Pembimbing:
dr. Eliza Nindita, Sp.BP
Oleh :
1. Aaron Christhoper (130100324)
2. Arvind Radakrisnan (130100453)
3. Noheen Reddy (130100448)
4. Rishi Pannirselvam (130100439)
5. Shusheelan Kuppusamy (110100371)
ANATOMI & FISIOLOGI
PENGERTIAN
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan
luar tubuh, merupakan organ terberat dan terbesar dari
tubuh.
Estimasi luas luka bakar menggunakan luas
permukaan palmar pasien. Luas telapak tangan
individu mewakili 1% luas permukaan tubuh.
Luas luka bakar hanya dihitung pada pasien
dengan derajat luka II atau III.
Zona koagulasi,
zona nekrosis
Daerah yang langsung mengalami kerusakan (koagulasi protein) akibat
pengaruh cedera termis, jaringan ini mengalami nekrosis beberapa saat
setelah kontak.
Daerah yang langsung berada di luar/di sekitar zona koagulasi, terjadi kerusakan
endotel pembuluh darah disertai kerusakan trombosit dan leukosit, sehingga terjadi
Zona statis
gangguam perfusi (no flow phenomena), diikuti perubahan permeabilitas kapilar dan
respon inflamasi lokal. Proses ini berlangsung selama 12-24 jam pasca cedera dan
mungkin berakhir dengan nekrosis jaringan.
Zona hiperemi Daerah di luar zona statis, ikut mengalami reaksi berupa
vasodilatasi tanpa banyak melibatkan reaksi selular.
INDIKASI RAWAT INAP PASIEN LUKA
BAKAR
Menurut American Burn Association, diindikasikan untuk dirawat inap bila:
1. Luka bakar derajat III > 5%
2. Luka bakar derajat II > 10%
3. Luka bakar derajat II atau III yang melibatkan area kritis (wajah, tangan, kaki, genitalia,
perineum, kulit di atas sendi utama) risiko signifikan untuk masalah kosmetik dan kecacatan
fungsi
4. Luka bakar sirkumferensial di thoraks atau ekstremitas
5. Luka bakar signifikan akibat bahan kimia, listrik, petir, adanya trauma mayor lainnya, atau
adanya kondisi medik signifikan yang telah ada sebelumnya
6. Adanya trauma inhalasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1 ●
Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah
2 ●
Urinalisis
3 ●
Pemeriksaan keseimbangan elektrolit
4 ●
Analisis gas darah
5 ●
Radiologi – jika ada indikasi ARDS
6 ●
Pemeriksaan lain yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis SIRS dan MODS
PENATALAKSANAAN LUKA
BAKAR
Bantuan Pertama
Jika kulit tidak rusak, untuk
siram Luka Bakar Derajat Pertama
air dingin di atas area yang
Luka bakar dapat sangat
menyakitkan,
terbakar atau rendam dengan tenteramkan hati korban
air dingin (bukan air es). dan jaga agar tetap
Lakukan beberapa menit. tenang
Jangan lepas atau tanggalkan pakaian Jika nafasnya berhenti atau Jika korban bernafas, tutup luka
yang terbakar; (kecuali jika lepas
dengan mudah), pastikan bahwa
airway korban terhalang,
buka airway dan jika perlu
bakar dengan suatu perban yang
steril, lembab, dingin atau kain
bersih. Jangan menggunakan suatu
korban tidak kontak dengan bahan atau mulai resusitasi
material yang terbakar selimut atau handuk; suatu seprai
yang mudah terbakar. Jangan
gunakan obat salep dan hindari
terjadinya lepuh
Lakukan tindakan untuk mencegah syok.
Letakkan korban pada tempat yang datar, angkat kaki Angkat area yang terbakar
setinggi 12 inci, dan tutup korban dengan suatu dan lindungi dari tekanan Jika jari tangan atau jari kaki telah
mantel atau selimut. Jangan tempatkan korban pada terbakar, pisahkan dengan
posisi syok bila dicurigai ada kepala, leher,
atau gesekan.
pembalut luka yang tidak mudah
punggung, atau kaki yang luka atau jika posisi lengket steril, kering
tersebut membuat korban tidak nyaman
pakaian berbahan kapas halus, batuk di area yang terbakar Jangan lakukan
kain sari, meminyaki Jangan lakukan apapun pada kulit jangan rendam suatu
percikan, atau menggunakan yang mati atau melepuh luka bakar serius
B = Breathing
Gangguan nafas karena eschar yang melingkar dada, trauma thorax dll→lakukan escharotomi atau
penanganan trauma thorax yang lain
C = Circulation
Dilakukan resusitasi cairan. Bila penderita syok maka diatasi dulu syoknya dengan infus RL diguyur sampai
nadi teraba atau tekanan darah >90mmHg. Baru kemudian lakukan resusitasi cairan. Cairan yang dibutuhkan
dalam penanganan syok tidak dihitung. Resusitasi cairan yang sering digunakan adalah cara Baxter.
REHIDRASI CAIRAN
pertama dan sisanya diberikan selama 16 jam berikutnya) - Pasang CVP pada luka bakar >/=40% dan pada
- Cairan yang diberikan biasanya RL karena terjadi defisit penderita yang mengalami kesulitan untuk
ion Na. mengukur tekanan darah.
Cara Evans :
1. %luka bakar x kgBB menjadi NaCl per 24 jam
2. %luka bakar x kgBB menjadi ml plasma per 24 jam
3. Sebagai pengganti cairan yang hilang akibat penguapan,
diberikan 2000cc glukosa 5% per 24jam.
Survei Sekunder:
Penilaian luas luka bakar dan derajat kedalamannya. Biasanya dihitung sebelum resusitasi cairan
definitive
Pasang NGT. Untuk dekompresi penderita yang mengalami ileus paralitik dan untuk memasukkan
makanan
Cuci luka dengan NaCl dan savlon, keringkan, olesi dengan salep (Dermazin) kemudian rawat luka
secara tertutup
Pemeriksaan laboratorium darah dan Analisa Gas Darah tiap 24 jam
Pemberian analgetika dan antibiotika
Terapi Luka Bakar Kimia
• Silvadene digunakan untuk luka bakar pada kulit dan berguna
dalam pencegahan infeksi pada luka bakar derajat 2 dan 3.
Antibiotik • Dioleskan pada kulit 1 atau 2x sehari.
• Eritromicin salep (bacitracin) digunakan untuk mencegah infeksi
pada luka bakar yang terdapat di bagian mata
Anamnesis
• Hal ini dialami pasien kira-kira 2 jam sebelum masuk rumah sakit.
• Sebelumnya pasien sedang bekerja membangun rumah.
• Saat pasien sedang berkerja, os mengangkat tangga besi dan tangganya
menyentuh kabel listrik yang terbuka. Dan akhirnya pasien tersengat listrik.
• Keluhan suara serak atau sesak napas tidak dijumpai
• BAK dan BAB dalam batas normal
• Riwayat penggunaan obatan tradisi tidak dijumpai.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata
• Keadaan Umum Primary Survey
A : Clear
• Kesadaran : Compos mentis B : Spontan, frekuensi nafas 20x/menit, regular
dan kedalaman cukup.
• Tanda – tanda vital C : Akral hangat, CRT<2, Tekanan darah
Tekanan darah : 110/70 mmHg 110/70mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, suhu
Pernapasan : 20 x/menit febris
Nadi : 110x/menit D :Alert
Temperaratur : 36,0°C E :Undress, Log roll
BB : 80kg F : Kristaloid : 4x80x30 :9600cc 24jam
TB : 169 cm :4800cc 8jam I
:4800cc 16jam II
Analgetik : Morphin 0,05-0,1g/kgbb
Test : Thoraks,EKG,Cek Darah
Tube : Kateter Urine
UOP : 200cc/Jam
Kepala Normosefali tanpa tanda trauma
TATALAKSANA
1. IVFD Nacl 0.9 % dengan resusitasi 3x30x80 = 3600ml 8jam pertama
= 3600ml 16jam berikutnya
2. Kateter urin dipasang dan nilai urine output 1cc/kgBB/jam
3. Inj. Seftriakson 1gr
4. Inj. Ketorolac 30mg
5. Inj. Ranitide 1amp
6. Inj. Tetagam 0.5cc
Bed Rest
Debridement
THANK
YOU