INDUSTRI FARMASI
PENGANTAR
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
TERKAIT INDUSTRI FARMASI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
Sejarah
Perkembangan c-GMP
ASEAN Commitment
AIMS :
Enhance the competitiveness of ASEAN
Strengthen regional integration efforts through
liberalization, facilitation and promotion
measure.
Promote private sector participation.
Target date
30 Dec 2005
31 Dec 2008
31
31 Dec 2006
31
: 31 December 2005
Thailand
: 31 December 2006
: 31 December 2007
Raw materials
Agreed Compendial among ASEAN NRA
ACTR
ACTD
NRA
5. BA BE study
Support MRA ASEAN BA BE report
Short and harmonized product list baseon scientific data
Comparator ; innovator in any ASEAN country or if not
available refer to WHO list
Laboratory :
Certification by National Accreditation Body which
has signed in APLAC/ILAC MRA
Implement GCP & GLP
Independent in status
APLAC
ILAC
GCP
GLP
Australia
Greece
Norway
Austria
Hungary
Portugal
Belgium
Iceland
Romania
Canada
Ireland
Singapore
Czech Republic
Italy
Slovak Republic
Denmark
Latvia
Spain
Finland
Liechtenstein
Sweden
France
Malaysia
Switzerland
Germany
Netherlands
United Kingdom
PIC/S
Dimulai
PIC/S
Convention
Scheme
Between countries
Between Agencies
A formal treaty
Cooperative arrangement
Focus on inspection
Focus on training
Mutual recognition
Sharing of information
c-GMP
Current Good
Manufacturing Practices
Umum
Sistem Manajemen Mutu
Bangunan, Sarana Penunjang dan Peralatan
Sistem Penanganan Bahan
Sistem Produksi
Sistem Pengemasan dan Penandaan
Sistem Pengawasan Mutu
55
64
137
Sumber : Badan POM 2004
Quality Management
System
Pengantar
QA (Quality Assurance)
adalah suatu konsep yang luas yang mencakup semua
aspek yang secara kolektif maupun individual
mempengaruhi mutu, dari konsep design hingga product
tersebut ditangan konsumen
(all aspect that collectively or individually influence
product quality from design concept to consumer use)
QA
G.C.P.
G.L.P.
QC
G.D.P.
JAMINAN
Khasiat
Keamanan
Mutu
36
Quality Management
System
Ruang lingkup (scope) QMS
Dokumentasi
Struktur Organisasi
Dewan Komisaris
Presiden Director
HRD Director
Technical Mgr
R&D Mgr
Plant Director
Marketing Director
Production Mgr
Finance Director
QC/Lab Mgr
QA Manager
PPIC Mgr
Product Dev.
Production Spv
Lab Spv
Int. Auditor
Packaging Dev.
Packaging Spv
Microbiology
Validation Off.
IPC Spv
ProductStability
Registration Off.
Quality Assurance
Tugas dan Tanggung Jawab QA Manager
Quality Control
Dokumentasi
DEFINISI
Seluruh prosedur, instruksi dan catatan yang
berhubungan dengan proses pembuatan obat.
Guna dokumentasi
1. Merupakan bagian dari sistem manajemen mutu dalam
c-GMP
2. Memastikan bahwa setiap petugas mendapat instruksi
secara rinci dan jelas mengenai bidang tugas yang harus
dilaksanakan
3. Menggambarkan riwayat lengkap dari setiap batch / lot
produk sehingga menjamin ketelusuran
4. Sebagai bahan pertimbangan tentang mutu produk
yang dibuat
Dokumentasi
Jenis dokumentasi
1. Prosedur tetap (SOP = Standard Operating
Procedure)
2. Spesifkasi (bahan baku, pengemas, produk jadi)
3. Catatan Pengolahan Batch/Catatan pengemasan
Batch (batch processing records)
4. Identifkasi (kode/penomoran protap, peralatan,
batch)
5. Penandaan (status ruangan, mesin, label bahan
baku, karantina, rejected)
6. Protokol & Laporan Qualifkasi/Validasi
7. Dokumen registrasi
8. Catatan Kalibrasi, Pemantauan kondisi lingkungan
ruang produksi
Validasi
Definisi :
Suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa
tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan
atau mekanisme yang digunakan dalam produksi dan
pengawasan mutu akan senantiasa mencapai hasil yang
diinginkan secara konsisten (terus-menerus)
Pengertian ??
Validasi adalah :
Tindakan
Pembuktian
Dokumentasi
- Dengan cara yg sesuai
Metode
- Bahan, Proses, Prosedur, kegiatan, dll
Obyek
- Dalam Produksi & Pengendalian Mutu
Ruang Lingkup
- Senantiasa mencapai hasil yg diinginkan
secara
terus
menerus
Sasaran/target
Format :
1.
2.
3.
Pendahuluan
(flosof,
maksud
dan
tujuan
pelaksanaan program validasi)
Organisasi dan Tanggung Jawab
Perencanaan, Pendekatan dan Jadwal Pelaksanaan
Fasilitas, proses dan produk; kriteria pelulusan;
format dokumentasi; matriks pendekatan dan
penjadwalan kegiatan
.. Lihat contoh Dokumen Validation Master Plan
Jenis-jenis Validasi
Inspeksi diri
Definisi :
Inspeksi diri pada dasarnya adalah cara untuk mengkaji
kembali secara obyektif seluruh tata kerja diri sendiri dari
setiap aspek yang mungkin berpengaruh pada jaminan mutu
(Quality Assurance)
Tujuan :
Mengetahui kekurangan (cacat), baik yang kritis, berdampak
besar maupun berdampak kecil kemudian menetapkan caracara yang efektif untuk mencegah dan memperbaikinya.
Pelaksanaan :
External Audit :
Karyawan
Catatan kesehatan
Catatan pelatihan
Sanitasi & Higiene
Dokumentasi
Batch record, protap, spesifkasi, dll
Protokol & Laporan Validasi/kualifkasi
Kartu Stock, Penandaan, dan Catatan Distribusi
Produksi
Pengisian catatan bets, penandaan alat/mesin utama, pelaksanaan
proses produksi
Resiko Mix-up dan cross contamination
Pengawasan Mutu
Validasi/verifkasi metoda analisa
Uji kesesuaian sistem (HPLC, Spektrofotometer UV-Vis, GC, dll)
Personalia (kompeten dan terlatih)
PEMUSNAHAN
Laporan Rencana
Pemusnahan kepada BPOM
RENCANA
PEMUSNAHA
N
KEPUTUSAN
PENARIKAN
PERINTAH
PENARIKAN
LAPORAN
PELAKSANAAN
PENARIKAN
PENERIMAAN
HASIL
PENARIKAN
Distributor membuat
laporan pelaksanaan dan
mengirim obat hasil
penarikan ke pabrik
Kompetensi Apoteker
PERSONALIA
Kualifikasi karyawan disesuaikan dengan beban tugas,
keterampilan, pengetahuan & kemampuan yang
dibutuhkan terkait dengan posisi masing-masing karyawan
dalam struktur organisasi.
Ada berbagai model struktur organisasi yang disesuaikan
dengan besar/kecil perusahaan serta harus bisa
menampung seluruh kegiatan yang berkaitan dengan
QMS/Quality Management System, Marketing, Technical &
Maintenance, HRD/Human Resource Development,
PPIC/Production Planing Inventory Control.
GM Marketing
GM F & A
GM Plant
Plant Manager
QA Manager
Quality system
Quality compliance
R & D Mgr
PPIC Mgr
IPC Spv.
Registrasi
Microbiology
Formulasi.
Production
Planing
Laboratory Spv
Stability
Production Mgr
Engineering Mgr
QC Manager
NBL Mfg
Infrastructure
BL Mfg
Preventive
Maintenance
Purchasing Mgr
Inventory
Pelatihan Karyawan
Program Pelatihan :
Mencakup hal-hal dasar dalam CPOB yang perlu diketahui dan
dilaksanakan karyawan pelaksana terkait dengan proses
produksi obat seperti :
1. Pengenalan CPOB
2. Sanitasi & higiene karyawan
3. Tata tertib CPOB
4. Kesehatan & keselamatan kerja
Instruktur Pelatihan :
Pelatihan CPOB dilaksanakan di ruang pertemuan dalam
perusahaan dan diberikan oleh para Apoteker pimpinan/atasan
masing-masing departemen terkait (QA/QC/Produksi/R&D).
Materi pelatihan sebaiknya menggunakan bahasa & istilah yang
mudah dicerna karyawan, bila perlu dengan bantuan alat
peraga.
2.
3.
4.
Bangunan Industri
Farmasi
BANGUNAN
Persyaratan bangunan :
1.
Lokasi : bebas banjir, tidak berdekatan dengan sumber cemaran baik
mikroorganisme maupun kimiai seperti tempat timbunan sampah,
rumah sakit, pasar, industri kimia.
2.
Ukuran dan rancang bangun untuk bangunan industri farmasi harus
memadai serta dapat menunjang seluruh aktivitas dan kegiatan yang
ada
3.
Memiliki Rencana Induk pembangunan (RIP) yang telah disetujui
Badan POM / Pengawas Obat & Makanan
4.
Adanya pemisahan secara fisik (tidak boleh seatap) antara bangunan
fasilitas sediaan antibiotika betalaktam (penisilin & sefalosporin)
dengan non-betalaktam
5.
Untuk pengolahan bahan-bahan beracun/toksik, hormon sex,
sitostatik (obat anti kanker) dan immunosupresif, harus memiliki
fasilitas tersendiri dan terpisah total dengan fasilitaslainnya.
6.
7.
8.
Daerah Kegiatan
50
100
200
300
Laboratorium
500
750
1000
Pemeriksaan visual
13. Memiliki pintu darurat yang terkunci rapat & kedap, dan hanya
dipergunakan saat keadaan darurat seperti : kebakaran, gempa
dll
14. Memiliki sarana gedung untuk steam generator, genset/diesel,
udara bertekanan/compressor yang terpisah dari ruang
pengolahan untuk produksi obat.
15. Lokasi bangunan untuk Steam generator sebaiknya relatif dekat
dengan ruang produksi agar uap panas yang dihasilkan tidak
terkondensasi saat melalui pipa distribusi.
16. Memiliki sistem pembuangan yang terencana dengan baik,
dengan lokasi dekat dengan pusat pengolahan limbah,
memakai pipa PVC untuk air buangan yang tidak panas dan
pipa stainless steel SNS 304 yang tidak berkarat & tahan panas
untuk limbah panas. Pada lubang buangan yang berada di
ruangan produksi (kelas 3) haruslah dilengkapi tutup yang
kedap agar tidak menjadi sumber cemaran bau, kuman atau
insect (kecoa dll)
Fasilitas Penunjang :
1. Memiliki fasilitas pengolahan air / water treatment terdiri
atas sand filter, carbon filter, EDI (electro deionization)/ Ion
Exchanger, Mix-bets & Reverse Osmosis, UV lamp, pipa
stainless steel SN 316 L serta plasma valve yang dapat
menjamin air yang dihasilkan setara dengan purified water
serta bebas kuman, lumut&jamur
2. Memiliki sistem tata udara / Air Handling Unit yang dapat
menyaring udara sebelum dialirkan ke ruang pengolahan
sehingga memnuhi persyaratan ruang kelas 1 a & b, 2, 3.
3.
Plafon / langit-langit
- lembaran gypsum yang dicat enamel/epoxy, dengan
lapisan list gypsum yang dibentuk radial untuk lokasi
pertemuan plafon & dinding. Rangka penyangga plafon
dibuat dari baja /alumunium yang dipertautkan oleh mur &
baut dan digantung pada kerangka atap bangunan
contoh : ruang produksi non-steril (kelas 3)
ruang produksi steril (kelas 1)
Gudang Penyimpanan
Persyaratan Gudang
-
Terdapat protap :
Dengan Alat
Vakum
Setiap hari
setelah
dipakai
Dengan Kain
Basah
-----
Dengan Kain
Basah dan
Desinfektan
Dengan Sikat
Lantai
----
Keterangan
Lantai setelah
dibersihkan
disemprot dengan
desinfektan; ganti
jenis desinfektan
tiap bulan
Lantai
Jendela kaca
----
----
Setiap hari
----
----
Tirai Unit
LAF/Laminar Air Flow
----
----
Setiap hari
----
----
----
----
Setiap hari
----
----
----
----
Setiap hari
----
----
Meja
Dinding
Ruang kelas 3 :
Ruang timbang, ruang
sampling, ruang
proses
pengolahan,ruang
kemas primer, IPC,
koridor, cuci alat
Lantai & dinding
Dinding
Dengan Alat
Vakum
Setiap hari
dan bila
perlu pada
jam kerja
Dengan Kain
Basah
-----
Dengan Kain
Basah dan
Desinfektan
Dengan Sikat
Lantai
Seminggu sekali
dengan
menggunakan
deterjen, setelah
itu dengan kain
pel yang
dibasahai
desinfektan
Keterangan
-----
----
------
-------
----
----
Lampu
Langit-langit
----
----
Seminggu sekali
----
----
Jendela, boven
----
Setiap hari
-----
----
----
----
Seminggu sekali
----
----
----
Seminggu sekali
----
----
Ruang kelas 4 :
Ruang
ganti/locker,gudang,ke
masan sekunder
Lantai
Dinding
Toilet
kloset
Dinding porselen
Dengan Alat
Vakum
Dengan Kain
Basah
Dengan Kain
Basah dan
Desinfektan
Dengan Sikat
Lantai
Seminggu sekali
dengan
menggunakan
deterjen,
dilanjutkan
dengan lap yang
dibasahi dengan
desinfektan
Keterangan
-----
----
------
Seminggu sekali
----
----
Setiap hari
----
------
----
----
----
------
Seminggu sekali
dengan bubuk
pembersih dan
desinfektan
----
----
----
-----
Setiap hari
----
----
----
------
------
setiap hari
dengan bubuk
pembersih
----
-----
-----
----
Setiap hari
-----
Operasional
5 m
0,5 m
5 m
3.500
3.500
3.500
350.000
2.000
350.000
2.000
3.500.000
20.000
3.500.000
20.000
Tidak
ditetapkan
Tidak
ditetapkan
Kelas
1.
2.
3.
Betalactam area
1.
2.
3.
Fresh Air
Differensial
Pressure
Gauge
Centrifugal Fan
Cooling
Fan
Volume
Damper
Filter
Housing
Production Room
(Grey Area)
Pre filter
(efisiensi 35 %)
Medium Filter
(efisiensi 95 %)
Aksial Fan
Sprayer
Aksial
Fan
Dari Ruang Produksi
Pompa
Ke IPAL
Validasi HVAC
Validasi HVAC
Pengendalian Lingkungan
Perlu mengkualifikasi Sistem Tata Udara (HVAC) untuk
membuktikan bahwa peralatan, alat pengendali (Control) dan
sistem distribusi memenuhi persyaratan yang ditetapkan
(dipantau pada kondisi statik at-rest dan kondisi dinamik
operational)
Tahapan Kualifikasi
Kualifikasi Rancangan (KR)
(Design Qualification DQ)
Kualifikasi Instalasi KI
Kualifikasi Operasional / KO
(Operation Qualification / OQ)
Kualifikasi Kinerja / KK
(Performance or process Qualification/PQ)
Kualifikasi Rancangan
(Design qualification DQ)
Kebutuhan Pemakai
Pemahaman Pelaksana
DQ
Ketentuan CPOB
Ketentuan Pemerintah
ISO 146-44-1
Kelas
Rekomendasi Filtrasi
ISO Class 9
ISO Class 8
ISO Class 8
ISO Class 7
ISO Class 6
ISO Class 5
G4 and
EU Class
Arrestance
(%)
Dust Spot
Efficiency
ASHRAE
Medium Flame
Efficiency
ISO Class
90,00000
U 16
90,0000
U 15
14
90,000
U 14
13
90,00
U 13
12
90,07
11
90,9
H 12
10
96
H 11
95
86
F9 / H 10
90
76
F8
85
F7
80
75
6
70
65
60
F6
EU Class
Arrestance
(%)
Dust Spot
Efficiency
ASHRAE
Medium Flame
Efficiency
ISO Class
55
5
50
F5
45
40
35
4
95
30
90
25
85
20
G4
G3
80
75
70
G2
65
G1
Kualifikasi Instalasi
(Instalation Qualification IQ)
Spesifikasi Order
Verifikasi order
Daftar periksa komponen
(check list)
Sertifikat garansi
Periksa :
Atribut statis
Spesifikasi
IQ
Pemasangan Fisik
(Tepat dan Aman)
Manual instalasi, gambar teknik-verifikasi
Manual operasional dan perawatan
Asesori pengaman
Sarana penunjang (Utilities)
Daftar kalibrasi instrumen
Daftar sertifikasi
Inspeksi (kondisi alat/sistem)
Pemasangan ke dalam
sistem mutu perusahaan
Protap operasional dan perawatan
Program perawatan berkala
Pengendalian perubahan
(Change Control)
Kalibrasi
Kualifikasi Instalasi IQ
Dokumentasi dan manual instalasi, Operasional & Perawatan
Item
Spesifikasi
Hasil
(pengamatan)
Diperiksa oleh
Item
Spesifikasi
Hasil
(pengamatan)
Diperiksa oleh
Item
Spesifikasi
Hasil
(pengamatan)
Diperiksa oleh
Item
Spesifikasi
Hasil
(pengamatan)
Diperiksa oleh
Kualifikasi Operasional
(Operational Qualification IQ)
Kinerja sesuai spesifikasi
Kalibrasi ?
Pembersihan/Perawatan ?
Protap operasional ?
Atribut dinamis
Fungsional
Operasional
OQ
Protap operasional ?
Pelatihan operator
Kebutuhan operasional
Limitasi operasional
Kualifikasi Kinerja
(Performance Qualification PQ)
Fasilitas
SOP
Kendali operasional
Lingkungan
Produk Akhir
Sarana Penunjang
Services & utilities
Personalia
Periksa :
Atribut statis
Kualitas produk akhir
Peralatan mesin
ISO 14644-1
Class
At rest
In Operation
5 m
0,5 m
5 m
Class 5 (UDF)
1 A
3.500
30
3.500
30
Class 5 (Turb.)
1 B
3.500
30
35.000
300
Class 6
35.000
300
350.000
3.000
Class 7 II C
350.000
3.000
3.500.000
30.000
Class 8 III D
3.500.000
30.000
35.000.000
300.000
Class 9 IV
35.000.000
300.000
Not defined
Not defined
Setile Plates
( 90 mm)
cfu/ 4 hours
Contact Plates
( 55 mm)
cfu/plate
Glove print
5 fingers
cfu/glove
Class 5 (LF)
<1
<1
<1
<1
Class 5 (Turb.)
10
Class 6
50
25
10
Class 7
100
50
25
Class 8
200
100
50
Class 9
Not defined
Not defined
Not defined
Not defined
Operational Qualification
Mencakup antara lain :
Tujuan
Deskripsi
Penggunaan alat/sistem
dan fungsi
Catatan deviasi
Dokumentasi penunjang
Skedul
kalibrasi ulang
Lembar
Protap
Catatan
Laporan OQ
Hasil dan kesimpulan kualifikasi
Tandatangan
Operator,
Class
Max. Time
Interval
Test procedure
A, B
ISO 5
6 months
ISO 14644-1
Annex A
C, D
ISO 5
12 months
ISO 14644-1
Annex A
Pressure
Differential
All class
12 months
ISO 14644-1
Annex B5
Air Flow
All Class
12 months
ISO 14644-1
Annex B4
Class
Max. Time
Interval
Test procedure
Installed Filter
Leakage
All Classes
24 months
ISO 14644-1
Annex B5
Containment
Leakage
All Classes
24 months
ISO 14644-1
Annex B4
Recovery
All Classes
24 months
ISO 14644-1
Annex B13
Air Flow
Visualization
All Classes
24 months
ISO 14644-1
Annex B7
Test procedure
Test procedure
Kualifikasi Retrospektif
QC
Teknik
pemantauan (monitor)
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
PRESSURE
(mm H2O)
TEMP.
(oC)
RH
(%)
AREA
(M3)
AIR CHANGE
(per hour)
DUST
COLLECTOR
Cuci peralatan
0,0
26
50
67,5
12 x
Penyimpanan alat
bersih
+2,0
26
51
45
10 x
0,0
27
50
67,5
14 x
100
Locker wanita
0,0
27
48
57,75
10 x
Locker pria
0,0
28
50
47,25
10 x
Penyangga
+1,0
28
50
10,5
20 x
Kemas Primer I
+1,0
27
52
26,25
20 x
100
Kemas Primer II
+1,0
27
52
52,5
20 x
100
Produk ruahan
0,0
26
50
47,25
14 x
Produk antara II
0,0
27
51
31,5
12 x
IPC
+1,0
26
49
22,5
12 x
Striping I
+1,0
27
48
18,75
20 x
100
Striping II
+1,0
27
52
18,75
20 x
100
Lanjutan
ROOM
PRESSURE
(mm H2O)
TEMP.
(oC)
RH
(%)
AREA
(M3)
AIR
CHANGE
(per hour)
DUST
COLLECTOR
Striping III
+1,0
27
50
26,25
12 x
Striping IV
+1,0
27
48
26,25
12 x
Penyangga
+1,0
27
52
24
12 x
Cetak II
0,0
27
54
45
20 x
100
Cetak III
0,0
27
53
45
20 x
100
Cetak IV
0,0
27
52
33,75
20 x
100
Cetak V
0,0
26
53
33,75
20 x
100
Cetak VI
0,0
26
50
26,25
20 x
100
Botol bersih
+1,0
27
49
56,7
14 x
Locker wanita
0,0
26
50
96
10 x
Locker pria
0,0
26
51
27
10 x
Koridor
+1,0
26
51
223,5
20 x
Fresh air
Demper
Grey area
Motor listrik
Pre filter
Medium filter
Magnehelic
Fan blower
Cooling coil
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
R. Striping II.
R. Striping III
R. Striping IV.
R. Penyangga.
R. Cetak II.
R. Cetak III.
R. Cetak IV.
R. Cetak V.
R. Cetak VI.
R. Botol bersih.
R. Locker wanita.
R. Locker pria.
Koridor.
Spesifikasi peralatan :
1. Centrifugal fan.
Volume of extraction
: 23.679 m3/h.
Static pressure
: 900 Pa.
Motor power
: 18,5 kW.
Motor speed
: 1400 rpm.
Fan speed
: 1400 rpm.
Inlet section diameter
: 630 mm.
2. Air Filter.
a. Pre Filter
Spesifikasi :
- Dimensi
: 24 x 24 x 2.
- Kapasitas
: 3400 m3/h
- Efisiensi
: 35%
- Jumlah filter : 23.679 m3/h + 10% (safety factor)
3400 m3/h
: 7,6 ~ 9 pcs.
b. Medium Filter
Spesifikasi :
- Dimensi
- Kapasitas
- Efisiensi
- Jumlah filter
: 24 x 24 x 12
: 3400 m3/h
: 95%
: 23.679 m3/h + 10% (safety factor)
3400 m3/h
: 7,6 ~ 9 pcs.
3. Perhitungan partikel
Dalam 1 m udara terdapat 2.000.000 partikel (Perry Chemical Engineers
hand Book Seventh Edition)
a. Menggunakan Pre Filter dengan efisiensi 35 %
= 2.000.000 x 100 35
100
= 1.300.000 partikel.
b. Menggunakan Medium Filter dengan efisiensi 95%
= 1.300.000 x 100 95
100
= 65.000 partikel
Batas Penerimaan
- 10 Pa dibanding klas di bawahnya
-5 20 kali
-24 280C
-50% - 65%
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
10. Pre filter yang dipakai sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
AIR HANDLING
SYSTEM
(CLEAN ROOM)
CLASS 100.000
Resource of cooling is used by split duct system with spesification like this :
1. UNIT 1
Unit AC
Capacity
Air Flow
Filter
Unit AC
Capacity
Air Flow
Filter
2. UNIT 2
Infill Panels
Standard 20mm thick i n f i l
l panels are of double
skinned construction from
pressure injected
polyurethane foam
insulation with 'K value of
0.O2Watts/moC and density
40kg/m3, sandwiched
between galvanized steel
with optional preplasticised
or pre-painted f i n i s h ,and
stainless steel sheet is also
available.
Filter Sections
Fully sealed f i l t e r sections are
designed for easy withdrawal and
renewal of filter cells and, are
constructed to house any type of
primary or secondary filters of
different media with various
efficiencies. In areas of particular
importance, such as hospitals and
c l e a n rooms, absolute filters can
be provided to ensure safe human
and machine environments.
Coil Section
Coils are computer selected to obtain
optimum psychometric efficiency with low air
and water pressure drops. Chilled water,
direct expansion, hot water and steam coils
are constructed from copper tubes,
mechanically bonded to aluminium fins as
standard. Other fin materials are available
including vinyl coated aluminium, copper,
tinned copper and galvanized steel. For
corrosive flow media, stainless steel tubes
and fins are available as an option.The c o i l
assembly completed with carbon steel,
copper or stainless steel headers is located
within the coil section on aluminium support
for easy withdrawal from either side.
Double SKINNED
Advantages:
Easy Installation
Leak Free Construction
Thermal Break Construction
Light Weight
Easy to Replace The Filters
Double Skinned or Single Skinned Panels
Suitable for major Pre Filters, Medium Filters and
HEPA Filters Brands
Custom Made to Various Dimensions
Advantages:
Easy Installation of HEPA/ULPA Filters
Aluminium Profile
Leak Free Construction
Light Weight
Easy to Clean Difusser
Round or Square connection*
Suitable for major HEPA Filters Brands
Custom Made
The using of the right filter will the result to achieve the air class very well suitable condition filter is used :
PRE FILTER
Type
Eficiency
: Disposable
: 30%
MEDIUM FILTER
Type
Eficiency
: Rigid Type
: 90-95%
HEPA FILTER
Type
Eficiency
: H13
: 99.95%
High-Density PIR
Foam
Pre-Insulated Duct
Steel Duct
Stainless Duct
Remark
Insulation
Self-insulation
(0.020-0.22w/m.k)
Insulation Needed
Additionally
Weight
Noise
Noise generaton
And transfer
Corrosion
No Corrosion
Corrosion by humidity in
air
Epoxy coating
Leakage
Excellent
Installation
Exterior
Various color
Maintenance
Easy
Hard
Durability
Semi - Permanent
About 10 years
Insulation
Self-Insulation
Tools
Simple, No electricity
Flame
Retardency
B.1
The
Following
Standart
GB50243 2005
SMACNA
GB50045 - 95
SMACNA
Above 10 Years
To supply helical air with high indutivity rate, air speed and air
temperature
Rapid reduce;round and square diffuser panel for option
The outlet can be adjusted by hand
-0.30
Schematic Diagram
A/C Sistem Class 100.000
AIR HANDLING UNIT
INDOOR C/W
PRE FILTER
MEDIUM FILTER
HEATER
( optional )
HEPA FILTER
VSC
CONTROL HEATER :
HS
= HUMIDITY SENSOR
HLS
= HIGH LIMIT SWITCH
TS
= TEMPERATURE SENSOR
Integral control
solution AHU
CO sistema
Sensor Temperature
Dan Humidity
Pressure sensor
Control
Valve & Damper
AC
Water Generation
System
Klasifikasi Air
Sesuai dengan pemakaiannya, air dapat dibagi atas :
1. Drinking Water
air untuk keperluan minum dengan persyaratan sebagai
berikut :
2.
3.
Variasi mutu dari pasokan air mentah (raw water) yang memenuhi
syarat ditentukan dari target mutu air yang akan dihasilkan.
Demikian pula mutu air menentukan peralatan yang diperlukan untuk
pengolahan air tersebut.
Pharmaceutical Grade
Water Requirements
Purified Water
(Eur. Pharm. +
USP)
(European
Pharmacopeia)
(Eur.
Pharm.)
1.3 S/ cm
1.3 S/ cm
1.3 S/ cm
Heavy Metals
0.1 ppm
0.1 ppm
Nitrate
0.2 ppm
0.1 ppm
< 10 cfu/ ml
< 10 cfu/ ml
Conductivity at
25C
Total Organic
Carbon
Microbial Limit
Endotoxines
USP
Dalam banyak produk, air termasuk dalam lebih dari 70% bahan baku
tambahan. Jadi jika ada masalah dengan kualitas air, maka akan
berdampak langsung pada kualitas produk.
Pembagian System Pengolahan Air
Umumnya sistem pengolahan air terdiri atas 4 bagian sebagai berikut :
1. Pra-pengolahan /water pre-treatment system
2. Pengolahan pertama / water first treatment system
3. Pengolahan akhir / water final treatment system
4. Sistem distribusi / piping looping
Prinsip Utama
Ada banyak sistem yang ditawarkan suplier untuk sistem pengolahan
air, tapi beberapa prinsip utama harus tetap dipegang :
1. Alat yang dipasang pada sistem bukan merupakan tempat
tumbuhnya mikro-organisme
2. Hilangkan & basmi mikro-organisme sejak dari sumber air dan
sepanjang aliran proses pengolahan
3. Hilangkan partikel tak larut, bahan-bahan organik dan beberapa
mineral tanah di tahap pra-pengolahan/pre-treatment
4. Hilangkan zat-zat terlarut dan sisa zat organik di tahap pengolahan
pertama / first treatment.
5. Hilangkan sisa-sisa oxidizer (chlorine / ozone, peroxide dll) dan
partikel partikel sisa di tahap pengolahan akhir.
Komposisi : - Pasir, hijau (Green sand), untuk menyerap zat besi, &
mangan
- Antrasit, untuk menyerap silika dengan waktu pakai lebih
lama
Karena proses pengolahan berlangsung terus menerus, maka
multimedia filter disediakan sepasang. Bila satu unit dicuci maka yang
lain maka yang lain masih bisa beroperasi.
3. Water softener
Fungsi : Menghilangkan kesadahan pada air dengan cara
mengikation Ca2+ (kalsium) dan ion Mg2+(magnesium)
denganmenggunakan resin negatif (kation resin )
Berbentuk cylinder tank terbuat dari bahan fiber (PVC - SCH 80)
yang dilengkapi Automatic back washing & Automatic control
valve yang diatur melalui PLC (Programmable Line Control) agar
sinergis dengan peralatan lainnya.
Karena proses pengolahan berkesinambungan, make didesain Twintype agar bila yang satu diperbaiki maka yang lain masih bisa
beroperasi.
4. pH Adjuster
Fungsi : Mengontrol pH air agar selalu sesuai dengan persyaratan air
sebelum ditambahkan antioksidan sodium metabisulfit agar
kerjanya dapat optimal (pH optimal untuk sod. Metabisulfit 6,58,5)
Larutan adjuster pH terdiri atas :
- NaOH 0.1 N : bila pH dibawah 5,0
- HCI 0,1 N
Berbentuk sepasang cylinder tank terbuat dan bahan fiber (PVC - SCH
- 80) yang dilengkapi pompa khusus tahan bahan kimia dengan closing
valve yang dilengkapi automatic control dan diatur melalui PLC
(Programmable Line Control) agar sinergis dengan peralatan lainnya.
7. UV Desinfectant
Fungsi : Menghilangkan dan membasmi mikro-organisme yang masih
terkandung dalam air dengan penyinaran ultra-violet yang
dipancarkan pada panjang gelombang 254 nm dengan jarak
tertentu
(max. 25 cm)
Agar kerja radiasi UV dapat maksimal. dibentuk seperti pipa memanjang
dengan panjang 1,5 - 3,0 meter dan aliran air diatur tak melebihi 2 m3/jam
8. Mikron Filter
Fungsi . Menghilangkan partikel-partikel zat organik/inorganik serta
mikroorganisme yang ukurannya di atas 5 agar air baku yang akan melalui
R.O (Reverse Osmosis) sudah cukup bersih dari pengotoran mekanik &
mikro.
Mikron filter biasanya dijual dalam bentuk filter housing dari stainless
stell + catridge. Catridge filter yang tersumbat dapat diketahui dari
naiknya tekanan air melebihi batas maksimum (> 40 psi) Catridge filter
tersebut bila sudah tersumbat harus diganti dan bisa didapat dengan
berbagai merek, diantaranya : Fin Aqua, Millipore, Waters, Wedeco
dll.Selain ukuran 5 juga terdapat pore size lainnya seperti : 0,22 45
& 50.
Pemilihan R.O :
Dalam pemilihan RO perlu dipertimbangkan beberapa hal :
1. Single RO atau Double RO
Sinqle reverse osmosis hanya memiliki 1 unit permeable tube filter
dalam 1 rangkaian proses dan direkomendasikan untuk air baku
dengan kadar silika rendah.Double reverse osmosis memiliki 2 unit
atau lebih permeable tube filter dalam rangkaian prosesnya dan
direkomendasikan untuk air baku dengan kadar silika tinggi seperti di
daerah Semarang dll.
2. Jenis desinfeksi dan sanitasi yang akan dilakukan
Ada 2 macam RO yang ada di pasaran :
2 .1. Industrial Grade (tidak direkomendasi untuk industri farmasi)
Ion Exchanger
2. Metode 2 :
Purgable Organic Carbon
Metode ini menentukan senyawa Inorganic Carbon
(IOC) yang sudah ada sebelum berbagai bentuk
carbon diukur. Walau demikian, IOC ini juga
memerangkap molekul organik yang dioksidasi
menjadi CO dan dihitung sebagai purgable organic
carbon (POC).
Non Purgable Organic Carbon
Senyawa organic carbon (OC) yang terdapat dalam
sampel ikut teroksidasi menjadi CO dan dihitung sebagai
non- purgable organic carbon (NPOC).
Physicochemical Monitoring
Literatur : JPF / Japan Pharmacopoeial Forum, Vol. 14, No. 4,
December, 2005
Physicochemical Monitoring dari Pharmaceutical Water
System umunya menggunakan indikator :
- Electric conducting (EC)- diukur dengan alat
Conductivity meter
- Total Organic Carbon (TOC) - diukur dengan alat TOC
analyzer
Indicator TOC
Batas maksimal untuk PW / Purified Water dan WFI / water
for injection yang direkomendasikan untuk TOC level
adalah :
Action level : 300 ppb (in-line)
400 ppb (off-line)
Sedangkan batas standar untuk city water : 5 ppm.
TOC apparatus, memiliki karakter khas dengan perhitungan
jumlah organic carbon dari perbedaan konduktivitas
sebelum dan sesudah penguraian. Oksidasi senyawa
organik tanpa memisahkan exist CO dari larutan sampel,
Kesimpulan :
1. Prinsip kerja sebuah TOC analyzer adalah dengan
mengoksidasi
TOC = TC - IC
PROGRAM VALIDASI
SISTEM
PENGOLAHAN AIR
2.
Kualifikasi Instalasi / IQ
3.
4.
5.
Dokumentasi
A.
Peralatan
Cataatan yang terkait dengan peralatan meliputi : Validasi proses dan
operasional serta monitoring rutin.
Selain itu perlu dicatat pada Kartu Pemeliharaan Peralatan :
Conductivity meter, TOC Analyzer, Termometer, Flow meter, Manometer
dll.
B.
Komponen Utama
Yang termasuk komponen utama adalah peralatan inti yang terdapat
dalam rangkuman proses pengolahan air, seperti : multimedia filter,
carbon filter, water softner, anti scalane dosing pump, sodium metabisulfit
dosing pump, Ultra filtration, RO, Mixed bed, ultra filtration, Lampu UV
(ultraviolet)
Deskripsi
2.
Nama pabrik
3.
4.
No. seri
5.
Tanggal pembelian
6.
Tanggal Instalasi
7.
Water Distribution
(Looping System)
2. Welding / Pengelasan
Dalam upaya meminimalisir bio-film
- Connection (sambungan
- Welding (pengelasan)
- Drainability / slope
- Material standar
Material surfaces
Mean
Avg. dev.
Ra
Ra Value
- tidak sama dengan derajat kehalusan permukaan pipa
- kekasaran permukaan rata-rata adalah area di antara roughness
profile dan garis pusat (center line) dibagi panjang area evaluasi
(normalnya diukur panjang 5 sample dengan panjang per sample
sama dengan satu irisan / cut off)
- pengukuran dilakukan dengan profilometer.
ASME BPE:
Acceptance Criteria for Welds on Tube
Misalignment
Incomplete
Concavity
Tack
Convexity
Cracks
Lack
of fusion
Undercut
Arc strikes
penetration
welds
Discoloration (weld bead)
Discoloration (Heat Affected
Zone)
Tungsten inclusions
Weld bead width
Welding basics
Discolouration
/ Oxidation
AWS D18.1:1999 (American Welding Society)
Specification for welding of austenitic stainless steel tube and pipe systems in sanitary
(hygienic) applications
Unacceptable
Acceptable
No. 1: 10
No. 3: 50
No. 5: 200
No. 2: 25
No. 4: 100
No. 6: 500
Higiene
Kebersihan Ruangan
Tingkat kebersihan ruangan sesuai dengan pembagian kelas sistem tata
udara. Pembersihan ruangan harus dilakukan periodik dengan frekuensi
yang terprogram dan jenis bahan / alat pembersih yang tertentu serta
desinfektan yang sesuai.
Dengan Alat
Vakum
Dengan Kain
Basah
Dengan Kain
Basah dan
Desinfektan
Dengan Sikat
Lantai
Keterangan
Setiap hari
setelah
dipakai
-----
----
Lantai setelah
dibersihkan
disemprot dengan
desinfektan; ganti
jenis desinfektan
tiap bulan
Jendela kaca
----
----
Setiap hari
----
----
Tirai Unit
LAF/Laminar Air Flow
----
----
Setiap hari
----
----
----
----
Setiap hari
----
----
----
----
Setiap hari
----
----
Meja
Dinding
Dengan Kain
Basah
Dengan Kain
Basah dan
Desinfektan
Dengan Sikat
Lantai
Keterangan
-----
Seminggu sekali
dengan
menggunakan
deterjen, setelah
itu dengan kain
pel yang
dibasahai
desinfektan
-----
----
------
-------
----
----
Lampu
Langit-langit
----
----
Seminggu sekali
----
----
Jendela, boven
----
Setiap hari
-----
----
----
----
Seminggu sekali
----
----
----
Seminggu sekali
----
----
Ruang kelas 3 :
Ruang timbang, ruang
sampling, ruang
proses
pengolahan,ruang
kemas primer, IPC,
koridor, cuci alat
Lantai & dinding
Dinding
Dengan Alat
Vakum
Setiap hari
dan bila
perlu pada
jam kerja
Keterangan
Dengan Alat
Vakum
Dengan Sikat
Lantai
Ruang kelas 4 :
Ruang
ganti/locker,gudang,kema
san sekunder
Lantai
Dinding
Toilet
kloset
Dinding porselen
Setiap hari
-----
Seminggu sekali
dengan
menggunakan
deterjen,
dilanjutkan dengan
lap yang dibasahi
dengan desinfektan
-----
----
------
Seminggu sekali
----
----
Setiap hari
----
------
----
----
----
------
Seminggu sekali
dengan bubuk
pembersih dan
desinfektan
----
----
----
-----
Setiap hari
----
----
----
------
------
----
-----
-----
Pakaian Pelindung
Pakaian yang dipakai harus sesuai dengan kelas kebersihan ruangan.
Untuk pakaian pelindung kelas 3 & 4 terdiri atas :
1. Topi pelindung rambut
2. Masker penutup mulut & hidung
3. Penutup telinga, khusus untuk operator mesin yang tingkat
kebisingannya tinggi, seperti : mesin tablet, coating pan.
4. Baju lengan panjang tanpa kantong
5. Celana panjang dengan ujung bertali karet
6. Sepatu karet
7. Sarung tangan karet
Pakaian tersebut harus dicuci bersih & diberi formalin saat menyimpan
Untuk pakaian pelindung kelas 1 & 2 sama dengan pakaian untuk kelas 3 & 4,
hanya saja ditambah kaca mata pelindung serta telah disterilkan dengan
autoclave pada 120C selama 2 jam.
Bahan dari pakaian pelindung kelas 1 & 2 terbuat dari serat sintetis yang
tahan panas & dan tidak mengeluarkan serat.
Setiap
1 tahun sekali
Sinar X (paru-paru)
Saluran pernafasan
Jenis Pemeriksaan
Pemeriksaan
- Sinar X paru, untuk mendeteksi infeksi paru (TBC)
- Pemeriksaan tinja, air seni dan darah, untuk mendeteksi infeksi saluran
cerna & kencing
- Pemeriksaan saluran pernafasan mendeteksi infeksi organ pernapasan
Higiene Perorangan
A. Latar belakang
Obat yang digunakan untuk memberantas penyakit dan melindungi
kesehatan. Dengan demikian obat itu sendiri harus bebas dari segala jenis
pencemaran. Salah satu sumber pencemaran adalah tubuh manusia yang
membawa banyak mikroba dan partikulat. Higiene perorangan hendaklah
dilaksanakan setiap orang yang memasuki daerah produksi termasuk
tamu, teknisi untuk perbaikan dan perawatan, staf menajemen,
pemerintah dan inspector pengawasan mutu, tenaga lepas dan personalia
instrutuktur. Setiap orang yang terlibat dalam pembuatan obat obat
hendaklah memenuhi syarat minimal di bidang kesehatan, melaksanakan
higiene perorangan dan memakai pakaian untuk melindungi diri dan
produk.
B. Penerapan higiene perorangan
Setiap orang yang terlibat dalam proses pembuatan hendaklah
menerapkan prinsip higiene perorangan yang meliputi :
1. Kesehatan
Setiap orang hendaklah tidak diperkenankan bekerja atau berada di
daerah produksi bila :
1.1. Mempunyai luka terbuka, bercak-bercak gatal, bisul atau penyakit kulit
1.2. Mengidap penyakit infeksi pada saluran pernapasan bagian atas, pilek, batuk,
alergi serbuk. Karyawan yang mengidap penyakit tersebut hendaklah melapor
kepada atasannya.
1.3. Mendapat pemeriksaaan kesehatan secara berkala.
1.4. Sesudah sembuh dari penyakit menular hendaklah diadakan pemeriksaan
kesehatan yang sesuai untuk menentukan kelayakan bekerja. Pengawasan
hendaklah tanggap terhadap gejala penyakit menular pada karyawan yang
bekerja di Bagian produksi,
2.
Kebersihan Perorangan
Tiap orang hendaklah melaksanakan kebiasaan kebersihan perorangan
seperti :
2.3. Rambut hendaklah dipotong pendek dan dipelihara agar senantiasa bersih
dan rapi. Dilarang menyisir disemua ruangan kecuali di ruang ganti pakaian.
2.4. Dilarang memakai perhiasan yang cenderung jatuh masuk ke dalam produk,
misalnya anting, kalung, dan perhiasan lain
2.5. Kosmetik hendaklah sesedikit mungkin.
Dilarang memakai bulu mata palsu dan berbagai bahan pembantu
kecantikan yang dapat jatuh ke dalam produk.
2.6. Dilarang berkuku panjang.
3.
Kebiasaan higienis
4.
Pakain bersih
Pakaian bersih digunakan baik untuk melindungi pelaksana produksi terhadap
produk maupun produk terhadap orang. Termasuk dalam hal ini adalah
pakaian dalam dan sepatu yang bersih.
4.1. Tiap orang yang berada di daerah produksi harus mengenakan pakaian
pelindung yang bersih yang khusus disediakan untuk keperluan tersebut.
4.2. pakaian kerja bersih dan pelindung lain seperti topi, sarung tangan, pelindung
kumis dan janggut, sarung lengan hendaklah dikenakan sesuai petunjuk.
4.3. Bila menangani bahan berbahaya atau mudah menguap hendaklah
mengenakan pakaian dan pelindung tambahan yang sesuai seperti tutup
kepala, masker pelindung terhadap debu, kaca mata pelindung.
4.4. Pakaian kerja tidak boleh digunakan di luar lingkungan pabrik.
Sanitasi Peralatan
Tata cara pembersihan peralatan
1. Peralatan harus dibersihkan segera setelah selesai digunakan
2. Untuk peralatan yang bisa dipindahkan sebaiknya dicuci di ruang cuci alat
3. Peralatan yang sudah dicuci harus segera dikeringkan dengan lap yang
bersih dan kering
4. Peralatan yang sudah dinyatakan bersih oleh QC harus disimpan diruang
peralatan bersih dan diberi penandaan BERSIH
STUDI KASUS
Sanitasi & Higiene
Studi kasus 1
Pada saat sedang proses tabletting, tiba-tiba terjadi
kerusakan pada mesin tablet yang dipakai.
Sesuai dengan asas sanitasi dalam persyaratan c-GMP,
tentukan langkah yang harus dilakukan agar terhindar dari
kontaminasi.
Penjelasan :
1.
Granul yang masih ada di Hoper maupun hasil tablet diberi wadah kantong plastik
rangkap terpisah, diberi zat pengering, ditutup rapat, diberi label identitas yang
jelas dan disimpan di ruang karantina.
2.
Teknisi dipanggil masuk ke lokasi produksi ybs, tetapi sebelum masuk grey area
harus mandi dengan sabun antiseptik dan berganti pakaian kerja khusus ruang
produksi yang bersih.
3.
Setelah selesai diperbaiki dan teknisi telah meninggalkan ruang produksi, mesin
tablet dan ruangan harus dibersihkan ulang dan divalidasi guna meyakinkan
bahwa tidak ada lagi sisa-sisa fat/oli pelumas, serat lap pembersih, bahan
pembersih serta sisa granul.
4.
Masin tablet dinyatakan Bersih & layak pakai bila telah divalidasi dan disahkan
oleh Quality Control (QC)
5.
Selanjutnya granul & tablet diambil dari ruang karantina dan dibawa ke ruang
tabletting. Granul diisi kembali ke dalam hoper dan mesin tablet di-set kembali
hingga tablet yang dihasilkan sesuai dengan kualifikasi yang seharusnya.
6.
Studi kasus II
Seorang karyawan produksi tablet antibiotika beta lactam
berniat buang air besar saat sedang bekerja di ruang
grey area. Sesuai persyaratan kebersihan & higiene
dalam c-GMP, tentukan langkah-langkah yang harus
dilakukan agar terhindar dari kontaminasi oleh kuman
E.Coli.
Penyelesaian :
1.
2.
3.
4.
9.
PENGELOLAAN
LIMBAH
INDUSTRI FARMASI
Dasar Hukum
Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang pengelolaan lingkungan
Hidup
Peraturan Pemerintah (PP) No. 27 tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) beserta petunjuk
pelaksanaannya
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 09
tahun 2000 tentang Pedoman penyusunan Analisis mengenai
Dampak Lingkungan Hidup
Keputusan Menteri Negara LH No. 17 tahun 2001 tentang jenis
usaha dan / atau kegiatan yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Keputusan MenLH No. 86 tahun 2002 tentang Pedoman
pelaksanaan Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL UPL)
Instansi
Yang bertanggung jawab
Pengumuman persiapan
AMDAL
Pemrakarsa/
Industri
Pengumuman RENCANA
USAHA / KEGIATAN
Saran, Pendapat,
Tanggapan
Penyusunan KA-ANDAL
KONSULTASI
Saran, Pendapat,
Tanggapan
Saran, Pendapat,
Tanggapan
Penilaian KA-ANDAL
Oleh Komisi AMDAL
Penilaian ANDAL, RKL, RPL
Oleh Komisi AMDAL
KEPUTUSAN
KELAYAKAN
Penyusunan ANDAL,
RKL, RPL
: Direktur pabrik
Supervisi
Pelaksana
Pemantauan :
Angka kebisingan dan getaran di dalam dan diluar area pabrik
Kebisingan
: Max 65 dB
Getaran
: Max 7,5 Hz
Sprayer
Aksial
Fan
Dari Ruang Produksi
Pompa
Ke IPAL
Aksial Fan
5. Bak Aerasi
Pada awalnya dibak aerasi diberikan starter sludge (Lumpur aktif). Bak
aerasi dilengkapi dengan aerator yang menghasilkan udara yang ditembakkan
pada
bak aerasi. Tembakan udara dilakukan untuk menyediakan oksigen yang
dibutuhkan mikroorganisme pada proses biodegradasi.
6. Bak Pengendap / sedimentasi
Bak ini digunakan untuk proses pengendapan lumpur aktif sehingga
terpisah dari air. Air yang telah jernih dialirkan ke bak kontrol ikan (8). Lumpur
yang telah
mengendap dikembalikan ke bak aerasi untuk menjaga
kestabilan
mikroorganisme pada bak aerasi, atau bila jumlah lumpur terlalu
banyak maka l
umpur dibuang ke bak pengering lumpur (7) untuk dikeringkan
dan selanjutnya dibakar pada incinerator.