tentang
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN KEPALA RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK AL IHSAN
SIMPANG EMPAT TENTANG PANDUAN PENCATATAN DAN
PELAPORAN INDIKATOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK AL
IHSAN SIMPANG EMPAT
Kesatu : Panduan Pencatatan dan Pelaporan Indikaotr Rumah Sakit Ibu dan Anak Al
Ihsan Simpang Empat dimaksud dalam Diktum Kesatu sebagaimana
tercantum dalam lampiran peraturan ini.
Kedua : Panduan Pencatatan dan Pelaporan Indikator Rumah Sakit Ibu dan Anak Al
Ihsan Simpang Empat sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua harus
dijadikan acuan dalam melakukan pencatatan dan pelaporan insiden di
Rumah Sakit Rumah Sakit Ibu dan Anak Al Ihsan Simpang Empat
Ketiga : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
DIREKTUR
Dr. Starki
Lampiran
PERATURAN KEPALA RUMAH SAKIT BAHAYANGKARA TK.III ANTON
SOEDJARWO PONTIANAK
NOMOR : .../PER/KARUMKIT/.../2016
TANGGAL : DESEMBER 2016
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, khususnya di Rumah Sakit Ibu
dan Anak Al Ihsan Simpang Empat disusun suatu indikator sederhana untuk mengukur kualitas
pelayanan.
Rumah Sakit Rumah Sakit Ibu dan Anak Al Ihsan Simpang Empat telah menetapkan
indikator yang harus dipenuhi oleh semua unit. Indikator tersebut terdiri dari Indikator
Manajerial, Indikator Mutu Pelayanan dan Indikator Patient Safety (Insiden yang harus dicatat)
serta Indikator Sasaran Keselamatan Pasien.
Setiap unit/bagian/instalasi wajib melaksanakan kegiatan pemenuhan indikator yang
sudah ditetapkan sesuai dengan regulasi rumah sakit. Kegiatan tersebut dilaporkan setiap bulan
kepada Direktur rumah sakit.
Agar terdapat keseragaman pada sistem pencatatan dan pelaporan indikator mutu, seluruh
staf rumah sakit harus mengikuti standar pencatatan dan pelaporan indikator mutu yang
berdasarkan Petunjuk Pelaksanaan Indikator Mutu Pelayanan RS yang dikeluarkan oleh Depkes
pada tahun 1998.
BAB II
INDIKATOR RUMAH SAKIT
PETUNJUK PENGISIAN
1. Sensus harian indikator rumah sakit diberikan kepada semua unit/bagian
2. Penanggung jawab pengisian sensus harian adalah kepala ruang/kepala bagian
3. Kepala ruang mengkompilasi seluruh data yang ada dan menyerahkan kepada Kepala
Instalasi
4. Kepala instalasi/kepala bagian menganalisa secara sederhana hasil pemenuhan indikator dan
menyerahkan kepada manajer terkait
5. Hasil analisa tersebut diserahkan kepada Direktur Rumah Sakit dalam laporan bulanan
6. Laporan pemenuhan indikator dianalisa setiap 3 bulan oleh Panitia PMKP untuk mengetahui
trend dan menemukan akar permasalahan mengapa sebuah indikator tidak tercapai
7. Berdasarkan analisa akar masalah (RCA) Panitia PMKP memberikan rekomendasi
perbaikan kepada Direktur
8. Direktur akan memutuskan rekomendasi dan memberikan umpan balik kepada unit terkait
9. Panitia PMKP mengawasi pelaksanaan perbaikan berdasarkan umpan balik dari Direktur
BAB III
ANALISA MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT
Beberapa tahapan yang harus dilalui pada waktu menerima data-data dari lapangan yaitu :
1. Pemeriksaan tentang kelengkapan dan kebenaran laporan yang diterima. Hal ini penting
untuk menjamin validitas dan akurasi data secara statistik
2. Adanya pemahaman bahwa yang diperhatikan adalah pelayanna yang jelek saja sedang
yang baik tidak perlu diperhatikan.
3. Untuk mendapatkan gambaran umum dari data yang terkumpul, perlu disusun tabel
umum, bar chart dan chart line graph untuk seluruh bulan. Pada visualisasi data tersebut
dapat dipilih kecenderungan dari tingkat mutu pelayanan yang diukur
4. Untuk dapat mengetahui apakah tingkat mutu pelayanan yang dicapai pada bulan tertentu
perlu diketahui beberapa angka sederhana yang ada pada statistik deskriptik, antara lain :
a. Angka rata-rata = mean
b. Angka simpanan = SD (standar deviasi)
c. Rentang (range)
Pengukuran cara sederhana ini disebut time series analysis (analisis kecenderungan
menurut waktu)
BAB IV
VALIDASI DATA INDIKATOR MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
Validasi data adalah alat penting untuk memahami mutu dari data dan penting untuk
menetapkan tingkat kepercayaan (Confidence Level) dari pengambil keputusan terhadap data itu
sendiri. Validasi data menjadi salah satu langkah dalam proses menetapkan prioritas evaluasi,
memilih apa yang harus dievaluasi, memilih dan mengkaji indikator, mengumpulkan data,
validasi data dan menggunakan data untuk peningkatan mutu.
A. Tahapan
1. Pengumpulan data pertama mengumpulkan data sesuai dengan jumlah sampel yang
disepakati. Data dapat diambil dari berkas rekam medis atau buku laporan lainnya (sampel
statistik yang valid dari rekam medik dan data lainnya).
2. Berkas rekam medis atau buku laporan lainnya yang sama dan sudah digunakan oleh
pengumpul data pertama diberikan ke pengumpul data kedua dilakukan pengumpulan
ulang.
3. Pengumpulan data kedua melakukan pengumpulan data pada semua sampel atau populasi
yang sudah dikumpul oleh pengumpul data pertama.
4. Membandingkan data asli dengan data yang dikumpulkan ulang menghitung akurasi
dengan :
Jumlah kesamaan data yang di temukan
× 100
Jumlah total data
Apabila hasilnya > 90% artinya baik.
Contoh :
Data yang terkumpul sebanyak = 64 elemen data
Data dicocokkan antara pengumpul data 1 dengan pengumpul data 2
Data yang cocok = 59
Data yang tidak cocok =5
Tingkat akurasi = 59/64 x 100
= 92%
Nilai > 90%, tidak perlu investigasi
Apabila hasilnya < 90%, maka perlu dilakukan perbaikan.
5. Ketika elemen data yang ditemukan tidak sama, maka dibuat catatan alasannya. Misalnya
definisi data tidak jelas, data yang dikumpulkan tidak sesuai dengan indikator, jumlah
sampel tidak sesuai, dll.
6. Lakukan tindakan untuk perbaikan.
7. Mengumpulkan sampel baru setelah semua tindakan perbaikan dilaksanakan untuk
memastikan tindakan validasi menghasilkan tingkat akurasi yang di inginkan.
BAB IV
PENUTUP
Keberadaan suatu indikator untuk mengukur mutu pelayanan di rumah sakit akan mempunyai
manfaat yang sangat banyak bagi rumah sakit, terutama untuk mengukur kinerja rumah sakit itu
sendiri (self assessment). Manfaat tersebut antara lain sebagai alat untuk melaksanakan
manajemen kontrol dan jasa sebagai alat untuk mendukung pengambilan keputusan di dalam
rangka perencanaan kegiatan untuk masa yang akan datang.