Dosen :
Kelas 03
Disusun oleh :
1. Pendahuluan
Pada saat ini perkembangan teknologi sudah masuk ke dalam seluruh
komponen kehidupan. Semua orang berlomba-lomba menciptakan ide baru
setiap harinya untuk meningkatkan efisiensi suatu pekerjaan. Suatu kegiatan
yang awalnya menghabiskan waktu satu hari sekarang bisa diselesaikan dalam
satu jam. Semua orang sekarang juga dapat terhubung secara langsung walaupun
mempunyai jarak yang jauh. Seperti itulah gambaran perkembangan teknologi
yang ada sekarang ini.
Setiap perkembangan tersebut bisa saja mempunyai dampak positif maupun
negatif. Dampak yang ditimbulkan tersebut tergantung dari siapa yang
menggunakan teknologi tersebut. Perkembangan teknologi ini bisa diibaratkan
seperti pisau. Apabila penggunanya bijak menggunakan pisau tersebut bisa
dipakai untuk memotong bahan makanan, namun apabila penggunanya tidak
bijak maka pisau tersebut bisa saja untuk membunuh orang.
Dan perkembangan teknologi tersebut juga sudah masuk dalam bidang
perpolitikan khususnya di Indonesia. Dalam makalah ini yang difokuskan adalah
peran buzzer sebagai salah satu strategi aktor politik dalam mewujudkan
keinginannya. Buzzer merupakan seorang ataupun sekelompok orang yang
bergerak dengan tujuan mewujudkan keinginan dari pihak yang mereka bela.
Buzzer sendiri ada yang memang dibayar oleh seseorang agar melakukan
perintahnya, dan juga ada yang bergerak suka rela dengan tujuan membela orang
yang dijunjungnya.
2. Metodologi
Penelitian ini dilakukan dengan metode obeservasi, deskriptif, dan analisis.
Metode observasi merupakan metode penelitian yang menggunakan pengamatan
dalam memperoleh data yang akan dikumpulkan. Dalam penelitian ini dilakukan
pengamatan langsung yang ada di lapangan yaitu berupa efek dari kegiatan
buzzer ini pada lingkungan sekitar penulis. Metode deskriptif dan analisis yaitu
metode penulisan dengan menjelaskan setiap data yang didapatkan dan juga
menganalisis data tersebut dalam berbagai aspek yang ditentukan.
Identitas Buzzer:
1. Akun asli
Beberapa buzzer memang ada yang menggunakan akun asli dalam
menyebarkan kontennya. Biasanya orang yang menggunakan akun asli
ini menyebarkan konten yang bisa dipertanggungjawabkan oleh mereka
sendiri. Namun konten tersebut juga bisa berasal dari konten yang
diproduksi oleh kelompok buzzer lain. Tapi biasanya akun asli tidak
melakukan serangan dengan brutal ataupun menggunakan kata-kata
kasar pada lawannya.
2. Akun anonym
Ini merupakan salah satu jenis buzzer yang paling mudah dikenali.
Karena ketika ditelusuri akun tersebut tidak mempunyai rekam jejak
identitas yang jelas, seperti akun yang tidak punya foto dan juga tanpa
pengikut. Dan akun anonym ini biasanya terang-terangan mennyebarkan
kebencian dalam kontennya.
Dengan membuat konten seperti di atas dalam jumlah yang banyak, maka
tagar yang digunakan dalam konten tersebut akan segera menjadi trending
topic di twitter. Namun gerakan tersebut tentunya diawali oleh suatu akun
dan dalam hal ini kontennya sudah disiapkan oleh sekelompok buzzer.
Berikut cuplikan percakapannya:
Gambar 2 Grup persiapan konten buzzer
Pada gambar di atas terlihat pusat dari jaringan ini adalah sebuah akun
dengan nama pengguna @nukman. Dengan menggunakan Algoritma Kamada
terpantau bahwa akun ini terhubung dengan 504 pengguna lainnya. Akun ini
bisa memproduksi hingga 9 konten setiap harinya dengna setiap konten
memperoleh hingga 500 interaksi. Dan setiap jaringannya terhubunga dengan
kelompok masyarakat tertentu. Sehingga dalam hal ini jelas bahwa akun
@nokman ini sebagai sumber salah satu konten buzzer dalam perpolitikan
Indonesia.
4. Kesimpulan
Buzzer memiliki dampak baik dan dampak buruk dalam perpolitikan
Indonesia. Dalam hal baiknya mereka bisa menyebarkan informasi positif agar
bisa langsung sampai ke masyarakat. Namun dampak negatifnya bisa saja
informasi yang disebar adalah sebuah kebohongan. Sehingga bisa menyebabkan
kerususahan dan perpecahan dalam masyaarakat. Maka diperlukan peran semua
pihak dalam mengontrol aktifitas buzzer ini. Semua pihak dapat berperan dalam
kapasitasnya masing-masing. Contohnya setiap orang harus selektif dulu
sebelum menyebarkan informasi ke orang lain. Begitu juga pemerintah harus
terdepan dalam memberi informasi kepada masyarakat.
5. Daftar Pustaka
Camil, Rinaldi. 2017. Dibalik Fenomena Buzzer. Jakarta: Centre for Innovation
Policy and Governance