PAPER
Lens-Induced Glaucoma
Disusun oleh :
SITI NOR FAZLINA
140100240
Supervisor :
Dr. dr. Rodiah Rahmawaty Lubis, M.Ked(Oph), Sp.M(K)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih,
berkat, dan penyertaanNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Lens-Induced Glaucoma”. Penulisan makalah ini adalah salah satu syarat untuk
menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan Profesi Dokter di
Departemen Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Dr. dr.
Rodiah Rahmawaty Lubis, M.Ked(Oph), Sp.M(K) selaku Pembimbing yang telah
memberikan arahan dalam penyelesaian makalah ini. Dengan demikian diharapkan
makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dalam sistem pelayanan kesehatan
secara optimal.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan dalam penulisan makalah selanjutnya.
Penulis
i
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
NAMA: Siti Nor Fazlina Binti Noorisam
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100240
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 3
2.1 Anatomi Lensa ............................................................................................ 3
2.1.1 Kapsul................................................................................................ 3
2.1.2 Serat Zonula ...................................................................................... 4
2.1.3 Epitel ................................................................................................. 4
2.1.4 Korteks dan Nukleus ......................................................................... 4
2.2 Anatomi Dan Fisiologi ............................................................................... 5
2.2.1 Anatomi Aquos Humor ..................................................................... 5
2.2.2 Fisiologi Aqueos Humor ................................................................... 6
2.3 Glaukoma .................................................................................................... 7
2.3.1 Etiologi Glaukoma .......................................................................... 10
2.3.2 Klasifikasi Glaukoma ...................................................................... 10
2.3.3 Patofisiologi Glaukoma Sekunder ................................................... 11
2.4 Lens Induced Glaucoma ............................................................................ 11
2.4.1. Definisi ........................................................................................... 11
2.4.2 Klasifikasi........................................................................................ 12
2.4.3 Lens-Induced Glaucoma Sudut Terbuka ......................................... 12
2.4.3.1 Phacolytic Glaucoma (Glaukoma Fakolitik) ...................... 12
2.4.3.1.1 Patoginesis ........................................................... 12
2.4.3.1.2 Manifestasi Klinis ................................................ 12
2.4.3.1.3 Diagnosis .............................................................. 13
2.4.3.1.4 Tatalaksana........................................................... 13
ii
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
NAMA: Siti Nor Fazlina Binti Noorisam
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100240
iii
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
NAMA: Siti Nor Fazlina Binti Noorisam
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100240
DAFTAR GAMBAR
Halaman
iv4v
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
NAMA: Siti Nor Fazlina Binti Noorisam
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100240
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Glaukoma adalah suatu neuropati kronik di dapat yang ditandai oleh
pencengkungan (cupping) diskus optikus dan pengencilan lapangan pandang
biasanya disertai dengan peningkatan tekanan intraokuler. Glaukoma
diklasifikasikan atas sudut terbuka dan sudut tertutup serta primer dan sekunder.1
Glaukoma merupakan penyebab kebutaan ketiga di amerika serikat dan
merupakan penyebab kebutaan terbanyak pada orang amerika berkulit hitam.
80.000-160.000 orang amerika dinyatakan buta secara hukum sebagai akibat
glaukoma.2
Glaukoma diklasifikasikan menjadi glaukoma primer dan sekunder.
Glaukoma primer tidak dihubungkan dengan gangguan okuli atau sistemik yang
menyebabkan peningkatan resistensi aliran aqueous atau penutupan sudut, kelainan
ini biasanya mengenai kedua mata. Berbeda dengan glaukoma sekunder yang
berhubungan dengan gangguan okuli atau sistemik yang bertanggung jawab
terhadap penurunan aliran aqueous, biasanya asimetris atau unilateral. Kelainan
okuli yang sering menyebabkan glaukoma sekunder seperti katarak yang
menginduksi terjadinya lens induced glaucoma.2
Lens induced glaucoma adalah glaukoma yang terjadi karena peningkatan
TIO yang disebabkan oleh beberapa gangguan pada lensa. Angka kejadian lens
induced glaucoma yang pernah dilaporkan yaitu sekitar 2,4%, 78% diantaranya
merupakan glaukoma fakomorfik dan 22% glaukoma fakolitik.3
Patologi pada lensa dapat menyebabkan glaukoma sudut terbuka atau
tertutup dan sering kombinasi keduanya. Glaukoma sudut terbuka terjadi karena
adanya hambatan aliran aqueous oleh material lensa dan debris inflamasi, seperti:
langsung, seperti: fakomorfik glaukoma dan ectopia lentis. Dan kelainan sudut
51
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
NAMA: Siti Nor Fazlina Binti Noorisam
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100240
terbuka dapat menjadi glaukoma sudut tertutup apabila terjadi inflamasi yang
62
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
NAMA: Siti Nor Fazlina Binti Noorisam
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100240
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
Gambar 1. Potongan melintang lensa kristal manusia, menunjukkan hubungan lensa dengan
struktur okular di sekitarnya.2
2.1.1 Kapsul
Kapsul lensa bersifat elastis, dasar membran yang transparan di bentuk
oleh kolagen tipe IV dan berada di atas sel epitel. Kapsul berisikan substansi lensa
dan dapat menyesuaikan bentuk ketika terjadi perubahan akomodasi. Pada lapisan
terluar dari kapsul lensa, zonular lamella, juga berperan pada perlekatan serat zonul.
Bagian anterior lensa paling tebal, bagian posterior preequtorial zone dan bagian
sentral posterior adalah bagian paling tipis. Bagian anterior kapsul lensa akan
37
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
NAMA: Siti Nor Fazlina Binti Noorisam
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100240
2.1.3 Epitel
Sel epitel lensa mengalami metabolisme dan berbagai aktivitas layaknya
sel –sel normal yang lain, termasuk biosintesis dari DNA, RNA, protein dan lipid
selain itu sel epitel lensa juga menghasilkan adenosine triphospate untuk memenuhi
kebutuhan energi.6
Gambar 2. Skema lensa mamalia pada penampang. Panah menunjukkan arah migrasi sel dari epitel
ke korteks.2
48
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
NAMA: Siti Nor Fazlina Binti Noorisam
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100240
59
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
NAMA: Siti Nor Fazlina Binti Noorisam
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100240
10
6
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
NAMA: Siti Nor Fazlina Binti Noorisam
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100240
grading Shaffer.9
711
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
NAMA: Siti Nor Fazlina Binti Noorisam
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100240
8
12
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
NAMA: Siti Nor Fazlina Binti Noorisam
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100240
2.3. Glaukoma
Glaukoma merujuk kepada sekelompok penyakit yang umumnya
memiliki karakteristik neuropati optik yang disertai dengan hilangnya fungsi
penglihatan. Walaupun peningkatan tekanan intraokuler termasuk faktor risiko
utama, tapi gejala ini sendiri dapat ada ataupun tidak pada glaukoma. Faktor-faktor
yang menentukkan terjadinya peningkatn TIO adalah:
1. Rata-rata produksi aquos humor oleh badan siliar.
2. Adanya resistensi dari outflow aquos humor.
3. Tekanan vena pada episclera.
4. Faktor general adalah: riwayat keturunan, usia jenis kelamin, variasi diurnal,
posisi, tekanan darah dan anestesi umum.1
13
99
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
NAMA: Siti Nor Fazlina Binti Noorisam
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100240
10
10
14
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
NAMA: Siti Nor Fazlina Binti Noorisam
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100240
11
15
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
NAMA: Siti Nor Fazlina Binti Noorisam
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100240
2.4.2 Klasifikasi.
Lens-induced glaucoma sudut terbuka dibagi atas 3 bagian:
1. Phacolytic glaucoma.
2. Lens particle glaucoma
3. Phacoantigenic glaucoma.
Sedangkan lens-induced glaucoma sudut tertutup dibagi atas 2 bagian:
1. Phacomorphic glaucoma.
2. Ectopia Lentis.16
12
16
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
NAMA: Siti Nor Fazlina Binti Noorisam
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100240
intraokular tinggi, katarak hipermatur atau Morgagnian, bilik mata depan yang
dalam. Pada pemeriksaan camera oculi anterior dapat terlihat adanya material
lensa, cells dan ‘flare’.1718
2.4.3.1.3 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan secara klinis yaitu melalui gejala klinis dan
pemeriksaan mata. Pemeriksaan menggunakan gonioskopi dapat menujukkan sudut
camera oculi anterior yang terbuka. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan
adalah pemeriksaan mikroskopik pada cairan di bilik mata depan yang dapat
menunjukkan adanya High Molecular Weight protein serta sel-sel makrofag.17
2.4.3.1.4 Tatalaksana
Tatalaksana pada fakolitik glaukoma yaitu dengan menggunakan topikal
steroid, topikal aqueous supresan, sistemik carbonic anhydrase inhibitor atau agen
hiperosmotik dengan tujuan untuk menurunkan TIO dan inflamasi. Terapi definitif
dari fakolitik glaukoma yaitu dengan cara ekstraksi katarak. Operasi ekstraksi
katarak yang dapat digunakan antara lain Extracapsular Cataract Extraction dan
Intracapsular Cataract Extraction.17,18
13
17
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
NAMA: Siti Nor Fazlina Binti Noorisam
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100240
2.4.3.2.3 Diagnosis
Gejala klinis berupa mata nyeri, merah, dan pandangan kabur. Pada
pemeriksaan ditemukan peningkatan TIO dan adanya material korteks lensa pada
K0A disertai tanda inflamasi seperti edema kornea, keratic precipitates, hipopion,
sinekia anterior atau posterior.16,20
14
18
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
NAMA: Siti Nor Fazlina Binti Noorisam
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100240
2.4.3.2.4 Tatalaksana
Prinsip pada manajemen glaukoma akibat partikel lensa adalah
denganmenurunkan TIO serta menghilangkan penyebabnya dengan irigasi dan
aspirasi partikel lensa tersebut. Farmakoterapi yang dapat diberikan yaitu anti-
glaukoma untuk mengontrol TIO, steroid topikal untuk mengurangi inflamasi, agen
hiperosmotik, obat cycloplegic, serta midriatic untuk mencegah sinekia. Jika
partikel lensa tersebut tidak dapat diresorbsi karena jumlahnya yang besar di K0A
dan TIO yang tidak dapat dikontrol, terapi pembedahan dapat menjadi pilihan yaitu
dengan anterior chamber wash-out. 16,20
15
19
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
NAMA: Siti Nor Fazlina Binti Noorisam
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100240
2.4.3.3.3 Tatalaksana
Terapi awal untuk glaukoma fakoantigenik adalah mengontrol tekanan
intraokular dengan obat penurun TIO dan untuk mengurangi inflamasi
menggunakan steroid topikal. Jika farmakoterapi tidak berhasil, dapat dilakukan
pembedahan mengangkat material residu lensa.16
16
20
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
NAMA: Siti Nor Fazlina Binti Noorisam
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100240
2.4.4.1.2 Diagnosis
Glaukoma fakomorfik didiagnosis dengan adanya nyeri mata, riwayat
penurunan penglihatan, bukti pembentukan katarak dewasa (slit-lamp exam),
penutupan sudut (gonioscopy), dan peningkatan tekanan intraokular (tonometri
applanation) pada mata yang terkena. Faktor pembeda antara penutupan sudut
primer dan penutupan sudut fakomorfik adalah adanya lensa katarak intumescent
dan keberadaan cell dan flare. Pengukuran panjang aksial (biasanya pendek dalam
phacomorphic) dan catatan refraksi juga dapat membantu dalam membedakan
antara dua kondisi.16
Dalam penutupan sudut primer mata sesama memiliki ruang anterior
dangkal, tetapi pada glaukoma phacomorphic, sesama mata biasanya memiliki
kedalaman ruang anterior normal atau pseudophakia.16
17
21
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
NAMA: Siti Nor Fazlina Binti Noorisam
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100240
2.4.4.1.3 Tatalaksana
Tatalaksana awal ditujukkan untuk menurunkan tekanan intraokular
dengan aqueous supresan seperti obat golongan beta bloker, carbonic anyhdrase
inhibitor dan alfa-2 agonis atau agen hiperosmotik seperti IV mannitol 20% dengan
dosis 0.5-2.0 g/kgBB. Contoh obat golongan beta blocker:
1. Timolol maleate 0.25% atau 0.50% 1-2 kali sehari.
2. Betaxolol 0.25% 2 kali sehari.
3. Metipranolol 0.3% 2 kali sehari.13,17
Contoh obat golongan alfa-2 agonis :
1. Apraclonidine 0.5% atau 1.0% 2-3 kali sehari.
2. Brimonidine tartrate 0.2% 2-3 kali sehari. 13,17
Contoh obat golongan carbonic anhydrase inhibitor :
1. Acetazolamide oral 500mg dengan dosis 2 kali sehari
2. Dorzolamide topikal 2% dengan dosis 2-3 kali sehari. 13,17
Jika tekanan intraokular tidak menurun maka dapat dilakukan tindakan
seperti gonioplasti dengan argon laser atau iridotomi dengan Nd:YAG laser.
Tindakan laser iridotomi direkomendasikan berdasarkan derajat dari edema
kornea. Apabila tekanan intraokular dan inflamasi sudah terkontrol, maka terapi
definitif untuk ekstraksi katarak dapat dilakukan.13,17
18
18
22
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
NAMA: Siti Nor Fazlina Binti Noorisam
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100240
23
19
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
NAMA: Siti Nor Fazlina Binti Noorisam
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100240
2.4.4.2.3 Tatalaksana
Tatalaksana dari glaukoma akibat ectopia lentis tergantung pada derajat
dislokasi lensa dan gejala yang timbul. Untuk kasus ringan dengan gejala
penglihatan yang buram tanpa disertai dengan pupillary block glaukoma, dapat
diberikan kacamata atau lensa kotak untuk koreksi. Namun jika sudah terjadi
pupillary block glaukoma maka obat-obatan untuk menurunkan tekanan intraokular
seperti obat golongan beta-blocker, carbonic anhydrase inhibitor, alfa adrenergic
dapat diberikan dan tindakan laser iridotomy untuk mencegah rekurensi dari
pupillary block glaucoma. Tindakan ekstraksi lensa diindikasikan apabila terjadi
dislokasi anterior total.16
Gambar 14. Ectopia lentis: dislokasi lensa ke dalam ruang anterior melalui pupil yang membesar.2
24
20
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
NAMA: Siti Nor Fazlina Binti Noorisam
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100240
Gambar 15. Ectopia lentis karena microspherophakia. Lensa (panah) terperangkap di bagian depan
oleh pupil, menghasilkan iris bombé dan pendangkalan dramatis dari ruang anterior.2
21
25
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
NAMA: Siti Nor Fazlina Binti Noorisam
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100240
26
22
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
NAMA: Siti Nor Fazlina Binti Noorisam
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100240
BAB III
KESIMPULAN
23
27
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
NAMA: Siti Nor Fazlina Binti Noorisam
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100240
DAFTAR PUSTAKA
24
28
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
NAMA: Siti Nor Fazlina Binti Noorisam
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100240
https://eyewiki.org/Primary_vs._Secondary_Angle_Closure_Glaucoma.
[Diaksess pada 7 Juni 2020]
13. Papaconstantinou D, Georgalas I, Kourtis N, et al. Lens-induced glaucoma in
the elderly. Clinical Interventions in Aging 2009;4:331-336. Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2722872/ [Diaksess pada 7
Juni 2020]
14. Friedman, NJ. Review of Ophthalmology: Pharmacology. 1st Edition.
Philadelphia. Elsevier Saunders. 2003. Hal. 21-32
15. Kanski, JJ. Clinical Ophthalmology: A Systematic Approach. 5th Edition.
USA. McGraw-Hill. 2003. Hal: 377-378
16. Luna, G. Eliassi-Rad, B. Lens Induced Glaucomas in American academy of
opthalmology. Eyewiki. Available at:
https://eyewiki.org/Lens_Induced_Glaucomas#Introduction . [Diaksess pada
7 Juni 2020]
17. Laurenti K, and Salim S. 2020. Lens-Induced Glaucoma: Diagnosis and
Management in American Academy of Ophthalmology EyeNet Magazine.
Available at: https://www.aao.org/eyenet/article/lens-induced-glaucoma-
diagnosis-management?ref [Diaksess pada 7 Juni 2020]
18. Ahmad S. Acute Lens Induced Glaucomas: A review. Journal of Acute
Disease. 2017; 6(2) : 47-52. Available at:
http://journals.hainmc.edu.cn/jad/article/abstract/20170201. [Diaksess pada 7
Juni 2020]
19. Mavrakanas N, Axmann S, Issum CV, Schutz JS, Shaarawy T. Phacolytic
glaucoma: are there 2 forms? J Glaucoma 2012; 21: 248-9. Available at:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/21423037/ [Diaksess pada 7 Juni 2020]
20. Kee C, Lee S. Lens particle glaucoma occurring 15 years after cataract
surgery. Korean J 0phthalmol. 2001 Dec;15(2):137-9. Available at:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/11811582/ [Diaksess pada 7 Juni 2020]
25
29
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
NAMA: Siti Nor Fazlina Binti Noorisam
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NIM : 140100240
21. Allingham RR, Damji KF, Freedman SF, Moroi SE, Rhee DJ, Shields MB.
Shields textbook of glaucoma. Lippincott Williams & Wilkins; 2012 Mar 28.
Hal. 409-509
22. Kaiser PK, Friedman NJ. 2009. The Massachusetts Eye and Ear Infirmary
Illustrated Manual of Ophtahalmology. Third Edition. Elsevier Inc. Hal: 314-
315
30
26
26