PJ Asisten:
Andi Abdul Sani H.
(A1D015070)
Oleh:
Anissya Tri Rahayu
(A0A017004)/7
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan
Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum ini. Shalawat
beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya sampai akhir
zaman. Laporan praktikum Budidaya Tanaman Perkebunan ini disusun sebagai
syarat untuk memenuhi kewajiban dari mata kuliah Budidaya Tanaman
Perkebunan. Selesainya laporan praktikum ini tidak terlepas dari bantuan dan
kerjasama berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Tridjoko Agustono, M.P., dan Ibu Ir. Kartini, M. S., selaku Dosen
3. Orang tua, dan teman-teman, dan pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan
satu persatu
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
LAPORAN PRAKTIKUM
BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
ACARA I
PROFIL PTPN IX KEBUN KRUMPUT
PJ Asisten:
Andi Abdul Sani H.
(A1D015070)
Oleh:
Anissya Tri Rahayu
(A0A017004)/7
A. Latar Belakang
Karet merupakan salah satu komoditas yang saat ini berkembang pesat di
Indonesia. Indonesia pernah menguasai produksi karet dunia, namun saat ini
posisi Indonesia didesak oleh dua negara tetangga Malaysia dan Thailand.
Tanaman karet yang saat ini lebih banyak digunakan adalah adalah karet sintetik,
tetapi beberapa juta ton karet alami masih diproduksi setiap tahun, dan masih
merupakan bahan penting bagi beberapa industri termasuk otomotif dan militer.
Beberapa bagian tanaman karet yang dapat dimanatkan yaitu bagian biji, kayu dan
karet maka muncul berbagai perusahaan perkebunan baik tu milik swasta maupun
Dengan adanya perusaan agrobisnis ini harapannya produk pertanian baik itu
hortikultura maupun perkebunan memiliki nilai dan mutu yang tinggi sehingga
terbesar kita yaitu pertanian. oleh karena itu pengenalan profile PTPN IX ini harus
mengenai hal-hal apa saja tentang PTPN IX. Praktikum kali ini dilakukan di
juta kepala keluarga, komoditas ini juga memberikan kontribusi yang signifikan
tanaman karet dipengaruhi oleh faktor keadaan tanaman pada awal pembibitan,
yaitu: klon entres yang unggul dan murni, bibit batang bawah yang prima,
disiapkan(Widyati, 2011).
Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zone antara 150 LS
dan 150 LU. Diluar itu pertumbuhan tanaman karet agak terhambat sehingga
antara 100 sd. 150 HH/tahun. Namun demikian, jika sering hujan pada pagi hari,
produksi akan berkurang. tanaman karet tumbuh optimal pada dataran rendah
dengan ketinggian 200 m dari permukaan laut. Ketinggian > 600 m dari
permukaan laut tidak cocok untuk tumbuh tanaman karet. Suhu optimal
menyebar sejauh 10 m. Batangya bulat atau silindris, kulit kayunya halus, rata,
terus menunjukkan adanya peningkatan dari 1 juta ton tahun 1985 menjadi 1,3
juta ton tahun 1995 dan 1,9 juta ton tahun 2004. Pendapatan devisa dari komoditi
ini pada tahun 2004 mencapai US$ 2,25 milyar, merupakan 5% dari pendapatan
cocok untuk pertanaman karet, sebagian besar berada di wilayah Sumatera dan
Tingkat hilir, jumlah pabrik pengolahan karet sudah cukup, namun selama
lima tahun mendatang diperkirakan akan diperlukan investasi baru dalam industri
lainnya karena produksi bahan baku karet akan meningkat. Kayu karet sebenarnya
(Djohana,1993).
III. METODE PRAKTIKUM
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum meliputi alat tulis, alat
B. Prosedur Kerja
A. Hasil
Terlampir
B. Pembahasan
Akta Notaris Harun Kamil, S.H. No. 42 Th. 1996 yang disahkan oleh menteri
dengan Akta Notaris Sri Rahayu Hadi Prasetyo, S.H. No.1 tanggal 9 Agustus2002
1996, PT. Perkebunan Nusantara IX ini merupakan perusahaan yang dilebur dari
XVII (Persero).
Tengah mengelola komoditi utama perusahaan yaitu karet, gula, tetes, teh dan
kopi. Mengelola kebun sebanyak 15 unit, 8 Pabrik Gula, 1 Unit Wisata Agro dan
Nusantara IX melakukan transformasi bisnis dalam unit kebun dan non kebun.
Transformasi bisnis di unit kebun antara lain penanaman tebu sendiri di lahan
HGU hasil konversi dari tanaman karet untuk memenuhi kebutuhan bahan baku
tebu.
di lahan yang kurang cocok untuk komoditi pokok dan intercrop di lahan-lahan
marjinal untuk pemanfaatan lahan seperti ditepi kanan dan kiri jalan dan lahan
yang terlalu curam. Selain itu perusahaan juga mengelola budidaya hortikultura
tanaman buah-buahan seperti jeruk, buah naga, pisang, serta tanaman untuk
optimalisasi kawasan potensial untuk wisata agro, resort dan cafe, serta produksi
dan pemasaran produk hilir. Saat ini PTPN IX memliki 9 kawasan wisata agro, 4
resort yang terdiri dari 1 Banaran Resort yang dikelola oleh unit usaha non kebun
dan 3 resort yang dikelola oleh kebun serta 8 cafe Banaran 9 Coffee and Tea.
tanaman karet, kopi,dan teh. Kedua, Divisi Tanaman Semusim (Pabrik Gula) yang
besar dalam bentuk bulk. Selain usaha pokok tersebut di atas, PT Perkebunan
N
TAHUN URAIAN SEJARAH
O
1. 1916-1945 Kebun Krumput dikuasai oleh Pemerintah Belanda
Dengan PP RI No. 4 Tahun 1946 Kebun Krumput
berkedudukan di Jakarta
3. UU RI No. 86 Tahun 1958 telah di Nasionalisasi
1958-1962
dengan PP RI No. 24 Tahun 1958 Kebun Krumput
Semarang
4. 1963-1967 PP RI No. 13 Th. 1963 didirikan BPU PPN Karet dan
Aneka Tanaman
Dasar PP No. 13 Th. 1968 BPU PPN dibubarkan dan
Tanaman
Dasar PP RI No. 23 Th. 1972 PNP XVIII dirubah
Kebun Krumput
Dasar SK Direksi PTP XVIII (Persero) No.
a. Visi Perusahaan :
Menjadi perusahaan Agrobisnis dan Agroindustri yang berdaya saing
b. Misi Perusahaan :
1. Memproduksi dan memasarkan produk karet, teh, kopi, kakao, gula dan tetes
hilir, wisata agro, dan wisata lainnya, untuk mendukung kinerja perusahaan.
Struktur organisasi pada PTPN IX Krumput terdiri dari dua divisi yaitu
tanaman karet, kopi, kakao dan teh) dan divisi tanaman semusim (pabrik gula)
teknik / pengolahan PTP Nusantara IX Kebun Krumput terdiri dari mandor besar,
administrasi.
elevasi 50 - 400 dengan jenis tanah Latosol dan Regosol dan ketinggian tempat
datar/landai dengan jenis tanah Clay dan kedap air dengan ketinggian tempat 30
m dpl. PTPN IX Krumput mengusahakan komoditi teh, kopi, kakao, karet dan
tebu dengan areal konsensi seluas 39.137 ha. Budidaya karet diusahakan pada
areal seluas 23.546,11 ha. Teh 1.471,28 ha. Kopi 3.028 ha. Kakao 2.432,81 ha dan
tanaman tebu seluas 7.422 ha. Selain usaha pokok tersebut di atas, PT Perkebunan
dan kelapa dalam luasan areal yang terbatas serta agrowisata di Kebun Banaran
dan Kebun Kaligua. Agrowisata Kebun Banaran di lengkapi dengan Coffee Shop
”Kampoeng Kopi Banaran”. Coffee Shop dengan bahan baku kopi Banaran juga
yang potensial; Wisata Loco Antik di PG Pangka serta wisata sejarah dan
BPN1 dan RRIC 100. Budidaya tanaman karet ini mempunyai banyak tahapan-
tahapan. Untuk menghasilkan tanaman yang baik, maka harus di okulasi. Okulasi
menempelkan mata entres dari satu tanaman ke tanaman sejenis dengan tujuan
A. Kesimpulan
dan PTP XVIII.PTPN IX mengusahakan komoditi teh, karet, kopi, kakao dan
B. Saran
Sebaiknya praktikan pada saat diberi penjelasan dan pengarahan dari pihak
PTPN IX Krumput harus lebih diperhatikan lagi dan dicatat selengkap mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Widyati Enny, 2011. Kajian Optimasi Pengelolaan Lahan Gambut dan Isu
Perubahan Iklim. Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi. Jurnal
Tekno Hutan Tanaman Vol.4 No.2, Agustus 2011, 57 –68. Bogor
LAPORAN PRAKTIKUM
BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
ACARA II
PENGOLAHAN LAHAN
PJ Asisten:
Andi Abdul Sani H.
(A1D015070)
Oleh:
Anissya Tri Rahayu
(A0A017004)/7
A. Latar Belakang
disebut dengan nama lain rambung, getah, gota, kejai, ataupun hapea. Karet
merupakan salah satu komodits perkebunan yang penting sebagai sumber devisa
non migas bagi Indonesia, sehingga memiliki prospek yang cerah. Upaya
bidang teknologi budidaya dan pasca panen. Agar tanaman karet dapat tumbuh
dengan baik dan menghasilkan lateks yang banyak maka perlu diperhatikan
tanaman karet ditanam pada lahan yang tidak sesuai dengan habitatnya maka
produksi tanaman karet. Oleh sebab itu kesuburan tanah pada perkebunan karet
atau degradasi.
yang baru karena ternyata sumberdaya alam tersebut tidak dapat dipergunakan
lagi atau tidak dapat lagi mendukung kehidupan dan aktifitas untuk pertumbuhan
tanaman selanjutnya. Kerusakan tanah dan lahan dapat terjadi oleh kehilangan
unsur hara dan bahan organic didaerah perakaran, terkumpulnya garam didaerah
perakaran, penjenuhan tanah oleh air, dan erosi. Tanaman karet dapat tumbuh
diberbagai kondisi tanah, namun hal ini tentunya juga perlu adanya pengolahan
tanah yang optimal untuk menunjang hasil pertumbuhan karet yang dapat
B. Tujuan
2. Mengetahui tipe teras yang biasa digunakan pada lahan tanaman karet.
Luas areal perkebunan karet Indonesia merupakan yang terluas didunia, yaitu
sekitar 3,4 juta ha. Karet merupakan komoditas perkebunan yang peranannya
sangat penting di Indonesia. Selain sebagai sumber devisa Negara kedua setelah
perkebunan besar Negara 1.327 kg/ha dengan perkebunan besar swasta sebesar
lebih dari 20 tahun, pemeliharaan kebun kurang baik dan sebagian tanaman
menggunakan bahan tanam biji sapuan (seedling), bukan dari klon unggul.
Indonesia telah mencapai 3.262.291 hektar. Dari total areal tersebut, 84,5%
merupakan kebun milik rakyat, 8,4% milik swasta dan hanya 7,1% milik Negara
(Setiawan dan Handoko, 2010). Dari segi luas lahan, perkebunan karet rakyat
terbesar namun produktivitasnya masih rendah yakni 926 kg/ha jika dibandingkan
lateks, pohon karet yang telah habis masa produksi, kayunya dapat digunakan
tanaman lama sudah tidak produktif lagi sedangkan newplanting adalah usaha
penanaman karet diareal yang belum pernah dipakai untuk budidaya karet.
Pengolahan tanah dan persiapan tanam kedua cara ini tidak jauh berbeda, yang
berbeda hanya penebangan pohon lama dan pohon-pohon besar atau alang-alang.
Persiapan yang teliti akan mengurangi biaya dan pekerjaan (Yardha, dkk. 2007)
tanah yang merupakan salah satu kegiatan sebelum tanaman karet ditanam.
Pengolahan tanah dilakukan agar tanaman karet tumbuh subur dengan baik dan
unsur haranya terpenuhi, selain itu pertumbuhan tanaman, klon unggul, juga
hutan primer, pertama dilakukan penebangan pohon kemudian batang dan cabang-
memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Mengatur keadaan air bisa dibuat saluran
drainase karena sangat penting dilahan perkebunan karet. Pembuatan teras juga
penting, baik teras individual ataupun teras kolektif. Selain itu pembuatan jalan-
jalan kebun sangat perlu untuk memperlancar berbagai macam pekerjaan yang
Alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum meliputi alat tulis,
B. Prosedur Kerja
pemateri.
A. Hasil
Terlampir
B. Pembahasan
Stacking adalah membuka areal hutan dengan mengunakan alat berat dan
pembukaan lahan disini mengunakan sistem buka lahan dengan menggunakan alat
berat (stacking). Namun bila terdapat pohon yang besar dan sulit di tumbang
maka pohon tersebut dapat disusul dengan tumbang manual (sinso) sehingga areal
dapat benar-benar terbuka. Team senso kayu biasanya ada dari kontraktor alat
berat tersebut .
a. Iklim
Daerah yang cocok adalah pada zone antara 150 LS dan 150 LU, dengan suhu
harian 25-30°C.
b. Curah hujan
Tanam karet memerlukan curah hujan optimal antara 2.000-2.500 mm/tahun
dengan hari hujan berkisar 100 s/d 150 HH/tahun. Lebih baik lagi jika curah
c. Tinggi tempat
Tanaman karet tumbuh optimal pada dataran rendah dengan ketinggian 200-
400 m dari permukaan laut (dol). Pada ketinggian > 400m dpl dan suhu
harian lebih dari 30°C, akan mengakibatkan tanaman karet tidak bisa tumbuh
dengan baik.
d. Angin
Kecepatan angin yang terlalu kencang pada umumnya kurang baik untuk
penanaman karet. Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan
e. Tanah
Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik
tanah vulkanis maupun alluvial. Pada tanah vulkanis mempunyai sifat fisika
yang cukup baik terutama struktur, tekstur, solum, kedalaman air tanah, aerasi
dan drainase, tetapi sifat kimianya secara umum kurang baik karena
tetapi sifat fisiknya kurang baik sehingga drainase dan aerasinya kurang baik.
Tanah-tanah kurang subur seperti podsolik merah kuning yang ada di Negara
Padas pada lapisan olah tanah tidak disukai yanaman karet karena
normal cocok untuk tanaman karet, yang paling cocok adalah pH 5-6. Batas
toleransi pH tanah adalah 4-8. Sifat-sifat tanah yang cocok pada umumnya
antara lain : aerasi dan drainase cukup, tekstur tanah remah, struktur terdiri
dari 35% tanah liat dan 30% tanah pasir, kemiringan lahan < 16% serta
konservasi tanah dan air yang secara mekanis dibuat untuk memperkecil
kemiringan lereng atau mengurangi panjang lereng dengan cara menggali dan
mengurug tanah melintang lereng. Definisi lain dari terasering adalah suatu pola
atau teknik bercocok tanam dengan sistem bertingkat (berteras- teras) sebagai
jenis-jenis terasering :
datar dibuat dengan jalan menggali tanah menurut garis tinggi dan tanah
di mulai dengan membuat jalur penguat teras sejajar garis tinggi dan
5. Teras Individu
yang curah hujannya terbatas dan penutupan tanahnya cukup baik sehingga
Pembuatan teras hanya dilakukan pada jalur tanaman sehingga pada areal
tersebut terdapat lahan yang tidak diteras dan biasanya ditutup oleh vegetasi
penutup tanah. Ukuran lebar jalur teras dan jarak antar jalur teras disesuaikan
dengan jenis komoditas. Dalam pembuatan teras kebun, lahan yang terletak di
7. Teras Saluran
Teras saluran atau lebih dikenal dengan rorak atau parit buntu adalah teknik
konservasi tanah dan air berupa pembuatan lubang-lubang buntu yang dibuat
bidang olah.
Gambar 10 Gambaran Teras
Saluran
8. Teras Batu
Teras batu adalah penggunaan batu untuk membuat dinding dengan jarak
Menurut Jayanto (2009), berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat
tumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis muda dan tua, bahkan pada tanah
gambut < 2 m. Tanah vulkanis mempunyai sifat fisika yang cukup baik terutama
struktur, tekstur, solum, kedalaman air tanah, aerasi dan drainasenya, tetapi sifat
kimianya secara umum kurang baik karena kandungan haranya rendah. Tanah
aluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya terutama drainase dan
aerasenya kurang baik. Oleh karena itu, PT. Perkebunan Nusantara IX Krumput
memilih tanah jenis latosol untuk pertanaman karetnya. Sifat kimia yang dijumpai
adalah memiliki kemasaman tinggi (pH 4,5 - 6,5). Kandungan hara rendah
dengan kadar bahan organik rendah hingga sedang (3 - 10 %) di lapisan atas dan
basa rendah sampai sedang (20 - 65 %). Kandungan Al dan Fe yang dapat
baik, permaebilitas dan stabilitas agregat tinggi, serta kepekaan terhadap erosi
Sifat‐sifat tanah yang cocok untuk tanaman karet pada umumnya antara lain:
a. Solum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu‐batuan dan lapisan cadas
f. Kandungan hara NPK cukup dan tidak kekurangan unsur hara mikro
A. Kesimpulan
Krumput dalam kondisi yang baik, permukaan tanah ditanami oleh tanaman
teras sabuk gunung, dimana fungsi teras ini untuk konservasi tanah terutama
untuk mengurangi erosi dan menjaga pertumbuhan tanaman karet lebih baik
dan produktif.
merupakan syarat hidupnya seperti iklim, curah hujan, tinggi tempat, angin,
dan tanah.
B. Saran
pengolahan lahan yang sederhana, sehingga ilmu yang di dapat tidak hanya lewat
materi saja karena jika praktikan mempraktikkan langsung akan mudah diingat.
DAFTAR PUSTAKA
Andrian, dkk. 2014. Pengaruh ketinggian tempat dan kemiringan lereng terhadap
produksi karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di kebun Hapeson PTPN
III Tapanuli Selatan. Jurnal Online Agroekoteknologi. Vol.2, No.3 : 981
– 989.
Damanik, S., M. Syakir, M. Tasma, dan Siswanto. 2010. Budidaya dan Pasca
Panen Karet. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
Rusdi evizal. 2014. Dasar – dasar Produksi Perkebunan. Graha ilmu. Yogyakarta
Soepraptohardjo, M. 1961. Tanah Merah di Indonesia. Contr. Gen Agric. Res. Sta.
No. 161. Bogor.
Sukartaatmadja. 2004. Konversi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor
Yardha, dkk. 2007. Teknik Budidaya dan Pembibitan Karet Unggul di Propinsi
Jambi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi. Jambi.
LAPORAN PRAKTIKUM
BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
ACARA III
PEMBIBITAN TANAMAN KARET
PJ Asisten:
Andi Abdul Sani H.
(A1D015070)
Oleh:
Anissya Tri Rahayu
(A0A017004)/7
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia, terutama ditinjau dari total areal, sumber devisa, jumlah penduduk
devisa yang diperoleh dari perkebunan karet cukup besar. Perkebunan karet di
Indonesia terbagi atas perkebunan besar negara, perkebunan besar swasta, dan
hektar. Dari total areal perkebunan karet tersebut 84,5% diantaranya merupakan
kebun milik rakyat, 8,4% milik swasta dan hanya 7,1% milik negara.
3.601.036 ha dengan total produksi 1.607.109 ton yang terdiri atas perkebunan
kedua setelah Thailand sebagai produsen dan pengekspor karet alam dengan
volume ekspor sebesar 1.482.051 dengan kontribusi 30,8%. Bagi negara
Indonesia karet alat merupakan komoditas ekspor ketiga setelah minyak bumi dan
kayu. Meskipun ekspor karet Indonesia terus mengalami fluktuasi, baik volume
komoditas ini memberi perolehan devisa cukup besar dari ekspor nonmigas.
Ekspor Indonesia pada tahun 2003 naik dengan nilai 1.494,1 juta US$ dengan
konsumen dalam hal mutu. Mutu yang diinginkan khususnya untuk industri ban
teknis dan mutu konsisten yang tinggi, bebas kontaminan serta adanya jaminan
mutu terpadu (Total Quality Assurance) mengacu pada ISO 9.000 dan 14.000
yang mengarah kepada permintaan karet alam sebagai bahan baku industri.
Industri ban mobil menggunakan karet alam yang mempunyai keunggulan yaitu
bersifat selling resistence dan fleck eracking yang sangat rendah dan mudah
didaur ulang.
Negara (BUMN) yang bergerak dibidang perkebunan. Salah satu komoditas yang
karet. Salah satu langkah awal untuk meningkatkan produksi adalah dengan
B. Tujuan
Banyumas
Krumput.
3. Mengetahui ciri-ciri mata tunas yang baik digunakan untuk tanaman karet.
adanya batang bawah dan batang atas, batang bawah berupa tanaman semaian dari
biji-biji klon karet yang dianjurkan, sedangkan tanaman batang bawah berasal dari
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Fa……..mili : Euphorbiaceae
Genus : Hevea
tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi di atas. Di
beberapa kebun karet ada kecondongan arah tumbuh tanamannya agak miring ke
arah utara. Batang tanaman ini mengandung getah yang dikenal dengan nama
Sifat-sifat tanah yang cocok pada umumnya antara lain; aerasi dan drainase
cukup, tekstur tanah remah, struktur terdiri dari 35% tanah liat dan 30% tanah
pasir, kemiringan lahan <16% serta permukaan air tanah < 100 cm.
1. Menyiapkan biji
satu tangkai bunga yang berbentuk majemuk terdapat bunga jantan dan bunga
betina. Bunga betina tedapat pada ujung cabang sedangkan bunga jantan
berlangsung selama 5-6 bulan. Musim panen biji berlangsung pendek hanya
Pohon induk biji adalah tanaman karet yang berasal dari klon
tertentu yang berfungsi sebagai pohon penghasil biji yang akan dijadikan
benih. Biji yang dihasilkan oleh induk biji disebut biji klon (clonal seeds)
c. Benih
Biji yang akan digunakan untuk bibit adalah biji yang umumnya berasal dari
d. Penyediaan biji
sekali menurun.
e. Pengepakan biji
pengirimannya harus dilakukan dengan cara dipak atau dikemas dalam peti
kayu, agar biji tamapak segar dan tetap meiliki daya kecambah yang baik.
f. Pengiriman biji
pengiriman dalam jarak yang jauh dan waktu yang dibutuhkan lama, maka
dilakukan dengan angkutan darat, sebaiknya dilakukan pada malam hari agar
a. Seleksi biji
memisahkan biji yang baik dan biji yang jelek. Seleksi biji berfungsi untuk
memastikan kemurnian klon biji dari satu areal perkebunan agar tidak
tercampur dengan klon dari areal lain. Cara menyeleksi biji dapat dilakukan
Kayu okulasi atau entres adalah tunas muda dari pohon induk yang
memiliki mata tunas untuk dijadikan bahan okulasi. Entres dapat disediakan
dari kebun sumber kayu okulasi (kebun entres) yang dibuat sendiri atau dibeli
e. Okulasi
atas pada tanaman batang bawah yang keduanya bersifat unggul. Tujuan dari
okulasi adalah agar produksi tanaman karet lebih tinggi (Amirin, 1982).
3. Pembibitan polibag
mempunyai payung dan akarnya dalam keadaan utuh. Tujuan dari pembibitan
polibag yaitu supaya mendapatkan tanaman yang tumbuh seragam dan mudah
Klon anjuran skala besar (Klon Komersil). Daya adaptasi telah teruji secara
Dapat ditanam dalam skala luas pada Perkebunan Besar atau Perkebunan
luas.
dibagi dalam tiga tipe yaitu klon penghasil lateks, penghasil lateks-kayu, dan
penghasil kayu-lateks.
c. Memiliki potensi hasil lebih tinggi dibanding klon anjuran yang tersedia.
d. Saat ini tersedia 56 klon harapan yang terdiri dari 40 klon seri IRR hasil
dari Malaysia (10 klon), India (3 klon), dan Sri Lanka (3 klon).
peremajaan maka klon-klon unggul yang tersedia saat ini dibagi dalam
tiga tipe yaitu tipe 1 (penghasil lateks), tipe 2 (klon penghasil lateks-
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini meliputi alat tulis,
A. Hasil
Terlampir
B. Pembahasan
Pembibitan tanaman adalah tahapan untuk menyiapkan bahan tanam
berupa bibit tanaman baru yang berasal dari suatu pohon induk, di suatu tempat
yaitu dengan cara menanam benih langsung di polybag, setelah 3-4 bulan baru di
okulasi. Pembibitan Tabela yang dilakukan di kebun krumput terdiri dari 72.500
kurang dari 1 tahun sudah bisa ditanam di lahan atau lapangan. Dari 72.500
karena terkena jamur akar, penyiraman kurang dan lain-lain. kegiatan yang
dilakukan untuk pembibitan tabela adalah mengumpulkan top soil, pupuk kandang
1/3 dari tanah, rick fospat 200 gram, belerang 50 gram diberikan dengan cara
x 20. Sistem tanam benih langsung (tabela) adalah penanaman tanaman tanpa
gkaian kegiatan yang diperlukan untuk penyediaan materi tanaman baik untuk keg
Menurut Prastowo (2006) penyediaan bibit atau bisa disebut pembibitan mer
upakan kegiatan menyediakan bibit yang tepat varietasnya dan memiliki karakter
unggul secara morfologis, fisiologis dan genetic akan sangat membantu keberhasil
an tanaman dilapangan.
Lahan harus sudah bersih, dan lengkap dengan instalasi air dan jalan
sebelum penanaman kecambah di lakukan. Supaya mudah dalam perawatan dan
sedangkan lebar bedengan 1,2 meter. Jarak antara bedengan 0,6 – 1,0 meter yang
palang kayu pada tepi bedengan yang berfungsi untuk menahan polybag supaya
tidak roboh. Naungan di buat untuk melindungi bibit dari factor seperti hujan,
Pembuatan naungan dalam pembibitan pre nursery tidak mutlak dan dapat di
tiadakan apabila penyiraman terjain baik dan teratur, Itu berarti naungan hanya di
media tumbuh dari tanaman yang kita budidayakan, untuk media tanam yang kita
gunakan adalah top soil ( tanah lapisan atas ) Media tanam di ayak dengan
bersih dari sampah serta kotoran lainya berupa kerkil dan sisa-sisa akar.
4. Pengisian Polibag
Polibag diisi dengan top soil yang telah di siapkan, Plibag yang digunakan
polibag tersebut, kemudian polibag di susun pada bedengan yang telah di siapkan.
sumber bibit kelapa sawit, serta untuk mengetahui keseragaman usia bibit di
triplek yang berukuran 20 x 30 cm dengan warna dasar putih dan tulisan warna
hitam
6. Penanaman Kecambah
cara di rendam pada air dengan kreteria ¾ bagian benih yang tenggelam dalam air,
selain itu juga dapat di lakukan dengan cara memantulkan biji karet pada lantai,
biji yang terpantul itu adalah biji yang kita pilih untuk di tanam.
7. Penyiraman
malam hari turun hujan > 8 mm, maka besok paginya tidak perlu
disiram.Kebutuhan air adalah 0,2 - 0,3 liter per polybag per hari. Penyiraman
dilakukan dengan menggunakan selang air yang dilengkapi dengan kepala gembor
Penyiraman dapat juga dilakukan dengan gembor dan persediaan air diambil dari
8. Pemupukan
unsure hara pada tanah di dalam polybag. Pupuk yang di gunakan yaitu NPK
1. Lokasi
Dekat dengan sumber air dan airnya, dekat jalan yang dapat dilewati
2. Kondisi iklim
Daerah yang ideal untuk lokasi kebun pembibitan adalah daerah yang bersuhu
udara sejuk, kelembaban udara yang relatif tinggi, serta curah hujan yang
dahulu. Menurut Rahardja dan Wiryanta (2003), okulasi atau budding adalah
tanaman atau lebih. Penggabungan dilakukan dengan cara mengambil mata tunas
dari cabang pohon induk, lalu dimasukkan atau ditempelkan dibagian batang
bawah yang sebagian kulitnya telah dikupas membentuk huruf T tegak, T terbalik,
yaitu :
1. Kebun Entres
Kebun entres yaitu kebun untuk perbanyakan calon batang atas. Pemanenan
entres dilakukan disini. Bahan tanam yang digunakan yaitu stum mata tidur, stum
mini dan bibit polibag. Mata entres terdiri dari dua jenis, yaitu mata tunas prima
dan mata burung. Pada kebun Krumput ini memakai mata tunas prima.
Pembibitan pada kebun entres ini dilakukan dengan cara menanam bibit
tanaman karet yang nantinya akan dipakai batang atasnya tepatnya entresnya
untuk okulasi. Entres yang digunakan untuk okulasi adalah tanaman karet yang
telah dilakukan peremajaan selama 6 bulan. Hal ini dilakukan agar entres tumbuh
banyak dan dapat digunakan untuk bahan okulasi selanjutnya. Tanaman karet
yang digunakan sebagai entres ini dapat digunakan hingga 8 tahun karena apabila
lebih dari itu, tanaman karet tidak produktif lagi atau hasil produksinya
berkurang.
Setelah pengambilan mata prima, luka yang disebabkan oleh sayatan dioleskan
parafin. Hal ini bertujuan agar menutup luka pada tanaman karet agar lateks yang
keluar tidak banyak dan menghindari tanaman karet menjadi layu. Setelah
dioleskan parafin, ditutup dengan pelepah pisang dan diikat tidak terlalu kencang
agar tidak bergeser. Apabila bergeser nantinya akan menimbulkan memar pada
tanaman karet.
relatif singkat dan pada musim gugur daun pada tanaman karet daun yang gugur
dari satu klon akan serentak pada waktu tertentu, dengan demikian akan
yaitu: terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi
karena tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres),
perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini dan bila salah satu syarat
dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemngkinan gagal atau mata entres
Kebun batang bawah yaitu kebun dimana bibit batang bawah ( rootstock )
yang berasal dari biji dikembangbiakan. Seleksi biji dilakukan di kebun batang
bawah. Pada kebun batang bawah, batang yang bawah harus memiliki daya
tumbuh yang baik, kompatibel dengan batang atas, berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan dan hasil batang atas, memiliki sistem perakaran yang baik dan
produksi hingga 40%. Batang bawah ditumbuhkan dari biji. Biiji dapat berasal
dari kebun biji yang kedua induknya diketahui atau juga berasa dari kebun
produksi yang dirawat dengan baik. Biji yang digunakan sebagai calon batang
bawah adalah biji yang minimal salah satu induknya diketahui. Biji sapuan tidak
dianjurkan karena kedua pohon induknya tidak diketahui secara jelas. Pohon yang
sudah berumur 1525 tahun menghasilkan biji yang memiliki daya kecambah
optimal.
sifat perkaran dari tanaman lebih kuat, buah yang di hasilkan sama dengan induk
batang bagian atas, proses pembuhan lebih cepat di bandingkan yang lainnya.
Santoso (2006) juga menyebutkan bahwa keunggulan bibit okulasi antara lain: (1)
Hasil produksi lebih tinggi, (2) Bisa menurunkan sifat induknya, (3) Dapat
satu klon, dan (5) Umur untuk reproduksi lebih cepat. Kelemahan bibit okulasi
antara lain: (1) Umur tanaman lebih pendek, (2) Masa reproduksi lebih pendek,
(3) Tidak tahan terhadap hama dan penyakit, (4) Akar tunggang tidak produktif
a. Membuat jendela berbentuk segi empat pada batang bawah dengan cara
mengiris kulit sampai batas kayu dari arah bawah ke atas, ukuran jendela
b. Mengambil mata okulasi dari batang entres dilakukan dengan cara membuat
jendela seperti pada batang bawah. Mata okulasi yang diambil adalah mata
maka getah yang keluar dari irisan jendela harus dibersihkan dengan kain lap
Jenis – jenis mata okulasi yang berada di kebun karet Krumput diantaranya
adalah mata sisik yang terdapat di ujung iternodia, pertumbuhannya paling lambat
maka tunas ini tidak baik digunakan dalam okulasi, mata prima yaitu mata tunas
yang terletak di ketiak daun. Mata ini yang baik digunakan untuk okulasi.
Letaknya dibagian tengah internodia. Mata palsu yaitu mata tunas yang tidak
terdapat pada ketiak daun, tetapi berada dibawah internodia, jumlahnya natara 3-5
mata. Mata ini tidak baik untuk dipakai dalam okulasi karena tidak akan tumbuh.
1. Pemeriksaan okulasi
okulasi berumur 21 hari, (2) pemeriksaan pada saat okulasi berumur 28 hari,
3. Pendongkelan bibit
polibag adalah pada saat tunas dalam stadia mlentis karena apabila tunasnya
singkat yakni hanya membutuhkan waktu 6 bulan, murah , perakaran kuat, tahan
kekeringan serta persentase tumbuh lebih tinggi. Namun perawatan nya lebih
sulit. Bila dibandingkan antara penggunaan cara tanam pindah dengan cara tanam
tabela, maka cara tanam tabela akan memberikan beberapa keuntungan, antara
lain :
3. Hasil per hektar 10–25 persen lebih tinggi dan harga gabah maupun beras
pada bulan Desember sampai Januari, dimana pada saat itu intensitas hujan sangat
penanaman dan harus berakhir sebelum musim kemarau. Waktu okulasi yang baik
menurut PTPN IX Krumput yaitu pada pagi hari dari pukul 06.00-10.00 dan sore
hari pada pukul 15.00-17.00. Pada waktu okulasi dibungkus dengan menggunakan
pelepah pisang agar menjaga kelembaban dan agar tidak lecet. Pemerikasaan
yang tidak berhasil diberi tanda dengan mengikat plastik dibatangnya. Sehingga
dapat dilakukan okulasi kembali pada sisi lain dari batang bawah. Sedangkan
okulasi yang berhasil diberi tanda dengan warna cat yang disesuaikan dengan
jenis tanamannya.
klon unggul seperti PB 240. Selain PB 240, kebun karet Krumput ini juga
menanam klon-klon karet seperti IRR 112, IRR 118 dan PB 260. Biasanya,
produksi lateks tinggi, mata prima yang banyak dan berkualitas baik dibandingkan
dengan klon-klon karet lainnya. Seperti misalnya klon karet IRR 112 Menurut
Budiman (2012), klon tersebut memiliki mata prima yang sedikit atau jarang
ditemukan pada calon batang atas tidak seperti klon PB 240 yang memiliki mata
prima atau mata tunas yang banyak. Walaupun demikian, di kebun Krumput ini
para petani menanam tanaman karet dengan klon-klon yang berbeda pada
lahannya atau dapat dikatakan bahwa pada suatu lahan terdapat berbagai macam
jenis klon karet. Hal ini dilakukan agar menghindari terjadinya penurunan
Mata tunas yang baik adalah yang berasal dari kebun entres yang sehat,
umurnya hampir sama dengan umur bibit batang bawah dan jenis mata untuk
okulasi coklat (umur batang bawah kurang lebih 7 bulan dan berwarna cokelat)
adalah mata ketiak daun. Standar mata tunas Menurut Sagian (2010) adalah
sebagai berikut:
2. Umur kayu okulasi setelah penyerongan kuran dari 3 hari dan jaringan
masih segar.
4. Mata tunas yang berasal dari ketiak daun digunakan untuk okulasi
cokelat (umur batang bawah kurang lebih 7 bulan dan berwarna cokelat)
dan mata sisik yang berasal dari daun yang rudimenter digunakan untuk
OPT. Penyakit yang sering menyerang pembibitan yaitu embun tepung yang
menyerang saat musim hujan. Gejalanya yaitu daun keriting dan pengendalian
dilakukan dengan meyemprot belerang. Tungau, trips dan apis. Selain itu juga
pada saat dilakukan pembibitan biji kadang tidak tumbuh sehingga harus barter
dengan kebun lain. Menurut Sagala (2012), salah satu kendala utama dalam
pengembangan perkebunan karet saat ini justru terletak pada kelangkaan bahan
tanaman yang bermutu berupa bibit karet okulasi dari klon anjuran, dan juga
diokulasi. Sehingga tidak semua orang dapat melakukan okulasi tanaman karet.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
b. Umur kayu okulasi setelah penyerongan kurang dari 3 hari dan jaringan
masih segar.
d. Mata tunas yang berasal dari ketiak daun digunakan untuk okulasi
cokelat (umur batang bawah kurang lebih 7 bulan dan berwarna coklat)
dan mata sisik yang berasal dari daun yang rudimenter digunakan untuk
OPT.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, R., dan I. Suhendry. 1998. Kemajuan Pemuliaan Karet dan Dampaknya
terhadap Peningkatan Produktivitas. Prosiding Lokakarya Nasional
Pemuliaan Karet 1998 dan Diskusi Prospek Karet Alam Abad 21. Pusat
Penelitian karet, Medan 8-9 Desember.
Budiman Haryanto, S.P. 2012, Budi Daya Karet Unggul, Yogyakarta: Pustaka
Baru Press
Santoso, B. 2006. Variasi Pertumbuhan jati Muda hasil Okulasi. Jurnal Penelitia
n Hutan Tanaman, 3 (3): 165-173.
LAPORAN PRAKTIKUM
BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
ACARA IV
PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN TANAMAN PENUTUP TANAH
(Legume Cover Crop)
PJ Asisten:
Andi Abdul Sani H.
(A1D015070)
Oleh:
Anissya Tri Rahayu
(A0A017004)/7
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman penutup tanah atau yang lebih dikenal dengan sebutan cover
crop adalah tumbuhan atau tanaman yang khusus ditanam untuk melindungi tanah
dari ancaman kerusakan oleh erosi dan / atau untuk memperbaiki sifat kimia dan
perusak butir-butir hujan yang jatuh dan aliran air di atas permukaan tanah, (2)
menambah bahan organik tanah melalui batang, ranting dan daun mati yang jatuh,
dan (3) melakukan transpirasi, yang mengurangi kandungan air tanah. Peranan
tanah dan digunakan dalam sistem pergiliran tanaman harus memenuhi syarat-
syarat (Osche et al, 1961): (a) mudah diperbanyak, sebaiknya dengan biji, (b)
tanaman pokok, tetapi mempunyai sifat pengikat tanah yang baik dan tidak
mensyaratkan tingkat kesuburan tanah yang tinggi, (c) tumbuh cepat dan banyak
gulma, penyakit dan kekeringan, (f) mampu menekan pertumbuhan gulma, (g)
mudah diberantas jika tanah akan digunakan untuk penanaman tanaman semusim
atau tanaman pokok lainnya, (h) sesuai dengan kegunaan untuk reklamasi tanah,
dan (i) tidak mempunyai sifat-sifat yang tidak menyenangkan seperti duri dan
Cover crop atau tanaman penutup umumnya adalah tanaman yang berasal
menjaga kelembaban tanah di areal sekitar perkebunan, cover crop juga memiliki
bakteri rhizobium yang dapat mengikat nitrogen (N) secara langsung dari udara.
Selain itu, perakarannya tidak terlalu dalam dan merupakan akar serabut, sehingga
akar tanaman penutup ini dapat membuat tanah tetap gembur. Dengan adanya
tanaman penutup kelembaban tanah dapat terjaga dengan baik. Tanaman penutup
berkembang. Faktor utama kualitas tanah adalah salinasi tanah, pH, keseimbangan
B. Tujuan
perkebunan karet.
II. TINJAUAN PUSTAKA
leguminosa yang merambat atau legume cover crop (LCC). Dlam budidaya
tumbuh yang lebih baik pada tanah-tanah bermasalah dari pada tanaman pangan,
Leguminosa atau biasa disebut dengan LCC. Tanaman penutup tanah yang
(Indonesia), kacang asu (Jawa). Kalopogonium berasal dari Amerika tropis dan
Hindia Barat. Kacang ini telah diperkenalkan ke Asia dan Afrika tropis pada awal
tahun 1900 dan ke Australia pada tahun 1930. Kalopogonium telah digunakan
sebagai pupuk hijau dan tanaman penutup tanah di Sumatra pada tahun 1922 dan
kemudian di perkebunan karet dan perkebunan serat karung di Jawa Tengah dan
Jawa Timur, dan telah tersebar ke seluruh daerah tropis. Kalopogonium dapat
tumbuh mulai dari pantai hingga ketinggian 2000 mdpl, tetapi dapat beradaptasi
dengan baik pada ketinggian 300-1500 mdpl. Kacang ini cocok pada iklim tropis
lembab dengan curah hujan tahunan lebih dari 1250 mm/tahun. Kacang ini tahan
terhadap kekeringan tapi mungkin akan mati pada musim kering yang lama. Dapat
tumbuh dengan cepat pada semua tekstur tanah, walaupun dengan pH rendah
dikenal baik sebagai satu jenis kacang polong pelopor yang berharga untuk
pertumbuhan rumput liar. Tanaman ini sering ditanam bersama dengan centro (C.
butterfly pea, nama Indonesia Sentro. Sentro berasal dari Amerika Tengah dan
Selatan. Tanaman ini merupakan salah satu dari jenis legum yang paling luas
dari kawasan tropis Amerika pada abad ke 19. Saat ini Sentro telah dapat tumbuh
ketinggian 0 – 1000 mdpl. Tanaman ini tahan akan kekeringan dan mampu
tumbuh baik pada tanah miskin hara. Tanaman legum ini tumbuh menjalar pada
permukaan tanah atau bisa membelit ke kiri atas pada tanaman lain yang tumbuh
pencegah erosi, tanaman pupuk hijau dan tanaman sumber pakan ternak.
Papilionacecae. Nama daerah kacang ruji, krandang (Sunda), kacang alit (Jawa),
batok (Madura), dengan nama pasaran PJ. Tanaman ini merupakan tumbuhan asli
Asia, banyak dijumpai di Asia Tenggara. Tumbuhan ini tumbuh menjalar dan
merambat ke arah kiri, mempunyai batang yang kuat, mempunyai perakaran yang
dalam, diameter pangkal batang bisa mencapai 6 cm. Ada dua jenis yang
(kudzu tropik). P. javanica dapat tumbuh mulai dari dataran rendah sampai
dengan 1000 mdpl, toleran pada tanah asam, pertumbuhan lambat pada 3 bulan
penutup tanah, pencegah erosi, sumber pupuk hijau, pemberantas alang-alang dan
pakan ternak, akarnya mampu mengikat tanah dan cocok sebagai tanaman
pencegah erosi, sebagai tanaman penutup tanah di perkebunan kelapa sawit, karet
Alat dan bahan yang digunakan yaitu kamera, alat tulis, dan perkebunan
A. Hasil
Terlampir
B. Pembahasan
Legume cover crop atau tanaman penutup umumnya adalah tanaman yang
berfungsi menjaga kelembaban tanah di areal sekitar perkebunan, cover crop juga
1. Menahan atau mengurangi daya perusak butir-butir hujan yang jatuh dan
2. Menambah bahan organik tanah melalui batang, ranting dan daun mati yang
jatuh.
dispersi air hujan, mengurangi jumlah serta kecepatan aliran permukaan dan
(Syamsulbahri, 1996).
Adapun jenis – jenis tanaman penutup tanah dibagi menjadi 2 tipe yaitu
Menjalar dan Pelindung perdu. Jenis LCC untuk masing – masing tipe yaitu :
Centrosema pubescens ( CP )
Pueraria javanica ( PJ )
Cover Crop) yang biasa digunakan oleh perkebunan karet dan kelapa sawit
utama (karet atau kelapa sawit) yang belum dewasa, juga kacangan ini
Calopogonium mucunoides ( CM )
Kacangan CM berasal dari Amerika Selatan, daun agak kecil dan tidak
ton sehingga sangat baik sebagai pensuplai unsur N kedalam tanah; bijinya
Psopocarphus polustris ( PP )
permukaan laut; tahan naungan dan kekeringan; dapat tumbuh pada tanah
Calopogonium caeruleum ( CC )
berbentuk oval/hati dengan ukuran 3-5 cm; tahan naungan, tahan bersaing
dengan gulma lain, toleran terhadap hama dan tahan kekeringan; dapat
cukup mahal
Desmodium ovalifolium ( DO )
Mucuna conchinchinensis ( MC )
Tumbuhnya menjalar tetapi dapat juga tegak, batang agak kecil dan lemah,
Mucuna bracteata
Adalah satu jenis kacangan yang konon berasal dari India. Kacangan ini
Flemingia congesta
Crotalaria anagyroides
Tephrosia vogelii
Caliandra callothyrsus ( putih )
Tanaman penutup tanah yang ditanam pada kebun Krumput ini yaitu
Mukuna (Mucuna bracteata). Tanaman ini dipilih sebagai LCC pada kebun karet
berasal dari India. Kacangan MB ini tahan terhadap kekeringan dan naungan.
Kapasitas Fiksasi nitrogen MB ini tinggi. Dia tumbuh sangat cepat dan menutup
lahan sangat cepat, karena itu dia menekan pertumbuhan gulma-gulma lainnya.
mana dapat membantu untuk mengurangi pupuk yang hilang mengalir, karena
hujan deras. Lapisan tebal dari sampah daunnya juga akan membantu untuk
mengurangi erosi tanah sehingga kondisi tanah tidak akan memburuk dari waktu
ke waktu.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Legume cover crop atau tanaman penutup umumnya adalah tanaman yang
berasal dari famili legumineceae (tanaman legume/ kacang-kacangan).
2. Adapun jenis – jenis tanaman penutup tanah dibagi menjadi 2 tipe yaitu
Menjalar dan Pelindung perdu. Jenis LCC untuk masing – masing tipe yaitu:
( merah ).
3. Tanaman penutup tanah yang ditanam pada kebun karet yaitu Mukuna
(Mucuna bracteata). Tanaman ini dipilih sebagai LCC pada kebun karet
naungan. Kapasitas Fiksasi nitrogen MB ini tinggi. Dia tumbuh sangat cepat
dan menutup lahan sangat cepat, karena itu dia menekan pertumbuhan
gulma-gulma lainnya.
B. Saran
Arsyad, S. 2006. Konservasi Tanah dan Air. Revisi ke-3. IPB Press: Bogor.
LAPORAN PRAKTIKUM
BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
ACARA V
PEMELIHARAAN TANAMAN KARET BELUM MENGHASILKAN
(TBM) DAN TANAMAN KARET MENGHASILKAN (TM)
PJ Asisten:
Andi Abdul Sani H.
(A1D015070)
Oleh:
Anissya Tri Rahayu
(A0A017004)/7
A. Latar Belakang
yang dikelola oleh rakyat, dan sisanya dikelola oleh perkebunan besar milik
negara atau swasta. Karet merupakan salah satu hasil perkebunan terkemuka di
maupun internasional terus tinggi. Kondisi iklim di Indonesia juga sesuai untuk
umum, pertumbuhan karet dapat dibagi menjadi dua, yaitu tanaman karet yang
belum menghasilkan dan tanaman karet yang sudah menghasilkan (TM). Areal
karena itu dalam praktikum ini dikenalkan hal-hal terkait pemeliharaan TBM dan
merupakan sumber utama bahan karet alam dunia. Tanaman karet mulai dikenal
di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda. Awalnya, karet ditanam dikebun
Indonesia (Setiawan dan Andoko, 2005). Menurut Nazaruddin dan Paimin (1998)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Hevea
produktivitas karet pada perkebunan rakyat dibutuhkan tujuh hal yang harus
diperhatikan dan dilakukan dalam budidaya karet. Hal tersebut antara lain
Tanaman karet cocok ditanam pada daerah tropis antara 15o LS dan 15 o
LU.
Curah hujan tahunan tidak kurang dari 2000 mm, optimal antara 2.500 – 4.000
mm/tahun yang terbagi dalam 100-150 hari hujan. Produksi karet akan menurun
apabila terjadi hujan pada pagi hari. Tanaman karet tumbuh optimal pada
ketinggian sampai 200 meter di atas permukaan laut. Semakin tinggi tempat maka
pertumbuhan karet akan semakin lambat dan hasilnya lebih rendah (Setyamidjaja,
1993). Tanaman karet relative toleran pada tanah-tanah marginal yang kurang
mudah ditembus air. pH yang sesuai untuk tanaman karet adalah mendekati
lebih baik dibandingkan dengan yang berbukit (Setiawan dan Andoko, 2005).
pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar, tinggi pohon dewasa
mencapai 1525 meter. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki
arah tumbuh tanamanya agak miring k earah utara. Batang tanaman ini
mencapai puncak produktivitasnya pada usia antara 12–20 tahun. Setelah umur
tersebut, maka produktivitasnya menurun dan perlu diremajakan ketika berumur
Alat dan bahan yang digunakan meliputi alat tulis,papan jalan, kamera,
tanaman karet belum menghasilkan (TBM) dan tanaman karet menghasilkan
(TM).
B. Prosedur Kerja
seksama.
TM.
4. Dilakukan Tanya jawab antara mahsiswa dengan petugas agar data yang
praktikum.
A. Hasil
Terlampir
B. Pembahasan
Indonesia. Bahkan Indonesia menjadi salah satu produsen karet terbesar di dunia,
Produksi karet yang tinggi sangat ditentukan oleh beberapa hal, diantaranya klon
karet itu sendiri. Dijelaskan oleh Anwar (2001) bahwa pemeliharaan yang umum
baik.
menghasilkan (TM) harus selalu dijaga kondisinya agar dapat terus tumbuh
merupakan pemeliharaan tanaman yang dilakukan pada tanaman karet muda yang
pemeliharaan yang dilakukan pada tanaman karet yang telah memasuki masa
produksi. Hal ini dilakukan agar dapat tetap menjaga stabilitas produksi lateks
dari tanaman karet yang telah memasuki usia produktif, sehingga memiliki umur
produksi yang lama. TBM dan TM yang kurang terawat akan berpengaruh
terhadap kualitas dan kuantitas produksi karet, sehingga memengaruhi daya jual
produksi karet di pasaran. Berdasarkan kondisi tersebut dapat kita pahami bahwa
usia produktif sehingga sudah dapat disadap. Tujuan pemeliharaan karet secara
serta menjaga kondisi lahan dan tanaman. Oleh karena tanaman karet
dikelompokkan menjadi TBM dan TM, maka pemeliharaan tanaman karet yang
dilakukan petani dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu pemeliharaan tanaman
tahun. Beberapa hal yang dilakukan terkait pemeliharaan TBM di kebun Krumput
dan pengendalian hama penyakit tanaman karet yang masih muda. Pemeliharaan
pada tanaman karet muda di pembibitan ditujukan untuk menjaga kondisi karet
Memasuki masa TBM, pemeliharaan pada tanaman karet bertujuan untuk menjaga
suatu produksi karet. Walaupun lebih banyak dipengaruhi oleh tipe klon, namun
pemeliharaan dalam hal ini berperan dalam menjaga tanaman karet terhindar dari
hama dan penyakit yang mungkin menyerang. Menurut Syakir et al. (2010),
karet yang paling penting. Kondisi yang terdapat pada TM akan berpengaruh
langsung pada hasil produksi karet sadapan. Oleh karenanya pemeliharaan pada
masa TM ditujukan untuk menjaga kondisi pohon karet selama sadap, dan juga
beberapa jenis gulma yang berada di sekitar pertanaman karet. Adapun kondisi
dari family legume (Legume Cover Crop) lebih dominan terdapat di pertanaman
karet yang masih muda atau belum menghasilkan. Fokus kajian dalam tanaman
baik dalam pengambilan air, unsur hara, cahaya matahari dan udara ; mencegah
terjadinya serangan hama dan penyakit yang biasa merusak atau musuh dari
iklim, tanah, dan kondisi dari pohon karet di perkebunan. Kondisi kesuburan
Nutrisi tanah yang tidak mencukupi dapat menurunkan produksi karet dalam
perkebunan per hektar, hal ini dikarenakan dalam suatu perkebunan, nutrisi dalam
tanaman. Lebih lanjut dijelaskan juga oleh Yardha et al. (2007) misalnya dalam
tanaman, kondisi tanah dan iklim, serta kondisi tanaman. Pemupukan perlu
memerhatikan beberapa hal, yaitu tepat waktu, tepat jenis, tepat sasaran, dan tepat
dosis. Kondisi tanah yang terlalu masam ataupun basa juga tidak sesuai untuk
tanaman karet akan terus mengalami fluktuasi seiring penambahan umur tanaman.
Terkait factor iklim atau cuaca, hal ini juga menjadi perhatian dalam pemeliharaan
tanaman. Sebagai contoh misalnya ketika kondisi hujan atau terjadi angin
Faktor yang paling penting dalam hal ini adalah kondisi tanah. Rosyid et
al. (2005) menyatakan bahwa karet dikenal sebagai tumbuhan yang mudah rebah
pada pertumbuhan awalnya, sehingga dibutuhkan struktur tanah yang kuat dan
tidak terlalu lempung atau berpasir. Tanah yang terlalu becek akan menyulitkan
penyiangan dan pemupukan. Selain itu tanah yang teralu kering juga menjadikan
tanaman karet harus lebih banyak diairi, sehingga memengaruhi teknik irigasi
Krumput penanaman karet dilakukan pada lahan yang kontur tanahnya miring
berundak. Potensi erosi menjadi suatu masalah yang perlu ditanggulangi karena
struktur tanah jelas akan berubah, nutrisi pada top soil tercuci, dan adanya run off
literature yang kami temukan, yaitu Samidjaja (1993) yang menjelaskan bahwa
masa TBM pada tanaman karet didefinisikan sebagai masa dari sejak penanaman
bahan tanam di lapangan sampai tercapainya kriteria matang sadap. Matang sadap
tanaman karet secara teknis dicapai apabila lilit batang pada ketinggian 1 meter
mm. pada kondisi ini status tanaman karet berubah dari tanaman belum
1. Penyulaman
sudah ada kepastian tanaman yang hidup dan yang mati. Karena penyulaman
2. Penunasan
palsu yang tidak produktif pada tanaman karet. Penghilangan ini untuk
tunas prima. Tunas prima merupakan tunas yang nantinya akan digunakan
dalam proses okulasi, dan diketahui memiliki kemungkinan yang tinggi untuk
proses dalam proses okulasi.
3. Induksi percabangan
Cara yang paling dianjurkan adalah dengan teknik penyanggulan karena lebih
mudah, murah, dan tidak melukai batang karet. Selain itu, percabangan juga
meter pada bagian batang yang berwarna coklat. Bekas pemotongan harus
3 meter dengan menyatukan daun bagian ujung yang sudah tua, kemudian
dengan cara dipotong, luka bekas potongan diolesi parafin atau TB 192.
2. Pengendalian gulma
Pengendalian gulma dibagi menjadi dua teknis, yaitu dengan
dan jarak antar tanaman yang renggang. Pada perkebunan Krumput, untuk
menggunakan tanaman legume cover crops. Pada kasus parah, dalam masa
bahan kimia dengan bahan aktif Phosphat untuk daun sempit, dan Tiphormon
adalah belalang. Belalang menjadi hama bagi tanaman karet pada fase
ini tergolong sangat rakus. Jika daun muda habis, mereka tak segan-segan
belalang, hama lain yang penting dalam perkebunan karet adalah rayap, kutu,
epung atau mildew. Penyakit Mildew adalah penyakit yang disebabkan oleh
jamur Oidium sp. Gejala penyakit ini ditandai oleh pada daun terdapat massa
tepung berwarna putih melekat pada permukaan bawah daun, kemudian
tidak normal, agak berkeriput. Massa tepung jamur tersebut dapat juga
menutupi permukaan atas daun. Daun muda yang masih berwarna coklat
tembaga jika terserang akan gugur, sedangkan daun-daun yang lebih dewasa
tidak gugur akan tetapi fungsi untuk berfotosintesis tidak maksimal (Darwis,
penutup tanah. Menurut Arsyad (2006), tanaman penutup tanah adalah tanaman
yang khusus ditanam untuk melindungi tanah dari ancaman kerusakan oleh erosi
dan atau untuk memperbaiki sifat kima dan sifat fisik tanah. Tanaman penutup
tanah dari famili Leguminosa atau biasa disebut dengan Legume Cover Crop
(LCC). Lebih sesuai dijadikan sebagai tanaman penutup tanah karena dapat
pubescens dan yang baru di introduksi dari India adalah Mucuna bracteata.
adalah dapat meningkatkan serapan hara N bagi karet, dan dapat mencegah erosi
di perkebunan. Dijelaskan oleh Achmad dan Aji (2016) bahwa fungsi LCC dapat
bermanfaat sebagai mulsa sehingga pada saat musim kemarau dapat menjaga
kelembaban tanah. Selain itu dapat memperbaiki sifat fisika dan kimia tanah, LCC
dalam jangka panjang dapat berfungsi sebagai sumber hara bagi tanaman,
memperbaiki KTK tanah pasiran yang rendah dan mengaktifkan mikroba dalam
tanah.
agregat atau meningkatkan kelas struktur dari halus menjadi sedang atau kasar,
bahkan bahan organik dapat memperbaiki struktur tanah menjadi baik atau remah,
dengan derajat struktur yang sedang hingga kuat (Achmad dan Aji, 2016).
perkebunan karet bisa diminimalisir. Beberapa jenis tanaman legume yang baik
Calopogonium mucunoides
mulai dari pantai hingga ketinggian 2000 mdpl, tetapi dapat beradaptasi
dengan baik pada ketinggian 300-1500 mdpl. Kacang ini cocok pada iklim
tropis lembab dengan curah hujan tahunan lebih dari 1250 mm/tahun. Kacang
ini tahan terhadap kekeringan tapi mungkin akan mati pada musim kering
yang lama. Dapat tumbuh dengan cepat pada semua tekstur tanah, walaupun
dengan pH rendah antara 4.5 - 5. Cara tumbuhnya dengan membelit, membuat
ekologi.
Pueraria javanica
melilit dan berbulu, panjang sulur 1-3 meter,daun besar berjumlah tiga
Tanaman ini dapat tumbuh pada tanah yang miskin unsur hara dan tahan
protein dan mineral yang disukai ternak ruminansia, Pueraria javanica juga
Centrosema pubescens
mencapai 4,5 bulan, curah hujan tahunan 1500 mm, sangat toleran
Mucuna bracteata atau yang biasa disebut Makonah. Mucuna sp adalah salah satu
jenis penutup tanah yang dikembangkan sebagai pengendali pupuk dan tanaman
pupuk hijauan. Selain itu menurut Darian (2007), tanaman jenis ini toleran
terhadap kondisi abiotik yang ekstrim antara lain kondisi kekeringan, kesuburan
tanah yang rendah dan kemasaman tanah yang tinggi. LCC ini merupakan salah
sau jenis yang merambar dan bersifat tahunan. Tanaman ini digunakan karena
pertumbuhan gulma dan tidak disukai ternak. LCC sering kali menjadi cara
ampuh untuk mengendalikan gulma dalam suatu perkebunan karet. Selain itu juga
terdapat beberapa manfaat dari penggunaan LCC pada perkebunan karet seperti
g) Memompa unsur hara dari lapisan tanah bawah ke lapisan tanah atas oleh
tanaman yang telah masuk masa produksi, atau lebih dikenal istilah tanaman
tanaman selama masa produksi dimaksudkan agar kondisi tanaman dalam keadaan
baik; produksinya tetap, bahkan meningkat sesuai dengan umur tanaman; dan
1) Penyiangan
secara manual, kimiawi, atau gabungan dari keduanya. Cara manual atau
Jika gulma berupa semak atau perdu, penyiangannya harus dengan cara
manual hanya memungkinkan jika areal perkebunan karet tidak terlalu luas
herbisida yang dipakai masih sama dengan TBM, yaitu yang memiliki bahan
2) Pemupukan
Cara pemupukan tanaman karet pada masa produksi sama dengan masa
melingkar dengan jarak 1 – 1,5 meter dari pohon. Bisa juga pupuk
dimasukkan ke dalam alur berbentuk garis di antara tanaman dengan jarak 1,5
sudah bebas dari gulma. Jika frekuensi pemupukan tanaman karet sebelum
pada masa produksi dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu pada pergantian
KCl. Dosis per semester yang digunakan adalah Urea sebanyak 100 gr,
sedangkan SP-36 sebanyak 75 gr, dan KCl sebanyak 100 gr. Penggunaan
Kiserit pun masih tetap dilakukan, sebanyak 50 gr, namun dengan tujuan
yang berbeda dengan pada fase TBM, yaitu untuk memicu regenerasi
Bagian yang sangat penting untuk diketahui terkait tanaman karet yang
produksi selama 25 - 35 tahun. Pohon karet siap sadap adalah pohon yang
sudah memiliki tinggi satu meter dari batas pertautan okulasi atau dari
permukaan tanah untuk tanaman asal biji dan memiliki lingkar batang atau
lilit batang 45 cm. Kebun karet mulai disadap bila 55% pohonnya sudah
didampingi oleh beberapa petugas lapang, salah satunya adalah Pak Sunarto.
Luas kebun karet Krumput sekitar 1000 Ha. Hasil praktikum yang kami lakukan
di kebun Krumput adalah bahwa TBM dan TM di kebun tersebut berada dalam
sekitar TM. Beberapa TBM di kebun Krumput sudah mulai berfungsi sebagai
TM. Pada kebun TBM, terdapat istilah gawangan, gondang-gandung, dan rorak.
berfungsi untuk menampung seresah. Rorak adalah bagian yang berfungsi untuk
menangggulangi erosi. Pemberian pupuk pada TBM dilakukan selama dua kali
dalam setahun. Pupuk yang digunakan adalah pupuk majemuk (NPK). Pemberian
pupuk kandang dilakukan satu tahun sekali, dengan dosis 10 gr/pohon secara
selektif.
Tanaman menghasilkan (TM) bisa disadap jika 60 % dari total TBM sudah
memenuhi syarat. Ciri-ciri tanaman karet tersebut untuk dapat disadap antara lain
lilit batang sudah mencapai 45 cm. Penyadapan dilakukan pada irisan di batang
karet dengan sudut sadap 40 - 450. Tanaman karet yang sudah bisa dsadap akan
Buka sadap dilakukan pada jarak 130 cm dari pertautan okulasi. Pohon
yang disadap harus dapat terpakai selama 5 tahun untuk satu daerah irisan.
Penyadapan dilakukan dengan kedalaman 0,7 – 1,5 mm. Rumus sadap yang
digunakan adalah S2D3. Arti dari rumus tersebut adalah S2, berarti penyadapan
setengah lingkaran batang pohon, D3 artinya pohon disadap 3 hari sekali. Syakir
et al., (2010) menjelaskan bahwa jika disadap 3 hari sekali maka kulit karet yang
terpakai adalah 2 cm/ bulan atau 8 cm/kuartal atau 24 cm/tahun. Agar lebih
mudah dikontrol maka pada bidang sadap atau kulit pohon karet biasanya diberi
dibuat untuk konsumsi per kuartal atau per 2 bulan dengan jumlah tanda 2 - 3
3) Memasang talang dan biting. Talang terletak pada jarak 10 cm dari irisan
4) Menyayat batang karet. Sudut irisan 45o, batang disayat dengan pisau
sadap. Kedalaman penyadapan optimum 0,7 mm, tidak boleh lebih dari 1,5
5) Memasang mangkok/penampung.
pohon dilakukan setelah tidak menetes. Hasil pengamatan yang kami lakukan
sesuai dengan penjelasan Syakir et al. (2010) yang menjelaskan bahwa usia
produktif tanaman karet untuk disadap dapat mencapai 25 tahun dengan teknik
penyadapan yang benar. Adanya pemberian LCC pada pertanaman karet mampu
tanaman.
adanya tekanan turgor dalam sel tanaman karet. Turgor adalah tekanan pada
dinding sel oleh isi sel. Banyak sedikitnya isi sel berpengaruh pada besar kecilnya
tekanan pada dinding sel. Semakin banyak isi sel, semakin besar pula tekanan
pada dinding sel. Tekanan yang besar akan memperbanyak lateks yang keluar dari
pembuluh lateks. Oleh sebab itu, penyadapan dianjurkan dimulai saat turgor
masih tinggi, yaitu saat belum terjadi pengurangan isi sel melalui penguapan oleh
A. Kesimpulan
tanaman.
B. Saran
walaupun sama tetapi menjadi tidak efisien dan praktikkan banyak sehingga tidak
DAFTAR PUSTAKA
Achmad., S.R., dan Y.B.S. Aji. 2016. Pertumbuhan Tanaman Karet Belum
Menghasilkan Di Lahan Pesisir Pantai Dan Upaya Pengelolaan Lahannya
(Studi Kasus: Kebun Balong, Jawa Tengah). Warta Perkaretan. 35(1) :
11-24
Anwar, C. 2001. Manajemen dan Teknologi dan Budidaya Karet. Pusat Penelitian
Karet. Medan
Janudianto., et al. 2013. Panduan Budidaya Karet untuk Petani Skala Kecil.
World Agroforestry Centre (ICRAF), Southeast Asia Regional Office.
Bogor.
Mannetje, L. and R. M. Jones.2000. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara No.
4.Pakan.PT Balai Pustaka Jakarta bekerjasama dengan Prosea
Indonesia,Bogor.
Rosyid, M.J., et al. 2005. Petunjuk Teknis Budidaya Karet Bagi Pola Peremajaan
Karet Model Pastisipatif di Kabupaten Sarolangon dan Merangin
Provinsi Jambi. Pusat Penelitian Karet. Balai Penelitian Sembawa.
Suseno, R. S. dan Suwarti. 1989. Pedoman Teknis Pengolahan Karet Sit Yang
Diasap (Ribbed Smoked Sheet). Balai Penelitian Perkebunan Bogor.
Bogor.
Susetyo, Imam dan Sudiharto, 2006, Penutup Tanah Kacang (Legume Cover
Crops) di Perkebunan karet. (online).
http://sitp.rpn.co.id/uploads/riset/karet/Prosiding%20Karet
%202006%20Pe nutup%20Tanah%20Kacangan.pdf diakses 23
Desember 2018.
Syakir, M., et al. 2010. Budidaya dan Pascapanen Karet. Pusat Peneliian dan
Pengembangan Perkebunan. Bogor.
Tumpal dan Irwan. 2013. Budidaya dan Teknologi Karet. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Yardha, S. Edi., dan Mugiyanto. 2007. Teknik Pembibitan Dan Budidaya Karet
Unggul Di Provinsi Jambi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi.
Kotabaru, Jambi.
LAPORAN PRAKTIKUM
BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
ACARA VI
PENYADAPAN TANAMAN KARET
PJ Asisten:
Andi Abdul Sani H.
(A1D015070)
Oleh:
Anissya Tri Rahayu
(A0A017004)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perekonomian Negara. Indonesia memiliki lahan karet mencapai 2,7-3 juta hektar.
Produktivitas lahan karet di Indonesia rata-rata rendah dan mutu karet yang
sebagai karet yangm memiliki mutu rendah. Indonesia berpotensi besar untuk
sebagian besar tanaman masih menggunakan bahan tanam asal biji, tingginya
proporsi areal tanaman karet yang telah tua, tusak atau tidak produktif dan
Lokasi kebun yang jauh dari pabrik pengolah karet dan letak kebun yang
terpencar-pencar dalam skala luasan yang relative kecil dengan akses yang
B. Tujuan
Krumput.
2. Mengetahui ciri-ciri tanaman karet yang siap disadap serta factor yang
Krumput.
dengan kadar antara 30-35% yang mengalir keluar apabila jaringan tanaman
terlukai. Proses ini dinamakan penyadapan, yang oleh Siswoputranto (1981)
perkebunan karet.
Produksi lateks per satuan luas dalam kurun waktu tertentu dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain klon karet yang digunakan, kesesuaian lahan dan
karet pada umur 5 - 6 tahun telah memenuhi kriteria matang sadap. Kriteria
matang sadap antara lain apabila keliling lilit batang pada ketinggian 130 cm dari
permukaan tanah telah mencapai minimum 45 cm. Jika 60% dari populasi
tanaman telah memenuhi kriteria tersebut, maka areal pertanaman sudah siap
penyadapan yang tidak benar banyak dijumpai pada perkebunan karet rakyat.
Kerusakan bidang sadapyang sering terjadi antara lain disebabkan oleh cara
penyadapan yang ceroboh dengan konsumsi kulit yang sangat boros dan frekuensi
umumnya tinggi, yaitu 150% atau lebih. Sedangkan sistem penyadapan modern di
panjang (long tapping system), sistem penyadapan mikro (micro tapping system)
Produksi tanaman hasil okulasi akan baik bila terdapat kesesuaian karakter
agronomis antara batang atas dan batang bawah. Menurut Dijkman (1951),
Alat dan bahan yang digunakan meliputi: pohon karet di PTPN IX Kebun
A. Hasil
Terlampir
B. Pembahasan
Menurut Siswanto (1997), penyadapan adalah mengiris kulit batang
sedemikian rupa sehingga sebagian besar sel pembuluh lateks terpotong dan
cairan lateks yang berada di dalamya bisa menetes keluar. Pada prinsipnya,
yang dimiliki oleh tanaman karet serta tetap bisa menjaga keberlanjutan produksi
tanaman karet menjadi sebuah keniscayaan untuk diketahui. Heru dan Andoko
lateks. Pembuluh lateks yang terputus atau terluka tersebut akan pulih kembali
akibat adanya tekanan turgor, yaitu tekanan pada dinding sel oleh isi sel. Semakin
banyak isi sel semakin besar tekanan pada dinding sel atau turgor. Dengan
semakin besarnya turgor ini semakin besar tekanan pada pembuluh lateks dan
semakin banyak lateks yang keluar melalui pembuluh lateks (Balai Penelitian
3) Sadap ke arah atas (Up Ward Tapping), sadap ke arah atas biasa dan sadap ke
arah atas ATS (Alternate Tapping Sistem)
hanya setengah bidang permukaan kulit tanaman karet (1/2 S). Penyadapan
dilaksanakan satu bidang terlebih dahulu, baru setelah satu bidang habis,
dilanjutkan penyadapan di bidang yang lainnya. Dari awal buka sadap hingga
dengan kemampuan kulit kayu dalam meregenerasi dan melakukan suksesi. Untuk
memulihkan kulit kayu sepanjang 130 cm, tanaman keret membutuhkan waktu 5
tahun. Oleh karena itu, penyadapan satu bidang hendaknya bisa mencapai waktu 5
tahun juga.bidang sadap harus diletakkan pada arah yang sama dengan arah
pergerakan penyadap, yaitu dari arah Timur-Barat (pada jarak antar tanaman yang
pendek / 3m).
adalah sistem sadap yang dilaksanakan secara bersamaaan antara Sadap Arah Atas
dengan Sadap Arah Bawah pada satu bidang. Double Cutting juga dilakukan ½ S,
artinya satu bidang terlebih dahulu baru setelah 5 tahun berganti ke bidang yang
lain. Pisau yang digunakan untuk untuk Sadap Arah Atas berbeda dengan pisau
untuk Sadap Arah Bawah. Sadap Arah Atas menggunakan pisau sadap dorong,
mangkok, ember, lateks, dan lain – lain). Umur ekonomis tanaman ditentukan
oleh cara dan sistem sadap disamping faktor lain.Kriteria sadapnya adalah
yang pertama. Kriteria untuk matang sadap adalah lingkaran batang harus
mencapai 45 cm dan pada tinggi 1 meter diatas tanah untuk tanaman asal
semalam dan 1 meter diatas pertautan untuk tanaman asal okulasi, jumlah
yang stabil dalam produksinya, namun juga dipengaruhi oleh skill dan metode
untuk sadapan mati pada tahun-tahun terakhir dari umur yang memberikan
keuntungan ekonomis dari pohon karet. Teknik tersebut dapat juga sebagai
Hal ini dilakukan untuk menghasikan produksi lateks secara optimal pada
setiap pohon karet. Penyadapan pada bidang sadap atas dilakukan setelah bidang
sadap bawah disadap hingga mencapai pertautan okulasi. Penyadapan pada bidang
sadap atas menggunakan pisau sadap khusus dengan arah sadapan ke atas dan
optimal. Pada beberapa pohon yang telah mencapai umur lanjut maka
diberlakukan system sadap mati atau cacah runcah pada bagian yang diperkirakan
system sadap atas maupun bidang sadap bawah akan diperoleh hasil lateks dalam
Menggunakan system setengah spiral pembuluh lateks akan terpotong secara tepat
pembuluh lateks.
sadap pada kebun yang sudah mencapai matang sadap. Tanaman karet siap sadap
bila sudah matang sadap pohon. Kesanggupan tanaman untuk disadap dapat
ditentukan berdasarkan “umur dan lilit batang”. Diameter untuk pohon yang layak
sadap sedikitnya 45 cm diukur 100 cm dari pertautan sirkulasi dengan tebal kulit
minimal 7 mm dan tanaman tersebut harus sehat. Pohon karet biasanya dapat
kambium dengan menggunakan pisau sadap. Jika penyadapan terlalu dalam dapat
membahayakan kesehatan tanaman, dan juga untuk mempercepat kesembuhan
luka sayatan maka diharapkan sadapan tidak menyentuh kayu (xilem) akan tetapi
1. Umur Tanaman
siap disadap walau umurnya sudah lebih dari 6 tahun.Hal ini terjadi akibat
dengan sangat baik sehingga pertumbuhan tanaman akan lebih cepat. Artinya
batang untuk menentukan matang sadap mulai dilakukan pada waktu tanaman
tanaman yang sudah matang sadap pohon sudah mencapi 60% atau lebih.Pada
kebun yang terpelihara dengan baik, jumlah tanaman yang matang sadap
kuantitas yaitu:
a. Kedalaman irisan
banyak lateks yang keluar. Tetapi kedalaman sadapan pun ada batasannya,
yaitu 1-1.5 mm dari kambium. Selain kedalaman sadapan faktor waktu sadap
b. Tekanan turgor
Kondisi fisiologis pembuluh lateks yang tepat untuk penyadapan adalah pada
tekanan turgor 10-14 atm. Segera setelah pohon disadap, tekanan turgor
menurun dan air dari sel-sel tetangga menembus dinding pembuluh lateks
sehingga lateks mengalir sepanjang irisan sadap. Lateks yang diperoleh dari
penyadapan tidak saja berasal dari pembuluh lateks yang terlukai tetapi
pembuluh lateks dan kecepatan koagulasi pada alur sadap. Turgor adalah
tekanan pada dinding sel oleh isi sel. Banyak sedikitnya isi sel berpengaruh
c. Curah hujan
Curah hujan, jika pada dini hari terjadi hujan maka penyadapan tidak dapat
Lateks akan mengalir dengan cepat pada awalnya, dan semakin lama
akhirnya akan semakin lambat hingga akhirnya terhenti sama sekali. Hal ini
Sumbatan berupa lapisan yang sangat tipis. Lateks akan mengalir bila
sumbatan dibuang dengan cara mengiris kulit pada hari sadap berikutnya
e. Frekuensi penyadapan
adalah satu kali dalam 3 hari (d/3) untuk 2 tahun pertama penyadapan, dan
kemudian diubah menjadi satu kali dalam dalam 2 hari (d/2) untuk tahun
selanjutnya. Menjelang peremajaan tanaman, panjang irisan dan frekuensi
hingga 07.30. pada pagi hari, tekanan turgor sel tanaman maksimal sehingga
jumlah lateks dan aliran lateks yang keluar juga maksimal. Selain itu, belum
mangkuk sadap akibat panas yang ditimbulkan cahaya matahari. Pada dua tahun
pertama setelah buka sadap, penyadapan dilaksanakan 3 hari sekali (d/3). Untuk
1. Jamur Upas
b. Stadium bongkol
c. Stadium kortisium
d. Stadium nekator
Jamur membentuk lapisan tebal berwarna hitam yang terdiri dari jaringan
kulit yang membusuk dan kumpulan tetesan lateks yang berwarna coklat
a. Menanam klon yang tahan seperti BPM 107, PB 260, PB 330, AVROS
2037, PBM 109, IRR 104, PB 217, PB 340, PBM 1, PR 261 dan RRIC
100 IRR 5, IRR 39, IRR 42, IRR 112 dan IRR 118.
dianjurkan pada tanaman yang telah disadap, karena dapat merusak mutu
lateks.
2. Kanker Garis.
Gejala serangan penyakit kanker garis dapat dilihat dari adanya selaput
tipis putih dan tidak begitu jelas menutup alur sadap.Jika dikerok atau diiris,
di bawah kulit yang terletak di atas irisan sadap terlihat garis-garis tegak
berwarna cokelat kehitaman. Dalam perkembangannya, garis-garis ini akan
kulit pulihan. Pada beberapa kasus, di bawah kulit yang baru pulih akan
pecahan kulit ini akan keluar tetesantetesan lateks berwarna cokelat yang
pemeriksaan yang cermat pada seluruh tanaman setiap hari sadap selama
musim hujan.
berikut:
a. Penyadapan jangan terlalu dalam dan tidak terlalu dekat dengan tanah.
Difolatan 80 WPl %.
3. Mouldy rot.
sadap menjadi rusak, sehingga tidak bisa dilakukan penyadapan lagi. Penyakit
dengan tanah juga bisa memicu serangan penyakit ini. Penularan penyakit ini
menjadi luas. Penularan bisa juga melalui pisau sadap yang baru saja
berwarna kelabu sejajar alur sadap. Jika lapisan ini dikerok akan terlihat
bintik-bintik berwarna cokelat atau hitam. Lebih lanjut, serangan ini akan
jika bagian yang sakit terlihat membusuk berwarna hitam kecokelatan. Bekas
b. Kegiatan penyadapan jangan terlalu sering dan jika perlu saat serangan
4. Brown Blast.
tanaman yang terlalu subur, berasal dari biji, dan tanaman yang sedang
Gejala penyakit ini dapat dilihat dengan tidak mengalirnya lateks dari
kering dan tidak mengeluarkan lateks. Bagian yang kering berubah warna
lateks.Penyakit ini bisa meluas ke kulit yang seumur di tanaman yang sama.
Agar penyakit ini terdeteksi sejak dini, perlu dilakukan pemeriksaan tanaman
tinggi.
Beberapa upaya pengendalian yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:
b. Tanaman yang kulitnya tidak bisa disadap lagi sebaiknya tidak disadap.
I. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Karet yang bisa disadap yaitu tanaman ketika karet yang berada dalam suatu
hamparan lahan harus sudah matang sadap pohon dan matang sadap kebun.
Ciri utama tanaman karet yang sudah matang sadap pohon adalah lilit batang
Matang sadap kebun adalah jumlah tanaman yang sudah matang sadap pohon
dalam suatu areal pertanaman karet sudah mencapai 60–70 % ketika berusia
4-5 tahun.
tekanan turgor, curah hujan, ketebalan irisan sadap dan frekuensi penyadapan.
B. Saran
kelompok dengan satu pemandu di setiap kelompok agar pada saat penyampaian
Dijkman, M.J. 1951. Hevea thirty years of research in the Far East. University of
Miami Press, Miami.
Heru, D. S. dan A. Andoko. 2008. Petunjuk Lengkap Budidaya Karet. Jakarta: PT.
Agromedia Pustaka. 166 hal.
ACARA VII
PENGOLAHAN HASIL GETAH KARET
PJ Asisten:
Andi Abdul Sani H.
(A1D015070)
Oleh:
Anissya Tri Rahayu
(A0A017004)/7
A. Latar Belakang
di Indonesia. Selain sebagai sumber lapangan kerja bagi sekitar 1,4 juta tenaga
kerja, komoditas ini juga memberikan kontribusi sebagai salah satu sumber devisa
nonmigas, pemasok bahan baku karet, dan berperan penting dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi(Setyamidjaja, 1993).
dapat mencapai 15-20 meter. Modal utama dalam pengusahan tanaman ini adalah
batang setinggi 2,5 sampai 3 meter dimana terdapat pembuluh lateks. Oleh karena
itu fokus pengelolaan tanaman karet ini adalah bagaimana mengelola batang
bebas dari gulma (tanaman pengganggu), bebas dari hama , dan kecukupan akan
unsur hara yang diperlukan tanaman, dan tidak lupa perawatan juga bertujuan
supaya tanaman tetap sehat dan memiliki umur produktifitas yang panjang.
Setelah itu kegiatan pada panen, panen merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
cara kegiatan penen yang baik dan benar serta mengikuti aturan. Dan diharapkan
juga dapat menghasilkan keuntungan yang berkesinambungan. kegiatan yang
terakhir yaitu pasca panen, merupakan kegiatan pengolahan bahan mentah hingga
menjadi bahan jadi yang siap dipasarkan. Kegiatan ini juga penting untuk
diperhatikan karena jika tidak maka bahan jadi pada Unit Usaha ini akan kalah
bersaing dengan produk jadi dari negara lain. Hal yang harus diperhatikan dalam
kegiatan ini yaitu kebersihan dari kontaminasi, karena hal tersebut merupakan
B. Tujuan
Krunput.
getah karet.
untuk tanaman karet adalah pada zone 15°LS dan 15°LU. Bila di tanam di luar
zone tersebut, pertumbuhannya lebih lambat, yang akan berpengaruh pada waktu
dan berbatang cukup besar. Tinggi tanaman karet dewasa mencapai 15-25 m
Bagian dari tanaman karet yang dimanfaatkan adalah getah karet dan kayu atau
negara yang cocok untuk ditanami tanaman karet. Luas lahan karet yang dimiliki
Indonesia mencapai 2,7-3 juta hektar. Perkebunan karet yang luas dan besar
karet dalam skala kecil umumnya banyak dimiliki dan diusahakan oleh rakyat.
Semua jenis karet adalah polimer tinggi dan mempunyai susunan kimia
yang berbeda dan memungkinkan untuk diubah menjadi baha-bahan yang bersifat
elastic. Namun, setiap bahan memiliki sifat bahan dasar yang berbeda, misalnya
kekuatan tensil, daya ulur maksimum, daya lentur dan terutama pada proses
Menurut (Zuhra, 2006), jenis-jenis karet terbagi menjadi dua, yaitu karet alam
dan karet sintetis. Karet alam adalah suatu komoditi homogen yang cukup baik. Karet
alam mempunyai daya lentur yang tinggi dan dapat dibentuk dengan panas yang
rendah. Daya tahan karet terhadap benturan, goresan dan koyakan sangat baik. Karet
alam memiliki beberapa jenis yang dikenal, diantaranya merupakan bahan olahan.
Bahan olahan ada yang setengah jadi atau sudah jadi. Ada juga karet yang diolah
kembali berdasarkan bahan karet yang sudah jadi. Jenis-jenis karet alam yang
Bahan olah karet adalah lateks kebun serta gumpalan lateks kebun yang
diperoleh dari pohon karet. Menurut pengolahannya bahan olah karet dibagi
1. Lateks kebun
Lateks kebun adlaah cairan getah yang didapat dari bidang sadap pohon
2. Sheet angin
Sheet angin adalah bahan olah karet yang dibuat dari lateks yang sudah
disaring dan digumpalkan dengan asam semut, berupa karet sheet yang
3. Slab tipis
Slab tipis adalah bahan olah karet yang terbuat dari lateks yang sudah
4. Lump segar
Lump segar adalah bahan olah karet yang bukan berasal dari gumpalan
Jenis-jenis karet alam konvensional pada dasarnya hanya terdiri dari golongan
karet sheet dan creepe. Jenis-jenis karet alam yang tergolong konvensional
RSS adalah jenis karet berupa lembaran sheet yang mendapat proses
White crepe dan pale crepe adalah jenis crepe yang berwarna putih atau
Estate brown crepe adalah jenis crepe yang berwarna coklat dan banyak
4. Compo crepe
Compo crepe adalah jenis karet yang dibuat dari bahan lump, scrap pohon,
Thin brown crepe remilis adalah crepe coklat yang tipis karena digiling
ulang.
Thick blanket crepe ambers adalah crepe blanket yang tebal dan berwarna
coklat, biasanya dibuat dari slab basah, sheet tanpa proses pengasapan dan
lump serta scrap dari perkebunan atau kebun rakyat yang baik mutunya.
Flat bark crepe adalah karet tanah atau earth rubber, yaitu jenis crepe yang
dihasilkan dari scarp karet alam yang belum diolah, termasuk scrap tanah
Pure smoked blanket crepe adalah crepe yang diperoleh dari penggilingan
karet asap yang khusus berasal dari RSS, termasuk juga block sheet atau
9. Off crepe
Off crepe adalah crepe yang tidak tergolong bentuk beku atau standar.
c. Lateks pekat
Lateks pekat adalah jenis karet yang berbentuk cairan pekat, tidak berbentuk
d. Karet bongkah
Karet bongkah adalah karet remah yang telah dikeringkan dan dikilang
Karet spesifikasi teknis adalah karet alam yang dibuat khusus sehingga
f. Tyre rubber
Tyre rubber adalah bentuk lain dari karet alam yang dihasilkan sebagai barang
setengah jadi, sehingga bisa langsung dipakai oleh konsumen, baik untuk
pembuatan ban atau barang yang menggunakan bahan baku karet alam
lainnya.
g. Karet reklim
Karet reklim adalah karet yang diolah kembali dari barang-barang karet bekas,
sintetis ada jenis karet yang tahan terhadap panas atau suhu tinggi, minyak,
pengaruh udara bahkan ada yang kedap gas. Menurut Zuhra (2006), berdasarkan
Jenis SBR paling banyak di produksi dan digunakan. Jenis ini memiliki
ketahanan kikis yang baik dan kalor atau panas yang ditimbulkan juga
rendah. SBR yang tidak diberi tambahan bahan penguat memiliki kekuatan
b. BR (Butadiene rubber)
Jenis BR tergolong jenis karet yang lebih lemah jika dibandingkan dengan
SBR. Daya lekat lebih rendah, dan pengolahannya sulit. Untuk membuat
c. IR (Isoprene rubber)
kelebihan lain dibandingkan karet alam yaitu lebih murni dalam bahan dan
IIR dapat tahan terhadap pengaruh oksigen dan ozon. IIR juga terkenal
NBR memiliki kegunaan khusus yang paling banyak dibutuhkan. Sifat dari
ester.
c. CR (Chloroprene rubber)
CR dapat tahan terhadap minyak, juga pada pengaruh oksigen dan ozon di
pemercepat tertentu.
pengaruh terhadap daya tahan. EPR dapat tahan terhadap sinar matahari,
ozon, dan unsur cuaca lainnya, tetapi daya lekat yang dimiliki EPR rendah.
Lateks (getah karet) adalah suatu larutan koloid dengan partikel karet dan
bukan karet yang tersuspensi di dalam suatu media yang mengandung banyak
macam zat (suspansi). Lateks memiliki warna purih susu sampai kekuningan
tergantung dari klon tanaman. Lateks mengandung 24-40% bahan karet mentah
(crude rubber) dan 60-75% serum (air dan bahan yang mudah larut). Bahan karet
mentah mengandung 90-95% karet murni, 2-3% protein, 1-2% asam lemak, 0,2%
gula, 0.5% garam dari Na, K, Mg, P, Ca, Cu, Mn dan Fe. Partikel karet tersebar
merata dalam serum lateks dengan ukuran 0,04-3 mikron atau 0,2 milyar partikel
padat permililiter lateks. Lateks dapat membeku pada suhu 32°F karena terjadi
Karet lembaran asap atau Ribbed Smoke Sheet (RSS) adalah salah satu
produk karet olahan dari getah tanaman karet yang diperoleh secara perkebunan
maupun perorangan. Dalam pasar industri RSS memiliki manfaat yaitu, sebagai
bahan baku pembuatan industri otomotif dan ban. Negara pengekspor terbesar di
Alat dan bahan yang digunakan yaitu pohon karet di PTPN IX Kebun
B. Prosedur Kerja
pembimbing lapangan.
A. Hasil
Terlampir
B. Pembahasan
waktu yang lama, dengan ketelitian yang tinggi dan energi sumberdaya manusia
adalah ember yang dibuat dari bahan seng yang tidak berkarat atau
alumunium).
Lateks hasil sadapan yang berasal dari kebun kebun karet, yang
diangkut dengan berbagai cara oleh para kariawan yang kemudian diantarkan
kepabrik karet. Dipabrik karet ini telah disediakan tempat atau bak
sendiri.
masih banyak lagi kandungan yang lainnya. Lateks hasil saringan ini
kemudian di tampung lagi dalam sebuah wadah atau bak yang berbentuk
sumur.
Pada wadah yang berbentuk sumur ini, semua karet hasil penyaringan
di tampung untuk diaduk agar supaya busa dari lateks tersebut dapat diambil
buah wadah berbentuk sumur untuk menampung hasil dari lateks yang di
kumpulkan dari kebun karet.
3. Pengenceran lateks
Gambar 14 Pengenceran
kadar karet yang terkandung dalam lateks sampai diperoleh kadar karet baku
sesuai dengan yang diperlukan dalam pembuatan sheet, yaitu sebesar 13%,
15%, 16%, atau 20% sesuai dengan kondisi dan peralatan setempat.
Pada pengolahan cairan lateks, cairan lateks yang sudah di saring dan
lebar kurang lebih 20 centi meter. Ciran lateks tersebut di alirkan dan
kemudian di tampung dalam 40 (empat puluh) wadah atau bak yang di beri 26
(dua puluh enam) sekat yang telah di bersikan sebelumnya.Wadah atau bak
pengaliran cairan lateks ini di beri lubang setiap satu meter, untuk
berikutnya. Panjang dari potongan potongan tersebut kurang lebih dua meter.
5. Proses penggumpalan
tampung kedalam wadah atau bak yang memiliki panjang 2-2,5 meter dan
lebar 1-1,5 yang kemudian diberi 26(dua puluh enam) sekat untuk membentuk
banyaknya cairan lateks yang akan di tampung pada wadah tersebut. Wadah
atau bak penampung tersebut memiliki tinggi 75 cm, sedangkan setiap wadah
Setelah wadah atau bak tersebut diisi dengan ukuran tersebut, maka 1 cm nya
di isi dengan asam semut. Berarti semua cairan dalam wadah tersebut
memiliki tinggi 25cmyang berisi lateks dan asam semut itu sendiri, kemudian
cairan dalam wadah tersebut diaduk sebanyak empat kali adukan secara
bertahap. Proses pengadukan ini bertujuan untuk mengambil busa busa cairan
lateks yang kemudian di buang pada tempat pembuangan yang tersalur pada
penampungan limbah. Kemudian sekat-sekat tesebut dipasang dengan antara
udara. Dengan menunggu sekitar satu jam, lateks tersebut dengan sendirinya
tesebut diisi air, dengan tujuan lateks tersebut tidak melekat pada wadah
sekitar satu jam, barulah karet di angkat kemudian di alirkan dengan air pada
tempat penggilingan.
6. Penggilingan
menunggu kurang lebih satu jam, barulah gumpalan lateks tersebut digiling
pengasapan.
7. Pengasapan/pengeringan
lembaran karet dari warna putih menjadi warna cokelat. Pada proses
pengasapan dilakukan pada sebuah ruangan yang disebut kamar asap. Proses
mempunyai suhu yang berbeda beda. Suhu kamar sesuai hari lembaran karet
Hari kelima atau hari terakhir suhu yang digunakan adalah 60 derajat
celcius
Setiap kamar asap, suhu tidak boleh kurang atau lebih. Jika suhu kurang ,
atau melebihi suhu yang di tentukan, maka akan sangat berpengaruh pada hasil
yang didapatkan. Setelah lima hari berada di dalam kamar asap, kemudian
lembaran lembaran karet di angkut keruang sortasi dengan warna lembaran karet
disimpan karena dengan menggunakan asap yang mengandung fenol akan dapat
dengan menggunakan kayu bakar dan panas. Perlu pengaturan sirkulasi udara dan
yang telah dihasilkan dari mesin penggiling selanjutnya akan dikeringkan dengan
cara dijemur pada selayan-selayan di pabrik. Salah satu alasan kenapa di pabrik
cara dijemur pada selayan selayan di pabrik. Salah satu alasan kenapa di pabrik
Tujuan dari tahapan ini yaitu, untuk menurunkan kadar air dan member
warna serta mengawetkan lembaran karet. Teknik yang digunakan harus sesuai,
dengan tujuan agar hasil yang diperoleh memiiki warna yang baik. Tahapan ini
dilakukan didalam rumah asap yang menyerupai oven dengan ukuran raksasa.
8. Sortasi
dari karet atau dapat disebut RSS. Lembaran karet dapat dibedakan dengan empat
RSS yaitu RSS 1, RSS 2, RSS 3, dan RSS 4. Setiap RSS memiliki warna yang
dilakukan pemeriksaan terhadap karet karet yang rusak. Kerusakan pada karet
dapat dilihat dengan adanya warna putih pada lembaran lembaran karet dengan
karet yang bersih dari bintik bintik berwarna putih disimpan sesuai warna RSS
masing masing dan lembaran karet yang memiliki warna bintik bintik putih di
9. Pengepakan
lakukan dengan melakukan penimbangan terlebih dahulu. Untuk RSS yang utuh
berat yang harus ditimbang untuk pengepakan adalah 113/ ball, sedangkan untuk
cutting 116/ ball. Namun setiap pengepakan tidak semuanya mempunyai berat
seperti yang ditentukan di atas. Berat dari pengepakan dapat disesuaikan dengan
dipress terlebih dahulu dan kemudian dilakukan pengepakan setelah itu lembaran
karet tersebut dibungkus yang dinamakan pembungkusan ball dan diberi merk.
Lembaran karet di bedakan dengan empat RSS yaitu RSS 1, RSS 2, RSS
3, dan RSS 4. Setiap RSS di bedakan dengan warna dari lembaran karet tersebut.
RSS 1,2,3, dan 4 mempunyai warna sama yaitu warna cokelat tetapi ada
perbedaan di setiap RSS seperti contoh RSS1 lebih cokelat di bandingkan RSS4
yang mempunyai warna cokelat kehitaman, begitu juga pada RSS2 dan RSS3
dimana keempatnya mempunyai warna mirip namun berbeda.
menghindari penyerapan uap air dari lingkungan serta bebas kontaminan lain.
KA = Kadar air
Berat kering
Faktor Pengering ( FP )= × 100 %
berat basah
Menurut Agustina (2010), ciri-ciri lateks yang berkualitas adalah :
Lateks sebagain bahan baku berbagai hasil karet, harus memiliki kualitas
yang baik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas lateks, diantaranya
1. Faktor di kebun
Faktor di kebun terdiri atas jenis klon karet yang ditanam di perkebunan,
sistem sadap yang digunakan oleh para penyadap, kebersihan pohon dan lain-
lain.
2. Iklim Pada saat musim hujan air hujan yang jatuh kedalam mangkok lateks
yang masih di pohon akan menurunkan hasil lateks. Karena, lateks akan
tumpah, atau meluap ke tanah. Tetapi pada saat musim kemarau lateks yang
pengangkutan yang baik terbuat dari alumunium atau baja tahan karat.
4. Pengangkutan
Pada saat pengangkutan ember yang terbuat dari alumunium yang tahan karat
juga berpengaruh. Hal ini dapat disebabkan jalan yang ada di perkebunan
masih jalanan yang berbatu, sehingga lateks akan terkena gunjangan, dan
antara perkebunan dan jangka waktu yang ditempuh untuk pengangkutan dari
proses produksi berupa limbah cair. Limbah dah dihasilkan dari libah cair
a. Limbah cair
setuju. Selain itu limbah cair yang berbusa juga menimbulkan bau yang
d. Limbah padat
Pada saat proses pengolahan lateks, akan menghasilkan busa yang diseser
dan ditampung dalam bak dan dicampuri dengan formic acid. Busa
dihasilkan dari busa, limbah padat juga dihasilkan dari limbah cair yang
terjadi karena penteralan muatan partikel karet, sehingga daya interaksi karet
dengan pelindungnya menjadi hilang. Partikel karet yang sudah bebas akan
a. Asam semut atau asam fomiat (CHOOH), berupa cairan yang jernih dan
b. Asam cuka atau asam asetat (CH3COOH), berupa cairan jernih, tidak
Asam fomiat atau asam asetat banyak digunakan sebagai asam penggumpal
karena karet yang dihasilkan bermutu baik. Sedangkan penggunaan asam kuat
seperti asam sulfat atau nitrat dapat merusak mutu karet yang digumpalkan. Petani
karet sering menggunakan tawas (Al3+) sebagai bahan baku penggumpal lateks.
Sifat karet yang digumpalkan dengan tawas kurang baik, karena dapat
mempertinggi kadar abu dan kotoran karet. Selain itu, semakin tinggi konsentrasi
logam akan mempercepat oksidasi karet oleh udara yang menyebabkan terjadinya
(Ompusunggu, 1987).
Air juga merupakan bahan tambahan dala pengolahan lateks. Air berfungsi
sebagai bahan pengencer sehingga komposisi lateks sesuai dengan standar atau
air yang akan ditambahkan pada lateks saat pngolahan. Persayaratan air tersebut
yaitu :
7. Komposisi lateks.
Adapun perbedaan dan manfaat karet dalam kehidupan sehari hari yaitu :
1. Karet alam
dibuat dari karet alam, antara lain aneka ban kendaraan, sepatu, sabuk, penggerak
mesin besar dan mesin kecil, pipa karet, kabel, isolator dan bahan-bahan
mesin. Pemakaian lapisan karet pada pintu, kaca pintu, kaca mobil, dan pada
alat-alat lain sehingga pintu terpasang dengan kuat dan tahan getar serta tidak
2. Karet sintetis
Jenis karet sintetis NBR dapat digunakan dalam pembuatan pipa karet untuk
bensin dan minyak, membrane seal, gasket serta barang lain yang dipakai
digunakan dalam pembuatan pipa karet, pembungkus kabel, seal, gasket dan
penyimpan lemak atau minyak. Jenis EPR djuga dapat dimanfaatkan sebagai
Selain manfaat dari lateks, karet memiliki manfaat lain. Manfaat ini
memberi keuntungan yang tidak sedikit bagi pemilik perkebunan karet. Biasanya
tanaman karet yang sudah tua perlu diremajakan dan diganti dengan tanaman
muda yang masih segar dan berasal dari klon yang lebih produktif. Tanaman tua
(Zuhra, 2006).
Perkembangan karet di indonesia mula-mula berawal dari perekembangan
pesat di Malaysia dan Ceylon. Perkebunana besar karet di sumatara pada tahun
1902 dan di jawa pada tahun 1906 merupakan titik awal perekembangan karet di
indonesia. Sejak saat itulah perekebunan karet mengalami perluasan yang cepat,
(Setyamidjaja, 1993).
(petani karet) terutama di luar jawa, yang masih banyak tanah ladang yang mudah
dijadikan perkebunan karet dengan cara murah. Karet rakyat ini berkembang
Dewasa ini, luas areal tanaman karet mencapai 3,04 juta hektar dimana
83,4% (2,54 juta hektar) adalah karet rakyat. oleh karena itu jika kita bandingkan
perbedaan yang sangat signifikan dibanding dengan perkebunan besar negar dan
perkebunan besar swasta. Selain sebagai sumber devisa, karet rayat juga memiliki
arti sosial yang sangat penting karena mendukung lebih dari 10 juta jiwa keluarga
tinggi. Produksi dan produktivitas karet rakyat di Indonesia pada tahun 2006
sampai tahun 2011 berfluktuasi dan cenderung meningkat, sedangkan luas areal
I. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Suseno, R.S. dan Suwarti. 1989. Pedoman Teknis Pengolahan Karet Sit Yang
Diasap (Ribbed Smoked Sheet). Balai Penelitian Perkebunan Bogor,
Bogor.
Zuhra, Cut Fatimah. 2006. Karet. Karya Ilmiah. Universitas Sumatera Utara,
Medan.
LAMPIRAN
Gambar 29 Lahan Kebun Gambar 30 Penyadapan
Krumput