PAPER
Disusun Oleh:
SALVILIA FITRI DYASTINI PUTRI
140100195
Supervisor:
Dr. dr. Masitha Dewi Sari, M.Ked(Oph), Sp.M(K)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan paper berjudul ”Anatomi dan Fisiologi Lensa”. Paper ini disusun
sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan Profesi
Dokter (P3D) di Departemen Ilmu Kesehatan Mata Rumah Sakit Universitas
Sumatera Utara.
Dalam proses penyusunan paper ini, penulis menyampaikan penghargaan
dan terima kasih kepada Dr. dr. Masitha Dewi Sari, M.Ked(Oph), Sp.M(K) selaku
supervisor pembimbing yang telah membimbing dan membantu penulis selama
proses penyusunan paper.
Penulis menyadari bahwa penulisan paper ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan penulisan paper di kemudian hari. Akhir kata, semoga paper ini dapat
memberikan manfaat dan dapat menjadi bahan rujukan bagi penulisan ilmiah di
masa mendatang.
Medan, 13 Mei
2020
Penulis
i
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : SALVILIA FITRI D. PUTRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100195
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................1
2.1 Embriologi Lensa......................................................................................1
2.1 Anatomi Lensa..........................................................................................1
2.3 Fisiologi Lensa..........................................................................................1
2.4 Pemeriksaan Lensa....................................................................................1
2.5 Kelainan pada Lensa.................................................................................1
BAB III KESIMPULAN..........................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................1
ii
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : SALVILIA FITRI D. PUTRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100195
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
iii
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : SALVILIA FITRI D. PUTRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100195
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
..............................................................................................
..............................................................................................
10
Gambar 7 Skema hipotesis pump-leak pada lensa
..............................................................................................
..............................................................................................
13
Gambar 8 Skema ringkas dari metabolisme glukosa di dalam lensa
..............................................................................................
..............................................................................................
14
Gambar 9 Beberapa tanda dari tipe-tipe katarak senile yang dapat
dijumpai pada pemeriksaan
..............................................................................................
..............................................................................................
15
Gambar 10 Skema bayangan iris pada katarak immatur
..............................................................................................
..............................................................................................
16
Gambar 11 Pemeriksaan slit-lamp
..............................................................................................
..............................................................................................
16
Gambar 12 Kriteria Lens Opacity Classification System (LOCS) III
..............................................................................................
..............................................................................................
17
Gambar 13 Koloboma (kiri) dan anterior lentikonus (kanan)
..............................................................................................
..............................................................................................
19
Gambar 14 Posterior lentikonus (kiri) dan spherophakia (kanan)
..............................................................................................
..............................................................................................
19
iv
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : SALVILIA FITRI D. PUTRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100195
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
v
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : SALVILIA FITRI D. PUTRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100195
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
1
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : SALVILIA FITRI D. PUTRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100195
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
penurunan penglihatan akibat kondisi ini. Hampir 90% dari kasus kebutaan akibat
katarak dijumpai di negara berkembang.3,5
Kelainan pada lensa juga dapat berupa pergeseran lensa dari posisinya
yang normal akibat ruptur parsial ataupun komplit dari zonula. Pergeseran posisi
lensa dapat berupa kongenital, akibat trauma, ataupun akibat pergeseran spontan
atau pergeseran konsekutif. Selain itu, kelainan pada lensa dapat berupa anomali
kongenital.6
Gejala akibat gangguan pada lensa utamanya berupa gejala penglihatan.
Keluhan seperti penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas jarak dekat
akibat daya akomodasi yang menurun seiring dengan pertambahan usia
(presbiopia). Kekeruhan lensa (katarak) akan mengakibatkan penglihatan jarak
dekat dan jarak jauh yang kabur. Selain itu, dislokasi total lensa dari aksis visual
ataupun tindakan bedah berupa pengangkatan lensa dapat mengakibatkan aphakic
refractive state, dimana penglihatan yang kabur diakibatkan oleh kehilangan lebih
dari sepertiga kekuatan refraksi mata.4
Banyak area dari fisiologi dan biokimia lensa yang menjadi bahan
penelitian aktif dan hingga saat ini tidak ada terapi medis yang dapat mencegah
terjadinya ataupun progresi dari katarak pada mata yang sehat, dan teori mengenai
terjadinya katarak dan penanganannya yang inovatif masih kontroversial.
Meskipun telah diketahui berbagai faktor risiko dari terjadinya katarak, data untuk
mengembangkan pedoman/guidelines pengurangan risiko katarak masih tidak
meyakinkan. Prevalensi gangguan pada lensa dan pengembangan yang terus
menerus dalam penanganannya membuat pengetahuan dasar dan klinis dari
struktur ini sebagai komponen penting dalam studi ilmu kesehatan mata.5
2
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : SALVILIA FITRI D. PUTRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100195
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : SALVILIA FITRI D. PUTRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100195
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : SALVILIA FITRI D. PUTRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100195
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : SALVILIA FITRI D. PUTRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100195
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 3. Sutura berbentuk Y yang terbentuk selama embriogenesis, terlihat pada lensa mata
6
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : SALVILIA FITRI D. PUTRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100195
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Anterior dari lensa adalah aqueous dan pada posterior dari lensa yaitu
vitreous.3,5,10
Gambar 4. Potongan melintang dari lensa, menunjukkan hubungan lensa dengan struktur mata di
sekitarnya5
7
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : SALVILIA FITRI D. PUTRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100195
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Komponen dari lensa adalah kapsul, epitel, korteks, dan nukleus. Lensa
terdiri dari kapsula elastis yang membungkus lensa, epitel kuboid yang terbatas
pada permukaan anterior lensa, dan fibrae lentis yang dibentuk dari epitel kuboid
pada equator lentis. Fibrae lentis menyusun bagian terbesar lensa.13
Kapsul lensa merupakan basement membrane yang tebal dan halus,
diproduksi oleh epitel lensa dan lens fibres. Kapsul lensa melapisi seluruh
permukaan lensa. Kapsul ini memiliki ketebalan yang berbeda-beda pada
permukaan anterior dan posterior yang berdekatan dengan ekuator, yaitu sekitar
20 μm, dengan bagian paling tipis pada kutub posterior sekitar 3 μm. Pada
anterior, di bawah kapsul lensa terdapat epitel lensa. Kapsul lensa merupakan
struktur aselular elastis yang terdiri dari serat kolagen tipe IV. Zonule berjalan
dari prosesus siliaris dan berfusi pada lapisan luar dari kapsul. Fungsi utama dari
kapsul adalah membentuk lensa sebagai respon dari peregangan pada zonula.
Kapsul juga berfungsi sebagai penahan untuk migrasi vitreous ke depan
selama/setelah ekstraksi lensa.9,14
8
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : SALVILIA FITRI D. PUTRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100195
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Epitel lensa terletak pada bagian anterior dan disusun oleh sel kuboid
selapis yang pada daerah ekuator berubah menjadi kolumnar. Epitel lensa menurut
fungsinya dibagi menjadi dua zona, yaitu zona ekuator dan zona nonekuator. Zona
ekuator secara aktif berproliferasi dan berdifferensiasi menjadi lens cell fibres
yang akan berpindah ke arah meridian. Proses ini berlangsung seumur hidup,
sehingga sel-sel yang terbentuk sebelumnya akan terdorong ke arah dalam.
Pemanjangan sel secara progresif ke anterior menyebabkan inti sel berpindah ke
anterior, sehingga posisinya mendekati sel epitel di permukaan. Pergerakan inti
sel ke anterior akan membentuk suatu gambaran inti sel yang disebut lens bow.
Zona nonekuator berfungsi untuk traspor zat terlarut antara lensa dan aqueous
humor. Zona nonekuator juga mensekresi material kapsular.6,9,14
Sel epitel yang memanjang membentuk lens fibres yang memiliki bentuk
sruktural yang kompleks. Lens fibres yang matur adalah sel yang telah kehilangan
intinya. Ketika terbentuk lens fibres yang baru, maka lens fibres akan berkumpul
dan tersusun rapi dengan lens fibres yang telah terbentuk sebelumnya, dengan
lapisan yang paling tua terletak di bagian tengah. Korteks merupakan bagian
perifer yang terdiri dari lens fibres yang paling muda. Nukleus merupakan bagian
tengah dari lensa yang mengandung lens fibres yang paling tua. Bergantung pada
periode perkembangannya, terdapat beberapa zona pada nukleus lensa, yaitu:6
- Nukleus embrionik. Merupakan bagian paling dalam dari nukleus
yang paling dalam yang merupakan lensa yang terbentuk pada 3 bulan
pertama masa gestasi. Terdiri dari primary lens fibres yang terbentuk
oleh elongasi sel dari dinding posterior vesikel lensa.
- Nukleus fetal. Terletak mengelilingi nukleus embrionik dan
merupakan lensa yang terbentuk sejak 3 bulan masa gestasi hingga
lahir. Seratnya bertemu pada sutura yang membentuk Y tegak pada
anterior dan membentuk Y terbalik pada posterior.
- Nukleus infantil. Merupakan lensa yang terbentuk sejak lahir hingga
masa pubertas.
- Nukleus dewasa. Merupakan lensa yang terbentuk setelah masa
pubertas hingga seumur hidup.
9
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : SALVILIA FITRI D. PUTRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100195
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 6. Proses akomodasi lensa untuk memfokuskan bayangan pada retina: a, lensa menjadi
mendatar untuk melihat pada jarak jauh dimana otot siliaris mengalami relaksasi sehingga serabut
zonula menjadi tegang; b, untuk melihat objek yang lebih dekat otot siliaris berkontraksi dan
mengakibatkan relaksasi pada serabut zonula sehingga bentuk lensa menjadi lebih sferis15
10
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : SALVILIA FITRI D. PUTRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100195
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : SALVILIA FITRI D. PUTRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100195
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : SALVILIA FITRI D. PUTRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100195
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : SALVILIA FITRI D. PUTRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100195
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
- Jalur sorbitol: pada lensa yang normal jalur ini relatif tidak terjadi,
namun jalur ini sangat penting dalam proses terjadinya katarak pada
pasien diabetes dan galaktosemia.
Layaknya sistem biologis lainnya, lensa tidak luput dari stres oksidatif
yang disebabkan oleh molekul oksigen dan radikal bebas. Radikal bebas ini sangat
reaktif dan dapat merusak lens fibres. Lensa memiliki mekanisme protektif
terhadap kerusakan oksidatif yang diakibatkan oleh anion superoksida (O 2-),
14
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : SALVILIA FITRI D. PUTRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100195
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 9. Beberapa tanda dari tipe-tipe katarak senile yang dapat dijumpai pada pemeriksaan 6
15
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : SALVILIA FITRI D. PUTRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100195
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Biomikroskopi slit-lamp
Merupakan instrumen magnifikasi optik yang utamanya digunakan untuk
memeriksa segmen anterior dari bola mata. Bila dikombinasikan dengan
lensa tambahan seperti lensa Hruby, lensa dengan diopter +90, lensa
dengan diopter +78, atau lensa Goldmann 3-mirror, dapat digunakan untuk
memeriksa segmen posterior bola mata. Hampir keseluruhan jaringan
segmen anteriot dapat dilihat dengan menggunakan slit-lamp saja, kecuali
sudut kamera anterior dan pernukaan posterior iris.18,19
16
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : SALVILIA FITRI D. PUTRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100195
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : SALVILIA FITRI D. PUTRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100195
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : SALVILIA FITRI D. PUTRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100195
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
19
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : SALVILIA FITRI D. PUTRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100195
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Katarak
Katarak merupakan kekeruhan pada lensa ataupun kapsulnya yang
mengakibatkan gangguan penglihatan. Katarak dapat diklasifikasikan
menjadi:
- Katarak kongenital atau developmental, yaitu katarak yang terjadi
pada saat lahir atau terjadi segera setelah lahir.
- Katarak yang didapat
Senile
Traumatik
Komplikasi (akibat kelainan okular lainnya)
Sekunder (akibat kelainan sistemik)
Toksik (akibat zat ataupun obat-obatan)
Gambar 16. Katarak pada rubella kongenital (kiri) dan katarak senile matur bilateral (kanan) 3
20
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : SALVILIA FITRI D. PUTRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100195
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : SALVILIA FITRI D. PUTRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100195
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III
KESIMPULAN
22
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : SALVILIA FITRI D. PUTRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100195
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : SALVILIA FITRI D. PUTRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100195
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA
24
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NAMA : SALVILIA FITRI D. PUTRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100195
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
25