Anda di halaman 1dari 18

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

RANCANG BANGUN MESIN KOMBINASI PEMARUT DAN PERAJANG UBI


UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA
DALAM BENTUK OLAHAN PARUTAN DAN KERIPIK UBI

BIDANG KEGIATAN:
PKM-T

Diusulkan oleh:

SILFIA ROZA (1104968/ 2011)


IRVAN EVENDI (1104958/ 2011)
HERWIN RIADY (1203165/ 2012)
AHMAD NURHUDA (1203083/ 2012)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


PADANG
2012
HALAMAN PENGESAHAN USUL
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA (PKM-T)

1. Judul Program : Rancang Bangun Kombinasi Mesin Pemarut dan Perajang Ubi
Sebagai Peningkat Produktivitas Industri Rumah Tangga dalam Bentuk
Olahan Parutan dan Keripik Ubi

2. Bidang Kegiatan : PKM-T

3. Bidang Ilmu : Teknologi dan Rekayasa

4. Ketua Pelaksana Kegiatan


a. Nama Lengkap : Herwin Riady
b. NIM/ BP : 1203165 / 2012
c. Jurusan : Teknik Mesin
d. Universitas : Universitas Negeri Padang
e.Alamat Rumah dan No. HP : Jl. Siti Manggopoh, Manggung, Kecamatan Pariaman
Utara, Kota Pariaman, Sumbar

5. Anggota Pelaksana Kegiatan : 3 Orang

6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Arwizet K, ST. MT
b. NIDN : 0020096907
c. Alamat Rumah dan No./HP : Komplek Perum Salingka Bungo Permai II F/ 17 Padang

7. Biaya Kegiatan Total


a. Dikti : Rp. 11.680.000
b. Sumber Lain : Rp. -

8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 Bulan

Padang, 29 Oktober 2012


Menyetujui Pembantu Dekan III UNP Ketua Pelaksana Kegiatan

(Drs. Hasan maksum, MT) (Herwin Riady)


NIP.19660817 199103 1 007 NIM. 1203165

Pembantu Rektor III UNP Dosen Pendamping

(Drs. Alizamar, M.Pd, Kons) (Arwizet K, ST. MT)


NIP. 19550703 197903 1 001 NIDN. 0020096907
i
DAFTAR ISI
Hal
Halaman Pengesahan ................................................................................................................i
Daftar Isi .................................................................................................................................. ii
Daftar Gambar ......................................................................................................................... iii
A. Judul.................................................................................................................................... 1
B. Latar Belakang Masalah……………………..………………………………………........ 1
C. Perumusan Masalah…………………………..…………………………………… …….. 2
D. Tujuan ………………………………………..…………………………........................... 3
E. Luaran yang Diharapkan……………………..……………………………………. …….. 3
F. Kegunaan ……………………………………..…………................................................... 3
G. Tinjauan Pustaka……………………………..…………………………………………… 3
1. Ketela Pohon (Ubi Kayu) …………………………………………………..................... 3
2. Jenis-Jenis Ketela Pohon (Ubi Kayu) …..……………………………………………… 4
3. Potensi Ubi Kayu di Indonesia ………………………………………………………… 4
4. Proses Perencanaan dan Pembuatan Mesin Kombinasi Perajang dan Pemarut Ubi…… 5
a. Motor Listrik ………………………………………………………………………… 5
b. Mesin Perajang dan Pemarut Ubi …………………………………………………… 5
c. Perancangan Komponen Mesin Peranjang dan Pemarut Ubi ……..…………. …….. 6
d. Sifat – Sifat Bahan ………………………………………………………………….. 6
e. Proses Penyambungan dengan Las …………………………………………………. 6
H. Metode Pelaksanaan………………………………………………………….………….. 6
I. Jadwal Kegiatan…………………………………………………………………………... 7
J. Rancangan Biaya…………………………………………………………………. ……... 7
K. Daftar Pustaka…………………………………………………………………………… 9
L. Lampiran……………………………………………………………………….………… 10

ii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Jenis ubi kayu yang sering dimanfaatkan masyarakat ........................................... 4

iii
1
A. Judul
Rancang Bangun Mesin Kombinasi Pemarut dan Perajang Ubi Untuk
Meningkatkan Produktivitas Industri Rumah Tangga Dalam Bentuk Olahan
Parutan dan Keripik Ubi

B. Latar Belakang Masalah


Indonesia adalah salah satu negara penghasil ubi kayu terbesar ke tiga di
dunia (13.300.000 ton), setelah negara Brazil (25.554.000 ton), dan Thailand
(13.500.000 ton), disusul negara-negara, seperti Nigeria (11.000.000 ton), dan
India (6.500.000 ton) dari total produksi dunia sebesar 122.134.000 ton per
tahun (Bigcassava.com, 2007). Sedangkan berdasarkan kontribusi terhadap
produksi nasional terdapat sepuluh propinsi utama penghasil ubi yaitu Jawa
Timur, Jawa Tengah, Lampung, Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku,
Sumatera Selatan dan Yogyakarta yang menyumbang sebesar 89,47 % dari
produksi nasional, sedangkan dari propinsi lainnya sekitar 11-12 % (Agrica,
2007).
Ubi kayu yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau singkong, adalah
pohon tahunan tropika dan subtropika yang berasal dari Amerika tropis. Nama
lain ubi kayu dikenal dengan berbagai nama,seperti ubi kayee, kasapean, tela
pohong, tela belada, lame kayu, pangala, dan sampeu. Ubi kayu merupakan
tanaman yang mudah hidup hampir di semua jenis tanah, tahan terhadap hama
penyakit, mudah dikembangbiakkan (stek batang) dan relatif cepat panen (umur
8 bulan). Singkong merupakan bahan pangan utama setelah padi dan jagung
sehingga ketersediaannya cukup terjamin.
Salah satu produk dari ubi kayu/singkong yang paling terkenal adalah
tepung ubi (tepung tapioka) dan beberapa produk makanan yang berasal dari ubi
seperti keripik ubi, parutan ayam dan kerupuk ubi yang berasal dari parutan ubi
yang dikukus, gaplek dan sebagainya. Selain berbagai produk dari tepung ubi,
produk dari ubi yang paling banyak digemari oleh masrakat adalah keripik ubi.
Di Sumatera Barat keripik ubi dikenal dengan nama keripik sanjai. Di pasarpasar
tradisional diberbagai daerah di Sumatera Barat sangat banyak kita jumpai
produk dari ubi dalam berbagai bentuk, tetapi dari sekian banyak produk dari
ubi tersebut keripik ubi lebih dominan.
Pada dasarnya keripik ubi di Sumatera Barat adalah bagian yang tidak
asing lagi, kerena hampir di setiap daerah di Sumatera Barat kita jumpai
panganan yang berbentuk keripik ubi dengan berbagai bentuk dan rasa. Usaha
keripik ubi (keripik sanjai) yang sudah terkenal di Kota Bukittinggi dan di Kota
Padang yaitu usaha sanjai Mintuo, Suka Menanti, Mahkota dan Kristin Hakim.
Sanjai produksi industri rumah tangga ini sudah menjelajah sampai keberbagai
pelosok di tanah air seperti ke Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali, Makasar,
Medan, Aceh bahkan sampai ke manca negera seperti ke Malaysia, Singapura
dan Brunei Darussalam. Setiap pendatang yang pergi ke Sumatera Barat selalu
membawa oleh-oleh sekurang-kurangnya adalah keripik sanjai.
Ubi kayu jika tidak diolah ke dalam bentuk panganan yang bernilai jual,
maka harganya sangat rendah. Ubi kayu mentah di Sumatera Barat hanya
berharga Rp 1.000 – 1.500/kg. Harga ini tentu akan sangat merugikan para
petani. Maka untuk meningkatkan nilai jual ubi, maka jalan satu-satunya adalah
2
merubah bentuknya menjadi produk lain yang menarik dan enak dimakan, sepeti
keripik ubi (keripik sanjai). Keripik ubi yang telah diolah dalam berbagai bentuk
dan rasa bisa terjual dengan harga Rp 10.000 – 15.000/kg.
Dari hasil survey tim PKM-T ini, bagian yang terberat dari proses usaha
pembuatan keripik ubi ini adalah pada proses pemotongan ubi menjadi sayatan
tipis (perajangan ubi). Untuk proses pekerjaan ini memerlukan waktu yang lama
jika menggunakan tenaga manusia dengan pisau (manual). Jika untuk produksi
yang besar tentu akan memerlukan tenaga yang banyak dan waktu yang lama.
Untuk mengatasi kondisi demikian diperlukan sentuhan teknologi yakni
penggunan tenaga mesin untuk menggantikan tenaga manusia dalam hal
perjangan ubi menjadi berbentuk sayatan tipis.
Perajang ubi saat ini yang dijumpai belum di beberapa industri rumah
tangga yang kami survey masih dalam bentuk pisau tunggal dan penggeraknya
masih menggunakan tenaga manusia. Untuk kondisi ini selain memerlukan
waktu dan tenaga yang banyak, hasil sayatan yang dihasilkan juga tidak merata
tipisnya. Didasari oleh kondisi di atas, maka kami tim PKM-T dari Jurusan
Teknik Mesin, FT UNP Padang mencoba mengajukan usulan untuk merancang
sebuah mesin kombinasi pemarut dan perajang ubi. Harapan kami dengan
adanya mesin ini dapat meningkatkan produktivitas industri rumah tangga
dalam bentuk olahan parutan dan keripik ubi.
Sebagai dasar perbandingan menggunakan tenaga manusia (manual) dalam
penyatan ubi, produk keripik ubi yang bisa dihasilkan untuk 1 orang pekerja
hanya sekita 6-8 kg/hari atau (8 jam kerja). Menggunakan mesin perajang yang
akan coba dirancang bangun ini dapat menghasilkan sayatan keripik ubi 4-5
kg/jam atau sekitar 40 kg/hari kerja. Jika nilai jual pengrajin ini rata-rata
perkilogram adalah Rp 15.000,- berarti bisa meningkatkan omset mereka
menjadi sekitar Rp 600.000/hari. Hal ini tentu akan sangat membantu industri
kecil dan selain itu jika usaha ini bertambah maju tentu akan memberikan
lapangan pekerjaan kepada masyarakat sekitar mulai dari petani hingga para
penjual produk ini.
Dari pertimbangan diatas maka diharapkan dengan adanya mesin
pemarut dan perajang ubi ini betul-betul dapat membantu petani dan produsen.
Maka pada kegiatan PKM-T ini direncanakan “Rancang Bangun Mesin
Kombinasi Pemarut dan Perajang Ubi Untuk Meningkatkan Produktivitas
Industri Rumah Tangga Dalam Bentuk Olahan Parutan dan Keripik Ubi”

C. Perumusan Masalah
Dilatari oleh kondisi di atas dan potensi yang dimiliki oleh para anggota
pelaksana maka pada kegiatan PKM-T ini dirumuskan masalah “Bagaimana
merancang bangun sebuah mesin kombinasi pemarut dan perajang ubi untuk
meningkatkan produktivitas industri rumah tangga dalam bentuk olahan
parutan dan keripik ubi”. Diharapkan dengan adanya mesin ini akan lebih
meningkatkan produktivitas pemanfaatan umbian menjadi makanan olahan
seperti kerupuk ubi, keripik ubi, kue ubi dan sebagainya
3
D. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk:
a) Merancang bangun sebuah mesin teknologi tepat kombinasi mesin
kombinasi pemarut dan perajang ubi untuk meningkatkan produktivitas
industri rumah tangga dalam bentuk olahan parutan dan keripik ubi guna
pengolahan makanan berbahan ubi
b) Memotivasi produsen-produsen pengolah makanan berbahan ubi untuk terus
meningkatkan hasil produksinya
c) Memotivasi para petani untuk bisa meningkatkan hasil pertanian ubi
d) Berpartisipasi dalam rangka mengembangkan teknologi tepat guna untuk
meningkatkan kualitas dan taraf hidup masyarakat.

E. Luaran Yang Diharapkan


Luaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah sebuah mesin pemarut
dan perajang ubi sebagai peningkat produktifitas industri rumah tangga dalam
bentuk olahan parutan dan keripik.

F. Kegunaan
Mesin perajang dan pemarut ubi ini dapat digunakan untuk:
1. Kegunaan alat ini adalah untuk mengolah makanan yang berbahan dasar ubi
menjadi parutan dan keripik.
2. Membantu para petani pengolah makanan/ industri rumah tangga dan
meningkatkan produktifitasnya.

G. Tinjauan Pustaka
1. Ketela Pohon (ubi kayu)
Menurut para ahli, sebelum benua Amerika diketemukan tanaman ketela
pohon telah dikenal oleh penduduk Brasilia, Guyana dan Mexico selatan. Hanya
didaerah-daerah itulah didapatkan tanaman sekeluarga dengan ketela pohon.
Menurut DEGANDOLLE berbagai jenis ketela pohon yang kita kenal sekarang
mungkin adalah keturunan dari tanaman-tanaman itu yang sudah tidak ada lagi
dan oleh usaha-usaha manusia terbentuk dan berkembang menjadi bentukbentuk
yang sekarang. Jadi menurut para ahli ketela pohon itu berasal dari
Amerika Selatan (Brasilia). Oleh orang-orang spayol dan portugis tanaman itu
disiarkan kelain-lain negeri.
Hampir disemua daerah tropika dan subtropika tanaman ketela pohon
merupakan tanaman pertanian yang penting diantara tanaman-tanaman pertanian
lainnya. Disemua daerah-daerah antara 30° lintang utara dan 30° lintang selatan
umbi dari ketela pohon merupakan bahan makanan (tambahan) bagi penduduk,
atau dari padanya dijadikan bahan untuk eksport (tepung, gablek,dan lain
sebagainya). Negeri-negeri yang penting dalam perdagangan hasil ketela pohon
adalah brasilia, Guyana, Peru, Jamaica, Mozambique, Madagascar, Malaka,
Jawa (Indonesia).
Bilamana ketela pohon datang ke Indonesia tidak diketahui dengan pasti.
Dalam tahun 1851 tanaman ketela pohon masih menjadi tanaman pagar saja dan
belum banyak mendapat perhatian. Dalam tahun 1852 Kebun Raya Bogor
menerima bibit ketela pohon dari Suriname. Dalam tahun 1854 setelah
4
diperbanyak, bibit ketela pohon tersebut dikirim keseluruh daerah di pulau Jawa.
Tanaman ketela pohon baru menjadi tanaman palawija setelah menunggu lama
mendapat perhatian.
2. Jenis-Jenis Ketela Pohon (ubi kayu)
Ada beberapa jenis ketela pohon yang banyak dimanfaatkan oleh
manusia untuk kebutuhan bahan pangannya. Menurut Balai Penelitian Teknik
Pertanian di Bogor, beberapa jenis ketela pohon adalah sebagai berikut:
(a) Valenca, yang berasal dari Brasilia
(b) Mangi, yang berasal dari Brasilia
(c) Betawi, yang berasal dari Bogor, perkawinan Maleka X Basiorao
(d) Basiorao, yang berasal dari Brasilia
(e) Bogor, berasal dari bogor, perkawinan Maleka X Basiorao
(f) Sao Pedro Preto (s.p.p.), berasal dari Brasilia
(g) Muara, berasal dari Bogor, Perkawinan Bogor X Basiorao
(h) Manteiga
(i) Tapicuru
(j) Manis
(k) Begog
(l) Singkong
Dari sekian banyak jenis ketela pohon tersebut yang banyak dijumpai di
daerah Sumatera Barat adalah jenis singkong. Singkong dapat digunakan untuk
berbagai keperluan bahan dasar pangan. Gambar 1, memperlihatkan bentuk
singkong banyak digunkan oleh masyarakat di Sumatera Barat.

a. Jenis singkong b. Jenis manis

Gambar 1. Jenis ubi kayu yang sering dimanfaatkan masyarakat

3. Potensi Ubi Kayu di Indonesia


Indonesia termasuk negara penghasil ubi kayu terbesar ke tiga di dunia
(13.300.000 ton), setelah negara Brazil (25.554.000 ton), dan Thailand
(13.500.000 ton), disusul negara-negara, seperti Nigeria (11.000.000 ton), dan
India (6.500.000 ton) dari total produksi dunia sebesar 122.134.000 ton per tahun
(Bigcassava.com, 2007).
5

Berdasarkan kontribusi terhadap produksi nasional terdapat sepuluh


propinsi utama penghasil singkong yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung,
Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Sumatera Selatan dan
Yogyakarta yang menyumbang sebesar 89,47 % dari produksi nasional,
sedangkan dari propinsi lainnya sekitar 11-12 % (Agrica, 2007).
Ubi kayu yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau singkong, adalah
pohon tahunan tropika dan subtropika yang berasal dari Amerika tropis. Nama
lain singkong dikenal dengan berbagai nama,seperti ubi kayee, kasapean, tela
pohong, tela belada, lame kayu, pangala, dan sampeu. Singkong merupakan
tanaman yang mudah hidup hampir di semua jenis tanah, tahan terhadap hama
penyakit, mudah dikembangbiakkan (stek batang) dan relatip cepat panen (umur
8 bulan). Singkong merupakan bahan pangan utama setelah padi dan jagung
sehingga ketersediaannya cukup terjamin.
Salah satu produk dari singkong yang paling terkenal adalah Gaplek (dried
cassava chips), yaitu singkong segar yang dikupas, dipotong kecil-kecil, dicuci,
dicacah dan dikeringkan atau dijemur, untuk selanjutnya dapat diproses lagi
menjadi beberapa produk turunan. Selain itu ada Pelet, yang dibuat dari umbi
singkong kering yang digiling dan dibentuk menjadi bentuk silinder dengan
panjang sekitar 2–3 cm dan diameter sekitar 4–8 mm. Dibandingkan dengan
gaplek, pelet memiliki beberapa kelebihan yaitu kualitas lebih seragam, mudah
disimpan. Limbah yang dihasilkan dari pengolahan singkong juga cukup
beragam, seperti : bonggol umbi (sisa pembuatan tape), kulit dan onggok (limbah
industri tapioka), dan daun singkong.

4. Proses Perencanaan dan Pembuatan Mesin Kombinasi Parajang dan


Pemarut Ubi
Perancangan adalah penentuan akhir ukuran yang dibutuhkan dari semua
perincian elemen, batang, dan sambungan-sambungan yang membentuk struktur
sebagai suatu keseluruhan dari mana penetuan konstruksi sesungguhnya dapat
dikerjakan. Lalu perancangan sebenarnya adalah masalah bahan, yang
melibatkan kekuatan dan sifat-sifatnya. Tegangan satuan yang bisa digunakan
pada perancangan dengan aman dikatakan tegangan izin, dan harganya
bergantung pada beberapa sifat bahan yang ditinjau.

a. Motor Listrik
Motor listrik adalah elemen mesin yang berfungsi sebagai tenaga
penggerak yang disesuaikan dengan kebutuhan daya mesin dengan
menggunakan energi listrik.

b. Mesin Perajang dan Pemarut Ubi


Mesin kombinasi perajang dan pemarut ubi direncanakan berada pada
suatu rangka yang sama (lihat gambar pada Lampiran). Bahan rangka tebuat
dari besi siku 3 cm x 3 cm dan bodi dari pelat baja tebal 2 mm. Setelah di
desain sedemikian rupa, lalu bahannya dipotong sesuai ukuran setelah itu
disambung dengan menggunakan las listrik, sehingga menghasilkan beberapa
komponen-komponen utama. Selanjutnya dirakit (assembling) sedemikian
rupa sehingga terbentuklah mesin kombinasi perajang dan pemarut ubi kayu.
6
c. Perancangan Komponen Mesin Perajang dan Pemarut Ubi
Perancangan adalah penentuan akhir ukuran yang dibutuhkan dari
semua perincian elemen, batang, dan sambungan-sambungan yang
membentuk struktur sebagai suatu keseluruhan dari mana penetuan konstruksi
sesungguhnya dapat dikerjakan. Lalu perancangan sebenarnya adalah masalah
bahan, yang melibatkan kekuatan dan sifat-sifatnya. Tegangan satuan yang
bisa digunakan pada perancangan dengan aman dikatakan tegangan izin, dan
harganya bergantung pada beberapa sifat bahan yang ditinjau.

Tabel 1. Beberapa sifat rata-rata bahan stuktur dengan beban tetap,ksi (MPa)
Bahan Tegangan izin Modulus Modulus
Tarik Tekan Geser elastisitas elastisitas
geser
Baja, karbon* 22 (152) 22 (152) 14,5 (100) 29.000(200.00) 12.000(83.000)
paduan rendah 25- 30 25-30 17-20 29.000(200.00) 12.000(83.000)
(172-207) (172-207) (117-138)
Besi cor, abu-abu 5-8 20-30 7,5-12,5 14.000-18,300 5.600-7,400
(35-55) (117-207) (52-86) (96500- (39.000-
126.000) 51.000)
Paduan 15-22 15-22 10-14 10.000(69.000) 3.800(26.200)
aluminium (103-152) (103-152) (69-97)
Kuningan batang 8(55) 15(103) 13.500(93.000) 5.100(35.200)
tembaga, baut 8(55) 8(55) 16.000(110.000) 6.000(41.400)

d. Sifat-Sifat Bahan
Sifat-sifat bahan yang harus diperhatikan dalam perencanaan sebuah
mesin adalah sebagai berikut:
- Kekuatan - Keuletan - Kekerasan
- Elastisitas - Kemamputempaan - Daya lenting
- Kekakuan - Kekerasan - Kemularan
.
e. Proses Penyambungan dengan Las
Las adalah suatu proses penyambungan dua potong logam dengan
pelumeran. Yaitu, kedua bagian yang las ditempatkan dengan baik dan
dipanasi dengan busur listrik atau busur oksiasetilin. Lelehan logan dari
batang las diendapkan diantara lempengan logam dan dibiarkan dingin.
Sementara kekuatan logam batang las biasanya lebih tinggi dari pada
yang dilas, maka kekuatan sambungan yang telah dilas sangat
tergantungkepada keterampilan tukang las. Las yang dikerjakan secara tak
sempurna berbahaya. Meskipun las yang dilakukan dibengkel dengan benarbenar
diawasi sangat terandal.
H. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan program pada PKM-T ini adalah sebagai berikut:
Pemantapan disain atau rancangan mesin kombinasi perajang dan pemarut
ubi berdasarkan hasil survey yang sudah dilakukan di industri kecil.
7
Pembuatan mesin kombinasi perajang dan pemarut ubi. Pembuatan ini
dilaksanakan di Workshop Jurusan Teknik Mesin, FT UNP Pdang.
Setelah mesin selesai dibuat, dilanjutkan kepada pengujian di Industri kecil
untuk perajangan dan pemarutan ubi.

I. Jadwal Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan PKM-T dilakukan dalam waktu 4 bulan dengan
rincian kerja sebagai berikut:

WAKTU
NO KEGIATAN BULAN BULAN BULAN BULAN
I 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Belajar teratur * *
1
Survey * *
2
Perancangan desain atau gambar * *
3
Pembuatan mesin * * * * * * *
4
Pengujian lapangan dan analisa * *
5
Penyusunan laporan * *
6

A. RANCANGAN BIAYA
1. Anggaran Bahan
No Nama Bahan Jumlah Harga satuan Harga (Rp)
(Rp)
Besi siku 3 batang 150.000 450.000
1
40mm x 40mm x 2mm
Plat stainless 1 lembar 650.000 650.000
2
1,2mm
Pipa 6 inchi 1 batang 2.300.000 2.300.000
3
Pipa 3 inchi 1 batang 1.200.000 1.200.000
Baut dan mur 4 macam 60 - 150.000
4
Cat dasar 3 kaleng 20.000 60.000
5
Mata gergaji 27 buah 20.000 540.000
6
Mata pisau baja 2 buah 80.000 160.000
7
Papan 1 lembar 35.000 35.000
8
8
9 Poros 1 batang 1.200.000 1.200.000
Thiner 3 kaleng 30.000 90.000
10
Plat besi tebal 5 mm 1 helai 1.250.000 1.250.000
11
Kayu selinder 6 inchi x 30 1 buah 150.000 150.000
12
cm
Kabel SPA 0,5mm 30 meter 6000 180.000
13
Besi strip 1 batang 60.000 60.000
13
Cat pilot 3 kaleng 20.000 60.000
14
8.535.000
Jumlah

2. Alat Penunjang
No Nama Alat Jumlah Harga satuan Harga (Rp)
(Rp)
Motor 1 hp 1 buah 1.200.000 1.200.000
1
Pully 4 jenis 4 buah - 420.000
2
Belt 2 buah 45.000 90.000
3
Bearing 1 inchi 2 unit 65.000 130.000
4
Bearing biasa (6205) 2 unit 40.000 80.000
5
Swict on/off 1 buah 20.000 20.000
6
Ketela pohon 20 kg 3000 60.000
7
kelapa 20 kg 6000 120.000
8
2.120.000
Jumlah
3. Transportasi
NO Nama Kegiatan Jumlah Harga Satuan Harga (Rp)
(Rp)
1 Tranportasi - - 450.000
2 Pembuatan draf laporan 5 15.000 75.000
3 Pembuatan laporan akhir - - 500.000
Jumlah 1.025.000
9
4. Rekapitulasi Dana
No Anggaran Jumlah (Rp)
1 Bahan 8.535.000
2 Alat penunjang 2.120.000
3 Transportasi 1.025.000
Jumlah Biaya Total 11.680.000
Terbilang : Sebelas juta enam ratus delapan puluh Ribu Rupiah

K. DAFTAR PUSTAKA
- Ari Muhammad, 2011. Potensi Ubi Kayu di Indonesia. www. Agribisnis
Peternakan.com, diakses 22 Spetember 2012.
- Cassava". Journal of Venomous Animals and Toxins 6-12; ISSN 0104-
7930
-Cereda, M.P. and Mattos, M.C.Y. 199). "Linamarin - The Toxic Compound of
-Jensen, dkk. 1991. Kekuatan Bahan Terapan. Jakarta: Erlangga
-Sosrosoedirdjo. 1970. Ketela Pohon. Jakarta: Yasaguna
10
L. Lampiran
1. Biodata ketua dan Anggota Kegiatan PKM-T
I. Ketua Pelaksana Kegiatan
a) Nama Lengkap : Herwin Riady
b) NIM/BP : 1203165/2012
c) Tempat/ Tanggal Lahir : Naras, 11 Mei 1993
d) Alamat : Jl. Siti Manggopoh, Manggung, Kecamatan
Pariaman Utara, Kota Pariaman, Sumbar
e) Agama : Islam
f) Jenis Kelamin : Laki-Laki
g) Fakultas/ Program Studi : Fakultas Teknik, D3 Teknik Mesin
Padang, 29 Oktober 2012

(Herwin Riady)

II. Anggota Pelaksana 1


a) Nama Lengkap : Silfia Roza
b) NIM/BP : 1104968/ 2011
c) Tempat/ Tanggal Lahir : Bukit Tinggi, 02 Februari 1993
d) Alamat : Air Tabit Ampang Gadang, Kecamatan
Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumbar
e) Agama : Islam
f) Jenis Kelamin : Perempuan
g) Fakultas/ Program Studi : Fakultas Teknik, D3 Teknik Mesin
Padang, 29 Oktober 2012

(Silfia Roza)

III. Anggota Pelaksana 2


a) Nama Lengkap : Irvan Evendi
b) NIM/BP : 1104958/ 2011
c) Tempat/ Tanggal Lahir : Padang, 18 Juni 1992
d) Alamat : Jl. Swadaya No. 43 Rt 01 Rw 06, Rawang
Panjang, Kelurahan Dadok, Tunggul Hitam,
Padang, Sumbar
e) Agama : Islam
f) Jenis Kelamin : Laki-Laki
g) Fakultas/ Program Studi : Fakultas Teknik, D3 Teknik Mesin
Padang, 29 Oktober 2012

(Irvan Evendi)
11
IV. Anggota Pelaksana 3
a) Nama Lengkap : Ahmad Nurhuda
b) NIM/BP : 1203083/ 2012
c) Tempat/ Tanggal Lahir : Paguh, 17 Mei 1994
d) Alamat : Dusun Sampan, Desa Punggung Lading,
Kecamatan Pariaman Selatan, Kota Pariaman,
Sumbar
e) Agama : Islam
f) Jenis Kelamin : Laki-Laki
g) Fakultas/ Program Studi : Fakultas Teknik, S1 Teknik Mesin
Padang, 29 Oktober 2012

(Ahmad Nurhuda)

2. Biodata Dosen Pendamping


a. Nama : Arwizet K, ST. MT
b. Golongan Pangkat dan NIP : III d/196909201998021001
c. Tempat dan Tanggal Lahir : Pariaman, 20 September 1969
d. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
e. Jabatan Struktural : Dosen Teknik Mesin FT UNP
f. Fakultas/ Program Studi : Teknik / Teknik Mesin – UNP
g. Jenis Kelamin : Laki-Laki
h. Bidang Keahlian : Teknik Pendingin dan Konstruksi Mesin
i. Alamat Kantor : Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus UNP Air
Tawar, Kota Padang, Sumbar
HP. 081374579570
j. E-mail : arwizet@yahoo.com
k. Alamat Rumah : Komplek Perum Salingka Bungo Permai II
F/17 Padang
Padang, 29 Oktober 2012

(Arwizet K,ST MT)


12
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Syahmiarti
Alamat : Simpang Lahat, Batang Kambung, Pariaman Timur

Usaha : Industri Rumah Tangga

Dengan ini menyatakan kesediaan untuk bekerjasama dan melakukan mitra dengan
mahasiswa/i Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Padang dalam menerapkan hasil
Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) berupa "Mesin Kombinasi Pemarut dan
Perajang Ubi untuk Meningkatkan produktivitas Industri Rumah Tangga dalam
Bentuk Olahan Parutan dan Keripik Ubi", Sebagai peningkat produktifitas industri
rumah tangga dalam bentuk olahan parutan dan keripik ubi.

Demikianlah hal ini saya perbuat untuk dapat dipergunakan seperlunya dan dalam
rangka mendukung kegiatan Program Kreatifitas Mahasiswa di bidang Teknologi.

Padang, 29 Oktober 201


Hormat Saya,

(Syamiarti )
13
PETA LOKASI KEGIATAN

Tempat Lokasi
14

Anda mungkin juga menyukai