ANNA WIDIANSYAH 1911304054 NABILLAH DEVIANI 1911304055 LAILA NASRI 1911304056 SRI WINIARSI 1911304057 MUHAMMAD FAUZAN 1911304059 DIAH PERMATA SARI 1911304060 NERY LARA SAFITRI 1911304061 NANDA MAGFIRATUNIA 1911304063 SERY RAHAYU 1911304064 INANG WAHIUDIN 1911304065
Gol/Kelompok : A5 Instruktur : Mila Sartika Apriliana, S.Tr.Kes
LABORATORIUM KIMIA KLINIK
PRODI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS `AISYIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2020 A. Judul Pemeriksaan Klorida B. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu menentukan kadar klorida pada sampel urin C. Dasar Teori Klorida adalah elektrolit yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan pH dalam darah dan menyebarkan impuls saraf, Klorida juga merupakan anion utama dalam cairan ekstraseluler. Klorida merupakan anion yang mudah larut dalam sampel air. Anion klorida (Cl- ) merupakan anion anorganik yang terdapat dalam sampel perairan yang jumlahnya lebih banyak daripada anion-anion halogen yang lain. Ion klorida Cl-dalam larutan bisa dalam senyawa natirum klorida, kalium klorida, kalsium klorida. Kelebihan ion klorida dalam air minum dapat merusak ginjal. Akan tetapi, kekurangan ion klorida dalam tubuh juga dapat menurunkan tekanan osmotik cairan ekstraseluler yang menyebabkan meningkatnya suhu tubuh.
Pemeriksaan klorida (Cl-), Pemeriksaan ini dimaksudkan
untuk penentuan kadar klorida (Cl-) dalam air. Klorida terdapat di alam dengan konsentrasi yang beragam. Kadar klorida umumnya meningkat seiring dengan meningkatnya kadar mineral. Kadar klorida yang tinggi, yang diikuti oleh kadar kalsium dan magnesium yang juga tinggi, dapat meningkatkan sifat korosivitas air. D. Metode Pada pemeriksaan klorida dilakukan 2 metode, yang pertama adalah metode fantus, Analisis kandungan NaCl urin, Penetapan jumlah natrium dan klorida dalam bentuk NaCl secara cepat dilakukan menurut metode Fantus. Menurut Gandasoebrata pada cara ini dilakukan titrasi memakai perak nitrat dengan ion chromat sebagai indikatornya. Perhitungan: Jumlah tetes larutan perak nitrat yang dipakai untuk titrasi sama dengan jumlah gram NaCl per liter urin. Metode yang kedua menggunakan metode Spektrofotometri, Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Sedangkan peralatan yang digunakan dalam spektrofotometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron valensi. E. Pembahasan Uji klorida ini bertujuan untuk menguji kadar klorida yang terdapat dalam urin. Uji klorida pada urin dilakukan dengan menambahkan beberapa tetes HNO3 dan 1 mL AgNO3 10 % pada masing-masing tabung reaksi yang telah dimasukkan urin normal dan urin patologis ( urin orang hamil, urin DM, dan urin penyakit ginjal). Pada urin, akan terbentuk endapan berwarna putih. Terbentuknya endapan putih ini karena terjadi pengikatan ion Cl- oleh senyawa perak nitrat, dan hal ini menunjukkan terdapatnya kandungan klorida dalam urin yang merupakan zat atau kandungan yang seharusnya memang harus ada dalam urin sebagai hasil ekskresi sisa metabolime dalam tubuh. Klorida merupakan suatu elektrolit yang memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan cairan di dalam dan di luar sel-sel tubuh, serta mempertahankan volume darah normal, tekanan darah, dan pH cairan tubuh. Sebagian besar Cl di dalam tubuh berasal dari garam (NaCl) yang terdapat dalam makanan yang dikonsumsi. Klorida diabsorbsi dalam saluran gastrointestinal, dan kelebihannya akan dikeluarkan melalui urin. Dari percobaan yang dilakukan maka didapatkan persamaan reaksi sebagai berikut: 2NaCL + AgNO3 Na2NO3 + AgCl2 Untuk menguji kandungan klorida dalam urine, dilakukan dengan menambahkan 5 tetes arutan AgNO3 kemudian melihat hasilnya, dan hasil yang diperoleh yaitu bahwa warna urine berubah dari kuning menjadi putih, disebabkan karena urine tersebut mengandung garam. Dan terjadi endapan putih tipis, endapan itu adalah endapan AgCI yang terbentuk dari reaksi : AgNO3 : CI menjadi AgCI : N03 Adanya kandungan korida dalam urine berasal dari garam- garam yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan misalnya NaCI yang kemudian dalam cairan tubuh akan terurai menjadi ion-ion. Klorida akan selalu ada didalam urine seseorang, hal ini dikarenakan pada filtrasi molekul-molekul kecil seperti glukosa dan garam mineral direabsorpsi melalui transport aktif. Kelebihan NaCI yang dihasilkan dari proses augmentasi dikeluarkan lewat ueinw dalam bentuk ion CI. a. Pemeriksaan klorida dengan metode fantus Klorida merupakan anion yang paling banyak ditemukan di cairan ekstraselular. Klorida berperan penting dalam mempertahankan keseimbangan cairan tubuh, osmolalitas cairan tubuh (dengan natrium), serta keseimbangan asam-basa. Ion ini bergabung dengan ion hidrogen untuk menghasilkan kadar keasaman (asam hidroklorida ) di lambung. Tujuan Pemeriksaan klorida dalam urin adalah untuk memantau pengeluaran klorida dari hari ke hari. Metode pemeriksaannya adalah fantus .Urin yang digunakan adalah urin 24 jam . Jumlah klorida dalamurin tergantung pada makanan , minuman, dan aktivitas . Makin banyak konsumsi menuman berion maka jumlah klorida dalam urin akan meningkat. Hal in juga tergantung pada aktivitas. Metode Fantus adalah suatu metode kuantitatif, untuk mengetahui kadar Klorida dalam urin. Prinsip kerja metode fantus yaitu Metode ini di lakukan dengan mengunakan perak nitrat dengan ion kromat sebagai indikator. Ion chlorida berikatan dengan perak nitrat membentuk kompleks perak chlorida warna putih, kelebihan nitrat dengan indikator kromat terbentuk ikatan perak kromat berwarna merah coklat. b. Pemeriksaan klorida dengan metode spektrofotometer Klorida adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan satu elektron untuk membentuk suatu anion (ion bermuatan negatif) Cl-. Garam dari asam hidroklorida (HCl) mengandung ion klorida, contohnya adalah garam meja atau natrium klorida (NaCl). Klorida dapat berupa senyawa anorganik maupun organik (organohalogen). Contoh paling sederhana dari suatu klorida anorganik adalah hidrogen klorida (HCl), sedangkan contoh sederhana senyawa organik adalah klorometana (CH3Cl), atau sering disebut metil klorida. Penggunaan spektrofotometer yaitu Pelaksanaan validasi metode penetapan klorida menggunakan instrumen spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 480 nm. Di dalam alat ini terdapat : sumber cahaya, perangkat optik seperti monokromator atau filter optik, perangkat elektronik dan mikroprosesor untuk perhitungan dan pengolahan datanya. Prinsip kerja spektrofotometri UV-Vis adalah interaksi yang terjadi antara energi Yang Berupa sinar monokromatis dari sumber sinar dengan materi terdiri molekul. bagian dari spektrofotometer adalah Sumber Cahaya, Monokromator, Sample Kompartemen, Detektor, Amplifier, dan Indicator. Perbedaan spektrofotometer uv berdasarkan interaksi sampel dengan sinar uv panjang gelombangnya 190-380, sedangkan spektrofotometer visible bahan energi yang digunakan itu berupa cahaya tampak(visible) panjang gelombang 380-750mm. Pemeriksaan klorida dengan spektrofotometri dapat dilakukan dengan : Membuat larutan deret standar klorida, Penentuan klorida/ pembuatan kurva kalibrasi ( dengan panjang gelombang 480nm), Penetapan IDL(Instrumen Detection Limite) dan MDL ( Method Detection Limit), Penentuan presisi atas dan bawah Penentuan akurasi. F. Kesimpulan Penentuan klorida dilakukan dengan beberapa metode diantaranya adalah metode argentometri and metode spektrofotometer. Pengunaan metode titrasi argentometri merupakan metode yang klaisk untuk menganalisis kadar klorida yang dilakukan dengan mempergunakan AgNO3 dan indicator K2Cr2O4, kelebihan dari analisis klorida dengan cara ini yaitu pelaksanaan yang mudah dan cepat, memiliki ketelitian dan keakuratan yang tinggi dan dapat digunakan untung menetukan kadar yang memiliki sifat yang berbeda beda. G. Daftar Pustaka [1] R. Yaswir and I. Ferawati, “Fisiologi dan Gangguan Keseimbangan Natrium, Kalium dan Klorida serta Pemeriksaan Laboratorium,” J. Kesehat. Andalas, vol. 1, no. 2, pp. 80–85, 2012, doi: 10.25077/jka.v1i2.48. [2] YULIANTINI, “ANALISIS KADAR KLORIDA DALAM AIR SUMUR DAN PDAM DI DESA NGELOM SIDOARJO Analysis of Chloride Levels in Well and PDAM Water,” J. Kim. Dan Pendidik. Kim., vol. 4, no. 1, pp. 1–6, 2019. [3] Bagus, Dewa Gde dan Nobelia I, James .2010. PENENTUAN WAKTU DETENSIOPTIMUM DALAM PROSES PENYISIHAN KLORIDA PADA REAKTOR KONTINU ELECTRO GRAVITATIONAL DESALINATION. Diakses darihttp://www.ftsl.itb.ac.id/kk/rekayasa_air_dan_limbah_cair/wp- content/uploads/2010/11/pi-ws4-dewa-gde-bagus-15305071.pdf pada tanggal18 April 2014 [4] Titis U A. 2009. Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri. diakses darihttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13905/1/09E02375 pada tanggal18 April 2014.