IMRAN'S WEBBLOG
BAB III
A.IMRAN'S
Pelaksanaan Rencana Tindak Kepemimpinan (RTK)
WEBBLOG
1. Siklus 1
a. Persiapan
Untuk pelaksanaan rencana tindak kepemimpinan (RTK) berdasarkan program berjalan
dengan baik. Oleh karena itu, prosesnya diawali berdiskusi dengan kepala sekolah mengenai pentingnya
media pembelajaran bagi guru untuk membantu mereka dalam kegiatan proses belajar mengajar di dalam
kelas. Calon kepala sekolah sangat menyadari bahwa kemampuan guru dalam membuat media
pembelajaran di SMAN I Bola sangat minim. Mereka sangat jarang menggunakan media dalam proses
belajar mengajar apa yang berhubungan dengan ICT atau Powerpoint. Hal ini terjadi karena mereka
belum bisa atau kemampuan mereka dalam membuat power point sangat rendah. Untuk meningkatkan
kemampuan mereka dalam menbuat powerpoint salah satunya cara yang harus dilakukan adalah dengan
mengadakan in house training adalah "Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat dan menggunakan
Powerpoint melalui In house Training" yang diselenggarakan di sekolah. Calon Kepala sekolah
mengadakan rapat persiapan pada tanggal 5 November 2016. Hasil rapat tersebut memutuskan untuk
menyelenggarakannya in house training sebagai salah satu program On the Job Learning (OJL) bagi
calon kepala sekolah pada Hari Selasa s.d. Kamis tanggal 8 s.d. 10 November 2016 pukul 08.00 -
15.00 WITA.
Dalam pertemuan ditetapkan bersama tentang pembentukan panitia pelaksana melalui Surat
Keputusan Kepala Sekolah dan narasumber. Kemudian panitia menyusun jadwal kegiatan in house
training, menyiapkan surat undangan untuk nara sumber dan peserta, serta daftar hadir. Menjelang satu
hari sebelum pelaksanaan, tepatnya hari Senin tanggal 7 November 2016 diadakan rapat pemantapan
panitia diruang kepala sekolah, untuk pemantapan persiapan agar pelaksanaan in house training, sebagai
salah satu tugas dalam On Job Leaning (OJL) bagi calon kepala sekolah tentang rencana tindak
kepemimpinan (RTK) dapat berjalan dengan baik.
b. Pelaksanaan
Hari Selasa s.d. Kamis, 08 s.d. 10 November 2016 dengan dihadiri oleh 13 orang. Nara sumber dalam
kegiatan tersebut adalah Drs. H.Andi Baharuddin (Pengawas Kelembagaan sekolah), Abdurrahman S.P
(Guru TIK SMAN I Bola), dan Muhammad Imran S.Pd., M.Pd (Kepala SMA Negeri 1 Bola).
Pelaksanaan diawali pembukaan pada hari pertama, Selasa, 08 November 2016, dengan
penyampaian materi secara umum dan masalah pemanfaatan teknologi computer dalam mengolah nilai
oleh pengawas kelembagaan. Kemajuan IPTEK dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk di dalam
sektor pendidikan sangat membantu guru dan kaum pendidik. Sekolah dengan pendidik dan tenaga
kependidikannya tidak selayaknya diam tidak peduli terhadap perkembangan tersebut. Tuntutan
kemajuan ilmu pengetahuan teknologi kehidupan harus disambut dan dijalankannya. Hal tersebut menjadi
perhatian dan tantangan tersendiri terhadap lembaga pendidikan yang ada di Kabupaten Wajo.
Materi kedua tentang media pembelajaran oleh Bapak Muhammad Imran S.Pd., M.Pd
(Kepala SMA Negeri 1 Bola). Menguraikan tentang difinisi media, landasan penggunaan media
pembelajaran, fungsi media, ciri- ciri pembelajaran yang efektif, jenis jenis media dan bagaimana
mengembangkan media
Materi ketiga terlaksana pada hari kedua dan ketiga Hari Rabu dan kamis, 9-10 November
2016 oleh Abdurrahman S.P (Guru TIK SMAN I Bola) dengan menguraikan cara pembuatan
powerpoint dalam pembelajaran di kelas. Kesuksesan pembelajaran di kelas sangat dibantu oleh media
yang kita gunakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Dengan adanya media pembelajaran akan
menuntun guru dan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.
Dalam materi ketiga ini narasumber banyak melakukan demonstrasi bagaimana membuat
master layout hingga membuat slide student activity. Waktu pelaksanaan In house Training pada hari
kedua dan ketiga telah dimaksimalkan secara efektif dan efisien. Sebab hari itu juga semua peserta IHT
dapat menyelesaikan latihan membuat powerpoint dan mempresentasikannya.
c. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dilaksanakan untuk mengukur tingkat keberhasilan dari kegiatan pembuatan media
powerpoint. Kemudian kegiatan monitoring dan evaluasi melibatkan kepala sekolah dan guru senior,
sebagaimana instrumen monitoringnya terlampir. Instrumen monitoring dan evaluasi diberikan setelah
kegiatan berlangsung. Pengawas Kelembagaan sekolah mengisi instrumen siklus 1 berkaitan dengan
calon kepala sekolah dalam menyiapkan kegiatan dengan kemampuan guru sebagai peserta dalam
d. Refleksi
Berdasarkan hasil perhitungan dari instrumen monitoring dan evaluasi yang dilakukan pengawas
kelembagaan sekolah terhadap perencanaan calon kepala sekolah tentang tindak kepemimpinan melalui
…blogspot.co.id/…/laporan-ojl-2017-pel… 2/21
10/11/2017 Laporan Ojl 2017 PELAKSANAAN RENC…
86 – 100 A Sangat Baik
76 – 85 B Baik
56 – 75 C Cukup
< 55 D Kurang
Tabel di atas memberikan gambaran kepada calon kepala sekolah tentang predikat
keberhasilan dalam perencanaan pelaksanaan Workshop peserta dalam membuat media powerpoint,
sebagaimana monev yang dilakukan oleh ketua panitia pelaksana, hasilnya adalah sebagai berikut:
telah berjalan dengan baik sekali. Dalam proses pelaksanaannya tidak ada rintangan dan gangguan yang
dapat mempengaruhi kegiatan dan mengganggu konsentrasi peserta. Peserta In House Training yang
berjumlah 13 orang telah mengikuti kegiatan tersebut dengan penuh semangat dan antusias, baik dalam
mengikuti semua arahan uraian materi dari instruktur maupun dalam hal tagihan tugas pembuatan media
powerpoint. Adapun hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan calon kepala sekolah terhadap peserta
dalam pembuatan media powerpoint itu melalui pengisian instrumen monev dan penilaian powerpoint
yang telah dibuat guru tersebut. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:
No Instrumen Klasifikasi
Skor
No Nama Guru Jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 (%)
…blogspot.co.id/…/laporan-ojl-2017-pel… 3/21
10/11/2017 Laporan Ojl 2017 PELAKSANAAN RENC…
12 Benni Ardi 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 46 95,83 Baik Sekali
Berdasarkan hasil penilaian power point yang telah dibuat guru, dapat disimpulkan bahwa dari
13 orang guru terdapat 10 orang guru memperoleh nilai diatas 86 dengan ketegori (A), 1 orang guru
memperoleh nilai diatas 71 dengan kategori (B), dan 2 orang guru yang masih mendapat nilai di bawah
70 dengan ketegori (C).
Sebagai tindak lanjut, dari hasil penilaian di atas, maka ada tiga orang guru yang memperoleh
nilai predikat B dan C yang perlu ditingkatkan kemampuannya dalam membuat powerpoint. Ketiga guru
tersebut diberikan pendampingan secara khusus oleh calon kepala sekolah dan pemateri (Pak
2. Siklus 2
a. Persiapan
Setelah mengamati dan menganalisis setiap tahapan yang telah dilaksanakan dalam pembuatan
media powerpoint pada siklus 1, calon kepala sekolah dengan mudah bersama guru untuk
menyempurnakan dan mendiskusikan hal-hal yang harus ditingkatkan pembuatan media powerpoint
melalui in house training di sekolah.
Hasil diskusi dengan rekan guru, pemateri dan calon kepala sekolah, di putuskan adanya
b. Pelaksanaan
Melakukan kegiatan lanjutan kepada guru tertentu mengenai hal-hal yang harus diperbaiki
melalui kegiatan pendampingan oleh calon kepala sekolah, dan dibantu oleh guru TIK sebagai pemateri.
Pendampingan dilaksanakan tanggal 15 November 2016 dan calon kepala sekolah melakukan observasi
terhadap kegiatan pendampingan yang berlangsung.
c. Monitoring
Monitoring dilakukan melalui observasi kegiatan yang melibatkan guru dan pengawas
kelembagaan. Instrumen monitoring dilakukan setelah kegiatan berlangsung untuk melihat perkembangan
pelaksanaan siklus I oleh calon kepala sekolah dengan mengisi instrumen yang berkaitan dengan
pembuatan media pembelajaran power point di siklus 1.
d. Refleksi
…blogspot.co.id/…/laporan-ojl-2017-pel… 4/21
10/11/2017 Laporan Ojl 2017 PELAKSANAAN RENC…
Berdasarkan hasil instrumen monitoring yang dilakukan oleh ketua panitia terhadap calon
kepala sekolah pada siklus 2, menunjukkan bahwa proses pendampingan kepada tiga orang guru telah
dengan baik melalui pendampingan terhadap 3 (tiga) orang guru yang masih memiliki kekurangan dalam
guru tersebut dalam membuat media powerpoint melalui isian instrumen monev dan menilai kembali
No Instrumen Klasifikasi
Skor
No Nama Guru Jml.
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
76 – 85 B Baik
56 – 75 C Cukup
< 55 D Kurang
Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan setelah mengisi dan menghitung instrumen
monitoring dan evaluasi pada ketiga guru tersebut dalam membuat media powerpoint pada siklus 2
melalui kegiatan pendampingan dapat disimpulkan bahwa ternyata memperoleh hasil yang sangat
memuaskan. Artinya ketiga orang guru tersebut telah dapat memperbaiki yang kurang dalam membuat
media powerpoint menjadi sangat baik.
…blogspot.co.id/…/laporan-ojl-2017-pel… 5/21
10/11/2017 Laporan Ojl 2017 PELAKSANAAN RENC…
1. Rational Latar Belakang
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah
menegaskan bahwa seorang kepala sekolah harus memiliki lima dimensi kompetensi minimal yaitu: kompetensi
kepribadian, manajerial, kewirausaha-an, supervisi, dan sosial. Kompetensi supervisi kepala sekolah perlu
dikembangkan dalam usaha membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Salah satu tugas kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik. Setiap kepala sekolah harus
memiliki dan menguasai konsep supervisi akademik yang meliputi: pengertian, tujuan dan fungsi, prinsip-
prinsip, dan dimensi-dimensi substansi supervisi akademik. Sasaran supervisi akademik adalah guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran, yang terdiri dari materi pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan
silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi
dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran.
Supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah antara lain adalah: (a) membimbing guru dalam memilih dan
menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/ bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi
siswa
a. membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan (di kelas, laboratorium, dan/atau di
lapangan) untuk mengembangkan potensi siswa,
b. membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan
fasilitas pembelajaran, dan
c. memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk pembelajaran.
Sasaran utama supervisi akademik adalah kemampuan guru dalam merencana-kan kegiatan
pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, memanfaatkan hasil penilaian
untuk peningkatan layanan pembela-jaran, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, memanfaatkan
sumber belajar yang tersedia, dan mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi, metode, teknik) yang tepat.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 28 tahun 2010, tentang penugasan guru sebagai kepala
sekolah, menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah adalah suatu tahapan dalam proses
penyiapan calon kepala sekolah melalui pemberian pengalaman pembelajaran teoritik maupun praktik tentang
kompetensi kepala sekolah yang diakhiri dengan penilaian sesuai standar nasional. Melakukan supervisi
akademik pada kegiatan on the job learning terhadap guru yunior merupakan implementasi pemberian
pengalaman pembelajaran praktik pengembangan kompetensi supervisi calon kepala sekolah.
Tujuan pelaksanaan supervisi akademik terhadap guru yunior bagi peserta diklat calon kepala sekolah
adalah :
kemudian melakukan tindak lanjut dalam rangka meningkatkan mutu proses dan hasil
pembelajarannya.
Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan supervisi akademik terhadap guru yunior bagi peserta diklat
calon kepala sekolah adalah :
…blogspot.co.id/…/laporan-ojl-2017-pel… 6/21
10/11/2017 Laporan Ojl 2017 PELAKSANAAN RENC…
1. Mampu mengembangkan kompetensi supervisi akademik,
melakukan tindak lanjut dalam rangka meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajarannya.
4. Pelaksanaan Supervisi
a. Tempat Pelaksanaan
Supervisi akademik terhadap guru yunior dilaksanakan di sekolah magang SMA Negeri 1 Bola
b. Teknik Supervisi
Teknik supervisi yang digunakan adalah teknik supervisi individual yaitu melaksanakan supervisi
perseorangan terhadap guru yunior. Supervisor hanya berhadapan dengan seorang guru. Pelaksanaan supervisi
ini dilaksanakan dengan cara supervisor datang ke kelas untuk mengobservasi guru yunior.
2. Tahap pelaksanaan. Pada tahap ini, supervisor mengamati jalannya proses pembelajaran berlangsung.
3. Tahap refleksi dan tindak lanjut. Pada tahap ini, supervisor bersama guru yunior merefleksi pelaksanaan
pembelajaran dengan mendiskusikan kelebihan dan kekurangan. Hasil refleksi dijadikan dasar untuk perbaikan
proses pembelajaran berikutnya.
c. Hasil Supervisi
1. Perencanaan supervisi
Pada awal tahap perencaan, supervisor menyiapkan sejumlah instrumen yang akan digunakan pada
pelaksanaan observasi diantaranya : (1) instrumen perencaan kegiatan pembelajaran, (2) instrumen observasi
kelas, (3) daftar pertanyaan setelah observasi, dan (4) format tindak lanjut hasil supervisi.
Selanjutnya, melakukan pertemuan dengan guru yunior yang akan diobservasi. Pada pertemuan
pertama supervisor meminta kesediaan guru yunior untuk diobservasi proses pembelajarannya. Setelah guru
yunior menyatakan bersedia, berikutnya disepakati penentuan waktu pelaksanaan observasi, konsep atau materi
yang akan dibahas (mengikuti jadual materi guru yunior) dan menginformasikan bahan-bahan yang perlu
dipersiapkan oleh guru yunior dalam pelaksanaan observasi diantaranya silabus, RPP, bahan ajar, alat peraga
atau media dan penilaian yang akan digunakan. Diakhir pertemuan disepakati jadual pertemuan berikutnya yang
dilaksanakan sebelum kegiatan observasi yang bertujuan untuk mendiskusikan bahan-bahan yang telah
dipersiapkan guru yunior. Pada pertemuan ini supervisor memeriksa silabus, RPP, bahan ajar, alat peraga atau
media dan penilaian kemudian mendiskusikan hal-hal yang perlu dilakukan perbaikan-perbaikan. Supervisor
dapat memberikan masukan yang sifatnya melengkapi jika terdapat kekurangan dari bahan-bahan tersebut.
Setelah melakukan perbaikan-perbaikan, supervisor meminta kopian RPP satu rangkap kemudian
memberikan penilaian dengan mengisi instrumen perencaan kegiatan pembelajaran, yang selanjutnya akan
Untuk menghindari kemungkinan munculnya kekakuan dan ketegangan guru yunior pada pelaksanaan
observasi nantinya, maka diinformasikan pula tujuan observasi yang akan dilakukan. Observasi guru yunior
adalah salah satu tugas peserta diklat calon kepala sekolah pada kegiatan on the job learning dan tidak ada
…blogspot.co.id/…/laporan-ojl-2017-pel… 7/21
10/11/2017 Laporan Ojl 2017 PELAKSANAAN RENC…
hubungannya dengan penilaian kinerja guru di sekolah. Observasi ini juga dapat membantu guru yunior
memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajarannya.
2. Pelaksanaan Observasi-1
Pada tahap ini supervisor melakukan observasi langsung ke kelas X-1 tempat guru yunior
melangsungkan proses belajar mengajar sesuai dengan jadual yang telah disepakati. Pelaksanaan observasi
dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan (setiap pertemuan 2 45 menit). Supervisor melakukan pengamatan
langsung pelaksanaan pembelajaran mulai dari kegiatan awal sampai pada kegiatan penutup.
Obyek pengamatan adalah aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Aktivitas guru dan
siswa dicatat pada catatan kejadian dan mengisi instrumen observasi kelas yang telah dipersiapkan. Catatan
kejadian dijadikan sebagai bahan diskusi sekaligus bahan evaluasi pada saat kegiatan refleksi pembelajaran.
Untuk memperoleh bukti pelaksanaan pembelajaran tersebut supervisor mendokumentasikannya dalam bentuk
foto.
Pada pertemuan pertama, dengan mengacu pada RPP yang telah disusun, guru membahas materi: (i)
Making, accepting and declining an invitation.
Pada kegiatan awal, ketua kelas menyiapkan teman-temannya untuk belajar dan mengucapkan salam
yang dibalas oleh guru dengan salam pula. Dengan menggunakan model pembelajaran langsung, guru
mengawali pembelajaran dengan menanyakan kesiapan siswa untuk belajar. Kemudian mengabsen siswa satu
persatu. Guru kemudian memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih giat belajar agar menjadi siswa yang
jago berbahasa Inggris. Berikutnya guru melakukan apersepsi dan dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran hari itu (siswa dapat menjawab pertanyaan text lisan fungsional pendek sederhana misalnya
latihan di buku LKS. Setelah waktunya dianggap cukup, guru mempersilahkan tiga orang siswa yang sudah
selesai mengerjakan untuk membacakan jawabannya di depan kelas. Tiga orang siswa berturut-turut membaca
jawabannya di papan tulis dengan soal yang berbeda dan semua siswa memberikan jawaban yang betul. Guru
memberikan apresiasi dengan memuji ketiga siswa tersebut dan meminta tepuk tangan dari teman-teman yang
lain sebagai penghargaan bagi temannya yang mampu menjawab soal latihan tersebut dengan benar.
Sebelum memberikan kuis untuk penilaian, guru kembali mempersilahkan siswa untuk menanyakan
materi yang belum dimengerti. Guru memberikan kuis sebanyak 3 nomor yang diminta dijawab dalam waktu 5
menit. Setelah waktu habis, siswa mengumpulkan jawabannya masing-masing kemudian tiga orang siswa
diminta menuliskan jawabannya di papan tulis. Guru memberikan tepuk tangan yang diikuti oleh siswa sebagai
pertanda jawaban tiga orang siswa adalah benar.
Pada bagian penutup, guru meminta siswa memberikan kesimpulan pelajaran hari itu. Beberapa siswa
bersamaan berteriak memberikan simpulan pelajaran. Guru kemudian mengulangi dan melengkapi simpulan
siswa. Berikutnya guru mempersilahkan siswa membuka LKS untuk mencatat soal PR yang ada pada bagian
latihan. Pesan terakhir dari guru, tolong PR-nya dikerjakan baik-baik, jika ada yang tidak dimengerti bertanya ke
temannya atau boleh cari-cari di internet. Hari ini pelajaran kita cukup sekian.
Tindak lanjut dan hasil, setelah mengisi instrumen pasca observasi calon kepala sekolah
…blogspot.co.id/…/laporan-ojl-2017-pel… 8/21
10/11/2017 Laporan Ojl 2017 PELAKSANAAN RENC…
memperlihatkan hasil penilaian format 1 tentang instrumen Perencanaan Kegiatan Pembelajaran, untuk Bapak
Fajar S.Pd
Hasil menunjukkan guru yunior tersebut memperoleh nilai 36, kemudian dimasukan dalam
perhitungan maka perolehannya adalah sebagai berikut:
Dalam format 2 instrumen observasi kelas, Bapak Fajar S.Pd. memperoleh nilai 57, dimasukan
dalam perhitungan maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Untuk observasi kelas, calon kepala sekolah menyarankan kepada guru yunior untuk
mendorong peserta didik untuk memanfaatkan TIK, dan diakhir pembelajaran guru yunior tidak lupa
Setelah itu calon kepala sekolah bersama guru yunior mendiskusikan hal-hal yang perlu
ditingkatkan untuk perbaikan dalam supervisi siklus 2 nanti sebagai tindak lanjut.
Format 1 Format 2
No Nama Guru Junior
Angka Angka
1. Siklus 2
a. Perencanaan
Mendiskusikan jadwal untuk supervisi berikutnya, kapan kesediaan dari guru yunior tersebut.
Dari hasil diskusi dengan Bapak Fajar S. Pd. , disepakati untuk dilakukan kembali supervisi berikutnya
di siklus 2 pada Hari Rabu, 16 November 2016.
b. Pelaksanaan
1) Pra observasi, guru yunior diberi instrumen pra observasi untuk diisi, baru setelah itu dilakukan
observasi.
2) Observasi, dilaksanakan dengan mengamati secara seksama kepada Bapak Fajar S.Pd. selaku
guru yunior dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Kemudian terlihat lebih baik dalam
mempersiapkan pembelajaran, baik dari segi penyampaian materi maupun pada pengawasan
terhadap peserta didik dalam melakukan praktek pembelajaran. Pada kegiatan penutup guru yunior
juga menyampaikan rencana materi dan memberikan tugas untuk pertemuan berikutnya.
3) Pasca Observasi, seperti halnya pada siklus 1 guru yunior diberi pertanyaan bagaimana
perasaan/kesan setelah melakukan proses pembelajaran di kelas tadi yang diamati langsung oleh
calon kepala sekolah, lalu calon kepala sekolah memberikan pujian terhadap hal-hal yang sudah
…blogspot.co.id/…/laporan-ojl-2017-pel… 9/21
10/11/2017 Laporan Ojl 2017 PELAKSANAAN RENC…
baik yang dilakukan guru yunior selama proses pembelajaran. Setelah itu, guru yunior diberi
instrumen format 3 (pasca observasi), untuk diisi, kemudian setelah mengisi instrumen format 3
Hasil penilaian untuk Bapak Fajar S.Pd. pada siklus 2 untuk format 1 Instrumen Perencanaan
Kegiatan Pembelajaran diperoleh nilai skor 42, lalu dimasukan dalam perhitungan maka diperoleh nilai
sebagai berikut:
Dari pengamatan pada siklus 1 dan siklus 2, untuk guru yunior a.n Bapak Fajar S.Pd. terjadi
peningkatan yang signifikan pada perencanaan kegiatan pembelajaran. Ini diperlihatkan dengan adanya
peningkatan perolehan nilai skor 81,81 % menjadi 95,45 %, dari klasifikasi B (Baik) menjadi klasifikasi
A (Baik sekali). Sedangkan untuk kegiatan observasi kelas diperoleh nilai skor 66, dimasukan dalam
perhitungan diperoleh nilai sebagai berikut:
Dari pengamatan siklus 1 dan siklus 2, untuk guru junior a.n Fajar S.Pd. pada observasi kelas
ada peningkatan yang signifikan, yaitu dari 83,82 % menjadi 95,58 %, dari klasifikasi B (Baik) menjadi
klasifikasi A (Baik Sekali).
Format 1 Format 2
No Nama Guru Junior
Angka Angka
Dari hasil wawancara pada siklus II terlihat ada kepuasan, walaupun belum sempurna. Bahkan
setelah kegiatan ini, guru yunior lebih antusias agar program supervisi ini berkesinambungan terus, dengan
harapan agar proses pembelajaran di kelas akan semakin lebih baik. Dan supervisi akademik, guru
yunior merasakan adanya manfaat yang dia peroleh, antara lain: Kesiapan penyusunan RPP dan
pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga dapat menigkatan kompetensi dirinya.
1. Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran atau tema tertentu
yang terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian, proses penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Beberapa prinsip pengembangan silabus yaitu: ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai, aktual,
…blogspot.co.id/…/laporan-ojl-2017-pel… 10/21
10/11/2017 Laporan Ojl 2017 PELAKSANAAN RENC…
kontekstual, fleksibel, dan menyeluruh.
Untuk menyusun dan mengembangkan silabus, maka langkah-langkah yang dilakukan adalah:
a. Mengkaji SK dan KD
Penyusunan perangkat pembelajaran merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh guru
sebelum pelaksanaan proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran meliputi : 1). Analisa keterkaitan
Standar Kompotensi dengan Kompetensi Dasar, serta Indikator Pencapaian Kompetensi, 2) Silabus, 3)
program tahunan, dan 4) RPP.
Calon kepala sekolah juga adalah seorang guru, karenanya dalam menjalankan kewajibannya
sebagai seorang guru, yakni guru Bimbingan dan konseling, sebagai calon kepala sekolah juga dituntut
untuk menyusun RPL (Rencana Pelaksanaan Layanan) sebagaimana tugas yang diembannya. Bahkan
karena calon kepala sekolah adalah calon pemimpin yang sedang dilatih, ia harus lebih memahami dan
memberikan contoh kepada rekan guru lainnya dalam menyusun perangkat pelayanan bimbingan dan
pembelajaran.
Tahap awal dalam pembelajaran adalah menyusun perencanaan pembelajaran yang diwujudkan
pada pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hal ini merupakan perencanaan kegiatan
…blogspot.co.id/…/laporan-ojl-2017-pel… 11/21
10/11/2017 Laporan Ojl 2017 PELAKSANAAN RENC…
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya pencapaian Kompetensi Dasar (KD).
Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban membuat media powerpoint secara lengkap dan
sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien,
dan memotivasi peserta didik untuk berpartisifasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreatifitas dan kemadirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta fsikologis
peserta didik. RPP disusun berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) atau sub topik yang dilaksanakan
dalam satu kali pertemuan atau lebih.
Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau kelompok di sekolah,
dengan dikoordinasi, dipasilitasi, dan disupervisi oleh kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh
kepala sekolah.
RPP mencakup: a) Data sekolah, mata pelajaran, dan kelas/semester, Alokasi waktu; b)
Standar Kompetensi (SK); c) Kompetensi Dasar (KD); d). Indikator; e) Tujuan Pembelajaran; f) Materi
Ajar; g) Metoda Pembelajaran; h) Langkah-langkah Pembelajaran; i) Alat dan Sumber Belajar; j)
Penilaian.
3. Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Bahan yang dimaksud berupa tertulis maupun tidak tertulis.
Jenis-jenis bahan ajar dapat dibedakan atas beberapa kriteria pengelompokan. Menurut
Koesnandar (2008), jenis bahan ajar berdasarkan subjeknya terdiri dari dua jenis, yaitu : a) Bahan ajar
yang sengaja dirancang untuk belajar seperti buku, LKS. b) Bahan ajar yang dirancang dapat
dimanfaatkan untuk belajar menyatakan bahwa jika ditinjau dari fungsinya maka bahan ajar yang
dirancang terdiri atas 3 kelompok, yaitu : bahan ajar persentasi, bahan referensi, dan bahan belajar
mandiri.
Pengembangan bahan ajar harus didasarkan pada analisis kebutuhan peserta didik terdapat
beberapa alasan mengapa perlu pengembangan bahan ajar, yaitu:
a. Ketersediaan bahan sesuai tuntutan kurikulum, artinya bahan ajar yang dikembangkan harus sesuai
dengan kurikulum.
b. Krakteristik sasaran, artinya bahan ajar yang dikembangkan dapat disesuiakan dengan krakteristik
siswa sebagai sasaran.
c. Pengembangan bahan ajar harus dapat menjawab atau memecahkan masalah atau kesulitan dalam
belajar.
Seperti yang diuraikan di atas tentang pengertian bahan ajar dan dasar pengembangan bahan
ajar, diantaranya adalah ketersediaan bahan sesuai tuntutan kurikulum, artinya bahan ajar yang
dikembangkan harus sesuai dengan kurikulum, karakteristik sasaran, artinya bahan ajar yang
dikembangkan dapat disesuiakan dengan karakteristik peserta didik sebagai sasaran. Maka
4. Instrumen Penilaian
…blogspot.co.id/…/laporan-ojl-2017-pel… 12/21
10/11/2017 Laporan Ojl 2017 PELAKSANAAN RENC…
Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan
itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses
dan hasil belajar siswa. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler
maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis
besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
Salah satu prinsip dasar yang harus senantiasa diperhatikan dan dipegangi dalam rangka evaluasi
hasil belajar adalah prinsip kebulatan, dengan prinsip evaluator dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar
dituntut untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadap peserta didik, baik dari segi pemahamannya terhadap
materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan (aspek kognitif), maupun dari segi penghayatan (aspek afektif),
dan pengamalannya (aspek psikomotor).
Dalam konteks evaluasi hasil belajar, maka ketiga domain atau ranah itulah yang harus dijadikan
sasaran dalam setiap kegiatan evaluasi hasil belajar. Sasaran kegiatan evaluasi hasil belajar adalah:
1. Apakah peserta didik sudah dapat memahami semua bahan atau materi pelajaran yang telah
diberikan pada mereka?
2. Apakah peserta didik sudah dapat menghayatinya?
3. Apakah materi pelajaran yang telah diberikan itu sudah dapat diamalkan secara kongkret dalam
2) Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku
seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang,
yaitu: (1) receiving (2) responding (3) valuing (4) organization (5) characterization by evalue or calue
complex.
3) Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau kemampuan bertindak
setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan
dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.
Langkah persiapan dalam mengkaji 9 aspek manajerial, sebagai calon kepala sekolah
menyiapkan beberapa dokumen, yaitu: 1) Bahan ajar yang calon kepala sekolah telah dapatkan berupa
modul dari kegiatan In-Service 1; 2) Untuk mencari kondisi ideal dengan menggunakan atau
berpedoman pada Permendiknas/Permendikbud sesuai dengan aspek kajian manajerial; 3) Kemudian
calon kepala sekolah menyusun instrumen kajian 9 aspek manajerial yang akan dijadikan panduan
mencari informasi dari pemangku jabatan di sekolah; dan 4) Jika informasi masih kurang, calon kepala
sekolah melakukan wawancara dengan para pemangku jabatan tersebut.
mengkaji RKS dan RKJM sekolah magang SMAN I Bola dan SMAN 3 Sengkang, calon kepala sekolah
…blogspot.co.id/…/laporan-ojl-2017-pel… 13/21
10/11/2017 Laporan Ojl 2017 PELAKSANAAN RENC…
mengerti dan memahami beberapa cara penyusunan RKS dan RKJM yang disusun dan dikembangkan
berdasarkan rekomendasi Evaluasi Diri Sekolah (EDS). Hasil rekomendasi EDS tersebut merupakan pedoman
utama untuk melihat realitas sekolah terhadap delapan standar nasional pendidikan, agar penyusunan RKS dapat
efektif dan efisien dengan berbasis pada skala prioritas program-program utama.
Ketentuan permendiknas nomor 19 tahun 2007 tentang standar pengelolaan pendidikan yang
mengamanatkan penyusunan RKS harus memuat kejelasan mengenai: a) kesiswaan, b) kurikulum dan kegiatan
pembelajaran, c) PTK serta pengembangannya, d) sarana dan prasarana, e) keuangan dan pembiayaan, f)
budaya dan lingkungan sekolah, g) peran serta masyarakat dan kemitraan, dan h) rencana kerja lain yang
mengarah kepada peningkatan dan pengembangan mutu.
Dengan demikian, dokumen RKS/RKJM merupakan hal penting dalam pengelolaan sekolah, sebagai
panduan dan pedoman utama oleh semua warga sekolah. Dokumen tersebut harus ada di sekolah setelah
mendapatkan pengesahan Dinas Pendidikan kabupaten, yang disusun oleh suatu tim yang bertanggung jawab
dan dipahami bersama oleh semua warga sekolah.
Pemahaman calon kepala sekolah tentang penyusunan RKS/RKJM sekolah belum utuh dan sempurna
karena belum pernah menyusun RKS/RKJM sekolah secara lengkap. Untuk memaksimalkan penguasaan
kompetensi calon kepala sekolah tentang penyusunan RKS/RKJM, berharap agar dalam penyusunan
RKS/RKJM sekolah pada tahun berikutnya dapat dilibatkan secara langsung guna mempraktekkan ilmu yang
telah dimiliki.
2. Pengelolaan Kurikulum
Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan kurikulum berdasarkan dokumen data
yang ada pada sekolah magang SMAN I Bola dan SMAN 3 Sengkang, kemudian mengkaji pengelolaan
kurikulum kedua sekolah tempat magang tersebut, calon kepala sekolah lebih mengerti tentang
pengelolaan kurikulum sekolah, proses penyusunan kurikulum (KTSP) baik dokumen I maupun
dokumen II, bentuk-bentuk silabus dan RPP, bentuk penilaian dan analisisnya. Calon kepala sekolah
merasa belum sepenuhnya mampu menyusun silabus dan RPP yang memuat nilai-nilai karakter bangsa
sesuai dengan SK dan KD yang dikembangkan.
Kegiatan penyusunan dan pengembangan RPP dilakukan secara mandiri ataupun berkompok
dalam pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sekolah. Untuk memaksimalkan
kompetensi pengelolaan kurikulum sekolah, termasuk penyusunan RPP yang memuat nilai-nilai karakter,
calon kepala sekolah akan lebih banyak belajar dan berusaha agar selalu terlibat secara langsung dalam
Dalam penyusunan KTSP calon kepala sekolah telah dapat lebih memahami lagi setelah
mempelajari dan mempraktikkan cara penyusunan KTSP khususnya dokumen I, calon kepala sekolah
akan lebih banyak belajar dan selalu berusaha terlibat secara langsung dalam penyusunan dan
pengembangan kurikulum sekolah
kemudian mengkaji pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan sekolah tempat magang SMAN I
Bola dan SMAN 3 Sengkang, calon kepala sekolah mengetahui keadaan guru dan pegawai, kualifikasi
…blogspot.co.id/…/laporan-ojl-2017-pel… 14/21
10/11/2017 Laporan Ojl 2017 PELAKSANAAN RENC…
pendidikan, serta memahami pengaturan pembagian tugasnya masing-masing. Calon kepala sekolah juga
diidentifikasi dan dipetakan oleh kepala sekolah untuk menjadi pertimbangan dalam pembagian tugas dan
Oleh karena itu, sebagai calon kepala sekolah sangat berharap adanya penilaian dari kepala
sekolah yang jernih dan akuntabel atau adanya uji kompetensi bagi guru-guru setiap tahun untuk
mengetahui tingkat kompetensinya. Demikian pula untuk tenaga kependidikan sebaiknya juga ada uji
kompetensi untuk mengetahui tingkat kompetensinya dalam memudahkan kepala sekolah menetapkan
pembagian tugas tenaga kependidikan.
Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan sarana dan prasarana sekolah kemudian
mengkaji pengelolaan sarana dan prasarana sekolah tempat magang SMAN I Bola dan SMAN 3
Sengkang, calon kepala sekolah dapat mengetahui sumber daya sarana dan prasarana yang dimiliki
masing-masing sekolah magang. Calon kepala sekolah juga mendapat pemahaman tentang perencanaan
pengadaan, pemeliharaan, inventarisasi dan penghapusan sarana prasarana sekolah.
Standar sarana dan prasarana sekolah menurut permendiknas nomor 24 tahun 2007 harus
dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan pengadaan sarana dan prasarana sekolah. Calon kepala
sekolah akan lebih banyak belajar tentang pengelolan sarana dan prasarana, agar ke depan dapat lebih
memahami tentang pengelolaan sarana dan prasarana sekolah.
sekolah memiliki pemahaman tentang perencanaan dan penerimaan peserta didik baru. Kegiatan
pembinaan peserta didik sebagaimana diatur dalam permendiknas nomor 39 tahun 2008 tentang
kedamaian ).
Calon kepala sekolah juga mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang kegiatan-kegiatan
pengembangan diri siswa yang dikembangkan berdasarkan bakat, minat, kreativitas dan kemampuan
siswa. Untuk mengembangkan penguasaan kompetensi dalam pengelolaan peserta didik, calon kepala
…blogspot.co.id/…/laporan-ojl-2017-pel… 15/21
10/11/2017 Laporan Ojl 2017 PELAKSANAAN RENC…
sekolah akan lebih banyak membaca bahan-bahan pembelajaran terkait pengelolaan peserta didik dari
berbagai sumber dan banyak dengan kepala sekolah dan wakasek urusan kesiswaan.
pengelolaan keuangan sekolah tempat magang SMAN 1 Sengkanbg dan SMAN 3 Sengkang, calon
kepala sekolah dapat mengetahui sumber-sumber keuangan sekolah serta dapat memahami penentuan
alokasi pembiayaan sekolah.
Kompetensi yang belum penulis sepenuhnya kuasai adalah pengetahuan tentang bentuk laporan
pengelolaan keuangan sekolah secara keseluruhan, calon kepala sekolah berharap dapat mempelajari
contoh laporan pertanggungjawaban keuangan suatu sekolah, baik dari bendahara sekolah maupun dari
kepala sekolah.
Kemudian mengkaji pembinaan TAS tempat magang SMAN I Bola dan SMAN 3 Sengkang,
calon kepala sekolah mendapatkan pengetahuan tentang kompetensi TAS yang harus dibina oleh kepala
sekolah. Kemudian memperoleh juga pengetahuan tentang model-model pembinaan dan penilaian
kinerjaTAS.
mengoperasikan hardware dan software dalam presentasi multimedia pembelajaran dan pengaplikasian
media pembelajaran TIK, calon kepala sekolah mendapatkan informasi tentang sumber daya sarana dan
prasarana yang dimiliki sekolah yang masuk dalam ketegori TIK serta gambaran kompetensi pendidik
(guru) dalam penguasaan TIK terutama komputer
Tenaga pendidik di sekolah tempat magang belum sepenuhnya memanfaatkan TIK baik dalam
pengelolaan administrasinya, maupun dalam pembelajaran. Oleh karena itu, calon kepala sekolah akan
lebih banyak belajar dan menggunakan TIK dalam pengadministrasian maupun dalam pembelajaran agar
mengkaji monitoring dan evaluasi sekolah tempat magang SMAN I Bola dan SMAN 3 Sengkang,
…blogspot.co.id/…/laporan-ojl-2017-pel… 16/21
10/11/2017 Laporan Ojl 2017 PELAKSANAAN RENC…
sebagaimana amanah Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang kompetensi manajerial mencapai
terget kompetensi adalah “Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program
kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya” calon kepala
sekolah belum sepenuhnya mendapatkan hasil monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan oleh sekolah
magang berdasarkan prinsip-prinsip monitoring dan evaluasi, sehingga belum memperoleh pengetahuan
pelaksanaan monitoring dan evaluasi program sekolah, maka sangat berharap agar dapat dilibatkan
secara langsung dalam pelaksanaan monev program-program sekolah di masa yang akan datang.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pengalaman yang sudah dimiliki berkenaan dengan
calon kepala sekolah, sebelumnya telah dilakukan penyebaran angket Analisis Kebutuhan
Pengembangan Keprofesian kepada seluruh calon kepala sekolah yang mengikuti program tersebut oleh
melalui pengetahuan dan pengalamannya. Selain itu juga untuk mengidentifikasi bagian-bagian kompetensi
yang belum dikuasai oleh calon kepala sekolah (sebagai kelemahan) dan memerlukan pengalaman
pengetahuan serta pengalaman, sehingga akan menjadi bahan pengembangan lebih lanjut dalam diklat
yang ada pada diri calon kepala sekolah adalah kompetensi kewirausahaan dan supervisi. Hal ini diakui
oleh calon kepala sekolah terutama kompetensi supervisi karena jarang melakukan kegiatan supervisi di
sekolah. Hal ini berpengaruh pada pengalaman kerja calon kepala sekolah dalam kompetensi-
kompetensi yang masih kurang berdasarkan Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK)
…blogspot.co.id/…/laporan-ojl-2017-pel… 17/21
10/11/2017 Laporan Ojl 2017 PELAKSANAAN RENC…
Sebagai tindak lanjut dari hasil Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK) calon
kepala sekolah yang masih kurang atau sangat lemah dalam hal "Supervisi", dan juga merupakan salah
satu tugas dari kegiatan On the Job Learning (OJL), maka calon kepala sekolah harus meningkatkan
kompetensi supervisi di sekolah magang 2, yaitu di SMA Negeri 3 Sengkang melalui kegiatan
b. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang efektif.
c. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai
pemimpin sekolah.
d. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah.
Memiliki naluri supervisi dalam mengelola sekolah sebagai sumber belajar peserta didik
1. Persiapan
Untuk pelaksanaan AKPK di sekolah magang 2, yaitu SMA Negeri 3 Sengkang, c alon kepala sekolah
mengawalinya dengan persiapan dan perencanaan suatu program guna menggali potensi supervisi yang
dilaksanakan di SMA Negeri 3 Sengkang yang secara rutin dilaksanakan oleh kepala sekolah, adalah sebagai
berikut:
a. Menyusun agenda program pelaksanaan koordinasi (Agenda program terlampir pada program supervisi
SMA Negeri 3 Sengkang).
b. Menyusun pedoman wawancara terhadap kepala sekolah dan guru mengenai teknik supervisi yang sering
2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, calon kepala sekolah melakukan beberapa langkah sebagai
berikut:
a. Menemui kepala SMA Negeri 3 Sengkang, pada tanggal 17 November 2016, dengan
menyampaikan surat tugas magang sekolah 2 sekaligus menyampaikan maksud dan tujuan On the
b. Pada Hari Kamis, 1 Desember 2016 calon kepala sekolah melakukan wawancara kepala sekolah
seputar pelaksanaan supervisi akademik di sekolah yang beliau pimpin, dan di akhir pertemuan
beliau memberikan program supervisi di SMA Negeri 3 Sengkang kepada calon kepala sekolah.
c. Pada Hari Jumat, 2 Desember 2016 calon kepala sekolah melaksanakan observasi di kelas pada
proses pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah SMA Negeri 3 Sengkang guna
pengamatan langsung calon kepala sekolah tentang mekanisme peningkatan kemampuan tehnik
supervisi akademik yang dialaminya selama ini, guna peningkatan pemahaman tentang pelaksanaan
3. Hasil
Mengenai hasil dari rencana dan pelaksanaan supervisi, tidak bisa diukur hanya dengan waktu yang
sebentar. Namun memerlukan waktu penelitian yang cukup waktu, diantaranya dapat terlihat setelah beberapa
bulan, minimal dalam satu semester. Apakah supervisi yang telah dilaksanakan sudah benar sesuai dengan
tuntutan pendidikan yang berlaku? Akan tetapi, bagi calon kepala sekolah sudah merasa puas dan bisa
menambah wawasan mengenai supervisi yang telah dilaksanakan sekolah magang 2 SMA Negeri 3 Sengkang.
Hasil yang diperoleh terhadap guru dalam wawancara kaitannya dengan supervisi, baik dalam pelaksanaaan
kegiatan pembelajaran maupun administrasi sekolah, sudah dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
Namun demkian, dengan adanya program yang tersusun rapi serta pelaksaan secara rutin dilaksanakan,
tidak mustahil segala macam permasalahan dalam peningkatan kualitas pembelajaran akan mampu dan bisa
tercapai sampai pada tujuan yang diharapkan.
Dengan simultan dari kegiatan supervisi yang dilaksanakan sekolah, merupakan pembelajaran supervisi
yang efektif untuk mengembangkan karakteristik yang mampu bersikap dan bertindak proaktif, inovatif,
mengambil resiko dalam merancang program supervisi yang mampu membentuk kompetensi peserta didik
berkarakter pemimpin.
Dengan demikian, setelah mengevaluasi hasil supervisi yang telah dilaksanakan oleh calon kepala
sekolah merasa puas dengan pelaksanaan yang dilakukan, dan menjadi bahan catatan, bahwa supervisi
merupakan hal yang harus selalu dilaksanakan dalam meningkatkan mutu dan kualtas pendidikan di suatu
lembaga sekolah.
Nilai dan semangat supervisi untuk kepentingan pendidikan yang bersifat sosial bukan untuk
kepentingan komersial, yang harus diambil dan diteladani adalah karakteristik seperti inovatif, bekerja keras,
motivasi yang kuat, pantang menyerah dan salalu mencari solusi dalam memiliki naluri supervisi. Seorang
kepala sekolah hendaknya mampu menciptakan: Visi sekolah yang jelas, menjadi inspirator bagi warga sekolah,
mampu memperdayakan tim untuk bekerja cepat, dan cerdas untuk mencapai visi dalam kondisi lingkungan
yang tak menentu. Oleh karena itu, seorang kepala sekolah seharusnya memiliki karakteristik proaktif, inovasi,
dan berani mengambil resiko.
Hasil dari wawancara dan studi dokumentasi calon kepala sekolah dapat menjabarkan bahwa
kegiatan supervisi yang dilaksanakan kepada guru di SMA Negeri 3 Sengkang minimal 1 kali dalam satu
semester untuk setiap orang guru di sekolah tersebut. Dan supervisi ini dilaksanakan dengan menitik
beratkan pada proses pembelajaran. Supervisi akademik di SMA Negeri 3 Sengkang, rencana
pelaksanaannya disesuaikan dan dirancang berdasarkan jadwal proses pembelajaran tatap muka di
kelas.
Untuk pelaksanaan supervisi akademik dengan observasi di kelas, kepala sekolah membuat
kesepakatan dengan guru yang akan dikunjungi untuk disupervisi akademik dalam melaksanakan proses
pembelajaran di kelas, biasanya kepada guru tersebut di informasikan oleh kepala sekolah bidang
akademik/kurikulum tiga hari sebelum supervisi dilaksanakan.
Bagi guru yang memperoleh nilai sebutan cukup, langkah kepala sekolah akan mengadakan
pelaksanaan supervisi kelinis bagi guru tersebut, dengan menggunakan pendekatan kolaboratif, artinya
tanggung jawab terbagi relatif sama antara kepala sekolah/pengawas dengan guru, dan langkah-langkah
pelaksanaan supervisi klinisnya menggunakan tiga tahap, yaitu: tahap pertemuan awal, tahap observasi
…blogspot.co.id/…/laporan-ojl-2017-pel… 19/21
10/11/2017 Laporan Ojl 2017 PELAKSANAAN RENC…
proses pembelajaran, dan tahap pertemuan balikan, serta instrumen yang digunakannya pun sama seperti
mendapat perolehan nilai sebutan kurang diikutsertakan dalam pendidikan dan pelatihan yang dapat
meningkatkan kompetensinya dan keprofesionalannya sebagai guru, diberi bimbingan teknis, supervisi
klinis berkelanjutan dan IHT. Adapun instrumen tindak lanjutnya dibuat perorangan untuk setiap guru.
Instrumen supervisi akademik yang digunakanpun lebih cocok untuk observasi akademik di kelas,
Share
Yanti Rosmayanti
Terima kasih banyak atas refernsi tentang laporan OJL ini
Tira
iya bu, sama sama
REPLY
Mur Hayani
izin copy.trimakasih ..refernsi bapak
REPLY
Tira
silakan
REPLY
M. Nur Amri
instrumennya ada
REPLY
…blogspot.co.id/…/laporan-ojl-2017-pel… 20/21
10/11/2017 Laporan Ojl 2017 PELAKSANAAN RENC…
Tira
VISIT PROFILE
Report Abuse
…blogspot.co.id/…/laporan-ojl-2017-pel… 21/21