HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang perilaku masyarakat Indonesia terhadap virus covid-
19 dan persepsi masyarakat terhadap vaksin covid-19 maka karakteristik responden di uraikan
sebagai berikut :
1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden mencakup umur dan jenis kelamin dalam penelitian ini
Jenis Kelamin
Laki-laki 64 45,7
Perempuan 76 54,3
Jumlah 140 100
Pada tabel 4.1 diatas diketahui bahwa dari 140 orang responden, paling banyak berumur 18-
25 tahun sebanyak 69 orang (49,3%) dan paling sedikit berumur 26-30 tahun sebanyak 35
orang (25,0%). Berdasarkan jenis kelamin paling banyak perempuan yaitu 76 orang (54,3%) dan
Perilaku masyarakat Indonesia terhadap virus covid-19 dalam penelitian ini diuraikan
sebagai berikut :
Pada tabel 4.2 diatas diketahui bahwa dari 140 orang responden, paling banyak perilaku
masyarakat tentang covid 19 dengan kategori baik yaitu 139 orang (99,3%) dan paling
130 orang (92,9%), menegtahui tentang munculnya gejala Covid-19 122 orang (87,1%)
mengetahui gejalanya seperti hidung tersumbat, pilek, dan bersin serta lebih jarang terjadi
pada orang yang terinfeksi virus Covid-19 72 orang (51,4%), mengetahui bahwa tidak semua
orang dengan Covid-19 berkembang menjadi kasus yang parah. Hanya mereka yang sudah
tua dan memiliki penyakit kronis yang lebih mungkin menjadi kasus yang parah 92 orang
(65,7%). Memahami tentang pencegahan Covid-19 132 orang (94,3%), mencuci tangan
dengan benar 139 orang (99,3%), mengetahui cara memakai masker general medis untuk
mencegah infeksi virus Covid -19 122 orang (87,1%), menghindari ke tempat-tempat ramai
122 orang (87,1%), melakukan isolasi jika kontak dengan penderita Covid-19 132 orang
(94,3%), dan melakukan isolasi dan pengobatan untuk mengurangi penyebaran virus 125
orang (89.3%).
Berdasarkan Tabel 4.4 bahwa tindakan masyarakat mayoritas sering mencuci tangan
dengan air dan sabun sebanyak 131 orang (93,6%), selama beberapa hari terakhir
menghindari menyentuh mata, hidung, mulut sebelum mencuci tangan yaitu 125 orang
(89,3%), selama beberapa hari terakhir menggunakan masker saat keluar rumah sebanyak
105 orang (75,0%), selama beberapa hari terakhir menggunakan penutup/siku saat bersin
125 orang sebanyak (89,3%), tidak pergi ke tempat ramai sebanyak 82 orang (58,6%), tidak
mengunjungi rumah keluarga sebanyak 60 orang (42,9%), selama beberapa hari terakhir
tidak menghindari jarak dekat termasuk saat menyapa (dalam jarak 1 meter) yaitu 65 orang
(46,4%), tidak tinggal di rumah saja saat pandemic sebanyak 125 orang (89,3%) dan
Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui paling banyak responden menjawab tidak pernah
dinyatakan positif covid-19 sebanyak 73 orang (52,1%), jika memiliki gejala-gejala seperti
COVID-19, tidak akan mengisolasikan diri dari orang lain sebanyak 138 orang (98,6%), bersedia di
rawat di rumah sakit yaitu 114 orang (81,4%), bersedia di rawat di rumah saja yaitu 91 orang
(65%), merasa tidak yakin untuk datang pesta ulang tahun sebanyak 110 orang (78,6%), tidak
mendapatkan pendidikan kesehatan tentang COVID-19 sebanyak 104 (74,3%), mengisolasikan diri
apabila menghadapi gejala-gejala seperti demam dan batuk yaitu 82 orang (58,6%), seandainya
pemerintah memberlakukan “LOCKDOWN” akan mengikuti peraturan yang telah ditetapkan yaitu
107 orang (76,4%), dan masih mengunjungi keluarga anda pada saat pandemik ini sebanyak 117
orang (83,6%).
masyarakat terhadap vaksin Covid 19 dengan kategori baik yaitu 110 orang (78,6%) dan
mendengar covid-19 yaitu 74 orang (52,9%), ingin menjadi yang pertama mendapat vaksin
Covid-19 yaitu 104 orang (74,3%), yakin bahwa vaksin dapat menyembuhkan virus covid-
19 yaitu 58 orang (41,4%), tidak yakin bahwa vaksin di haruskan bagi setiap masyarakat
yaitu 76 orang (54,3%), merasa bahwa perkenalan vaksin covid-19 akan lebih membebani
seseorang penderita untuk membeli vaksin tersebut yaitu 99 orang (70,4%), bersedia membayar
vaksin, tidak bersedia membayar vaksin covid-19 sebanyak 56 orang (40,0%), tidak yakin
bahwa vaksin bisa di dapati di semua kalangan penduduk sebanyak 60 orang (42,9%), tidak
yakin menyarankan keluarga maupun teman untuk mencoba vaksin jika vaksin sudah tersedia
sebanyak 61 orang (43,6%), dan p enggunaan vaksin COVID-19 akan menurunkan jumlah
4.2 Hubungan Perilaku Masyarakat Indonesia Terhadap Virus Covid-19 dan Persepsi
Tabel 4.7 Hubungan Perilaku Masyarakat Indonesia Terhadap Virus Covid-19 dan
Persepsi Masyarakat Terhadap Vaksin Covid-19
Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui dari 139 orang perilaku masyarakat Indonesia terhadap
virus Covid 19 dengan kategori baik, paling banyak persepsi tentang vaksin Covid 19 dengan
kategori baik yaitu 110 orang (79,1%) dan paling sedikit dengan kategori kurang yaitu 13 orang
(9,4%). Perilaku masyarakat Indonesia terhadap virus Covid 19 seluruhnya dengan kategori
Hasil uji Chi-square menyatakan Ho ditolak jika probabilitas < 0,05. Hasil analisa
dengan uji Chi-square nilai probabilitas (p-value sebesar 0,011 < 0,05) maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku masyarakat Indonesia
terhadap virus covid 19 dan persepsi masyarakat terhadap vaksin covid 19.
BAB V
PEMBAHASAN
19 paling banyak perilaku masyarakat tentang covid 19 dengan kategori baik yaitu 139
orang (99,3%) dan paling sedikit dengan kategori sedang yaitu 1 orang (0,7%). Perilaku
masyarakat dengan kategori baik karena dari hasil jawaban responden mengenai
pengetahuannya mayoritas masyarakat Indonesia mengetahui gejala Covid-19, mengetahui
tentang munculnya gejala Covid-19, mengetahui gejalanya seperti hidung tersumbat, pilek,
dan bersin serta lebih jarang terjadi pada orang yang terinfeksi virus Covid-19, mengetahui
bahwa tidak semua orang dengan Covid-19 berkembang menjadi kasus yang parah. Hanya
mereka yang sudah tua dan memiliki penyakit kronis yang lebih mungkin menjadi kasus
yang parah. Memahami tentang pencegahan Covid-19, mencuci tangan dengan benar,
mengetahui cara memakai masker general medis untuk mencegah infeksi virus Covid -19,
Covid-19, dan melakukan isolasi dan pengobatan untuk mengurangi penyebaran virus.
pengetahuan yang baik mengenai Covid-19, hal ini karena masyarakat yang berada pada
rentang umur 18-25 tahun merupakan golongan usia yang dapat memanfaatkan media
informasi secara online mengenai informasi mengenai Covid-19 dan mayoritas berjenis
kelamin perempuan. Hal ini terkait dengan pertimbangan seseorang pada umur tersebut
akan memiliki pola tangkap dan daya pikir yang baik sehingga pengetahuan yang
dimilikinya juga akan semakin membaik. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Wulandari
dkk (2020) bahwa masyarakat dengan kategori umur yang berbeda dan jenis kelamin
Masyarakat dengan jenis kelamin perempuan cenderung memiliki pengetahuan yang lebih
baik tentang pencegahan Covid-19 jika dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini disebabkan
karena masyarakat dengan jenis kelamin perempuan memiliki lebih banyak waktu untuk
tangan dengan air dan sabun, selama beberapa hari terakhir menghindari menyentuh mata,
hidung, mulut sebelum mencuci tangan, selama beberapa hari terakhir menggunakan masker
saat keluar rumah, selama beberapa hari terakhir menggunakan penutup/siku saat bersin,
tidak pergi ke tempat ramai, tidak mengunjungi keluarga , selama beberapa hari terakhir
menghindari jarak dekat termasuk saat menyapa (dalam jarak 1 meter), tinggal di rumah saja
penting, masyarakat dapat berperan bukan saja sebagai objek tetapi juga sebagai subjek
ikhlas dari masyarakat untuk membantu kegiatan penanganan penyakit yang terjadi di
daerahnya masing-masing agar penyebaran 14 Covid-19 ini tidak semakin meluas. Karena
tertangkap oleh panca indra dari lingkungan yang kemudian mengorganisasikannya dalam
pikirannya, menafsirkan, mengalami, dan mengolah segala sesuatu yang terjadi dilingkungan
dengan kategori baik yaitu 110 orang (78,6%) dan paling sedikit dengan kategori kurang
yaitu 14 orang (10%). Persepsi masyarakat dengan kategori baik karena masyarakat
memahami tentang bahaya Covid-19 bagi kesehatan. Masyarakat menghindari kontak dekat
dengan siapapun yang menunjukan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin.
Selain itu menerapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) saat berada di fasilitas
kesehatan.
setuju, baik-tidak baik dan sebagainya). Persepsi melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan
gejala kejiwaan yang lain. Persepsi terhadap kesehatan adalah pendapat atau penilaian orang
pencegahan Covid-19. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Lomboan dkk (2020) bahwa
persepsi masyarakat sudah baik, karema masyarakat paham tentang bahaya Covid-19 dan
masyarakat juga paham dengan protocol kesehatan dalam pencegahan covid-19 sehingga
masyarakat terus berupaya menerapkan anjuran pemerintah terkait protocol kesehatan. Hal
ini sesuai dengan hasil penelitian Buana (2020) bahwa masyarakat Indonesia yang tidak
mengindahkan himbauan pemerintah, memiliki bias kognitif ini, dimana mereka merasa
lebih tahu atau merasa lebih mengerti kondisi pandemic virus ini, padahal pada
kenyataannya itu adalah kesalahan. Contohnya mereka merasa dapat menjaga diri dengan
baik walaupun berada di luar rumah atau di keramaian, jadi mereka akan merasa pintar atas
dasar persepsi mereka sendiri. Fenomena ini dapat terjadi disebabkan rendahnya kemampuan
literasi maupun masih banyak orang yang tidak memiliki akses pada media-media informasi,
sehingga mereka memiliki minim pengetahuan atas merebaknya wabah Covid-19 ini.
Sejalan dengan teori efek Dunning-Kruger maka orang yang memiliki cukup pengetahuan
dan referensi literatur akan dapat mematuhi dan melaksanakan anjuran pemerintah dengan
BAB VI
virus covid-19 dan persepsi masyarakat terhadap vaksin covid-19 dapat disimpulkan sebagai
berikut :
5.1 Kesimpulan
1. Perilaku masyarakat tentang covid 19 dengan kategori baik yaitu 139 orang (99,3%) dan
2. Persepsi masyarakat terhadap vaksin Covid 19 dengan kategori baik yaitu 110 orang
(78,6%) dan paling sedikit dengan kategori kurang yaitu 14 orang (10%).
3. Hasil nilai probabilitas (p-value) sebesar 0,011, artinya terdapat hubungan yang signifikan
antara perilaku masyarakat Indonesia terhadap virus covid 19 dan persepsi masyarakat
5.2 Saran
1. Bagi Masyarakat
Agar dapat menambah penegtahuan dan pemahaman masyarakat mengenai penyakit covid
Pemerintah Indonesia.
2. Bagi Individu
Menambah wawasan dan informasi tentang upaya meningkatkan kondisi kesehatan tubuh di
masa pandemic ini dengan rencana vaksinasi bila nanti akan di selenggarakan oleh pihak
Pemerintah Indonesia.