PAPER
IRIS MELANOMA
Disusun oleh :
Yuri Shabrina Susani
120100355
Supervisor :
Dr. dr. Rodiah R. Lubis, M.Ked (Oph), Sp.M (K)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah “Iris Melanoma”
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan kepaniteraan klinik senior di
Departemen Ilmu Penyakit Mata RSUP H. Adam Malik Medan.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. dr.
Rodiah R. Lubis, M.Ked (Oph), Sp.M (K) selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan masukan dan saran dalam penyusunan
makalah ini.
Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah untuk memberikan informasi
mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan Iris Melanoma. Dengan
demikian diharapkan makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dalam
proses pembelajaran serta diharapkan mampu berkontribusi dalam sistem
pelayanan kesehatan secara optimal.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan makalah dimasa yang akan datang. Akhir kata, penulis mengucapkan
terima kasih.
Penulis
i
PAPER NAMA : YURI SHABRINA S
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 120100355
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
DAFTAR ISI
Halaman
ii
PAPER NAMA : YURI SHABRINA S
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 120100355
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
LAMPIRAN
iii
PAPER NAMA : YURI SHABRINA S
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 120100355
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Penampang Melintang Mata ........................................................ 3
Gambar 2 Anatomi Lensa Mata .................................................................... 6
Gambar 3 Traktus Uveal. .............................................................................. 7
Gambar 4 Melanoma Iris .............................................................................. 10
Gambar 5 Amelanotic Melanoma Iris ........................................................... 11
Gambar 6 Gambaran Ultrasound biomicroscopy ......................................... 12
iv
PAPER NAMA : YURI SHABRINA S
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 120100355
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
DAFTAR TABEL
Halaman
v
PAPER NAMA : YURI SHABRINA S
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 120100355
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1
PAPER NAMA : YURI SHABRINA S
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 120100355
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
melanoma iris hanya 7 persen. Metastasis pada iris melanoma berkaitan dengan
keterlibatan ekstraokular dan peningkatan tekanan intraokular.5
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan paper yang berjudul “Iris Melanoma” ini antara lain :
1. Membahas mengenai definisi, epidemiologi, etiologi, manifestasi klinis,
diagnosis, penatalaksanaan, dan prognosis iris melanoma.
2. Menyelesaikan tugas kepaniteraan klinik senior di Departemen Ilmu Penyakit
Mata RSUP H. Adam Malik Medan.
1.3 Manfaat
Hasil paper ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah wawasan,
baik bagi penulis maupun pembaca terkait dengan iris melanoma serta dapat
menjadi sumber referensi untuk makalah selanjutnya.
2
PAPER NAMA : YURI SHABRINA S
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 120100355
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bagian yang termasuk dalam struktur interior bola mata terdiri dari
aqueous humor, iris, lensa, vitreous humor, badan siliar dan koroid. Traktus uveal
merupakan jaringan vaskular pembungkus bola mata, yang terletak diantara sklera
dan jaringan neuroepitel, yang terdiri dari iris, badan siliar dan koroid.6,7,8,9
3
PAPER NAMA : YURI SHABRINA S
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 120100355
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
2.1.1. Kornea
Kornea merupakan lapisan yang jernih dan transparan yang berada
dibagian depan mata. Kornea merupakan media refraksi utama pada bola mata.
Lapisan kornea merupakan lapisan avaskular yang terdiri dari 5 lapis.
a. Lapisan epitel merupakan lapisan yang tersusun atas epitel skuamosa
bertingkat non-keratinosa (5-6 lapis sel). Lapisan ini memiliki
sensitivitas yang tinggi terhadap beberapa serabut akhir saraf dan
memiliki kemampuan regenerasi yang baik.
b. Membrane Bowman merupakan membran yang astruktural dan
aselular.
c. Substansi propia (stroma) membentuk 90% dari total ketebalan kornea.
Jaringan ikat penyusun lapisan ini membentuk struktur yang saling
menyilang dengan sudut 90º. Jaringan ikat pada stroma merupakan
fibrin tipe I, III, V, dan VII serta jaringan ikat kolagen.
d. Membran Descement merupakan lapisan astruktural, homogen, dan
memiliki ketebalan sekitar 3-12 mikron. Lapisan ini tersusun atas zona
band anterior dan zona non-band postrior. Membran Descement kaya
akan jaringan ikat kolagen tipe IV.
e. Endothelium merupakan satu lapis sel kuboid dan hexagonal simpleks
yang tersusun pada permukaan bagian dalam kornea. Endothelium
terbentuk dari sel ke stroma. Karena kornea merupakan struktur
avaskular maka untuk nutrisi kornea berasal dari difus pada lapisan
endothelium.6,10
2.1.3. Iris
Iris merupakan suatu diafragma kontraktil yang tipis, berpigmen dan
memiliki apartura sentral yang disebut pupil. Otot-otot iris bersifat involunter dan
terdiri dari serabut radial dan sirkuler yang berfungsi sebagai dilator dan sfingter
pupil secara berturut-turut.8,12
2.1.4. Lensa
Merupakan struktur transparan, bikonveks yang terbungkus dalam
membran transparan. Lensa dihubungan dengan korpus siliar oleh prosesus siliaris
melalui ligamentum suspensorium.7,8
Lensa memiliki indeks refraksi sebesar 1,4 pada bagian sentral dan 1,36
pada bagian perifer. Pada keadaan nonakomodasi, daya bias lensa adalah
sekitar15 - 20 dioptri dan pada saat berakomodasi dapat mencapai 60 dioptri.
Lensa mengalami perubahan bentuk dan ukuran sepanjang kehidupan dimana
lensa menjadi semakin tebal pada bagian korteks dan semakin melengkung,
sehingga mata menjadi semakin hiperopia. Namun, seiring masa penuaan, lensa
juga mengalami penurunan indeks bias karena terdeposisi oleh partikel
insolubel.11,13
5
PAPER NAMA : YURI SHABRINA S
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 120100355
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
2.1.6. Koroid
Koroid terletak pada bagian posterior dan mewakili 2/3 bagian dari lapisan
vaskular mata. Merupakan area yang berpigmen dan terdiri dari pembuluh darah
6
PAPER NAMA : YURI SHABRINA S
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 120100355
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
yang kecil di dekat retina dan pembuluh darah yang lebih besar pada bagian
perifer. Koroid terletak lebih erat dengan retina dan lebih renggang dengan sklera
pada bagian eksternal.7,8
7
PAPER NAMA : YURI SHABRINA S
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 120100355
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
8
PAPER NAMA : YURI SHABRINA S
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 120100355
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
2.2.3. Patogenesis
Sebanyak 60 persen melanoma uveal primer menunjukkan aktivasi jalur
mitogen-activated protein kinase (MAPK). Pada jalur ini, ligand berikatan dengan
permukaan sel pada reseptor tyrosine kinase mempengaruhi perubahan GDP
menjadi GTP pada Ras. Aktivasi GTP-bound state menyebabkan Ras
mengaktifkan Raf dan juga mengaktifkan MAP/ERK kinase (MEK). Fosforilase
MEK lalu mengaktifkan extracecullar signal-regulated kinase (ERK), ERK
bertranslokasi ke dalam nukleus dan memediasi proliferasi sel, differensiasi, dan
apoptosis. Menghambat jalur MAPK pada melanoma uveal dapat mengurangi
proliferasi sel.18
Patogenesis melanoma iris masih belum banyak diketahui, berbeda dengan
melanoma korpus siliar dan melanoma koroid yang sudah dipahami
patogenesisnya. Prognosis pasien berhubungan dengan ekspresi gen dan kelainan
kromosom. Prognosis buruk dikaitkan dengan monosomy 3, berkurangnya
kromosom 6p, dan penambahan kromosom 8q. Prognosis yang baik dikaitkan
dengan penambahan kromosom 6p.19
Mutasi pada GNAQ atau GNA11 ditemukan pada 85 sampai 91 persen
melanoma uveal. Kedua gen tersebut mengkode G-coupled protein receptor
subunits yang berhubungan dengan proliferasi, differensiasi, dan apoptosis, serta
mengaktifkan protein kinase c (PKC), mitogen-activated protein kinase (MAPK),
dan YAP signaling pathway. GNAQ dan GNA11 tidak berhubungan dengan
prognosis pasien melainkan berhubungan dengan tumorigenesis. Sedangkan
eukaryotic translation initiation factor 1A (EIF1AX), splicing factor 3b subunit 1
(SF3B1), dan BRCA1-associated protein 1 (BAP1) berhubungan dengan
prognosis pasien.19
Scholz, dkk melakukan penelitian dengan cara mengumpulkan 19 pasien
dengan melanoma iris untuk dilakukan pemeriksaan genetik GNAQ, GNA11, dan
EIF1AX serta pemeriksaan BAP1 menunjukkan hasil bahwa 68 persen terdapat
mutasi pada GNAQ, 16 persen terdapat mutasi pada GNA11, 42 persen terdapat
9
PAPER NAMA : YURI SHABRINA S
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 120100355
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
mutasi pada EIF1AX, dan tidak dijumpai adanya mutasi pada BAP1. Kesimpulan
dari penelitian tersebut adalah terdapat mutasi pada GNAQ, GNA11, dan EIF1AX
pada melanoma iris. Hal tersebut membuktikan bahwa secara genetik melanoma
iris berhubungan dengan melanoma korpus siliar dan melanoma koroid.19
10
PAPER NAMA : YURI SHABRINA S
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 120100355
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
2.2.5. Diagnosis
Diagnosis klinis melanoma iris menggunakan slit lamp biomicroscopy dan
gonioscopy. Transpupillary atau transconjunctival transscleral transilumination
dapat dilakukan untuk melihat bagian posterior. Jika hanya iris yang terlibat,
gambaran transiluminasi tidak menunjukkan adanya bayangan pada regio pars
plicata. Jika tumor menginvasi iris dan korpus siliar, gambaran transiluminasi
adalah tampak bayangan yang melibatkan regio pars plicata bahkan pars plana.
Goniophotography sering digunakan untuk mengukur ukuran, luas, warna,
permukaan, vaskularisasi, dan lokasi lesi.15
Ultrasound biomicroscopy (UBM) merupakan alat diagnostik yang
penting untuk menilai tumor di iris dan korpus siliar. UBM membantu untuk
menegakkan diagnosis definitif dan penatalaksanaan konservatif. Batas pinggir
tumor penting untuk diketahui sebagai faktor keberhasilan penatalaksanaan
konservatif melanoma uveal anterior. UBM digunakan untuk mengukur ukuran,
batas tumor, ekstensi lokal, melihat bentuk tumor secara potong melintang, dan
karakteristik internal. Pemeriksaan ini dapat membedakan lesi solid dan lesi kistik
serta dapat menentukan lokasi tumor hanya pada iris saja atau sudah menginvasi
11
PAPER NAMA : YURI SHABRINA S
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 120100355
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
korpus siliar. Gambaran melanoma iris adalah tumor dengan beberapa variasi
warna atau penebalan iris di kuadran inferior. Pada pemeriksaan UBM terlihat
gambaran echoic dengan bentuk fusiform yang menginfiltrasi stroma iris.15,20
Biospi dapat dilakukan pada lesi iris melanocytic yang berukuran besar
dan dicurigai merupakan melanoma maligna. Pada tumor tersebut dapat dilakukan
insisional biopsi atau fine needle aspiration biopsy.15
12
PAPER NAMA : YURI SHABRINA S
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 120100355
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
T Category T Criteria
T1 Tumor limited to the iris
T1a Tumor limited to the iris, not more than 3 clock hours in size
T1b Tumor limited to the iris, more than 3 clock hours in size
T1c Tumor limited to the iris with secondary glaucoma
Tumor confluent with or extending into the ciliary body, choroid,
T2
or both
Tumor confluent with or extending into the ciliary body, without
T2a
secondary glaucoma
Tumor confluent with or extending into the ciliary body and
T2b
choroid, without secondary glaucoma
Tumor confluent with or extending into the ciliary body, choroid,
T2c
or both with secondary glaucoma
Tumor confluent with or extending into the ciliary body, choroid,
T3
or both, with scleral extension
T4 Tumor with extrascleral extension
T4a Tumor with extrascleral extension ≤5 mm in largest diameter
T4b Tumor with extrascleral extension >5 mm in largest diameter
Tabel 1. Kategori Tumor. Dikutip dari: Updated Classification for Primary Iris
Melanoma
12
PAPER NAMA : YURI SHABRINA S
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 120100355
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
G Category G Criteria
N1b No regional lymph nodes are positive, but there are discrete tumor
deposits in the orbit that are not contiguous to
the eye
Tabel 3. Nodus Limfatik Regional. Dikutip dari: Updated Classification for
Primary Iris Melanoma
M Category M Criteria
M1 Distant metastasis
13
PAPER NAMA : YURI SHABRINA S
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 120100355
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
2.2.7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan melanoma iris bervariasi bergantung pada ukuran tumor,
lokasi, luas tumor, dan komplikasi akibat tumor (glaukoma). Penatalaksanaan
tumor berukuran kecil adalah reseksi lokal (iridectomy atau iridocyclectomy )
untuk memperoleh batas pinggir bebas tumor, sedangkan tumor berukuran besar
dapat dilakukan plaque radiotherapy atau enukleasi.3,15
Penatalaksanaan melanoma iris adalah:15,21,22
a. Observasi
Tumor melanocytic pada iris harus dilakukan observasi terlebih dahulu
sebelum dilakukan intervensi kecuali pembesaran tumor terjadi dalam
waktu singkat. Tidak dijumpai bukti bahwa eksisi melanoma iris yang
berukuran kecil meningkatkan prognosis.
b. Eksisi (iridectomy atau iridocyclectomy)
Iridectomy adalah membuang bagian dari iris sedangkan
iridocyclectomy adalah membuang iris dan sebagian korpus siliar.
c. Plaque brachytherapy
Sumber radioaktif diarahkan ke tumor sehingga seluruh tumor dan
jaringan sekitar tumor akan terkena radiasi. Radiasi tersebut akan
diserap oleh jaringan dan mengakibatkan pembetukan radikal bebas,
kerusakan DNA, dan akhirnya kematian sel. Komplikasi plaque
brachytherapy adalah katarak, proliverative radiation retinopathy,
radiation papillopathy, maculopathy, glaukoma neovaskular, dan
respon tumor eksudatif.
d. Proton beam irradiation
Proton beam irradiation merupakan penatalaksanaan yang biasa
digunakan untuk melanoma uveal dengan memanfaatkan sifat balistik
dari proton sehingga mampu memberikan energi terhadap jaringan
yang dituju. Proton beam irradiation memberikan radiasi dosis tinggi
pada tumor dengan meminimalisir radiasi terhadap jaringan sehat di
14
PAPER NAMA : YURI SHABRINA S
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 120100355
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
2.2.8. Prognosis
Melanoma iris berkembang lambat tetapi tetap mengubah proporsi iris dan
korpus siliar. Melanoma iris dapat menyebabkan glaukoma sekunder akibat
menginvasi bagian perifer dari iris dan saluran trabecula atau menghambat saluran
trabecula dengan makrofag yang mengandung debris.15
Prognosis pada pasien dengan melanoma uveal tergrantung dengan ukuran
tumor, lokasi tumor, hasil histopatologi dan sitologi. Prognosis melanoma iris
jauh lebih baik dibandingkan dengan melanoma korpus siliar ataupun melanoma
koroid dengan 10 year rate of metastasis untuk melanoma koroid adalah 25
persen, melanoma korpus siliar adalah 34 persen, dan melanoma iris hanya 7
persen. Metastasis pada iris melanoma berkaitan dengan keterlibatan ekstraokular
dan peningkatan tekanan intraokular.5, 19
15
PAPER NAMA : YURI SHABRINA S
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 120100355
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
BAB 3
KESIMPULAN
16
PAPER NAMA : YURI SHABRINA S
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 120100355
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
DAFTAR PUSTAKA
9. Mescher AL, Junqueira’s Basic Histology. 13th ed. USA: McGraw Hill;
2013. p.479 – 497.
10. Drake R, Vogi AW, Mitchell AW. Gray’s Anatomy for Students: Elsevier
Health Sciences; 2014.
17
PAPER NAMA : YURI SHABRINA S
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 120100355
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
14. Yanoff M, Duker JS. Opthalmology. 4th ed. USA: Elsevier; 2014. p.
687-699.
15. Yanoff M, Duker JS. Opthalmology. 4th ed. USA: Elsevier; 2014. p.
801-809.
16. Jovanovic P, Mihajlovic M, Jocic JD, Vlajkovic S, Cekic S, Stefanovic V.
Ocular Melanoma: an Overview of the Current Status. Int J Clin Exp Pathol.
2013; 6(7): 1230-1244.
17. Tarlan B, Kiratli H. Uveal Melanoma: Current Trends in Diagnosis and
Management. Turk J Ophthalmol. 2016; 46: 123-137.
18. Patel M, Smyth E, Chapman PB, Wolchok JD, Schwartz GK, Abramson DH,
Carvajal RD. Therapeutic Implications of the Emerging Molecular Biology
of Uveal Melanoma. Clin Cancer Res. 2011 Apr; 17(8): 2087-2100.
19. Scholz SL, Moller I, Reis H, Sußkind D, Van de Nes JAP, Leonardelli S,
Schilling B, et al. Frequent GNAQ, GNA11, and EIF1AX Mutations in Iris
Melanoma. Invest Ophthalmol Vis Sci. 2017 Jul; 58(9): 2464-3470.
20. El-Kady S. Ultrasound Biomicroscopy: Role in Diagnosis of Iris and Ciliary
Body Tumours. Med J Cairo Univ. 2011 Jun; 79(2): 81-86.
18
PAPER NAMA : YURI SHABRINA S
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA NIM : 120100355
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
19