Anda di halaman 1dari 7

PARADIGMA POST-MODERNISM

FILSAFAT ARSITEKTUR
DR. PANCAWATI DEWI
FENOMENOLOGIS

Aliran filsafat yang sering dikatakan sebagai landasan bagi post-modernism


dalam bersikap THD TAPAK, TEMPAT (PLACE), LANSEKAP DAN
PEMBUATAN ARSITEKTUR

1. HUSSERL: “investigasi yang seksama atas kesadaran beserta obyeknya”.


2. MARTIN HEIDEGGER:
- “bangunan (building) itu berbeda dengan hunian (dwelling)”
- hunian mengandung makna “tinggal bersama benda”, benda diakui sebagai
sebuah eksistensi
- bahasa membentuk pikiran2 manusia, sedangkan pikiran dan puitika mjd
tuntutan bagi hadirnya hunian
3. CHRISTIAN NORBERG-SCHULTZ:
“ potensi yang dimiliki arsitektur adalah dalam mendukung keberadaan dan
kehadiran dari hunian (dwelling)”.
4. JUHANNI PALLASMO:
“ membuka cakrawala pandangan thd realitas kedua dari persepsi, mimpi,
kenangan yg terlupakan dan imajinasi”.
LINGUISTIK
Linguistik diperlukan postmodern dalam penciptaan dan
resepsi (reception) makna.

Restrukturisasi dlm paradigma linguistik telah memberikan efeknya bagi


kepedulian post modern thd kritik kebudayaan.
- bagaimanakah makna “dibawa” oleh bahasa dan mengaplikasikan kajian itu
- obyek2 arsitektur tidak memiliki makna yang inheren. Makna itu
dikembangkan dalam arsitektur melalui kesepakatan budaya (cultural
convention)
SEMIOTIKA
“ sbg sebuah sistem tanda (sign) yang memiliki dimensi tata susunan
(structure) (syntactic) dan dimensi makna (meaning) (semantic) ”.

PENERAPAN DALAM DISIPLIN ARSITEKTUR, pandangan Umberto Eco:

1. Arsitektur dpt dipelajari sbg sebuah sistem semiotik mengenai per-


tanda-an (signification).

2. Tanda arsitektural (morpheme) mengkomunikasikan fungsi yg


memungkinkan (possible functional) melalui sebuah “sistem sepakatan
(konvensi) dan sistem aturan (code).

3. Tanda (arsitektural) mendenotasikan fungsi primer dan mengkonotasikan


fungsi sekunder, bila yang dilakukan disini adalah penerapan literal dari
fungsi2 programatik.
STRUKTURALISME
“ hakekat yg benar dari sesuatu benda tidak berada didalam benda itu sendiri,
tetapi di dalam pertalian-pertalian diantara benda-benda itu, yg kita bangun
(construct) untuk kemudian kita cerap (perceive) “

- memusatkan perhatian pada “bagaimanakah sebuah makna sosial diproduksi”.

- strukturalis menempatkan linguistik sbg sebuah model dan berusaha untuk


mengembangkan “tata-bahasa” himpunan yg sistematik atas unsur2 beserta
segenap kemungkinan kombinasinya yg akan menentukan wujud dan makna dari
karya susastra”
POSTRUKTURALISME
HAL FOSTER
• Strukturalisme : berurusan dari stabilitas dari komponen2 tanda
• Postrukturalisme : bekerja dg kelumatan kontemporer tanda2 dan
terbebaskannya permainan penanda2 (contemporary dissolution of the sign
and the released play of signifiers).

ROLAN BARTHES
“ penanda itu memiliki potensi untuk melakukan permainan bebas (free play)
dan penundaan tanpa akhir (endless defferal) atas makna2”.
DEKONSTRUKSI
DERRIDA
• Tidak ada yg mutlak dalam arsitektur (cara, gaya, konsep)
• Tidak ada tokoh atau figur dalam arsitektur
• Perkembangan arsitektur harus mengarah pada keragaman pandangan dan tata
nilai
• Disamping penglihatan, indera lain harus dimanfaatkan secara seimbang
• Arsitektur tidak identik dengan produk bangunan bisa berupa: ide, gambar,
model dan fisik bangunan dalam jangkauan dan aksentuasi yg berbeda.

PETER EINSEMAN & BERNARD TSCHUMI


• penyangkalan thd epistemologi arsitektur klasik dan modern
• Prinsip perancangannya non klasik, dekomposisi, desentring, dislokasi,
diskontinuitas

Anda mungkin juga menyukai