Msds Dan Implementasinya Berdasarkan Ghs
Msds Dan Implementasinya Berdasarkan Ghs
“Perlindungan Tenaga Kerja Terhadap Resiko Kimia dan Asbestos di Tempat Kerja Sektor
Industri dan Jasa Ditinjau Dari Sudut K3”
Kontak Person:
Dimas Satya Lesmana
PO Box 394 Bogor 16003
Telp: 08561109470, Fax: 0251-661549, E-mail: dimas@chemcareasia.com
Abstrak
Global Harmonized System (GHS) yang dimandatkan oleh PBB
melalui ILO telah mewajibkan perubahan global dalam hal
komunikasi bahaya termasuk Klasifikasi Bahaya, MSDS, beserta
Penandaannya. Implementasi GHS menyangkut MSDS
memerlukan pembahasan lintas sektoral terkait dengan
amandemen dan revisi peraturan perundangan terkait. Makalah ini
membahas mengenai implementasi MSDS berdasarkan mandat
GHS dan perubahan apa saja yang diperlukan dalam menjawab
tantangan global.
1. Pendahuluan
Saat ini seperti kita ketahui bersama bahwa dunia telah memiliki jutaan
jenis bahan kimia dan selalu bertambah setiap harinya. Banyaknya jumlah
dan jenis bahan kimia yang beredar di dunia saat ini tentu memiliki resiko
bahaya yang memerlukan penanganan dan perlakuan khusus oleh
penggunanya. Keberadaan MSDS di dunia tidak terlepas dari adanya
unsur resiko dan kebahayaan dari bahan kimia yang digunakan baik
terhadap manusia maupun bagi lingkungan sekitarnya. Banyaknya jenis
bahan kimia yang juga memiliki jenis dan sifat bahaya yang berbeda-beda
telah membuat dunia secara Internasional dan regional memandatkan
untuk selalu menyediakan lembaran MSDS sebelum suatu bahan kimia
diperjual-belikan. Hal ini menjadi esensial sifatnya karena MSDS adalah
sumber informasi yang menjadi bahan untuk Komunikasi Bahaya baik
oleh Perusahaan atau oleh konsumen / end user yang akan
mempergunakan bahan tersebut. MSDS berisikan informasi penting dari
unsur / senyawaaan / campuran bahan kimia yang digunakan.
1)
Country Representatives Chemwatch
MSDS dan Implementasinya Berdasarkan GHS
Halaman 1 dari 18
Seminar Nasional K3
“Perlindungan Tenaga Kerja Terhadap Resiko Kimia dan Asbestos di Tempat Kerja Sektor
Industri dan Jasa Ditinjau Dari Sudut K3”
Oleh karena itu dibutuhkan beberapa tindakan yang perlu dilakukan untuk
membantu menyelesaikan kesulitan diatas antara lain melalui:
5000
2000
Ha r mf u l
1000
Ha r mf u l
500
Li qui d
Ac r yl a mi de 79- 06- 1
T
100
Epi c hl or ohydr i n 106- 89- 8
To x i c
50
Ni c ot i ne 54- 11- 5
2, 4- Di ni t r ophe nol 51- 28- 5
30
Se r i o u s r i s k
20
Ac e t one c ya nohydr i n 75- 86- 5
4, 6- Di ni t r o- o- c r e s ol 534- 52- 1
5
Ye l l ow phos phor us 7723- 14- 0
Ve r y s e v e r e r i s k
T+
3
Hi g h l y t o x i c
Ve r y T o x i c
St r yc hi ni ne 57- 24- 9
Po i s o n o u s
Me r c ur i c c hl or i de 7484- 94- 7
1
5000
Ca t eg or y 5
Car bon di s ul l f i de 75- 15- 0
3000
2000
Ha r mf ul
Ca t eg or y 4
1000 Xn
Benzoni t r i l e 100- 47- 0
Ha r mf ul
500
Li qui d
300
50
Ni cot i ne 54- 11- 5
2, 4- Di ni t r ophenol 51- 28- 5
30
Sodi um a zi de 26628- 22- 8
Ca t eg or y 2
Ser i ous r i s k
20
Acet one cyanohydr i n 75- 86- 5
4, 6- Di ni t r o- o- cr es ol 534- 52- 1
5
Yel l ow phos phor us 7723- 14- 0
Ver y s ev er e r i s k
3
T+
2
Ver y Tox i c
Ca t eg or y 1
Poi s onous
4th class
1330-78-5 234 *
(420)
200
64-67-5 110 *
(208)
3rd class
93.3
121-69-7 73 * * *
Category 4
(194) 70
95-50-1 69 * * *
Combustible liquid
(180) 60.5
liquid
Ⅲ
97-95-0 57 * * * *
(146) 55
petroleums
Class 3.3 Pkg.G
2nd class
Category 3
108-01-0 40 * * * * *
(135) 37.8
Flammable
78-83-1 30 * * * * *
Flammable
(108) 23
Flammable liquid
107-18-6 22 21 * * * * *
Ⅰ BP ≦35 ℃
(97)
≦35 ℃
108-21-4 2 * * * * *
High ly flammable
(97) 0
BP ≦35 ℃
Ⅱ
1st class
-6.7
Class 3.2 Pkg.G
Category 1, B.P
Category 2
78-93-3 -7 * * * * *
Class 3.1 Pkg.G
(80)
-18
flammable
74-90-8 -20 * * * * * *
flammable
(26)
liquid
60-29-7 -49 * * * * *
Special flammables
(35)
B.P≦40℃
Extremely
Extremely
2. Identifikasi Bahaya
GHS menempatkan Bagian 2 yaitu Informasi mengenai Bahaya dari
bahan kimia dan menempatkan informasi komposisi bahan setelahnya
dikarenakan pekerja dan perusahaan lebih membutuhkan informasi
bahaya dibandingkan dengan informasi kandungan / komposisi bahan,
oleh karenanya format MSDS GHS menempatkan informasi
Identifikasi Bahaya terlebih dahulu dibandingkan informasi Komposisi
Bahan. Oleh sebab itu untuk aplikasi di Indonesia, revisi Kepmenaker
MSDS dan Implementasinya Berdasarkan GHS
Halaman 8 dari 18
Seminar Nasional K3
“Perlindungan Tenaga Kerja Terhadap Resiko Kimia dan Asbestos di Tempat Kerja Sektor
Industri dan Jasa Ditinjau Dari Sudut K3”
4
Gas Pengoksidasi
5 Gas Bertekanan
10 Padatan Piroporik
13 Cairan Pengoksidasi
14 Padatan Pengoksidasi
15 Peroksida Organik
17 Toksisitas Akut
22 Karsinogenitas
26 Bahaya Aspirasi
3. Komposisi Bahan
Komposisi dari bahan kimia menyertakan nama, CAS number,
sinonim, impurities dan konsentrasi bahan dalam campuran, zat aditif
penyetabil bahan kimia beserta identifikasi unik lainnya harus
dimasukkan dan ditempatkan pada sections 3 dari GHS MSDS.
4. Tindakan P3K
Penjelasan mengenai tindakan Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K) harus dimasukkan di sections ini, hal ini termasuk
efek / gejala apa yang biasanya terjadi pada saat terjadi kecelakaan,
apakah gejalanya akut atau tertunda. Masukkan informasi mengenai
tindakan medis apa yang harus segera dilakukan dan perawatan yang
dibutuhkan untuk menolong korban kecelakaan.
4. Kesimpulan
Daftar Pustaka
[3] Anonymous, (2004) “How GHS Fits Into Chemical Safety” United
Nations.
[5] Arai, K., (2001) “The Globally Harmonized System (GHS) for
Hazards Classification and Labelling”, www.jcia-net.or.jp
[7] www.osha.gov/SLTC/hazardcommunications/global.html
[8] http://www.unece.org/trans/danger/publi/ghs/presentation_e.html
[9] http://www.unece.org/trans/danger/publi/ghs/pictograms.html
[10] http://www.unece.org/trans/danger/publi/ghs/implementation_e.html
#Indonesia