Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

Hasil Praktik On The Job Training (OJT) II


Pendidikan dan Pelatihan Calon Pengawas Madrasah Tahun 2022

Oleh:

Nama : Zaenal Mutaqien, S.Pd.,M.Pd.I


NIP : 197408181998031004
Unit Kerja : MIS Al Manaf Kantor Kementerian Agama
Kab. Bogor
LEMBAR PENGESAHAN

Pelaporan Hasil Praktik On The Job Training (OJT) II


Pendidikan dan Pelatihan Calon Pengawas Madrasah Tahun 2022

oleh :

Nama : Zaenal Mutaqien, S.Pd.,M.Pd.I


NIP : 197408181998031004
Satuan Pendidikan : MIS. Al Manaf Kab. Bogor

Telah disahkan
Pada Tanggal : …… November 2022
Di Bogor

a.n, Ketua Pokjawas Kabupaten Bogor


Sekretaris Umum, Kepala Madrasah,

H. R. Himayatul Islam, M.Pd. Zaenal Mutaqien, S.Pd.,M.Pd.I


NIP. 196803261991031005 NIP. 197408181998031004
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke khadlirat Allah SWT, atas rakhmat dan karuniaNya penulis telah
menyelesaikan Laporan hasil praktik On the Job Training (OJT)2 , sebagai salah satu
bagian tugas dalam Pendidikan dan Pelatihan Calon Pengawas Madrasah sekaligus
penyusunan pelaporan RTLPP.
Pelaksanaan On The Job Training-2 (OJT-2) Pendidikan dan Pelatihan Calon Pengawas
Madrasah merupakan tindak lanjut dari In Serice Training-1 (IST- 1) Pendidikan dan
Pelatihan Calon Pengawas Madrasah yang dilaksanakan oleh Direktorat Guru dan Tendik
Madrasah Dirjen Pendis bekerja sama dengan Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan
Keagamaan Kementerian Agama. Laporan ini diharapkan dapat memberikan gambaran
kepada Penyelenggara Diklat tentang kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Calon
Pengawas Madrasah yang merupakan implementasi dan tindak lanjut dari kegiatan In
Service Training-1 (IST-1).
Penulis menyadari bahwa pelaksanaan On The Job Training-2 (OJT- 2)
Pendidikan dan Pelatihan Calon Pengawas Madrasah tidak akan berjalan lancar tanpa
bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis manyampaikan ucapan terima kasih
dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
dan dukungannya,sehingga laporan ini dapat selesai.
Akhirnya dengan tersusunnya pelaporan ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi
penulis sebagai calon pengawas Madrasah dan sekaligus sebagai sarana peningkatan mutu
pendidikan.
Bogor, Nopember 2022
Penulis,

Zaenal Mutaqien.S.Pd.,M.Pd.I
NIP. 197408181998031004
DAFTAR ISI
Cover
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(Berisi: Pentingnya Materi Pelatihan yang akan dipraktikkan dalam OJT)
B. Tujuan Penulisan Laporan
C. Dasar Hukum
D. Sistematika Penulisan
BAB II DATA DAN PEMBAHASAN
A. Praktik Pembinaan Guru
1. Uraian Pelaksanaan Tugas 4 W 1 H, yaitu what, when, where, who, how
2. Langkah-langkah Pelaksanaan Praktik Pembinaan Guru
3. Data dan Analisis Data Hasil Praktik
B. Praktik Pemantauan Pelaksanaan SNP
1. Uraian Pelaksanaan Tugas 4 W 1 H, yaitu what, when, where, who, how
2. Langkah-langkah Pelaksanaan Praktik Pemantauan
3. Data dan Analisis Data Hasil Praktik
C. Praktik PKG
1. Uraian Pelaksanaan Tugas 4 W 1 H, yaitu what, when, where, who, how
2. Langkah-langkah Pelaksanaan Praktik Evaluasi
3. Data dan Analisis Data Hasil Praktik
D. Praktik Pelaksanaan Bimbingan dan Pelatihan Profesional Guru
1. Uraian Pelaksanaan Tugas 4 W 1 H, yaitu what, when, where, who, how
2. Langkah-langkah Pelaksanaan Praktik
3. Data dan Analisis Data Hasil Praktik
E. Proposal Penelitian Tindakan Madrsah (PTM)
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN:
- Foto-foto praktik (video)
- Hasil Praktik (Instrumen yang sdh diisi)
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan
Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah
Dan Angka Kreditnya sebagaimana telah diubah menjadi Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2016, pengawas
sekolah adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan
wewenang untuk melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan
pendidikan. Tugas pokok Pengawas Sekolah adalah melaksanakan tugas pengawasan
akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program
pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional
Pendidikan, penilaian, pembimbingan dan pelatihan professional Guru, evaluasi hasil
pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah khusus.
Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut, maka seorang pengawas sekolah dituntut
untuk memiliki kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas
Sekolah/Madrasah yang menyatakan bahwa pengawas sekolah harus memiliki enam dimensi
kompetensi yang dipersyaratkan, yaitu: Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Supervisi
Akademik, Kompetensi Supervisi Manajerial, Kompetensi Evaluasi Pendidikan, Kompetensi
Penelitian dan Pengembangan, Kompetensi Sosial. Untuk mencapai keenam kompetensi yang
dipersyaratkan bagi Pengawas Madrasah, maka diperlukan berbagai upaya diantaranya diklat
penyiapan calon pengawas madrasah.
Diklat Fungsional Calon Pengawas Madrasah yang diselenggarakan oleh Direktorat
Guru dan Tendik Madrasah Dirjen Pendis bekerja sama dengan Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan
dan Keagamaan Kementerian Agama ini dilaksanakan dalam 4 tahap dengan pola 171 JP, yaitu
On The Job Training 1 (OJT-1) sejumlah 21 JP atau setara dengan 11 hari, In Service Training
1 (IST-1) sejumlah 50 JP setara dengan 5 hari dan On The Job Training 2 (OJT-2) sejumlah 75
JP setara dengan 38 hari, serta In Service Training 2 (IST-2) sejumlah 25 JP setara dengan 3
hari.
Porsi waktu On The Job Training 2 (OJT-2) lebih besar karena pengawas madrasah
dituntut untuk belajar langsung di lapangan melaksanakan Rencana Tindak Lanjut Program
pengawasan (RTLPP) yaitu untuk mengasah kompetensi diri calon pengawas Madrasah, di
Madrasah tempat calon pengawas madrasah bertugas. Tugas kepengawasan meliputi
Pembinaan Guru, Pemantauan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) melalui supervisi
akademik; Melaksanakan Penilaian Kinerja Guru (PKG),menganalisis hasil PKG yang telah
dilakukan oleh Kepala Madrasah, Pembimbingan dan Pelatihan (Bimlat) profesional
guru dan penyusunan Proposal PTM.
Dari hasil Diklat Fungsional Calon Pengawas Madrasah diharapkan dapat
menghasilkan pengawas-pengawas yang profesional di bidangnya.
1. Permasalahan Utama Pembelajaran
Permasalahan utama pembelajaran yang terjadi di Madrasah adalah hasil belajar peserta
didik cenderung masih rendah karena penerapan strategi pembelajaran yang monoton.
Fenomena yang terjadi masih ada guru yang belum optimal mempersiapkan Rencana
Pembelajaran dan belum terampil dalam mengembangkan dan menerapkan pendekatan
pembelajaran dalam proses belajar.
Ada beberapa indikasi terhadap kondisi demikian, diantaranya kurangnya kreatifitas
guru dalam mengembangkan strategi dan pendekatan pembelajaran. Guru cenderung statis
dalam mengembangkan pendekatan yang sesuai dengan materi yang diberikan. Guru tidak
mencari alternatif sendiri untuk mempersiapkan dan mengembangkan pendekatan sesuai
Rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Hal ini disebabkan oleh kemampuan guru-guru dalam menggunakan pendekatan
masih belum optimal, terlihat dari metode mengajar beberapa guru masih secara
konvensional. Proses belajar mengajar masih terfokus pada guru dan kurang terfokus pada
peserta didik. Hal ini mengakibatkan kegiatan belajar mengajar lebih menekankan pada
pengajaran dari pada pembelajaran.
2. Solusi (Pemecahan Masalah Pembelajaran)
Untuk mengatasi permasalahan pembelajaran yang ada di Madrasah tersebut, perlu
adanya solusi dan tindakan nyata. Beberapa solusi yang akan dilakukan oleh calon pengawas
sekolah diantaranya melaksanakan bimbingan dan pelatihan profesional untuk
meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan strategi pendekatan pembelajaran
dan menguasai Teknik penilaian/mengevaluasi pembelajaran melalui kegiatan workshop.
Strategi lain yang bisa dilakukan oleh calon pengawas sekolah adalah melaksanakan
pembinaan melalui supervisi akademik agar guru dapat penerapan pendekatan dalam proses
pembelajaran. Dengan harapan apabila guru menerapkan pendekatan pembelajaran yang
tepat dalam proses pembelajaran, maka peserta didik akan berpartisipasi dan beinteraksi
aktif dalam pembelajaran, merasa senang dan tertarik, serta berpengaruh pada hasil
belajarnya
B. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan RTLPP pada On The Job Training 2 (OJT-2) ini adalah:
a. Melaporkan hasil praktik-praktik kepengawasan yang dilakukan calon pengawas
sekolah di MIS Al Manaf untuk memecahkan masalah utama pembelajaran yaitu
penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif dan kolaboratif, Penyusunan Rencana
Pembelajaran dan Teknik Penilaian melalui Pembinaan Guru, Supervisi Akademik serta
pembimbingan dan pelatihan profesional guru dalam bentuk workshop.
b. Melaporkan hasil praktik penilaian kinerja kepala Madrasah (PKKM) di MIS Al Manaf
Tangerang dan praktik menganalisis hasil Penilaian Kinerja Guru (PKG) yang sudah
dilakukan di MIS Al Manaf.
c. Melaporkan hasil penyempurnaan penyusunan proposal Penelitian Tindakan Madrasah
yang terkait dengan masalah pembelajaran.
C. Dasar Hukum
1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan
Nasional (SNP).
3. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan
4. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan dari
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan
Nasional (SNP).
5. Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan kedua
dari Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Pendidikan Nasional (SNP).
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 Tentang
SKL
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 Tentang
Standar Isi
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 12 Tahun 2007 Tentang
Standar Pengawas Madrasah/madrasah.
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 19 Tahun 2007 Tentang
Standar Pengelolaan pendidikan.
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007 Tentang
Standar Penilaian pendidikan
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 Tentang
Standar Proses.
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 10
tahun 2009 Pasal 1 ayat 1 mengenai Sertifikasi bagi Guru yang
diangkat dalam Jabatan Pengawas Satuan Pendidikan.
13. Peraturan Menteri Negara PAN dan RB Nomor 18 Tahun 2010
Tentang Jabatan Fungsional Pengawas dengan Angka Kreditnya.
14. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara (BKN) Nomor 01/III/PB/2011 dan Nomor 6
Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Pengawas Madrasah dan Angka Kreditnya.
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 23 Tahun 2013
Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan
Dasar di Kabupaten/Kota.
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 68 Tahun 2013
Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Madrasah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah.
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 160 Tahun 2014
Tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 61 Tahun 2014
Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah.
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 62 Tahun 2014
Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah.
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 63 Tahun 2014
Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai kegiatan Ekstrakurikuler
wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 143 Tahun 2014
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas
Madrasah dan Angka Kreditnya.
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 81 A Tahun 2013
Tentang Implementasi Kurikulum 2013.
23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 103 Tahun 2014
Tentang Proses Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 104 Tahun 2014
Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar
dan Menengah.
25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 160 Tahun 2014
Tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013.
26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 53 Tahun 2015
Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan
pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

D. Sistematika Penulisan
BAB II
DATA DAN PEMBAHASAN

A. Praktik Pembinaan Guru

1. Uraian Pelaksanaan Praktik Pembinaan Guru


Permasalahan pembelajaran yang utama yang diangkat dalam Laporan ini adalah hasil
belajar siswa yang belum optimal,hal ini disebabkan Guru dalam mempersiapkan perangkat
pembelajaran belum maksimal dan ini berdampak pada aktivitas dan partisipasi peserta didik
yang kurang maksimal. Peserta didik kurang bersemangat dan cenderung pasif,dan
pembelajaran berlangsung terkadang msih tidak sesuai dengan Rencana Pembelajaran yang
disusun. Salah satu solusi yang dilakukan calon pengawas madrasah adalah melalui
pembinaan guru dalam menyusun Rencana Program Pembelajaran.
2. Langkah-langkah Pelaksanaan Praktik Pembinaan Guru
Beberapa persiapan yang dilakukan oleh pengawas madrasah adalah :
a. Menentukan sasaran kegiatan pembinaan yaitu : Guru guru MI Al Manaf Dramaga.
b. Melakukan koordinasi dengan guru sasaran
c. Menentukan jadwal pelaksanaan pembinaan yaitu:
d. Mempersiapkan alat dan bahan materi pembinaan yaitu : Penyusunan RPP
e. Mempersiapkan surat keterangan pelaksanaan pembinaan
f. Mempersiapkan daftar hadir
Pelaksanaan Pembinaan Guru :
1. Pendahuluan/Temu Awal: (20 menit)
a. Pengawas melakukan eksplorasi pemahaman peserta tentang kaidah
penyusunan RPP.
b. Menyampaikan tujuan pembinaan.
2. Inti: (110 menit)
a. Menyajikan pokok-pokok materi tentang penyusunan RPP.
b. Membagi peserta dalam beberapa kelompok rumpun mata pelajaran, dan
menugaskannya untuk menyusun RPP
c. Presentasi kelompok dan diskusi
d. Validasi dan konfirmasi hasil presentasi sesuai kaidah.
3. Penutup (20 menit)
a. Refleksi, menanyakan kesan guru tentang substansi dan teknis penyajian.
b. Tindak lanjut: merencanakan pemantauan implementasi pemahaman guru
dalam menyusun RPP da lam kegiatan proses pembelajaran.
3. Data dan Analisis Data Hasil Praktik

B. Praktik Pemantauan Pelaksanaan 8 SNP

1. Uraian Pelaksanaan Praktik Pemantauan Pelaksanaan 8 SNP


Dalam pelaksanaan praktik pemantauan pelaksanaan 8 SNP, Calon pengawas
memfokuskan pada pemantauan Standar Proses yaitu Proses pembelajaran yang
dilakukan oleh Guru di dalam kelas melalui Supervisi Akademik.
- Aspek pemantauan : Pemantauan Standar Proses (Supervisi akademik)
- Sasaran : Moh. Kamaludin,S.Pd.I (Guru Kelas 6)
- Waktu/Jadwal : Hari : Senin
Tanggal : 14 Nopember 2022
Tempat : MIS Al Manaf
- Metode : wawancara, observasi, studi dokumen dan pengisian
Instrumen
- Pendekatan : Kolaboratif

2. Langkah-langkah Pelaksanaan Praktik Pemantauan


1. calon pengawas sekolah melakukan koordinasi dengan Kepala madrasah dan
guru untuk menetapkan guru yang menjadi sasaran supervisi akademik. Dari
hasil koordinasi diperoleh seorang guru yang akan disupervisi, yaitu satu guru
kelas 6.
2. calon pengawas sekolah melakukan koordinasi dengan guru sasaran membahas
tentang persiapan kegiatan supervisi akademik, adapun hasil koordinasi
tersebut diantaranya :
a. Jadwal pelaksanaan kegiatan supervisi dilakukan pada hari
Senin.Kesepakatan tersebut berdasarkan berbagai pertimbangan dengan
guru tersebut
b. Proses pembelajaran dilakukan secara tatap muka terbatas.
c. Guru yang akan disupervisi akan mempersiapkan diri dengan sebaik-
baiknya
3. kegiatan supervisi akademik dimulai dengan melakukan wawancara pra observasi
dengan guru tentang persiapan-persiapan yang sudah dilakukan.
4. Pengawas mengidentifikasi kelengkapan program.
5. kegiatan observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh pengawas sekolah
melalui pengamatan langsung secara tatap muka terbatas.
6. Dan setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan wawancara pasca observasi
membahas hasil-hasil observasi dan tindak lanjutnya.
7. calon pengawas sekolah untuk melakukan analisis terhadap hasil instrumen
supervisi akademik
8. Data dan Analisis Data Hasil Praktik

C. Praktik Penilaian Kinerja Guru ( PKG )

1. Uraian Pelaksanaan Praktik PKG


Penilaian Kinerja Guru (PKG) dilakukan oleh calon pengawas,untuk melaksanakan kegiatan
tersebut,hal yang dipersiapkan adalah:
a. Melakukan sosialisasi kepada guru yang akan dinilai
b. Menyusun jadwal kegiatan PKG
c. Mempersiapkan Instrumen Penilaian
d. Mempersiapkan alat dokumentasi
e. Waktu Pelaksanaan : Hari : Selasa
Tanggal : 15 Nopember 2022
Tempat : MIS Al Manaf Dramaga Bogor
f. Sasaran : Guru MIS Al Manaf
g. Metode : wawancara, Studi Dokumentasi

2. Langkah-langkah Pelaksanaan Praktik Evaluasi Pelaksanaan Penilaian Kinerja


Guru,dilaksanakan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Calon pengawas sekolah memeriksa dan mempelajari dokumen
dokumen PKG yang telah disiapkan oleh guru.
b. Melakukan kroscek data hasil studi dokumen melalui wawancara
dengan guru yang bersangkutan.
c. Mengisi instrumen PKG berdasarkan hasil studi dokumen dan
wawancara.
d. Melakukan pengolahan dan analisis dokumen hasil PKG.
e. Membuat laporan pelaksanaan Analisis hasil PKG
3. Data dan Analisis Data Hasil Praktik
D. Praktik Pelaksanaan Bimbingan dan Pelatihan Profesional Guru

1. Uraian Pelaksanaan Bimbingan dan Pelatihan Profesional Guru


Berdasarkan identifikasi permasalahan pembelajaran yang telah dilakukan
calon pengawas madrasah di madrasah binaan adalah masih adanya kesulitan
menyusun RPP sesuai format yang utuh dan benar, termasuk di dalam nya bagaimana
menyusun alat evaluasi berupa penulisan butir soal yang masih belum maksimal.
Pembimbingan dan Pelatihan (Bimlat) Profesional Guru perlu dilaksanakan
sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi guru. Melalui Pembimbingan dan
Pelatihan Profesional ini diharapkan guru mampu berinovasi dalam mengembangkan
RPP dan penyusunan butir soal sebagai alat evaluasi pembelajaran. Sebelum
pelaksanaan Bimlat dilakukan beberapa persiapan, diantaranya :
1) Melakukan kordinasi dan sosialisai pada guru– guru
2) Menyusun instrumen penilaian produk pendekatan pembelajaran
3) Menyiapkan bahan tayang materi Bimlat
4) Menyiapkan bahan lain yang dibutuhkan
5) Jadwal kegiatan:
Hari : Rabu
Tanggal : 16 Nopember 2022
Tempat : MIS Al Manaf Dramaga Bogor
6) Sasaran : Guru-Guru MIS Al Manaf berjumlah 15 orang
7) Pendekatan dan Metode:
Pendekatan : Kolaboratif
Metode : Workshop

2. Langkah-langkah Pelaksanaan Praktik Bimlat


Bimbingan dan Pelatihan professional Guru ini dilaksanakan melalui Workshop,
dengan tema workshop”Kaidah Penyusunan Butir Soal dalam Penilaian”. Beberapa langkah
yang dilakukan oleh calon Pengawas dalam penyelenggaraan Workshop ini antara lain:
a. Sambutan pihak Panitia workshop berisi tentang laporan kegiatan workshop
b. Pembukaan :
Pelaksanaan bimlat melalui workshop ini dibuka oleh Pengawas Pembina yang
sekaligus menyampaikan pentingnya materi workshop ini dilaksanakan.
c. Acara Inti :
Calon Pengawas menyampaikan materi dengan memaparkan dan membahas materi
workshop, Di dalamnya nanti ada pelatihan atau praktik nyata dari materi yang
disampaikan yaitu kaidah penyusunan butir soal dalam penilaian.
d. Guru dan peserta diklat berdiskusi dan menyampaikan pertanyaan dalam hal belum
paham tentang teori atau praktik
e. Peserta dibagi kelompok untuk praktik menyusun butir soal menurut kaidah yang
disampaikan oleh calon pengawas.
f. Penyampaian hasil kerja kelompok dan calon pengawas menganalisanya.
g. Penutupan

3. Data dan Analisis Data Hasil Praktik

E. Proposal Penelitian Tindakan Madrasah (PTM)

Pada bagian ini, penulis bermaksud mengemukakan beberapa


hal yang berhubungan dengan teori dan pengertian untuk dijadikan
pedoman dalam penyusunan PTM ini, sebagai gambaran yang tentu
ada kaitannya dengan materi pembahasan. Isinya berupa teori-teori
yang diambil dari berbagai sumber.
Pengertian pembelajaran menurut Gagne adalah seperangkat
peristiwa-peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung
beberapa proses belajar yang bersifat internal (menurut Gagne :
1977)
Pembelajaran merupakan proses tranfer ilmu dua arah, antara
guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima
informasi (menurut Munif Chatib)
Arti pembelajaran menurut Warsita merupakan suatau usaha
untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk
membelajarkan peserta didik (menurut Warsita).
Pengertian pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan
untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian
peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa
yang bersifat internal (menurut Gagne dan Briggs 1979)
Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata instruction yang
berarti self instruction (dari internal) dan external instructions (dari
eksternal). Pembelajaran yang bersifat eksternal antara lain datang
dari guru yang disebut pengajaran. Dalam pembelajaran yang
bersifat eksternal, prinsip-prinsip belajar dengan sendirinya akan
menjadi prinsip-prinsip pembelajaran (menurut Sugandi,
dkk :2004)
Menurut Chalil, pembelajaran merupakan suatu proses
interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar (menurut Achjar Chalil)
Pengertian pembelajaran menurut Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar
(menurut UU No.20 Tahun 2003)

Bab III Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan sekolah.
Menurut Ghani (2014: 25-26) bahwa penelitian tindakan sekolah
merupakan penelitian partisipatoris yang menekankan pada tindakan dan
refleksi berdasarkan pertimbangan rasional dan logis untuk melakukan
perbaikan terhadap suatu kondisi nyata, memperdalam pemahaman
terhadap tindakan yang dilakukan, dan memperbaiki situasi dan kondisi
sekolah/ pembelajaran secara praktis.
Penelitian tindakan sekolah ini mengacu pada penelitian tindakan
model Stephen Kemmis dan MC.Taggart (1998) yang diadopsi oleh
Suranto (2000; 49) yang kemudian diadaptasi dalam penelitian ini. Model
ini menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dari rencana,
tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali yang merupakan
dasar untuk rancangan pemecahan masalah. Peneliti menggunakan model
ini karena dianggap paling praktis dan aktual.
a. Subyek, Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah seluruh guru
SDN Kedaung Wetan 5 Kota Tangerang yang berjumlah 21 guru.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD SDN Kedaung Wetan 5 Kota
Tangerang dengan pertimbangan , bahwa SDN Kedaung Wetan 5
Kota Tangerang merupakan sekolah sendiri sehingga memudahkan
pelaksanaan Workshop, selain itu SDN Kedaung Wetan 5 memiliki
banyak tenaga guru yaitu sebanyak 21 guru yang masih memiliki
peluang untuk terus berkembang.

3. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan sekolah dilaksanakan selama 4-6 bulan,


terhitung mulai bulan Desember 2021 sampai dengan bulan Juni
2022.

b. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan minimal dua siklus dan
dalam satu siklus minimal 2 kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari
empat rangkaian utama yang dilakukan dalam siklus berulang yang
meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Kegiatan
setiap siklus dalam penelitian tindakan sekolah ini berpusat pada
aktivitas workshop yang kegiatan intinya adalah :
1. Perencanaan
Secara rinci langkah-langkah kegiatan yang dilaksanakan pada
tahap perencanaan adalah sebagai berikut :
a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Akademik.
b) Menyusun panduan workshop
c) Menyusun jadwal pelaksanaan workshop
d) Membuat undangan workshop untuk guru sebagai
peserta
workshop.
e) Mengembangkan instrumen observasi kegiatan workshop
dan aktivitas guru, serta instrumen penilaian produk.
f) Mempersiapkan bahan tayang materi workshop.
g) Mempersiapkan alat bantu yang diperlukan (proyektor,
laptop, dll)
h) Menyiapkan program aplikasi, media, dan perlengkapannya
sebagai tempat workshop.
i) Mempersiapkan kolaborator sebagai observer.

2. Pelaksanaan
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan
penelitian tidakan sekolah ini meliputi :
a) Pertemuan Awal
1) Kepala sekolah menjelaskan tujuan workshop.
2) Kepala sekolah memberikan motivasi kepada peserta
workshop.
b) Pertemuan Inti
1) Pengawas sekolah memaparkan konsep tentang
pendekatan pembelajaran kooperatif dan kolboratif
2) Pengawas sekolah memaparkan langkah-
langkah mengembangkan salah satu model pembelajaran.
3) Sesi tanya jawab
4) Pengawas sekolah membimbing guru dalam mempraktikkan
langkah-langkah mengembangkan pendekatan pembelajaran
5) Guru mempresentasikan hasil pendekatan pembelajaran
kooperatif dan kolaboratif yang sudah dikembangkan.
6) Guru lain memberikan tanggapan dan masukan hasil
presentasi.
c) Pertemuan Akhir
1) Pengawas sekolah mengonfirmasikan hasil presentasi.
2) Guru melakukan refleksi hasil pengembangan media
interaktif untuk mengetahui kelebihan dan kekurangannya.
3) Pengawas sekolah memberikan tugas mandiri untuk
menyempurnakanhasil pengembangan media interaktif.
4) Pengawas sekolah melakukan refleksi pelaksanaan
workshop.
3. Observasi
Pada tahap ini pengawas sekolah dan kolaborator melakukan
obserasi menggunakan pedoman observasi. Fokus observasi pada
tindakan yang dilakukan pengawas pada saat kegiatan workshop
dan pada aktivitas guru selama mengikuti workshop.
4. Refleksi
Hasil pengumpulan data obserasi dan penilaian produk tersebut
direfleksi, dievaluasi dan dianalisis serta diinterpretasikan
pemaknaannya. Hasil refleksi tersebut digunakan sebagai dasar
untuk melakukan perbaikan pada tindakan siklus berikutnya.

c. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan
sekolah adalah Observasi dan Penilaian Produk.
1. Observasi
Observasi merupakan cara pengambilan data melalui pengamatan
dan pencatatan terhadap gejala yang nampak dan dapat diselidiki,
dalam pelaksanaan observasi harus memiliki kriteria yang spesifik
(Komalasari, Wahyuni, & Karsih, 2011).
Alat pengumpul data atau instrumen yang digunakan adalah
pedoman observasi tindakan yang dilakukan oleh peneliti melalui
kegiatan workshop dan aktivitas guru selama mengikuti workshop.
2. Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam
mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki ke dalam wujud
produk dalam waktu tertentu sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan baik dari segi proses maupun hasil akhir. Penilaian
produk dilakukan terhadap kualitas suatu produk yang dihasilkan.
Alat pengumpul data atau instrumen yang digunakan dalam
penelitian tindakan sekolah ini lembar penilaian produk yang
digunakan untuk menilai kualitas produk media interaktif yang
dikembangkan guru.
d. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk menarik kesimpulan dari seluruh data
yang telah diperoleh. Analisis data dalam penelitian tindakan sekolah
ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif
komparatif.
Proses analisis deskriptif kualitatif dimulai dengan mengolah data hasil
observasi tindakan yang dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan
workshop dan data aktivitas guru selama mengikuti kegiatan
workshop, serta data yang diperoleh dari hasil penilaian produk
pengembangan pendekatan pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.
Pengolahan data tersebut dilakukan dengan menggunakan deskriptif
persentase yang kemudian ditarik suatu simpulan. Sementara teknik
analisis deskriptif komparatif dilakukan dengan cara membandingkan
hasil penelitian dengan indikator keberhasilan maupun antar siklus.
e. Indikator Keberhasilan Penelitian
Indikator keberhasilan yang akan dicapai dalam penelitian tindakan
sekolah ini adalah :
1. Indikator Keberhasilan Proses
a) Tindakan peneliti dalam melaksanakan kegiatan workshop
dinyatakan berhasil apabila minimal mencapai kriteria baik
dengan persentase minimal sebesar 80 %.
b) Aktivitas guru selama mengikuti workshop dinyatakan berhasil
apabila minimal 80% guru mencapai kriteria aktif dan/ atau
sangat aktif.
2. Indikator Keberhasilan Hasil
Kemampuan guru dalam mengembangkan pendekatan
pembelajaran kooperatif dinyatakan berhasil apabila minimal 80%
guru hasil produknya mencapai kriteria baik dan/atau sangat baik.

Anda mungkin juga menyukai