk mengurangi goncangan ketika RTW atau gerbong ketel bergerak,
tangki-tangki tersebut dilengkapi dengan transverse buffles (sekat
melintang).

RTW berbentuk silinder dan dilengkapi dengan sebuah top central


manhole yang berfungsi untuk pengisian dan sebagai jalan masuk bila
dilakukan pembersihan dan atau perbaikan bagian dalam tangki. RTW
merupakan rangkaian tangki horizontal, yang dipasang di atas chassis
dengan roda, yang pengoperasiannya ditarik dalam rangkaian kereta api.
2-26
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

2.2.2.4.1 Konstruksi umum

a. RTW dirancang/dikonstruksi harus sesuai dengan ketentuan dari PT


KAI dan sifat produk BBM;
b. Kerangka (chassis) harus dikonstruksi sesuai persyaratan dan
spesifikasi teknik dengan memperhatikan faktor keselamatan baik
produk, personal maupun lingkungan;
c. Tangki underframe dan running gear harus dikonstruksi dengan kuat
serta dibuat dari bahan tahan api. Hal ini untuk menjaga kebocoran
produk pada saat operasi normal dan meminimalkan bahaya jika terjadi
kecelakaan.

2.2.2.4.2 Persyaratan Umum

2.2.2.4.2.1Lokomotif

a. Lokomotif pembawa RTW yang menggunakan tenaga penggerak mesin


diesel diizinkan masuk ke area penimbunan BBM;
b. Lokomotif dengan sistem pembakaran (lokomotif uap) tidak diizinkan
masuk ke area penimbunan BBM.

2.2.2.4.2.2Tangki

Konstruksi tangki berbentuk silinder menggunakan pelat baja, konstruksi


harus memenuhi persyaratan dan spesifikasi teknik yang sesuai dengan
sifat produk BBM. Tangki harus dilengkapi dengan peralatan-peralatan
sebagai berikut:
a. Ruang penguapan
Tangki pengangkut BBM harus dilengkapi dengan ruang penguapan,
besar ruang penguapan minimal 4% dari total volume produk yang
dimuat.
b. Manhole dan tutup manhole
Tangki harus dilengkapi lubang periksa (manhole) untuk memeriksa
bagian dalam tangki. Manhole harus cukup memungkinkan seseorang
keluar/masuk tangki tanpa kesulitan. Tutup manhole harus dilengkapi
2-27
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

lubang untuk tempat penyegelan. Pada leher manhole dipasang baut


tera sebagai batas isi tangki. Antara manhole dan tutup manhole harus
dilengkapi seal untuk mencegah kebocoran dan kontak antar metal.
Tutup manhole harus dilengkapi dengan baut pengunci.
c. PV valve atau free vent
Tangki isi BBM harus dilengkapi dengan PV valve dan free vent. PV
valve dan free vent dihubungkan langsung ke dalam ruang uap (vapour
space)
c. Valve
Tempat pengeluaran di bagian bawah harus disambung dengan
primary internal foot valve dan secondary external valve, untuk
meyakinkan posisi valve dalam keadaan tertutup/terbuka sempurna.
d. Tangga
Tangki harus dilengkapi dengan tangga dalam dan luar. Tangga dalam
berfungsi untuk memasuki bagian dalam pada saat pemeriksaan atau
perbaikan. Tangga luar berfungsi untuk menaiki bagian atas tangki
pada saat perbaikan maupun operasi pengisian dan penerimaan.

2.2.2.4.2.3Penandaan

Penandaan setiap tangki harus mengacu pada ketentuan yang berlaku.


Penandaan setiap tangki harus mengacu pada ketentuan desain PT
PERTAMINA (PERSERO) dan logo standar pada sign board,
menggunakan material scotchlight 3M dan ditempatkan di lokasi yang
dipilih.
Tangki dilengkapi dengan tulisan sebagai berikut: 8, 9
a. ‘Dilarang Merokok’ dan ‘No Smoking’;
b. Flammable liquid (classifications 3);
c. Hazard Material/Hazard Chemical;
d. Tulisan “Keep Exit Clear” di pintu dan bumper;

8
NFPA 407. 2007. Standard for Aircraft Fuel Servicing 2007 edition. Massachusetts. USA.
9 th
IATA. 2013. Dangerous Goods Regulations 54 Ed. Montreal. Geneva.
2-28
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

e. Larangan penggunaan telepon selular diletakkan pada kanan dan kiri


pintu serta di dalam kabin;
f. Tanda-tanda Keselamatan untuk semua item risiko tinggi harus dengan
jelas diberi label untuk keselamatan operasi.

2.2.2.4.2.4Bonding cable

Tangki harus dilengkapi dengan terminal bonding cable, digunakan untuk


menyalurkan listrik statis pada waktu operasi pemuatan/penyaluran.

2.2.2.4.2.5Bottom loading

Dilengkapi dengan fasilitas bottom loader yang dilengkapi dengan sistem


pengaman.

2.2.2.5 Standar sarana dan fasilitas penerimaan melalui drum

Fasilitas penerimaan BBM dengan drum adalah: alat pencuci drum,


tempat pengisian drum, alat angkut/truk yang memenuhi syarat.

2.2.2.5.1 Persyaratan drum

Konstruksi drum dengan bentuk silinder menggunakan plat baja,


konstruksi harus memenuhi persyaratan dan spesifikasi teknik yang
sesuai dengan sifat produk BBM. Konstruksi lokasi penempatan drum
dibuat dari beton bertulang kedap air. Lokasi penyimpanan drum diberi
pelindung untuk mencegah terjadinya penguapan berlebihan, serta
kerusakan drum oleh cuaca. Lantai bangunan penyimpanan drum
dikonstruksi dengan baik, lantai dan jalur jalan menuju ke tempat
penyimpanan terbuka bebas lubang-lubang atau bahaya lainnya.
Bangunan penyimpanan drum dikelilingi dengan selokan/parit yang
dialirkan ke oil catcher.

2-29
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

2.2.2.5.2 Sarana dan fasilitas

a. Konstruksi penempatan drum dibuat dari beton bertulang kedap air,


yang diberi pelindung untuk mencegah terjadinya penguapan
berlebihan, serta kerusakan drum oleh cuaca;
b. Lantai bangunan dibuat dengan konstruksi yang baik;
c. Lantai dan jalur jalan menuju ke tempat penyimpanan terbuka, bebas
dari lubang-lubang, bahaya dan rintangan lainnya dan sebaiknya diberi
pembatas garis putih;
d. Konstruksi penempatan drum dikelilingi dengan selokan/parit yang
dialirkan ke oil catcher.

2.3 Standar Sarana dan Fasilitas pada Operasi Penimbunan BBM

2.3.1 Sarana dan Fasilitas Operasi Penimbunan dengan Tangki


Timbun

Tangki timbun10 digunakan untuk menyimpan BBM hasil penerimaan,


sebelum dilakukan kegiatan penyaluran ke pihak yang membutuhkan.
Jumlah dan ukuran tangki di lokasi kerja harus cukup tersedia sesuai
dengan kapasitas kerja dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. Volume penjualan periode puncak;
b. Tingkat persediaan minimum;
c. Pola operasi tangki penerimaan;
d. Periode pembersihan rutin tangki (Tank cleaning);
e. Jadwal inspeksi tahunan tangki timbun.

Fasilitas Penimbunan/Penyimpanan BBM terdiri atas:

a. Tangki silindris tegak atap tetap kerucut (fixed cone roof);


b. Tangki silindris tegak atap tetap kubah (fixed dome roof);
c. Tangki silindris tegak atap bergerak (floating roof);
d. Tangki silindris datar (horizontal);

10
ASME Section-VIII Divison 1, 2013, Rules for Construction of Pressure Vessels, The American Society of
Mechanical Engineering, New York

2-30
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

e. Tangki silindris datar setengah pendam (horizontal semi buried tank),


umumnya dipakai di lokasi TBBM kecil;
f. Tangki silindris datar pendam (horizontal buried tank), umumnya
dipakai di SPBU;
g. ISO tank, untuk dipasang di atas truck chassis.
h. Floating storage (tanker/oil barge).

Pada umumnya tangki yang dipakai untuk menimbun BBM adalah tangki
silindris tegak dengan atap tetap bentuk kerucut (fixed cone roof) dan/atau
tangki silindris datar setengah pendam (horizontal semi buried tank).

Tangki untuk menyimpan produk BBM dibangun dengan suatu rancangan


untuk mencegah masuknya air dan kotoran. Pada dasar tangki berbentuk
sedemikian, mempunyai suatu titik terendah, sehingga air dan sedimen
menuju titik terendah, selanjutnya dengan mudah dilaksanakan draining.

Tangki jenis cone roof tank umumnya dibuat dari baja karbon rendah yang
memenuhi syarat (mild steel) disambung dengan las. Tangki ini didirikan
di atas suatu pondasi yang mampu menahan beban dari tangki beserta
isinya. Pondasi ini juga berfungsi untuk mencegah tergenangnya plat
dasar tangki oleh air, agar kecepatan laju korosi dapat dikurangi, dengan
ketinggian pondasi 60 cm di atas tanah.

2.3.1.1 Konstruksi Tangki

2.3.1.1.1 Klasifikasi tangki

Menurut bentuk dan konstruksinya tangki dibagi menjadi dua yaitu tangki
vertikal dan tangki horizontal.

2.3.1.1.1.1Tangki vertikal

Tangki vertikal dapat dibedakan menurut bentuk atapnya yaitu:


a. Fixed roof tank
Fixed roof tank atau tangki dengan atap tetap, atapnya dapat
berbentuk cone dan dome.

2-31
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

b. Floating roof tank


Floating roof tank atau tangki dengan atap floating (mengapung),
bekerja pada tekanan atmosfer, kelebihan tekanan akan dibuang ke
atmosfer melalui bagian pinggir tangki.

2.3.1.1.1.1.1 Konstruksi cone roof tank

Konstruksi tangki tegak terdiri atas atap (roof), kolom, dinding (shell), dan
dasar (bottom).
a. Konstruksi atap (roof)
 Bentuk atap cone (kerucut) dengan sudut kemiringan standar API

650, slope = 1 : 6,
 Tebal pelat minimum 3/16” (tidak termasuk tambahan ketebalan
karena faktor korosi/corrosion allowance),
 Bentuk sambungan lap welding dengan overlap minimum 30 mm dan

jarak antara sambungan harus lebih besar dari 50 mm.


b. Rafter
Adalah salah satu bagian dari rangka atap tangki yang berfungsi untuk
menopang/menyangga pelat atap dan peralatan kelengkapan tangki
yang ada diatasnya.
c. Girder
Adalah salah satu bagian dari rangka atap tangki yang berfungsi untuk
menopang/menyangga rafter dan pelat atap yang ada diatasnya.
d. Konstruksi Kolom
Fungsi dari kolom adalah untuk menopang seluruh fasilitas yang ada
pada atap tangki.
e. Konstruksi dinding (shell)
Ketebalan dinding tangki bervariasi, makin ke bawah makin tebal
dengan konstruksi rata pada bagian dalam.
f. Konstruksi dasar (bottom)
Pelat dasar tangki dapat dibuat setipis-tipisnya karena akan menerima
beban yang sama rata. Namun karena pengaruh korosi dan

2-32
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

kemungkinan ketidakstabilan dari pondasi yang dapat menyebabkan


terjadinya lendutan (sagging), maka tebal pelat dasar dibuat dengan
ketebalan minimum 1/4 inci belum termasuk corrosion allowance.

2.3.1.1.1.1.2 Kelengkapan tangki vertikal

Kelengkapan tangki vertikal antara lain:


a. Vent atau ventilasi, berguna untuk mengatur pernapasan tangki.
Selama proses pengisian atau pengosongan tangki akan terjadi
perbedaan tekanan antara tekanan di luar dengan tekanan di dalam
tangki, sehingga perlu dipasang vent untuk mengatur keseimbangan
tekanan.
b. Jenis-jenis vent antara lain: free vent (untuk produk Kelas B) atau open
vent dan pressure vacuum valve (PVV untuk produk Kelas A);
c. Manhole/lubang kerja;
d. Gauge hatch (lubang ukur);
e. Grounding Cable, berfungsi untuk menyalurkan listrik statis. Bahan
terbuat dari tembaga. Persyaratan pemasangannya adalah ujung kabel
yang ditanam harus mencapai air tanah. Hubungan badan tangki
dengan pipa pembumian menggunakan kabel tembaga ukuran
minimum 75 mm;
f. Water spray piping, berfungsi untuk mendinginkan tangki pada waktu
udara sangat panas atau bila terjadi kebakaran pada tangki di
sekitarnya. Alat dipasang di atas puncak tangki dan salurannya
dihubungkan dengan water hydrant.
g. Dip plate (meja ukur);
h. Inlet dan outlet pipa;
i. Low point sump;
j. Splash plate;
k. Level indicator;
l. Automatic Tank Gauging (ATG);
m. Foam piping.

2-33
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

2.3.1.1.1.1.3 Persyaratan minimum tangki timbun vertikal

a. Pada dasar tangki berbentuk sedemikian, mempunyai suatu titik


terendah, sehingga air dan sedimen menuju titik terendah, selanjutnya
dengan mudah dilaksanakan draining;
b. Untuk mencegah masuknya benda asing, lubang ventilasi tersebut
harus dilengkapi screen dengan ukuran lubang minimum 5 mm (0,25
inci);
c. Pada titik terendah dilengkapi dengan low point sump, pipa drain, dan
valve untuk draining, yang digunakan untuk melaksanakan draining air
dan sedimen. Pipa drain harus dari material yang tidak berkarat,
diusahakan jangan sampai terjadi galvanic action yang terjadi akibat
dari konstruksi metal yang jenisnya tidak sama (sebagai contoh antara
stainless steel dan mild steel);
d. Tangki harus secara jelas diberi kode produk, minimal menunjukkan
tanggal internal inspection, cleaning terakhir;
e. Bagian atas tangki memiliki pegangan tangan (handrail) dengan
walkway dan centre rail untuk mencegah agar tidak terjatuh;
f. Semua tangki baru harus dilengkapi dengan high level alarm system.
Juga direkomendasikan untuk memasang high level alarm terhadap
tangki yang ada saat ini.

2.3.1.1.1.2Tangki horizontal

Kapasitas tangki horizontal bervariasi antara 15 kL sampai dengan 100


kL.
Jenis tangki horizontal adalah sebagai berikut:
a. Above ground tank;
b. Semi buried tank;
c. Under ground tank/fully buried tank (tangki yang seluruh badan tangki
terpendam dalam tanah).
Pada tangki semi buried dan fully buried, dinding tangki bagian luar
dilapisi aspal setebal 3 mm untuk mencegah korosi. Pada bagian manhole
2-34
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

covernya dilindungi dengan dombak yang terbuat dari beton cor yang
berukuran 1 x 1 m dengan tutup terbuat dari pelat besi setebal 1/8”
dengan frame dari besi siku 2” x 2”. Saluran outlet letaknya kurang lebih
15 cm dari dasar tangki. Jalur pipa yang terpasang menggunakan material
carbon steel. Slope kemiringan tangki yang diizinkan menurun ke tempat
sump. Perlengkapan tangki horizontal adalah: manhole, inlet dan outlet
pipa, thief pipe, dip pipe, free vent / pv valve, grounding cable, inspection
hatch, dombak untuk semi buried dan fully buried tank, automatic tank
gauging (ATG), dan hand rail untuk above ground tank.

2.3.1.1.2 Tanggul

Tanggul-tanggul tangki dan dinding penahan harus selalu dijaga


kondisinya agar tetap baik. Permukaan tanah di dalam area tanggul tangki
dibuat miring ke arah luar. Pipa-pipa yang berada di dalam area tanggul
tangki harus dijaga jangan sampai terkena paparan api dengan cara
berikut:
a. Dibuat parit hingga minyak tidak terkumpul di bawah pipa;
b. Apabila pembuatan parit tidak memungkinkan, pipa-pipa di dalam area
tanggul tangki ditutup dengan tanah campur kerikil, dan dilakukan
pencegahan terhadap karat.

Pintu tanggul harus selalu tertutup dan jika ada air hujan bisa dibuka.
Semua jalan menuju ke tangki harus diberi penerangan yang cukup. Anak
tangga yang cukup harus tersedia ke atas tanggul, dan jalan setapak
dengan permukaan keras yang menuju ke arah tangga.

2.3.1.1.3 Tangga

Semua tangga harus selalu dijaga dalam keadaan baik, dan setiap ada
kerusakan harus segera dilaporkan dan diperbaiki.

2-35
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

2.3.1.1.4 Peralatan pembuangan (relieving devices)

Semua tangki dan bejana harus diproteksi dengan alat penganginan


(atmospheric vents) atau peralatan pembuang tekanan (pressure/vacuum
relieving devices) sesuai dengan fungsinya dan harus dijaga agar alat-alat
tersebut selalu dalam kondisi baik melalui inspeksi rutin.

2.3.1.1.5 Lubang ukur

Penutup Iubang ukur, Iubang pengambilan contoh, dan manhole harus


selalu dijaga dalam keadaan tertutup apabila tidak dipergunakan untuk
keperluan operasi.

2.3.1.1.6 Manhole

Manhole digunakan sebagai sarana untuk masuk orang ke dalam setiap


tangki atau bejana yang jika berbentuk segi empat harus berukuran
sekurang-kurangnya 18" x 16" (45,7 x 40,6 cm) , dan jika berbentuk
lingkaran, sekurang-kurangnya mempunyai diameter 18" (45,7 cm).
Penyimpangan dari ukuran tersebut harus mendapat persetujuan dari
instansi pemerintah atau pejabat pemerintah yang berwenang. Metode,
jalan masuk, dan jalan keluar yang aman harus tersedia pada setiap
manhole.

2.3.1.1.7 Kerangan

Semua kerangan pada tangki dan bejana harus dipasang sedemikian


rupa, sehingga mudah untuk dijangkau saat dioperasikan. As dan roda
kerangan tidak boleh menimbulkan bahaya benturan (striking hazards).

2.3.1.1.8 Bak dan lubang penampung minyak (sump dan pit)

Semua bak dan lubang penampung minyak harus dilengkapi dengan


pagar pelindung dengan ketinggian sekurang-kurangnya satu meter atau
ditutup secara sempurna dengan lantai dari jenis yang memenuhi syarat.

2-36
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

2.3.1.1.9 High level alarm

High level alarm harus dipasang pada tangki-tangki yang menerima


bahan/produk kelas I dan kelas II dari saluran pipa atau dari kapal. Alarm
akan berbunyi di tempat kerja yang ada petugasnya apabila permukaan
cairan di dalam tangki melebihi batas tertinggi yang telah ditentukan. Alat
untuk membunyikan alarm tidak tergantung kepada instrumentasi
pengukur tangki.

2.3.1.1.10 Sistem proteksi petir

Tangki dan bejana harus dilengkapi dengan sistem proteksi petir yang
dirancang sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu operasi dan
mudah perawatannya. Jika terjadi sambaran petir, sistem proteksi petir
harus berfungsi sehingga:
a. Dapat mengendalikan arus petir;
b. Tidak menimbulkan tegangan induksi yang menyebabkan adanya
bunga api di area yang berbahaya;
c. Tidak timbul elevasi tegangan yang dapat merusak peralatan;
d. Tidak membahayakan manusia.

2.3.1.1.11 Peralatan pencegah muatan listrik statis

Untuk mencegah timbulnya muatan listrik statis maka dilakukan:


a. Memasang grounding dan bonding system;
b. Memberikan anti static additive pada cairan.

2.3.1.1.12 Oil catcher

Oli cather adalah instalasi untuk mencegah pencemaran air jika disalurkan
ke badan air.

2-37
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

2.3.1.2 Pemeliharaan sarana dan fasilitas operasi penimbunan


dengan tangki timbun

Beberapa bagian dari tangki timbun perlu dipelihara sehingga dapat


meningkatkan kehandalan operasinya. Berikut ini bagian dari tangki
timbun beserta pemeliharaannya:
a. Ventilasi
Periksa secara visual semua ventilasi/lubang udara dan katup
pernapasan dan bersihkan dan/atau ganti kasa. Kasa yang digunakan
berukuran 5 sampai 6 mm. Penggunaan kasa dengan ukuran yang
lebih kecil tidak disarankan karena dapat menimbulkan risiko
melekatnya kotoran atau penyumbatan yang dapat menghalangi aliran
udara di tangki.
b. Pondasi tangki
Pemeliharaan terhadap pondasi tangki meliputi:
 Pembersihan rumput-rumput yang dapat merusak pondasi tangki,

 Lapisan aspal pelindung dijaga jangan sampai terkena erosi air hujan

yang dapat mengakibatkan penipisan,


 Pembersihan sudut-sudut di bawah konstruksi tangki dari kotoran

yang dapat mengakibatkan korosi,


 Pembersihan saluran drainase dari kotoran sehingga tumpahan

minyak dapat mudah mengalir ke oil catcher,


 Pasir penyerap tumpahan minyak ditambahkan di sekitar tangki (di

dalam bund wall), apabila dipandang sudah tidak mampu menyerap


lagi.
c. Grounding cable
Bersihkan terminal pada kotak tempat tersambungnya kabel dari tangki
dan kabel pipa pembumi. Kencangkan baut pengikat dengan
sempurna. Setiap 6 bulan sekali lakukan pengukuran nilai tahanannya.
Sebelum dilakukan pengukuran baut pengikat kabel dilepas dahulu
dan dibersihkan ujung-ujungnya. Pengukuran menggunakan earth
resistance tester dengan ketentuan batasan tahanan maksimum.

2-38
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Setelah selesai pengukuran, kabel pembumian dipasang kembali


dengan pengikat yang kuat.
d. Water spray
Pemeliharaan water spray dilakukan bulanan meliputi pemeriksaan
kondisi cat pipa, pelumasan pada kerangan yang menuju masing-
masing tangki, serta pada waktu air tercurah apakah merata benar
pada seluruh permukaan tangki.
e. Dinding tangki
Pememeriksaan dinding tangki dilakukan bersamaan dengan non
destructive test meliputi:
 Sudut-sudut sambungan antara shell dan annular dibersihkan dari

kotoran yang dapat mengakibatkan pengkaratan,


 Pemeriksaan ketebalan shell dengan ultrasonic thickness meter,

 Mengamati secara seksama pada bagian yang mengalami korosi

dan membuat catatan khusus untuk dipakai sebagai pedoman


perhitungan retiring criteria.
f. Painting
Setiap tiga tahun sekali dilakukan pemeriksaan ketebalan painting
eksternal tangki dengan alat thickness gauge. Tebal lapisan minimal
350 mikron.

2.3.1.3 Inspeksi dan pembersihan tangki

Tangki BBM harus secara periodik minimum setiap tahun diperiksa secara
visual. Inspeksi visual eksternal tangki dilaksanakan setahun sekali.
Pemeriksaan meliputi tapi tidak terbatas pada aksesoris-aksesoris tangki
seperti free vent, PV valve, ketegakan dinding tangki, dan kondisi pondasi.
Pembersihan tangki (tank cleaning), inspeksi internal tangki dan proses
kalibrasi dilaksanakan lima tahun sekali. Pemeriksaan secara visual
bagian dalam tangki melalui roof manhole. Apabila dari hasil pemeriksaan
secara visual, kondisi tangki masih bersih, tidak perlu dilaksanakan tank
cleaning. Dilakukan pemeriksaan secara visual lagi setelah satu tahun.

2-39
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Apabila dari hasil pemeriksaan secara visual, terdapat jumlah kotoran


yang tidak wajar, maka harus dilaksanakan tank cleaning. Pada waktu
pemeriksaan tangki atau tank cleaning, harus mengikuti peraturan
keselamatan kerja.

Periode pembersihan tangki dapat diperpanjang sampai lima tahun


dengan syarat berdasarkan data historis pembersihan tangki dan inspeksi
yang menunjukkan bahwa tangki mengandung sedikit kotoran, dan hasil
microbiological test menunjukkan hasil yang baik.
Periode pembersihan tangki dapat diperpendek apabila umur filter
pendek, mutu bahan bakar di downstream menunjukkan adanya
kontaminan dalam jumlah yang berlebihan, dan pada pemeriksaan drain,
contoh menunjukkan adanya karat, mikroba, biological growth, atau
pencemaran lainnya yang berlebihan.

Hal-hal yang harus diperiksa pada saat melakukan nondestructive test


adalah:
a. Ketebalan eksternal painting tangki;
b. Ketebalan pelat tangki;
c. Kondisi sambungan pelat;
d. Adanya tanda-tanda korosi;
e. Deformasi bentuk tangki;
f. Pemeriksaan aksesori internal tangki.
Hasil pemeriksaan visual setelah pembersihan tangki timbun meliputi
pencatatan jenis dan jumlah endapan yang didapat di dasar tangki,
pemeriksaan dan pencatatan kondisi bagian dalam tangki (interior, dan
kelengkapan lainnya).

Tanggal terakhir pelaksanaan tank cleaning dan inspection harus


dituliskan pada dinding tangki. Tidak diizinkan menggunakan bahan kimia
atau bahan pembersih yang dapat menyebabkan kontaminasi pada
produk yang disimpan dalam tangki.

2-40
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

2.3.1.4 Kalibrasi tangki

Setelah tangki dibersihkan dan diinspeksi bagian internalnya maka


dilakukan kalibrasi volume tangki. Kalibrasi ini dilakukan secara periodik
setiap lima tahun sekali oleh Dinas Metrologi terdekat.

2.3.2 Standar dan Sarana Fasilitas Penimbunan di dalam Drum

Standar dan sarana fasilitas penimbunan di dalam drum mengacu pada


bagian 2.2.2.5.

2.3.3 Standar dan Sarana Fasilitas Penimbunan di dalam Mother Ship

Fasilitas sarana dan fasilitas penimbunan di dalam mother ship dapat


dilihat pada bagian 2.2.1.1.9.

2.4 Standar Sarana dan Fasilitas pada Operasi Penyaluran BBM

Operasi penyaluran BBM dilaksanakan melalui moda transportasi


laut/sungai dan darat.

2.4.1 Standar Sarana dan Fasilitas Penyaluran melalui Laut/Sungai

Penyaluran BBM melalui laut/sungai dilakukan dengan menggunakan


tanker/tongkang. Fasilitas penyaluran BBM melalui tanker/tongkang dapat
dilihat pada bagian 2.2.1.

2.4.2 Standar Sarana dan Fasilitas Penyaluran melalui Darat

Sarana Fasilitas Penyaluran melalui darat meliputi: pompa, mobil tangki,


pipa, drum, filling shed, fuel dispenser, dan service tank truck.

2.4.2.1 Standar sarana dan fasilitas pompa

Pompa merupakan sarana untuk memindahkan BBM dari satu tempat ke


tempat lainnya. Persyaratan pompa dapat dilihat pada bagian 2.2.2.1.

2-41
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

2.4.2.2 Standar sarana dan fasilitas penyaluran melalui mobil tangki

Fasilitas penyaluran BBM melalui mobil tangki/ISO tank adalah


peralatan/perlengkapan yang ada di antara outlet mobil tangki/ISO tank
sampai dengan inlet tangki timbun. Persyaratan mobil tangki dapat dilihat
pada bagian 2.2.2.3.

2.4.2.3 Standar sarana dan fasilitas penyaluran melalui pipa

Pada fasilitas penyaluran melalui pipa, faktor safety harus lebih


diperhatikan karena biasanya jarak dari pengiriman ke penimbunan cukup
jauh dan melewati berbagai kondisi daerah (area). Persyaratan pipa dapat
dilihat pada bagian 2.2.2.2.

Fasilitas penyaluran melalui pipa meliputi fasilitas yang terdapat pada:


stasiun pengirim, stasiun penguat, dan stasiun penerima.

2.4.2.4 Standar sarana dan fasilitas penyaluran melalui drum

Standar dan sarana fasilitas penyaluran melalui drum mengacu pada


bagian 2.2.2.5.

2.4.2.5 Standar sarana dan fasilitas penyaluran melalui filling shed

2.4.2.5.1 Desain dan konstruksi filling shed

Letak dan bentuk filling shed disesuaikan dengan kegiatan pembongkaran


dan pemuatan di lokasi. Meter arus sebaiknya sedekat mungkin
dengan tempat pemuatan (topping up). Bila terdapat beberapa tempat
pemuatan, maka harus diperhitungkan jarak antara kendaraan
terpanjang (mobil tangki) untuk kemudahan pergerakan kendaraan masuk
dan keluar.
Bila filling shed dilengkapi atap pelindung, ketinggian atap harus
diperhitungkan sehingga memudahkan petugas melaksanakan
pemeriksaan dari manhole. Atap pelindung harus terbuat dari bahan yang
tahan api dan tidak mudah rusak karena sengatan matahari, tiupan angin,

2-42
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

atau terpaan hujan. Atap pelindung tidak boleh menggunakan bahan yang
terbuat dari asbes karena asbes bersifat karsinogenik.
Lebar/panjang filling shed disesuaikan dengan jumlah filling point dengan
lantai bangunan berupa semen dengan fondasi yang kuat menahan beban
mobil tangki yang terberat serta dilengkapi parit yang tertutup jeruji besi
sehingga bila terjadi tumpahan tidak menyebar. Tiang bangunan harus
terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar seperti misalnya besi.

Persyaratan filling shed antara lain:


a. Sarana pembongkaran (discharge) ataupun pemuatan (topping up)
dapat menggunakan rigid pipe (loading arm) atau slang;
b. Harus dilengkapi tombol emergency shut off. Tombol emergency shut
off harus mudah diakses dari berbagai arah;
c. Harus dilengkapi titik penyalur listrik statis (bonding point) atau kabel
penyalur listrik statis (bonding cable) yang terhubung dengan
perpipaan;
d. Setiap peralatan listrik yang terpasang pada filling shed seperti lampu,
tombol/saklar, dan koneksi kabel harus memenuhi klasifikasi areanya
(hazardous area). Hal ini untuk mencegah terjadinya kebakaran.

2.4.2.5.2 Inspeksi dan pemeliharaan filling shed

Setiap hari dilakukan pengamatan di area filling shed (loading point &
discharge point) untuk mengamati adanya kebocoran di loading arm,
slang, coupler, dan lain-lain. Sebelum dan selama proses penerimaan
dan/atau pemuatan harus dilakukan pengamatan adanya kebocoran.
Bila terdapat kebocoran dilakukan perbaikan. Aktivitas pemeliharaan
filling shed meliputi:
a. Slang dan coupling
Prosedur pelaksanaan inspeksi dan pemeliharaannya mengacu pada
manual pemeliharaan dari pabrikan.
b. Loading arm
Pemeliharaan preventive loading arm mengacu pada manual
2-43
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

pemeliharaan dari pabrikan.

2.4.2.6 Standar sarana dan fasilitas penyaluran melalui fuel


dispenser

Fuel dispenser digunakan untuk menyalurkan BBM dari tangki ke


kendaraan pelanggan.

2.4.2.6.1 Persyaratan fuel dispenser

Fuel dispenser dilengkapi dengan unit hidrolik (dispensing monoblock dan


flowmeter). Unit dispensing dilengkapi oleh filter inlet dan outlet, separator
udara dan uap air, check valve, dan pompa rotari yang dilengkapi dengan
alat pengatur tekanan. Fuel dispenser ini juga dilengkapi dengan
kalkulator elektronik yang memiliki unit periksa-mandiri dan tampilan yang
menunjukkan volume BBM yang dikeluarkan dalam satuan liter dan harga
satuannya.

Slang pengeluaran (dispensing hose) terbuat dari karet berkualitas tinggi


tahan terhadap BBM terutama biodiesel (FAME), serta antistatiknya harus
diperhatikan, pada umumnya slang karet ini terhubung dengan sistem self
winding-nya. Fuel dispenser juga dilengkapi dengan automatic stop
nozzle. Komponen-komponennya (seperti pintu, penutup, dan pengaman)
terbuat dari lapisan tahan api. Bagian-bagian rangka penunjang dispenser
dilapisi oleh lapisan tahan karat (stainless).

Jarak horizontal terjauh dan ketinggian isap pemasangan fuel dispenser


dari tangki BBM disesuaikan dengan rekomendasi pabrik pembuat.
Sumber tenaga listrik untuk fuel dispenser dilengkapi dengan
uninterruptable power supply (UPS).
Fasilitas lain yang harus dipenuhi pada penyaluran menggunakan
dispenser adalah:
a. Harus tersedia penerangan yang cukup dan aman;
b. Pada bagian atas bangunan dispenser harus dilengkapi dengan
penerangan tidak kurang dari 100 lux;

2-44
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

c. Pompa dan dispenser dapat diletakkan dalam satu unit atau dapat
diletakkan secara terpisah;
d. Lantai dispenser dibangun lebih tinggi dari pada lantai badan jalan
pengisian;
e. Perpipaan harus memenuhi persyaratan yang meliputi aspek material,
fabrikasi, dan pengetesan agar dapat menahan tekanan kerja yang
ditentukan;
f. Pemasangan pipa harus sesuai dengan standar yang berlaku.

2.4.2.6.2 Pemeliharaan fuel dispenser

Aktivitas pemeliharaan fuel dispenser diantaranya adalah:


a. Kebersihan seluruh rangkaian fuel dispenser dipelihara, sehingga
kegagalan sistem yang belum terlihat dapat diidentifikasi dengan
mudah dan diperiksa secepatnya;
b. Seluruh sambungan diperiksa secara sistematis, sambungan diketatkan
dan/atau diberikan seal/perapat bila terjadi kebocoran;
c. V-belt diperiksa dan dikencangkan sesuai rekomendasi pabrik
pembuat;
d. Screw pemasangan motor listrik penggerak pompa diperiksa dan
dikencangkan;
e. Kondisi nozzle diperiksa dan dilakukan perbaikan atau penggantian bila
terjadi kerusakan;
f. Fungsi kunci pintu dan boot akomodasi nozzle (nozzle accommodation
boot) diperiksa;
g. Kebersihan kaca kalkulator dipelihara;
h. Tangki BBM dibersihkan dengan menggunakan sludge pump untuk
mengeluarkan sludge, air, dan pengotor lainnya;
i. Kalibrasi flowmeter fuel dispenser dilaksanakan lima tahun sekali.

2-45
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

2.4.2.7 Standar sarana dan fasilitas penyaluran melalui service tank


truck

Persyaratan service tank truck mirip dengan mobil tangki, namun


diperlukan daya dan torsi mesin yang lebih besar karena jalur medan yang
ditempuhnya. Selain itu juga dilengkapi dengan fasilitas istirahat
pengemudi, Power Take-Off (PTO), meter arus, alat telekomunikasi, dan
satellite tracking.

2.5 Standar Sarana dan Fasilitas Alat Ukur BBM

Alat ukur yang digunakan pada operasi layanan Franco dan VHS meliputi:
meter arus, ATG, dan gauge tape.

2.5.1 Standar Sarana dan Fasilitas Meter Arus

Meter arus yang digunakan pada custody meter berjenis positive


displacement atau turbine meter yang mempunyai ketelitian ± 0,1% dan
repeatability ± 0,01%, disesuaikan dengan karakteristik sistem,
karakteristik produk, range flow, dan range viskositas.
Meter arus dilengkapi alat pelindung meter yang terdiri atas strainer dan
air eliminator/deaerator. Metering system secara keseluruhan dilengkapi
dengan meter fisik (primary device), process transmitter (secondary
device) dan flow computer (tertiary device).

Kalibrasi meter arus oleh Dinas Metrologi minimal setiap tiga tahun sekali.

2.5.2 Standar Sarana dan Fasilitas ATG

Peralatan Automatic Tank Gauging (ATG) terdiri atas:


a. Level gauge;
b. Temperature sensor;
c. Tank side indicator.

Alat-alat tersebut di atas harus bersifat explosion proof dan memiliki


respon dinamik yang cukup bagus dalam memberikan informasi level

2-46
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

cairan saat pengisian atau pengosongan tangki dengan laju alir


maksimum.
ATG harus tahan terhadap tekanan, temperatur dan kondisi lingkungan
lainnya saat digunakan di lapangan. Seluruh bagian dari ATG yang
mengalami kontak dengan produk atau uap produk harus kompatibel
dengan produk, untuk menghindari kontaminasi produk dan korosi pada
ATG.

ATG dilengkapi dengan pengaman untuk mencegah terjadinya


penyesuaian yang ilegal atau gangguan lainnya. ATG yang digunakan
pada custody transfer dilengkapi fasilitas bypass/isolasi untuk kalibrasi.
Bila ada kerusakan, ATG diperbaiki dalam situasi yang aman sesuai
dengan buku petunjuk dari pabrik pembuat.

2.5.3 Standar Sarana dan Fasilitas Gauge Tape

Peralatan gauging tangki secara manual terdiri atas:


a. Gauge tapes;
b. Gauge bobs and bars;
c. Pasta indikator air;
d. Pasta indikator minyak;
e. Water gauge bar;
f. Oil thief.

2-47
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
3
STANDAR PROSEDUR OPERASI
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

33 STANDAR PROSEDUR OPERASI

3.1 Umum

Jaminan kuantitas dan kualitas BBM merupakan hal mutlak dan tidak ada
toleransi terhadap penyimpangan atau ketidaksesuaian. Penyusunan
standar prosedur operasi layanan Franco dan VHS ini dimaksudkan untuk
menjamin bahwa prosedur pengendalian kuantitas dan kualitas
dilaksanakan secara konsisten, cermat, dan penuh rasa tanggung jawab,
dalam rangka mengamankan dilaksanakannya pelayanan yang terbaik
kepada pelanggan dan sekaligus dapat menjamin penerimaan
pendapatan perusahaan.

Di dalam bab ini diuraikan secara terperinci standar prosedur operasi


layanan Franco dan VHS yang wajib dilaksanakan oleh handling agent
IFM PT PERTAMINA (PERSERO) yang meliputi:
a. Pengambilan contoh – membahas persyaratan pengambilan contoh,
titik pengambilan contoh, jenis-jenis contoh, prosedur pengambilan
contoh, dan pengiriman contoh ke laboratorium;
b. Operasi penerimaan BBM dari titik suplai TBBM pada layanan Franco
dan VHS – membahas prosedur operasi penanganan BBM pada
proses penerimaan (sebelum, selama, dan sesudah pelaksanaan
operasi). Operasi penerimaan ini dibedakan berdasarkan moda
transportasi yang digunakan dalam penerimaan, meliputi: moda
transportasi laut/sungai (tanker/tongkang) dan darat (mobil tangki/ISO
tank, RTW, drum, dan melalui pipa);
c. Operasi penimbunan pada layanan VHS – membahas prosedur operasi
penanganan BBM pada saat penimbunan untuk menjamin kuantitas
dan kualitas BBM sebelum diserahkan;
d. Operasi penyaluran pada layanan Franco dan VHS – membahas
prosedur operasi penanganan BBM yang harus dilakukan pada saat

3-1
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

penyerahan BBM kepada pelanggan melalui berbagai moda


transportasi untuk menjamin kuantitas dan kualitas BBM.
Layanan FMS yang merupakan pengembangan dari layanan VHS
memiliki lingkup kegiatan yang lebih luas dibanding VHS. Dalam layanan
FMS, perencanaan kebutuhan BBM pelanggan merupakan tanggung
jawab handling agent. Layanan FMS juga meliputi layanan penyaluran
BBM dari fasilitas penimbunan FMS ke lokasi pelanggan dengan
menggunakan moda transportasi, misal: Service Tank Truck. Operasi
pemuatan BBM ke Service Tank Truck dapat mengacu pada Standar
prosedur operasi pemuatan BBM ke mobil tangki (3.3.4.2.1). Operasi
penyaluran BBM dari Service Tank Truck ke sarana fasilitas pelanggan
dapat mengacu pada Standar prosedur operasi penyaluran BBM
menggunakan mobil tangki (3.3.6.2.1), hanya penyalurannya dilengkapi
dengan flowmeter.

3.2 Standar Prosedur Operasi Pengambilan Contoh11

3.2.1 Persyaratan Pengambilan Contoh

Kegiatan pengambilan contoh harus direncanakan dengan baik. Metode,


prosedur, peralatan, dan bahan yang digunakan dalam pengambilan
contoh serta petugas pengambil contoh/operator harus dapat menjamin
diperolehnya contoh yang representatif dan mampu telusur. Perencanaan
pengambilan contoh rutin tercermin pada label contoh. Untuk pengambilan
contoh yang sifatnya khusus, misal: monitoring, penelitian, investigasi, dan
lainnya diperlukan perencanaan yang lebih terperinci sehingga diperoleh
informasi yang lebih lengkap, seperti pada LAMPIRAN 11. Semua
dokumen dan/atau rekaman/catatan yang berkaitan dengan seluruh
kegiatan pengambilan contoh BBM harus dikelola dengan baik sehingga
mampu telusur. Dokumen dan/atau rekaman dapat berupa softcopy
maupun hardcopy yang disimpan selama minimal tiga tahun, kecuali

11
ASTM D4057, 2012, Standard Practice for Manual Sampling of Petroleum and Petroleum Product, ASTM
International, West Conshohocken, PA.
3-2
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

dokumen dengan periode pelaksanaan berkala setiap satu tahun atau


lebih maka masa simpan dokumen dan rekaman minimal lima tahun atau
lima periode.

Contoh BBM yang diambil atas permintaaan pelanggan atau pihak lain,
harus dibuat contoh duplikat untuk disimpan di terminal penerimaan dan
hanya dapat dimusnahkan setelah diperoleh hasil pemeriksaannya atau
BBM dengan batch yang sama dengan contoh itu telah habis dikonsumsi
oleh pelanggan.

3.2.1.1 Petugas pengambilan contoh

Pengambilan contoh harus dilakukan oleh petugas yang kompeten,


menggunakan peralatan standar, dan mengikuti prosedur yang berlaku
untuk mendapatkan contoh BBM yang representatif. Kompetensi dan
diklat yang diperlukan oleh petugas pengambil contoh mengacu pada Bab
5.

3.2.1.2 Peralatan pengambilan contoh

Pengambilan spot sample dari sarana penimbunan BBM, peralatan


pengambilan contohnya dapat menggunakan sampling can (weighted
beaker). Untuk bottom sampling, peralatan pengambilan contohnya dapat
menggunakan closed-core type sampling thief, core thief, atau extended
sampling tube. Sedangkan untuk drain sampling, peralatan pengambilan
contohnya adalah beaker.
Peralatan pengambil contoh seperti pada Gambar 3.1. Tali sampling can
tidak boleh berbulu dan tidak boleh menggunakan tali dari bahan plastik
atau nilon karena dapat menimbulkan listrik statis.

3-3
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Weighted beaker Closed-core type sampling thief Extended sampling tube

Gambar 3.1 Peralatan Pengambilan Contoh

Pengambilan contoh dengan hatch tangki/kompartemen yang terbuka


memiliki risiko terkait dengan keamanan dan lingkungan. Telah
dikembangkan metode pengambilan contoh sedemikian hingga dapat
meminimumkan uap minyak lepas ke atmosfer melalui penggunaan vapor
control valve (VCV) (Gambar 3.2) yang dapat dipasang pada standpipe,
expansion trunk, ataupun dek kapal. Alat pengambil contoh yang sesuai
dengan fasilitas VCV adalah portable manual sampling unit (PSU) baik
sistem closed (tidak ada uap minyak yang lepas) ataupun restricted
(sedikit uap minyak yang lepas). Peralatan tersebut dapat digunakan pada
operasi pengambilan contoh manual, misal: running, all levels, spot, dan
bottom. Beberapa desain PSU seperti pada Gambar 3.3.

3-4
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Gambar 3.2 Contoh Alat Vapor Control Valve12

13
Gambar 3.3 Contoh Portable Manual Sampling Unit

Wadah pengambil contoh dapat dimasukkan ke dalam suatu pipa


ekstensi, dan diturunkan sampai pada level cairan yang dikehendaki.
Instalasi fasilitas pengambilan contoh dengan menggunakan VCF seperti
pada Gambar 3.4.

12
ASTM D4057, 2012, Standard Practice for Manual Sampling of Petroleum and Petroleum Product, ASTM
International, West Conshohocken, PA.
13
Honeywell, Operation and Service Manual for HERMetic Sampler GTX Chem-Portable Closed Sampling
Device, https://www.honeywellprocess.com/library/support/Public/Documents/SGTX_50442_MASTER.pdf,
diakses pada 12 Agustus 2016.
3-5
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Gambar 3.4 Instalasi Fasilitas Pengambilan Contoh dengan


Menggunakan VCF14

Pada peralatan sampling system restricted, PSU didesaian untuk


mengambil contoh pada kondisi restricted melalui VCV yang terpasang
pada vessel pada umumnya menggunakan sistem tali seperti pada
Gambar 3.5 dan Gambar 3.6. Wadah pengambil contoh dilewatkan
melalui pipa ekstensi, diturunkan ke dalam tangki pada level yang
dikehendaki, dan ditarik kembali. Selanjutnya VCV ditutup kembali dan
wadah pengambil contoh diambil, sehingga hanya terjadi sedikit uap yang
lepas ke atmosfer.

14
Honeywell, Operation and Service Manual for HERMetic Sampler GTX Chem-Portable Closed Sampling
Device, https://www.honeywellprocess.com/library/support/Public/Documents/SGTX_50442_MASTER.pdf,
diakses pada 12 Agustus 2016.
3-6
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Gambar 3.5 Alat PSU Ukuran Volume Kecil (5 cm) dan Volume Besar (10
cm)

Gambar 3.6 Peralatan Pengambil Contoh untuk Sistem Restricted/Closed

Pada sampling sistem closed, peralatan didesaian sedemikian hingga


kedap gas saat operasi pengambilan contoh untuk mencegah uap minyak
lepas ke atmosfer (Gambar 3.7).

3-7
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Gambar 3.7 Pengambilan Contoh Sistem Closed yang Dilengkapi dengan


Lock Valve

Rumah tali didesain kedap udara dan desain tersebut harus


memungkinkan untuk melakukan penuangan contoh ke wadah contoh
intermediate dengan sesedikit mungkin kemungkinan uap minyak lepas.
Fasilitas VCV juga digunakan untuk pengukuran level cairan di dalam
tangki. VCV dapat dilengkapi dengan:
a. Beberapa wadah contoh primer untuk meminimumkan proses transfer
contoh;
b. Uap minyak yang terjebak dalam rumah VCV dikembalikan ke dalam
tangki atau diserap oleh canister adsorbent;
c. Pembilasan sistem dengan gas inert.

3-8
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

3.2.1.2.1 Wadah contoh

Wadah contoh yang digunakan harus tersedia dalam jumlah yang cukup
dan siap pakai.

3.2.1.2.2 Material wadah contoh

Wadah contoh harus terbuat dari jenis material yang dapat menjaga
integritas BBM yang diambil contohnya. Material wadah contoh harus
tidak menimbulkan kontaminasi, deteriorasi, dan adsorpsi contoh. Jenis
material yang umum digunakan sebagai wadah contoh BBM adalah kaca
(hard borosilicate glass) dan epoxy-lined steel. Wadah contoh harus
dirancang khusus untuk menampung BBM.
Botol contoh baru harus dibilas minimal tiga kali dengan menggunakan
produk yang sama dari contoh yang diambil sebelum digunakan.

3.2.1.2.3 Persiapan pemakaian wadah contoh

Persyaratan pemakaian wadah contoh yang harus dipenuhi antara lain:


a. Sebelum pelaksanaan pengambilan contoh BBM, peralatan dan wadah
contoh dipastikan sudah bersih dan kering. Wadah contoh harus
dicuci hingga bersih, dibilas dengan air panas, dan dikeringkan
dengan cara dibalik;
b. Wadah contoh dibilas secara menyeluruh sebanyak minimal tiga kali
dengan BBM yang akan diambil contoh.

3.2.2 Titik Pengambilan Contoh

Titik pengambilan contoh adalah tempat atau lokasi di mana petugas


pengambil contoh/operator melakukan kegiatan pengambilan contoh.
Pengambilan contoh untuk pengendalian mutu dan pemeriksaan visual
dapat dilakukan di manhole, lubang ukur tangki, fasilitas penurasan yang
ada di setiap sarana penyimpanan, atau dari titik pengambilan contoh
lainnya dengan menggunakan metode standar pengambilan contoh.
Pengambilan contoh dari kerangan perlu dilakukan penurasan dengan

3-9
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

terlebih dahulu membuka kerangan penuh dan membuang sebanyak


minimal tiga kali volume pipa penurasan untuk mengeluarkan air dan/atau
kotoran yang ada di dalam sistem atau sampai diperoleh contoh yang
bersih secara visual. Setelah itu baru dilakukan pengambilan contoh yang
diperlukan.

3.2.3 Jenis-jenis Contoh

3.2.3.1 Contoh langsung (direct sampling)

Contoh langsung adalah contoh BBM yang pengambilannya langsung


dimasukkan ke dalam/ditampung di dalam botol contoh tanpa perantara
atau menggunakan alat lain, misal: pengambilan contoh dari sump drain
pada tangki timbun dan dari fasilitas penyaringan. Pengambilan contoh
langsung minimal satu liter. Pengambilan contoh BBM pada kerangan
yang berukuran besar (lebih besar dari 5 inci) diambil minimal lima liter
dan sesuai kebutuhan analisis laboratorium.

3.2.3.2 Contoh tidak langsung (indirect sampling)

Contoh tidak langsung adalah contoh BBM yang pengambilannya


menggunakan alat pengambilan contoh, yang selanjutnya dimasukkan ke
dalam wadah contoh. Volume contoh menyesuaikan dengan kebutuhan
analisis laboratorium.

3.2.3.3 Drip sample

Drip sampling merupakan teknik pengambilan contoh yang dilakukan pada


jalur pipa baik secara manual ataupun otomatis. Bila pengambilan contoh
dilakukan secara kontinu, misal saat proses custody transfer, disarankan
menggunakan drip sampling otomatis yang dipasang pada inlet manifold.
Pada drip sampling digunakan sample probe yang masuk dalam pipa
dengan lubang sample probe menghadap arah aliran BBM. Skema drip
sampler manual seperti pada Gambar 3.8 dan untuk skema drip sampler
otomatis seperti pada Gambar 3.9.

3-10
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Gambar 3.8 Drip Sampler Manual (ASTM D 4057)

Gambar 3.9 Drip Sampler Otomatis (ASTM D 4177)

Penempatan, posisi, dan ukuran sample probe harus sedemikian hingga


dapat meminimumkan pemisahan air dan partikel dalam aliran BBM, serta
dapat mencegah contoh kembali pada aliran BBM dalam pipa sehingga
diperoleh contoh yang representative.
Laju alir contoh ke dalam wadah contoh diatur dengan memasang valve
pada sample probe sedemikian hingga diperoleh volume contoh yang
mewakili seluruh BBM yang terdistribusi dan cukup untuk pengujian yang
hendak dilakukan.

3-11
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

3.2.3.4 Contoh pada tangki tegak

Titik dan jenis pengambilan contoh pada tangki tegak tergantung pada
ketinggian cairan atau volume cairan di dalam tangki tegak. Ilustrasi titik
pengambilan contoh seperti ditunjukkan pada Gambar 3.10.

Gambar 3.10 Titik Pengambilan Contoh pada Tangki Tegak

Istilah-istilah pada Gambar 3.10 dapat dijelaskan sebagai berikut:


a. Contoh teratas (top sample) pada tangki tegak
Top sample adalah contoh BBM yang diambil pada titik dengan jarak
15 cm di bawah permukaan cairan.
b. Contoh atas (upper sample) pada tangki tegak
Upper sample adalah contoh BBM yang diambil pada ketinggian 1/6
dari tinggi cairan di bawah permukaan cairan dalam tangki.
c. Contoh tengah (middle sample) pada tangki tegak
Middle sample adalah contoh BBM yang diambil pada pertengahan
tinggi cairan dalam tangki.
d. Contoh bawah (lower sample) pada tangki tegak
Lower sample adalah contoh BBM yang diambil pada ketinggian 5/6
dari permukaan cairan dalam tangki.
e. Contoh dasar (bottom sample) pada tangki tegak
Bottom sample adalah contoh BBM yang diambil 15 cm dari dasar
tangki.

3-12
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Bila hendak dilakukan penggabungan contoh, maka jumlah titik contoh


yang harus diambil seperti pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Persyaratan Jumlah Minimum Titik Pengambilan Contoh

Number of Samples
Liquid Level
Upper Middle Lower

Liquid level ≤ 3 m (≤ 10 ft) √


Liquid level > 3 and ≤ 6 m(>10 and ≤ 20 ft) √ √

Liquid level > 3 m (> 10 ft) √ √ √


Sumber: ASTM D4057-2012

3.2.3.5 Contoh pada tangki horizontal

Pengambilan contoh pada tangki horizontal diperlukan prosedur


pengambilan contoh tidak langsung dengan menggunakan alat bantu
yang sesuai. Posisi pengambilan contoh didasarkan kepada tinggi cairan
yang ada dalam tangki mendatar, yang merupakan fungsi dari diameter
tangki sesuai Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Titik Pengambilan Contoh pada Tangki Horizontal

Ketinggian Pengambilan Contoh (% Komposisi Contoh Gabungan


Tinggi Cairan (%
Diameter dari dasar Tangki)
Diameter)
Upper Middle Lower Upper Middle Lower

100 80 50 20 3 4 3
90 75 50 20 3 4 3
80 70 50 20 2 5 3
70 50 20 6 4
60 50 20 5 5
50 40 20 4 6
40 20 10
30 15 10
20 10 10
10 5 10
Sumber: ASTM D4057-2012

Penggunaan Tabel 3.2 dapat dijelaskan melalui beberapa kasus sebagai


berikut:
3-13
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

a. Bila ketinggian cairan 100 % dari diameter tangki


Contoh atas (upper sample) pada tangki mendatar diambil dari
ketinggian 80% dari dasar tangki, middle sample diambil dari 50 %
ketinggian cairan dan lower sample diambil dari 20% ketinggian cairan.
Bila dibuat composite sample maka proporsi dari upper : middle : lower
adalah 3 : 4 : 3 (perbandingan masing-masing sampelnya adalah 30%,
40% dan 30%).
b. Bila ketinggian cairan 50% dari diameter tangki
Middle sample diambil dari 40 % ketinggian cairan dan lower sample
diambil dari 20% ketinggian cairan dan tidak diperlukan pengambilan
upper sample. Bila dilakukan composite sample maka proporsi dari
middle : lower adalah 4 : 6 (perbandingan masing-masing sampelnya
adalah 40 % dan 60 %).
c. Bila ketinggian cairan 20% dari diameter tangki
Lower sample diambil pada ketinggian 10% dari dasar tangki. Tidak
diperlukan pengambilan upper sample dan middle sample.

3.2.3.6 Contoh dari saluran penurasan (drain line sample)

Drain line sample adalah contoh yang diambil dari water draw off (WDO)
atau titik penurasan pada sarana penerimaan, penimbunan, maupun
penyaluran.

3.2.3.7 Contoh dari jaringan perpipaan (line sample)

Line sample adalah contoh yang diambil dari titik terendah (lowest point)
pada saluran pipa pada saat BBM mengalir.

3.2.3.8 Contoh dari ujung slang (hose end sample)

Contoh yang diambil dari ujung ujung nozzle dari tipe dispenser.

3-14
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

3.2.3.9 Contoh gabungan dari satu tangki tegak (single tank


composite sample)

Contoh gabungan dari satu tangki tegak adalah contoh yang didapatkan
dari penggabungan dari beberapa jenis titik pengambilan contoh pada
satu tangki yang sama dan dengan proporsi yang sama.

3.2.3.10 Contoh gabungan dari beberapa tangki tegak (multiple tank


composite sample)

Contoh gabungan dari beberapa tangki tegak adalah contoh yang


didapatkan dari penggabungan contoh dari beberapa tangki atau
kompartemen pada level yang sama dan dengan proporsi yang sama
serta jenis BBM yang sama. Contoh gabungan ini dapat berupa:
a. Penggabungan contoh atas dari beberapa tangki/kompartemen;
b. Penggabungan contoh tengah dari beberapa tangki/kompartemen;
c. Penggabungan contoh bawah dari bebarapa tangki/kompartemen;
d. Penggabungan contoh gabungan (atas, tengah, dan bawah) dari
beberapa tangki/kompartemen.

3.2.3.11 Contoh semua lapisan (all level sample)

Contoh semua lapisan adalah contoh yang diambil dengan


menenggelamkan botol contoh yang tertutup sedekat mungkin dengan
draw off level, kemudian tutup botol dibuka dan ditarik dengan laju tetap
sehingga diperoleh contoh sebanyak ¾ penuh.

3.2.3.12 Contoh uji laboratorium

Contoh untuk uji laboratorium diambil untuk 2 kepentingan yaitu uji singkat
(short test) dan uji lengkap (completed test). Wadah contoh yang
digunakan untuk pengujian di laboratorium harus dalam kondisi baik (tidak
bocor), bersih (tidak berkarat), kering, dan tertutup rapat.

3-15
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

3.2.3.13 Contoh tumpak baru (initial batch sample = IBS)

IBS adalah contoh pertama pada tiap-tiap batch dari BBM dalam tangki
timbun. Contoh ini diambil dan diuji lengkap untuk meyakinkan tidak terjadi
perubahan mutu BBM setelah BBM diterima di dalam tangki.

3.2.3.14 Contoh berkala (periodic sample)

Contoh yang diambil secara berkala dari persediaan atau tangki timbun
yang statis (tidak ada penambahan) selama enam bulan pada BBM untuk
dilakukan pengujian completed test di laboratorium. Selama pengujian
berlangsung BBM bersangkutan tidak boleh dijual atau diserahkan hingga
didapatkan hasil dari laboratorium dengan hasil baik (release).

3.2.3.15 Contoh persediaan tidak dapat dipompa (unpumpable


sample)

Contoh dari tangki timbun yang tidak dapat dipompa lagi diambil dari
setengah ketinggian cairan untuk uji completed test. Contoh BBM ini
diperlukan pada saat akan memanfaatkan persediaan BBM yang sudah
tidak dapat dipompa.

3.2.3.16 Contoh untuk disimpan (retained sample)

Contoh yang diambil dari sarana pengangkutan (dilakukan oleh penerima


produk), penimbunan dan penyerahan sebagai referensi untuk mewakili
suatu batch dan/atau BBM yang diserahkan kepada pelanggan. Contoh ini
disimpan secara khusus selama periode tertentu untuk digunakan bila
terjadi masalah terhadap BBM yang diserahkan kepada pelanggan atau
batch yang diwakili, yang selanjutnya contoh tersebut disebut sebagai
Post Incident Sample.

3.2.3.17 Master sample

Contoh yang diambil dari semua lapisan (all level sample) pada suatu
tangki/kompartemen pangangkut. Volume contoh diambil sesuai
kebutuhan analisis laboratorium. Master sample dibawa oleh pengangkut
3-16
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

dan diserahkan kepada penerima produk. Master sample disimpan hingga


produk yang diterima telah habis digunakan ditambah 24 jam.

3.2.3.18 Contoh setelah pembersihan tangki (after tank cleaning


sample)

Contoh yang diambil dari tangki saat pertama kali penerimaan setelah
pembersihan tangki. Posisi pengambilan contoh minimal setinggi satu
course (shell dinding tangki) dari dasar tangki. Volume dan jenis pengujian
sama seperti untuk keperluan uji completed test.

3.2.3.19 Contoh permintaan khusus (special request sample)

Contoh yang diambil berdasarkan permintaan khusus untuk pengujian di


laboratorium baik itu pengujian sifat-sifat tertentu atau pengujian lengkap
karena adanya indikasi mutu BBM yang meragukan. Produk pada tangki
yang contohnya sedang diperiksa di laboratorium untuk sementara tidak
boleh diserahkan kepada pelanggan hingga didapatkan hasil sesuai
spesifikasi.

3.2.4 Pengambilan Contoh pada Sarana Penimbunan

Prosedur pengambilan contoh disesuaikan dengan tujuan pengujian yang


akan dilaksanakan, sebagai berikut:
a. Alat-alat yang akan digunakan dipastikan dalam keadaan baik, bersih,
dan sesuai untuk BBM;
b. Pengambilan contoh dari sarana penimbunan harus menggunakan
sampling can yang sesuai. Khusus pengambilan contoh dari dasar
tangki penimbunan menggunakan closed-core type atau sampling
thief;
c. Tali sampling can tidak boleh berbulu dan tidak boleh dari bahan plastik
karena dapat menimbulkan listrik statis.

3-17
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

3.2.5 Pengiriman Contoh ke Laboratorium

a. Wadah contoh tidak boleh diisi penuh. Harus disediakan 20-25% ruang
kosong untuk memfasilitasi terjadinya pemuaian contoh;
b. Wadah contoh BBM setelah diisi harus ditutup rapat dan disegel serta
diberi label yang berisikan informasi sebagai berikut: nama
perusahaan, nomor contoh BBM, tanggal dan waktu pengambilan,
nama petugas pengambil contoh, tempat/lokasi pengambilan contoh,
jenis contoh, nomor tumpak (batch), jenis BBM atau spesifikasi, tujuan
pengujian, nama dan nomor telepon Inspektor/Petugas Pengawas
Mutu dan/atau pengambil contoh.

Untuk mengetahui bahwa BBM dari suatu tangki penimbunan atau batch
pada suatu lokasi telah dilakukan bebarapa kali pengambilan contoh
dalam rangka pengujian di laboratorium, maka setiap pengambilan contoh
diberi nomor. Pemberian nomor contoh terdiri atas tiga bagian yaitu nomor
batch, nomor urut contoh dan inisial laboratorium pemeriksa. Setiap
pengiriman contoh BBM ke laboratorium harus disertai Nota Pengiriman
Contoh (NPC), di mana nota ini merupakan dokumen mutu yang memuat
data tentang contoh BBM yang dikirim. Untuk menghindari kekeliruan
dalam pengujian di Laboratorium, maka NPC harus diisi secara lengkap,
jelas dan benar oleh pengirim contoh. Pembuatan NPC terdiri atas 4
bagian yaitu nomor urut nota pengiriman contoh terdiri atas 3 digit, NPC,
inisial lokasi pengirim terdiri atas 3 digit, dan inisial tahun pengiriman
contoh yang terdiri atas 2 digit. Pembuatan nomor urut nota pengiriman
contoh adalah:

a. 001/NPC/VHS/16
001 : Nomor urut pengiriman contoh pertama
NPC : Singkatan dari Nota Pengiriman Contoh
VHS : Inisial lokasi pengirim NPC (handling agent VHS)
16 : Tahun pengiriman contoh (tahun 2016)

3-18
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

b. 015/NPC/PTN/16
015 : Nomor urut pengiriman contoh ke-15
NPC : Singkatan dari Nota Pengiriman Contoh
PTN : Inisial lokasi pengirim NPC (misal: Patra Niaga)
16 : Tahun pengiriman contoh (tahun 2016)

3.3 Standar Prosedur Operasi Layanan Franco dan VHS

3.3.1 Perencanaan Order Pemuatan BBM

Perencanaan order pemuatan BBM dari TBBM kepada handling agent


untuk Franco dan VHS dibuat dengan perincian sebagai berikut:
a. Pelanggan/handling agent mengajukan order dalam bentuk SO (harga
non-Public Service Obligation);
b. Handling agent berdasarkan LO mengambil BBM ke PT PERTAMINA
(PERSERO) dengan mengikuti prosedur penyaluran yang ada di
TBBM.

3.3.1.1 Layanan Franco

Konsumen menginformasikan nominasi BBM kepada IFM, selanjutnya


IFM menyampaikan surat penegasan kepada TBBM untuk dilayani.
Proses Administrasi MySAP pada layanan Franco meliputi:
a. Pembuatan SO oleh bank untuk pre-payment dan oleh layanan jual
untuk pembelian secara kredit;
b. Layanan jual menerbitkan LO.

3.3.1.2 Layanan VHS

Handling agent memberitahukan secara tertulis kepada TBBM untuk


melakukan rencana consignment fill up sejumlah BBM berdasarkan
estimasi kebutuhan konsumen. Proses Administrasi MySAP pada layanan
VHS meliputi:
a. Pembuatan ZKB consignment fill up oleh layanan jual;
b. Layanan jual menerbitkan LO.

3-19
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

3.3.2 Moda Transportasi BBM

Moda transportasi yang digunakan dalam kegiatan layanan Franco dan


VHS adalah dengan moda transportasi laut/sungai menggunakan
tanker/tongkang dan moda transportasi darat menggunakan mobil tangki,
Rail Tank Wagon (RTW), dan sarana pipa.

3.3.3 Proses Serah Terima BBM (Custody Transfer)

Perencanaan penyerahan BBM antara lain:


a. Melakukan komunikasi dan koordinasi antara TBBM dengan handling
agent;
b. Hierarki penentuan serah terima BBM berdasarkan:
 Meter arus di TBBM,

 Tangki timbun di TBBM menggunakan ATG,

 Tangki timbun di TBBM menggunakan Manual Tank Dipping (MTD),

 Meter arus/alat ukur lain di lokasi konsumen.

3.3.4 Standar Prosedur Operasi Penerimaan BBM dari Titik Suplai


TBBM PERTAMINA pada Layanan Franco dan VHS

3.3.4.1 Standar prosedur operasi pemuatan BBM dari titik suplai


TBBM PERTAMINA melalui laut/sungai

Pada bagian ini diuraikan prosedur operasi pemuatan BBM dari titik suplai
TBBM menggunakan moda transportasi laut/sungai dalam hal ini dengan
tanker/tongkang.

3.3.4.1.1 Dokumen terkait

Dokumen yang terkait dengan pelaksanaan operasi penerimaan BBM dari


titik suplai TBBM menggunakan tanker/tongkang, yaitu: NOR, B/L, new
B/L, SFAL, SFBD, SFAD, CQL, dry certificate, CQD, dan letter of protest.

3.3.4.1.2 Prosedur

Pengelolaan order BBM key account dalam layanan VHS berdasarkan


Perjanjian jual beli BBM (PJBM) antara PERTAMINA dengan pelanggan.
3-20
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

PERTAMINA menyediakan minyak di storage pelanggan dan BBM yang


telah terpakai dihitung sebagai milik pelanggan berdasarkan meter arus.

3.3.4.1.3 Persiapan sandar

Fungsi Marine melakukan pemeriksaan administrasi seperti


dokumen PSA dan Q88. Fungsi HSSE melakukan pemeriksaan
dokumen dan memastikan dilaksanakannya beberapa standar dalam
dokumen, persiapan pada jalur pipa, tangki penerimaan di kapal, dan
memastikan bonding cable telah terpasang.

Saat tanker tiba di TBBM PERTAMINA, jalur pipa dan tangki penerima di
kapal dalam kondisi siap untuk menerima BBM. Jalur perpipaan sudah
dipastikan terisi cairan dan pipa yang tidak digunakan harus dalam
keadaan tertutup serta disegel (blanket off).

3.3.4.1.4 Persiapan di tanker/tongkang

Sebelum sampai di dermaga pihak tanker/tongkang harus sudah


mengetahui informasi tentang Nominasi meliputi:

a. Jenis BBM yang akan dimuat;


b. Jumlah muatan yang akan dimuat;
c. Pelabuhan tujuan bongkar;
d. Safe Draft pelabuhan tujuan;
e. Fasilitas yang tersedia di darat agar pemuatan dapat disesuaikan
dengan keadaan tanker.
Berdasarkan informasi Nominasi yang diterima, pihak kapal harus
mempersiapkan kompartemen di atas kapal sesuai jenis produk yang
akan dimuat dengan mengikuti prosedur panduan pengapalan BBM dan
melakukan pembersihan tangki (tank cleaning) jika diperlukan.
Pemeriksaan meter arus dilakukan bersama oleh PERTAMINA TBBM,
handling agent, dan surveyor.

3-21
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

3.3.4.1.5 Pelaksanaan operasi pemuatan

3.3.4.1.5.1 Kesepakatan antara loading master dan pihak


tanker/tongkang untuk pelaksanaan pemuatan

Setelah tanker/tongkang sandar di dermaga, loading master dan pihak


kapal (chief officer) melakukan diskusi dan membuat kesepakatan
mengenai rencana pelaksanaan pemuatan yang meliputi:
a. Kecepatan pemompaan dan tekanan kerja pompa;
b. Urutan pengisian sesuai produk dan nomor tangki di atas tanker.

3.3.4.1.5.2Dry certificate

Setelah didapatkan kompartemen tanker kosong dan kering pada


pemeriksaan di atas, maka pihak kapal (sebagai pihak penanggung
jawab) mengeluarkan dry certificate dan disaksikan oleh cargo
officer/perwakilan handling agent.

3.3.4.1.5.3Penyambungan bonding cable

Pastikan bahwa pihak kapal telah melakukan pemasangan bonding cable.

3.3.4.1.5.4Penyambungan loading arm

Petugas darat memasang loading arm dengan petunjuk dari petugas


tanker. Apabila diperlukan pemasangan reducer maka pihak tanker yang
bertanggung jawab, akan tetapi bila reducer tidak tersedia di tanker, pihak
darat diharapkan dapat membantu menyediakannya.

3.3.4.1.5.5Pengecekan volume pemuatan BBM

Sebelum loading pihak darat dan pihak kapal bersama-sama handling


agent/perwakilannya menyaksikan dan memastikan angka awal meter
arus.

3-22
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

3.3.4.1.5.6Pemompaan BBM ke tanker

a. Pemompaan BBM ke tanker dilakukan dengan kecepatan rendah pada


awal pemompaan (slow start up), untuk memastikan terjadinya aliran
minyak yang baik ke tanker;
b. Kecepatan maksimum pemompaan disesuaikan dengan kemampuan
darat atau kemampuan tanker. Pemompaan dilakukan dengan
kecepatan ini setelah dipastikan aliran minyak terjadi dengan lancar
dari darat ke tanker. Pemasangan manometer di jetty membantu
pengecekan kepastian aliran tersebut;
c. Pada tahap mendekati penyelesaian pemompaan (topping off) yaitu
pada waktu tangki tanker hampir penuh, pemompaan dilakukan
dengan kecepatan rendah. Kapan saat tangki tanker hampir penuh
yang akan diberitahukan oleh pihak tanker;
d. Selama pemompaan berlangsung baik pihak darat maupun pihak
tanker harus saling berkomunikasi dan mengecek untuk memastikan
bahwa pemompaan ke tanker berjalan dengan kecepatan yang telah
direncanakan. Ini dilakukan dengan mengukur tangki dan
kompartemen tanker minimum tiap jam sekali dan membandingkan
antara pemompaan dari darat dan penerimaan di tanker;
e. Apabila terjadi penyimpangan selisih penerimaan dengan pemompaan
maupun terjadi penurunan kecepatan pemompaan, kedua belah pihak
harus mengambil tindakan koreksi dengan segera untuk mencegah
ketidaklancaran atau agar operasi pemompaan yang tidak efisien tidak
berlangsung lebih lama.

3.3.4.1.5.7Pemeriksaan kualitas selama pemompaan

Pemeriksaan kualitas BBM secara visual saat pemuatan akan dilakukan


pihak kapal, apabila terjadi off specification maka pihak kapal akan
meminta kepada pihak darat agar pemuatan dihentikan dan ditindaklanjuti
dengan investigasi. Satu jam pertama pemompaan dihentikan dan
dilakukan pemeriksaan visual. Bila hasil pemeriksaan visual menunjukkan
3-23
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

on specification maka pemompaan dilanjutkan. Pada waktu pemuatan


selesai, diambil contoh akhir untuk diperiksa secara visual.

3.3.4.1.5.8Pengukuran ullage kompartemen tanker

a. Setelah jumlah minyak yang dipompakan memenuhi nominasi maka


pemompaan dihentikan;
b. Pengukuran ullage kompartemen tanker dilakukan oleh petugas tanker
dan menjadi tanggung jawab nakhoda tanker. Perhitungan minyak
yang diterima di tanker didasarkan atas ukuran ullage kompartemen
tanker dan calibration table kompartemen tanker;
c. Jumlah minyak yang dimuat dihitung mengikuti perhitungan arus
minyak standar.

3.3.4.1.5.9Penyegelan valve di tanker

Setelah pemuatan selesai dilakukan penyegelan sea valve dan cargo


manifold valve, yang dikerjakan oleh perwakilan handling agent/surveyor
dan disaksikan oleh petugas tanker.

3.3.4.1.5.10 Perbedaan antara angka darat dan angka tanker

a. Apabila perbedaan yang terjadi antara angka darat dengan angka


tanker, masih dalam kategori dapat diterima sebagai tolerable
discrepancy atau sesuai dengan kesepatan, maka tanker dapat
diberangkatkan setelah dokumen dan formalitas lainnya diselesaikan,
antara lain pihak darat membuat tank ticket dan CQL yang baru,
sedangkan pihak tanker membuat ullage statement yang baru;
b. Apabila terdapat perbedaan antara angka darat dan angka tanker yang
lebih besar dari batas kesepakatan, maka akan dilakukan investigasi
bersama oleh para pihak;
c. Apabila tidak terdapat kesepakatan hasil dalam pengukuran dan
pengecekan ulang pada poin b maka tanker dapat diberangkatkan
dalam keadaan under protest di mana chief officer membuat dan

3-24
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

menandatangani letter of discrepancies yang ditujukan kepada pihak


darat.

3.3.4.2 Standar prosedur operasi pemuatan BBM dari titik suplai


TBBM melalui darat

3.3.4.2.1 Standar prosedur operasi pemuatan BBM ke mobil tangki

3.3.4.2.1.1Operasi di lokasi (TBBM)

3.3.4.2.1.1.1 Proses penyerahan DO/LO

a. DO/LO diserahkan oleh bagian layanan jual ke distribusi dan pengelola


angkutan BBM (Dispatcher) sebelum tanggal penyerahan atau segera
setelah DO/LO terbit (disesuaikan dengan keadaan);
b. Rencana penyerahan BBM kepada pelanggan dibuat oleh Distribusi
dan Dispatcher;
c. DO/LO divalidasi/diverifikasi oleh Dispatcher;
d. Izin masuk kendaraan diperiksa.

3.3.4.2.1.1.2 Pemeriksaan di pintu masuk

a. Pemeriksaan DO/LO;
b. Pemeriksaan urutan antrian (peneng/struk no PIN) atau disesuaikan
dengan aturan lokasi setempat;
c. Pemeriksaan izin masuk kendaraan.

3.3.4.2.1.1.3 Pengisian di filling shed

a. Pemeriksaan DO/LO;
b. Pemeriksaan urutan antrian (peneng/struk no PIN) atau disesuaikan
dengan aturan lokasi setempat.

3-25
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

3.3.4.2.1.1.4 Pemeriksaan di pintu keluar

a. Pemeriksaan fisik BBM (untuk lokasi yang beroperasi manual);


b. Pemasangan segel;
c. Menerima Surat pengantar Pengiriman (SPP)/Surat Jalan.

3.3.4.2.1.2Sistem operasi TBBM

a. Manual (semi otomatis), yaitu pengoperasian penyaluran BBM yang


menggunakan operator dalam proses pengisian BBM ke mobil tangki
disebut dengan non terminal automation system (non TAS);
b. Otomasi, yaitu pengoperasian TBBM yang pelaksanaan kegiatan
penyaluran BBM dilakukan secara otomatis, atau disebut dengan TAS.

3.3.4.2.1.2.1 Penyaluran BBM dengan sistem online (LO non fisik)

Implementasi proses penyaluran di lokasi TBBM untuk pengisian mobil


tangki dapat dilakukan tanpa mencetak fisik LO. Perintah pengisian BBM
ke dalam mobil tangki dapat dilakukan melalui sistem aplikasi yaitu Sistem
Informasi Operasi Distribusi (SIOD) secara online, di mana SIOD
ditempatkan sebagai front office.

Penyaluran BBM tanpa cetak LO (sistem online) dapat diimplementasikan


di TBBM yang beroperasi manual (Non TAS) maupun TBBM yang
beroperasi secara otomasi (TAS). Implementasi penyaluran BBM tanpa
cetak LO (sistem online) pada TBBM yang menggunakan TAS harus
mengikuti proses bisnis (flow of process) sebagai berikut (Gambar 3.11):
a. Proses optimalisasi scheduling shift, yang pertama-tama dilakukan
sendiri oleh fungsi Layanan Jual, setelah itu diadakan optimalisasi final
(kedua) bersama-sama dengan fungsi Distribusi TBBM dan handling
agent, yang dituangkan dalam Berita Acara Kesepakatan Bersama;
b. Proses scheduling mobil tangki dilakukan oleh fungsi Distribusi dan
pengelola mobil tangki, yang dapat dilakukan secara manual ataupun
secara otomatis (tersistem) jika program aplikasi sudah siap;

3-26
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

c. Proses pengaturan parkir kendaraan mobil tangki berdasarkan


kelompok kapasitas volume di area parkir lokasi TBBM;
d. Proses validasi sendiri oleh AMT di AVM;
e. Proses input data (key in) di sistem aplikasi SIOD dan TAS, untuk
menyelaraskan LO yang dimiliki dengan kapasitas mobil tangki yang
tersedia serta sesuai volume permintaan;
f. Proses kegiatan di gate in, mencetak LI (TBBM TAS);
g. Proses kegiatan di filling shed, yaitu proses pengisian BBM ke dalam
mobil tangki;
h. Proses kegiatan di gate out, yaitu proses penyegelan, pencetakan
Surat Jalan, dan test report, serta kupon own use BBM secara
otomatis.
Implementasi penyaluran BBM tanpa cetak LO (sistem online) pada TBBM
non TAS harus mengikuti proses bisnis (flow of process) sebagai berikut
(Gambar 3.12):

a. Proses optimalisasi scheduling shift mulai dilakukan sendiri oleh fungsi


layanan jual, setelah itu diadakan optimalisasi final (kedua) bersama-
sama dengan fungsi Distribusi TBBM dan handling agent, yang
dituangkan dalam Berita Acara Kesepakatan Bersama;
b. Proses scheduling mobil tangki, dilakukan oleh fungsi Distribusi dan
handling agent, yang dapat dilakukan secara manual ataupun secara
otomatis (tersistem) jika program aplikasi sudah siap;
c. Proses memarkir kendaraan mobil tangki berdasarkan kelompok
kapasitas volume di area parkir;
d. Proses validasi sendiri oleh AMT di AVM.
e. Proses key in di aplikasi SIOD, untuk memasangkan LO dengan
kapasitas mobil tangki;
f. Proses di gate in, hanya diperiksa fisik mobil tangki dan keamanan;
g. Proses di filling shed, yaitu proses pengisian BBM ke dalam mobil
tangki dilakukan secara manual;

3-27
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

h. Proses di gate out, yaitu proses penyegelan, pencetakan Surat Jalan,


dan test report yang dilakukan secara manual.

Area Parkir
a. AMT memarkir mobil tangki sesuai dengan
kapasitas yang dialokasikan;
b. AMT lapor kedatangan.

Gate Out
a. Petugas Quality and Quantity (QQ)
AVM melakukan pemeriksaan isi tangki
a. AMT absensi (biometric) dengan finger print;
mobil dibandingkan dengan LO;
b. AMT start shipment;
b. Petugas QQ memberikan segel sesuai
c. AMT end shipment.
dengan nomor segel yang diinput
kepada AMT;
Gate In c. AMT melakukan segel;

a. AMT menempelkan i-button; d. AMT menempelkan i-button;

b. AMT menerima LI, berisi: loading bay, jenis produk, e. TAS menerbitkan surat jalan sesuai

jumlah volume, dan nomor PIN. dengan nomor shipment pada MySAP;
f. AMT mengambil surat jalan;
g. Gate Open dan SMS kepada
Filling Shed TAS pelanggan pemesan BBM.

a. Sopir memarkir sesuai dengan filling shed pada LI;


b. Sopir mematikan mesin dan master switch;
c. Sopir mengaktifkan rem tangan dan memasang ganjal
ban mobil tangki;
d. AMT menempelkan i-Button untuk memulai transaksi;
e. Memasang grounding cable dan socket overfill ke
mobil tangki;
f. Memasang vapour hose;
g. Memasang loading arm ke bottom load mobil tangki;
h. Melakukan transaksi loading;
i. Menunggu sampai transaksi selesai;
j. Transaksi selesai;
k. Melepas dan mengembalikan loading arm;
l. Melepas dan mengembalikan vapour house;
m. Melepas dan mengembalikan grounding dan socket
overfill;
n. Melakukan cek sekeliling mobil tangki;
o. Melepas dan mengembalikan ganjal ban dan
menonaktifkan rem parkir;
p. Sopir menjalankan mobil tangki menuju gate out.

Gambar 3.11 Proses pada Terminal Automatic System (TAS)

3-28
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Area Parkir
a. AMT memarkir mobil tangki sesuai dengan
kapasitas yang dialokasikan.
Gate Out
b. AMT lapor kedatangan.
a. Petugas QQ melakukan pemeriksaan isi tangki
mobil dibandingkan dengan LO.
b. Petugas QQ memberikan segel sesuai dengan
AVM
nomor segel yang diinput kepada AMT.
a. AMT absensi (biometric) dengan finger print; c. AMT melakukan segel.
b. AMT start shipment; d. AMT menempelkan i-button.
c. Menerima LI; e. SIOD menerbitkan surat jalan sesuai dengan
d. AMT end shipment. nomor shipment pada MySAP.
f. AMT mengambil surat jalan.
g. Gate Open dan SMS kepada pelanggan
Filling Shed non TAS pemesan BBM.
a. Sopir memberikan LI pada petugas pengisian;
b. Sopir memarkir sesuai dengan filling shed pada
LI dan lapor pada petugas pengisian;
c. Sopir mematikan mesin dan master switch;
d. Sopir mengaktifkan rem tangan/parkir dan
memasang ganjal ban mobil tangki;
e. Memasang grounding cable dan socket overfill
ke mobil tangki;
f. Memasang vapour hose;
g. Memasang loading arm ke bottom load mobil
tangki;
h. Melakukan transaksi loading;
i. Menunggu sampai transaksi selesai;
j. Transaksi selesai;
k. Melepas dan mengembalikan loading arm;
l. Melepas dan mengembalikan vapour house;
m. Melepas dan mengembalikan grounding dan
socket overfill;
n. Melakukan cek sekeliling mobil tangki;
o. Melepas dan mengembalikan ganjal ban dan
menonaktifkan rem parkir;
p. Sopir menjalankan mobil tangki menuju gate
out.
q.

Gambar 3.12 Proses pada Terminal Non Automatic System (Non TAS)

3-29
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

3.3.4.2.2 Standar prosedur operasi pemuatan BBM ke RTW

Proses serah terima BBM (custody transfer) dari PERTAMINA kepada


handling agent meliputi:
a. Proses optimalisasi scheduling shift mulai dilakukan sendiri oleh fungsi
layanan jual, setelah itu diadakan optimalisasi final (kedua) bersama-
sama dengan fungsi Distribusi TBBM dan handling agent, yang
dituangkan dalam Berita Acara Kesepakatan Bersama.
b. Pengisian BBM ke ketel di area TBBM secara manual;
c. Melalui urutan hierarki custody transfer (meter arus di TBBM, ijk bout di
RTW);
d. Dilengkapi dengan surat jalan yang berisi tujuan pengiriman, jenis,
volume produk, dan nomor ketel;
e. Proses di gate out, yaitu proses penyegelan, pencetakan surat jalan,
dan test report yang dilakukan secara manual.

3.3.4.2.3 Standar prosedur operasi pemuatan BBM ke dalam drum

3.3.4.2.3.1Persyaratan drum yang digunakan

a. Drum yang digunakan untuk BBM adalah drum yang kondisinya baik.
Kondisi drum yang baik yaitu bersih, tidak bocor, bagian dalam tidak
berkarat, dan lapisan dalam tidak terkelupas;
b. Drum galvanis tidak boleh digunakan;
c. Penggunaan drum hanya untuk satu jenis bahan bakar, tidak untuk
penggantian jenis.

3.3.4.2.3.2Sarana pengisian ke dalam drum

Pengisian BBM ke dalam drum, diperlukan tempat serta sarana untuk


pengisian drum. Sarana pengisian tersebut adalah: kunci F, meter
arus/flowmeter, alat pencuci drum, lampu instrinsically safe (IS) yang
vapour proof untuk memeriksa bagian dalam drum, alat penyegelan,
perlengkapan untuk membuat tanda pada drum, slang, nozzle yang
digunakan harus sesuai untuk pengisian drum.
3-30
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

3.3.4.2.3.2.1 Pengisian drum milik PT PERTAMINA (PERSERO)

3.3.4.2.3.2.1.1 Sebelum Pengisian

a. Drum diperiksa dengan lampu pemeriksa;


b. Drum bekas atau kotor harus dicuci dengan BBM yang akan diisikan,
dicuci dengan solar bila drum tersebut akan digunakan untuk solar, dan
harus dicuci dengan bensin bila drum tersebut akan digunakan untuk
bensin;
c. Drum yang bocor, berkarat, terkelupas tidak diperkenankan diisi;
d. Kabel bonding dihubungkan dari fasilitas pengisian ke drum;
e. Diambil contoh dari titik pengisian (nozzle) untuk pemeriksaan visual.
Apabila hasil visual baik, pengisian ke dalam drum dapat dilaksanakan.

3.3.4.2.3.2.1.2 Selama Pengisian

a. Pengisian harus selalu diamati;


b. Nozzle harus selalu bersentuhan dengan tepi lubang drum.

3.3.4.2.3.2.1.3 Setelah Pengisian

a. Tutup drum dipasang dengan rapat dan dipastikan tidak ada


kebocoran, kemudian disegel kedua lubangnya dengan cap seal
berkode PERTAMINA;
b. Pada bagian atas drum dibubuhi dengan tanda (marking) yang jelas,
meliputi jenis produk dan tanggal/bulan/tahun pengisian;
c. Dibuat Berita Acara Penyerahan.

3.3.4.2.3.2.2 Pengisian drum milik handling agent

Tanggung jawab PERTAMINA pada pengisian drum tersebut hanya


sampai ujung nozzle.

3.3.4.2.3.2.2.1 Sebelum Pengisian

a. Drum diperiksa dengan lampu pemeriksa;

3-31
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

b. Drum bekas atau kotor harus dicuci dengan BBM yang akan diisikan,
dicuci dengan solar bila drum tersebut akan digunakan untuk solar, dan
harus dicuci dengan bensin bila drum tersebut akan digunakan untuk
bensin;
c. Drum yang bocor, berkarat atau lapisan epicoat-nya terkelupas tidak
diperkenankan diisi;
d. contoh diambil dari titik pengisian (nozzle) untuk pemeriksaan visual.
Apabila hasil visual baik, pengisian ke dalam drum dapat dilaksanakan.

3.3.4.2.3.2.2.2 Selama Pengisian

a. Pengisian harus selalu diamati;


b. Nozzle harus selalu bersentuhan dengan tepi lubang drum.

3.3.4.2.3.2.2.3 Setelah Pengisian

a. Tutup drum dipasang dengan rapat dan dipastikan tidak ada


kebocoran, kemudian disegel kedua lubangnya dengan cap seal
berkode handling agent;
b. Pada bagian atas drum dibubuhi dengan tanda (marking) yang jelas,
meliputi jenis produk dan tanggal/bulan/tahun pengisian;
c. Dibuat Berita Acara Penyerahan.

3.3.4.2.4 Standar prosedur operasi penerimaan BBM melalui pipa

3.3.4.2.4.1Persiapan penerimaan BBM

a. TBBM memastikan ketersediaan stok BBM dan konfirmasi rencana


pemompaan kepada handling agent;
b. Handling agent melakukan koordinasi dengan TBBM terkait dengan
kebutuhan dan rencana penyaluran BBM kepada pelanggan;
c. TBBM mempersiapkan dan memastikan jalur pipa dan pipa dalam
kondisi terisi penuh, manifold, dan kerangan tangki timbun yang akan
dipergunakan;

3-32
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

d. TBBM memberi informasi tentang kesiapan operasi pemompaan BBM


kepada handling agent;
e. TBBM dan handling agent/perwakilannya bersama-sama mencatat
angka meter awal sebelum penyerahan.

3.3.4.2.4.2Pelaksanaan penerimaan BBM

a. Informasi tentang flow rate diterima oleh handling agent;


b. Untuk TBBM yang beroperasi secara otomasi dilakukan monitoring dan
pemeriksaan visual di sample cock melalui control room;
c. Antara TBBM dan handling agent melakukan komunikasi secara rutin
selama proses penerimaan berlangsung;
d. Setelah selesai penerimaan, semua jalur penerimaan, manifold, dan
tangki timbun ditutup;
e. TBBM dan handling agent bersama-sama mencatat angka meter akhir
penyerahan.

3.3.4.3 Standar prosedur penerimaan BBM dari tanker ke mother


ship

Penerimaan BBM secara STS operation adalah penerimaan BBM dari


tanker ke mother ship sesuai nominasi.

3.3.4.3.1 Dokumen terkait

Dokumen yang terkait dengan operasi penerimaan BBM secara STS


adalah master cable MOR ke pimpinan site VHS, telex nominasi dari
Pertamina Shipping, disposisi untuk perintah bongkar dari kepala pimpinan
site VHS, surat permohonan izin tambat, CLBD dari kapal tanker, CLAD dari
mother ship, CQL, COQ, B/L,CLAL, sealing certificate, tanker time sheet,
NOR mother ship, dan letter of protest.

3-33
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

3.3.4.3.2 Prosedur

3.3.4.3.2.1Persiapan penerimaan

a. Setelah cargo officer mother ship menerima rencana kedatangan dan


nominasi, maka dilakukan koordinasi antara cargo officer mother ship
dengan pihak tanker, mengenai rencana penerimaan BBM di mother
ship;
b. Pihak mother ship melakukan persiapan penerimaan BBM, pengurusan
Clearance In ke Administrator Pelabuhan mengenai rencana
penyandaran Tanker dan komunikasi dengan PT Pelindo untuk
mengurus pelaksanaan penyandaran kapal (Pandu/Pilot dan kapal
tunda);
c. Pihak mother ship melakukan koordinasi dengan mooring gang untuk
persiapan transfer BBM dari tanker ke mother ship;
d. Setelah tanker merapat ke mother ship, petugas mother ship
mengambil dan memeriksa kesesuaian persyaratan dokumen kapal
antara lain B/L. untuk diserahkan ke Syahbandar, Imigrasi, dan
Kesehatan Pelabuhan;
e. Pihak Mother Ship melakukan persiapan kompartemen dan
memerintahkan pihak tanker untuk melakukan persiapan operasi
penyaluran;
f. Cargo officer bersama pihak tanker menyusun rencana penyaluran;
g. Pihak mother ship bersama-sama dengan pihak tanker melakukan
pemeriksaan stok produk BBM dan pengambilan contoh BBM di tanker
untuk pemeriksaan mutu. Bila ada masalah dilaporkan ke cargo officer.
Bila tidak ada masalah maka dilakukan penyaluran BBM dari tanker ke
mother ship sesuai rencana yang telah disepakati.

3.3.4.3.2.2Pelaksanaan

Dilakukan penerimaan BBM sesuai dengan rencana yang telah disepakati


antara cargo officer dengan chief officer tanker.

3-34
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

3.3.4.3.2.3Setelah pelaksanaan penerimaan

a. Setelah penerimaan, dilakukan pengukuran level minyak dan


pemeriksaan visual bersama antara cargo officer dan chief officer
tanker;
b. Seluruh urusan administrasi diselesaikan.

3.3.5 Standar Prosedur Operasi Penimbunan BBM pada Layanan VHS

3.3.5.1 Standar prosedur operasi penimbunan BBM di tangki

Kegiatan operasi penimbunan Bulk BBM perlu memperhatikan langkah-


langkah pekerjaan yang bersifat teknis, administratif, keamanan, dan
keselamatan pekerjaan. Kegiatan operasi penimbunan dimulai dari
kegiatan penerimaan BBM ke dalam tangki, penimbunan BBM, dan
kegiatan penyaluran, serta didukung oleh prosedur administrasi yang
merupakan pertanggungjawaban dari persediaan bulk BBM. Penimbunan
BBM di dalam tangki di lokasi berasal dari tanker, pipa, mobil tangki, RTW,
dan sarana angkutan lainnya.
Kegiatan pengukuran di tangki BBM mengacu pada standar yang
ditetapkan15. Kegiatan pengukuran dilakukan setelah pemeriksaan
dokumen penerimaan BBM dinyatakan benar oleh handling agent.
Pengukuran isi tangki dapat dilakukan secara konvensional atau dengan
ATG. Pengukuran atau pembacaan ATG dilakukan setelah BBM dalam
tangki telah settling selama 1 jam.
Kegiatan pengukuran yang dilakukan meliputi pengukuran tinggi
permukaan minyak, pengukuran tinggi air bebas, pengukuran density,
pengukuran temperatur minyak dalam tangki, serta pemeriksaan visual.
Peralatan ukur yang digunakan harus dipastikan dalam kondisi baik.
Semua tangki timbun di lokasi harus dilakukan pengukuran stok
(persediaan) setiap hari sebelum dan sesudah kegiatan dimulai.

15 st
API MPMS Chapter 3, 2001, Tank Gauging 1 ed., American Petroleum institute, Washington
3-35
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

3.3.5.1.1 Pengukuran persediaan dan perhitungan stok

Pengukuran persediaan dan perhitungan stok dilakukan setiap periode


tertentu:
a. Harian, untuk pencatatan stok opening dan closing pelayanan harian
yang dilakukan oleh handling agent, membuat tank ticket, dan diinput
dalam web VHS;
b. 1 bulanan, pencatatan stok dilakukan oleh handling agent, membuat
tank ticket , dan diinput dalam web VHS. Hasil stock opname dilaporkan
ke fungsi keuangan, S&D, dan IFM.
c. 3 bulanan, pencatatan stok dilakukan oleh handling agent, membuat
tank ticket, dan diinput dalam web VHS. Stock opname disaksikan
perwakilan fungsi keuangan, S&D, dan IFM.
Kegiatan stock opname meliputi pengukuran ketinggian minyak (BBM)
dan air, density, temperatur minyak dalam tangki, dan perhitungan volume
mengikuti standar perhitungan arus minyak.
Handling agent melakukan pengawasan atas selisih BBM dalam tangki
timbun.

3.3.5.1.2 Perpindahan BBM antar tangki (intertank transfer)

Perpindahan BBM antar tangki umum dilakukan karena:

a. Adanya perbaikan tangki atau pembersihan tangki;


b. Adanya down grade (penurunan mutu) dari BBM dalam suatu tangki,
sedangkan tangki tersebut akan digunakan/diisi dengan BBM semula.

Pemindahan BBM antar tangki hanya dapat dilakukan untuk tangki produk
yang sama, dan harus dipastikan tangki penerima memiliki ullage yang
cukup untuk menerima produk yang dipindahkan.

Sebelum dan sesudah kegiatan pemindahan BBM antar tangki dilakukan


kegiatan pengukuran pada kedua tangki yang meliputi pengukuran tinggi
permukaan minyak, pengukuran tinggi air bebas, pengukuran density,
pengukuran temperatur minyak dalam tangki, serta pemeriksaan visual.

3-36
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Kegiatan perpindahan BBM antar tangki harus dibuatkan berita acara


khusus untuk keperluan administrasi.

3.3.5.1.3 Pengendalian kualitas pada operasi penimbunan

a. Setiap hari dilakukan pengukuran tinggi air bebas, jika ditemukan air
bebas akan dilakukan penurasan;
b. Dilakukan pengendalian mutu harian dan hasilnya dicatat dalam tank
ticket yang meliputi pemeriksaan segel pada tangki timbun sebelum
dan sesudah pergerakan isi BBM, pengambilan all level sample,
pemeriksaan visual, dan parameter-parameter penting (critical test);
c. Bila terdapat ketidaksesuaian segera dilaporkan kepada Pengawas.

3.3.5.2 Standar prosedur operasi penimbunan BBM dalam drum

3.3.5.2.1 Penyimpanan dalam drum

a. Drum BBM yang diterima dikelompokan berdasarkan jenis produk dan


tanggal/bulan/tahun pengiriman;
b. Drum ditidurkan di atas dua balok kayu yang sejajar dengan posisi dua
tutup drum segaris dengan garis horizontal, sehingga tutup drum
dibawah permukaan produk. Posisi peletakan drum seperti ini
memungkinkan operator secara berkala mengamati apabila ada
kebocoran. Penyimpanan drum dengan posisi ditidurkan dapat
ditumpuk maksimum 3 susun dan ujung-ujungnya diberi ganjal. Cara
penyusunan drum yang lain adalah disusun berdiri di atas kayu (palet)
sebanyak 4 buah. Penyusunan ini dapat dilakukan maksimum 3 susun.
Pada keadaan normal, penyaluran drum selalu berdasarkan aturan first
in first out (FIFO).

3-37
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Gambar 3.13 Pola Penyusunan Drum dalam Penyimpanan

3.3.5.2.2 Pengawasan mutu

Pengawasan mutu yang dilakukan pada penimbunan dengan drum


adalah:
a. Pengawasan mutu harian
Setiap hari dilakukan pemeriksaan terhadap fisik drum, cap seal dan
tanda pada drum. Bila terjadi kebocoran, drum diberdirikan, dipasang
kayu dibagian bawah drum sehingga posisi drum miring dan tutup yang
besar tepat di atas titik terendah isi drum. Selanjutnya drum dibuka dan
pompakan produk dari drum yang bocor ke dalam drum yang masih
baik melalui saringan kulit. Hentikan pemompaan setelah isi ± 8 cm
dari dasar drum. Sisanya ditampung di ember dan bila tidak terlihat
adanya air dan kotoran, bahan tersebut dimasukkan ke drum melalui
saringan kulit. Kemudian diambil contoh untuk pemeriksaan visual,
setelah didapat hasil baik, contoh dimasukkan kembali ke dalam drum
dan ditutup rapat serta disegel kembali. Pada bagian atas drum
dibubuhi dengan tanda (marking) yang jelas, meliputi jenis produk dan
tanggal/bulan/tahun pengisian.

3-38
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Gambar 3.14 Cara Memiringkan Drum dalam Posisi Berdiri

b. Pengawasan mutu berkala


Batas waktu penimbunan BBM dalam drum, paling lama dua belas
bulan sejak tanggal pengisian yang tertera pada drum. Setelah
mencapai batas waktu tersebut di atas, dari produk dari tanggal
pengisian yang sama. Diambil contoh secara random untuk pengujian
resertifikasi di laboratorium. Kemudian produk di dalam drum diblokir
sampai didapat hasil laboratorium.
Bila hasil pengujian memenuhi spesifikasi, BBM dapat disalurkan,
tetapi bila tidak memenuhi spesifikasi maka produk diusulkan untuk
turun mutu. Apabila dalam jangka waktu enam bulan setelah pengujian
laboratorium persediaan BBM dalam drum belum habis, maka harus
dilakukan pengambilan contoh untuk pengujian resertifikasi di
laboratorium kembali. Selanjutnya apabila persediaan bahan bakar
tersebut masih ada, maka pengambilan contoh dan pengujian re-
sertifikasi di laboratorium dilakukan tiap tiga bulan.

3-39
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

3.3.5.2.3 Pemindahan Isi

Pemindahan isi drum dapat dilakukan ke tangki, atau dalam keadaan


tertentu (emergency) dapat diisikan langsung ke kendaraan pelanggan
atau mesin. Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

3.3.5.2.3.1Sebelum dipindahkan

a. Sebelum drum dipindahkan ke tangki/kendaraan, terlebih dahulu


diperiksa kondisi fisik drum, apakah tutup drum dan cap seal-nya masih
baik. Pastikan bahwa isi drum betul-betul BBM dan hasil pengujian
laboratorium berkala belum habis masa berlakunya;
b. Berdirikan drum dengan tutup berada di atas, kemudian miringkan drum
tersebut sehingga tutup besar berada tepat di atas terendah, dan
diamkan pada posisi tersebut selama 10 menit.

3.3.5.2.3.2Selama pemindahan

a. BBM dipompakan ke sarana yang akan diisi melalui saringan kulit yang
berkondisi baik;
b. Sebelum BBM dipompakan melalui saringan kulit, saringan kulit
tersebut harus dibasahi dengan bahan yang akan dipompakan;
c. Pemompaan tidak boleh dilakukan sampai habis yakni bahan bakar
yang berada dalam drum harus tersisa ± 8 cm dari dasar drum;
d. Sisa BBM dalam drum dikumpulkan dalam suatu tempat khusus,
kemudian dilakukan pengendapan (settling). Selanjutnya BBM tersebut
dapat dimasukkan ke sarana yang akan diisi melalui saringan kulit. Bila
hasil appearance tidak baik, maka diusulkan untuk turun mutu.

3.3.5.2.3.3Setelah pemindahan

Setelah BBM dipindahkan ke sarana yang telah diisi, maka pelaksanaan


selanjutnya adalah sebagai berikut:

3-40
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

3.3.5.2.3.3.1 Pada tangki

a. Tutup dan segel saluran masukan dan keluaran serta sarana lain yang
harus tersegel;
b. Dilakukan settling;
c. Setelah settling lakukan pengeluaran bahan sebanyak volume saluran
penurasan, kemudian diambil contoh untuk pemeriksaan visual;
d. Bila hasil visual baik, maka BBM dapat ditimbun untuk kemudian
disalurkan/diserahkan. Tetapi bila masih terlihat ada air dan kotoran,
maka dilakukan penurasan sampai air dan kotoran tidak terlihat lagi;
e. Tutup dan segel saluran pengeluaran.

3.3.5.2.3.3.2 Pada drum

a. Sisa BBM dalam drum yang kotor/mengandung air diusulkan untuk


turun mutu;
b. Drum ditutup kembali.

3.3.6 Standar Prosedur Operasi Penyaluran BBM pada Layanan


Franco dan VHS

3.3.6.1 Standar prosedur operasi penyaluran BBM melalui


laut/sungai

Standar prosedur operasi penyaluran BBM melalui angkutan laut/sungai


dengan menggunakan tanker/tongkang adalah operasi penyaluran BBM
melalui tanker/tongkang yang diatur IFM Pusat mengenai pelabuhan muat
(loading port), jenis produk, dan pelabuhan tujuan bongkar (discharging
port).

3.3.6.1.1 Standar prosedur operasi penyaluran BBM dari tanker ke


tangki timbun darat

3.3.6.1.1.1Nominasi

a. Franco
Handling agent berkoordinasi dengan pelanggan setelah menerima
nominasi terkait permintaan/order BBM.
3-41
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

b. VHS
Kepala lokasi handling agent wajib memeriksa persediaan dan
mengatur penerimaan sampai dengan tanggal kedatangan tanker dan
memastikan bahwa terdapat ruang kosong (ullage) yang cukup di
tangki-tangki lokasi untuk menerima muatan yang dinominasikan.

3.3.6.1.1.2Persiapan sandar

Pihak darat memastikan bahwa persyaratan sandar telah dipenuhi.

3.3.6.1.1.3Persiapan jalur pipa dan tangki penerimaan

Saat tanker datang, jalur pipa dan tangki penerima di darat dalam kondisi
siap untuk menerima BBM. Jalur perpipaan dipastikan terisi BBM dan pipa
yang tidak digunakan harus dalam keadaan tertutup serta disegel (blanket
off).

3.3.6.1.1.4Persiapan pembongkaran muatan

a. Pihak darat dan pihak tanker melakukan komunikasi tentang rencana


pelaksanaan pembongkaran;
b. Petugas darat dapat membantu dan memberikan saran kepada
Nakhoda tanker terkait pengaturan posisi manifold darat dan manifold
tanker sehingga mengurangi banyaknya penggunaan slang;
c. Panjang slang harus diperkirakan sedemikian hingga dapat
mengantisipasi pergerakan tanker yang disebabkan pasang surutnya
air dan naiknya tanker bila telah selesai pembongkaran;
d. Kabel grounding/earthing harus tersambung baik antara tanker dan
pipa grounding di darat;
e. Pihak tanker meminta pelanggan untuk menandatangani surat per-
nyataan kesediaan menerima muatan (NOR);
f. Nakhoda menyerahkan dokumen muatan lengkap ke pelanggan yang
terdiri atas: B/L, manifest, CQL, CoQ, CLAL, tanker time sheet, NOR,
dan letter of protest after loading;

3-42
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

g. Komunikasi dilakukan antara pihak darat dan Nakhoda/Chief Officer


mengenai rencana pembongkaran, letak muatan, dan lain-lain setelah
penyerahan dokumen muatan lengkap.

3.3.6.1.1.5Pengukuran sebelum penyaluran muatan

a. Pihak handling agent bersama-sama dengan pihak tanker melakukan


pengukuran tinggi air, tinggi minyak, dan pemeriksaan secara visual
dengan cermat pada semua tangki tanker (kompartemen) sekalipun
muatan tanker tersebut tidak seluruhnya dibongkar di lokasi yang di
bawah tanggung jawabnya dan pada tangki penerima di darat;
b. Hasil pengukuran dicatat dalam CLBD dan ditandatangani kedua belah
pihak.

3.3.6.1.1.6Pelaksanaan penyaluran muatan

a. Grounding cable dipasang dari pipa darat ke tanker;


b. Hose connection disambung ke tanker oleh petugas darat dan
dilaporkan kepada Nakhoda/Chief Officer untuk diperiksa bersama
bahwa jenis muatan yang akan dibongkar telah dihubungkan dengan
jalur pipa yang sesuai;
c. Semua sambungan slang darat, tanker, dan jalur pipa penyerahan
harus diperiksa sebelum dan selama pemompaan untuk melihat
kemungkinan adanya kebocoran;
d. Pemompaan BBM dari tanker ke tanki darat dilakukan dengan
kecepatan rendah pada awal pemompaan (slow start up), untuk
memastikan adanya aliran minyak yang baik ke tanki darat;
e. Kecepatan maksimum pemompaan disesuaikan dengan kemampuan
darat atau kemampuan tanker. Pemompaan kecepatan maksimum
dapat dilakukan bila aliran minyak lancar. Pemasangan manometer di
jetty membantu pengecekan kepastian aliran tersebut;
f. Kecepatan pemompaan dikurangi secara bertahap saat tanki darat
hampir penuh (topping off), yang akan dipandu oleh pihak darat;

3-43
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

g. Selama pemompaan petugas lokasi harus berada di dermaga untuk


mengawasi aktivitas pemompaan, sarana prasarana pemompaan dan
peralatan lainnya agar setiap ada kelainan dapat segera ditanggulangi;
h. Bila terjadi gangguan dalam pemompaan sehingga mengakibatkan
kelambatan, kontaminasi,dan lain-lainnya maka pihak tanker harus
membuat pernyataan tertulis (statement of fact) tentang sebab-sebab
gangguan tersebut dan dicatat dalam logbook. Pada akhir dari kegiatan
pembongkaran disusun tanker performance sheet summary;
i. Hasil pengukuran dicatat dalam buku Laporan Pemompaan yang ada di
setiap lokasi (discharge record);
j. Petugas yang ditunjuk harus memastikan CLBD diisi selengkap-
lengkapnya oleh pihak tanker (Chief Officer) dengan angka yang
sebenarnya dan telah disetujui bersama.

3.3.6.1.1.7Setelah penyaluran muatan

a. Dilakukan pengukuran volume penyerahan berdasarkan kesepakatan


kontrak dan dituangkan dalam berita acara penyerahan yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak;
b. Seluruh proses administrasi dokumen penyaluran diselesaikan.

3.3.6.1.1.8Pemeriksaan kualitas selama pemompaan

Selama pemompaan dilakukan pemeriksaan kualitas BBM secara visual.


Apabila dicurigai terjadi perubahan mutu BBM, maka pemompaan
dihentikan dan ditindaklanjuti dengan dilakukan pengambilan contoh untuk
dilakukan uji laboratorium.
Setelah penyaluran selesai, diambil contoh komposit di tangki darat untuk
dilakukan pemeriksaan visual.

3.3.6.1.1.9Pengukuran ullage kompartemen tanker

a. Setelah jumlah minyak yang dipompakan memenuhi nominasi maka


pemompaan dihentikan;

3-44
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

b. Dilakukan pengukuran level minyak di tangki darat untuk dibandingkan


dengan pengukuran ullage kompartemen tanker;
c. Pengukuran ullage kompartemen tanker dilakukan oleh petugas tanker
dan menjadi tanggung jawab Nakhoda tanker dengan disaksikan oleh
petugas darat;
d. Jumlah minyak yang disalurkan dihitung mengikuti standar perhitungan
minyak yang berlaku.

3.3.6.1.1.10 Penyegelan valve di tanker

Setelah penyaluran selesai dilakukan penyegelan sea valve dan cargo


manifold valve, oleh petugas darat dan disaksikan oleh petugas tanker.
Penyegelan dilakukan pada semua valve in dan out serta semua saluran
yang berpotensi untuk dapat keluar dan masuknya minyak dalam
kompartemen. Penyegelan menggunakan segel standar. Setelah selesai
penyegelan dibuatkan berita acara penyegelan yang menyebutkan jumlah
BBM dan lokasi penyegelan.

3.3.6.1.1.11 Pengosongan isi pipa loading arm

BBM dalam loading arm dipindah ke oil catcher yang tersedia di dermaga.
Manifold harus tetap terisi BBM.

3.3.6.1.1.12 Perbedaan antara angka darat dan angka tanker

a. Apabila terdapat perbedaan antara angka darat dengan angka tanker,


maka perbedaan tersebut dapat diterima sebagai tolerable discrepancy
bila sesuai dengan kesepakatan dan tanker dapat diberangkatkan
setelah dokumen dan administrasi diselesaikan;
b. Apabila terdapat perbedaan antara angka darat dan angka tanker lebih
dari batas kesepakatan, maka pihak darat melakukan pengukuran
ulang isi tangki darat dan pengecekan perhitungan CQL. Sedangkan
pihak tanker mengecek kembali ullage kompartemen tanker dan
perhitungan jumlah minyak;

3-45
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

c. Apabila tidak terdapat kesepakatan hasil dalam pengukuran dan


pengecekan ulang pada poin b maka tanker dapat diberangkatkan
dalam keadaan under protest di mana pimpinan handling agent
membuat dan menandatangani letter of discrepancies yang ditujukan
kepada pihak tanker.

3.3.6.1.1.13 Split cargo

Split cargo atau pemecahan muatan suatu tanker dibagi menjadi 2


penerima atau lebih dapat terjadi karena telah direncanakan dari loading
port. Split cargo dapat diatur sebelumnya dari loading port dan dibuatkan
B/L tersendiri bagi masing-masing penerima. Pada saat loading diatur
sedemikian rupa sehingga kompartemen tertentu diperuntukkan bagi
masing-masing penerima. Jika pengaturan itu tidak mungkin dilakukan,
atau jika muatan yang di-split hanya terdiri satu jenis BBM saja, maka
muatan satu atau lebih kompartemen tanker dibongkar di beberapa
tempat.

Split cargo juga dapat terjadi karena suatu hal tertentu sehingga muatan
yang seharusnya hanya untuk satu lokasi penerima saja, harus dibagikan
kepada beberapa lokasi lainnya. Sehingga muatan tanker yang menurut
B/L semula diperuntukkan bagi satu lokasi menjadi untuk beberapa lokasi
dengan mekanisme penerima pertama dari loading port menjadi pengirim
bagi penerima kedua, penerima kedua menjadi pengirim ketiga, dan
seterusnya.

Agar beberapa port penerima dapat mengetahui loading port asal dan
setiap handling agent dapat mengkonsolidasikan selisih lebih/kurang
penerimaan dari tanker per voyage. Tindakan yang harus dilakukan untuk
setiap port diuraikan sebagai berikut:

3.3.6.1.1.13.1 Port pertama

a. Pihak darat bersama petugas tanker melaksanakan pengukuran SFAD;

3-46
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

b. Pihak darat membuat new B/L untuk port kedua berdasarkan angka B/L
dikurangi A/R di port pertama, new B/L ditandatangani oleh Nakhoda
kapal;
c. Port pertama mengirimkan dokumen kepada port kedua; copy B/L asli
ex loading port, new B/L, SFAL, SFBD, dan CQD;
d. Bila terjadi selisih melebihi batas toleransi antara angka SFBD dengan
angka A/R (CQD) ditambah angka SFAD, pihak darat mengajukan
letter of protest kepada pihak kapal.

3.3.6.1.1.13.2 Port kedua

a. Pihak darat bersama petugas tanker melaksanakan pengukuran SFAD;


b. Pihak darat membuat new B/L untuk port ketiga berdasarkan angka B/L
(new B/L yang dikeluarkan port pertama) dikurangi A/R di port kedua,
new B/L ditandatangani oleh Nakhoda Kapal;
c. Port kedua mengirimkan dokumen kepada port ketiga: copy B/L asli ex
loading port, new B/L ex port pertama, new B/L port kedua, SFAL,
SFBD, dan CQD (port pertama dan port kedua);
d. Bila terjadi selisih melebihi batas toleransi antara angka SFBD dengan
angka A/R (CQD) ditambah angka SFAD, pihak darat mengajukan
letter of protest kepada pihak kapal.

3.3.6.1.1.13.3 Port ke – n

a. Pihak darat bersama petugas tanker melaksanakan pengukuran SFAD;


b. Pihak darat membuat new B/L untuk port n +1 berdasarkan angka B/L
port n – 1 dikurangi A/R di port n, new B/L ditandatangani oleh Nakhoda
kapal;
c. Port n mengirimkan dokumen kepada port n + 1 berupa: copy B/L asli
ex loading port, new B/L, SFAL, SFBD, dan CQD;
d. Bila terjadi selisih melebihi batas toleransi antara angka SFBD dengan
angka A/R (CQD) ditambah angka SFAD, pihak darat mengajukan
letter of protest kepada pihak kapal.

3-47
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

3.3.6.1.2 Standar prosedur operasi ship to ship

Kegiatan operasi ship to ship terbagi dalam beberapa kegiatan yaitu:


a. Kegiatan penerimaan adalah menerima BBM dari tanker ke mother
ship.
b. Kegiatan penyaluran adalah menyalurkan BBM dari mother ship ke
tanker dan dari tanker ke tanker yang lain.

3.3.6.1.2.1Penyaluran BBM dari mother ship ke tanker.

Operasi ini meliputi proses penyaluran BBM dari mother ship ke tanker.

3.3.6.1.2.1.1 Dokumen terkait

Dokumen yang dimaksud meliputi disposisi perintah muat dari pimpinan


site VHS, surat permohonan izin tambat, CLBD dari mother ship, CLAD dari
tanker, CQL, COQ, B/L dari mother ship, CLAL tanker, Sealing Certificate,
tanker time sheet, NOR tanker, dan letter of protest.

3.3.6.1.2.1.2 Prosedur

3.3.6.1.2.1.2.1 Persiapan Penyaluran

a. Setelah cargo officer menerima rencana kedatangan dan nominasi


tanker, maka dilakukan koordinasi dengan pihak tanker dan mother
ship mengenai rencana penyaluran;
b. Pihak mother ship melakukan persiapan penyaluran BBM, pengurusan
Clearance In ke Administrator Pelabuhan mengenai rencana
pelaksanaan tanker merapat ke mother ship, dan komunikasi dengan
PT Pelindo untuk mengurus pelaksanaan merapatnya tanker;
c. Setelah tanker merapat, cargo officer mother ship mengambil dan
memeriksa kesesuaian persyaratan dokumen tanker untuk diserahkan
ke Syahbandar, Imigrasi, dan kesehatan pelabuhan. Pihak mother ship
melakukan koordinasi dengan mooring gang untuk persiapan
merapatnya tanker;

3-48
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

d. Setelah tanker merapat, cargo officer bersama-sama dengan pihak


tanker melakukan persiapan operasi penyaluran ke tanker, mengenai
urutan penyaluran dan tekanan pemompaan;
e. Pihak tanker dan cargo officer bersama-sama melakukan pemeriksaan
kompartemen tanker;
f. Selanjutnya dilakukan pengukuran level cairan di mother ship dan
pengujian visual sebelum penyaluran;
g. Hasil pengukuran dan perhitungan muatan dituangkan dalam SFBD
dan ditandatangani minimal oleh cargo officer dan chief officer.

3.3.6.1.2.1.2.2 Pelaksanaan

Dilakukan penyaluran sesuai dengan rencana yang telah disepakati


antara cargo officer dengan chief officer tanker.

3.3.6.1.2.1.2.3 Setelah pelaksanaan penyaluran

a. Dilakukan pengukuran level cairan di tanker dan pemeriksaan visual


bersama antara Cargo Officer dan Chief Officer Tanker;
b. Seluruh urusan administrasi diselesaikan.

3.3.6.1.2.2Penyaluran BBM dari tanker ke tanker.

Penyaluran BBM dari tanker ke tanker adalah operasi penyaluran BBM


dari tanker (1) ke tanker (2).

3.3.6.1.2.2.1 Dokumen terkait

Dokumen yang dimaksud meliputi disposisi perintah muat dari pimpinan


site VHS, surat permohonan izin tambat, CLBD dari tanker (1), CLAD dari
tanker (1), CQL, COQ, B/L dari tanker (1) ke tanker (2), CLAL tanker (2),
sealing certificate, tanker time sheet, NOR tanker, dan letter of protest.

3-49
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

3.3.6.1.2.2.2 Prosedur

3.3.6.1.2.2.2.1 Persiapan penyaluran

a. Setelah pihak tanker (1) menerima rencana kedatangan dan nominasi


tanker (2), maka dilakukan koordinasi dengan pihak tanker (2) dan
tanker (1) mengenai rencana penyaluran;
b. Pihak tanker (1) melakukan persiapan penyaluran BBM, pengurusan
Clearance In ke Administrator Pelabuhan mengenai rencana
pelaksanaan tanker (2) merapat ke tanker (1), dan komunikasi dengan
PT Pelindo untuk mengurus pelaksanaan merapatnya tanker (2);
c. Setelah tanker (2) merapat, pihak tanker (1) mengambil dan memeriksa
kesesuaian persyaratan dokumen tanker untuk diserahkan ke
Syahbandar, Imigrasi, dan kesehatan pelabuhan. Pihak tanker (1)
melakukan koordinasi dengan mooring gang untuk persiapan
merapatnya tanker (2);
d. Setelah tanker (2) merapat, pihak tanker (1) bersama-sama dengan
pihak tanker (2) melakukan persiapan operasi penyaluran ke tanker (2),
mengenai urutan penyaluran dan tekanan pemompaan;
e. Pihak tanker (2) dan pihak tanker (1) bersama-sama melakukan
pemeriksaan kompartemen tanker (2);
f. Selanjutnya dilakukan pengukuran level cairan di tanker (1) dan
pengujian visual sebelum penyaluran;
g. Hasil pengukuran dan perhitungan muatan dituangkan dalam SFBD
dan ditandatangani oleh kedua belah pihak.

3.3.6.1.2.2.2.2 Pelaksanaan

Dilakukan penyaluran sesuai dengan rencana yang telah disepakati


antara kedua belah pihak.

3.3.6.1.2.2.2.3 Setelah pelaksanaan penyaluran

a. Dilakukan pengukuran level cairan di tanker dan pemeriksaan visual


bersama antara kedua belah pihak;
3-50
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

b. Seluruh urusan administrasi diselesaikan.

3.3.6.1.3 Standar prosedur operasi penyaluran BBM dengan pola ship


to tank car

Operasi penyaluran BBM di lokasi penyaluran BBM dari moda transportasi


laut/sungai (tanker/tongkang) ke mobil tangki adalah menyalurkan BBM
dari tanker yang sudah sandar ke mobil tangki.

3.3.6.1.3.1Persiapan penyaluran

a. Jalur perpipaan dipastikan terisi BBM dan pipa yang tidak digunakan
harus dalam keadaan tertutup serta disegel (blanket off). Mobil tangki
siap di lokasi penerimaan.
b. Komunikasi antara pihak mobil tangki dan pihak tanker dilaksanakan
sesuai SOP sehingga pelaksanaan penyaluran dapat berlangsung
dengan baik;
c. Petugas darat harus terlatih dalam pekerjaan ini dan dapat membantu
pihak tanker untuk mengatur posisi manifold darat dan manifold tanker
sehingga mengurangi banyaknya penggunaan slang (hose);
d. Panjang slang (hose) harus diperkirakan sedemikian hingga dapat
mengantisipasi pergerakan tanker yang disebabkan pasang surutnya
air dan naiknya tanker bila telah selesai pembongkaran;
e. Kabel listrik statis (grounding/earthing) harus tersambung baik antara
tanker dan pipa grounding di darat;
f. Pihak kapal menyerahkan dokumen muatan ke mobil tangki yang terdiri
atas: bukti penyerahan produk dan surat jalan.

3.3.6.1.3.2Pelaksanaan penyaluran

a. Grounding cable tanker dan mobil tangki dihubungkan ke pipa


grounding yang tersedia di dermaga;
b. Hose connection disambung ke tanker oleh petugas mobil tangki dan
dilaporkan kepada Nakhoda/Chief Officer untuk diperiksa bersama

3-51
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

bahwa jenis muatan yang akan disalurkan telah dihubungkan dengan


jalur pipa yang sesuai;
c. Semua sambungan slang di pengisian mobil tangki, tanker, dan jalur
pipa penyerahan harus diperiksa sebelum dan selama pemompaan
untuk memastikan tidak terdapat kebocoran;
d. Selama pemompaan petugas darat harus berada di dermaga untuk
mengawasi aktivitas pemompaan, sarana prasarana pemompaan, dan
peralatan lainnya agar setiap ada kelainan dapat segera ditanggulangi;
e. Dilakukan pengukuran volume di mobil tangki berdasarkan ijk bout
mobil tangki yang terkalibrasi oleh balai metrologi dan dicatat dalam
pembukuan stok VHS.

3.3.6.2 Standar prosedur operasi penyaluran BBM melalui darat

3.3.6.2.1 Standar prosedur operasi penyaluran BBM menggunakan


mobil tangki

3.3.6.2.1.1Sebelum penyaluran

a. Menyiapkan dokumen administrasi Berita Acara Penyerahan Produk.


b. Dipastikan tersedianya peralatan fire & safety;
c. Bonding cable dipasang;
d. Slang pembongkaran dihubungkan;
e. Kerangan jalur pipa produk untuk penyaluran dibuka.

3.3.6.2.1.2Selama penyaluran

a. Jalur pipa/hose selalu diawasi dari kemungkinan adanya kebocoran;


b. Dipastikan bahwa BBM sudah mengalir ke tangki yang dipersiapkan;
c. Petugas harus selalu berada di tempat selama penyaluran
berlangsung.

3-52
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

3.3.6.2.1.3Sesudah penyaluran

a. Setelah kegiatan penyaluran BBM telah dilakukan maka operator harus


memastikan semua kerangan dalam keadaan tertutup, slang sudah
terlepas dari mobil tangki, dan pompa telah dimatikan;
b. Pengukuran dan perhitungan jumlah volume BBM yang disalurkan
berdasarkan atas kesepakatan/kontrak;
c. Bilamana dalam perhitungan jumlah penerimaan di tangki timbun
terdapat losses penerimaan yang melebihi batas toleransi yang
disepakati, maka diterbitkan surat klaim kepada handling agent.
d. Menyelesaikan seluruh proses administrasi dokumen penerimaan.

3.3.6.2.2 Standar prosedur operasi penyaluran BBM menggunakan


RTW

3.3.6.2.2.1Sebelum penyaluran

a. Menyiapkan dokumen administrasi Berita Acara Penyerahan Produk.


b. Dipastikan tersedianya peralatan fire & safety;
c. Bonding cable dipasang;
d. Slang pembongkaran dihubungkan;
e. Kerangan jalur pipa produk untuk penyaluran dibuka.

3.3.6.2.2.2Selama penyaluran

a. Jalur pipa/hose selalu diawasi dari kemungkinan adanya kebocoran;


b. Dipastikan bahwa BBM sudah mengalir ke tangki yang dipersiapkan;
c. Petugas harus selalu berada di tempat selama penyaluran
berlangsung.

3.3.6.2.2.3Setelah penyaluran

a. Setelah kegiatan penyaluran BBM telah dilakukan maka operator harus


memastikan semua kerangan dalam keadaan tertutup, slang sudah
terlepas dari RTW, dan pompa telah dimatikan;

3-53
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

b. Pengukuran dan perhitungan jumlah volume BBM yang disalurkan


berdasarkan atas kesepakatan/kontrak;
c. Bilamana dalam perhitungan jumlah penerimaan di tangki timbun
terdapat losses penerimaan yang melebihi batas toleransi yang
disepakati, maka diterbitkan surat klaim kepada handling agent.
d. Menyelesaikan seluruh proses administrasi dokumen penerimaan.

3.3.6.2.3 Standar prosedur operasi penyaluran BBM menggunakan


pipa

Operasi penyaluran menggunakan pipa dalam hal ini adalah penyaluran


dari PT PERTAMINA (PERSERO) kepada pihak industri atau dari lokasi
penimbunan BBM yang dikelola handling agent kepada pelanggan,
dengan ketentuan:
a. Tidak melakukan penyaluran dari tangki persediaan yang sedang
menerima muatan atau belum cukup mengendap;
b. Pipa penyaluran dari tangki persediaan sampai tangki penerima harus
terisi penuh dengan minyak yang sejenis;
c. Pipa penyaluran harus dalam keadaan baik, valve yang tidak ada
hubungan dengan penyerahan harus tertutup dan disegel;
d. Pengukuran jumlah minyak yang disalurkan dilakukan dengan alat ukur
sesuai hierarki;
e. Transaksi dengan pihak ketiga, ukuran penyaluran disesuaikan dengan
kontrak.

3.3.6.2.3.1Persiapan penyaluran BBM

a. Handling agent memastikan ketersediaan stok BBM dan konfirmasi


rencana pemompaan kepada pelanggan;
b. Pelanggan melakukan koordinasi dengan handling agent terkait
dengan kebutuhan dan rencana penyaluran BBM;
c. Handling agent mempersiapkan dan memastikan jalur pipa dan pipa
dalam kondisi terisi penuh, manifold, dan kerangan tangki timbun yang
akan dipergunakan;
3-54
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

d. Handling agent memberi informasi tentang kesiapan operasi


pemompaan BBM kepada pelanggan;
e. Pelanggan dan handling agent bersama-sama mencatat angka meter
awal sebelum penyerahan.

3.3.6.2.3.2Pelaksanaan penyaluran BBM

a. Informasi tentang flow rate diterima oleh pelanggan;


b. Pelanggan dan handling agent melakukan komunikasi secara intensif
selama proses penyaluran berlangsung;
c. Setelah selesai penyaluran, semua jalur penyaluran, manifold, dan
tangki timbun ditutup;
d. Pelanggan dan handling agent bersama-sama mencatat angka meter
akhir penyerahan.

3.3.6.2.4 Standar prosedur operasi penyaluran BBM menggunakan


drum

Pengiriman bahan bakar melalui drum dapat menggunakan sarana


angkutan darat ataupun sarana angkutan laut/sungai. Pada pengiriman ini
harus dijaga keutuhan drum, sehingga sampai di tempat tujuan drum tetap
dalam kondisi baik. Pada waktu pengiriman dilengkapi dengan dokumen
SPP/surat jalan dan test report. Hal-hal yang harus dilakukan pada
penerimaan BBM dalam drum adalah:

a. Kelengkapan dokumen mutu dan muatan diperiksa;


b. Drum dan tutup drum dipastikan masih tersegel dengan baik. Jika baik
maka drum dapat ditimbun atau disalurkan/diserahkan. Tetapi bila
kondisi drum atau segel penutup drum rusak, maka antara drum yang
baik dengan drum yang rusak dipisahkan;
c. Jika produk dalam drum atau segel penutup drumnya rusak, maka
dilakukan pengambilan contoh untuk pemeriksaan di laboratorium;

3-55
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

d. Dilakukan pengukuran volume penyerahan pada konsumen


berdasarkan kesepakatan kontrak dan dituangkan dalam berita acara
penyerahan yang ditandatangani oleh handling agent dan pelanggan.

3.3.6.2.5 Standar prosedur operasi penyaluran menggunakan


dispenser

a. Dilakukan tera dispenser setiap hari oleh operator menggunakan


bejana ukur 20 L;
b. Sarana operasi penyaluran dipastikan dalam keadaan siap pakai;
c. Volume kebutuhan BBM yang diinginkan dikonfirmasi;
d. Jumlah BBM yang disalurkan sesuai dengan jumlah permintaan dan
fuel chit/bukti permintaan BBM;
e. Fuel ticket diterbitkan oleh operator sesuai dengan jumlah BBM yang
disalurkan.

3.4 Standar Prosedur Operasi Pengendalian Losses BBM

Pengendalian losses produk (loss control) adalah usaha mengendalikan


dan mencegah berkurangnya volume (kuantitas) produk dalam setiap
pergerakan dan penyimpanan produk. Setiap kejadian losses produk
merupakan kerugian bagi perusahaan, dan akan ditagihkan ke handling
agent sesuai kontrak yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak.
Losses produk dapat digolongkan dalam dua tipe, yaitu:

a. Accountable losses produk


Adalah losses produk yang dapat dihitung dengan faktor-faktor
penyebab sebagai berikut:
- Penguapan;
- Kebocoran tangki;
- Tumpahan minyak;
- Drainage losses;
- Tank cleaning;
- Kebocoran pompa (pump leakage).

3-56
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

b. Unaccountable losses produk


Adalah losses produk yang tidak dapat dihitung yang termasuk
unaccountable losses sebagai berikut:
- Kesalahan ukur ketinggian cairan minyak/air, density atau specific
gravity (SG), dan temperatur,
- Kesalahan perhitungan dalam menggunakan tabel ASTM,
- Ketidaksempurnaan peralatan yang dapat mengakibatkan adanya
losses yang tidak terdeteksi,
- Human error lainnya.

3.4.1 Prosedur Penanganan Losses Produk

3.4.1.1 Pencegahan losses produk

Losses produk dapat diminimalkan melalui:


a. Memilih teknologi tepat guna:
- Sudah terbukti kehandalan dan keakuratannya,
- Memenuhi standar metrologi dan standar internasional (terkalibrasi),
- Mudah dalam mengoperasikan dan memeliharanya,
- Local support dan suku cadang terjamin.
b. Otomatisasi pada Sistim Pengukuran dan Pengisian:
- ATG, automatic bottom loading untuk menghindari human error
dengan sistem fully supervised oleh komputer,
- Bersifat online dan traceable, peralatan handal dan teruji di
lapangan,
- Cara pengoperasian yang mudah, proses pengisian yang cepat dan
tepat.
c. Komputerisasi alat perhitungan
- Meningkatkan efisiensi, akurasi dan konsistensi,
- Integrasi sistem dilakukan secara tepat dan teliti.
d. Manajemen sistem dynamic measurement (metering sistem):
- Manajemen mutu dalam desain, integrasi konstruksi dan instalasi,
- SOP dalam pemeliharaan dan pengoperasian,
3-57
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

- Peningkatan mutu SDM dengan melakukan training dan magang.

3.4.1.2 Penanganan losses

Penanganan losses produk dengan mempertimbangkan:


a. Site VHS harus melakukan penanganan losses produk secara ketat
dan berkesinambungan untuk menaikkan tingkat produktivitas dan
efisiensi;
b. Penanganan losses produk harus didukung dengan sistem dan
prosedur yang jelas batasannya sesuai kontrak;
c. Penghitungan losses produk menggunakan formula yang sudah
ditentukan dengan batasan toleransi sebagai angka transaksi
(serah-terima) per B/L (setiap 1 B/L berisi 1 komoditas produk). Untuk
layanan Franco, perhitungan losses produk per shipment, sedangkan
untuk layanan VHS, perhitungan losses dilakukan setiap periode.
Formula perhitungan losses merujuk pada bagian 3.4.4.
d. Setiap losses yang terjadi atau melebihi batasan toleransi akan
dilakukan klaim oleh PERTAMINA kepada handling agent sesuai
kontrak yang disepakati antara kedua belah pihak.

3.4.2 Pengawasan losses

Pengawasan losses/selisih kurang produk dalam hal ini meliputi


pengawasan losses pada operasi penerimaan, penimbunan, dan
penyaluran/pembongkaran BBM. Selisih kurang produk perlu
dikendalikan agar tidak melebihi batas toleransi yang telah ditetapkan.
Di dalam melaksanakan pengawasan diperlukan suatu prosedur
sehingga terdapat keseragaman baik dalam sistem maupun peralatan
yang digunakan.

3-58
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

3.4.2.1 Pengawasan losses pada penerimaan dan


penyaluran/pembongkaran

Pengawasan losses ini berlaku pada operasi penerimaan dan


penyaluran/pembongkaran melalui moda transportasi laut/sungai atau
darat.

3.4.2.1.1 Prosedur pengawasan

a. Setiap pimpinan site VHS bertanggung jawab melakukan


pengawasan secara terus menerus atas kerugian minyak baik operatif
maupun administratif;
b. Dalam melaksanakan pengawasan diperlukan perhatian terhadap:
- Prosedur operasi penerimaan dan penyaluran/pembongkaran BBM,
- Ketersediaan alat ukur standar dan terkalibrasi,
- Pembinaan kemampuan SDM dalam pengetahuan dan keterampilan
proses pengukuran dan perhitungan arus minyak standar,
- Prosedur pembukuan arus minyak,
- Investigasi penyebab dan penanggulangan atas losses yang
melebihi toleransi.
c. Pembuatan dokumen yang menyangkut penerimaan dan
penyaluran/pembongkaran BBM harus dilakukan secara seksama dan
sistematis;
d. Tidak dibenarkan melakukan penerimaan, penyaluran/pembongkaran
ketika tangki timbun yang sedang beroperasi;
e. Jika terjadi keadaan darurat harus melakukan penerimaan,
penyaluran/pembongkaran pada tangki timbun yang sedang
beroperasi, maka harus dilakukan tindakan sebagai berikut:
- Pelaksanaan penerimaan, penyaluran/pembongkaran tanker harus
dihentikan sementara,
- Dilakukan pengukuran dan perhitungan volume produk yang telah
diterima pada tangki tersebut untuk didokumentasikan,
- Dilakukan pengukuran dan perhitungan sisa volume produk yang

3-59
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

masih terdapat dalam tanker untuk dicatat pada compartment


logsheet,
- Dilakukan perhitungan selisih lebih/kurang penerimaan sementara.
f. Jika jumlah penerimaan produk terdapat selisih melebihi batas
toleransi yang ditetapkan dalam kontrak, maka pimpinan handling
agent diharuskan mengadakan investigasi yang seksama.

3.4.2.1.2 Selisih penerimaan, letter of protest, dan query cargo bulk


discrepancy

a. Selisih kurang yang terjadi pada operasi penerimaan merupakan selisih


antara angka penerimaan di lokasi dibanding dengan angka pada
B/L dalam satuan yang sama;
b. Selisih kurang yang terjadi pada operasi penyaluran/pembongkaran
merupakan selisih antara angka pada B/L dengan angka
penerimaan di lokasi dalam satuan yang sama;
c. Pengawasan losses mempertimbangkan:
- Pengukuran dan perhitungan yang dilakukan terhadap losses harus
dilakukan oleh petugas/pekerja yang kompeten,
- Pada layanan VHS, pemeriksaan fisik (jumlah produk dalam satuan
volume) dilakukan melalui 2 cara, yaitu Product Stock Calculation
setiap hari oleh operator site VHS dan dilaporkan melalui sistem,
dan Stock Opname satiap satu bulan oleh operator site VHS dan
dilaporkan pada S&D, Finance, dan IFM,
- Untuk penerimaan, penyaluran/pembongkaran melalui moda
angkutan air yang sering mengalami permasalahan terhadap
terjadinya total losses agar dilakukan investigasi guna
menentukan corrective action (antara lain kalibrasi ulang tabel
tangki, perbaikan prosedur).

3-60
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

3.4.2.2 Pengawasan losses pada penimbunan

Losses pada penimbunan BBM harus mendapat perhatian karena


berdampak terhadap kerugian sehingga perlu dikendalikan agar tidak
melebihi batas toleransi yang telah ditetapkan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengawasan losses pada
penimbunan BBM:
a. Melakukan pengukuran level cairan di tangki timbun menggunakan
peralatan standar dan terkalibrasi;
b. Melakukan kegiatan administrasi minyak yaitu pemeriksaan fisik
(jumlah produk dalam satuan volume) di site VHS yang dilakukan
melalui 2 cara yaitu Product Stock Calculation setiap hari oleh operator
terminal VHS dan dilaporkan melalui sistem, dan Stock Opname setiap
satu bulan oleh operator terminal VHS dan dilaporkan pada S&D,
Finance, dan IFM.

3.4.3 Pemilihan dan penggunaan alat ukur

a. Alat ukur yang digunakan pada custody transfer adalah meter arus;
b. Apabila alat ukur yang digunakan mengalami kegagalan fungsi atau
berdasarkan peraturan perundang-undangan tidak dapat dipergunakan,
maka alat ukur custody transfer secara hierarki dapat
menggunakan alat ukur berikutnya yaitu ATG sebagai alat ukur
custody transfer kelas 2, kemudian sebagai alternatif terakhir baru
menggunakan manual tank gauging (manual dipping) yang terkalibrasi;
c. Khusus untuk serah terima produk yang diangkut dengan mobil
tangki/ISO tank/RTW dapat menggunakan alat ukur custody transfer
ijk bout (indeks baut tera) di mana alat transportasi tersebut harus
memenuhi persyaratan sebagai tangki ukur mobil (TUM);
d. ATG secara periodik harus dilakukan verifikasi dengan alat ukur lainnya
yang terkalibrasi untuk memastikan keakurasian pengukurannya
terjaga dengan baik;

3-61
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

e. Alat ukur yang digunakan harus memenuhi persyaratan standar dan


memiliki sertifikat kalibrasi secara periodik dari badan/instansi
berwenang;
f. Setiap kegagalan fungsi alat ukur custody transfer harus segera
dilakukan perbaikan atau penggantian pada kesempatan pertama
dengan target waktu yang ditetapkan oleh para pihak terkait.

3.4.4 Perhitungan Total Losses

Total losses BBM dihitung menggunakan formula yang sudah


ditentukan dengan batasan yang telah ditetapkan. Gain/losses dihitung
melalui tahapan sebagai berikut:
Total persediaan = stok awal + Penerimaan (3.1)

Catatan: Data penerimaan diperoleh dari B/L atau Loading Order/BPP.

(3.2)

x 100 (3.3)

3.4.5 Penanganan dan Penyelesaian Losses

Penanganan losses ini merupakan penanganan total losses


dengan
batas toleransi maksimum sesuai dengan kesepakatan dan dihitung
berdasarkan satuan yang disepakati. Apabila terjadi losses yang melebihi
batas toleransi yang disepakati, maka pihak penerima mengajukan nota
klaim yang dilengkapi dokumen pendukung.

3-62
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
4
STANDAR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

44 STANDAR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

4.1 Umum

Sistem informasi manajemen merupakan suatu sistem yang digunakan


dalam pengelolaan informasi pada suatu struktur bisnis. Sistem informasi
tersebut berguna untuk penyimpanan, kompilasi, analisis, evaluasi, dan
pelaporan data. Output yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk
melakukan pengarahan, perencanaan, dan pengambilan keputusan bagi
pimpinan.

Penerapan sistem informasi manajemen dalam layanan Franco dan VHS


tidak lepas dari usaha PERTAMINA khususnya IFM dalam peningkatan
layanan bisnis secara efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan tersebut,
penerapan sistem informasi dalam layanan Franco dan VHS perlu
didukung sumber daya manusia, perangkat keras, dan perangkat lunak
yang memadai serta terjamin keamanannya.

4.2 Kebutuhan Sistem Informasi

Kebutuhan sistem informasi adalah kebutuhan yang harus dipenuhi agar


suatu sistem dapat berjalan terdiri atas:
a. Perangkat keras (hardware) sesuai dengan kebutuhan minimal sistem
yang terdiri dari: komputer kerja (workstation), peripheral (printer,
scanner), dan perangkat keras pendukung seperti UPS;
b. Perangkat lunak legal (legal software) terdiri atas sistem operasi
(operating system = OS), antara lain: Microsoft Windows, Linux, Apple,
dan generic application programs (internet explorer, microsoft word,
excel, google chrome, mozila firefox);
c. Jaringan internet;
d. Operator komputer.

4-1
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

4.3 Kebijakan Human Resources Security

Kebijakan Human Resources Security perlu ditetapkan untuk mengatur


batasan hak, kewajiban, dan tanggung jawab dalam pengelolaan sistem
informasi manajemen bagi pekerja, kontraktor, dan pengguna lainnya,
sebagai berikut:
a. Pengaturan batasan tanggung jawab;
b. Pengaturan tenggat waktu akses;
c. Pengaturan hak akses pekerja sesuai dengan tugas dan
departemennya;
d. Pencabutan hak akses ke sistem informasi manajemen.

4.4 Panduan Aplikasi Web VHS

Panduan ini menjelaskan cara mengoperasikan Aplikasi web VHS yang


ditujukan pada handling agent selaku pengguna langsung. Input data web
VHS dilakukan oleh handling agent dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Input data Persediaan dilakukan maksimal H+1;
b. Input data Penerimaan dilakukan maksimal H+1;
c. Input data Penjualan dilakukan maksimal H+1;
d. Upload berita acara dilakukan maksimal H+5.
Beberapa menu yang akan dibahas dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Menu Aplikasi Web VHS

4-2
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

4.4.1 Diagram SOP Pengggunaan Aplikasi Web VHS

Dalam menggunakan Aplikasi Web VHS, handling agent memiliki SOP


seperti pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 SOP Aplikasi Web VHS

4.4.2 Alamat Akses, Login, dan Logout

Aplikasi web VHS dapat diakses dengan menggunakan web browser di


alamat:
a. http://intra.pertamina.com/vhs/ (Intranet);
b. https://web.pertamina.com/vhs/ (Internet).

Maka akan tampil halaman web page seperti pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Login Aplikasi Web VHS

4-3
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Setelah masuk halaman web login yang terlihat pada Gambar 4.3 langkah
kerja berikutnya:
a. Username dan password dimasukkan;
b. Company code dipilih sesuai dengan entitas masing-masing user;
c. Tombol login di-klik untuk mengakses Aplikasi web VHS;

d. Jika username dan password yang dimasukkan sudah sesuai, maka


akan masuk ke halaman utama aplikasi web VHS dengan tampilan
seperti Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Halaman Utama Aplikasi Web VHS

e. Untuk keluar dari aplikasi web VHS (logout) di-klik tombol sign out yang
terletak di pojok kanan atas seperti terlihat pada Gambar 4.5.

4-4
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Gambar 4.5 Logout Aplikasi VHS

4.4.3 Akses Persediaan

Pada menu ini terdapat dua sub menu yang bisa diakses yaitu input
persediaan dan display persediaan.

4.4.3.1 Input persediaan

Untuk masuk ke halaman input persediaan:


a. Menu persediaan dipilih;
b. Sub menu input persediaan di-klik, (penjelasan lebih lanjut lihat pada
Gambar 4.6).

4-5
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Gambar 4.6 Input Persediaan

Untuk input persediaan:


a. Pada tampilan halaman VHS input persediaan, untuk menambahkan
data persediaan dilakukan dengan mengisi semua kolom yang sudah
disediakan pada halaman tersebut;
b. Tombol add di-klik untuk menambahkan data detail persediaan apabila
sarana dan fasilitas penyimpanan lebih dari satu item (tangki, pipa,
floating storage);

4-6
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

c. Jika data persediaan sudah di-input semua, maka klik save untuk
menyimpan data persediaan, (penjelasan lebih lanjut lihat Gambar
4.7).

Gambar 4.7 Form Input Persediaan

4.4.3.2 Display persediaan

Untuk masuk ke halaman display persediaan:


a. Menu persediaan dipilih;

4-7
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

b. Sub menu display persediaan di-klik, (penjelasan lebih lanjut lihat


Gambar 4.8).

Gambar 4.8 Display Persediaan

Untuk display persediaan:


a. Halaman VHS display persediaan menampilkan data persediaan;
b. Mengisikan salah satu atau lebih kata kunci/filter pada kolom yang
tersedia akan menampilkan data persediaan;
c. Tombol search di-klik untuk memunculkan persediaan, (penjelasan
lebih lanjut lihat Gambar 4.9).

4-8
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Gambar 4.9 Form Display Persediaan

d. Dengan menggeser scroll ke arah kanan, maka tampil kolom edit dan
delete (Gambar 4.10).

Gambar 4.10 Delete dan Edit Persediaan

Langkah-langkah untuk edit dan delete data persediaan (Penjelasan lebih


lanjut lihat Gambar 4.11):
a. Tombol edit di-klik untuk mengubah data pada kolom yang tersedia,
kemudian tombol update di-klik untuk menyimpan perubahan;

4-9
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Gambar 4.11 Edit Persediaan

b. Tombol delete di-klik untuk menghapus persediaan, (penjelasan lebih


lanjut lihat Gambar 4.12).

Gambar 4.12 Delete Persediaan

Tools tambahan pada halaman display persediaan:


a. Tombol unlock pada tabel di-klik untuk unlock transaksi yang sudah
tidak bisa di-edit;
b. Tombol create di-klik untuk membuat dokumen berita acara yang harus
dicetak dan di-upload ke web VHS minimal satu kali dalam satu bulan
(akhir bulan);
c. Tombol export to excel di-klik untuk mengunduh dokumen persediaan;
d. Tombol delete all di-klik untuk menghapus lebih dari satu data
persediaan.

4.4.4 Akses Penerimaan

Pada menu ini terdapat dua sub menu yang bisa diakses yaitu input
penerimaan dan display penerimaan.

4-10
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

4.4.4.1 Input penerimaan

Untuk masuk ke halaman input penerimaan:


a. Menu pada tombol penerimaan di-klik;
b. Sub menu input penerimaan di-klik untuk menampilkan halaman VHS
input Penerimaan, (penjelasan lebih lanjut lihat Gambar 4.13).

Gambar 4.13 Input Penerimaan

Untuk input penerimaan:


a. Input data penerimaan dilakukan dengan mengisi kolom tersedia;
b. Tombol add di-klik untuk menambahkan row pada data actual receipt
(apabila penerimaan lebih dari satu storage);
c. Dokumen CQD atau dokumen penerimaan barang di-upload pada
kolom upload file;
d. Tombol save di-klik untuk menyimpan input data baru, (penjelasan lebih
lanjut lihat Gambar 4.14).

4-11
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Gambar 4.14 Form Input Penerimaan

4.4.4.2 Display penerimaan

Untuk masuk ke halaman display penerimaan:


a. Menu penerimaan dipilih;
b. Sub menu display penerimaan di-klik untuk menampilkan halaman VHS
penerimaan, (penjelasan lebih lanjut lihat Gambar 4.15).

4-12
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Gambar 4.15 Display Penerimaan

Untuk display penerimaan:


a. Mengisikan salah satu atau lebih kata kunci/filter pada kolom yang
tersedia akan menampilkan data penerimaan;
b. Tombol search di-klik untuk menampilkan data penerimaan,
(penjelasan lebih lanjut lihat Gambar 4.16).

4-13
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Gambar 4.16 Form Display Penerimaan

c. Dengan menggeser scroll ke arah kanan maka tampil kolom edit dan
delete (Gambar 4.17).

Gambar 4.17 Edit dan Delete Penerimaan

4-14
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Langkah-langkah untuk edit dan delete data penerimaan:


a. Tombol edit di-klik untuk merubah data pada kolom tersedia;
b. Tombol update di-klik untuk menyimpan perubahan, (penjelasan lebih
lanjut lihat Gambar 4.18)

Gambar 4.18 Edit Penerimaan

Tombol delete di-klik untuk menghapus penerimaan, (penjelasan lebih


lanjut lihat Gambar 4.19)

Gambar 4.19 Delete Penerimaan

Tools tambahan pada halaman display penerimaan:


a. Tombol unlock pada tabel di-klik untuk unlock transaksi yang sudah
tidak bisa di-edit;
b. Tombol export to excel di-klik untuk mengunduh dokumen penerimaan;
c. Tombol delete all di-klik untuk menghapus lebih dari satu data
penerimaan.

4.4.5 Akses Penjualan

Pada menu ini terdapat dua sub menu yang bisa diakses yaitu input
penjualan dan display penjualan.

4.4.5.1 Input penjualan

Untuk masuk ke halaman input penjualan:


a. Menu pada tombol penjualan di-klik;

4-15
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

b. Sub menu input penjualan di-klik untuk menampilkan halaman VHS


input penjualan, (penjelasan lebih lanjut lihat Gambar 4.20).

Gambar 4.20 Input Penjualan

Untuk input penjualan:


a. Input data penerimaan dilakukan dengan mengisi kolom tersedia;
b. Tombol add di-klik untuk menambahkan row pada tabel penjualan
(apabila terdapat lebih dari satu transaksi per hari);
c. Tombol save di-klik untuk menyimpan input data baru, (penjelasan lebih
lanjut lihat Gambar 4.21).

4-16
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Gambar 4.21 Form Input penjualan

4.4.5.2 Display penjualan

Untuk masuk ke halaman display penjualan:


a. Menu penjualan dipilih;
b. Sub menu display penjualan di-klik untuk menampilkan halaman VHS
penjualan, (penjelasan lebih lanjut lihat Gambar 4.22).

4-17
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Gambar 4.22 Display Penjualan

Untuk display penjualan:


a. Mengisikan salah satu atau lebih kata kunci/filter pada kolom yang
tersedia akan menampilkan data penjualan;
b. Tombol search di-klik untuk menampilkan data penjualan, (penjelasan
lebih lanjut lihat Gambar 4.23);

4-18
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Gambar 4.23 Form Display Penjualan

c. Dengan menggeser scroll ke arah kanan maka tampil kolom edit dan
delete (Gambar 4.24).

Gambar 4.24 Edit dan Delete Penjualan

Langkah-langkah untuk edit dan delete data penjualan:


a. Tombol edit di-klik untuk merubah data pada kolom tersedia. Kemudian
tombol update di-klik untuk menyimpan perubahan, (penjelasan lebih
lanjut lihat Gambar 4.25);

4-19
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Gambar 4.25 Edit Penjualan

b. Tombol delete di-klik untuk menghapus penjualan, (penjelasan lebih


lanjut lihat Gambar 4.26).

Gambar 4.26 Delete Penjualan

Tools tambahan pada halaman display penjualan:


a. Tombol unlock pada tabel di-klik untuk unlock transaksi yang sudah
tidak bisa di-edit;

b. Tombol create BA di-klik untuk membuat dokumen berita acara yang


harus dicetak dan di-upload per periode (misal: harian, mingguan,
sepuluh harian, dua mingguan, atau bulanan);
c. Tombol export to excel di-klik untuk mengunduh dokumen penjualan;
d. Tombol delete all di-klik untuk menghapus lebih dari satu data
penjualan.

4-20
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

4.4.6 Monitoring Klaim Losses

Pada menu ini terdapat empat sub menu yang bisa diakses yaitu working
losses, supply losses, klaim losses type A, dan klaim losses type B.

4.4.6.1 Working losses

Untuk masuk ke halaman working losses:


a. Menu pada tombol monitoring klaim losses di-klik.
b. Sub menu working losses di-klik untuk menampilkan halaman VHS
display working losses, (penjelasan lebih lanjut lihat Gambar 4.27).

Gambar 4.27 Working Losses

4-21
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Untuk Display Working Losses:


a. Mengisikan salah satu atau lebih kata kunci/filter pada kolom yang
tersedia akan menampilkan data working losses;
b. Tombol Search di-klik untuk menampilkan data working losses,
(penjelasan lebih lanjut lihat Gambar 4.28).

Gambar 4.28 Display Working Losses

Tools tambahan pada halaman working losses penjualan: tombol export to


excel digunakan untuk mengunduh dokumen working losses.

4.4.6.2 Supply losses

Untuk masuk ke halaman supply losses:


a. Menu pada tombol monitoring klaim losses di-klik;
b. Sub menu supply losses di-klik untuk menampilkan halaman VHS
display supply losses, (penjelasan lebih lanjut lihat Gambar 4.29).

4-22
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Gambar 4.29 Supply Losses

Untuk display supply losses:


a. Mengisikan salah satu atau lebih kata kunci/filter pada kolom yang
tersedia akan menampilkan data supply losses;
b. Tombol search di-klik untuk menampilkan data supply losses,
(penjelasan lebih lanjut lihat Gambar 4.30).

Gambar 4.30 Display Supply Losses

4-23
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Tools tambahan pada halaman supply losses penjualan: tombol export to


excel digunakan untuk mengunduh dokumen supply losses.

4.4.6.3 Klaim losses type A

Untuk masuk ke halaman klaim losses type A:


a. Menu pada tombol monitoring klaim losses di-klik;
b. Sub menu klaim losses type A di-klik untuk menampilkan halaman VHS
display klaim losses type A, (penjelasan lebih lanjut lihat Gambar 4.31).

Gambar 4.31 Klaim Losses Type A

Untuk display klaim losses type A:


a. Mengisikan salah satu atau lebih kata kunci/filter pada kolom yang
tersedia akan menampilkan data klaim losses type A;
b. Tombol search di-klik untuk menampilkan data klaim losses type A,
(penjelasan lebih lanjut lihat Gambar 4.32).

4-24
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Gambar 4.32 Display Klaim Losses Type A

4.4.6.4 Klaim losses type B

Untuk masuk ke halaman klaim losses type B:


a. Menu pada tombol monitoring klaim losses di-klik;
b. Sub menu klaim losses type B di-klik untuk menampilkan halaman VHS
display klaim losses type B, (penjelasan lebih lanjut lihat Gambar 4.33).

Gambar 4.33 Klaim Losses Type B

4-25
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Untuk display klaim losses type B:


a. Mengisikan salah satu atau lebih kata kunci/filter pada kolom yang
tersedia akan menampilkan data klaim losses type B;
b. Tombol search di-klik untuk menampilkan data klaim losses type B,
(penjelasan lebih lanjut lihat Gambar 4.34).

Gambar 4.34 Display Klaim Losses Type B

4.4.7 Upload File BA

Pada menu ini terdapat dua sub menu yang bisa diakses yaitu upload file
BA dan search file BA.

4.4.7.1 Upload file BA

Untuk masuk ke halaman upload file BA:


a. Menu pada tombol upload file BA di-klik;
b. Sub menu upload file BA di-klik untuk menampilkan halaman VHS
insert upload file BA, (penjelasan lebih lanjut lihat Gambar 4.35).

4-26
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Gambar 4.35 Upload File BA

Untuk upload file BA:


a. Mengisikan data pada kolom yang tersedia;
b. Tombol choose file di-klik untuk memilih dokumen BA yang akan di
upload;
c. Tombol upload di-klik untuk upload data dan file yang dipilih,
(penjelasan lebih lanjut lihat Gambar 4.36).

4-27
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Gambar 4.36 Form Upload File BA

4.4.7.2 Search file BA

Untuk masuk ke halaman search file BA:


a. Menu pada tombol upload file BA di-klik;
b. Sub menu search file BA di-klik untuk menampilkan halaman VHS
search file BA, (penjelasan lebih lanjut lihat Gambar 4.37).

Gambar 4.37 Search File BA

4-28
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Untuk upload file BA:


a. Mengisikan data pada kolom yang tersedia;
b. Tombol search di-klik untuk menampilkan hasil pencarian, (penjelasan
lebih lanjut lihat Gambar 4.38).

Gambar 4.38 Form Search File BA

4.4.8 Upload Data

Menu upload data digunakan untuk melakukan input data secara kumulatif
(misal: data penjualan selama satu bulan). Pada menu ini terdapat tiga
sub menu yang bisa diakses yaitu upload data persediaan, upload data
penerimaan, dan upload data penjualan.

4.4.8.1 Upload data persediaan

Untuk masuk ke halaman upload data persediaan:


a. Menu pada tombol upload data di-klik;
b. Sub menu upload data persediaan di-klik untuk menampilkan halaman
upload data persediaan, (penjelasan lebih lanjut lihat Gambar 4.39).

4-29
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Gambar 4.39 Upload Data Persediaan

Untuk upload data persediaan:


a. Tombol browse di-klik untuk memilih data yang diinginkan (data dalam
format microsoft excel dengan template yang telah ditentukan);
b. Tombol upload di-klik untuk upload data yang sudah dipilih, (penjelasan
lebih lanjut lihat Gambar Gambar 4.40).

Gambar 4.40 Form Upload Data Persediaan

4-30
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

4.4.8.2 Upload data penerimaan

Untuk masuk ke halaman upload data penerimaan:


a. Menu pada tombol upload data di-klik;
b. Sub menu upload data penerimaan di-klik untuk menampilkan halaman
upload data penerimaan, (penjelasan lebih lanjut lihat Gambar 4.41).

Gambar 4.41 Upload Data Penerimaan

Untuk upload data penerimaan:


a. Tombol browse di-klik untuk memilih data yang diinginkan (data dalam
format microsoft excel dengan template yang telah ditentukan);
b. Tombol upload di-klik untuk upload data yang sudah dipilih, (penjelasan
lebih lanjut lihat Gambar 4.42).

Gambar 4.42 Form Upload Data Penerimaan

4-31
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

4.4.8.3 Upload data penjualan

Untuk masuk ke halaman upload data penjualan:


a. Menu pada tombol upload data di-klik;
b. Sub menu upload data penjualan di-klik untuk menampilkan halaman
upload data penjualan, (penjelasan lebih lanjut lihat Gambar 4.43).

Gambar 4.43 Upload Data Penjualan

Untuk upload data penjualan:


a. Tombol browse di-klik untuk memilih data yang diinginkan (data dalam
format microsoft excel dengan template yang telah ditentukan);
b. Tombol upload di-klik untuk upload data yang sudah dipilih, (penjelasan
lebih lanjut lihat Gambar 4.44).

4-32
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Gambar 4.44 Form Upload Data Penjualan

4.4.9 Change Password

Untuk masuk ke halaman change password:


a. Menu pada tombol change password di-klik;
b. Sub menu change password di-klik untuk menampilkan halaman VHS
change password, (penjelasan lebih lanjut lihat Gambar 4.45).

Gambar 4.45 Change Password

4-33
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Untuk change password (penjelasan lebih lanjut lihat Gambar 4.46):

a. Kolom new password dan confirm new password diisi untuk melakukan
penggantian password;
b. Tombol save di-klik untuk menyimpan data password baru.

Gambar 4.46 Form Change Password

4-34
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
5
STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

55 STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA

5.1 Umum

Layanan Franco dan VHS memiliki peran strategis dalam menjamin


ketersediaan BBM di lokasi pelanggan. Selain menjamin ketersediaan
BBM, layanan Franco dan VHS juga harus dapat menjamin integritas
mutu BBM yang dikirim. Layanan Franco dan VHS selalu terkait dengan
penanganan BBM yang merupakan bahan mudah terbakar.
Terkait dengan beberapa faktor dalam pelaksanaan kegiatan layanan
Franco dan VHS tersebut, maka diperlukan suatu kegiatan terencana
untuk menjamin kelancaran layanan tersebut. Salah satu faktor utama
yang perlu mendapat perhatian adalah sumber daya manusia (SDM)
pengelola layanan Franco dan VHS. Kegiatan layanan Franco dan VHS
harus didukung dengan SDM yang kompeten dibidangnya yang dibuktikan
dengan kepemilikan sertifikat pelatihan dan jika diperlukan dapat
ditingkatkan dengan sertifikasi kompetensi personel sebagai pengakuan
formal kompetensi personel. Dalam hal diperlukan sertifikasi kompetensi
sesuai bidang masing-masing SDM yang didahului dengan pelatihan-
pelatihan yang memadai. Penyiapan SDM melalui diklat dan sertifikasi
kompetensi secara selektif juga akan meningkatkan daya saing SDM
dalam menghadapi ketatnya kompetisi tenaga kerja di era pasar bebas.

Pada bab ini, diuraikan secara detail mengenai kompetensi SDM, jenis
diklat, dan kurikulum diklat yang diperlukan dalam operasi layanan Franco
dan VHS.

5.1.1 Pelatihan Pekerja Franco dan VHS

Semua pekerja Franco dan VHS diwajibkan untuk memahami aspek


operasional dan bisnis Franco dan VHS. Mereka dapat mencapai hal ini
dengan mengikuti program pelatihan yang relevan dan dilakukan penilaian
oleh manajer terkait masing-masing.

5-1
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Pelatihan dan penilaian personel akan disediakan untuk semua pekerja


yang bekerja mengelola Franco dan VHS, terlepas dari lokasi dan status
pekerjaan mereka. Untuk dapat membantu pekerja baru dalam memahami
aspek operasional dan bisnis, direkomendasikan untuk menjalani orientasi
di setiap lokasi Franco dan VHS.

5.1.2 Analisis Kebutuhan Pelatihan

Setiap site VHS/Franco diwajibkan untuk mengisi formulir Learning Need


Analysis (LNA) dan menyampaikan rencana pelatihan para pekerjanya
yang akan diperbarui setiap tahun atau sesuai dengan kebutuhan dan
masa berlakunya sertifikasi kompetensi setiap pekerja.

Matriks evaluasi kompetensi yang merujuk pada Formulir LNA digunakan


untuk mencatat status pelatihan dan penilaian anggota staf di lokasi.

5.2 Kompetensi Kunci SDM pada Layanan Franco dan VHS

Kompetensi kunci SDM pada layanan Franco dan VHS adalah


kompetensi-kompetensi kunci yang diperlukan oleh seorang personel
dalam melakukan kegiatan layanan Franco dan VHS. Kompetensi kunci
SDM ini di susun berdasarkan hasil identifikasi lingkup pekerjaan pada
kegiatan operasional penerimaan, penimbunan, dan penyaluran.
Selanjutnya secara umum kompetensi kunci yang diperlukan oleh SDM
dalam melakukan kegiatan operasional penerimaan, penimbunan, dan
penyaluran adalah sebagai berikut:
a. Mampu menerapkan LK3 sesuai prosedur;
b. Mampu membedakan berbagai jenis produk yang dikelola;
c. Mampu melaksanakan kegiatan penerimaan, penimbunan, dan
penyaluran produk;
d. Mampu melakukan pengukuran isi cairan dalam tangki/vessel;
e. Mampu melakukan pengambilan contoh dan pengujian kualitas BBM;
f. Mampu melaksanakan kegiatan bunker loading untuk operasi ship to
ship.

5-2
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

5.3 Pengembangan Kompetensi SDM dan Program Pelatihan

Pengembangan kompetensi SDM adalah pemenuhan terhadap


kesenjangan kompetensi SDM dan/atau pengembangan SDM dalam
melaksanakan kegiatan operasi penerimaan, penimbunan, dan
penyaluran pada layanan Franco dan VHS. Pemenuhan terhadap
kesenjangan kompetensi SDM ini dilakukan melalui beberapa program
pelatihan dan jika diperlukan sertifikasi kompetensi personel. Program-
program pelatihan dalam rangka pemenuhan kesenjangan kompetensi ini
disusun berdasarkan identifikasi kompetensi SDM layanan Franco dan
VHS pada kegiatan operasi penerimaan, penimbunan, dan penyaluran.

Program pelatihan adalah pelatihan yang diperlukan oleh SDM layanan


Franco dan VHS dalam pemenuhan kesenjangan kompetensi dan atau
pengembangan SDM. Adapun pelatihan yang diperlukan dalam
pemenuhan terhadap kesenjangan kompetensi dan/atau pengembangan
SDM sebagai berikut:
a. Kesehatan dan keselamatan kerja;
b. Pengetahuan produk BBM;
c. Operasi penerimaan, penimbunan, dan penyaluran;
d. Teknik pengukuran level cairan;
e. Teknik pengambilan contoh;
f. Metode pengujian kualitas BBM;
g. Cargo officer.

5.4 Standar Kurikulum Pelatihan

Standar kurikulum pelatihan adalah susunan dari beberapa mata diklat


yang diperlukan sesuai dengan judul pelatihan, yang terdiri atas: Judul
Diklat, Tujuan Diklat, Sasaran Diklat, Daftar Kompetensi, Prasyarat
Peserta Diklat, Jam Pelajaran, dan Struktur Program Pelatihan.

5-3
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

5.4.1 Standar Kurikulum Pelatihan K3 dalam Operasi Suplai dan


Distribusi BBM

Standar kurikulum pelatihan K3 dalam operasi suplai dan distribusi BBM


meliputi:

Judul Diklat : Pelatihan K3 dalam operasi suplai dan


distribusi BBM

Tujuan : Setelah mengikuti diklat ini peserta mampu


melaksanakan sebagai operator
keselamatan dan kesehatan kerja di
lingkungan industri migas

Sasaran : Terciptanya tenaga kerja yang kompeten


dan profesional yang bekerja sebagai
tenaga operator keselamatan dan
kesehatan kerja

Daftar Kompetensi : 1. Menerapkan Peraturan dan


Perundangan K3
2. Menerapkan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di tempat kerja
3. Menggunakan alat pelindung diri
4. Melakukan Pemadaman Kebakaran
5. Mengoperasikan peralatan pemadam
kebakaran
6. Menggunakan Self Contained
Breathing Apparatus (SCBA)
7. Melakukan pertolongan pada korban
8. Penanganan tumpahan produk
9. Pengendalian pencemaran lingkungan

Prasyarat Peserta : 1. Pendidikan minimal SMK/SLTA


2. Berbadan sehat, berkelakuan baik, dan
tidak buta warna
Waktu Diklat : Teori = 38 JP Praktik = 32 JP
Evaluasi = 2 JP
JP = Jam pelatihan @ 45 menit

Struktur program pelatihan K3 dalam operasi suplai dan distribusi BBM ini
terdiri atas 9 kompetensi dan 9 mata diklat seperti diuraikan pada Tabel
5.1.

Tabel 5.1 Struktur Program Pelatihan K3

No. Daftar Kompetensi Mata Diklat


1. Menerapkan peraturan dan Perundangan-undangan K3
perundangan K3
2. Menerapkan keselamatan dan Keselamatan dan kesehatan
kesehatan kerja di tempat kerja kerja serta
3. Menggunakan alat pelindung diri Alat pelindung diri

5-4
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

No. Daftar Kompetensi Mata Diklat


4. Melakukan pemadaman kebakaran Kimia api dan fire fighting
tecnique
5. Mengoperasikan peralatan pemadam Peralatan pemadam
kebakaran
6. Menggunakan Self Contained Breathing apparatus
Breathing Apparatus (SCBA)
7. Melakukan pertolongan pada korban P3K

8. Penanganan tumpahan produk Metode penanganan


tumpahan produk
9. Pengendalian pencemaran lingkungan Pengenadalian pencemaran
lingkungan
10. Evaluasi

5.4.2 Standar Kurikulum Pelatihan Pengetahuan Produk BBM


Judul Diklat : Pelatihan Pengetahuan Produk BBM

Tujuan : Setelah mengikuti diklat ini peserta mampu


mengetahui karakteristik dasar produk
BBM yang dikelola
Sasaran : Terciptanya tenaga kerja yang kompeten
dan profesional yang bekerja sebagai
tenaga yang mengetahui mengenai produk
yang dikelolanya.
Daftar Kompetensi : 1. Mengetahui karakteristik dasar produk
yang dikelola
2. Mengetahui apa itu MSDS
3. Mengetahui dampak yang dapat
ditimbulkan oleh produk terhadap
peralatan, manusia dan lingkungan
4. Penggunaan peralatan APD yang
sesuai

Prasyarat Peserta : 1. Pendidikan minimal SMK/SLTA


2. Berbadan sehat, berkelakuan baik, dan
tidak buta warna
Waktu Diklat : Teori = 16 JP Praktik = 9 JP
Evaluasi = 2 JP
JP = Jam pelatihan @ 45 menit

Struktur program pelatihan pengetahuan produk BBM ini terdiri atas 4


kompetensi dan 5 mata diklat seperti diuraikan pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2 Struktur Program Pelatihan Pengetahuan Produk BBM

No. Daftar Kompetensi Mata Diklat


1. Mengetahui karakteristik dasar a. Pengetahuan mengenai
produk BBM yang dikelola karakteristik produk BBM

5-5
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

No. Daftar Kompetensi Mata Diklat


2. Mengetahui apa itu MSDS b. MSDS Produk BBM

3. Mengetahui dampak yang dapat c. Dampak lingkungan akibat


ditimbulkan oleh produk BBM produk BBM
terhadap peralatan, manusia dan d. Bahaya produk BBM terhadap
lingkungan kesehatan
4. Penggunaan peralatan APD yang e. Penggunaan APD
sesuai

5. Evaluasi

5.4.3 Standar Kurikulum Pelatihan Operasi Penerimaan, Penimbunan,


dan Penyaluran
Judul Diklat : Pelatihan operasi penerimaan, penimbunan, dan
Penyaluran
Tujuan : Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu
melaksanakan penerimaan, penimbunan, dan
penyaluran produk

Sasaran : Terciptanya tenaga kerja yang kompeten dan


profesional yang bekerja sebagai tenaga
penerimaan, penimbunan dan penyaluranproduk
Daftar Kompetensi : 1. Menerapkan prosedur penerimaan produk
2. Menerapkan prosedur penimbunan produk
3. Menerapkan prosedur penyaluran produk
4. Mengetahui mengenai sarana dan fasilitas
yang digunakan serta pemeliharaan ringan

Prasyarat Peserta : 1. Pendidikan minimal SMK/SLTA


2. Berbadan sehat, berkelakuan baik, dan tidak
buta warna
Waktu Diklat : Teori = 20 JP Praktik = 18 JP Evaluasi = 2 JP
JP = Jam pelatihan @ 45 menit

Struktur program pelatihan operasi penerimaan, penimbunan, dan


penyaluran ini terdiri atas 4 kompetensi dan 4 mata diklat seperti diuraikan
pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3Struktur Program Pelatihan Operasi Penerimaan, Penimbunan,


dan Penyaluran

No. Daftar Kompetensi Mata Diklat


1. Menerapkan prosedur penerimaan a. Langkah-langkah penerimaan,
produk BBM penimbunan, dan penyaluran
produk BBM
2. Menerapkan prosedur penimbunan b. Prosedur yang harus diikuti dan
produk BBM dipatuhi
c. Penggunaan Alat pelindung diri
3. Menerapkan prosedur penyaluran
produk BBM

5-6
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

No. Daftar Kompetensi Mata Diklat

4. Mengetahui sarana dan fasilitas yang d. Mengetahui sarfas yang


digunakan serta pemeliharaan ringan digunakan dan melakukan
pemeliharaan

5. Evaluasi

5.4.4 Standar Kurikulum Pelatihan Teknik Pengukuran Level Cairan


dalam Tangki/Vessel
Judul Diklat : Pelatihan teknik pengukuran level cairan
dalam tangki/vessel
Tujuan : Setelah mengikuti diklat ini peserta mampu
melaksanakan pengukuran level cairan dalam
tangki/vessel
Sasaran : Terciptanya tenaga kerja yang kompeten dan
profesional yang bekerja sebagai tenaga
pengukur tangki
Daftar Kompetensi : 1. Mengukur level cairan dalam tangki/vessel
2. Menghitung volume terkoreksi BBM dalam
tangki/vessel
3. Menerapkan K3LL
Prasyarat Peserta : 1. Pendidikan minimal SMK/SLTA
2. Berbadan sehat, berkelakuan baik, dan
tidak buta warna
Waktu Diklat : Teori = 20 JP Praktik = 18 JP Evaluasi
= 2 JP
JP = Jam pelatihan @ 45 menit

Struktur program pelatihan teknik pengukuran level cairan dalam


tangki/vessel ini terdiri atas 3 kompetensi dan 5 mata diklat seperti
diuraikan pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4 Struktur Program Pelatihan Pengukuran Level Cairan dalam


Tangki/Vessel

No. Daftar Kompetensi Mata Diklat


1. Mengukur level cairan dalam a. Prosedur pengukuran level
tangki/vessel manual dan perhitungan volume
standar
2. Menghitung volume terkoreksi BBM b. Densitas, based sediment and
dalam tangki/vessel water, dan water content
c. Metode sampling
d. Perhitungan Arus Minyak
Korporat
3. Menerapkan K3 LL e. K3 LL

5-7
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

No. Daftar Kompetensi Mata Diklat


4. Evaluasi

5.4.5 Standar Kurikulum Pelatihan Teknik Pengambilan Contoh


Judul Diklat : Pelatihan teknik pengambilan contoh

Tujuan : Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu


melaksanakan pengambilan contoh BBM sesuai
metode yang berlaku

Sasaran : Terciptanya tenaga kerja yang kompeten dan


profesional yang bekerja sebagai tenaga
pengambil contoh BBM
Daftar Kompetensi : 1. Menerapkan sistem mutu pengambilan contoh
2. Mengambil contoh BBM
3. Melaksanakan penanganan contoh BBM
4. Menerapkan K3LL
Prasyarat Peserta : 1. Pendidikan minimal SMK/SLTA
2. Berbadan sehat, berkelakuan baik, dan tidak
buta warna
Waktu Diklat : Teori = 16 JP Praktik = 9 JP Evaluasi = 2 JP
JP = Jam pelatihan @ 45 menit

Struktur program pelatihan teknik pengambilan contoh ini terdiri atas 4


kompetensi dan 4 mata diklat seperti diuraikan pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5 Struktur Program Pelatihan Teknik Pengambilan Contoh

No. Daftar Kompetensi Mata Diklat


1. Menerapkan sistem mutu pengambilan a. Sistem mutu
contoh
sampling
2. Mengambil contoh BBM
b. Product knowledge
3. Melaksanakan penanganan contoh BBM
c. Metode sampling

4. Menerapkan K3LL d. K3LL

5. Evaluasi

5.4.6 Standar Kurikulum Pelatihan Metode Pengujian Kualitas BBM


Judul Diklat : Pelatihan metode pengujian kualitas BBM
Tujuan : Setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat
melaksanakan pekerjaan sebagai operator
pengujian BBM yang kompeten di kalangan
industri migas

5-8
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Sasaran : Terciptanya tenaga profesional yang kompeten


dalam melakukan kegiatan pengujian kualitas
BBM
Daftar Kompetensi : 1. Menyiapkan peralatan uji
2. Melakukan pengujian visual BBM, density &
bulk water
Prasyarat Peserta : 1. Pendidikan minimal SMK/SLTA
2. Berbadan sehat, berkelakuan baik, dan tidak
buta warna
Waktu Diklat : Teori = 16 JP Praktik = 9 JP Evaluasi = 2 JP
JP = Jam pelatihan @ 45 menit

Struktur program pelatihan metode pengujian kualitas BBM ini terdiri atas
2 kompetensi dan 1 mata diklat seperti diuraikan pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6 Struktur Program Pelatihan Metode Pengujian Kualitas BBM

No. Daftar Kompetensi Mata Diklat

1. Menyiapkan peralatan uji BBM


2. Melakukan pengujian visual BBM, Metode uji
density & bulk water
3. Evaluasi

5.4.7 Standar Kurikulum Pelatihan Petroleum Cargo Officer


Judul Diklat : Pelatihan Petroleum Cargo Officer
Tujuan : Setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat
meningkatkan kompetensi dan tanggung jawab
Petroleum Cargo officer.
Sasaran : Terciptanya tenaga profesional yang memenuhi
persyaratan sertifikasi yang dikenal secara
international dari organisasi-organisasi/asosiasi-
asosiasi maupun pengguna jasa yang terkait
dengan aktivitas terminal tanker

Daftar Kompetensi : 1. Melakukan kegiatan general precaution dan


safety selama kegiatan cargo operation
maupun upaya pencegahan polusi
2. Melakukan persiapan mooring – unmooring
atau ship to ship
3. Melakukan prosedur operasional kegiatan
persiapan mooring, loading–unloading, hose
handling
4. Melaksanakan proses serah-terima minyak
5. Melakukan perhitungan isi minyak dengan
menggunakan Metering
6. Melakukan verifikasi pengukuran dan
perhitungan komoditas cair (minyak mentah
dan BBM)

5-9
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Prasyarat Peserta : 1. Pendidikan minimal D3/S1


2. Berbadan sehat, berkelakuan baik, dan tidak
buta warna

Waktu Diklat : Teori = 39 JP Praktik = 10 JP Evaluasi = 2 JP

Struktur program pelatihan petroleum cargo officer ini terdiri atas 6


kompetensi dan 6 mata diklat seperti diuraikan pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7 Struktur Program Pelatihan Petroleum Cargo Officer

No. Daftar Kompetensi Mata Diklat


1. 1. Melakukan kegiatan General precaution Safety in Tanker Terminal &
dan safety selama kegiatan cargo STS
operation maupun upaya pencegahan
polusi
2. Melakukan persiapan mooring – unmooring Mooring Equipment
atau ship to ship
3. Melakukan prosedur operasional kegiatan Operating Procedures
persiapan mooring, loading–unloading,
hose handling
4. Melaksanakan proses serah-terima minyak Operating Procedures

5. Melakukan perhitungan isi minyak dengan Metering system


menggunakan Metering
6. Melakukan verifikasi pengukuran dan Practical Cargo Calculation
perhitungan komoditas cair (minyak
mentah dan BBM)
7. Evaluasi

5.4.8 Tenaga Instruktur

Instruktur yang mengampu modul pelatihan di atas harus mendapatkan


persetujuan dari PERTAMINA IFM. Instruktur diuji dan dinilai
kompetensinya setelah mereka berhasil menyelesaikan pelatihan tertentu.
Calon instruktur adalah para pekerja PERTAMINA IFM ataupun afiliasinya
yang dipilih oleh perusahaan handling agent dengan mempertimbangkan
usulan dari perusahaan terkait untuk mengikuti pelatihan sebagai trainer.

5.4.9 Sertifikasi Kompetensi Personel

Penguasaan kompetensi dalam layanan Franco dan VHS adalah bukti


terkini dalam melaksanakan kegiatan operasi penerimaan, penimbunan,
dan penyaluran/pembongkaran pada Layanan Franco dan VHS. Dalam

5-10
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

beberapa kasus yang dipengaruhi oleh faktor tuntutan konsumen, faktor


komersial, dan faktor teknis lainnya dimungkinkan dilakukannya sertifikasi
kompetensi personel.

Sertifikasi personel ini dilakukan oleh sebuah Lembaga Sertifikasi Profesi


(LSP) yang telah terdaftar resmi di Badan Nasional Sertifikasi Profesi
(BNSP). Jika diperlukan sertifikasi personel maka sertifkasi yang
diperlukan dalam lingkup kegiatan Layanan Franco dan VHS berdasarkan
identifikasi kompetensi kunci seperti diuraikan diatas dapat dilaksanakan
di LSP seperti pada Tabel 5.8

Tabel 5.8 Daftar Lembaga Sertifikasi Profesi


Lembaga Sertifikasi
No Jenis Sertifikasi Profesi Alamat LSP
Profesi (LSP)
1 Keselamatan Dan a. LSP PPT “Migas” Jl. Sorogo No. 1 Cepu, Jawa
Kesehatan Kerja (K3) Tengah

b. LSP MIGAS Jl. Buncit Raya No. 3 B


Jakarta Selatan

c. LSK-K3 ICCOSH Graha Sucofindo Lt. 15, Jl.


Raya Pasar Minggu 34,
Jakarta

d. LSP K3 Indonesia Jl. Jend. Ahmad Yani No.


69-70, Cempaka Putih,
Jakarta Pusat
2 PPT (Petugas Pengukur LSP PPT “Migas” Jl. Sorogo No.1 Cepu, Jawa
Tangki) Tengah
3 PPC (Petugas Pengambil LSP PPT “Migas” Jl. Sorogo No.1 Cepu, Jawa
Contoh) BBM Tengah
4 LPM (Laboratorium LSP PPT “Migas” Jl. Sorogo No.1 Cepu, Jawa
Pengujian Migas) Tengah
5 Loading Master a. LSP Maritim Komplek Duta Mas
Indonesia Fatmawati , Blok C 2/6, Jl.
R.S Fatmawati No. 39,
Jakarta Selatan

b. LSP PPT “Migas” Jl. Sorogo No.1 Cepu, Jawa


Tengah

5-11
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
6
STANDAR SAFETY
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

66 STANDAR SAFETY
6
6.1 Umum

PT PERTAMINA (PERSERO) mempunyai kebijakan dan komitmen


menjalankan operasi perusahaan dengan memenuhi standar
Keselamatan, Keamanan, dan Kesehatan Kerja, serta Lindungan
Lingkungan (Health, Safety, Security, and Environment = HSSE),
sehingga memberikan rasa nyaman baik bagi pekerja, masyarakat sekitar
maupun seluruh stakeholder perusahaan. Pada dasarnya seluruh
kegiatan perusahaan selalu terkait aspek HSSE. Agar kebijakan dan
komitmen tersebut dapat terlaksana, maka perlu disusun suatu standar
untuk memberikan pedoman pelaksanaan kaidah-kaidah HSSE.
Kegiatan layanan Franco dan VHS, seperti halnya kegiatan perminyakan
lainnya, mengandung potensi bahaya, antara lain: kebakaran, keamanan,
pencemaran dan/atau gangguan terhadap kesehatan. Dengan demikian
layanan Franco dan VHS harus dikelola sesuai standar HSSE yang
berlaku dengan memperhatikan kepentingan masyarakat dan lingkungan
sekitarnya.
Manajemen PT PERTAMINA (PERSERO) sangat memperhatikan aspek
HSSE dalam setiap kegiatan operasi termasuk dalam kegiatan layanan
Franco dan VHS yang dikelola oleh handling agent, sejak rancang
bangun, konstruksi, sampai dengan tahap pengoperasiannya. HSSE
merupakan tanggung jawab semua pihak, sehingga diperlukan partisipasi
dan peran aktif manajemen, pekerja, stakeholder, dan semua pihak
terkait.

Bab ini berisi standar HSSE dalam melaksanakan kegiatan penerimaan,


penimbunan, dan penyaluran BBM serta sistem pengelolaannya agar
layanan Franco dan VHS dapat dilakukan dengan aman dan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

6-1
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

6.1.1 Keselamatan

Operasi layanan Franco dan VHS merupakan kegiatan yang berpotensi


menimbulkan bahaya diantaranya bahaya kebakaran, pencemaran, dan
bahaya kesehatan, sehingga diberlakukan peraturan khusus untuk
mencegah kecelakaan dan kebakaran. Pengusaha dan pekerja Franco
dan VHS bertanggung jawab dalam menangani, menjaga, dan mengawasi
keselamatan kerja di area kerja. Dalam site Franco dan VHS tidak
dibenarkan mengadakan kegiatan selain yang berkaitan dengan
pengelolaan BBM dan usaha penunjangnya, kecuali dengan izin khusus.
Kebersihan site Franco dan VHS beserta kelengkapannya harus selalu
terpelihara dan terjaga. Setiap ceceran minyak harus segera dibersihkan.
Dilarang membawa dan/atau menggunakan produk-produk yang mudah
menimbulkan bahaya kebakaran di site Franco dan VHS (korek api dan
lain-lain). Pemeriksaan HSSE dilakukan dengan menggunakan check list
audit (LAMPIRAN 12).

Pada site Franco dan VHS terdapat rambu-rambu keselamatan sesuai


dengan tempat dan peruntukannya, sebagai berikut:
a. Awas Sedang Bongkar BBM (saat penerimaan);
b. Dilarang Merokok;
c. Matikan Mesin Saat Pembongkaran (saat penerimaan);
d. Dilarang Menyalakan Api;
e. Dilarang Masuk Area ini Kecuali Petugas;
f. Dilarang Memotret;
g. Dilarang Mengaktifkan Handphone;
h. Gunakan Alat Pelindung Diri.

6.1.1.1 Komunikasi keselamatan kerja

Komunikasi keselamatan kerja yang efektif merupakan salah satu kunci


sukses manajemen keselamatan kerja Franco dan VHS. Komunikasi yang
efektif mempunyai peranan dan kontribusi pada terciptanya operational
excellence.
6-2
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Pimpinan site Franco dan VHS harus membangun sistem komunikasi


yang efektif di lokasi dan lingkungannya, sehingga seluruh informasi yang
terkait dengan operasional, lingkungan sekitar, dan pelanggan dapat
diperoleh dengan cepat dan akurat. Komunikasi yang dapat dilakukan
antara lain: safety meeting, safety briefing, rapat komite K3, kampanye
keselamatan kerja, customers and stakeholders relation visit, dan
pelatihan.

6.1.1.2 Mitigasi risiko dan HSE plan

Setiap handling agent layanan Franco dan VHS wajib melakukan mitigasi
risiko (LAMPIRAN 13) dan menyusun HSE plan dengan kategori risiko
tinggi.

6.1.1.2.1 Risiko (R)

Merupakan suatu nilai yang ditetapkan untuk menentukan suatu tingkatan


dampak/akibat berdasarkan keparahan yang disebabkan oleh kecelakaan
kerja, seperti diuraikan pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1 Risiko

Tidak ada cedera, kerugian biaya rendah,


Level-1 (Sangat Ringan)
kerusakan peralatan ringan.
Cedera ringan (hanya membutuhkan P3K),
Level-2 (Ringan)
peralatan rusak ringan.
Menyebabkan cedera yang memerlukan
Level-3 (Sedang) perawatan medis ke rumah sakit, peralatan rusak
sedang.
Menyebabkan cedera yang menyebabkan
Level-4 (Berat) cacatnya angota tubuh permanen, peralatan
rusak berat.
Menyebabkan kematian 1 orang atau lebih,
Level-5 (Fatal) kerusakan berat pada mesin sehingga
mengganggu proses produksi.

6.1.1.2.2 Peluang (P)

Merupakan suatu nilai yang ditetapkan untuk menentukan tingkat


frekuensi kejadian kecelakaan, seperti diuraikan pada Tabel 6.2.
6-3
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Tabel 6.2 Peluang

Level-1 (Sangat Jarang) Hampir tidak pernah terjadi

Level-2 (Jarang) Frekuensi kejadian jarang terjadi waktu


tahunan
Level-3 (Mungkin terjadi) Frekuensi kejadian sedang dalam waktu
bulanan
Level-4 (Sering) Hampir 100 % terjadi kejadian tersebut.
Level-5 (Pasti terjadi) 100 % kejadian pasti terjadi.

6.1.1.2.3 Tingkat bahaya

Merupakan hasil perkalian dari Risiko (R) dan Peluang (P) sehingga dapat
ditetapkan sebagai tingkat bahaya dari suatu pekerjaan seperti pada Tabel
6.3.

Tabel 6.3 Tingkat Bahaya

5 5 10 15 20 25
4 4 8 12 16 20
3 3 6 9 12 15
2 2 4 6 8 10
1 1 2 3 4 5
RxP 1 2 3 4 5

Tingkat Bahaya Score Keterangan

Rendah 1-4 Masih dapat ditoleransi


Sedang 5-10 Dikendalikan sampai batas toleransi
Tinggi 12-25 Pemantauan intensif &
pengendalian

6.1.1.3 Pengelolaan bahaya keselamatan kerja di tempat kerja

Setiap handling agent Franco dan VHS wajib mengelola bahaya aspek
keselamatan kerja sehingga dapat meminimalkan terjadinya insiden yang
berdampak terhadap kerugian dan citra negatif perusahaan. Pengelolaan
bahaya ini dilakukan melalui tahapan identifikasi bahaya, menyusun

6-4
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

rencana kerja atas hasil identifikasi, melaksanakan perbaikan, monitoring,


dan evaluasi atas pengelolaan bahaya, serta dokumentasi.
Identifikasi potensi ancaman dan risiko operasional Franco dan VHS ini
dilakukan melalui beberapa kegiatan, yaitu:
a. Penilaian risiko/mitigasi operasi (termasuk aspek keamanan dan
lingkungan hidup), setiap handling agent Franco dan VHS wajib
melakukan mitigasi risiko;
b. Membuat HSE plan dengan kategori risiko tinggi;
c. Laporan hasil audit dan inspeksi. Contoh format Check List Audit
seperti pada LAMPIRAN 12;
d. Data lingkungan (analisa data limbah, data air bawah tanah, dan Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL)/Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL);
e. Laporan latihan keadaan darurat;
f. Rapat aspek keselamatan dan kesehatan kerja (termasuk management
walkthrough);
g. Laporan insiden (meliputi kecelakaan, near miss, aktivitas tidak aman,
kondisi tidak aman, dan kerusakan sarfas);
h. Investigasi kecelakaan/insiden untuk mengetahui akar masalahnya;
i. Membuat data base HSSE yang meliputi kegiatan:
 Jam kerja aman,

 Accident record,

 Kegiatan HSSE, antara lain: safety talk dan safety campaign.

Berdasarkan identifikasi ancaman dan risiko, maka dapat dirancang


sistem dan fasilitas kerja yang aman bagi pekerja dan lingkungannya.
Pimpinan site Franco dan VHS harus memastikan bahwa identifikasi
ancaman dan risiko ini telah dilakukan untuk lokasinya, didokumentasikan
dan disosialisasikan kepada seluruh pekerja serta ditinjau kembali
setidaknya satu tahun sekali.

6.1.1.4 Keselamatan kendaraan ringan penumpang

Kendaraan ringan perusahaan dilengkapi dengan:


6-5
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

a. Sabuk pengaman tiga titik di setiap kursi;


b. Airbag pada 2 kursi depan;
c. Dilengkapi dengan rem ABS.

6.1.1.5 Tindakan perbaikan dan pemeliharaan sarfas keselamatan


kerja

Pimpinan site Franco dan VHS menyusun rencana tindakan perbaikan


terkait dengan operasional sehari-hari, meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Tanggal tindakan yang dilakukan;
b. Penjelasan ancaman atau informasi lain yang perlu ditanggapi;
c. Langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan;
d. Risiko yang timbul sebelum dan setelah implementasi tindakan;
e. Pihak yang bertanggung jawab dalam implementasi tindakan.
Tindakan perbaikan dan pemeliharaan sarfas keselamatan kerja
dilaksanakan untuk memastikan bahwa sarfas tersebut berada dalam
kondisi siap pakai, efektif, dan aman untuk dioperasikan. Realisasi
tindakan perbaikan ini harus dicatat secara formal dan didokumentasikan
dengan benar.

Pimpinan site Franco dan VHS harus memastikan bahwa kerusakan


sarana fasilitas HSSE dilaporkan secara rutin, sehingga rencana
perbaikan dapat dilakukan dengan cepat. Pimpinan site Franco dan VHS
harus memastikan bahwa mitra kerja yang tengah mengerjakan perbaikan
dan pemeliharaan peralatan di site Franco dan VHS telah menyadari
potensi ancaman yang timbul atas aktivitas kerja mereka. Setiap aktivitas
kerja harus mendapatkan izin kerja dari pihak berwenang.

6.1.1.6 Perizinan kerja

Lingkungan kerja dalam layanan Franco dan VHS sangat peka terhadap
kemungkinan terjadinya kecelakaan, kebakaran, atau pencemaran
lingkungan. Sehubungan dengan hal tersebut, pelaksanaan pekerjaan
inspeksi, pemeliharaan, perbaikan, atau pembangunan di site Franco dan

6-6
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

VHS harus mendapat surat izin kerja (format izin kerja seperti pada
LAMPIRAN 14). Izin kerja dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk dan
diberi wewenang dengan ketentuan:
a. Untuk lokasi di bawah 10 orang dilakukan oleh safety man/pemberi
kerja (konsumen);
b. Untuk lokasi di atas 11 orang dilakukan oleh Gas Safety Inspector
(GSI).

6.1.1.7 Organisasi keadaan darurat

Handling agent Franco dan VHS harus mempunyai Organisasi Keadaan


Darurat (OKD) yang menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan
pada saat terjadi kondisi darurat.

Pimpinan handling agent bertanggung jawab untuk menyusun, mengawal,


dan meng-update OKD masing-masing lokasinya. Penyusunan OKD ini
perlu melibatkan tenaga bantuan medis, dinas pemadam kebakaran, dan
fungsi keamanan eksternal.
OKD harus dipasang di lokasi-lokasi yang mudah terlihat oleh pekerja dan
pihak lain yang ada di site Franco dan VHS, berwarna terang, jelas dan
menggunakan bahasa Indonesia. Seluruh pekerja Franco dan VHS harus
diberikan penjelasan dan dilatih tentang OKD ini. Bilamana seorang
pekerja dibebani tugas khusus yang penting dalam OKD, seperti
pemeriksaan evakuasi gedung atau komunikasi dengan pihak-pihak
terkait, maka kepada pekerja tersebut harus diberikan pelatihan khusus
terkait dengan tugasnya. Pelatihan tersebut harus didokumentasikan.

OKD harus tetap up to date dan dapat ditinjau kembali serta diuji secara
formal setidaknya sekali dalam setahun.

6.1.1.8 Tindakan yang dilakukan pada keadaan darurat

6.1.1.8.1 Kebakaran

a. Setiap kebakaran yang terjadi di site Franco dan VHS segera


dipadamkan dengan sarana yang tersedia;
6-7
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

b. Bila kebakaran membesar segera hubungi petugas pemadam


kebakaran setempat;
c. Bila kebakaran menimpa mobil pelanggan, segera pindahkan ke tempat
yang aman, jauh dari tangki timbun;
d. Bila kebakaran menimpa tangki timbun, segera diisolir. Semua
kendaraan dikeluarkan dari site Franco dan VHS.

6.1.1.8.2 Tumpahan minyak

a. Area tumpahan minyak diisolir dan dilakukan pencegahan


luberan/aliran ke perairan umum;
b. Gunakan bahan penyerap tumpahan seperti pasir atau adsorbent;
c. Jauhkan semua sumber api dan matikan semua mesin kendaraan dan
listrik.

6.1.1.8.3 Kecelakaan

Bila terjadi kecelakaan yang menyangkut manusia segera diberi


pertolongan pertama, dan dibawa ke rumah sakit terdekat. Sedangkan
yang terkait dengan pihak pelanggan stakeholder lainnya, harus
diupayakan penyelesaian sesuai peraturan dan kesepakatan yang
berlaku.

6.1.1.9 Tindakan setelah operasi penanggulangan keadaan darurat

Komandan regu memutuskan menyatakan aman dan operasi


penanggulangan selesai dilaksanakan, selanjutnya dilakukan hal-hal
sebagai berikut:
a. Menginventarisir personel/anggota apakah terdapat korban/cedera;
b. Menginventarisir semua peralatan yang telah dipakai:
 Peralatan yang rusak atau hilang,

 Jumlah pemadam yang dipakai,

 Membersihkan dan menyusun kembali peralatan,

6-8
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

 Lokasi yang menjadi penyebab/sumber kejadian di lokalisir dan

diamankan sampai penyelidikan dinyatakan selesai.


c. Melaporkan secara tertulis sesuai prosedur LKP seperti pada bagian
6.1.1.10.

Diagram alir penanggulangan keadaan darurat seperti pada LAMPIRAN


15

6.1.1.10 Laporan kejadian penting (LKP)

Insiden terdiri atas kebakaran, kecelakaan, tumpahan minyak kondisi


keadaan darurat dengan ketentuan:
a. Setiap insiden/kejadian harus dilaporkan dalam waktu maksimal 1 X 24
jam kepada pihak terkait melalui atasan yang bersangkutan;
b. LKP ditujukan kepada pimpinan tertinggi lokasi dan tembusan kepada:
Manajer HSE MOR setempat dan IFM kantor pusat;
c. Laporan dibuat/menggunakan formulir standar laporan LKP
(LAMPIRAN 16).

6.1.1.11 Pengawasan dan laporan kinerja keselamatan kerja

Sistem manajemen keselamatan kerja memerlukan indikator untuk melihat


apakah sistem yang telah dibangun untuk mengendalikan potensi
ancaman di tempat kerja telah bekerja dengan baik. Hal ini dapat
dilakukan dengan penerapan Unit Kinerja Terpilih (UKT) aspek
keselamatan kerja lengkap dengan target yang harus dicapai, dan
dimonitor dalam interval waktu tertentu. Pimpinan site Franco dan VHS
harus mencatat dan melaporkan statistik pencapaian aspek keselamatan
kerja kepada Manajer HSE MOR setempat dan IFM kantor pusat.

6.1.1.12 Kewajiban atas insiden

Manajemen keselamatan kerja yang efektif harus dapat membangun


pemahaman akan potensi ancaman di tempat kerja dalam upaya
menurunkan risiko kerja yang dapat menimbulkan ancaman terhadap

6-9
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

masyarakat sekitar, properti, dan lingkungan. Pemahaman terhadap


potensi ancaman dapat ditingkatkan dengan menjadikan insiden sebagai
materi pembelajaran.

6.1.1.12.1 Kecelakaan

Semua kecelakaan yang terjadi harus dilaporkan oleh handling agent


kepada Manajer HSE MOR setempat dan IFM kantor pusat, dan
dilaporkan secara tertulis sesuai prosedur LKP pada bagian 6.1.1.10.
Pimpinan site Franco dan VHS bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa kecelakaan bersifat major yang terjadi di site Franco dan VHS
telah dilaporkan dan diinvestigasi oleh tim penyelidikan insiden, yang
anggotanya paling tidak berasal dari perwakilan PERTAMINA dan HSSE
area.

Untuk pengukuran kinerja, yang termasuk kategori Number of Accident


(NOA) dalam ukuran kinerja adalah kecelakaan yang menimbulkan:
a. Korban jiwa;
b. Cedera berat yang menimbulkan kehilangan 3 hari kerja atau lebih;
c. Tumpahan minyak 15 barrel atau lebih;
d. Accident di area layanan Franco dan VHS yang menyebabkan
kerusakan pada aset atau sarana pihak lainnya;
e. Kerugian 10.000 USD atau lebih.

6.1.1.12.2 Non kecelakaan

Near miss, perilaku tidak aman, kondisi tidak aman, dan insiden potensial
lain merupakan kelompok non kecelakaan yang perlu diidentifikasi karena
dapat menciptakan kesempatan untuk melakukan peningkatan kinerja
tanpa harus menunggu terjadinya kecelakaan. Pelaporan non kecelakaan
ini merupakan perangkat penting dalam manajemen keselamatan kerja
yang proaktif. Pimpinan site Franco dan VHS harus memastikan bahwa
seluruh pekerjanya memahami pentingnya pelaporan, hal-hal apa yang
harus dilaporkan, dan proses pelaporannya.

6-10
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

6.1.1.13 Alat pelindung diri

Alat pelindung diri (APD) adalah seperangkat peralatan yang dipakai atau
dipegang oleh orang yang bekerja dan dimaksudkan untuk melindungi
orang tersebut terhadap satu atau lebih risiko adanya potensi bahaya
dalam aspek kesehatan dan keselamatan kerja. APD ini dirancang bagi
tenaga kerja untuk melindungi atau mengurangi tingkat kecelakaan dan
penyakit di tempat kerja yang dihasilkan akibat adanya paparan bahaya
secara kimiawi, radiologi, fisik, elektrik, mekanik, atau bahaya lainnya.

APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga


kerja, apabila usaha secara rekayasa teknis dan administrasi tidak dapat
berjalan dengan baik. Pemakaian APD bukanlah pengganti dari kedua
usaha tersebut, namun merupakan usaha akhir.

6.1.1.13.1 Pelatihan penggunaan APD

Pimpinan site Franco dan VHS berkewajiban untuk memastikan siapapun


yang menggunakan APD di wilayahnya memahami dan menyadari
mengapa hal itu diperlukan, kapan digunakan, serta mengetahui cara
menggunakannya dengan benar.

6.1.1.13.2 Pemeliharaan APD

Pimpinan layanan Franco dan VHS harus dapat memastikan bahwa:


a. APD disimpan dengan baik dan benar jika tidak digunakan;
b. Perbaikan dan pemeliharaan APD harus mengikuti prosedur dari
pabrikan;
c. Perbaikan APD dapat dilakukan oleh para pemakai, apabila sulit agar
diserahkan kepada ahlinya;
d. Tersedia APD pengganti bila mengalami kerusakan.

6.1.1.13.3 Jenis APD

Semua pekerja harus dapat memilih dan menggunakan jenis APD sesuai
dengan potensi bahayanya. Alat pelindung diri antara lain: pelindung
6-11
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Pimpinan, pelindung mata dan muka, alat pelindung pernafasan,


pelindung pendengaran, pelindung tangan, pelindung kaki, pakaian
seragam, pelindung jatuh, dan alat pencegah tenggelam. Jenis,
persyaratan, dan penggunaan APD seperti diuraikan pada Tabel 6.4.
Beberapa contoh APD seperti pada LAMPIRAN 17.

Tabel 6.4 Penggunaan Alat Pelindung Diri


Persyaratan
Jenis Persyaratan Standar Penggunaan Contoh Merek
Ergonomi/Estetis
Seragam Kemeja - Mencegah UV yang dapat mengakibatkan - Tidak mudah robek Manajemen, visitor Tidak dapat
Lapangan Celana kanker kulit bila terus menerus - Nyaman digunakan ditentukan
- terpapar), udara dingin, debu dan kotoran - Relatif tidak panas
lainnya.
- Bahan katun minimal 60%

Terusan (Wear - Mencegah UV yang dapat mengakibatkan - Tidak mudah robek Supervisor dan Tidak Dapat
Pack) atau 2 kanker kulit bila terus menerus - Nyaman digunakan Operator ditentukan
pieces dengan - terpapar), udara dingin, debu dan kotoran - Warna terang
warna dan lainnya. dengan aksen
bahan senada - Bahan katun minimal 60% sesuai dengan
- Mengikuti standar High Visibility Vest untuk desain
bagian atas dan bawah PERTAMINA
- Mengikuti standar
PERTAMINA
High Visibility - Material reflektif - Relatif nyaman dan Visitor Reflective: 3M
Vest - Warna cerah/terang tidak panas bila
- Mudah tampak/dilihat dari latar belakang digunakan
apapun. - Warna hijau terang,
- Garis retro-reflective dengan tebal ± 5 cm kuning maupun
untuk membantu saat malam hari serta orange
membedakan antara benda dan manusia. - Dengan logo
PERTAMINA
Safety Helmet - Tahan terhadap risiko benda jatuh, benturan - Relatif nyaman Petugas yang 3M, MSA
benda lain, terkena benda panas/api, sengatan Digunakan bekerja dan tamu
listrik, kejatuhan zat kimia dan jatuh dari - Warna putih yang berkunjung di
ketinggian dilengkapi logo Area Franco dan
PERTAMINA pada VHS
bagian depan
- Untuk Tamu diberi
Tanda ‘VISITOR
With Ear Muff - Satu merek dengan safety Helmet - Relatif nyaman Pekerja di Area yang 3M
- Mengikuti standar Ear Muff digunakan terpapar kebisingan
Safety Goggles Kacamata - Lensa anti berkabut, anti silau (terpolarisasi), - Untuk penggunaan All Kings
Safety (Safety UV protection, anti gores dan dapat malam tidak boleh Protector
Glasses) meningkatkan kontras. berwarna 3M
- Bagi pengguna
kacamata
jauh/dekat
(prescription
glasses) harus
dipilih yang nyaman
dan disarankan
yang terintegrasi.
Pelindung - Melindungi seluruh muka dari terkena percikan - Mudah dan relative Dipergunakan Saat 3M
Muka (Face benda kecil, percikan benda panas, percikan nyaman digunakan pekerjaan
Shield) zat kimia berbahaya, kotoran dan debu, pengelasan,
pengaruh cahaya, dan pengaruh radiasi. penggerindaan dan
pemotongan logam di
Bengkel.

Pelindung Air putifying - Melindungi pernafasan dari atmosfer bebahaya - Mudah dan relative Dipergunakan Saat MSA, SCOTT

6-12
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Persyaratan
Jenis Persyaratan Standar Penggunaan Contoh Merek
Ergonomi/Estetis
pernafasan Respirator (Gas partikel debu, gas beracun dengan syarat tidak nyaman digunakan pekerjaan menangani
masker,dust defisiensi oksigen. - Tidak cocok Limbah B3
masker dan lain- digunakan untuk
lain) udara atmosfer
yang kurang
oksigen
Air Suplying - Melindungi pernafasan dari atmosfer bebahaya - Lebih susah - Dipergunakan MSA, SCOTT
Respirator partikel debu, gas beracun digunakan Saat pekerjaan
(SCBA, Air - Cocok digunakan menangani
Line untuk udara Confined Space
Respirator) atmosfer yang Entry
kurang oksigen - Evakuasi adanya
gas beracun

Pelindung Ear Muffs - Memiliki daya redam minimal 25 dB. Biasanya - Relatif nyaman Operasional Franco Peltor
Pendengaran maksimal hanya sampai 30 dB - dan higienis: tidak dan VHS yang 3M
dipakai bersamaan berhubungan dengan
dan terdapat opsi kebisingan (contoh:
penggantian bagian lokomotif )
luar dan sponge.
Ear Plugs - Memiliki daya redam minimal 25 dB. Biasanya - Jenis sekali pakai Hanya untuk tamu 3M
maksimal hanya sampai 27 dB dengan warna yang akan
- Bahan foam yang tidak menyebabkan iritasi mencolok (kuning berkunjung untuk
kulit, lambat terbakar dan anti lembab atau orange). area yang terpapar
kebisingan
Pelindung Nitrile Hand - Melindungi tangan dari paparan bahan bakar - Memiliki grip yang Operator Safety Jogger
Tangan Gloves penerbangan yang juga dapat berakibat iritasi baik untuk penerimaan, MSA
kulit. memegang penimbunan dan
- Melindungi tangan dari cedera akibat gesekan peralatan lain penyaluran
ringan terutama pada saat
basah
- Relatif nyaman
digunakan

Leather Hand - Melindungi tangan dari cedera gesekan - Relatif nyaman Operator Banyak
Gloves dengan benda keras digunakan penerimaan,
- Tidak licin saat penimbunan dan
basah penyaluran
Pelindung Kaki - Material bermutu tahan gesekan. - Relatif nyaman All Safety Jogger
- Tahan terhadap minyak dan pelarut digunakan Kings
- Memiliki sifat anti-static dan anti licin - Relatif ringan Red Wing
- Mempunyai baja pelindung jari yang dapat - Berwarna gelap Dll
menahan beban 90 Joule (setara 11,36 kg)
yang dijatuhkan dari ketinggian ± 50 cm.
Pelindung Full Body - Melindungi dari kemungkinan terjatuh - Relatif mudah dan Pekerja
Jatuh Harness - Biasanya digunakan pada pekerjaan pada nyaman digunakan Pemeliharaan untuk
tempat tinggi. pekerjaan pada
- Bahan anti static. ketinggian minimal
1,8 m.
Alat pencegah Personal - Melindungi dari kemungkinan tenggelam - Relatif mudah dan Pekerja louding Banyak
tenggelam flotation - PFD biasanya bergantung pada klip plastik dan nyaman digunakan unloading minyak di
devices (PFD) tali disesuaikan untuk mengamankan itu dan tanker/tongkang
tali ini harus diikat dengan aman.

Apabila konsumen mensyaratkan khusus, dipertimbangkan untuk


dipenuhi. Contohnya di lokasi konsumen tertentu, operator sekitar tangki
wajib menggunakan baju fire retardant.

6-13
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

6.1.1.14 Bahaya kebakaran di area layanan Franco dan VHS

6.1.1.14.1 Prosedur penanggulangan kebakaran

Semua pekerja layanan Franco dan VHS yang melihat/mengetahui


adanya gejala yang diduga dapat menimbulkan bahaya kebakaran atau
gejala lainnya yang dipandang dapat membahayakan kelangsungan
layanan Franco dan VHS, wajib segera dilakukan tindakan sesuai
ketentuan-ketentuan berikut:

6.1.1.14.1.1 Penanggulangan kebakaran kecil/awal

a. Pekerja yang mengetahui terlebih dahulu segera memadamkan


kebakaran dengan menggunakan alat pemadam api ringan (APAR)
terdekat yang tersedia;
b. Setelah usaha penanggulangan selesai, segera melaporkan kejadian
tersebut ke pimpinan layanan Franco dan VHS, yang kemudian
diteruskan ke manajemen handling agent dan/atau pimpinan tertinggi
setempat, serta HSSE setempat.

6.1.1.14.1.2 Penanggulangan kebakaran besar

Apabila kebakaran kecil tidak dapat ditanggulangi maka klasifikasi


kebakaran menjadi kebakaran besar. Petugas yang terdekat/mengetahui
segera memberi tanda atau teriak kebakaran sebagai tanda/isyarat bahwa
terjadi kebakaran besar dan menghubungi pimpinan.

Pimpinan site Franco dan VHS segera menghubungi tim bantuan


pemadam kebakaran setempat dan tetap membantu upaya
penanggulangan, serta mengambil tindakan-tindakan sebagai berikut:
a. Mengkoordinir usaha pemadam kebakaran;
b. Melaporkan kejadian ke PERTAMINA;
c. Mengkoordinir pelaksanaan evakuasi pekerja dan penyelamatan
dokumen/jiwa;
d. Mematikan arus listrik dan menutup semua kerangan-kerangan pipa
BBM di site Franco dan VHS;
6-14
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

e. Seluruh upaya penanggulangan dan penyelamatan selalu berkoordinasi


dengan pimpinan;
f. Apabila keadaan darurat tidak dapat ditanggulangi dengan fasilitas dan
tenaga yang ada, Pimpinan tertinggi lokasi dapat meminta bantuan dari
luar berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

6.1.1.14.1.3 Evakuasi dan penyelamatan

a. Evakuasi dimulai dari lokasi yang terbakar, pastikan tidak ada korban
jiwa;
b. Dokumen-dokumen yang penting diseleksi/dipilih untuk diselamatkan;
c. Dokumen dibawa sebatas kemampuan;
d. Semua dokumen yang berhasil diselamatkan dikumpulkan pada tempat
yang aman.

6.1.1.14.1.4 Keamanan

a. Semua kendaraan maupun orang diblokir, dilarang memasuki site


Franco dan VHS kecuali yang berkepentingan;
b. Dalam keadaan darurat semua kendaraan harus segera meninggalkan
site Franco dan VHS;
c. Prioritas bagi kendaraan diberikan kepada regu pemadam kebakaran
dan ambulans.

6.1.1.14.1.5 Regu bantuan luar

a. Bantuan dari luar dapat membantu mengatasi keadaan darurat di


lokasi;
b. Permintaan tenaga dari luar hanya dapat dilakukan atas persetujuan
pimpinan setempat.

6.1.1.14.2 Tindakan pencegahan kebakaran

Berikut tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya


kebakaran di site Franco dan VHS:

6-15
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

a. Jika terjadi kebocoran minyak, maka aliran minyak harus segera


dihentikan;
b. Jika terjadi tumpahan minyak, segera dibersihkan atau ditutupi dengan
pasir;
c. Rumput di site Franco dan VHS harus tetap pendek dan jangan
meninggalkan bahan-bahan mudah terbakar diatasnya;
d. Ditetapkan aturan dilarang merokok;
e. Aturan larangan membawa telepon selular yang tidak aman di site
Franco dan VHS dipatuhi, sesuai kebijakan telepon selular yang
berlaku;
f. APD digunakan di site Franco dan VHS sesuai kebijakan APD yang
berlaku;
g. Drum produk yang tutupnya telah terbuka dikosongkan;
h. Semua peralatan diperiksa dan dipelihara dengan baik, khususnya
yang berhubungan dengan kelistrikan.

6.1.1.14.3 Pelaporan kebakaran

a. Kejadian kebakaran harus segera dilaporkan kepada PERTAMINA


terdekat sesuai prosedur melalui telepon;
b. Setiap kejadian kebakaran harus dilaporkan secara tertulis kepada
PERTAMINA dengan LKP dalam waktu 1 X 24 jam.

6.1.1.14.4 Peralatan pemadam kebakaran

6.1.1.14.4.1 Jenis alat pemadam kabakaran

a. APAR
Yang termasuk jenis APAR antara lain jenis karbon dioksida, jenis
bubuk kimia kering, dan jenis busa.
b. Sistem sprinkler
Sistem sprinkler terdiri atas rangkaian pipa yang dilengkapi dengan
discharge nozzle yang kecil (sering disebut sprinkler head). Jika terjadi
kebakaran, panas api akan melelehkan sambungan solder atau
6-16
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

memecahkan bulb, kemudian sprinkler head akan mengeluarkan air.


c. Sistem penyemburan air
Sistem penyembur air digunakan untuk memproteksi bahaya khusus
dimana diperlukan air dalam jumlah besar untuk pendinginan. Sistem
ini dimaksudkan untuk memproteksi tangki dan bangunan. Pada sistem
ini nozzle terbuka dan air akan keluar melalui nozzle dengan pola
pancaran yang berbentuk lurus ataupun kerucut penuh dengan butiran
halus.
d. Sistem pemadam dengan busa
Sistem busa ini digunakan untuk bahaya yang khusus berkaitan
dengan cairan mudah terbakar, misalnya dalam tangki timbun
dilengkapi dengan sistem pemadam tetap.
e. Sistem pipa tegak dan slang (stand pipe system)
Stand pipe system adalah suatu sistem pipa penyalur air pemadam
yang dilengkapi dengan sambungan selang pemadam. Sistem ini
dipasang pada suatu bangunan dan area terbuka. Metode penyaluran
air pemadam dapat secara manual atau otomatis.
f. Pompa pemadan kebakaran
Pompa pemadam kebakaran dilengkapi dengan perlengkapan pipa
inlet dan pipa outlet yang jumlah dan tekanannya mampu untuk
menanggulangi kebakaran. Pompa dapat digerakkan secara manual
atau otomatis.

6.1.1.14.4.2 Ketersediaan media pemadam

Di site Franco dan VHS harus tersedia alat pemadam kebakaran yang
siap pakai dalam jumlah yang cukup sesuai kebutuhan menurut petunjuk
petugas HSSE PERTAMINA. Jenis media pemadam antara lain: air
pemadam, busa, tepung kering (dry chemical powder), CO2 (karbon
dioksida).

6-17
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

6.1.1.14.4.3 Penempatan alat pemadam kebakaran api ringan

Alat pemadam kebakaran harus ditempatkan pada lokasi yang telah


ditentukan. Tidak dibenarkan memindahkan atau mengganti alat tanpa izin
petugas setempat.

6.1.1.14.4.4 Pemeriksaan dan pengujian APAR

Alat pemadam harus diperiksa setiap tahun dua kali, yaitu 6 bulan sekali
dan 1 tahun sekali oleh petugas yang berwenang. Hasil dan tanggal
pemeriksaan harus dicantumkan pada tabung pemadam. Pemeriksaan
visual dilakukan tiap bulan oleh tim internal.
Pemeriksaan visual adalah untuk melihat bahwa alat pemadam berada di
tempat yang tidak terhalang dan dapat terlihat dengan jelas.

6.1.1.14.4.4.1 Pemeriksaan visual alat pemadam

Pemeriksaan visual alat pemadam meliputi:


a. Memastikan alat pemadam berada pada tempatnya;
b. Bila alat pemadam terpakai atau diambil untuk perawatan, alat
pemadam api sebagai penggantinya harus ditempatkan;
c. Pemeriksaan ini juga untuk meyakinkan bahwa alat pemadam api
sesuai dengan bahaya sekitarnya;
d. Memastikan bahwa jalan menuju dan pandangan ke alat pemadam
tersebut tidak terhalang;
e. Memastikan bahwa cara pengoperasian alat pemadam terlihat jelas;
f. Memastikan bahwa petunjuk tekanan berada pada batas normal. Bila
jarum tidak menunjukkan batas normal, alat pemadam harus diganti;
g. Setiap diketahui ada kerusakan fisik, karat, atau slang pecah harus
segera diganti.

6-18
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

6.1.1.14.4.4.2 Pemeriksaan jangka 6 (enam) bulan

a. Berisi atau tidaknya tabung, berkurang atau tidaknya tekanan dalam


tabung, rusak atau tidaknya segi pengaman cartridge atau tabung
bertekanan dan mekanik penembus segel;
b. Bagian-bagian luar dari tabung tidak boleh cacat termasuk handle dan
label harus selalu dalam keadaan baik;
c. Mulut pancar tidak boleh tersumbat dan pipa pancar yang terpasang
tidak boleh retak atau menunjukan tanda-tanda rusak;
d. Untuk alat pemadam api ringan jenis busa diperiksa dengan cara
mencampur sedikit larutan sodium bikarbonat dan aluminium sulfat
diluar tabung, apabila cukup kuat, maka alat pemadam api ringan
tersebut dapat dipasang kembali;
e. Untuk alat pemadam api jenis karbon dioksida (CO2) harus diperiksa
dengan cara menimbang serta mencocokkan beratnya dengan berat
yang tertera pada alat pemadam api tersebut, apabila terdapat
kekurangan berat sebesar 10% tabung pemadam api itu harus diisi
kembali sesuai dengan berat yang ditentukan.

6.1.1.14.4.4.3 Pemeriksaan jangka 12 (dua belas) bulan

Pemeriksaan jangka 12 (dua belas) bulan selalu memeriksa bagian-


bagian luar dari tabung tidak boleh cacat termasuk handle dan label harus
selalu dalam keadaan baik.
a. Jenis cairan dan busa dilakukan pemeriksaan dengan membuka tutup
kepala secara hati-hati dan dijaga supaya tabung dalam posisi berdiri
tegak, kemudian diteliti sebagai berikut:
 Isi alat pemadam api harus sampai batas permukaan yang telah

ditentukan,
 Pipa pelepas isi yang berada dalam tabung dan saringan tidak boleh

tersumbat atau buntu,

6-19
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

 Ulir tutup kepala tidak boleh cacat atau rusak, dan saluran

penyemprotan tidak boleh tersumbat,


 Peralatan yang bergerak tidak boleh rusak, dapat bergerak dengan

bebas, mempunyai rusuk atau sisi yang tajam dan bak gasket atau
packing harus masih dalam keadaan baik,
 Gelang tutup kepala harus masih dalam keadaan baik,

 Bagian dalam dan alat pemadam api tidak boleh berlubang atau

cacat karena karat,


 Untuk jenis cairan busa yang dicampur sebelum dimasukkan

larutannya harus dalam keadaan baik,


 Untuk jenis cairan busa dalam tabung yang dilak, tabung harus

masih dilak dengan baik,


 Lapisan pelindung dan tabung gas bertekanan, harus dalam
keadaan baik,
 Tabung gas bertekanan harus terisi penuh sesuai dengan
kapasitasnya.
b. APAR tepung kering (dry chemical), dilakukan pemeriksaan dengan
membuka tutup kepala secara hati-hati dan dijaga supaya tabung
dalam posisi berdiri tegak dan kemudian diteliti menurut ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:
 Isi tabung harus sesuai dengan berat yang telah ditentukan dan

tepung keringnya dalam keadaan tercurah bebas tidak berbutir,


 Ulir tutup kepala tidak boleh rusak dan saluran keluar tidak boleh

buntu atau tersumbat,


 Peralatan yang bergerak tidak boleh rusak, dapat bergerak dengan

bebas, mempunyai rusuk dan sisi yang tajam,


 Gelang tutup kepala harus dalam keadaan baik,

 Bagian dalam dan tabung tidak boleh berlubang-lubang atau cacat

karena karat,
 Lapisan pelindung dari tabung gas bertekanan harus dalam keadaan

baik,
6-20
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

 Tabung gas bertekanan harus terisi penuh, sesuai dengan


kapasitasnya yang diperiksa dengan cara menimbang.

6.1.1.14.4.4.4 Pengujian APAR

Tujuan dari pengujian APAR adalah untuk memastikan bahwa alat


pemadam api dapat beroperasi dengan baik dan bukan merupakan
sumber bahaya bagi operator/pemakainya maupun orang lain
disekitarnya. Pengujian terhadap tabung APAR harus dilakukan dengan
pengujian air bertekanan16. Hasil inspeksi, hasil tes, dan pemeliharaannya
harus didokumentasikan.

6.1.1.15 Proteksi peralatan listrik di daerah berbahaya

Peralatan listrik yang digunakan pada daerah berbahaya harus memiliki


proteksi tahan ledakan yang memadai sesuai kategori zona daerah
berbahaya yang berlaku.17 Jenis proteksi peralatan listrik yang digunakan
pada daerah berbahaya adalah sebagai berikut:
a. Ex i = Intrinsically Safety;
b. Ex d = Flame Proof;
c. Ex p = Pressurization safety;
d. Ex n = Non-spark type safety;
e. Ex e = Increased safety;
f. Ex o = Oil-immersed safety;
g. Ex s = Special safety;
h. Ex q = Powder-filled safety.

6.1.1.15.1 Proteksi peralatan listrik di zona 0 (nol)

Peralatan listrik seharusnya tidak diperbolehkan untuk area zona 0. Jika


hal ini tidak mungkin dihindari maka peralatan atau rangkaian dengan

16
Mengacu Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: PER.04/MEN/1980 tentang Syarat-
Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
17
Daerah berbahaya mengacu pada CEI/IEC 60079-10, 2002, Clasification of Hazardous Area, International
Electrotechnical Commission.

6-21
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

proteksi Ex i (ia atau ib) boleh diaplikasikan. Sebagai contoh, tidak


seharusnya peralatan transformator daya, motor listrik, lampu
penerangan, panel daya, dan kontrol listrik, dapat diaplikasikan di area
zona 0, kecuali peralatan ini mempunyai proteksi Ex i (ia atau ib).

6.1.1.16 Pemeriksaan keliling lokasi (Management Walk Through)

Manajemen handling agent layanan Franco dan VHS harus menjalankan


peran penting dalam memantau site Franco dan VHS dan mengidentifikasi
ancaman potensial yang kemungkinan timbul. Langkah terbaik untuk
menjalankan hal ini adalah dengan pemeriksaan mengelilingi site Franco
dan VHS. Deteksi dini terhadap adanya potensi permasalahan akan
membangun kesadaran di antara para pekerja dan kecelakaan kerja dapat
dihindari. Pemeriksaan keliling ini harus dilakukan minimal sekali dalam
enam bulan di beberapa lokasi secara random dan hasilnya
didokumentasikan.

Seluruh staf site Franco dan VHS harus terlibat dalam pemeriksaan
keliling ini. Manajemen harus memberi pengarahan cara mengidentifikasi
potensi ancaman dan bagaimana melaporkannya.

6.1.2 Kesehatan Kerja

6.1.2.1 Standar pengelolaan kesehatan minimum

Dalam menjamin kesehatan pekerja di site Franco dan VHS agar


senantiasa berada pada tingkat kesehatan yang prima diperlukan suatu
standar pengelolaan kesehatan. Standar pengelolaan kesehatan minimum
yang harus dilaksanakan oleh seluruh pekerja di site Franco dan VHS
sebagai berikut:

6.1.2.1.1 Pelaporan penyakit akibat kerja

Penyakit akibat kerja adalah segala kondisi abnormal pada kesehatan


pekerja yang diakibatkan oleh aktivitas kerja. Semua insiden yang
merupakan penyakit akibat kerja dan segala sesuatu yang berpotensi
6-22
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

menjadi penyakit akibat kerja harus didokumentasikan dan dilaporkan oleh


handling agent Franco dan VHS kepada PERTAMINA dengan tembusan
HSSE. Bila diperlukan, untuk memastikan suatu insiden merupakan
penyakit akibat kerja diperlukan pertimbangan dari fungsi kesehatan.

6.1.2.1.2 Kelengkapan produk BBM

Material safety data sheets (MSDS) harus ada untuk semua produk BBM
yang ditangani pada layanan Franco dan VHS. MSDS harus mudah
diakses oleh semua pihak yang membutuhkan serta ditulis dalam bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris. Semua operator harus memahami tujuan
MSDS serta jenis informasi yang terkandung didalamnya. Contoh MSDS
seperti pada LAMPIRAN 18.

6.1.2.1.3 Fit to work (Kebugaran di tempat Kerja)

a. Melakukan Medical Check Up (MCU) setiap periode yang telah


ditentukan;
b. Pemeriksaan kesehatan khusus dilakukan pada pekerjaan tertentu
(misal: terpapar benzena dan kebisingan);
c. Umur maksimal 55 tahun;
d. Setiap periode tertentu dilakukan uji bebas narkoba secara mendadak.
e. Buta warna (diperiksa ulang setiap 10 tahun);
f. Cacat dan kelemahan apapun yang bisa mengurangi kemampuan
untuk menangani serta mengangkat peralatan, misal: mengangkat
hose;
g. Penyakit atau kondisi apapun di mana bisa mempengaruhi kemampuan
untuk mengemudi atau mengendalikan kendaraan dengan aman.

6.1.2.2 Bahaya tertentu bagi kesehatan pekerja

Seluruh pekerja Franco dan VHS harus memahami faktor-faktor potensial


yang dapat mengganggu atau bahkan membahayakan kesehatan pada
saat melakukan pekerjaan, sehingga pekerja Franco dan VHS dapat

6-23
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

mengambil langkah antisipasi untuk meminimalisasi ancaman bahaya


tersebut diantaranya adalah:
a. Kebisingan18
Untuk mengukur tingkat kebisingan digunakan alat Sound level meter.
Nilai ambang batas kebisingan di tempat kerja adalah 85 dB selama 8
jam per hari atau 40 jam per minggu.
b. Terpapar produk BBM
Terpapar Produk-produk BBM yang berkepanjangan dan berulang-
ulang dapat merugikan kesehatan. Produk yang ditangani setiap hari
akan berisiko pada kesehatan apabila terjadi kesalahan penanganan,
baik sengaja ataupun tidak. Produk-produk tersebut dapat mencederai,
bila masuk ke tubuh melalui berbagai cara, antara lain: terminum atau
tertelan, terhirup uap bahan bakar saat bernafas, bersentuhan atau
bersinggungan dengan permukaan kulit atau mata, terserap kedalam
kulit, dan masuknya cairan ke dalam paru-paru.
Pertolongan pertama saat kecelakaan seperti di atas dapat dilihat pada
MSDS produk dan apabila diperlukan disarankan untuk dirujuk ke
dokter.

6.1.2.3 Kebersihan dan kerapian

a. Kebersihan di site Franco dan VHS harus selalu terjaga;


b. Oil catcher dan saluran air harus selalu dalam keadaan bersih dan
lancar serta berfungsi dengan baik;
c. Harus disediakan bak sampah yang mencukupi;
d. Tanaman penghijauan harus selalu terpelihara dan terawat;
e. Ruang peraga, toilet, dan kamar mandi harus selalu dalam keadaan
baik dan bersih.

18
Mengacu pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transimgrasi Nomor 13 Tahun 2011 tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja.
6-24
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

6.1.3 Keamanan

Pimpinan site Franco dan VHS bertanggung jawab atas keamanan aset
dan semua kegiatan operasional didalamnya. Sistem pengelolaan
keamanan yang diterapkan tergantung pada kondisi operasi setempat.
Tindakan pencegahan gangguan keamanan yang dapat dilakukan dengan
menggunakan antara lain pos sekuriti, satu pintu masuk dan keluar, patroli
internal, pagar pengaman, lampu sorot, CCTV, petugas keamanan
kontrak, dan bantuan tenaga pengamanan dari aparat keamanan luar
(Polri dan TNI).
Keamanan harus dikelola menurut standar keamanan PT PERTAMINA
(PERSERO) dan atau konsumen terkait. Apabila standar keamanan
konsumen lebih rendah dari PERTAMINA (hasil asesmen HSSE),
handling agent harus melakukan tindakan-tindakan proteksi dengan
menambah personel keamanan khusus atau penambahan kompetensi
personel keamanan (sekuriti).
Pimpinan site Franco dan VHS berhak menolak masuk siapapun dan
apapun yang perilakunya mengganggu keamanan dan kepentingan
perusahaan, serta mencegah akses bagi orang–orang yang tidak
berkepentingan untuk melakukan pencurian minyak dan aset, kontaminasi
minyak dan penggunaan peralatan untuk kegiatan ilegal. Pimpinan site
Franco dan VHS menetapkan sistem pemberian izin masuk yang diatur
dalam prosedur yang disesuaikan dengan kondisi setempat dan
menyediakan buku tamu yang harus diisi (tanggal, nama pengunjung,
keperluan, waktu tiba dan waktu keluar) oleh semua orang yang
mengunjungi lokasi.

6.1.3.1 Petugas keamanan

Pimpinan site Franco dan VHS memastikan kesiapan dan kecukupan


petugas keamanan dan sarana prasarananya. Persyaratan minimal yang
harus dimiliki oleh petugas keamanan di site Franco dan VHS adalah telah
mengikuti pelatihan sekuriti yang diselenggarakan oleh lembaga yang
6-25
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

berwenang. Petugas sekuriti juga harus memiliki kompetensi yang terkait


dengan pengamanan aset di site Franco dan VHS yaitu pemadaman
kebakaran dan penanggulangan tumpahan minyak.

6.1.3.2 Penilaian risiko keamanan

Semua site Franco dan VHS harus memiliki penilaian risiko keamanan,
dan ditinjau oleh petugas HSSE PERTAMINA setiap periode yang
ditetapkan. Pimpinan site Franco dan VHS harus memastikan bahwa
pengelolaan keamanan telah sesuai dengan kondisi setempat, dengan
memperhitungkan setiap perkembangan dan status ancaman keamanan
pelanggan terkait.

6.1.3.3 Tindakan pengamanan

Batas-batas site Franco dan VHS harus dilindungi dengan pemagaran,


pintu gerbang, penghalang kendaraan masuk dan keluar, dan marka-
marka, kecuali:
a. Jika fasilitas berada dalam area yang cukup terlindungi dan aman, serta
penilaian risiko keamanan menunjukkan bahwa pemagaran tidak
diperlukan;
b. Jika pemagaran tidak diperbolehkan oleh pihak konsumen yang
berwenang di area tersebut.
Pintu gerbang dan penghalang yang memberi akses ke area dimana
bahan bakar ditangani harus normally closed dan hanya boleh dibuka
untuk memperbolehkan masuknya orang dan kendaraan yang berwenang.
Harus ada penerangan yang mencukupi dalam site Franco dan VHS untuk
menghindari area gelap di bagian yang kritis keamanannya.

6.1.3.4 Ruang lingkup pengamanan

Pimpinan site Franco dan VHS harus memastikan ruang lingkup


pengamanan yang harus dilakukan oleh petugas sekuriti handling agent
atau pelanggan, adalah sebagai berikut:

6-26
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

a. Memeriksa dan mengawasi orang, barang, kendaraan dan lain-lain


yang keluar masuk lokasi;
b. Melakukan patroli secara terus menerus untuk memeriksa keamanan
area yang telah menjadi tanggungjawabnya;
c. Membuka dan menutup pintu utama;
d. Melaksanakan perintah khusus antara lain: melakukan penyelidikan
suatu kasus, melakukan pengawalan dan lain-lain;
e. Melaksanakan koordinasi pengamanan dengan instansi terkait di dalam
maupun di luar lokasi.

6.1.3.5 Pemeriksaan

Setiap petugas di site Franco dan VHS harus melakukan pemeriksaan


tambahan terhadap orang dan kendaraan yang masuk dalam area
terbatas (restricted area) di layanan Franco dan VHS adalah sebagai
berikut :
a. Pemeriksaan ID Card, izin masuk, gate pass, dan segel terhadap
kendaraan mobil tangki dan petugasnya;
b. Pemeriksaan terhadap senjata api, bahan peledak, senjata tajam,
telepon selular, korek api, dan/atau barang yang menimbulkan percikan
api;
c. Pemeriksaan terhadap penggunaan APD;
d. Pemeriksaan saringan api (flame trap) pada kendaraan.

6.1.3.6 Inspeksi dan patroli keamanan

Inspeksi rutin keamanan harus dilakukan oleh pimpinan site Franco dan
VHS atau pengawas setiap bulan untuk memastikan bahwa fasilitas
keamanan berfungsi dengan benar dan situasi aman dan terkendali.
Patroli keamanan harus dilakukan oleh petugas sekuriti setiap hari untuk
memastikan bahwa situasi keamanan di seluruh site Franco dan VHS
benar-benar aman dan terkendali. Setiap pekerja harus ikut menjaga
keamanan, meskipun tugas utama ada pada petugas sekuriti.

6-27
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

6.1.3.7 Ancaman tingkat keamanan

Kesadaran atas ancaman terhadap keamanan setiap layanan Franco dan


VHS akan berbeda dan tergantung pada kondisi lokasi. Pimpinan site
Franco dan VHS harus meminta saran dari fungsi sekuriti perusahaan
atau aparat yang berwenang mengenai tingkat ancaman keamanan
setempat yang berlaku. Pimpinan site Franco dan VHS harus memastikan
bahwa semua tindakan pencegahan yang diwajibkan telah diterapkan
sesuai dengan tingkat keamanan setempat yang berlaku.

6.1.3.7.1 Penanganan terhadap ancaman bom

a. Apabila diterima ancaman bom melalui telepon, usahakan mengenali


suara dan perpanjang pembicaraan dalam telepon, dengan waktu yang
bersamaan melaporkan ke Polri/TNI setempat;
b. Petugas sekuriti melakukan tindakan awal, yaitu menyelidiki dan
mengamankan tempat kejadian, dengan cara menjaga barang yang
dicurigai (bom) dalam keadaan tidak tersentuh/tetap ditempatnya.
Pengamanan barang yang dicurigai (bom) hanya dapat dilakukan oleh
tim penjinak bahan peledak (jihandak) Polri/TNI setempat;
c. Melarang orang untuk mendekat tempat kejadian;
d. Penjinakan bom dilakukan oleh tim jihandak Polri/TNI.

6.1.3.7.2 Penanganan terhadap bencana alam atau bahaya kebakaran

Penanganan terhadap bencana alam atau bahaya kebakaran, yang


masuk kategori force majeure, pengamanan dilakukan berdasarkan
rencana tanggap darurat.

6.1.3.7.3 Penanganan terhadap tindak pidana

Sekuriti handling agent Franco dan VHS mempunyai kewenangan


terbatas untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap setiap
kasus kejahatan untuk kepentingan internal perusahaan dalam hal
tersangka adalah pekerja dan/atau mitra kerja handling agent. Apabila

6-28
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

tindak pidana melibatkan masyarakat umum maka proses perkara


selanjutnya dilimpahkan kepada pihak yang berwenang.

6.1.3.7.4 Penanganan terhadap unjuk rasa

a. Persiapan pengamanan, mengumpulkan, dan mengerahkan anggota


tenaga pengamanan untuk melakukan penjagaan dan pengamanan
lokasi;
b. Melaporkan rencana unjuk rasa kepada pimpinan site Franco dan VHS;
c. Pimpinan site Franco dan VHS melakukan koordinasi dengan Polri
setempat;
d. Petugas sekuriti dan Polri bekerjasama menjaga dan menutup pintu
keluar dan masuk site Franco dan VHS;
e. Apabila terjadi tindakan anarkis, komando pengendalian ada di Polri.

6.1.3.8 Laporan keamanan

Laporan keamanan merupakan laporan tentang masalah keamanan yang


terjadi dan dapat mengganggu kelancaran operasi di suatu lokasi.
Laporan harian merupakan laporan peristiwa dan kegiatan pengamanan di
site Franco dan VHS setiap hari, dicatat dalam logbook keamanan,
ditandatangani oleh komandan jaga atau petugas keamanan untuk
selanjutnya diperiksa dan ditandatangani oleh pimpinan site Franco dan
VHS selaku penanggung jawab lokasi.
Laporan bulanan merupakan rekapitulasi dari laporan harian peristiwa
keamanan yang dibuat dalam periode tertentu dan mencantumkan hal-hal
sebagai berikut :
a. Jumlah personel dan peralatan;
b. Peristiwa, kejadian, dan kegiatan pengamanan penting.

Untuk kejadian penting, aspek keamanan dilaporkan tersendiri.

6-29
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

6.1.4 Lindungan Lingkungan

Kegiatan operasi di site Franco dan VHS menimbulkan limbah yang


bersifat cair, gas, atau padat. Sejalan dengan kebijakan PERTAMINA
mengenai lingkungan hidup, site Franco dan VHS senantiasa berupaya
mengelola semua limbah yang timbul agar tidak menimbulkan dampak
yang membahayakan terhadap lingkungan. Pemantauan lingkungan
merupakan kewajiban bagi setiap usaha yang menjalankan proses bisnis.
Beberapa hal yang harus menjadi perhatian adalah:
a. Setiap pengusaha dan pekerja Franco dan VHS bertanggung jawab
terhadap terjaminnya kelestarian lingkungan di sekitar daerah operasi;
b. Dilarang membuang limbah minyak dan bahan berbahaya lain ke
lingkungan sekitar dan perairan umum. Saluran air harus dilengkapi
dengan oil catcher;
c. Semua tangki pendam harus dilengkapi dengan well monitoring (sumur
pantau) yang bertujuan untuk mendeteksi kebocoran minyak dari tangki
yang meresap ke dalam tanah;
d. Sumur pantau harus diperiksa setiap hari. Bila ada tanda-tanda
bocoran minyak harus segera dilaporkan kepada petugas PERTAMINA
setempat dan kebocoran harus segera ditanggulangi;
e. Laporan pemeriksaan sumur pantau harus disampaikan setiap bulan
dengan formulir terlampir kepada Wira Penjualan dengan tembusan
HSSE setempat. Contoh format pemeriksaan laporan sumur pantau
seperti pada LAMPIRAN 19;
f. Site layanan Franco dan VHS harus dilengkapi dengan tanaman
penghijauan yang sesuai;
g. Semua tumpahan/ceceran harus segera dibersihkan dengan bahan
penyerap seperti pasir atau adsorbent. Bekas/kotoran minyak harus
dibuang ke tempat yang aman;
h. Setiap kejadian tumpahan dalam jumlah besar segera dilaporkan dan
minta bantuan teknis kepada PERTAMINA terdekat;

6-30
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

i. Setiap kejadian tumpahan minyak dan pencemaran harus dilaporkan


secara tertulis.

6.1.4.1 Sumber pencemar yang mempengaruhi kualitas air

Sumber pencemaran minyak pada kegiatan layanan Franco dan VHS


yang dapat mempengaruhi kualitas air.

6.1.4.1.1 Sumber pencemaran yang disebabkan oleh tumpahan atau


ceceran minyak

a. Tank cleaning tangki timbun;


b. Draining tangki timbun;
c. Penerimaan produk melalui darat dan laut;
d. Pengisian BBM ke mobil tangki di filling shed;
e. Pelumas bekas yang tidak ditampung dan ditimbun dengan baik.

6.1.4.1.2 Sumber pencemaran yang disebabkan oleh kebocoran


minyak

a. Kebocoran tangki timbun;


b. Jalur pipa BBM yang keropos;
c. Drum BBM, pelumas, stadis, dan lain-lain.

6.1.4.2 Program pengelolaan kualitas air

Untuk mengantisipasi agar semua saluran air limbah yang keluar dari site
Franco dan VHS menuju perairan luar dapat terpantau dengan baik, maka
semua saluran air (parit atau got) keluar harus melalui oil catcher.
Kandungan limbah cair harus di bawah baku mutu lingkungan.

Oil catcher harus diupayakan agar tetap berisi air sampai batas ketinggian
sejajar dengan lantai dasar saluran air yang masuk ke oil catcher. Untuk
memantau bahwa air limbah yang memiliki kandungan minyak tersebut
tidak membahayakan kehidupan biota air, maka pada sekat dimaksud
dapat dipelihara ikan.

6-31
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Ada dua macam oil catcher yaitu: American Petroleum Institute ( API) dan
Corrugated Plate Interceptor (CPI).

6.1.4.2.1 API oil catcher

Pemisahan minyak dengan air menggunakan sistem gravitasi dan


perbedaan densitas sehingga minyak yang mempunyai densitas lebih
kecil dari air akan berada pada permukaan air. Air keluar dari peralatan
sebagai effluent, sedangkan minyak dikumpulkan mengunakan skimmer
atau talang pengumpul untuk dialirkan ke dalam penampung dan
dipompakan menuju tangki penampung slop.

6.1.4.2.2 CPI oil catcher

Separator CPI mirip dengan separator API akan tetapi pemisahan minyak
dilakukan melalui pelat-pelat (plates) yang disusun paralel. Pelat-pelat
paralel ini menyediakan media kontak luas permukaan yang besar
sehingga butir-butir minyak yang menempel pada pelat ini dapat
bergabung (coalescent) satu dengan lainnya membentuk butir minyak
yang lebih besar. Butir minyak yang telah menjadi lebih besar ini dapat
dengan mudah bergerak ke atas permukaan air. Minyak yang berhasil
dipisahkan dari air limbah akan membentuk lapisan tebal yang dengan
mudah dapat dipisahkan menggunakan oil skimmer yang selanjutnya
dialirkan menuju ke bak penampung untuk dipompakan ke tangki
penampung.

6.1.4.3 Pengendalian HSSE pada penerimaan melalui laut dan darat

Layanan Franco dan VHS yang melayani operasi penerimaan produk


melalui laut (tanker/tongkang), harus dilengkapi sarana lindungan
lingkungan sebagai berikut :
a. Oil boom, berguna untuk melokalisir daerah pencemaran;

6-32
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

b. Oil skimmer, berfungsi untuk memindahkan tumpahan minyak di


perairan ke tempat penampungan. Alat ini dimasukan ke daerah yang
telah diisolir dengan oil boom;
c. Oil dispersant, adalah bahan kimia yang berfungsi untuk menetralkan
lapisan minyak yang tipis di atas perairan menjadi partikel-partikel kecil
yang dapat tenggelam atau melayang dan menjadi sumber makanan
bagi mikroba.
Layanan Franco dan VHS yang melayani operasi penerimaan melalui
darat, diperlukan fasilitas untuk mencegah dan mengatasi pencemaran di
darat yaitu:
a. Oil adsorbent;
b. Bak berisi pasir lengkap dengan sekop dan ember;
c. Bak sampah dan sapu;
d. Oil catcher atau separator;
e. Service and cleaning car.

6.1.4.4 Pemantauan lingkungan

6.1.4.4.1 Pemantauan kualitas air

Baku mutu air pada badan air dan baku mutu air limbah ditetapkan
dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup, namun setiap Pemerintah
Daerah biasanya juga mengeluarkan baku mutu air limbah yang mengacu
kepada Keputusan Menteri tersebut. Lokasi pengambilan contoh air
limbah dilakukan pada influent dan effluent oil catcher terluar (pada kolam
yang ujung sebelum keluar ke badan air penerima).

Upaya pemantauan lingkungan dilakukan untuk memastikan kualitas air


limbah, sesuai dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
atau UKL/UPL yang telah disetujui jika ada. Jika tidak tersedia, dapat
dilakukan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

6-33
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Pemeriksaan kualitas air limbah dilakukan setiap satu bulan dengan


acuan batasan parameter yang ditetapkan pemerintah 19.

6.1.4.4.2 Pemantauan kualitas udara

6.1.4.4.2.1Kualitas udara emisi

Baku mutu emisi usaha adalah batas kadar maksimum emisi kegiatan
yang diperbolehkan masuk atau dimasukkan ke dalam udara ambien.

6.1.4.4.2.2Kualitas udara ambien20

Baku mutu udara ambien adalah ukuran batas kadar zat, energi,
komponen yang ada atau yang seharusnya ada, dan unsur pencemar
yang ditenggang keberadaannya dalam udara ambien. Pemerintah
Daerah dapat menetapkan baku mutu udara ambien yang berlaku untuk
daerah tersebut dengan ketentuan sama dengan atau lebih ketat dengan
baku mutu udara ambien nasional.

6.1.4.4.3 Pemantauan kualitas tanah dan air tanah

Layanan VHS harus mengembangkan rencana tindakan untuk melindungi


tanah dan air tanah berdasarkan kriteria berikut:
a. Pencegahan kontaminasi bagian atas tanah dan lapisan air tanah di
site VHS;
b. Pencegahan migrasi tumpahan atau air tanah yang terkontaminasi
melewati batas lokasi.
Dalam upaya mencegah kontaminasi dan migrasi tersebut diperlukan
pembuatan sumur pantau. Evaluasi berbasis risiko atas potensi
kontaminasi tanah dan air tanah harus disiapkan untuk semua layanan
VHS. Remediasi tanah dan air tanah mungkin diperlukan di site VHS
dimana kontaminasi telah terdeteksi melaui sumur pantau. Metode dan
skala waktu remediasi akan tergantung pada risiko yang berlaku pada
19
Mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2010, tentang Baku Mutu Air Limbah
Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Minyak dan Gas serta Panas Bumi
20
Mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran Udara
6-34
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

lingkungan serta penggunaan lokasi di masa depan (minimal setiap 6


bulan).
Saat dilakukan remediasi perhatian penuh harus diberikan atas kondisi
tanah dan air tanah di site VHS untuk memastikan bahwa risiko terhadap
lingkungan telah dikelola secara efektif.

6.2 HSSE pada Penerimaan BBM

Harus tersedia prosedur yang jelas untuk penerimaan produk ke dalam


tangki-tangki. Prosedur tersebut akan berbeda-beda sehubungan dengan
moda penerimaan yang dipergunakan.

6.2.1 HSSE pada Pemuatan BBM dari Titik Suplai Terminal BBM
PERTAMINA melaui Laut/Sungai

6.2.1.1 HSSE pada pemuatan BBM ke tanker/tongkang

Tempat pembongkaran/pengisian BBM menggunakan kapal tanker atau


tongkang, pengoperasiannya dilakukan oleh suatu Instansi atau khusus
PT PERTAMINA (PERSERO).
Pada kegiatan HSSE dermaga tidak boleh dimulai sebelum:
a. Nakhoda menandatangani sertifikat yang menyatakan sudah
menerima dan mengetahui peraturan-peraturan;
b. Pernyataan yang dibuat dalam bahasa yang dimengerti sudah dipasang
di tempat yang jelas di atas kapal, serta dekat dengan tangga naik
kapal.

6.2.1.1.1 Prosedur untuk penerimaan/pembongkaran BBM

a. Pimpinan site VHS atau wakilnya berkomunikasi dan bersepakat


dengan perwira kapal yang bertanggung jawab, urutan operasi,
kecepatan pompa, dan tekanan maksimal untuk masing-masing
produk, sistem tanda sandi untuk mengendalikan
penerimaan/pembongkaran termasuk penyetopan dalam keadaan
darurat;

6-35
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

b. Selama kegiatan dilakukan pemeriksaan apakah ada kebocoran di


kapal atau di darat dan tidak terjadi cross-over dari produk, atau tangki
darat tidak sampai luber.

6.2.1.1.2 Sarana dan fasilitas

Sarana dan fasilitas penerimaan/pembongkaran BBM dapat dilihat pada


Bab 2.

6.2.2 HSSE pada Pemuatan BBM dari Titik Suplai Terminal BBM
melalui Darat

6.2.2.1 HSSE pada pemuatan BBM ke mobil tangki

6.2.2.1.1 Prosedur

a. Bila dilakukan bottom loader, pastikan hanya foot valve dan kerangan
tangki/kompartemen yang akan diisi saja yang dibuka, dan segera
ditutup bila pengisian sudah selesai;
b. Tangki dipastikan dalam keadaan kosong sebelum dilakukan pengisian;
c. Tangki dipastikan diisi dengan produk yang sesuai;
d. Seluruh fasilitas pengisian dimatikan, dilepas, dan dikembalikan ke
tempat semula saat pengisian telah selesai.

6.2.2.1.2 Sarana dan fasilitas

6.2.2.1.2.1Untuk tindakan pengamanan (safety precautions)


21
a. Tempat penampungan produk kelas I dan II tidak boleh di area
penurunan atau pengisian;
b. Bila terjadi tumpahan atau kebocoran, seluruh kegiatan pengisian di
tempat tersebut dan didekatnya dihentikan segera. Hanya orang yang
berkepentingan saja yang boleh ada di daerah pengisian. Tumpahan
dibersihkan segera, bila tumpahan tersebut adalah produk kelas I atau
II, mobil yang ada di area pengisian dan sekitarnya tidak boleh di-start,

21
Klasifikasi produk minyak bumi berdasarkan flash point, mengacu pada Institute of Petroleum, 1978, Model
Code of Safe Practice in the Petroleum Industry: Marketing Safety Code Pt. 2.
6-36
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

melainkan didorong atau ditarik. Pengisian dilanjutkan setelah


dinyatakan aman oleh pengawas yang bertanggung jawab;
c. Loading dan unloading arms, slang, dan sambungan supaya diberi
tanda yang jelas dengan tanda warna atau papan nama yang
menunjukkan jenis produknya;
d. Bilamana terjadi kebakaran pada saat pembongkaran/pemuatan
sedang berlangsung, kegiatan segera dihentikan dan kendaraan yang
tidak terlibat segera ditempatkan di tempat yang aman. Suplai produk
ke fasilitas pengisian segera dihentikan.

6.2.2.1.2.2Untuk pentanahan dan hubungan (earthing bonding)

a. Selalu dilakukan bonding atau grounding untuk menangani produk


kelas I dan II;
b. Kendaraan supaya disambungkan dengan baik dengan bounding ke
fasilitas pengisian atau pembongkaran yang ditanahkan (earthed)
sebelum kegiatan pengisian atau pembongkaran produk dimulai, dan
bonding tersebut supaya tidak terlepas sampai seluruh bagian sudah
selesai, semua kerangan dan tutup sudah ditutup dengan baik dan
kuat. Kabel bonding tidak diperlukan bila fasilitas pengisian atau
pembongkaran dilengkapi dengan selang conductive atau semi
conductive yang dilengkapi dengan liquid tight connections.

6.2.2.2 HSSE pada pemuatan dan pembongkaran BBM dengan RTW

6.2.2.2.1 Prosedur

a. Dipastikan tangki RTW terdapat ruang kosong cukup untuk pemuatan


agar tidak terjadi tumpahan;
b. Dipastikan RTW laik operasi, bagian dalam kosong dan bersih;
c. Bila dilakukan pengisian dengan produk yang menimbulkan uap mudah
terbakar, pengisian dilakukan perlahan sampai ujung fill pipe terendam
produk;

6-37
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

d. Bila dilakukan top loader, pastikan semua kerangan mobil tangki dalam
posisi tertutup dan hanya lubang tangki/kompartemen yang akan diisi
saja yang dibuka;
e. Bila dilakukan bottom loader, pastikan hanya foot valve dan kerangan
tangki/kompartemen yang akan diisi saja yang dibuka, dan segera
ditutup bila pengisian sudah selesai;
f. Pastikan tangki diisi dengan produk yang sesuai;
g. Seluruh fasilitas pengisian dimatikan, dilepas, dan dikembalikan ke
tempat semula saat pengisian telah selesai;
h. Sebelum kereta diberangkatkan, periksa ullage, tutup manhole, dan
lubang pengeluaran supaya ditutup rapat, disegel, bila diperlukan
digembok dan/atau diberi label.

6.2.2.2.2 Sarana dan fasilitas

6.2.2.2.2.1Tindakan pengamanan (safety precautions)

a. Bejana terbuka berisi produk kelas I atau II tidak boleh dibiarkan di


daerah bongkar/muat RTW;
b. Hanya martil berkepala kayu atau karet yang boleh digunakan untuk
membuka pengikat tutup manhole;
c. Bila terjadi tumpahan atau kebocoran, kegiatan bongkar/muat supaya
dihentikan dan foot valve yang terbuka supaya ditutup. Kegiatan dapat
diteruskan setelah dinyatakan aman oleh pengawas yang bertugas;
d. Loading/unloading arms, selang, dan sambungan-sambungan diberi
tanda yang jelas dengan tanda warna atau papan nama;
e. Loading/unloading arms atau selang supaya ditempatkan yang rapi
setelah dipergunakan;
f. Bilamana terjadi kebakaran sewaktu kegiatan bongkar/muat sedang
berlangsung, semua kegiatan segera dihentikan. Suplai produk ke
fasilitas pengisian diputuskan/dihentikan. Bilamana memungkinkan,
RTW yang tidak terkena dijauhkan dari daerah bahaya. prosedur brand-
roll diterapkan.
6-38
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

6.2.2.2.2.2Untuk pentanahan dan penyambungan (earthing


/grounding dan bonding)

Selalu diperlukan bonding dan pentanahan bilamana menangani produk,


terutama produk kelas I atau II petroleum, termasuk switching loading.

6.2.2.3 HSSE pada pemuatan BBM ke dalam drum

6.2.2.3.1 Prosedur

a. Pengisian kemasan dengan produk kelas I atau II dilakukan di


bangunan terpisah. Bilamana hal tersebut tidak memungkinkan,
dipasang sekat penghambat api yang memadai secara menyeluruh dari
bagian bangunan lainnya. Kemasan dan bangunan/unit pengisian di-
bonding dan unit pengisian di-grounding;
b. Mengisi kemasan dengan produk kelas II dan III dilakukan dalam
bangunan yang tidak terdapat sumber api yang membahayakan;
c. Bila terjadi tumpahan segera diisolasi dan dibersihkan. Bila yang
tumpah itu produk kelas I atau II, kegiatan yang ada didekatnya segera
dihentikan dan dapat dilanjutkan setelah dinyatakan aman oleh
pengawas dan penanggung jawab;
d. Setelah diisi, kemasan supaya dicap atau diberi label yang
menunjukkan isinya dan bahaya yang berkaitan.

6.2.2.3.2 Sarana dan fasilitas

a. Peralatan bantu mekanik


Peralatan yang dioperasikan dengan tangan atau dengan tenaga/listrik
dioperasikan sesuai standar HSSE.
b. Fork lift trucks & power trollies
Fork lift truck dan power trollies yang dioperasikan sesuai standar
HSSE.

6-39
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

6.2.2.4 HSSE pada penerimaan BBM melalui pipa

6.2.2.4.1 Prosedur

Pipa dan kerangan diberi tanda/identifikasi untuk menunjukkan jenis


produknya sesuai dengan master flow sheet.

6.2.2.4.2 Sarana dan fasilitas

Sarana dan fasilitas penerimaan BBM melalui pipa dapat dilihat pada Bab
2.

6.3 HSSE pada Penimbunan BBM

6.3.1 HSSE pada Penimbunan BBM di Tangki Timbun

6.3.1.1 Prosedur

a. Untuk keperluan safe operation harus diberikan metode pengertian


yang jelas mengenai tanda warna produk pada tangki dan jalur pipa
dan data kuantitas isi tangki;
b. Setiap tangki diberi nomor yang jelas;
c. Selama pemompaan berlangsung, harus selalu dijaga agar tidak
sampai terjadi kehampaan udara (vacuum). Hal ini dapat terjadi jika
lubang penganginan ditutup, tertutup, atau bila kecepatan pengosongan
berlebihan melalui sambungan pipa pengisi atau pipa isap yang
berdiameter besar;
d. Jika menggunakan pompa portabel dengan penggerak tenaga listrik
atau mesin dengan sistem pembakaran di dalam untuk mengosongkan
tangki atau bejana, surat izin kerja panas harus disiapkan untuk
menyatakan bahwa tempat tersebut aman bagi penempatan pompa;
e. Standar prosedur penerimaan produk BBM/BBK ke tangki timbun
handling agent sesuai dengan moda transportasi yang digunakan harus
tersedia dan dipatuhi;

6-40
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

f. Sistem komunikasi yang efisien antar semua personel terkait harus


tersedia dalam rangka koordinasi/perintah pengambilan tindakan
dengan segera dalam keadaan darurat.

6.3.1.2 Sarana dan fasilitas

Pada dasarnya letak tangki timbun BBM dapat dibedakan menjadi 2 jenis
yaitu: tangki di atas permukaan tanah dan tangki di dalam tanah (tangki
pendam atau setengah pendam).

6.3.1.2.1 Tanggul

Tanggul-tanggul tangki dan dinding penahan harus selalu dijaga


kondisinya agar tetap baik. Permukaan tanah di dalam area tanggul tangki
dibuat miring ke arah luar. Pipa-pipa yang berada di dalam area tanggul
tangki harus dijaga jangan sampai terkena paparan api dengan cara
berikut:
a. Dibuat parit hingga minyak tidak terkumpul di bawah pipa;
b. Apabila pembuatan parit tidak memungkinkan, pipa-pipa di dalam area
tanggul tangki ditutup dengan tanah campur kerikil, dan dilakukan
pencegahan terhadap karat.
Pintu tanggul harus selalu tertutup dan jika ada air hujan bisa dibuka.
Semua jalan menuju ke tangki harus diberi penerangan yang cukup. Anak
tangga yang cukup harus tersedia ke atas tanggul, dan jalan setapak
dengan permukaan keras yang menuju ke arah tangga.

6.3.1.2.2 Susunan tangga, tangga mendatar, dan tangga tegak

Semua tangga harus selalu dijaga dalam keadaan baik, dan setiap ada
kerusakan harus segera dilaporkan.

6.3.1.2.3 Peralatan pembuangan (relieving devices)

Semua tangki dan bejana harus diproteksi dengan alat penganginan


(atmospheric vents) atau peralatan pembuang tekanan (pressure/vacuum
relieving devices) sesuai dengan fungsinya dan harus dijaga agar alat-alat
6-41
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

tersebut selalu dalam kondisi baik melalui inspeksi rutin. Sambungan di


antara kerangan penutup yang digunakan untuk keperluan perbaikan, baik
antara bejana bertekanan dan relief valve atau pada bagian hilir, hanya
boleh dipakai setelah dilakukan pertimbangan yang matang dan hati-hati
terhadap kemungkinan adanya salah operasi pada kerangan penutup. Hal
ini memerlukan persetujuan tertulis dari pimpinan.
Kerangan penutup harus selalu terkunci, baik dalam keadaan tertutup
atau terbuka. Apabila relief valve tidak difungsikan, selama dalam periode
tersebut, petugas operasi harus selalu mengawasi dan mengecek agar
tekanan di dalam tangki atau bejana tidak melebihi tekanan kerja yang
telah ditentukan. Jika kondisi operasi pada bejana atau sistem yang
dilengkapi relief valve berubah, maka Inspektor dari bagian inspeksi harus
diberitahu agar kemampuan/kapasitas relief valve tersebut dihitung
kembali.

6.3.1.2.4 High level alarm

High level alarm harus dipasang pada tangki-tangki yang menerima


bahan/produk Kelas I dan Kelas II dari saluran pipa atau dari kapal. Alarm
akan berbunyi di tempat kerja yang ada petugasnya apabila permukaan
cairan di dalam tangki melebihi batas tertinggi yang telah ditentukan. Alat
untuk membunyikan alarm tidak tergantung kepada instrumentasi
pengukur tangki.

6.3.1.2.5 Low level alarm

Low level alarm harus dipasang pada tangki-tangki yang dilengkapi


dengan koil pemanas untuk mencegah pengeringan dan panas yang
berlebihan pada koil akibat permukaan cairan di dalam tangki melebihi
batas terendah yang telah ditentukan. Alarm akan berbunyi di tempat kerja
yang ada petugasnya. Alat untuk membunyikan alarm tidak bergantung
kepada instrumentasi pengukur tangki.

6-42
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

6.3.1.2.6 Sistem proteksi petir

Tangki dan bejana harus dilengkapi dengan sistem proteksi petir yang
dirancang sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu operasi dan
mudah perawatannya. Jika terjadi sambaran petir, sistem proteksi petir
harus berfungsi sehingga:
a. Dapat mengendalikan arus petir;
b. Tidak menimbulkan tegangan induksi yang menyebabkan adanya
bunga api di area yang berbahaya;
c. Tidak timbul elevasi tegangan yang dapat merusak peralatan;
d. Tidak membahayakan manusia.

6.3.1.2.7 Peralatan pencegah muatan listrik statis

Untuk mencegah timbulnya muatan listrik statis maka dilakukan:


a. Memasang grounding dan bonding system;
b. Memberikan anti static additive pada cairan.

6.3.1.2.8 Oil catcher

Oil catcher adalah instalasi untuk mencegah pencemaran air jika


disalurkan ke badan air.

6.3.2 Penyimpanan dalam Drum (Kemasan)

6.3.2.1 Prosedur Penyimpanan dalam Drum (Kemasan)

Prosedur penyimpanan dalam drum dapat dilihat pada Bab 3.

6.3.2.2 Sarana dan fasilitas

a. Jalur lintasan supaya bebas rintangan dan sebaiknya diberi pembatas


garis putih;
b. Konstruksinya dikelilingi dengan selokan/parit yang dialirkan ke oil
catcher.

6-43
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

6.4 HSSE pada Penyaluran BBM

6.4.1 HSSE pada Penyaluran BBM melalui Laut/sungai

6.4.1.1 Prosedur

a. Tanker/tongkang telah diikat sepanjang sisi dengan tali atau sling yang
disetujui oleh pihak operasi yang berwenang;
b. Tanker/tongkang sudah ditambatkan dengan benar, sehingga tidak ada
lagi pergerakan tongkang tersebut;
c. Disediakan tangga yang sempurna dan dipastikan dalam keadaan
gelap, penerangan untuk tangga telah tersedia dan cukup;
d. Disediakan kawat tunda dengan kekuatan yang cukup dan dipasangkan
ditiang pancang tambat dihaluan dan samping dan dijaga agar kawat
tunda tersebut tetap berada di atas permukaan air.

6.4.1.2 Sarana dan fasilitas

a. Disediakan pompa air untuk pemadaman atau pencucian (cleaning)


dengan kerangan isap tersendiri yang kedap/tidak bocor dengan
kapasitas minimum 300 gpm;
b. Tersedia slang pemadam lengkap dengan nozzle;
c. Harus tersedia racun api tepung kering (dry chemical powder) ukuran
20 lbs, minimum 1 buah untuk tiap manhole dan jenis alat pemadam
lainnya seperti CO2, foam, dan pasir;
d. Tersedia bahan kimia (dispersant) untuk penanggulangan pencemaran
di laut/perairan, jumlah dan penempatannya berdasarkan rekomendasi
Syahbandar;
e. Kotak obat P3K secukupnya sesuai kebutuhan awak
tongkang/lighter/tug boat;
f. Tersedia life buoy dan life jacket sesuai ketentuan;
g. Sekoci penyelamat pada lighter/tug boat ukurannya sesuai ketentuan;
h. Masker sesuai ketentuan;
i. Safety belt;

6-44
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

j. Sarung tangan;
k. Lampu tanda navigasi dan lampu merah tanda bahaya harus selalu
kedap gas (gas light), terutama untuk bagian yang diperkirakan banyak
terdapat akumulasi gas (misal pada geladak depan pada lighter/landing
craft tank (LCT));
l. Pagar pengaman (hand rail) harus dalam keadaan baik dan terawat;
m. Khusus bagi kapal tunda, lighter, dan LCT, cerobong asap harus
dibersihkan secara rutin dan bebas dari jelaga.

6.4.2 HSSE pada Penyaluran BBM melalui Darat

6.4.2.1 HSSE pada penyaluran BBM menggunakan mobil tangki

6.4.2.1.1 Prosedur

a. Bila mobil tangki akan ganti produk yang diangkutnya, tangki atau
kompartemennya supaya di-drain sampai kering dari produk terdahulu.
Bila melakukan pengisian dengan produk yang dapat menimbulkan uap
yang mudah terbakar, termasuk switch loading, pengisian supaya
dilakukan pelan-pelan sampai kaki/ujung fill pipe tertutup produk;
b. Bila mobil tangki diisi dari atas, foot valve dan kerangan penurunan
supaya ditutup semuanya dan hanya lubang tangki atau kompartemen
yang akan diisi saja yang dibuka;
c. Bila pengisian dari bawah, hanya foot valve dan kerangan tangki atau
kompartemen yang akan diisi saja yang dibuka, dan segera ditutup bila
pengisian sudah selesai;
d. Sebelum pengisian dilakukan, agar dipastikan bahwa
tangki/kompartemen akan diisi dengan produk yang sesuai. Hati-hati
agar tangki/kompartemen tidak sampai diisi berlebihan dari batas yang
sudah ditentukan. Dipastikan bahwa tangki/kompartemen adalah
kosong sebelum pengisian dilakukan;
e. Loading arm diangkat, selang dilepaskan dari kendaraan dan dirapikan
bebas dari kendaraan, semua bukaan ditutup dengan baik dan kuat

6-45
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

setelah selesai pengisian. Tangga disingkirkan ketempatnya dan kabel


bonding dilepaskan yang terakhir.

6.4.2.1.2 Persyaratan muatan

6.4.2.1.2.1Isi tangki

Setiap kompartemen mobil tangki hanya dibenarkan diisi dengan satu


jenis produk.

6.4.2.1.2.2Kode warna

Setiap mobil tangki dilengkapi dengan kode warna sebagai identifikasi


produk. Tanda jenis dicat dibagian belakang tangki dengan lebar 20 cm.

6.4.2.1.2.3Batas isi aman

Batas isi aman setiap mobil tangki harus sesuai dengan kapasitas. Untuk
menghindari adanya perubahan volume akibat kenaikan suhu, maka
konstruksinya diusahakan mempunyai ruang kosong. Batas isi aman
sesuai kapasitas tangki yang telah ditera oleh Dinas Metrologi. Maksimum
98,5 % dari kapasitas penuh tangki yang bersangkutan.

6.4.2.1.2.4Persyaratan lain-lain

a. Mobil Tangki harus dilengkapi dengan STNK, surat kir, dan formalitas
lain yang berlaku;
b. Lampu-lampu, signal, dan perlengkapan pengaman yang lain;
c. Wheel fender cover (spakbor) dan bagian bawah tangki 1/3 tangki dicat
merah, sedang bagian atas tangki 2/3 bagian di cat putih;
d. Bendera merah 20 x 30 cm dipasang di atas tangki;
e. Tanda peringatan dilarang merokok dan dilarang memuat penumpang;
f. Kecepatan maximum kendaraan 40 km/jam (dalam kota) 60 km/jam
(luar kota), tanda batas kecepatan tersebut disablon di kaca depan
sebelah kiri;

6-46
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

g. Secara periodik seluruh persyaratan harus diperiksa ulang dan


disesuaikan dengan ketentuan HSSE yang dikeluarkan oleh pejabat
HSSE setempat.

6.4.2.1.3 Keselamatan lalu lintas angkutan mobil tangki

6.4.2.1.3.1Persyaratan pengemudi

a. Pengemudi mobil tangki harus mempunyai surat izin mengemudi (SIM)


sesuai dengan kendaraan yang dikemudikannya;
b. Pengemudi minimal berusia 21 tahun dan maksimum berusia 50 tahun;
c. Pengemudi mobil tangki harus memenuhi persyaratan yang dikeluarkan
oleh sekuriti PT PERTAMINA (PERSERO).

6.4.2.1.3.2Tanda pengemudi mobil tangki

Setiap pengemudi mobil tangki di samping mempunyai SIM Pemerintah,


harus mempunyai Tanda Pengemudi Mobil Tangki (TPM).

6.4.2.1.3.3Pengetahuan dan kemampuan pengemudi

Setiap pengemudi mobil tangki harus mempunyai pengetahuan dan


kemampuan yang cukup tentang aspek HSSE dan telah mengikuti safety
driving training.

6.4.2.1.4 Sarana dan fasilitas kendaraan

a. Mobil tangki harus memenuhi persyaratan teknis yang ditentukan oleh


PT PERTAMINA (PERSERO) sesuai dengan kententuan yang berlaku;
b. Mobil tangki harus mempunyai surat-surat lengkap menurut
perundangan seperti STNK, Tanda Kir, Dispensasi Jalan, Surat
Pemeriksaan Depnaker, dan sebagainya;
c. Untuk menyatakan bahwa kendaraan telah memenuhi syarat-syarat
keselamatan kerja yang berlaku, maka petugas HSSE melakukan
pemeriksaan secara berkala;

6-47
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

d. Mobil yang telah diperiksa dan diizinkan beroperasi oleh HSSE diberi
tanda stiker pemeriksaan yang berlaku selama periode waktu;
e. Setiap mobil tangki harus dilengkapi dengan sarana penanggulangan
kebakaran dan tumpahan minyak sebagai berikut:
 Dua buah alat pemadam kebakaran tipe Dry Chemical 20 Ibs yang

diletakkan di belakang kabin pengemudi dan tangki,


 Satu buah alat pemadam tipe CO 2 10 Ibs yang diletakkan di dalam

kabin,
 10 kg bahan penanggulangan tumpahan minyak (oil foil) atau

sorbent,
 Satu unit peralatan P3K.

f. Alat pemadam diletakkan pada tempat yang terlihat dan mudah diambil;
g. Setiap perubahan/penambahan instalasi listrik pada kendaraan harus
dilaporkan ke PT PERTAMINA (PERSERO), untuk diadakan
pemeriksaan keselamatannya.

6.4.2.2 HSSE pada penyaluran BBM menggunakan RTW

RTW merupakan rangkaian tangki horizontal yang dipasang di atas


chassis dengan roda, yang pengoperasiannya ditarik dalam rangkaian
kereta api.

6.4.2.2.1 Prosedur penyaluran dengan RTW

a. Bila memuat produk yang menimbulkan uap yang mudah terbakar,


termasuk switch loading, supaya dilakukan secara perlahan sampai
lubang pengisian tertutup sepenuhnya dengan produk. Bila
menggunakan fill pipe supaya diturunkan sampai ke dasar tangki;
b. Bila pengisian dilakukan dari atas, foot valve dan kerangan penurunan
supaya ditutup. Bila pengisian dilakukan dari bawah, yang juga dipakai
untuk penurunan, foot valve supaya dibuka. Setelah selesai pengisian,
foot valve ditutup dan produk yang ada di antara foot valve dan
kerangan penurunan supaya ditiris;

6-48
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

c. Sebelum kereta diberangkatkan, periksa ullage, tutup manhole dan


lubang pengeluaran supaya ditutup rapat, disegel dan bila diperlukan
digembok dan diberi label seperlunya.

6.4.2.2.2 Sarana dan fasilitas

a. RTW dirancang/dikonstruksi harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari


PT KAI dan disesuaikan dengan sifat produk yang akan diangkut;
b. Kerangka (chassis) harus dikonstruksi sedemikian rupa dengan
memenuhi persyaratan dan spesifikasi teknik yang cocok dengan
memperhatikan faktor keselamatan baik produk, personal maupun
lingkungan;
c. Tangki, underframe, dan running gear harus dikonstruksi dengan kuat
serta dibuat dari bahan tahan api. Hal ini untuk menjaga kebocoran
produk pada saat operasi normal dan meminimalkan bahaya jika terjadi
kecelakaan.

6.4.2.2.3 Persyaratan sarana dan fasilitas

6.4.2.2.3.1Lokomotif

a. Lokomotif pembawa RTW yang menggunakan tenaga penggerak mesin


diesel diizinkan masuk ke area penimbunan BBM, sistem pembuangan
gas harus menggunakan flame trap;
b. Lokomotif dengan sistem pembakaran (lokomotif uap) tidak diizinkan
masuk ke area penimbunan BBM.

6.4.2.2.3.2Tangki

Konstruksi tangki dengan bentuk silinder menggunakan plat baja,


konstruksi harus memenuhi persyaratan dan spesifikasi teknik yang
sesuai dengan sifat produk yang diangkut. Tangki harus dilengkapi
dengan peralatan peralatan sebagai berikut:
a. Ruang penguapan;
b. Manhole dan tutup manhole;

6-49
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

c. PV valve dan free vent;


d. Valve;
e. Tangga;
f. Pipa pengisian/pembongkaran (fill pipe), valve, dan penutup pipa;
g. Penandaan.

6.4.2.3 HSSE pada penyaluran BBM menggunakan pipa

6.4.2.3.1 Prosedur

Pipa sebagai sarana transportasi produk BBM, konstruksinya harus sesuai


ketentuan. Mengingat jarak yang ditempuh cukup jauh dan melalui
berbagai kondisi daerah yang berbeda, maka dalam operasi penyaluran
produk dengan menggunakan pipa perlu diperhatikan faktor HSSE.

6.4.2.3.2 Sarana dan fasilitas

Pipa penyalur BBM harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:


a. Valve, fitting, dan meter ukur pada pipa penyalur penerima BBM yang
berada didalam suatu ruangan harus dilengkapi dengan sistem ventilasi
yang baik pada ruangan tersebut, atau ditempatkan dalam lubang;
b. Untuk pipa lewat laut harus dilengkapi dengan concreate coating, dari
bahan yang tahan terhadap air laut dan dipasang cathodic protection.

6.4.2.4 HSSE pada penyaluran BBM menggunakan drum

6.4.2.4.1 Prosedur

a. Untuk menghindari kerugian dan kecelakaan pada pekerja yang terlibat


dan orang-orang yang ada di sekitar, penanganan drum supaya
dilakukan secara hati-hati;
b. Bila drum ditangani di daerah berbahaya, supaya dicegah jangan
sampai terjadi percikan api dari pembungkus atau peralatan yang
menanganinya.

6-50
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

6.4.2.4.2 Sarana dan fasilitas

a. Peralatan yang dioperasikan dengan tangan atau dengan tenaga/listrik,


termasuk alat angkat, forklift, conveyor, dan alat bantu mekanik lainnya,
supaya dicantumkan kapasitas beban masing-masing yang tidak boleh
dilampaui. Rantai dan sling yang digunakan supaya di dalam kondisi
yang baik. Semua peralatan tersebut diperiksa dan diuji secara berkala
dan dicatat di dalam logbook masing-masing peralatan;
b. Kerek pengangkat yang menggunakan tenaga listrik, hanya
dioperasikan oleh orang yang sudah terlatih dengan baik, mempunyai
penglihatan yang baik, kalau perlu diberi kaca mata oleh perusahaan;
c. Kerek pengangkat hanya boleh digunakan untuk mengangkat saja,
tidak boleh digunakan untuk menghela atau membebaskan peralatan
mesin yang penuh sesak (jammed);
d. Alat pengait kerek pengangkat dicat dengan warna terang (jingga);
e. Muatan/beban diikat dengan kuat dan baik;
f. Orang tidak boleh ada di bawah beban yang sedang tergantung;
g. Kerek tidak boleh dipakai untuk mengangkut/membawa orang;
h. Hanya rantai, tali, sling dan sarana bantu alat angkat yang sudah
disediakan untuk pekerjaan tersebut yang boleh digunakan. Jangan
menggunakan alat bantu yang dibuat sendiri. Rantai tidak boleh
disambung dengan ikat simpul (knots), dengan baut atau kawat. Tali
tidak boleh disambung dengan knots, tetapi dengan cara penguraian
dan pemintalan yang baik.

6.4.2.5 HSSE pada penyaluran menggunakan dispenser

Fasilitas yang harus dipenuhi pada HSSE penyaluran menggunakan


dispenser dalam layanan VHS adalah:
a. Harus tersedia penerangan yang cukup dan aman;
b. Pada bagian atas bangunan dispenser harus dilengkapi dengan
penerangan tidak kurang dari 100 lux;

6-51
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

c. Pompa dan dispenser dapat diletakkan dalam satu unit atau dapat
diletakkan secara terpisah;
d. Lantai dispenser dibangun lebih tinggi dari pada lantai badan jalan
pengisian;
e. Perpipaan harus memenuhi persyaratan yang meliputi aspek material,
fabrikasi, dan pengetesan agar dapat menahan tekanan kerja yang
ditentukan. Pemasangan pipa harus sesuai dengan standar yang
berlaku.

6-52
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
LAMPIRAN
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

L. LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Contoh Format Bill of Lading (B/L)

PT PERTAMINA (PERSERO)

BILL OF LADING

No……….…………..

SHIPPED in apparent good order and condition 1


by…………………………………………………………………………... 2
On board the ………………………….S.S/M.S……………………………………………………………………....where 3
of 4
……………………………………………is Master, the port of……………………………………………………………….. 5
A quantity in bulk as below and to be delivered (subject to the liberties, conditions, exceptions, and limitation 6
hereinafter contained) in the like order and condition at the Port of……………………………………………….……..... 7
……………………………………………………..or so near the unto as the may safety get and there discharge 8
unto………………………………………………………………………………………………………………………………… 9
or order on payment of freight in accordance with the charterparty hereinafter mentioned of failing such mentioned 10
freight shall be deemed to be earned on commencement of loading. Any freight prepaid to be non-returnable,
vessel lost or not lost.

*QUANTITY AND GRADE AS FURNISHED BY SHIPPER

Grade : ………………………………….
Long tons : ………………………………….
Metric tons : ………………………………….
US Barrels @ 60 °F : ………………………………….
Litres @ 15 °C : ………………………………….
Litres observed : …………………………………. L. (Obsd.)

Notify Party : Density at 15 °C/Temp.=………………..


Freight : …………………………………..
Telex : “COLLECT” 11

*Where it is impracticable to ascertain the intake quantity before this. 12


13
Bill of Lading is signed, the quantity should be stated as approximate. 14
Weight, quantity, quality, grade, and condition unknown, Vessel not accountable for leak age. 15
This shipment is carried under and pursuant to terms of the charter dated…………………………………….…………. 16
……………………………………………….at…………………………………………………………………………………... 17
between………………………………………………………………………………………………………………..………….. 18
and…………………………………………………………………………………………………………….……..as charterer 19
and all the terms whatsoever of the said Charter except the rate and payment of freight specified therein apply to 20
and govern the right of the parties concerned in the shipment. 21
Freight shall be deemed to be earned on commencement of loading. 22
Cluses 1 to 8 inclusive on the reserve of this Bill of Lading are incorporated here in and form Part of this Bill of 23
Lading. 24
IN WITNESS whereof the Master of the said Vessel hath affirmed to……………………………………………….…….. 25
Bills of Lading at of this tenor and date one of which being accomplished the other (s) to starvoid.
Dated at……………………………………...…the………………………………………………………………………....day
of………………………………2016. 26

MASTER

L-1
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

LAMPIRAN 2 Contoh Format Bukti Pengiriman Produk (BPP)


Direktorat Pemasaran
UPms …………...................

BUKTI PENGIRIMAN PRODUK

Instalasi / Depot : ..................... Kepada : PT PERTAMINA (PERSERO)


Kode produk : ..................... Depot : ........................
Tanggal : .....................

Kami kirimkan produk seperti tercantum di bawah ini:

Kode Kuantitas
No. Nama Produk Keterangan
Produk Pembungkus L/kg obsd. BBLS 60 °F

Dibuat oleh: Diperiksa oleh: Disetujui oleh:

…………………….. ………..……………… ……………………

Ka. TBBM

Transportir, Inst. / Depot Penerima :


Diterima pada tanggal :
Nama & tanda tangan Keterangan :

Petugas penerima, Menyetujui penerimaan,

Nama & tanda tangan Nama & tanda tangan


Ka. TBBM

L-2
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

LAMPIRAN 3 Contoh Format Certificate of Quality (CoQ)

PT PERTAMINA (PERSERO)
REFINERY UNIT …………………………..

CERTIFICATE OF QUALITY

PRODUCT/CODE : DATE OF SEALING :


Vessel : Report No. :
Port of Destionation : Quantity :
Shore Tank :

Acidity, total mg KOH / g IP 273 Knock Rating : D. 2699


Aniline gravity product D 611 Research Octane F– 1 ON D. 2700
API Gravity at 600F D 287 Lean Mixture, F-2 MON SMS1646
Apperance visual Lead Content ppb D. 1219
Aromatics % vol D I3I9 Mercaptan sulphur % wt D. 1840
Ash content % wt D 482 Naphthalene % wt D. 974
Calorific Value : D 240 Nautralization value :
Nett BTU / lb Strong Acid Number mg KOH / g
Gross BTU / lb Total Acid Number mg KOH / g
Carbon Res. Conradson % vol D 189 Odour
Cetane Index D 976 Olefins % vol D. 1319
Cetane Number D 613 PONA Analysis: UOP 273
Char value mg / kg IP 10 Paraffine % vol
Colour visual Olefins % vol
Colour ASTM D 1500 Naphthene % vol
Lovibond 18” cell IP 17 Aromatics % vol
Saybolt D 156 Pour Point 0F D. 97
Copper Content ug / kg IP 225 Sediment % wt D. 473
Copperstrip Corrosion D 130 Silver Strip Test (4 hrs) IP. 227
DISTILLATION : D 86 Smoke Point mm IP. 57
Spec. Gravity at 60 / 60 0F D. 1298
IBP 0C Density at 15 0C D. 1298
10% vol. rec. at 0C Sulphur Content ppm D.4045
20% vol. rec. at 0C Sulphur Content (Lamp) % wt D.1266
50% vol. rec. at 0C Sulphur Content % wt D.1552
90% vol. rec. at 0C TEL Content ml / Ag IP. 116
End Point 0C Thermal Stability : D. 3241
Residu % vol Filter pressure diff mmHg
Loss % vol Tube Rating visual
Evap./ Rec.at 0C % vol Vap. Press. Reid at 100 0F psi D. 323
Evap./ Rec.at 0C % vol Viscosity : D. 445
Evap./ Rec.at 0C % vol Kinematic at –200C mm2 / sec
20% - 10% Evap. Temp. 0C Kinematic at 0F cs
Sum of 10% + 50% Evap. Tem- Redwood 1 at 0F sec CONV.
peratur 0C Water Content % vol D. 95
Doctor test D 484 Water Reaction : D. 1094
Ele. Conductivity Cu D 2624 Change in volume ml
Existent Gum mg / 100 ml D 381 Interface Rating
Flash Point Able 0C IP 170 Separation Rating
Flash Point PM cc 0F FD 93 Water & Sediment % vol D. 1796
Freezing Point 0C IP 16 Water Separation Index. Mod. D. 2550
Hydrogen Content % wt 1P 338
Induction Period min D 525

REMARKS SHORE TANK FIGURE


……………………………

L-3
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

CC : - UPms (2) For Chief Chemist


-P&T
-LAB

LAMPIRAN 4 Contoh Format Certificate Quantity Loaded/Discharged

CERTIFICATE QUANTITY LOADED/DISCHARGED B/L :

Grade : Loaded to ///// : Number :


Spec. : For/from : Date :

Observed Standard @ 60 °F Standard @ 15 °C


Net
Storage tank Temp. API quantity,
no. Height of Water, Net Vol. Net Vol. Net metric
Grav. Or
Indication liquid, mm mm quantity, corr. quantity, Density corr. quantity, tons
°F °C Specific
(cm) (cm) L factor L factor L
grav.
Before
After
Net

Before
After
Net

Before
After
Net

Loaded
Total quantity
Discharge

Pipeline leading from ………………………………………… to………………………………………..…before and after …………………………..

Cross if not needed


Finace Dept./Oil
Accounting

Lembar asli ditandatangani


……………………………….

L-4
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

LAMPIRAN 5 Contoh Format Compartment Logsheet

COMPARTMENT LOGSHEET

Name of vessel : Draft (Matter) F A MM


Port/Date : Before loading discharge ………… ………… …………
Voyage No. : After loading discharge ………… ………… …………
Sample
Tank observation SG/API Density Vol. Red. Vol. Conv. Weight Conv.
Cargo observation Nett, kL Barrels Long Metric
Grade @ 60 °F @ 15 °C Factor Factor Factor (Table
Tanks No. Corrected Gross Free water Net vol. Temp. SG/API/ Temp. @ 15 °C @ 60 °F Tons Tons
(Table 23/5) (Table 21/3/53) (Table 54) (Table 52) 57)
ullage volume (kL) Dip Vol. (kL) (kL) (°C/°F) Density (°C/°F)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Port
1
2
3
4
5
Centre
1
2
3
4
5
STB
1
2
3
4
5
Total
per
Grade

Acknowledge Measurement P & T Repr/Agent, Chief Officer,


Loading/Discharging Supervisor,

…………………………………… …………………………………… ……………………………………

L-5
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

LAMPIRAN 6 Contoh Format Dry Certificate

PT PERTAMINA (PERSERO)
SHIPPING - MARKETING DIRECTORATE
th
SHIPPING OPERATION DIVISION, PT.PERTAMINA (PERSERO) HEAD OFFICE 19 FLOOR,
Jl. Merdeka Timur 1A Jakarta 10110
Phone : (62-21)3816367, 3816314, 3816353, 3816217, Fax : 3455430, 3816348, 3507121
Email : opstanker@PERTAMINAshipping.com

DRY CERTIFICATE
Voy : ……………….

PORT : …………………………………
DATE : …………………………………

Messrs : LOADING MASTERS PERTAMINA (PERSERO) TUBAN

I, the Master of MT. AE PIONEER, have inspected all ship’s tanks


at ……………………………………. hours local time, on ……………………….. 20 ………………..
found unpumpable sludge in cargo oil tanks as follow.

Remarks :

And ready to commenced loading of the cargo


Yours truly

( …………………… )

To The Master,
……………………………………………………………………………………………………..

We confirmed acceptance of your written dry certificate at


……………………………………………………………………………………………………..
Hours local time, on
……………………………………………………….…………………………………………….

Yours truly

( …………………… ) ( …………………… )
SURVEYOR LOADING MASTER

L-6
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

LAMPIRAN 7 Contoh Format Letter of Protest

LETTER OF PROTEST
Slow Loading

From :
To :

On behalf of PERTAMINA, here by I undersigned, Loading Master Terminal BBM (TBBM name)
give you protest regarding to the Slow Loading Rate of your vessel discharging. In this case:

Product :
3
Average Loading Rate of Your Vessel : m /h
3
Loading Rate Agreement : m /h
Loading Rate at Charter Party : m3/h

Loading of Delay : m3/h

Etc. :

Here by I would like you to take responsibility for the delay operation.

Port : (TBBM name)


Date :

Master/Chief Officer Loading Master


(TBBM name)

………………………… …………………………

L-7
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

LAMPIRAN 8 Contoh Format Notice of Readiness (NOR)

PERUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK & GAS BUMI NEGARA


(PERTAMINA)
DIRECTORATE OF SHIPPING AND TELECOMMUNICATION
…………………………………….
P.O. Box…………………
CABLE ADDRESS “PERTAMINASHIP” PHONE: TELEX:

NOTICE OF READINESS
VOY.: ………………………

PORT : ……………………..
DATE : ……………………..
TIME TENDERED : ……………………..

To: …LOADING MASTER PERTAMINA...

Dear Sirs,
I, hereby tender you the MASTER OF MT. AE. PIONEER
At the date time shown above as being ready in all respect to commence the LOADING of her
Cargo consisting of:

Description of cargo Approximate amount/Bill of Lading quantity

ADO ABOUT …………… kL

Laytime will commence as specified in the charter party covering this voyage.

ACCEPTED Very truly yours,


Time …….……, Date ……..…….

…………………….. …………………….
LOADING MASTER MASTER

L-8
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

LAMPIRAN 9 Short Test BBM

1) Minyak Minyak Minyak


Properties Gasoline Minyak Bakar
Tanah Solar2) Diesel

Colour √3) √3) √ √

Density √ √ √ √ √
Distillation √ √ √

Reid vapor pressure √


Water content √ √ √
Flash point √ √ √ √

Smoke point √

Kinematic viscosity √ √ √

Sediment content √ √ √

Catatan:
1)
Termasuk dalam kategori ini adalah: Premium, Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus.
2)
Termasuk dalam kategori ini adalah: Minyak Solar 48, Minyak Solar 51, BioSolar, Pertamina Dex, dan Dex Lite.
3)
Pemeriksaan secara Visual.

L-9
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

LAMPIRAN 10 Contoh Format Tank Ticket

TANK TICKET
TERMINAL BBM
No.
Day Month Year

Date
Hour
Tank No
Operation from/to
Type of Product
Height of Tank, mm
Tape, mm
Bob, mm
Blank, mm
Product & Water, mm
Water, mm
Product, mm
Temperature, °C/°F
Specific gravity or
Density

SUPERVISOR TANK GAUGER CUSTOMS

……………….. …….………….. ………..………


Name & Signature Name & Signature Name & Signature

L-10
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

LAMPIRAN 11 Contoh Format Perencanaan Pengambilan Contoh22

a. Tujuan pengambilan contoh


Tujuan pengambilan contoh:
Diuraikan tujuan pengambilan contoh

Untuk dilakukan pengujian lengkap sesuai spesifikasi minyak solar 51 yang berlaku, pada tangki
batch baru.
Pengujian yang diperlukan:
Diuraikan jenis uji yang harus dilakukan.

Jenis uji mengacu pada spesifikasi minyak solar 51 yang berlaku

b. Informasi contoh
Nama contoh:
Diisikan nama bahan yang diambil contohnya.

Minyak Solar 51
Karakteristik contoh:
Diuraikan karakteristik bahan yang diambil contohnya, terutama yang terkait dengan pelaksanaan pengambilan contoh,
pengiriman contoh, pengawetan contoh, dan perlakuan contoh.

Minyak solar 51 merupakan hidrokarbon fasa cair homogeny yang memiliki karakter titik nyala 52
°C, densitas 850 kg/m3 pada 15 °C, titik tuang 18 °C.
Sumber dan asal contoh:
Diuraikan sumber dan asal contoh

Minyak solar 51 dalam tangki tegak dedicated dengan kapasitas 120 m 3.

Heterogenitas contoh:
Diuraikan karakteristik heterogenitas bahan.

Sangat homogen dalam satu batch atau bila dicampur dengan minyak solar lain pada batch yang
berbeda.

c. Metode pengambilan contoh


Frekuansi pengambilan contoh:
Diuraikan frekuensi pengambilan contoh.

Sekali pada batch baru minyak solar 51


Standar yang diacu:
Diuraikan standar pengambilan contoh yang diac u

ASTM D4057-12 (Petroleum liquids - Manual sampling)


Tempat dan titik pengambilan contoh:
Tuliskan tempat dan titik pengambilan contoh.

22
European Commission, 2013, Guidance Document: MRR Guidance on Sampling & Analysis – Example
Sampling Plan, http://ec.europa.eu/clima/policies/ets/monitoring/docs/ex_5a_sampling_plan_en.pdf, acessed 12
Agustus 2016

L-11
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

ontoh diambil dari lubang ukur tangki (hatch) setelah produk settle. Diambil spot sample: upper,
middle dan lower. Selanjutnya dilakukan single tank composite sample.

Peralatan pengambilan contoh yang digunakan:


Diuraikan peralatan yang digunakan dalam pengambilan contoh.

– Wadah contoh botol kaca gelap dan tutupnya, kapasitas 1 L 3 unit


– Wadah pengambil contoh, weighted beaker, kapasitas, 1 L 1 unit
– Tali, 8 m
– Label contoh 3 lembar
– Segel 3 pc
– Lap pembersih secukupnya

Proses pengambilan contoh:


Diuraikan proses pengambilan contoh dan penjelasan yang memadai

Contoh diambil dari tangki minyak solar 51 batch baru setelah waktu settling terpenuhi.
1. Petugas pengambil contoh menghadap berlawanan dengan arah angin untuk menghindari
paparan uap minyak.
2. Dilakukan pengukuran ketinggian level minyak dengan mengukur ullage tangki dari meja
ukur.
3. Dilakukan penentuan titik level pengambilan contoh (upper, middle, dan lower) berdasarkan
ukuran tinggi cairan yang diperoleh dengan memberi tanda pada tali.
4. Dilakukan pengambilan contoh upper 1 L dan dituang ke wadah contoh.
5. Wadah contoh ditutup rapat dan disegel.
6. Wadah contoh diberi label yang telah diisi lengkap.
7. Langkah 3 sampai dengan 6 diulangi untuk pengambilan contoh middle, dan lower.

Pola pengambilan contoh:


Diuraikan hal-hal khusus yang terjadi dalam proses pengambilan contoh dan dijelaskan alasan terhadap keputusan langkah-
langkah yang diambil.

8. Pengambilan contoh dilakukan setelah hujan reda.

Komposisi contoh:
Diuraikan jenis contoh yang diambil dan tindak lanjut yang diperlukan.

Contoh yang diambil merupakan spot sample dari satu tangki, yang terdiri atas: upper, middle,
dan lower spot sample.
Spot sample digabung untuk diperoleh single tank composite sample sebelum dilakukan
pengujian laboratorium.

Jumlah contoh yang diambil:


Diuraikan jumlah pengambilan contoh untuk menghasilkan contoh final

(lihat penjelasan sebelumnya)


Volume setiap pengambilan contoh dan volume contoh yang diperlukan untuk pengujian
(contoh final):
Diuraikan jumlah contoh setiap kali pengambilan, jumlah minimum contoh final untuk dilakukan uji seperti yang dimaksud,
penyimpanan contoh dan penjelasan lainnya.

Volume contoh pada setiap pengambilan contoh: 1 L (spot sample).


Volume contoh final: 3L
Contoh final merupakan single tank composite sample dengan volume 3 L yang diperoleh dari
pencampuran 3 spot sample (upper, middle, dan lower spot sample).
Contoh disimpan pada temperatur ambien dengan ventilasi yang memadai dan bebas dari
paparan sinar kuat (misal: sinar matahari).

L-12
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Reduksi contoh atau sub sampling (bila ada):


Bila volume contoh terlalu besar, untuk dikirim ke laboratorium, maka perlu dilakkukan sub-sample dengan tetap menjaga
integritas contoh. Diberi penjelasan yang memadai mengenai prosedur sub-sampling untuk meyakinkan bahwa contoh hasil
sub-sampling tersebut tetap representatif.

Justifikasi representatif:
Berikan alasan untuk meyakinkan bahwa contoh yang diambil adalah representatif.

Minyak solar 51 merupakan produk homogen.


Contoh diambil pada tangki dedicated minyak solar 51 dengan ketinggian level minyak di atas 6
m, sehingga dilakukan spot sampling lengkap (upper, middle, dan lower) yang selanjutnya
dicampur secara proporsional untuk diperoleh single tank composite sample.
Single tank composite sample sejumlah 3 L telah memadai untuk dilakukan uji lengkap, sehingga
spot sample masing-masing diambil 1L.
Sebelum digunakan untuk pengambilan contoh, wadah contoh telah dibilas tiga kali dengan
minyak solar 51 yang hendak diambil contohnya.

Penanganan, kesehatan, dan keselamatan:


Masalah-masalah yang mungkin timbul atau hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan contoh terkait dengan
kesehatan dan keselamatan harus diidentifikasi.

Merujuk MSDS Minyak Solar 51

d. Prosedur pengepakan, pengawetan, penyimpanan, dan pengiriman


Pengepakan:
Diuraikan ukuran, bentuk, dan bahan wadah contoh yang digunakan dalam pengiriman contoh serta risiko
adsorpsi/absorpsi/reaksi.

Tiga buah contoh dalam wadah contoh botol kaca gelap kapasitas 1 L yang tertutup dan tersegel

Pengkodean contoh:
Diuraikan kodifikasi contoh yang digunakan.

Kode terdiri atas 4 bagian yaitu nomor urut nota pengiriman contoh terdiri atas 3 digit, NPC,
inisial lokasi pengirim terdiri atas 3 digit, dan inisial tahun pengiriman contoh yang terdiri atas 2
digit.

Pengawetan:
Dijelaskan bahwa kondisi pengepakan dan pengiriman contoh telah dilakukan sedemikian hingga integritas contoh tetap
terjaga.

Tidak diperlukan pengawetan khusus (lihat pada kondisi penyimpanan)


Penyimpanan:
Diuraikan teknik penyimpanan contoh baik di lapangan ataupun di laboratorium.

Contoh berada di dalam botol kaca warna gelap yang tertutup rapat dan bersegel dan disimpan
dalam ruaang dengan ventilasi yang memadai, terhindar dari paparan sinar kuat.
Disimpan pada temperature kamar.

Pengiriman:
Diuraikan kondisi saat penyimpanan; disertai dengan dokumen-dokumen yang diperlukan dalam
tiap pengiriman contoh.
Pengiriman botol berlabel dan tersegel yang disertai dengan dokumen informasi contoh yang
dikirim serta dokumen pengiriman contoh

L-13
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Sistem penyimpanan data:


Diuraikan secara jelas lokasi penyimpanan dan informasi yang diperlukan, misal: tanggal pengambilan contoh, kode contoh,
tipe produk, dan lokasi pengambilan contoh.

File disimpan sebagai Excel file “Solar51.xlsx” di “P:\\VHS\Sample\....”. Tipe informasi: identitas
sampel, tanggal pengambilan contoh, diambil oleh, disimpan di, identitas pengiriman, dan lainnya.

e. Laboratorium penguji
Perusahaan:
Diisi nama laboratorium yang bertanggung jawab untuk menguji contoh

PT Laboratorium Penguji
Status akreditasi EN ISO/IEC 17025:
Dijelaskan bahwa laboratorium telah terakreditasi dan lingkup pengujian yang diminta. Bila laboratorium belum terakreditasi,
maka perlu dijelaskan alasan penetapan laboratorium tersebut sebagai tempat pengujian contoh

Laboratorium terakreditasi EN ISO/IEC 17025

Contact person:
Diisi detail contact person di laboratorium penguji

Mr. X
mr_x@ptlaboratoriumpenguji.com
Alamat ………..

Jenis pengujian:
Diuraikan jenis pengujian yang perlu dilakukan

Jenis uji mengacu pada spesifikasi minyak solar 51 yang berlaku

Standar yang digunakan:


Diuraikan standar yang digunakan dalam melakukan masing-masing pengujian

Standar uji mengacu pada spesifikasi minyak solar 51 yang berlaku

L-14
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

LAMPIRAN 12 Contoh Format Check List Audit


INFORMASI UMUM

Nama Handling Agent :


Jenis Bahan Bakar yang Dikelola :
Fasilitas Utama
Tangki : Jenis: V / H; UG / AG
(jumlah dan volume) :
Pompa : Jenis: SP / RP
(jumlah dan kapasitas) :
Meter arus (jumlah dan kapasitas) :
Fasilitas lain :
 Kantor/Ruang Operator : Ada/Tidak; luas: …………
m2; berpendingin ruangan: ya / tidak
 Service Area/workshop : Ada/Tidak; luas: …………
m2; beratap: ya/tidak

2
Gudang/warehouse : Ada/Tidak; luas: ………… m
 Lain-lain : ………………………

Keterangan :
- Coret yang tidak perlu - H : Horizontal
- UG : Underground Tank (Tangki - RP : Remote Pump (Pompa Isap)
Pendam) - SP : Submersible Pump (Pompa Tekan)
- AG : Aboveground Tank (Tangki
Permukaan)
- V : Vertical

CHECKLIST PEMERIKSAAN
Petunjuk pengisian pada kolom Y/N/NA:
 Y : Ya, jika item pemeriksaan terkait memenuhi criteria baik dokumen, sarfas ataupun
pelaksanaan kegiatan
 N : Tidak, jika item pemeriksaan terkait tidak memenuhi kriteria
 NA : Tidak ada fasilitas tersebut sepanjang hal tersebut tidak mempengaruhi HSSE, tingkat
layanan maupun quality dan quantity produk

Y/N
No. Kriteria Item Pemeriksaan Keterangan
/NA
A. PERSYARATAN UMUM KEGIATAN VHS
1. Kesesuaian Kontrak 1) Apakah tersedia kontrak antara Pertamina – Handling
Agent – customer?
2) Apakah fasilitas dan kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan persyaratan kontrak?
3) Apakah kinerja yang ditunjukkan sesuai dengan perjanjian
pada kontrak?
2. Kesesuaian lokasi 1) Lokasi VHS bebas banjir dan tidak dilalui jaringan listrik
kegiatan VHS tegangan tinggi (SUTET)?
2) Lokasi sekitar kegiatan VHS tidak ada kegiatan lain yang

L-15
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

berpotensi menimbulkan kebakaran?


3) Jalan masuk lokasi VHS lancar dan tidak menimbulkan
gangguan lalu lintas umum?
3. Perizinan dan legalitas 1) Memiliki Izin Peruntukan Penggunaan Tanah dan Izin
kegiatan usaha VHS? Mendirikan Bangunan yang sah
2) Kegiatan usaha harus memiliki Izin Gangguan (HO) dan
Izin Lingkungan (Dokumen UKL/UPL) yang telah disahkan
4. Layout lokasi kegiatan 1) Layout rencana kegiatan VHS telah diperiksa dan disetujui
VHS? oleh Pejabat PT Pertamina (Persero)
2) Tidak terdapat perubahan antara fisik dengan rencana
layout yang disetujui
5. Untuk Instalasi Baru Jika terdapat instalasi / penggantian fasilitas yang ada :
atau Instalasi i. Apakah designnya sesuai dengan standar
Tambahan
saat ini?
j. Apakah disetujui oleh semua pihak
(kontraktor dan Pertamina)?
k. Apakah sudah sesuai dengan kebutuhan
industri?
6. Terdapat peralatan 1) Pastikan diarea Loading selalu disediakan APAR saat
Pemadam Kebakaran kegiatan berlangsung.
2) Dry Chemical Powder (DCP)/Bubuk Kimia Kering Uk.9 Kg
yaitu 1 Unit ditempatkan di dekat pembongkaran 1-2 meter
dan digantung 1,25 meter dari dasar lantai disimpan di
dalam Box APAR dan diberi simbol segitiga APAR dan
diinspeksi secara berkala setiap 6 bulan (Permenakertrans
No. 4 Tahun 1980).
3) Carbon Dioxide (CO2) Uk.5 Kg yaitu 1 Unit ditempatkan di
dekat pembongkaran 1-2 meter dan digantung 1,2 meter
dari dasar lantai dan diberi simbol segitiga APAR dan
diinspeksi secara berkala setiap 6 bulan (Permenakertrans
No. 4 Tahun 1980)
4) APAB Uk. 70 Kg yaitu Unit ditempatkan di dekat Area
Penyaluran 1-2 meter dan jika di lapangan bebas harus
dibuatkan kanopi/selter APAB
B. DOKUMEN DAN PROSEDUR
1. Kebijakan Mutu dan Adanya Kebijakan Mutu dan K3LL Perusahaan yang
K3LL tersosialisasi dan diimplementasikan.
2. Manajemen Perbaikan Adanya prosedur dan implementasi pelaksanaan update
Berkelanjutan pengetahuan, perbaikan system dan sarfas serta closing
temuan internal dan eksternal.
3. Prosedur 1) Prosedur penanggulangan kebakaran dan tumpahan
Penanggulangan minyak termasuk daftar nomor telepon penting
Keadaan Darurat 2) Prosedur penghentian kegiatan operasi (shut down)
3) Prosedur evakuasi konsumen dan kendaraan
4) Prosedur penanganan pasca insiden (recovery)
5) Prosedur pelaporan kejadian penting/insiden
4. Prosedur Kerja (SOP) Meliputi : SOP tertulis pembongkaran BBM, pengukuran tangki,
operasional? penyaluran bbm ke konsumen, kalibrasi peralatan dan lain-lain
5. Material Safety Data MSDS produk yang dikelola (Solar/Biosolar/lainnya) disimpan
Sheet (MSDS) dan di Tempel di Tempat Kerja
6. Prosedur dan Surat Izin Periksa apakah VHS memiliki dokumen prosedur dan surat izin
Kerja Aman? kerja aman untuk pekerjaan pemeliharaan/perbaikan di VHS
7. Rambu-rambu Terdapat rambu-rambu sebagaimana di bawah ini sesuai Contoh rambu-
keselamatan dengan tempat dan peruntukannya. rambu seperti
1) Awas Sedang Bongkar BBM (saat penerimaan) pada LAMPIRAN
2) Dilarang Merokok 20
3) Matikan Mesin Saat Pembongkaran (saat penerimaan)

L-16
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

4) Dilarang Menyalakan Api


5) Dilarang Masuk Area ini kecuali petugas
6) Dilarang Memotret
7) Dilarang mengaktifkan Handphone
8) Gunakan Alat Pelindung Diri
8. Kompetensi Sumber 1) Apakah pekerja yang tersedia sesuai dengan kontrak?
Daya manusia 2) Apakah memiliki kompetensi operasional?
3) Apakah memiliki kompetensi Arus Minyak Korporat?
4) Apakah memiliki kompetensi HSSE sesuai standar
Pertamina?
5) Memiliki surat penunjukan sebagai PPM
10. Risk Assessment Apakah risk assessment digunakan untuk mengontrol hazards
untuk aktivitas rutin dan non rutin?
11. Safety Induction Apakah setiap tamu dan pekerja baru mendapatkan safety
induction?
12. Security Apakah lokasi memiliki wewenang untuk mencegah akses
orang-orang yang tidak berhak?
13. Terdapat perjanjian 1) Terdapat kontrak yang ditandatangani oleh pekerja dengan
kerja antara pekerja handling agent
lapangan dengan 2) Kontrak telah diimplementasikan
handling agent 3) Seluruh Pekerja harus terdaftar dalam BPJS
ketenagakerjaan
14. Apakah tersedia sarana Tongkang
angkut ? 1) Tersedia dokumen PSA
(Tongkang/Mobil) 2) Tersedia tabel kompartemen Kapal, Kalibrasi
3) Tersedia Izin Angkut dari Dirjen Migas

Mobil Tangki
1) Tersedia dokumen safety
2) Tersedia tabel kompartemen tangki, Kalibrasi
3) Tersedia Izin Angkut dari Dirjen Migas
4) Tersedia Izin Operasi di TBBM
5) Tersedia pemakaian mobil Tangki Vol I/memenuhi
persyaratan di TBBM
C. FASILITAS DAN KEGIATAN OPERASIONAL VHS
C.1 Penerimaan/Unloading BBM
1. Melalui Mobil Tanki
1.1.Bila penerimaan 1) Pipa
menggunakan 2) Valve
mobil tanki, 3) Strainer
fasilitas 4) Pompa
dilengkapi 5) Bounding Cable
dengan : 6) ijk bout
1.2.Sebelum 7) Bagaimana penampakan (visual) mobil tanki?
pembongkaran - Kondisi cat dan kebersihan
- Apakah ada kebocoran/tetesan?
- Kondisi ban?
- Kondisi APAR
8) Apakah seluruh dombak dan kerangan dalam keadaan
tersegel?
9) Apakah terdapat dokumen pengiriman yang menunjukkan
quality dan quantity?
10) Apakah dilakukan pemeriksaan master sample
1.3.Selama dan 1) Apakah dilakukan pemeriksaan berkala
setelah 2) Apakah sudah dilakukan pemeriksaan di tangki
pembongkaran penerima (visual)
2. Melalui Tongkang
2.1 Bila Penerimaan 1) Crane
menggunakan 2) Mooring buoy
fasilitas 3) Strainer
Tongkang, 4) Pompa
fasilitas 5) Bounding Cable
dilengkapi 6) Meter arus dan dip tape, pasta

L-17
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

dengan: 7) Apakah tersedia logbook penerimaan?


2.2 Sebelum 1) Apakah tersedia dokumen cargo tanker (BL, COQ,
pembongkaran Manifest, Comlog)?
2) Apakah tersediaan Master Sample
3) Apakah dilakukan pemeriksaan segel
4) Apakah dilakukan pengukuran ullage
5) Apakah dilakukan Pengukuran Air
6) Apakah dilakukan pemeriksaan visual (Density, temperatur)
7) Pemeriksaan kargo Bunker, slop tank
2.3 Selema 1) Apakah dilakukan pemeriksaan Density, temperatur, Color
pembongkaran 2) Apakah dilakukan pemeriksaan berkala (per 15 menit
setelahnya 1 jam)
2.4 Setelah 1) Apakah dilakukan pemeriksaan pada tangki penerima ?
Pembongkaran 2) Apakah dilakukan pemeriksaan pada compartemen tanker
3) Apakah dilakukan pemeriksaan segel
4) Apakah dilakukan pengukuran ullage (jika ROB)
5) Apakah dilakukan pemeriksaan visual (Density, temperatur)
6) Pemeriksaan kargo Bunker, slop tank
3. Bila Penerimaan 1) Pneumatic Rubber Fender
menggunakan 2) Slang/hose
Floating Storage, 3) Tugboat
fasilitas dilengkapi 4) Bounding Cable
dengan :
4. Prosedur pelaksanaan 1) Prosedur dan pelaksanaan pengecekan quality?
Penerimaan 2) Hasilnya?
3) Prosedur dan pelaksanaan pengecekan quantity?
4) Hasilnya?
5) Melakukan bonding antara fasilitas penerimaan dengan
mobil tanki
6) Melakukan pemeriksaan visual terhadap kondisi
lingkungan, kendaraan dan peralatan selama
pembongkaran
5. Persyaratan 1) Area penerimaan cukup luas dan terpisah dari area umum
keselamatan area 2) Saat bongkar BBM mobil tangki menghadap kearah keluar
penerimaan/ dan jalur keluar saat kondisi darurat tidak terhalang
unloading BBM? 3) Posisi bottom loader searah dengan posisi filling point
4) Terdapat grounding strip kuningan untuk mobil tangki
Tahanan Mak. 4 Ω, Terdapat pemeriksaan berkala setiap 6
bulan
6. Peralatan 1) Lantai area penerimaan jenis perkerasan / beton dengan
pencegahan kemiringan 1o dan dilengkapi catchment area dan grill
pencemaran dan 2) Tersedia saluran catchment kedap air, dilengkapi grill dan
kebakaran? kedalaman min. 150 mm serta dilengkapi shut off valve
3) Tersedia Secondary Containment Bahan Plat Ukuran
0,5x0,5x05 meter dan berpenutup
4) Tersedia Kotak / drum berisi pasir atau Oil Absorbent
7. Jarak aman antar 1) Jarak filling point dengan area publik atau jalan umum dan
fasilitas filling point bangunan terdekat adalah min. 4,5 m
pengisian tangki? 2) Tidak terdapat bunker/basement dalam jarak min. 4,5 m
8. Kode warna peralatan Apakah filling point, koneksi vapor recovery dan dombak telah
di VHS? sesuai dengan standar color code Pertamina
9. Penerimaan BBM di Pastikan area tersebut dilengkapi lampu penerangan dan
malam hari? intensitas penerangan minimum 200 lux
10 Prosedur Kerja (SOP) 1) Tersedia SOP pembongkaran BBM dari mobil tangki yang
operasional? terdapat dilokasi kerja.
2) Prosedur dilaksanakan dengan baik
11. Tempat Sampah Disediakan tempat sampah sesuai standar dan dipisahkan
sesuai jenis sampahnya?
12. Pemasangan instalasi (N/A bila masih menggunakan pompa alcon)
1. Pompa Loading/ 1. Diberi tanda arah putar ; Diberi Cover Rotary Part; Instalasi
Unloading Listrik harus standar
2. Lampu Penerangan 2. Casing yang digunakan adalah casing explosion proof
3. Box Panel Listrik 3. Box panel tertutup rapat dan dapat dikunci
4. Stop Kontak 4. Stop kontak dengan tutup pengaman

L-18
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

5. Sistem Pengkabelan 5. Pengkabelan rapih dan sambungan menggunakan terminal


6. Instalasi Pipa 6. Tidak ada kebocoran pada instalasi pipa
C.2 Penyimpanan BBM
1. Spesifikasi dan 1) Material tangki memenuhi standard
Aksesoris tangki 2) Tangki permukaan lulus pengujian leak test (hydrostatic)
3) Tangki permukaan dilapis dengan material anti korosi
4) Tangki permukaan memiliki kapasitas maks. 5 KL
5) Staircase (tangga) yang dilengkapi dengan handrail (pagar
pegangan)
6) Inlet dan outlet valve
7) Water Sprinkle/Water Sprayer
8) Grounding Cable
9) Tangki dipasang grounding dan nilai tahanan maks. 4 ohm
dan pemeriksaan berkala setiap 6 bulan
10) Tangki telah diikat (anchoring) pada dudukan/pondasi baja
1.1.Man Hole Diameter 32”, packing harus kedap
1.2.Filling point Quick coupling API Ø 4” cw coupler, Filter/Strainer Ø 4”
1.3.Pipa pernafasan/ 1) Pipa vent jenis carbon steel dia. 2 inci
vent 2) Jarak pipa dengan bangunan/fasilitas terdekat min. 4,5 m
3) Free Vent untuk produk Kelas II (Combustible)
1.4.Dipping Port 11) Tangki dilengkapi dipping port cw dust caps (penutup)
dilengkapi dengan dip plate (meja ukur pd dasar tanki yg
terletak tegak dgn lubang ukur)

1.5.Pipa discharge 1) Material pipa memenuhi standard (API SL Ø 2”)


/transfer 2) Aksesoris pipa (fitting, flange dan lain-lain) rating min. ANSI
150
3) Terpasang check valve dan flexible pipe untuk koneksi pipa
ke tangki permukaan
4) Pipa ditanam min. 12 inci (0,3 m) dibawah lantai
5) Instalasi pipa telah dilakukan leak test (hydrostatic)
6) Seluruh sambungan pipa dihubungkan bonding yang
terhubung ke grounding utama tangki permukaan
7) Pipa transfer ke dispenser dipasang check valve dia. 1½” –
2” # 150
8) Tidak terdapat ceceran/rembesan pada instalasi
1.6.Pipa Drain Tangki permukaan dilengkapi pipa drain min. dia. 1”
2. Persyaratan jarak 1) Jarak tangki ke bangunan lain atau pagar terluar min. 3 m
aman antar fasilitas 2) Area hazardous tangki dilindungi/dipasang pagar pembatas
tangki pendam BBM? sebagai klasifikasi zona berbahaya
3. Peralatan Pemadam 1) Akses menuju area tangki bebas dan tidak terhalang
Kebakaran? 2) Disediakan alat pemadam api dalam jarak kurang dari 15 m
4. Peralatan 1) Lantai area penyaluran BBM konstruksi beton kedap air
Penanggulangan dengan kemiringan 1o mengarah ke saluran catchment area
Tumpahan BBM? 2) Area tangki dilengkapi catchment area/bund wall/secondary
contaiment sebagai penampung tumpahan BBM dengan
kapasitas 110% tangki
3) Tersedia Kotak / drum berisi pasir atau Oil Absorbent
5. Sumur Pantau 2 Unit maksimal 1 meter dari dinding Tangki (untuk tangki
timbun)
6. Saluran catchment 1) Saluran catchment dilengkapi grill, oil catcher dan fire trap
yang terhubung 2) Jalur by pass dan/atau Pipa by pass saluran catchment
saluran drainase dilengkapi shut off valve
7. Pemeriksaan Quality 1) Dilaksanakan sesuai prosedur
dan Quantity Produk 2) Tidak terjadi ketidaksesuaian produk
3) Tidak terdapat losses yang melebihi ketentuan.
C.3 Penyaluran
1. Fasilitas penyaluran 1) Manifold
dilengkapi dengan: 2) pompa produk
3) Water Separator
4) Hydrometer
5) Thermometer

L-19
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

6) Strainer
7) Flow Meter
8) Pressure indikator
9) Main line Pump
10) Relief Valve
11) Block Valve
12) Discharge Pressure
13) Sump Tank
14) Sample can
15) Mat glass
2. Pemasangan instalasi 1) (N/A bila masih menggunakan alcon)
1. Pompa Loading/ 2) Diberi tanda arah putar ; Diberi Cover Rotary Part; Instalasi
Unloading Listrik harus standar
2. Lampu Penerangan 3) Casing yang digunakan adalah casing explosion proof
3. Box Panel Listrik 4) Box panel tertutup rapat dan dapat dikunci
4. Stop Kontak 5) Stop kontak dengan tutup pengaman
5. Sistem 6) Pengkabelan rapih dan sambungan menggunakan terminal
Pengkabelan 7) Tidak ada kebocoran pada instalasi pipa
6. Instalasi Pipa
3. Peralatan pencegahan 1) Tersedia Secondary Containment Bahan Plat Ukuran
pencemaran dan 0,5x0,5x05 meter dan berpenutup
kebakaran? 2) Tersedia Kotak / drum berisi pasir atau Oil Absorbent
4. Saluran catchment
1) Saluran catchment dilengkapi grill, oil catcher dan fire trap
yang terhubung
2) Jalur by pass dan/atau Pipa by pass saluran catchment
saluran drainase dilengkapi shut off valve
3) Saluran Intermediete Oil Catcher di Area penyaluran
terhubung dengan Oil Catcher Utama dan dipantau setiap
hari
5. Tempat Sampah Disediakan tempat sampah sesuai standar dan dipisahkan
sesuai jenis sampahnya?
6. Pemasangan 1) Dilengkapi instalasi grounding terpisah dari grounding
Loader/Nozzle tangki dengan nilai tahanan maks. 4 ohm
Penyaluran 2) Tidak terdapat ceceran/bocoran pada loader
7. Pelaksanaan Kegiatan Dilakukan sesuai prosedur dengan aman dan jumlahnya sesuai
Penyaluran dengan yang disalurkan/diminta.
D FASILITAS PENUNJANG
D.1 Bangunan dan Fasilitas Pendukung
1. Emergency Shower Apakah terdapat fasilitas emergency shower?
2. Kotak P3K Tersedia Kotak P3K sesuai dengan Permenakertrans
No.PER.15/MEN/VIII/2008
3. Instalasi Listrik
1. Lampu Penerangan 1) Lampu penerangan menggunakan casing
2. Box Panel Listrik 2) Box panel tertutup rapat dan dapat dikunci
3. Stop Kontak 3) Stop kontak dengan tutup pengaman
4. Sistem 4) Pengkabelan rapih dan sambungan kabel menggunakan
Pengkabelan terminal kabel
4. Toilet Pekerja Kondisi bersih, kering, tidak berbau dan sampah tidak
berserakan
5. Alat Pelindung Diri 1) Lemari tertutup rapat dan dapat dikunci
(APD) 2) APD Pekerja terdiri atas Safety Shoes, Safety Helmet,
Safety Vest, Safety Gloves, Jas hujan, Safety Harness
(Optional), ID Card
6. Senter Tersedia min. 2 senter Explosion Proof
7. Tempat Sampah Identifikasi Tempat Sampah dan berpenutup (Organik, Non
Organik & Limbah B3)
8. Alat Komunikasi Alat komunikasi yang digunakan berupa Handy Talkie
Explosion Proof (HT)
9. Tempat Sampah Disediakan tempat sampah sesuai standar dan dipisahkan
sesuai jenis sampahnya?
10. Area / ruangan 1) Jarak antara ruangan khusus merokok dengan area zona 1
khusus khusus harus min. 15 m dan berada didalam bangunan tenant
merokok? 2) Penempatan ruangan khusus merokok didalam bangunan
harus memenuhi peraturan kesehatan dan Perda setempat

L-20
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

D.2 Instalasi Kelistrikan (N/a bia instalasi masih include KAI)


1. Bangunan/ruangan 1) Panel listrik utama disediakan ruangan khusus / terisolasi
panel listrik utama 2) Memenuhi persyaratan jarak min. 9 meter dari area zona 1
3) Ruang panel mudah dan cepat diakses dan tidak terhalang
2. Pemasangan instalasi 1) Panel utama dilengkapi casing/enclosure explotion proof
kelistrikan 2) Panel utama dilengkapi switch pemutus aliran listrik,
pembatas akses (segel) dan pengaman arus tegangan
tinggi
3. Pemasangan kabel 1) Pemilihan jenis kabel listrik sesuai ketentuan PUIL 2011
listrik diarea VHS 2) Semua kabel listrik ditanam min. 500 mm didalam tanah
3) Kabel listrik dilindungi pengaman (conduit dan junction box)
4. Pemasangan 1) Tidak terdapat sambungan listrik terbuka di area hazardous
aksesoris peralatan 2) Aksesoris listrik yang digunakan di area hazardous zona 1
kelistrikan harus memenuhi klasifikasi proteksi jenis flameproof
5. Sumber penyedia 1) Tersedia genset dan UPS sesuai kebutuhan kapasitas/daya
tenaga listrik 2) Pemasangan stabiliser untuk dispensing pump, kapasitas
cadangan 30 kVA, 200-230 Volt, 1 phase, 50 Hz
3) Tersedia stabilizer untuk proteksi gangguan tegangan
4) Instalasi sistem tenaga listrik cadangan terintegrasi
6. Lampu penerangan 1) Lampu penerangan di areal VHS Minimal harus dilengkapi
proteksi/ penutup memenuhi standard rating min. IP 65
2) Intensitas penerangan sesuai ketentuan standar Pertamina
7. Peralatan listrik 1) Tidak memasang peralatan listrik penunjang (mesin
tambahan/penunjang pendingin, televisi dan lain-lain) di areal terbuka di VHS
2) Pemasangan CCTV memenuhi persyaratan keselamatan
E. FASILITAS PENDUKUNG LAINNYA
1. Housekeeping areal 1) Area kanopi, drive way dan tangki bersih dan rapi
VHS 2) Bangunan utama dan fasilitas pendukungnya dalam kondisi
bersih dan rapi
3) Kondisi saluran drainase dan catchment bersih
4) Tempat sampah selalu rutin dibersihkan
5) Kondisi toilet bersih dan wangi, tersedia cukup air bersih
2. Instalasi penyalur petir Periksa pemasangan instalasi penyalur petir eksternal, tahanan
eksternal? penyalur petir yang dipararel harus memenuhi maks. 1 ohm
3. Pagar dan tembok Pagar Minimal harus dapat ditutup, tembok pembatas di
pembatas areal VHS sekeliling areal VHS konstuksi batu bata dengan ketinggian
min. 2,5 m
F. CATATAN KERJA (WORK RECORDS)
1. Losses Control 1) Apakah memiliki catatan losses selama beberapa periode?
2) Bagaimana kinerja losses VHS terkait?
2. Dokumentasi Apakah terdokumentasi penerimaan produk dibawah ini :
Penerimaan Produk 1) Tanggal dan waktu penerimaan dan
volume?
2) Certificate of Quality atau Test
Report?
3) Dipping tangki dan rekonsiliasi volume
harian?
3. Rekonsiliasi Apakah sudah dilakukan rekonsiliasi penjualan secara periodic
Penjualan dan telah disetujui oleh petugas yang berwenang Pertamina?
4. Catatan Produk 1) Terdapat catatan quality dan quantity penerimaan produk
yang disimpan dengan baik (seperti: dokumen Test Repot,
berita acara penerimaan, CQD, dan lain-lain).
2) Tersedia dokumen pengendalian mutu dan catatan
persediaan (stock) harian
3) Apakah tersedia log book penimbunan ?
4) Tidak terdapat losses yang melebihi ketentuan maupun

L-21
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

ketidaksesuaian produk selama 1 tahun.


5. Apakah tersedia 1) Apakah terdapat yearly preventive maintenance program?
Program Preventive 2) Apakah telah dijalankan dengan baik dan sesuai jadwal?
Maintenance (PM)?
6. Catatan Tank Clening 1) Apakah telah dilakukan tank cleaning secara periodic?
dan Kalibrasi 2) Apakah tanki yang ada telah dikalibrasi
3) Apakah
7. Sertifikat Meter Arus 1) Terdapat sertifikat tera dari metrology setempat
2) Tidak overdue
3) Terdapat label dan copy sertifikat pada meter untuk
menunjukkan tanggal akhir masa berlakunya
8. Catatan Pemeliharaan 1) Catatan Pemeriksaan Kelistrikan
sarana dan Fasilitas 2) Catatan Pemeriksaan Grounding dan Bonding
Lainnya 3) Catatan Pemeliharaan Pompa
4) Catatan Pemeliharaan asesories Tanki Timbun
5) Catatan Pemeliharaan Fasilitas Penyaluran
6) Catatan pemeliharaan terhadap fender dan marine loading
arm
7) Catatan pemeliharaan system cathodic protection
9. Catatan Pemeliharaan 1) Terdapat Catatan pemeliharaan dan pengecekan APAR
Fasilitas HSSE 2) Catatan pemeriksaan tahanan grounding dan bonding dan
lain-lain
3) Terdapat catatan mengenai hasil uji terkait dengan
lingkungan (seperti: sumur pantau, oil catcher dan udara
ambien dan emisi genset).

CATATAN/REKOMENDASI :

Wakil Perusahaan : Petugas Inspeksi PT Pertamina (Persero) :

Nama : Nama : Nama :

Jabatan : Jabatan : Jabatan :

Tanda Tanda Tanda


tangan : tangan : tangan :

L-22
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

L-23
Revisi: 0; Issue: Agustus 2016
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

LAMPIRAN 13 Contoh Format Mitigasi Risiko

No. :
Dept. :
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO Tgl. :
Halaman :

JENIS PEKERJAAN :
TINGKAT BAHAYA
NO. TAHAP KERJA BAHAYA PENGENDALIAN BAHAYA RISIKO PELUANG
RISIKO X PELUANG

KETERANGAN:
Resiko: Peluang: Tingkat Bahaya: Dibuat Diperiksa Disetujui
1 : sangat ringan 1 : sangat jarang 1-4 : rendah
2 : ringan 2 : jarang 5-10 : bedang
3 : sedang 3 : mungkin terjadi 11-25 : berat
4 : berat 4 : sering
5 : fatal 5 : pasti terjadi

Supervisor Sekretaris HSSE Ka. HSSE

L-24
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

LAMPIRAN 14 Form Izin Kerja

Form izin kerja panas

L-25
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

L-26
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Form izin kerja dingin

L-27
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

L-28
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Form izin kerja penggalian

L-29
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

L-30
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

L-31
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Form Izin masuk ruang tertutup

L-32
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

L-33
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Form izin kerja radiasi

L-34
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

L-35
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

Form izin kerja listrik

L-36
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

L-37
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

LAMPIRAN 15 Diagram Alir Skema Penanggulangan Keadaan Darurat

L-38
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

LAMPIRAN 16 Contoh Format Laporan kejadian Penting (LKP)

LAPORAN KEJADIAN PENTING


Kepada :
Dari :
LAPORAN KEJADIAN PENTING
Dasar :
Tanggal/Jam Kejadian :
Lokasi Kejadian :

Jenis Kejadian :

Kebakaran Pencemaran

Kecelakaan Gempa Bumi (Bencana Alam

Kecelakaan Kerja Lain-lain

Kronologi :

Sebab-sebab Kejadian :

Akibat yang timbul :

Korban :

Kerugian materi :

Gangguan Operasi :

Upaya Penanggulangan :

Saran Pencegahan :

Tembusan:
Handling Agent ............

L-39
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

LAMPIRAN 17 Contoh Alat Pelindung Diri

NO. ALAT PELINDUNG DIRI NAMA / PENGGUNAAN


Safety helmet berfungsi sebagai pelindung kepala
dari benda yang bisa mengenai kepala secara
langsung.
1

Safety belt berfungsi sebagai pelindung diri ketika


pekerja bekerja/berada di atas ketinggian.

Safety shoes berfungsi untuk mencegah


kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena benda
tajam atau berat, benda panas, cairan kimia dan
3 sebagainya.

Sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung


tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan
dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan
4 fungsi masing-masing pekerjaan.

Masker (respirator) berfungsi sebagai penyaring


udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan
kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun,
5 dsb).

L-40
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

NO. ALAT PELINDUNG DIRI NAMA / PENGGUNAAN


Air Suplying Respirator (SCBA, Air Line
Respirator) berfungsi untuk pekerjaan menangani
kandungan oksigen kurang dari 19,5 % (Confined
Space Entry) dan adanya gas beracun.

Alat pelindung mata (Safety Glasses) berfungsi


melindungi mata dari bahaya debu, bram (tatal)
pada saat menggerinda, memahat dan mengebor.
Kacamata las berguna melindungi mata dari
7
bahaya sinar yang menyilaukan (kerusakan retina
mata) pada saat melaksanakan
pengelasan.sebagai pelindung mata ketika bekerja
(misalnya mengelas).
Pelindung wajah (Face Shield) berfungsi sebagai
pelindung wajah dari percikan benda asing saat
bekerja ( misal pekerjaan menggerinda ).
8

Ear plug / ear muff berfungsi sebagai pelindung


telinga dari suara yang bising.

Pelampung berfungsi melindungi pengguna yang


bekerja di atas air atau dipermukaan air agar
terhindar dari bahaya tenggelam dan atau
10 mengatur keterapungan (buoyancy) pengguna
agar dapat berada pada posisi tenggelam
(negative buoyant) atau melayang (neutral
buoyant) di dalam air.
Seragam Lapangan (coverall) berfungsi untuk
encegah UV yang dapat mengakibatkan kanker
kulit bila terus menerus terpapar), udara dingin,
debu dan kotoran lainnya.
11

L-41
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

NO. ALAT PELINDUNG DIRI NAMA / PENGGUNAAN


Alat pelindung badan (apron) berfungsi untuk
melindungi badan dari bahan-bahan panas pada
pengelasan atau pengecoran logam (bahan kulit),
12 melindungi badan dari bahan kimia (bahan PVC)
dan melindungi badan dari bahaya radiasi (bahan
Pb)

L-42
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

L-43
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

LAMPIRAN 18 Contoh MSDS

L-44
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

L-45
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

L-46
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

L-47
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

L-48
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

L-49
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

L-50
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

L-51
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

LAMPIRAN 19 Contoh Format Laporan Sumur Pantau

PEMERIKSAAN
LAPORAN SUMUR PANTAU (MONITORING WELL)
…………….(Handling Agent)....................
BULAN ..............

Sumur Pantau
No. Tanggal Hasil Pantauan Keterangan
I II III IV

.................,...........................
Handling Agent ....................
Pengawas, Petugas,

(.................................) (.................................)

L-52
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

LAMPIRAN 20 Contoh Rambu-rambu Lalu Lintas dan HSSE

a. Contoh Rambu-rambu Lalu Lintas

L-53
PT PERTAMINA (PERSERO) 2016 – BUKU PANDUAN FRANCO DAN VHS

b. Contoh Rambu-Rambu HSSE

L-54

Anda mungkin juga menyukai