Oleh:
oleh :
Telah disahkan
Pada Tanggal : …… November 2022
Di Bogor
Puji syukur ke khadlirat Allah SWT, atas rakhmat dan karuniaNya penulis telah
menyelesaikan Laporan hasil praktik On the Job Training (OJT)2 , sebagai salah satu
bagian tugas dalam Pendidikan dan Pelatihan Calon Pengawas Madrasah sekaligus
penyusunan pelaporan RTLPP.
Pelaksanaan On The Job Training-2 (OJT-2) Pendidikan dan Pelatihan Calon Pengawas
Madrasah merupakan tindak lanjut dari In Serice Training-1 (IST- 1) Pendidikan dan
Pelatihan Calon Pengawas Madrasah yang dilaksanakan oleh Direktorat Guru dan Tendik
Madrasah Dirjen Pendis bekerja sama dengan Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan
Keagamaan Kementerian Agama. Laporan ini diharapkan dapat memberikan gambaran
kepada Penyelenggara Diklat tentang kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Calon
Pengawas Madrasah yang merupakan implementasi dan tindak lanjut dari kegiatan In
Service Training-1 (IST-1).
Penulis menyadari bahwa pelaksanaan On The Job Training-2 (OJT- 2)
Pendidikan dan Pelatihan Calon Pengawas Madrasah tidak akan berjalan lancar tanpa
bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis manyampaikan ucapan terima kasih
dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
dan dukungannya,sehingga laporan ini dapat selesai.
Akhirnya dengan tersusunnya pelaporan ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi
penulis sebagai calon pengawas Madrasah dan sekaligus sebagai sarana peningkatan mutu
pendidikan.
Bogor, Nopember 2022
Penulis,
Zaenal Mutaqien.S.Pd.,M.Pd.I
NIP. 197408181998031004
DAFTAR ISI
Cover
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(Berisi: Pentingnya Materi Pelatihan yang akan dipraktikkan dalam OJT)
B. Tujuan Penulisan Laporan
C. Dasar Hukum
D. Sistematika Penulisan
BAB II DATA DAN PEMBAHASAN
A. Praktik Pembinaan Guru
1. Uraian Pelaksanaan Tugas 4 W 1 H, yaitu what, when, where, who, how
2. Langkah-langkah Pelaksanaan Praktik Pembinaan Guru
3. Data dan Analisis Data Hasil Praktik
B. Praktik Pemantauan Pelaksanaan SNP
1. Uraian Pelaksanaan Tugas 4 W 1 H, yaitu what, when, where, who, how
2. Langkah-langkah Pelaksanaan Praktik Pemantauan
3. Data dan Analisis Data Hasil Praktik
C. Praktik PKG
1. Uraian Pelaksanaan Tugas 4 W 1 H, yaitu what, when, where, who, how
2. Langkah-langkah Pelaksanaan Praktik Evaluasi
3. Data dan Analisis Data Hasil Praktik
D. Praktik Pelaksanaan Bimbingan dan Pelatihan Profesional Guru
1. Uraian Pelaksanaan Tugas 4 W 1 H, yaitu what, when, where, who, how
2. Langkah-langkah Pelaksanaan Praktik
3. Data dan Analisis Data Hasil Praktik
E. Proposal Penelitian Tindakan Madrsah (PTM)
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN:
- Foto-foto praktik (video)
- Hasil Praktik (Instrumen yang sdh diisi)
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan
Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah
Dan Angka Kreditnya sebagaimana telah diubah menjadi Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2016, pengawas
sekolah adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan
wewenang untuk melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan
pendidikan. Tugas pokok Pengawas Sekolah adalah melaksanakan tugas pengawasan
akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program
pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional
Pendidikan, penilaian, pembimbingan dan pelatihan professional Guru, evaluasi hasil
pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah khusus.
Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut, maka seorang pengawas sekolah dituntut
untuk memiliki kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas
Sekolah/Madrasah yang menyatakan bahwa pengawas sekolah harus memiliki enam dimensi
kompetensi yang dipersyaratkan, yaitu: Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Supervisi
Akademik, Kompetensi Supervisi Manajerial, Kompetensi Evaluasi Pendidikan, Kompetensi
Penelitian dan Pengembangan, Kompetensi Sosial. Untuk mencapai keenam kompetensi yang
dipersyaratkan bagi Pengawas Madrasah, maka diperlukan berbagai upaya diantaranya diklat
penyiapan calon pengawas madrasah.
Diklat Fungsional Calon Pengawas Madrasah yang diselenggarakan oleh Direktorat
Guru dan Tendik Madrasah Dirjen Pendis bekerja sama dengan Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan
dan Keagamaan Kementerian Agama ini dilaksanakan dalam 4 tahap dengan pola 171 JP, yaitu
On The Job Training 1 (OJT-1) sejumlah 21 JP atau setara dengan 11 hari, In Service Training
1 (IST-1) sejumlah 50 JP setara dengan 5 hari dan On The Job Training 2 (OJT-2) sejumlah 75
JP setara dengan 38 hari, serta In Service Training 2 (IST-2) sejumlah 25 JP setara dengan 3
hari.
Porsi waktu On The Job Training 2 (OJT-2) lebih besar karena pengawas madrasah
dituntut untuk belajar langsung di lapangan melaksanakan Rencana Tindak Lanjut Program
pengawasan (RTLPP) yaitu untuk mengasah kompetensi diri calon pengawas Madrasah, di
Madrasah tempat calon pengawas madrasah bertugas. Tugas kepengawasan meliputi
Pembinaan Guru, Pemantauan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) melalui supervisi
akademik; Melaksanakan Penilaian Kinerja Guru (PKG),menganalisis hasil PKG yang telah
dilakukan oleh Kepala Madrasah, Pembimbingan dan Pelatihan (Bimlat) profesional
guru dan penyusunan Proposal PTM.
Dari hasil Diklat Fungsional Calon Pengawas Madrasah diharapkan dapat
menghasilkan pengawas-pengawas yang profesional di bidangnya.
1. Permasalahan Utama Pembelajaran
Permasalahan utama pembelajaran yang terjadi di Madrasah adalah hasil belajar peserta
didik cenderung masih rendah karena penerapan strategi pembelajaran yang monoton.
Fenomena yang terjadi masih ada guru yang belum optimal mempersiapkan Rencana
Pembelajaran dan belum terampil dalam mengembangkan dan menerapkan pendekatan
pembelajaran dalam proses belajar.
Ada beberapa indikasi terhadap kondisi demikian, diantaranya kurangnya kreatifitas
guru dalam mengembangkan strategi dan pendekatan pembelajaran. Guru cenderung statis
dalam mengembangkan pendekatan yang sesuai dengan materi yang diberikan. Guru tidak
mencari alternatif sendiri untuk mempersiapkan dan mengembangkan pendekatan sesuai
Rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Hal ini disebabkan oleh kemampuan guru-guru dalam menggunakan pendekatan
masih belum optimal, terlihat dari metode mengajar beberapa guru masih secara
konvensional. Proses belajar mengajar masih terfokus pada guru dan kurang terfokus pada
peserta didik. Hal ini mengakibatkan kegiatan belajar mengajar lebih menekankan pada
pengajaran dari pada pembelajaran.
2. Solusi (Pemecahan Masalah Pembelajaran)
Untuk mengatasi permasalahan pembelajaran yang ada di Madrasah tersebut, perlu
adanya solusi dan tindakan nyata. Beberapa solusi yang akan dilakukan oleh calon pengawas
sekolah diantaranya melaksanakan bimbingan dan pelatihan profesional untuk
meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan strategi pendekatan pembelajaran
dan menguasai Teknik penilaian/mengevaluasi pembelajaran melalui kegiatan workshop.
Strategi lain yang bisa dilakukan oleh calon pengawas sekolah adalah melaksanakan
pembinaan melalui supervisi akademik agar guru dapat penerapan pendekatan dalam proses
pembelajaran. Dengan harapan apabila guru menerapkan pendekatan pembelajaran yang
tepat dalam proses pembelajaran, maka peserta didik akan berpartisipasi dan beinteraksi
aktif dalam pembelajaran, merasa senang dan tertarik, serta berpengaruh pada hasil
belajarnya
B. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan RTLPP pada On The Job Training 2 (OJT-2) ini adalah:
a. Melaporkan hasil praktik-praktik kepengawasan yang dilakukan calon pengawas
sekolah di MIS Al Manaf untuk memecahkan masalah utama pembelajaran yaitu
penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif dan kolaboratif, Penyusunan Rencana
Pembelajaran dan Teknik Penilaian melalui Pembinaan Guru, Supervisi Akademik serta
pembimbingan dan pelatihan profesional guru dalam bentuk workshop.
b. Melaporkan hasil praktik penilaian kinerja kepala Madrasah (PKKM) di MIS Al Manaf
Tangerang dan praktik menganalisis hasil Penilaian Kinerja Guru (PKG) yang sudah
dilakukan di MIS Al Manaf.
c. Melaporkan hasil penyempurnaan penyusunan proposal Penelitian Tindakan Madrasah
yang terkait dengan masalah pembelajaran.
C. Dasar Hukum
1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan
Nasional (SNP).
3. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan
4. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan dari
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan
Nasional (SNP).
5. Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan kedua
dari Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Pendidikan Nasional (SNP).
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 Tentang
SKL
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 Tentang
Standar Isi
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 12 Tahun 2007 Tentang
Standar Pengawas Madrasah/madrasah.
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 19 Tahun 2007 Tentang
Standar Pengelolaan pendidikan.
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007 Tentang
Standar Penilaian pendidikan
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 Tentang
Standar Proses.
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 10
tahun 2009 Pasal 1 ayat 1 mengenai Sertifikasi bagi Guru yang
diangkat dalam Jabatan Pengawas Satuan Pendidikan.
13. Peraturan Menteri Negara PAN dan RB Nomor 18 Tahun 2010
Tentang Jabatan Fungsional Pengawas dengan Angka Kreditnya.
14. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara (BKN) Nomor 01/III/PB/2011 dan Nomor 6
Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Pengawas Madrasah dan Angka Kreditnya.
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 23 Tahun 2013
Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan
Dasar di Kabupaten/Kota.
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 68 Tahun 2013
Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Madrasah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah.
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 160 Tahun 2014
Tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 61 Tahun 2014
Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah.
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 62 Tahun 2014
Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah.
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 63 Tahun 2014
Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai kegiatan Ekstrakurikuler
wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 143 Tahun 2014
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas
Madrasah dan Angka Kreditnya.
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 81 A Tahun 2013
Tentang Implementasi Kurikulum 2013.
23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 103 Tahun 2014
Tentang Proses Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 104 Tahun 2014
Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar
dan Menengah.
25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 160 Tahun 2014
Tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013.
26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 53 Tahun 2015
Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan
pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
D. Sistematika Penulisan
BAB II
DATA DAN PEMBAHASAN
3. Waktu Penelitian
b. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan minimal dua siklus dan
dalam satu siklus minimal 2 kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari
empat rangkaian utama yang dilakukan dalam siklus berulang yang
meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Kegiatan
setiap siklus dalam penelitian tindakan sekolah ini berpusat pada
aktivitas workshop yang kegiatan intinya adalah :
1. Perencanaan
Secara rinci langkah-langkah kegiatan yang dilaksanakan pada
tahap perencanaan adalah sebagai berikut :
a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Akademik.
b) Menyusun panduan workshop
c) Menyusun jadwal pelaksanaan workshop
d) Membuat undangan workshop untuk guru sebagai
peserta
workshop.
e) Mengembangkan instrumen observasi kegiatan workshop
dan aktivitas guru, serta instrumen penilaian produk.
f) Mempersiapkan bahan tayang materi workshop.
g) Mempersiapkan alat bantu yang diperlukan (proyektor,
laptop, dll)
h) Menyiapkan program aplikasi, media, dan perlengkapannya
sebagai tempat workshop.
i) Mempersiapkan kolaborator sebagai observer.
2. Pelaksanaan
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan
penelitian tidakan sekolah ini meliputi :
a) Pertemuan Awal
1) Kepala sekolah menjelaskan tujuan workshop.
2) Kepala sekolah memberikan motivasi kepada peserta
workshop.
b) Pertemuan Inti
1) Pengawas sekolah memaparkan konsep tentang
pendekatan pembelajaran kooperatif dan kolboratif
2) Pengawas sekolah memaparkan langkah-
langkah mengembangkan salah satu model pembelajaran.
3) Sesi tanya jawab
4) Pengawas sekolah membimbing guru dalam mempraktikkan
langkah-langkah mengembangkan pendekatan pembelajaran
5) Guru mempresentasikan hasil pendekatan pembelajaran
kooperatif dan kolaboratif yang sudah dikembangkan.
6) Guru lain memberikan tanggapan dan masukan hasil
presentasi.
c) Pertemuan Akhir
1) Pengawas sekolah mengonfirmasikan hasil presentasi.
2) Guru melakukan refleksi hasil pengembangan media
interaktif untuk mengetahui kelebihan dan kekurangannya.
3) Pengawas sekolah memberikan tugas mandiri untuk
menyempurnakanhasil pengembangan media interaktif.
4) Pengawas sekolah melakukan refleksi pelaksanaan
workshop.
3. Observasi
Pada tahap ini pengawas sekolah dan kolaborator melakukan
obserasi menggunakan pedoman observasi. Fokus observasi pada
tindakan yang dilakukan pengawas pada saat kegiatan workshop
dan pada aktivitas guru selama mengikuti workshop.
4. Refleksi
Hasil pengumpulan data obserasi dan penilaian produk tersebut
direfleksi, dievaluasi dan dianalisis serta diinterpretasikan
pemaknaannya. Hasil refleksi tersebut digunakan sebagai dasar
untuk melakukan perbaikan pada tindakan siklus berikutnya.