Anda di halaman 1dari 48

BST LUKA BAKAR

Pembimbing:
dr. Eliza Nindita, Sp.BP


Oleh :
1. Aaron Christhoper (130100324)
2. Arvind Radakrisnan (130100453)
3. Noheen Reddy (130100448)
4. Rishi Pannirselvam (130100439)
5. Shusheelan Kuppusamy (110100371)
ANATOMI & FISIOLOGI

PENGERTIAN

Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan
luar tubuh, merupakan organ terberat dan terbesar dari
tubuh.

Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang


dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter
persegi.

Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari


letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata,
penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan
kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu
dan bokong.
FUNGSI

Kulit melindungi tubuh terhadap luka
Kulit, melalui persarafan sensorik, juga bertindak
sebagai alat indera
Kulit juga berperan dalam mengatur keseimbangan air
Kulit mempertahankan temperatur tubuh
Ekskresi
LAPISAN KULIT

EPIDERMIS

Lapisan luar kulit yang tipis dan
avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis
gepeng bertanduk, mengandung sel
melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal
epidermis berbeda-beda pada berbagai
tempat di tubuh, paling tebal pada
telapak tangan dan kaki.

DERMIS

Dermis merupakan bagian yang
paling penting di kulit yang sering
dianggap sebagai “True Skin”.
Terdiri atas jaringan ikat yang
menyokong epidermis dan
menghubungkannya dengan
jaringan subkutis. Tebalnya
bervariasi, yang paling tebal pada
telapak kaki sekitar 3 mm.
HIPODERMIS
Lapisan ini terdapat jaringan ikat 
yang menghubungkan kulit secara
longgar dengan jaringan di
bawahnya. Jumlah dan ukurannya
berbeda-beda menurut daerah di
tubuh dan keadaan nutrisi individu.
Berfungsi menunjang suplai darah ke
dermis untuk regenerasi.
Warna Kulit

 Ditentukan oleh: pigmen hitam kecoklatan,
melanin; karoten; oksihemoglobin (dalam
darah arteri yang kaya O2) dan
deoksihemoglobin dalam darah vena.
 Warna kulit dibagi menjadi tiga, yaitu
warna hitam, coklat atau sawo matang,
dan putih.
 Yang menentukan warna kulit tersebut
adalah pigmen melanin yang berfungsi
sebagai protektor dari sinar ultraviolet
(UV), dan pigmen ini berada pada organel
yang disebut melanosom.
Perbedaan warna kulit terjadi akibat faktor berikut:
  
Melanosit, terletak pada stratum basalis, memproduksi pigmen,

melanin yang bertanggung jawab untuk perwannan kulit dari
coklat sampai hitam.
Darah dalam pembuluh dermal dibawah lapisan epidermis
dapat terlihat dari permukaan dan menghasilkan pewarnaan
merah muda. Ini lebih jelas terlihat pada kulit orang kulit putih
(Caucasian).
Keberadaan dan jumlah pigmen kuning. Karotin, hanya
ditemukan pada stratum korneum, dan dalam sel lemak demis
dan hypodermis, yang menyebabkan beberapa perbedaan pada
pewarnaan kulit. 
LUKA 
BAKAR
DEFINISI

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau
kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan
sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik,
dan radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma
dengan morbiditas dan mortalitas tinggi yang
memerlukan penatalaksanaan khusus sejak awal (fase
syok) sampai fase lanjut.
ETIOLOGI
TERMAL 
 Merupakan penyebab luka bakar yang paling umum
 Terjadi melalui dua cara yang berbeda yaitu melalui air panas (scald) dan api
menyala (flame)
LISTRIK
 Listrik bertegangan rendah  luka bakar umumnya terbatas pada kulit, namun dapat pula
mencapai jaringan yang lebih dalam
 Listrik bertegangan tinggi  umumnya terdapat ulserasi dan jaringan parut
 Sambaran petir  area nekrotik mulai dari tempat masuknya arus dan berlanjut di sepanjang
jalannya arus dalam tubuh
ETIOLOGI
KIMIAWI

 Merupakan penyebab luka bakar oleh bahan-bahan kimia seperti bahan
pembersih yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari di rumah atau
akibat kecelakaan kerja
 Terjadi karena kontak dengan asam kuat atau zat alkali
RADIASI
 Eritema pada kulit merupakan temuan paling awal yang dijumpai. Beberapa minggu
terpapar dengan radiasi dosis tinggi, nekrosis dan ulserasi kulit dapat terjadi
KLASIFIKASI
DERAJAT I 
- Merusak epidermis sehingga masih menyisakan
banyak jaringan untuk melakukan regenerasi
- Sembuh dalam 5-7 hari dan dapat sembuh secara
sempurna.
- Luka tampak sebagai eritema dan timbul dengan
keluhan nyeri dan atau hipersensitivitas lokal.
- Contoh luka bakar derajat I adalah sunburn.
KLASIFIKASI
DERAJAT II 
- Lesi mengenai epidermis dan kedalaman dermis

- Luka dapat sembuh dalam 2-3 minggu

- Gambaran berupa gelembung atau bula yang berisi cairan


eksudat dari pembuluh darah karena perubahan
permeabilitas dindingnya, disertai rasa nyeri

- Jika luka bakar tidak ditangani dengan baik, timbul edema


dan penurunan aliran darah di jaringan, sehingga cedera
berkembang menjadi full-thickness burn atau luka bakar
derajat III.
KLASIFIKASI
DERAJAT III 
- Mengenai seluruh lapisan kulit, dari subkutis
hingga mungkin organ atau jaringan yang lebih
dalam.

- Tidak tersisa jaringan epitel yang dapat menjadi


dasar regenerasi sel spontan, sehingga untuk
menumbuhkan kembali jaringan kulit harus
dilakukan cangkok kulit.

- Gejala yang menyertai justru tanpa nyeri maupun


bula, karena pada dasarnya seluruh jaringan kulit
yang memiliki persarafan sudah tidak intak.
Berdasarkan Keparahan Luka Bakar

Berat Sedang Ringan
- Derajat II-III > 20 % pada pasien
berusia di bawah 10 tahun atau di - Luas 15 – 25 % pada dewasa,
atas usia 50 tahun. dengan luka bakar derajat III - Luka bakar dengan luas < 15 %
- Derajat II-III > 25 % pada pada dewasa
kurang dari 10 %.
kelompok usia selain disebutkan - Luas 10 – 20 % pada anak usia <
pada butir pertama. - Luka bakar dengan luas < 10 %
10 tahun atau dewasa > 40 tahun,
- Luka bakar pada muka, telinga, pada anak dan usia lanjut
dengan luka bakar derajat III
tangan, kaki, dan perineum - Luka bakar dengan luas < 2 %
- Adanya cedera pada jalan nafas kurang dari 10 %.
- Luka bakar dengan derajat III < pada segala usia (tidak mengenai
(cedera inhalasi) tanpa
10 % pada anak maupun dewasa muka, tangan, kaki, dan
memperhitungkan luas luka bakar.
- Luka bakar listrik tegangan tinggi yang tidak mengenai muka, perineum)
- Disertai trauma lainnya tangan, kaki, dan perineum.
- Pasien-pasien dengan resiko tinggi.
Berat dan Luas Luka Bakar
Berat luka bakar bergantung pada dalam, luas, dan letak luka. Luas luka bakar
dinyatakan dalam persen terhadap luas seluruh tubuh.


Estimasi luas luka bakar menggunakan luas
permukaan palmar pasien. Luas telapak tangan
individu mewakili 1% luas permukaan tubuh.
Luas luka bakar hanya dihitung pada pasien
dengan derajat luka II atau III.

Rumus 9 atau rule of nine untuk orang dewasa



Metode yang
diperkenalkan untuk
kompensasi besarnya
porsi massa tubuh pada
anak
Pembagian zona kerusakan jaringan

Zona koagulasi,
zona nekrosis

Daerah yang langsung mengalami kerusakan (koagulasi protein) akibat
pengaruh cedera termis, jaringan ini mengalami nekrosis beberapa saat
setelah kontak.

Daerah yang langsung berada di luar/di sekitar zona koagulasi, terjadi kerusakan
endotel pembuluh darah disertai kerusakan trombosit dan leukosit, sehingga terjadi
Zona statis
gangguam perfusi (no flow phenomena), diikuti perubahan permeabilitas kapilar dan
respon inflamasi lokal. Proses ini berlangsung selama 12-24 jam pasca cedera dan
mungkin berakhir dengan nekrosis jaringan.

Zona hiperemi Daerah di luar zona statis, ikut mengalami reaksi berupa
vasodilatasi tanpa banyak melibatkan reaksi selular.
INDIKASI RAWAT INAP PASIEN LUKA
BAKAR


Menurut American Burn Association, diindikasikan untuk dirawat inap bila:
1. Luka bakar derajat III > 5%
2. Luka bakar derajat II > 10%
3. Luka bakar derajat II atau III yang melibatkan area kritis (wajah, tangan, kaki, genitalia,
perineum, kulit di atas sendi utama)  risiko signifikan untuk masalah kosmetik dan kecacatan
fungsi
4. Luka bakar sirkumferensial di thoraks atau ekstremitas
5. Luka bakar signifikan akibat bahan kimia, listrik, petir, adanya trauma mayor lainnya, atau
adanya kondisi medik signifikan yang telah ada sebelumnya
6. Adanya trauma inhalasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1 ●
Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah

2 ●
Urinalisis

3 ●
Pemeriksaan keseimbangan elektrolit

4 ●
Analisis gas darah

5 ●
Radiologi – jika ada indikasi ARDS

6 ●
Pemeriksaan lain yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis SIRS dan MODS
PENATALAKSANAAN LUKA
BAKAR

Bantuan Pertama
Jika kulit tidak rusak, untuk

siram Luka Bakar Derajat Pertama
air dingin di atas area yang
Luka bakar dapat sangat
menyakitkan,
terbakar atau rendam dengan tenteramkan hati korban
air dingin (bukan air es). dan jaga agar tetap
Lakukan beberapa menit. tenang

Setelah membilas atau


merendam luka, tutup
luka dengan perban yang
steril, tidak mudah
lengket atau kain bersih.

Pemberian analgesik mungkin


Lindungi luka bakar diperlukan untuk mengurangi
sakit, mereka juga bisa
Bantuan Pertama untuk Luka Bakar Derajat Dua & Tiga

Jangan lepas atau tanggalkan pakaian Jika nafasnya berhenti atau Jika korban bernafas, tutup luka
yang terbakar; (kecuali jika lepas
dengan mudah), pastikan bahwa 
airway korban terhalang,
buka airway dan jika perlu
bakar dengan suatu perban yang
steril, lembab, dingin atau kain
bersih. Jangan menggunakan suatu
korban tidak kontak dengan bahan atau mulai resusitasi
material yang terbakar selimut atau handuk; suatu seprai
yang mudah terbakar. Jangan
gunakan obat salep dan hindari
terjadinya lepuh
Lakukan tindakan untuk mencegah syok.
Letakkan korban pada tempat yang datar, angkat kaki Angkat area yang terbakar
setinggi 12 inci, dan tutup korban dengan suatu dan lindungi dari tekanan Jika jari tangan atau jari kaki telah
mantel atau selimut. Jangan tempatkan korban pada terbakar, pisahkan dengan
posisi syok bila dicurigai ada kepala, leher,
atau gesekan.
pembalut luka yang tidak mudah
punggung, atau kaki yang luka atau jika posisi lengket steril, kering
tersebut membuat korban tidak nyaman

Lanjutkan dengan memonitor tanda


vital korban (nafas, denyut nadi,
tekanan darah)
HAL YANG TIDAK
BOLEH DILAKUKAN!!

Jangan oleskan obat salep, 


Jangan biarkan luka bakar

mentega, es, pengobatan, terkontaminasi. Hindari bernafas atau

pakaian berbahan kapas halus, batuk di area yang terbakar Jangan lakukan

perban yang mudah lengket, kompres beku dan

kain sari, meminyaki Jangan lakukan apapun pada kulit jangan rendam suatu

percikan, atau menggunakan yang mati atau melepuh luka bakar serius

bahan rumah tangga apapun dengan air dingin. Hal


Jangan letakkan bantal di bawah ini dapat menyebabkan
untuk memperbaiki luka
kepala korban jika ada suatu luka syok
bakar. Hal ini dapat
bakar pada airway. Hal ini dapat
bertentangan dengan
menutup airway
penyembuhan yang sesuai
DUA PULUH EMPAT JAM PERTAMA
(HARI 1)
Survei primer :
A = Airway

adakah trauma inhalasi: anamnesa, suara serak (stridor)→observasi selama 24 jam bila perlu pasang ET atau
lakukan trakheostomi

B = Breathing

Gangguan nafas karena eschar yang melingkar dada, trauma thorax dll→lakukan escharotomi atau
penanganan trauma thorax yang lain

C = Circulation

Dilakukan resusitasi cairan. Bila penderita syok maka diatasi dulu syoknya dengan infus RL diguyur sampai
nadi teraba atau tekanan darah >90mmHg. Baru kemudian lakukan resusitasi cairan. Cairan yang dibutuhkan
dalam penanganan syok tidak dihitung. Resusitasi cairan yang sering digunakan adalah cara Baxter.
REHIDRASI CAIRAN

Rumus Baxter : 4cc x kgBB x %luka bakar


- Setengah dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam
 - Pasang kateter untuk memonitor produksi urin.
Diharapkan produksi urin ½ - 1cc/KgBB/jam

pertama dan sisanya diberikan selama 16 jam berikutnya) - Pasang CVP pada luka bakar >/=40% dan pada
- Cairan yang diberikan biasanya RL karena terjadi defisit penderita yang mengalami kesulitan untuk
ion Na. mengukur tekanan darah.

Cara Evans :
1. %luka bakar x kgBB menjadi NaCl per 24 jam
2. %luka bakar x kgBB menjadi ml plasma per 24 jam
3. Sebagai pengganti cairan yang hilang akibat penguapan,
diberikan 2000cc glukosa 5% per 24jam.
Survei Sekunder:

 Penilaian luas luka bakar dan derajat kedalamannya. Biasanya dihitung sebelum resusitasi cairan
definitive
 Pasang NGT. Untuk dekompresi penderita yang mengalami ileus paralitik dan untuk memasukkan
makanan
 Cuci luka dengan NaCl dan savlon, keringkan, olesi dengan salep (Dermazin) kemudian rawat luka
secara tertutup
 Pemeriksaan laboratorium darah dan Analisa Gas Darah tiap 24 jam
 Pemberian analgetika dan antibiotika
Terapi Luka Bakar Kimia


• Silvadene digunakan untuk luka bakar pada kulit dan berguna
dalam pencegahan infeksi pada luka bakar derajat 2 dan 3.
Antibiotik • Dioleskan pada kulit 1 atau 2x sehari.
• Eritromicin salep (bacitracin) digunakan untuk mencegah infeksi
pada luka bakar yang terdapat di bagian mata

• Morfin dan asetaminofen diberikan untuk penatalaksanaan nyeri


Analgetik dan mungkin dapat bertindak sebagai sedatif yang penting bagi
pasien yang mengalami cedera pada daerah mata

• Advil, Motrin, Ansaid, Naprosyn, dan anaprox adalah obat anti


Anti Inflamasi Non
inflamasi yang digunakan untuk menghilangkan nyeri ringan
Steroid sampai sedang
Terapi Luka Bakar Elektrik

Terapi Cairan  Osmosis diuretik

Ringer lactat sebagai


pengganti volume cairan
tubuh. Manitol adalah diuretik
osmosis digunakan untuk
Pemberiannya melalui mengembalikan dan
jalur intra vena dan harus mempertahankan urin
dihentikan apabila output
terdapat tanda-tanda
edema pulmo
KOMPLIKASI

• syok, gangguan keseimbangan cairan dan
Fase awal, fase akut, elektrolit
fase syok

Fase setelah syok • SIRS : trauma, luka bakar, reaksi autoimun, sirosis,


pankreatitis, dll.
berakhir, fase sub • MODS ( Multi-system Organ Disfunction Syndrome)
akut
• Hipertrofi Jaringan Parut
Fase lanjut • Kontraktur
PROGNOSIS

 Prognosis dan penanganan luka bakar terutama tergantung pada dalam
dan luasnya permukaan luka bakar, dan penanganan sejak awal hingga
penyembuhan. Selain itu faktor letak daerah yang terbakar, usia dan
keadaan kesehatan penderita juga turut menentukan kecepatan
penyembuhan.
 Penyulit juga mempengaruhi progonosis pasien. Penyulit yang timbul
pada luka bakar antara lain gagal ginjal akut, edema paru, SIRS, infeksi
dan sepsis, serta parut hipertrofik dan kontraktur.
STATUS
PASIEN
PATIENT MEDICAL HISTORY

NAMA: Tn H
UMUR: 41THN
JENIS KELAMIN : Laki-laki
BERAT BADAN: 80kg
TINGGI BADAN: 169cm
PERKERJAAN : Pembangun Rumah
ANAMNESIS
Keluhan Utama
• Luka Bakar Listrik pada perut bawah, tangan dan kaki

Anamnesis
• Hal ini dialami pasien kira-kira 2 jam sebelum masuk rumah sakit.
• Sebelumnya pasien sedang bekerja membangun rumah.
• Saat pasien sedang berkerja, os mengangkat tangga besi dan tangganya
menyentuh kabel listrik yang terbuka. Dan akhirnya pasien tersengat listrik.
• Keluhan suara serak atau sesak napas tidak dijumpai
• BAK dan BAB dalam batas normal
• Riwayat penggunaan obatan tradisi tidak dijumpai.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata
• Keadaan Umum Primary Survey
A : Clear
• Kesadaran : Compos mentis B : Spontan, frekuensi nafas 20x/menit, regular
dan kedalaman cukup.
• Tanda – tanda vital C : Akral hangat, CRT<2, Tekanan darah
 Tekanan darah : 110/70 mmHg 110/70mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, suhu
 Pernapasan : 20 x/menit febris
 Nadi : 110x/menit D :Alert
 Temperaratur : 36,0°C E :Undress, Log roll
 BB : 80kg F : Kristaloid : 4x80x30 :9600cc 24jam
 TB : 169 cm :4800cc 8jam I
:4800cc 16jam II
Analgetik : Morphin 0,05-0,1g/kgbb
Test : Thoraks,EKG,Cek Darah
Tube : Kateter Urine
UOP : 200cc/Jam
Kepala Normosefali tanpa tanda trauma

Mata Konjungtivitis anemis -/-


Sklera ikterik -/-
Pupil : isokor, ukuran ø 3 mm
Refleks cahaya direk (+/+)
Refleks cahaya indirek (+/+)
Kesan normal

Telinga Bentuk normal, tidak ada luka, perdarahan ataupun cairan

Hidung Tidak dijumpai deviasi

Mulut Tidak ada ulkus, gigi geligi baik, mukosa lembab

Thorax Sp =vesikuler St= tidak dijumpai

Jantung Inspeksi : Pulsasi iktus kordis tidak tampak


Palpasi : Iktus kordis teraba di interkostal V linea midklavikularis sinistra
Perkusi : Batas jantung kanan pada linea parasternal interkostal III dekstra, batas jantung kiri pada 2
cm medial dari linea midklavikula interkosta V sinistra, batas atas jantung pada linea parasternal
interkosta III sinistra
Auskultasi : S1, S2 reguler, murmur (-), gallop(-)
Paru Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris saat statis dan dinamis.
Palpasi : Vokal fremitus teraba sama di kedua lapang paru
Perkusi : Bunyi perkusi sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler +/+, ronchi-/-, wheezing-/-

Abdomen Inspeksi : dinding abdomen simetris


Auskultasi : normal
Palpasi : hepar tidak teraba, limpa tidak teraba
Perkusi : nyeri saat perkusi (-) di seluruh lapang abdomen,

Ektremitas Oedem tidak dijumpai. Kulit melepuh dijumpai

Status Luka Bakar : Luas Luka Bakar 30%


PEMERIKSAAN LABORATORIUM
COMPONENT NILAI NILAI NORMAL
Hemoglobin 17 13-18 g/DL
Hematokrit 51 39-54%
R
Leukosit 14,010 4000-11000 /Ul
U
Trombosit 258000 150000-450000/Ul
T
I MCV 88 81-99 FL
N
MCH 28.7 27.0-31.0pg
MCHC 32.5 31.0-37.0 g/DL
MPV 10.9 6.5-9.5 FL
Eritrosit 5.16 4.5-6.5 juta/uL
Kimia darah Elektrolit
COMPONENT NILAI NILAI COMPONENT NILAI NILAI
NORMAL NORMAL

Ureum 40 19-44 mg/dL Natrium (Na) 133 135-155


mEq/L
Creatinine 0.52 0.7-1.3 mg/Dl
Kalium (K) 4.1 3.6-5.5
Blood Urea 22 9-21 mg/Dl mEq/L
Nitrogen
Klorin (Cl) 105 96-106
Glukosa darah 183 < 200 mg/Dl mEq/L
(sewaktu)

Albumin 3.3 3.5-5.0 g/dl


FOTO KLINIS
FOTO KLINIS
FOTO KLINIS
FOTO KLINIS
DIAGNOSA
Electrical Burn Injury TBSA 30% o/t chest, back, abdomen, both arms and legs.

TATALAKSANA
1. IVFD Nacl 0.9 % dengan resusitasi 3x30x80 = 3600ml 8jam pertama
= 3600ml 16jam berikutnya
2. Kateter urin dipasang dan nilai urine output 1cc/kgBB/jam
3. Inj. Seftriakson 1gr
4. Inj. Ketorolac 30mg
5. Inj. Ranitide 1amp
6. Inj. Tetagam 0.5cc

 Bed Rest
 Debridement
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai