Anda di halaman 1dari 2

In Theory,………….

“Architecture Without Architects”-Rudofksi


Perhatian terhadap arsitektur vernakular telah mulai berkembang sejak diterbitkannya buku
“Architecture without Architect”, pada tahun 1964 yang ditulis oleh Bernard Rudofksi. Dalam
buku ini, Rudofski mencoba menggugah perhatian para pemerhati arsitektur dengan
mengeksploitasi eksistensi beragam objek yang pantas diklaim sebagai arsitektur (sebuah
terminologi ekslusif yang dipandang memiliki nilai lebih dari sekedar “bangunan”), tapi hadir
tanpa campur tangan profesional spesialis yang saat ini kita sebut dengan
julukan arsitek. Tulisan Rudofski ini boleh dikatakan berhasil menonjok kejumawaan kalangan
“arsitek” yang cenderung mengklaim diri sebagai pihak yang paling berkompetensi untuk
mendisain karya. Hingga akhirnya pada tahun 1964, ia meluncuran bukunya yang berjudul
“Arsitektur Tanpa Arsitek”. Sesuai judulnya buku ini memaparkan tentang pemukiman dan
rumah-rumah masyarakat biasa, yang jelas sangat berseberangan dengan kajian yang banyak
muncul disaat yang sama dimana fokus yang dipaparkan rata-rata lebih didominasi pada
bangunan istana, kerajaan ataupun bangunan keagamaan. Dari buku yang berjudul asli
“Architecture Without Architects” ini membuat banyak kalangan menjadi sadar bahwa
pandangan sempit selama ini tentang seni bangunan yang cenderung pada obyek kemegahan dan
keagungan raksasa kerajaan tersebut harus segera disejajarkan dengan sebuah karya hasil
kejeniusan lokal masyarakat biasa. Demikianlah sejak Rudofsky menggelar pameran bertajuk
sama dengan bukunya yaitu “Architecture Without Architects” ia kemudian menyebut jenis
arsitektur ini dengan sebutan “vernacular-architecture”.

“House Form and Culture” – Amos Rapoport


Jika dirujuk kedalam kamus-kamus bahasa, Istilah vernakular ternyata merujuk kedalam ilmu
bahasa (linguistik) yang secara harfiah berarti logat, dialek atau bahasa asli setempat, sehingga
tepat rasanya jika label vernakular ini oleh nya ditempelkan pada jenis bangunan- bangunan
rakyat yang menunjukkan kadar kekentalan lokalitas setempat. Sejak itu pula muncul para
teoritisi yang memposisikan dirinya sebagai pengamat atau pengkaji baru dalam teori arsitektur
vernakular ini. Salah satunya yang paling dijadikan rujukan oleh para pengkaji vernakular adalah
Amos Rapoport. Berdasarkan tradisi cara membangunnya, Rapoport dalam buku klasiknya
House Form and Culture, membagi bangunan menjadi grand-tradition (tradisi megah) dan folk-
tradition (tradisi rakyat). Kemegahan Istana dan bangunan keagamaan golongkan ke dalam
grand-tradition. Sementara architecture without architects digolongkan sebagai bangunan folk-
tradition. Pada klasifikasi folk-tradition ia menempatkan dua kelompok: arsitektur primitif dan
arsitektur vernakular. Rapoport kemudian mengidentifikasi lebih lanjut bahwa jenis arsitektur
vernakular yang ada dapat dipisahkan sebagai vernakular-tradisional dan
vernakular-modern.
“Arsitektur Rakyat” - Turan
Menurut Turan dalam buku Vernacular Architecture, Arsitektur vernakular adalah arsitektur
yang tumbuh dan berkembang dari arsitektur rakyat yang lahir dari masyarakat etnik dan
berjangkar pada tradisi etnik, serta dibangun oleh tukang berdasarkan pengalaman (trial and
error), menggunakan teknik dan material lokal serta merupakan jawaban atas setting lingkungan
tempat bangunan tersebut berada dan selalu membuka untuk terjadinya transformasi.

“Transformasi Kultur” - Romo Manguwijaya


Menurut Romo Manguwijaya arsitektur vernakular itu adalah pengejawentahan yang jujur dari
tata cara kehidupan masyarakat dan merupakan cerminan sejarah dari suatu tempat.
Arsitektur Vernakular merupakan transformasi dari situasi kultur homogen ke situasi yang lebih
heterogen dan sebisa mungkin menghadirkan citra serta bayang-bayang realitas dari arsitektur
tradisional itu sendiri.

“Kontekstual” – Paul Oliver


Oliver dalam bukunya yang berjudul Encyclopedia of vernacular-architecture of the world ,
memberikan gambaran yang cukup mendalam tentang pemahaman arsitektur vernakular. Ia
mencoba mendefinisikan arsitektur-vernakular sebagai suatu kumpulan rumah dan bangunan
penunjang lain yang sangat terikat dengan tersedianya sumber-sumber dari lingkungan.
Kata Vernakular berasal dari vernaculus (latin) berarti asli (native). Maka diartikan sebagai
arsitektur asli yang dibangun oleh masyarakat setempat. Paul Oliver dalam bukunya
Ensikolopedia Arsitektur Vernakular menjabarkan bahwa arsitektur vernakular konteks dengan
lingkungan sumber daya setempat yang dibangun oleh suatu masyarakat dengan menggunakan
teknologi sederhana untuk memenuhi kebutuhan karakteristik yang mengakomodasi nilai
ekonomi dan tantanan budaya masyarakat dari masyarakat tersebut. Arsitektur vernakular ini
terdiri dari rumah dan bangunan lain seperti lumbung, balai adat dan lain sebagainya.

“Tradisi Membangun” - Altman


menurut Altman dalam buku Environtment and culture Berdasar tradisi cara membangunnya,
vernacular dibagi menjadi bangunan menjadi grand-tradition dan folk-tradition. Pada klasifikasi
folk-tradition ia menempatkan dua kelompok: kelompok arsitektur primitif dan arsitektur
vernakular. Rapoport kemudian mengidentifikasi lanjut bahwa jenis arsitektur vernakular yang
ada dapat dipisahkan sebagai vernakular-tradisional dan vernakular-modern. Terjadinya bentuk-
bentuk atau model vernakular disebabkan oleh enam faktor yang dikenal sebagai modifying
factor diantaranya adalah
• Faktor Bahan
• Metode Konstruksi
• Faktor Teknologi
• Faktor Iklim.
• Pemilihan Lahan
• Faktor sosial-budaya

Anda mungkin juga menyukai