Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKALAH

KU-4078 STUDIUM GENERALE

WAWASAN KEBANGSAAN: ANCAMAN TERHADAP


KETAHANAN NEGARA DARI MEDIA SOSIAL
STUDI KASUS PERAN BUZZER DALAM BRANDING
TOKOH DAN SUATU KEBIJAKAN DALAM
PERPOLITIKAN INDONESIA

Dosen :

Dr.Eng. Bambang Setia Budi, S.T., M.T.

Kelas 03

Disusun oleh :

Muhammad Lutfi Assidik 15816039

PROGRAM STUDI TEKNIK DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

TAHUN AJARAN 2019/2020


Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak teknologi dalam


perpolitikan Indonesia. Dalam hal ini khususnya peran Buzzer dalam melakukan
branding dalam setiap peristiwa politik yang ada di Indonesia. Buzzer didefenisikan
sebagai orang ataupun sekelompok orang yang secara bersama-sama ingin
membuat orang lain percaya akan pendapat mereka. Buzzer ini seringkali dijumpai
dalam skala besar dan terkadang juga melibatkan influencer besar. Hal ini dimulai
dari perkembangan teknologi yang sudah memasuki seluruh aspek kehidupan.
Bahkan hari ini internet menjadi salah satu kebutuhan pokok sehari-hari bagi
sebagain besar orang. Oleh karena itu aktor-aktor politik juga memanfaatkan
perkembangan teknologi ini sesuai dengan kebutuhan mereka. Penelitian ini
menggunakan metode observasi untuk mengidentifikasi setiap kejadian yang ada
dan juga dilakukan analisis terhadap pola serta dampaknya. Dengan observasi dari
kejadian langsung yang ada di lapangan maupun dari media sosial diharapkan dapat
ditemukan pola, tujuan, serta dampaknya terhadap masyarakat sebagai objek dari
aktivitas politik tersebut.
Kata kunci: buzzer, teknologi, politik

1. Pendahuluan
Pada saat ini perkembangan teknologi sudah masuk ke dalam seluruh
komponen kehidupan. Semua orang berlomba-lomba menciptakan ide baru
setiap harinya untuk meningkatkan efisiensi suatu pekerjaan. Suatu kegiatan
yang awalnya menghabiskan waktu satu hari sekarang bisa diselesaikan dalam
satu jam. Semua orang sekarang juga dapat terhubung secara langsung walaupun
mempunyai jarak yang jauh. Seperti itulah gambaran perkembangan teknologi
yang ada sekarang ini.
Setiap perkembangan tersebut bisa saja mempunyai dampak positif maupun
negatif. Dampak yang ditimbulkan tersebut tergantung dari siapa yang
menggunakan teknologi tersebut. Perkembangan teknologi ini bisa diibaratkan
seperti pisau. Apabila penggunanya bijak menggunakan pisau tersebut bisa
dipakai untuk memotong bahan makanan, namun apabila penggunanya tidak
bijak maka pisau tersebut bisa saja untuk membunuh orang.
Dan perkembangan teknologi tersebut juga sudah masuk dalam bidang
perpolitikan khususnya di Indonesia. Dalam makalah ini yang difokuskan adalah
peran buzzer sebagai salah satu strategi aktor politik dalam mewujudkan
keinginannya. Buzzer merupakan seorang ataupun sekelompok orang yang
bergerak dengan tujuan mewujudkan keinginan dari pihak yang mereka bela.
Buzzer sendiri ada yang memang dibayar oleh seseorang agar melakukan
perintahnya, dan juga ada yang bergerak suka rela dengan tujuan membela orang
yang dijunjungnya.

2. Metodologi
Penelitian ini dilakukan dengan metode obeservasi, deskriptif, dan analisis.
Metode observasi merupakan metode penelitian yang menggunakan pengamatan
dalam memperoleh data yang akan dikumpulkan. Dalam penelitian ini dilakukan
pengamatan langsung yang ada di lapangan yaitu berupa efek dari kegiatan
buzzer ini pada lingkungan sekitar penulis. Metode deskriptif dan analisis yaitu
metode penulisan dengan menjelaskan setiap data yang didapatkan dan juga
menganalisis data tersebut dalam berbagai aspek yang ditentukan.

3. Data dan Analisis


Awal mula buzzer berperan dalam politik Indonesia:
1. Mulai muncul pada 2012 yaitu pada Pilgub DKI Jakarta 2012. Saat itu di
media sosial seperti twitter sudah ada beberapa akun yang bergerak untuk
mempromosikan salah satu kandidat pilihan mereka.
2. Pada 2014 mulai luas penggunaan buzzer dalam penyebaran informasi
khususnya ketika Pilpres 2014.
3. Pada 2016 juga sudah dimulai pergerakan buzzer yang kepentingannya
untuk Pilgub DKI Jakarta 2017.
4. Dan pada 2019 ini sangat jelas dan terasa efek dari buzzer yang bergerak atas
kepentingan politik khususnya dalam Pilpres 2019.

Dari beberapa penjabaran keterlibatan buzzer di atas terlihat bahwa dalam


politik Indonesia mereka berperan sebagian besar pada masa pemilihan kepala
pemerintahan. Dimulai dengan Pilgub DKI 2012 dan masih berlanjut hingga saat
ini. Namun buzzer tersebut tidak hanya bergerak dalam periode pemilu itu saja.
Melainkan dari jauh hari sebelum masa pemilu tersebut.
Berikut ciri-ciri buzzer:
1. Bersifat persuasif
Sebagian besar mereka selalu menyebarkan informasi dengan mengajak
para pembaca agar percaya dengan apa yang mereka sebar. Namun juga
ada beberapa yang secara langsung dan terang-terangan menyebar
kebencian dengan kata-kata kasar kepada lawannya.
2. Punya Jaringan
Mayoritas dari buzzer bergerak secara bersama-sama dalam melakukan
aksinya. Mereka sudah punya lingkaran yang satu misi untuk
menyebarkan informasinya. Dan setiap orangnya juga bergerak
menyasar ke dalam grup-grup besar lainnya untuk menyebar bahan yang
mereka siapkan.
3. Produksi Konten
Karena ini dilakukan dalam tujuan tertentu, mereka biasanya membuat
kontennya sendiri yang sesuai dengan tujuan mereka. Dalam skala besar,
suatu kelompok sudah membagi tugasnya. Ada yang berperan untuk
menyebar konten saja, namun juga ada yang hanya fokus dalam produksi
konten.
4. Bergerak dengan motif tertentu
Secara umum para buzzer ini bisa digolongkan menjadi dua; buzzer
bayaran dan buzzer sukarela. Seperti yang dijelaskan sebelumnya ada
beberapa orang yang memang bergerak karena dibayar oleh seseorang
dengan tugas sesuai pesanan orang yang meminta. Namun juga ada
beberapa buzzer yang bergerak dengan sukarela.

Identitas Buzzer:
1. Akun asli
Beberapa buzzer memang ada yang menggunakan akun asli dalam
menyebarkan kontennya. Biasanya orang yang menggunakan akun asli
ini menyebarkan konten yang bisa dipertanggungjawabkan oleh mereka
sendiri. Namun konten tersebut juga bisa berasal dari konten yang
diproduksi oleh kelompok buzzer lain. Tapi biasanya akun asli tidak
melakukan serangan dengan brutal ataupun menggunakan kata-kata
kasar pada lawannya.
2. Akun anonym
Ini merupakan salah satu jenis buzzer yang paling mudah dikenali.
Karena ketika ditelusuri akun tersebut tidak mempunyai rekam jejak
identitas yang jelas, seperti akun yang tidak punya foto dan juga tanpa
pengikut. Dan akun anonym ini biasanya terang-terangan mennyebarkan
kebencian dalam kontennya.

Contoh pergerakan Buzzer:


1. Strategi buzzer dalam membuat trending di twitter

Gambar 1. Contoh strategi trending topic di twitter

Dengan membuat konten seperti di atas dalam jumlah yang banyak, maka
tagar yang digunakan dalam konten tersebut akan segera menjadi trending
topic di twitter. Namun gerakan tersebut tentunya diawali oleh suatu akun
dan dalam hal ini kontennya sudah disiapkan oleh sekelompok buzzer.
Berikut cuplikan percakapannya:
Gambar 2 Grup persiapan konten buzzer

2. Contoh akun buzzer anonym

Gambar 3 Akun anonim dalam membuat trending topic


Apabila ditelusuri lebih lanjut, terlihat bahwa akun tersebut tidak mempunyai
keterangan identitas pada profilnya dan hanya mempunyai sedikit follower.
Dan setelah diselidiki lagi, follower akun tersebut juga merupakan bagian dari
kelompok buzzer mereka.

Contoh pola jaringan sebuah akun buzzer:

Gambar 4 Pola persebaran konten akun buzzer (Camil, 2019)

Pada gambar di atas terlihat pusat dari jaringan ini adalah sebuah akun
dengan nama pengguna @nukman. Dengan menggunakan Algoritma Kamada
terpantau bahwa akun ini terhubung dengan 504 pengguna lainnya. Akun ini
bisa memproduksi hingga 9 konten setiap harinya dengna setiap konten
memperoleh hingga 500 interaksi. Dan setiap jaringannya terhubunga dengan
kelompok masyarakat tertentu. Sehingga dalam hal ini jelas bahwa akun
@nokman ini sebagai sumber salah satu konten buzzer dalam perpolitikan
Indonesia.

Dampak dari buzzer dalam perpolitikan Indonesia:


1. Menaikkan elektabilitas calon yang mereka bela
Pada Pilpres 2014 sangat jelas terlihat bahwa salah satu pasangan benar-
benar memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk menyebarkan
informasi yang massif dan cepat. Sehingga dengan bantuan teknologi ini,
elektabilitas calon tersebut bisa naik dengan sangat signifikan.

2. Menjadi arus penyebar informasi yang cepat


Dengan adanya akun-akun buzzer ini maka persebaran informasi pada
tingkatan masyarakat menjadi sangat cepat. Tidak peduli bahwa informasi
tersebut benar ataupun tidak, akun buzzer ini biasanya langsung
meneruskan kontennya hingga sampai kepada masyarakat.

3. Berpotensi sebagai sumber informasi yang tidak tepat


Dengan adanya akun buzzer yang memang terbiasa memproduksi berita
palsu maka ini menjadi sumber informasi yang tidak benar. Dan
dampaknya akan sangat besar sesuai dengan keinginan pihak yang
menggunakan akun buzzer tersebut.

4. Menjadi sumber kerusuhan


Dengan banyaknya berita yang tidak terverifikasi kebenarannya beredar di
masyarakat, sering kali ini menyebabkan kerusuhan sehingga perpecahan
mudah terjadi. Contoh kasusnya adalah provokasi yang terjadi pada
pemberitaan mahasiswa Papua yang ada di Surabaya beberapa bulan yang
lalu. Bahkan dengan banyaknya infromasi yang tidak jelas kebenarannya
menyebabkan timbulnya kerusuhan di Provinsi Papua sendiri.

5. Menimbulkan keresahan dalam masyarakat


Dan juga bagi sebagian orang yang aktif dalam media sosial, ini menjadi
salah satu hal negatif yang sering ditemui. Karena hampir setiap hari
konten-konten tersebut diproduksi dan disebar ke seluruh jaringan mereka.
Sehingga banyak orang yang ketika membuka media sosial untuk melihat
informasi terbaru malah mendapat informasi hoax yang diproduksi oleh
akun buzzer tersebut. Ini membuat sebagian orang malas untuk membuka
media sosial, namun dampak lainnya adalah orang tersebut akan
ketinggalan informasi lain.
Solusi yang harusnya dilakukan:
1. Pemerintah harusnya menjadi media yang netral dalam memberi
informasi yang akurat. Selain itu juga pemerintah harus terdepan
dalam mengabarkan setiap peristiwa yang terjadi. Terkadang
pemerintah terlalu lama memberikan klarifikasi sehingga masyarakat
cenderung lebih dulu terpapar berita hoax.
2. Masyarakat harus lebih selektif lagi dalam menyebarkan informasi
yang diterima. Harus diklarifikasi dulu kebenarannya sebelum
disebarkan ke orang lain.
3. Harus ada Lembaga yang juga menjadi stabilitator dalam
mengklarifikasi kebenaran dari setiap informasi yang dilempar ke
publik.

4. Kesimpulan
Buzzer memiliki dampak baik dan dampak buruk dalam perpolitikan
Indonesia. Dalam hal baiknya mereka bisa menyebarkan informasi positif agar
bisa langsung sampai ke masyarakat. Namun dampak negatifnya bisa saja
informasi yang disebar adalah sebuah kebohongan. Sehingga bisa menyebabkan
kerususahan dan perpecahan dalam masyaarakat. Maka diperlukan peran semua
pihak dalam mengontrol aktifitas buzzer ini. Semua pihak dapat berperan dalam
kapasitasnya masing-masing. Contohnya setiap orang harus selektif dulu
sebelum menyebarkan informasi ke orang lain. Begitu juga pemerintah harus
terdepan dalam memberi informasi kepada masyarakat.

5. Daftar Pustaka

Camil, Rinaldi. 2017. Dibalik Fenomena Buzzer. Jakarta: Centre for Innovation
Policy and Governance

Anda mungkin juga menyukai