Anda di halaman 1dari 4

METODE ANALISIS VEGETASI

1. Metode Kuadrat

Metode kuadrat adalah suatu teknik analisis vegetasi yang menggunakan plot/subplot
dengan satuan kuadrat (m2). Bentuk plot/subplot dalam metode kuadrat bermacam-macam
(disesuaikan dengan objek yang akan dicuplik serta lokasi penelitian) dapat berupa bujur
sangkar atau lingkaran.

Metode kuadrat digunakan untuk menganalisis komposisi suatu vegetasi secara detail
dari mulai tumbuhan bawah hingga pohon. Dalam pengerjaan di lapangan untuk metode
kuadrat, kita akan membuat subplot.

Subplot yang akan dibuat, yaitu:

a. 1 x 1 m tumbuhan bawah/cover ground  tinggi kurang dari 1,5 m


b. 2 x 2 m semai (seedling)  tinggi >1,5 m
c. 4 x 4 m pancang (sapling)  Diameter <10 cm
d. 8 x 8 m tiang (pole)  Diameter 10-35 cm
e. 10 x 10 m pohon (tree)  Diameter >35 cm

*Catatan: Metode kuadrat cocok digunakan untuk tipe vegetasi yang heterogen.

LANGKAH KERJA

1. Penentuan lokasi dan pembuatan transek.


 Lokasi yang digunakan dalam kesempatan kali ini adalah arboretum Unpad di blok
tanaman langka
 Pembuatan transek, alat dan bahan yang dibutuhkan rapia, pisau lapangan, patok dari
bambu, golok tebas, dan meteran gulung. Transek yang dibuat berukuran 10 m. Sudut
yang digunakan sebagai azimuth 244o dan back azimuth 64o, untuk membuat subplot
kita juga harus membuat belt transect ke sebelah kanan peneliti dengan sudut 154o.

2. Membuat subplot. Subplot diletakkan secara random dan sistematik

1 x 1 m yang dihitung/diukur adalah tumbuhan bawah 1x1


1x1
4x4
2 x 2 m yang dihitung/diukur adalah semai 2x2 4x4
2x2
4 x 4 m yang dihitung/diukur adalah pancang 8 x8
8 x 8 m yang dihitung/diukur adalah tiang 8 x8

10 x 10 m yang dihitung/diukur adalah pohon 10X10


random sistematik
3. Proses pengukuran/perhitungan dimulai dari subplot terkecil hingga terbesar. Siapkan
worksheet, buku catatan, alat tulis, dan meteran jahit. Jangan lupa untuk mencatat
kondisi cuaca, ketinggian lokasi, azimuth, back azimuth, waktu pengukuran, dan
dokumentasi

Data yang diukur adalah

1. Penutupan tumbuhan bawah  menggunakan kisaran penutupan Braun-Blanquet

2. Keliling lingkaran

Catatan: untuk menghitung DBH diawali dengan mengukur keliling suatu pohon. Setelah
mendapatkan keliling pohon tersebut, dikonversi menjadi diameter/DBH dengan rumus
𝐷 = 𝐾/𝜋

K=Keliling lingkaran

D= Diameter

𝜋 =22/7 atau 3,14

2. Metode Kuarter

Metode kuarter atau bisa disebut juga metode kuadran merupakan sebuah teknik
analisis vegetasi plotless (tanpa plot) dengna membagi daerah sekitar titik pengamatan
menjadi 4 kuadran. Kuadran adalah ¼ lingkaran, jadi pada lingkaran terdapat 4 kuadran.
Berikut adalah sketsa dari kuadran yang dibentuk.

Keterangan:

Kuadran 1= kiri atas 4 1

Kuadran 2 = kanan atas

Kuadran 3= kanan Arah pandangan


bawah 3 2

Kuadran 4= kiri bawah

Dalam metode kuarter/kuadran, pada tiap kuadran diambil satu pohon yang
berdekatan dengan titik pusat. Penentuan titik pusat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:

1. Peneliti langsung menunjuk satu pohon sebagai titik awal


2. Peneliti menggunakan sudut azimuth, kemudian memilih satu pohon yang bersinggungan
atau tegak lurus dengan sudut yang telah ditentukan sebagai titik awal.

Jarak antara titik pusat 1 dan 2 ( menjauhi double counting antara kuadrannya), tidak
ada ukuran yang bersifat baku.

4 1 8 5

P1 2 P2
3 7 6

Langkah Kerja

1. Menentukan titik pusat

2. Menentukan pohon di setiap kuadran yang akan diukur

3. Mengukur jarak dari titik pusat ke tiap pohon pada masing-masing kuadran.

4. Mengukur keliling pohon di tiap kuadran

Catatan: Jangan lupa untuk mencatat azimuth, back azimuth, kondisi cuaca, ketinggian
lokasi, dan waktu pengukuran, serta dokumentasi.

3. Diagram Profil

Diagram profil merupakan salah satu metode/teknik analisis vegetasi yang


menampilkan sebuah profil suatu vegetasi dalam bentuk sebuah diagram. Diagram profil
akan menampilkan profil vegetasi dalam 3 struktur, yaitu struktur vertikal, struktur
horizontal, dan struktur kuantitatif. Struktur vertikal berupa stratifikasi lapisan tumbuhan
menurut Ewusie (1990), stratifikasi tumbuhan di hutan hujan tropis dibagi menjadi 5 stratum,
yaitu:

1. Stratum A tinggi >30 m

2. Stratum B tinggi 20-30 m

3. Stratum C tinggi 5-<20 m

4. Stratum D tinggi 1-4 m

5. Stratum E tinggi 0-<1 m


Langkah Kerja

1. Menentukan lokasi dan pembuatan transek dan plot

2. Mengukur tinggi serta dbh/keliling vegetasi yang masuk di dalam plot pengamatan yang
kemudian dicatat di worksheet

3. Menentukan titik absis dan ordinat dari lokasi pohon di dalam plot. Kanopi juga diukur
dari bagian depan, belakang, kanan, dan kiri serta arah condong dari sebuah kanopi pohon
(ditandai dengan arah panah). Tumbuhan bawah dihitung menggunakan kisaran Braun –
Blanquet.

A
A

Arah transek

4. Penggambaran profil vegetasi aktual di kertas milimeter blok [langsung di lokasi] (tanpa
profil ketinggian) dalam bentuk gambar kasar.

5. Membuat profil ketinggian dan menggunakan GPS. Buat titik di lokasi menggunakan GPS,
kemudian dimasukkan ke Google Earth.

6. Gambar kasar kemudian disalin ke kertas milimeter blok yang baru

Catatan: Jangan lupa untuk mencatat azimuth, back azimuth, kondisi cuaca, ketinggian
lokasi, waktu pengukuran, dan dokumentasi.

Anda mungkin juga menyukai