MAKALAH SEJARAH FARMASI Fix-1
MAKALAH SEJARAH FARMASI Fix-1
Pendahuluan
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini, yaitu :
a. Menjelaskan sejarah adanya contoh dari sediaan semisolid dan sediaan
steril.
b. Untuk mengetahui definisi sediaan semi solid dan sediaan steril.
c. Untuk mengetahui cara pembuatan dan cara penggunaan sediaan semi
solid dan sediaan steril.
d. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian sediaan steril.
BAB II
Pembahasan
1. Salep (Ointments)
2. Pasta
Pasta adalah salep yang
mengandung lebih dari 50% zat padat
serbuk. Karena merupakan salep yang
tebal, keras dan tidak meleleh pada
suhu badan maka digunakan sebagai
salep penutup atau pelindung. (buku
farmasetika, prof. Drs. Moh. Anief,
Apt.)
Sebuah ramuan yang dibuat untuk membantu membersihkan dan
menyegarkan gigi pertama kali muncul di Mesir pada abad ke-4 M. Masyarakat
ketika itu menggunakan campuran garam, lada, daun mint, dan bunga iris sebagai
bahan dasarnya.
Bahan-bahan itu sangat berguna untuk membantu masyarakat menjaga
kesegaran gigi mereka ketika sedang melakukan aktivitas sehari-sehari. Campuran
bahan tersebut hanya dioleskan pada gigi mereka dan diratakan saja, tidak digosok
menggunakan sikat gigi, yang memang sudah berkembang di Mesir.
3. Gel
Sediaan gel (dari bahasa Latin gelu = membeku, dingin, es atau gelatus =
membeku) adalah campuran koloidal antara dua zat berbeda fase: padat dan cair.
Penampilan gel seperti zat padat yang lunak dan kenyal (seperti jelly), namun pada
4. Krim
Sediaan semi solid adalah sediaan setengah padat yang bersifat topical dan
penggunaannya untuk kulit bagian luar. Bentuk sediaan semi solid memiliki
konsistensi dan wujud antara solid dan liquid, dapat mengandung zat aktif yang
larut atau terdispersi dalam pembawa (basis). Bentuk sediaan semi padat biasanya
digunakan secara topical, yaitu diaplikasikan pada permukaan kulit atau sleput
mukosa. Namun demikian sediaan topical tidak harus semi padat. Bentuk sediaan
1. Krim
Menurut Farmakope Indonesia III definisi Cream adalah sediaan setengah
padat berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan
untuk pemakaian luar. Dan menurut Farmakope Indonesia IV, Cream adalah
bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut
atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Sedangkan menurut Formularium
Nasional Cream adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi kental mengandung
air tidak kurang dari 60 % dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.
a.Basis
Krim itu adalah salep dengan basis emulsi. Emulsi sendiri ada 2 tipe, tipe
minyak dalam air (m/a) yaitu mengandung banyak air dan minyak terbagi
rata di dalam air, dan tipe air dalam minyak (a/m) yaitu mengandung banyak
minyak dan butir-butir air terbagi di dalam minyak.
b. Tipe M/A
Biasanya digunakan pada kulit, mudah dicuci, sebagai pembawa dipakai
pengemulsi campuran surfaktan. Sistem surfaktan ini juga bisa mengatur
konsistensi.
c.Sifat Emulsi M/A:
Dapat diencerkan dengan air. Mudah dicuci dan tidak berbekas. Untuk
mencegah terjadinya pengendapan zat maka ditambahkan zat yang mudah
bercampur dengan air tetapi tidak menguap (propilen glikol).
Sedangkan dengan metode kedua, semua bahan, baik fase minyak maupun
fase air dicampurkan untuk dilebur di atas penangas air sampai lebur, baru
kemudian langsung digerus sampai terbentuk massa krim. Baik metode
pertama maupun metode kedua, sama-sama menghasilkan sediaan krim
yang stabil, bila proses penggerusan dilakukan dengan cepat dan kuat dalam
mortar yang panas sampai terbentuk massa krim. Tetapi dengan metode
kedua, kita dapat menggunakan peralatan yang lebih sedikit daripada
metode pertama.
2. Pasta
a.Komposisi Formula
Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk
dalam jumlah besar dengan vaselin atau paraffin cair atau dengan bahan
dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, musilago, atau
sabun.tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, musilago, atau sabun.
b. Penggolongan
1. Pasta Berlemak
Pasta berlemak adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat
padat (serbuk). Pasta berlemak ternyata kurang berminyak dan lebih
menyerap dibandingkan dengan salep karena tingginya kadar obat yang
mempunyai afinitas terhadap air. Pasta ini cenderung untuk menyerap
sekresi seperti serum dan mempunyai daya penetrasi dan daya maserasi
lebih rendah dari salep. Contoh pasta berlemak adalah Acidi Salicylici Zinci
2. Pasta Kering
Pasta kering adalah suatu pasta bebas lemak mengandung ± 60% zat padat
(serbuk). Dalam pembuatan akan terjadi kesukaran bila dalam resep tertulis
ichthanolum atau Tumenol Ammonim, zat ini akan menjadikan pasta
menjadi encer. Contoh:
R/ Bentoniti 1
Sulfur praecip. 2
Zinci Oxydi 10
Talci 10
lchthamoli 0,5
Glycerini Aquae aa 5
S. ad us. ext.
3. Pasta Pendingin
Pasta pendingin adalah campuran serbuk minyak lemak dan cairan berair,
dikenal dengan Salep Tiga Dara. Contohnya pada penggunaan zat aktif
berupa zink oxide.Zinc oxide merupakan suatu zat aktif yang memiliki
aktivitas sebagai mild astringent dan UV protecting. Pasta Zinc Oxide ini
dimaksudkan untuk menormalkan ketidakseimbangan fungsi kulit. Mild
astringent yang dimaksud adalah mengecilkan jaringan kulit sehingga dapat
melindungi jaringan kulit.Sediaan pasta dipilih karena tidak meleleh pada
suhu badan maka digunakan sebagai salep penutup atau pelindung. Pasta
Zinc Oxide ini dimaksudkan untuk menormalkan ketidakseimbangan fungsi
kulit, membantu mencegah kelainan, dan meregulasi kelenjar sebacea
(Morkoc,2009).
Pasta Dentifriciae (pasta gigi) adalah suatu campuran kental terdiri dari
serbuk dan Glycerinum yang digunakan untuk pembersih gigi. Pasta gigi
digunakan untuk pelekatan pada selaput lendir untuk memperoleh efek
lokal. Misalnya, pasta gigi Triamsinolon Asetonida.
c.Basis
Basis yang digunakan untuk pasta adalah basis berlemak atau basis air.
Macam basis yang dapat digunakan:
1. Basis hidrokarbon
a. Tidak diabsorbsi oleh kulit,
b. Diatas kulit berupa lapisan dan bersifat oklusif,
c. Tidak campur air dan sukar dibersihkan serta lengket,
d. Waktu kontak kulit lamadan inert
d. Inert
3. Basis air-miscible
Keuntungan:
Keuntungan :
a) Larut air
b) Absorbsi baik oleh kulit
c) Mudah melarutkan bahan lain
d) Bebas dari rasa lengket
e) Nyaman digunakan
f) Kompatibel dengan berbagai obat dermatologi
e. Kelebihan Pasta
Pasta mengikat cairan secret, pasta lebih baik dari unguentum
untuk lukaakut dengan tendensi mengeluarkan cairan
Bahan obat dalam pasta lebih melekat pada kulit sehingga
meningkatkandaya kerja local
Konsentrasi lebih kental dari salep
Daya adsorpsi sediaan pasta lebih besar dan kurang berlemak
dibandingkandengan sediaan salep.
f. Kekurangan Pasta
Karena sifat pasta yang kaku dan tidak dapat ditembus, pasta pada
umumny atidak sesuai untuk pemakaian pada bagian tubuh yang
a) Hidrogel
b) Organogel
c) Xerogel
b. Kegunaan
Untuk kosmetik, gel digunakan pada shampo, parfum, pasta gigi, dan
kulitdan sediaan perawatan rambut. Gel dapat digunakan untuk obat yang
c.Kerugian Gel
Untuk hidrogel, harus menggunakan zat aktif yang larut di dalam air
sehingga diperlukan penggunaan peningkat kelarutan seperti surfaktan agar
gel tetap jernih pada berbagai perubahan temperatur, tetapi gel tersebut
sangat mudah dicuci atau hilang ketika berkeringat, kandungan surfaktan
yang tinggi dapat menyebabkan iritasi. Penggunaan emolien golongan ester
harus diminimalkan atau dihilangkan untuk mencapai kejernihan yang
tinggi.
4. Salep
FI III : sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan
sebagai obat luar. FI IV: sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian
topikal pada kulit atau selaput.
b. Salep endodermis
c.Salep diadermis
Umumnya kelarutan obat dalam minyak lemak lebih besar daripada dalam
vaselin. Champora, Mentholum, Phenolum, Thymolum dan Guayacolum lebih
mudah dilarutkan dengan cara digerus dalam mortir dengan minyak lemak. Bila
dasar salep mengandung vaselin, maka zat-zat tersebut digerus halus dan
tambahkan sebagian (+ sama banyak) Vaselin sampai homogen, baru
ditambahkan sisa vaselin dan bagian dasar salep yang lain.
Bila masa salep mengandung air dan obatnya dapat larut dalam air yang
tersedia maka obatnya dilarutkan dulu dalam sebagian dulu dalam air dan
dicampur dengan bagian dasar salep yang dapat menyerap air, setelah seluruh obat
dalam air terserap, baru ditambahkan bagian-bagian lain dasar salep, digerus dan
diaduk hingga homogen.Dasar salep yang dapat menyerap air antara lain ialah
Adeps lanae, Unguentum Simplex, hydrophilic ointment.
Dan dasar salep yang sudah mengandung air antara lain Lanoline (25% air),
Unguentum Leniens (25%), Unguentum Cetylicum hydrosum(40%). Zat-zat yang
kurang larut atau tidak larut dalam dasar salep Zat-zat ini diserbukkan dulu
dengan derajat halus serbuk pengayak no.100. setelah itu serbuk dicampur baik-
baik dengan sama berat masa salep, atau dengan salah satu bahan dasar salep. Bila
perlu bahan dasar salep tersebut dilelehkan terlebih dahulu, setelah itu sisa bahan-
bahan yang lainditambahkan sedikit demi sedikit sambil digerus dan diaduk
hingga homogen. Untuk pencegahan pengkristalan pada waktu pendinginan,
Balsem-balsem dan minyak atsiri, balsam merupakan campuran dari damar dan
minyak atsiri, jika digerus terlalu lama akan keluar damarnya sedangkan minyak
atsirinya akan menguap.
b. Lunak,semua zat yang ada dalam salep harus dalam keadaan halus, dan
seluruh produk harus lunak dan homogen.
Istilah parenteral berasal dari kata Yunani para dan enteron yang berarti
disamping atau lain dari usus. Sediaan ini diberikan dengan cara
menyuntikkan obat di bawah atau melalui satu atau lebih lapisan kulit atau
membran mukosa. Karena rute ini disekitar daerah pertahanan yang sangat
tinggi dari tubuh, yaitu kulit dan selaput/membran mukosa, maka
kemurniaan yang sangat tinggi dari sediaan harus diperhatikan. Yang
dimaksud dengan kemurnian yang tinggi itu antara lain harus steril.
1. tidak praktis
2. butuh alat khusus (untuk injeksi)
3. sakit
4. risiko, kalau alergi atau salah obat maka tidak bisa langsung dihilangkan
5. butuh personil khusus, misal di rumah sakit oleh dokter atau perawat.
1. Kadar obat sampai ke target. Jumlah obat yang sampai ke jaringan target
sesuai dengan jumlah yang diinginkan untuk terapi.
2. Parameter farmakologi. Meliputi waktu paruh, C maks., onset.
3. Jaminan dosis dan kepatuhan. Terutama untuk pasien-pasien rawat jalan
4. Efek biologis. Efek biologis tidak dapat dicapai karena obat tidak bisa
dipakai secara oral. Contoh: amphoterin B (absorbsi jelek) dan insulin
(rusak oleh asam lambung).
5. Altrenatif rute, jika tidak bisa lewat oral.
Kelarutan obat akan berpengaruh pada volume injeksi, jika mudah larut mak
volume yang diberikan kecil. Untuk obat yang sukar larut dapat dibuat dalam
bentuk suspensi atau dengan kosolvensi.
a. Isohidris yaitu pH larutan sama dengan pH darah. Kalau bisa pH sama dengan
pH darah, tapi tidak selalu, tergantung pada stabilitas obat. Contoh: ijeksi
aminofilin dibuat sangat basa karena pada kondisi asam akan terurai. Dalam
pembuatan ditambahkan etilendiamin untuk menaikkan kelarutan dari aminofilin.
b. Isotonis, yaitu tekanan osmosis larutan sama dengan tekanan osmosis cairan
tubuh. Di luar isotonis disebut paratonis, meliputi: hipotonis dan hipertonis.
– hipotonis yaitu tekanan osmosis larutan lebih kecil dari tekanan osmosis cairan
tubuh (NaCl 0,9%). NaCl jika terurai menjadi Na (15,1 mOsmol) dan Cl (154
mOsmol) sehingga total 308 mOsmol. Sedangkan tekanan osmosis cairan tubuh
yaitu 300 mOsmol. Pada hipotonis, cairan masuk ke tubuh dan masuk ke sel darah
merah, sehingga sel darah merah bisa pecah (irreversibel)
– hipertonis, yaitu tekanan osmosis larutan lebih besar dari tekanan osmosis cairan
tubuh. Air kan mengalir keluar dari sel darah sehinggga sel mengkerut (krenasi),
bersifat reversibel.
1. larutan
2. suspensi
3. emulsi
4. solid
aquous solution
aquous suspensi
oleagonous solution
oil in water (o/w)
water in oil (w/o)
oleagenous
o/w –> iv
1. Mengapa w/o lebih lama? Karena water keluar dulu dari sistem emulsi,
baru masuk k sel tubuh. Jadi ada dua barier.
2. Suspensi: terlarut, statusnya tetap hipertonis
1. cara w
Contoh:
a = 0.101
b = 0.76
Jawab:
Liat a. Jika
a = 0.52 (isotonis)
2. cara h
mh = berat
fh = faktor disosiasi
– netral : 1
– kuat : 1.8
Jawab:
Injeksi
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, atau suspensi atau
serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum
digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam
kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Injeksi volume kecil adalah
injeksi yang dikemas dalam wadah bertanda 100 mL atau kurang.Sediaan
obat injeksi dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu larutan, suspensi dan
emulsi. Bentuk sediaan obat injeksi berupa larutan yang relatif encer
akan lebih cepat diabsorpsi (diserap) dalam tubuh dan menghasilkan efek
terapi yang lebih cepat dibandingkan bentuk suspensi dan emulsi.
Asal usul penyuntikan bermula dari masa prasejarah yakni ketika masih
menggunakan sumpit dan panah beracun untuk memasukkan zat ke
Jarum suntik Fergusson tahun 1853 menjadi cikal bakal jarum suntik
modern ketika Alexander Wood menggunakannya untuk injeksi opiat
subkutan untuk menghilangkan rasa sakit.
Injeksi Vitamin C
Vitamin C tidak boleh diberikan secara oral kepada pasien
dalam kondisi tertentu seperti pasien penderita maag.Namun pada
keaadaan defisiensi vitamin C pasien tersebut harus segera
diberikan suplemen vitamin C. Oleh sebab itu vitamin c dibuat
dalam bentuk sediaan injeksi. Injeksi intravena vitamin C dapat
8. Intraartikulus
Disuntikkan ke dalam cairan sendi di dalam rongga sendi. Bentuk
suspensi / larutan dalam air.
10. Injeksi intrabursa
Disuntikkan ke dalam bursa subcromillis atau bursa olecranon dalam
bentuk larutan suspensi dalam air.
Keuntungan dan Kerugian Bentuk Sediaan Injeksi
Keuntungan :
1. Bekerja cepat , misalnya pada injeksi Adrenalin pada schock
anfilaksis.
2. Dapat digunakan jika : obat rusak jika kena cairan lambung,
merangsang jika ke cairanlambung, tidak diabsorpsi secara baik
oleh cairan lambung.
3. Kemurnian dan takaran zat khasiat lebih terjamin
4. Dapat digunakan sebagai depo terapi
Kerugian :
1. Karena bekerja cepat, jika terjadi kekeliruan sukar dilakukan
pencegahan.
2. Cara pemberian lebih sukar, harus memakai tenaga khusus.
3. Kemungkinan terjadinya infeksi pada bekas suntikan.
Infuse
TETES MATA
Obat tetes mata adalah sediaan steril berupa larutan atau suspensi yang
digunakan dengan meneteskan obat pada selaput lendir mata disekitar kelopak dan
bola mata. Persyaratan tetes mata antara lain: steril, jernih, tonisitas, sebaiknya
sebanding dengan NaCl 0,9 %. Larutan obat mata mempunyai pH yang sama
dengan air mata yaitu 4,4 dan bebas partikel asing. Penggunaan tetes mata pada
etiketnya, tidak boleh digunakan lebih dari satu bulan setelah tutup dibuka, karena
1. Waktu kontak yang relatif singkat antara obat dan permukaan yang
terabsorpsi.
2. Bahan aktif obat mata diakui buruk jika larutannya digunakan secara
topikal untuk kebanyakan obat kurang 1-3% dari dosis yang dimasukkan
melewati kornea.
1. Cuci tangan.
2. Tengadahkan kepala; dengan jari telunjuk tarik kelopak mata bagian
bawah.
3. Tekan botol tetes hingga cairan masuk dalam kantung mata bagian bawah.
4. Tutup mata pasien perlahan–lahan selama 1 sampai 2 menit.
5. Untuk penggunaan tetes mata tekan ujung mata dekat hidung selama 1-2
menit
6. Setelah obat tetes mata digunakan, usap ujung wadah dengan tisu bersih,
tidak disarankan untuk mencuci dengan air hangat.
7. Tutup rapat wadah obat tetes mata atau salep mata.
Cara Penyimpanan :
SALEP MATA
Salep mata adalah salep yang digunakan pada mata. Pada pembuatan salep
mata harus diberikan perhatian khusus. Sediaan dibuat dari bahan yang sudah
disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat serta memenuhi syarat uji
sterilitas. Salep mata yang baik yaitu: 1. Steril; 2. Bebas hama/bakteri; 3. Tidak
mengiritasi mata; 4. Difusi bahan obat ke seluruh mata yang dibasahi karena
sekresi cairan mata; 5. Dasar salep harus mempunyai titik lebur/titik leleh
mendekati suhu tubuh.
1. Mengganggu penglihatan.
2. Secara estetika kurang menarik.
1. Cuci tangan.
TETES TELINGA
Tetes telinga adalah bentuk larutan, suspensi atau salep yang digunakan
pada telinga dengan cara diteteskan atau dimasukkan dalam jumlah kecil ke dalam
saluran telinga untuk melepaskan kotoran telinga (lilin telinga) atau untuk
mengobati infeksi, peradangan atau rasa sakit.
1. Cuci tangan.
2. Bersihkan bagian luar telinga dengan ”cotton bud”.
3. Kocok sediaan terlebih dahulu bila sediaan berupa suspensi.
4. Miringkan kepala atau berbaring dalam posisi miring dengan telinga yang
akan ditetesi obat, menghadap ke atas.
Aerosol
Istilah aerosol digunakan untuk sediaan semprotan kabut tipis dari
sistem bertekanan tinggi seiring disalah artikan untuk semua jenis sedian
bertekanan,sebagian diantaranya melepaskan busa atau cairan setengah
padat. Penggunaan pertama untuk aerosol muncul ketika Perang Dunia II,
tetapi gagasan untuk menggunakan gas cair tekanan rendah untuk
membuat atom tetesan cairan di udara dikembangkan pada tahun 1924.
Tabung yang diisi dengan insektisida dan propelan digunakan untuk
melindungi prajurit AS dari serangga pembawa penyakit seperti malaria.
Tak lama setelah perang, Robert Abplanalp, pendiri Precision
Valve Corporation (PVC), menciptakan katup aerosol yang diproduksi
secara massal pertama. Paten diajukan pada September 1949 dan
dikeluarkan pada 17 Maret 1953. Dari penemuan itu, industri aerosol
dengan cepat berkembang di Amerika Serikat dan di seluruh dunia. 1920 –
1950 Terobosan paling signifikan terjadi pada 1920-an dan 30-an ketika
seorang Norwegian, Erik Andreas Rotheim mengajukan sejumlah paten
untuk perangkat yang paling mirip aerosol yang kita kenal sekarang.
Goodhue adalah seorang peneliti kimia yang, pada tahun 1935, memiliki
gagasan untuk menyemprotkan insektisida dengan hidrokarbon halogen
cair, yang belum pernah diuji sebelumnya. Selama Minggu Paskah 1941,
Goodhue dan Sullivan termotivasi untuk menemukan solusi untuk masalah
di Pasifik, sehingga mereka memutuskan untuk menguji ide Goodhue. Tes
berhasil, dan pada tahun 1942, silinder portabel yang dikenal sebagai "bug
bombs" dikembangkan untuk digunakan oleh tentara.
1951 – 1960
1961 – 1970
1971 – 1980
1981 – 1990
1991 – 2000
Melindungi lingkungan telah menjadi isu utama selama dekade ini dan
kemungkinan akan tetap demikian untuk milenium mendatang. Daur ulang
dan minimalisasi limbah produk menjadi agenda utama industri. Aerosol
sudah menggunakan proporsi signifikan dari logam daur ulang. Kita akan
melihat proporsi ini tumbuh di tahun-tahun mendatang. Penelitian &
pengembangan berfokus pada bahan pembakar, pengemasan dan bahan
untuk menjadikan aerosol produk yang berkinerja tinggi. Produksi Aerosol
terus tumbuh secara konsisten dan di Eropa telah mencapai 4,4 miliar unit,
meningkat 48% dari dekade sebelumnya.
2000 – 2010
3.1 Kesimpulan
Sediaan semi solid adalah setengah padat yang dibuat untuk tujuan
pengobatan melalui kulit. Bentuk sediaan ini dapat bervariasi tergantung
bahan pembawa (bassis) yang digunakan. Sediaan semisolid yaitu salep,
krim, gel, cerata dan pasta.
Sediaan steril adalah sediaan yang selalu memeneuhi persyaratan fisika-
kimia juga persyaratan steril. Steril berarti bebas dari mikroba. Sterilisasi
adalah proses untuk mendapatkan kondisi stereil. Sediaan steril secara
umum adalah sediaan farmasi yang mempunyai ke khususan sterilitas dan
bebas dari mikroorganisme
3.2 Saran
Sebagai penerus profesi farmasi di Indonesia kita di harapkan untuk
mampu berpegang teguh pada pedoman-pedoman yang kita punya.
Menjadikan profesi farmasi menjadi lebih berkembang lagi tentunya
denfan kualitas yang baik.