Anda di halaman 1dari 34

BAB 3.

PELIMPAH BENDUNGAN

3.1 Ambang Tajam

Ambang tajam ini merupakan salah satu konstruksi pengukur debit yang
banyak dijumpai di saluran - saluran irigasi maupun laboratorium. Hubungan
tunggal antara muka air hulu dan debit mempermudah pembacaan debit
secara langsung dari papan duga, tanpa memerlukan tabel debit.

Gambar 3-1: Ambang tajam

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-1


Bab 3 : Bangunan Pelimpah

Menurut Novak (1981), bila T adalah tinggi mercu dari dasar, debit dapat
ditulis sebagai berikut
2 3
2 3 2 2
2 𝛼𝑣0 𝛼𝑣0
𝑄 = 𝐶𝑑 𝐵 √2𝑔 ((ℎ + ) −( ) )
3 2𝑔 2𝑔

Dengan:

b = lebar spillway (m)

h = head di atas mercu (m)

bila harga v0 kecil maka persamaan dapat ditulis seperti berikut ini
3 3/2
2 𝛼𝑣02
𝑄 = 𝐶𝑑 𝐵√2𝑔ℎ (1 +
2 )
3 2𝑔ℎ

3
2
𝑄 = 𝐶𝑑 𝐵√2𝑔ℎ2 (basin)
3

Ambang Tajam dapat memiliki bentuk seperti segitiga (V-Notch), ambang


tajam persegi panjang (Suppressed Rectangular), berkontraksi (Contracted),
trapezium (Cippoletti), dll. Bagian bawah ambang tajam di mana aliran air
dibatasi udara dikenal sebagai nappe atau vein..

Gambar 3-2: Berbagai jenis ambang tajam

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-2


Bab 3 : Bangunan Pelimpah

3.1.1 V-Notch

Untuk ambang yang berbentuk segi tiga dengan sudut α, maka debit adalah
sebagai berikut

8 𝜃
𝑄= 𝐶𝑑 √2𝑔 tan ℎ5/2
15 2
Untuk α = 90o (Thomson Weir), tan (α/2) = 1 dan Cd = 0,59. Ada tiga
kemungkinan dalam memilih hubungan antara head (H) rencana yang
digunakan dengan mercu.

• Untuk Hd > Hmak tekanan pada spillway lebih besar dari atmosfer dan
koefisien debit berada 0,578 < Cd < 0,75.
• Untuk Hd = Hmak tekanan pada spillway sama besar dari atmosfer dan
koefisien debit berada Cd ≈ 0,75.
• Untuk Hd < Hmak tekanan pada spillway sama lebih kecil dari atmosfer,
terjadi tekanan negatif, kapitasi terjadi pada H ≈ 2 Hd dan koefisien debit
Cd ≈0,825.
• Untuk keamanan direkomendasikan nilai Hmak ≈ 1,65 Hd dengan Cd ≈

0,81.

3.1.2 Ambang Tajam Tanpa Kontraksi (Suppressed Weir)

Untuk ambang tajam tanpa konstraksi samping dalam persamaan (Basin)

0,08ℎ
𝐶𝑑 = 0,611 + (𝑅𝑒𝑐ℎ𝑏𝑜𝑐ℎ)
𝑇
Atau
0,083ℎ
𝐶𝑑 = 0,602 + (𝐵. 𝑆. 3680)
𝑇
Atau
0,005
𝐶𝑑 = 0,608 + (𝐵𝑎𝑠𝑖𝑛)

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-3


Bab 3 : Bangunan Pelimpah

3.1.3 Ambang Tajam Dengan Kontraksi (Contracted Weir)

Untuk ambang tajam dengan konstraksi pada kedua sisi dalam persamaan
(Basin) nilai koefisien debit :

0,1ℎ
𝐶𝑑 = 0,616 (1 − ) (ℎ𝑎𝑚𝑖𝑙𝑡𝑜𝑛 − 𝑆𝑚𝑖𝑡ℎ)
𝑏

3.1.4 Ambang Tajam Trapesium (Cippoletti)

Untuk ambang tajam Cippoletti nilai debit :

dimana
Q = Debit dalam cfs.
L = Lebar ambang (ft).
H= Ketinggian air hulu (ft)

3.2 Ambang Lebar

Ambang lebar adalah bangunan aliran atas (over flow), untuk ini tinggi
energi hulu lebih kecil dari panjang mercu. Karena pola aliran di atas ambang
lebar dapat ditangani dengan teori hidrolika yang sudah ada sekarang, maka
bangunan ini bisa mempunyai bentuk yang berbeda-beda, sementara
debitnya tetap serupa.

Dalam kondisi kenyataan di lapangan, ambang ini berguna untuk


meninggikan muka air di sungai atau pada saluran irigasi sehingga dapat
mengairi areal persawahan yang luas. Selain itu, ambang juga dapat
digunakan pada saluran irigasi, sebagai bangunan pengukur debit yang
dipakai di saluran di mana kehilangan tinggi energi merupakan hal pokok
yang menjadi bahan pertimbangan dan sebagai pelimpah darurat pada
bendungan.

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-4


Bab 3 : Bangunan Pelimpah

Gambar 3-3 : Aliran Melalui Ambang Lebar

Pada saat melewati ambang biasanya aliran akan berperilaku sebagai aliran
kritik, selanjutnya aliran akan mencari posisi stabil. Pada kondisi tertentu
misalkan dengan adanya terjunan atau kemiringan saluran yang cukup besar,
setelah melewati ambang aliran dapat pula berlaku sebagai aliran super
kritik.

Q= Cd. A. √(2. 𝑔. ℎ)

Dimana,
Q = debit yang lewat ambang pelimpah
A = luas basah dari penampang ambang yang berbentuk trapesium.
H = tinggi muka air diatas ambang
Cd = koefisien debit = 0.93 + 0.1 H1/L
H1 = tinggi energi di hulu
L = bc = lebar mercu

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-5


Bab 3 : Bangunan Pelimpah

3.3 Pelimnpah

Pelimpah adalah suatu bangunan yang di buat dari pasangan batu kali,
bronjong atau beton, yang terletak melintang pada suasu bendung sugai artau
pada outlet dari suatu bendungan.

3.3.1 Lebar Pelimpah

Lebar bendung aadalah jarak antara pangkal-pangkalnya, sebaiknya sama


dengan lebar rerata sungai pada bagian yang stabil. Dibagian bawah ruas
sungai, lebar rerata ini dapat diambil pada debit penuh. Dalam hal ini debit
banjir rerata tahunan dapat diambil untuk menentukan lebar rerata bendung
lebar maksimum bendung hendaknya tidak ebih dari 1,2 kali lebar reratq
sungai pada ruas yang stabil.

. Agar pembuatan bangunan peredam energi tidak terlalu mahal karena per
satuan lebar hendaknya dibatasi sampai sekitar 12- 14 m3/detik.m yang
memberikan tinggi energi maksimum sebesar 3,5 – 4,5 m.

Gambar 3-4 Lebar Efektif Mercu pelimpah

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-6


Bab 3 : Bangunan Pelimpah

Lebar efektif mercu adalah lebar mercu yang sebenarnya yakni jarak antara
pangkal-pangkal bendung dan atau tiang pancang dengan persamaan berikut.

𝐵𝑒 = 𝐵 − 2(𝑛𝐾𝑝 + 𝐾𝑎 )𝐻1

Dengan:
n = jumlah pilar
Kp = koefisien konstraksi pilar (Tabel 3-1)
Ka = koefisien konstraksi pangkal bendung (Tabel 3-1)
H1 = tinggi energi (m)

Tabel 3-1 Harga Koefisien Konstraksi


Pilar Kp
Berujung segi empat dengan ujung yang dibulatkan dengan r ≈ 0.1 T 0.002
Berujung bulat 0.01
Berujung runcing 0.00
Pangkal Tembok Ka
Segi empat bersudut 90° ke rah aliran 0.20
Bulat bersudut 90° ke rah aliran dengan 0.5 He > r > 0.15 He 0.10
Bulat bersudut 45° ke arah aliran dengan r > 0.5 He 0.00

3.3.1.1 Contoh Perhitungan

Sebuah bendung diketahui mempunyai data lebar dan pilar sbb


Btotal = 45.00 m
N = 2 buah
T = 1.50 m (lebar pilar)
Ujung pilar bulat, Kp = 0.01.
Ujung pangkal tembok bulat, bersudut 45o Kearah aliran, Ka = 0,00
B = Bt – t = 45 – 2 . 1,50 = 42,00 m
Be = 42 – 2 ( 2 . 0,01 – 0,00 ) He
Be = 42 – 0,04 He
Bila di andaikan He = 3.00 m mak Be = 41.88 m.

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-7


Bab 3 : Bangunan Pelimpah

3.4 Perencanaan Mercu Pelimpah Bendung

Di Indonesia pada umumnya digunakan dua tipe mercu untuk bendung


pelimpah yang mercu pelimpah tipe Ogee atau WES dan mercu pelimpah
tipe bulat (lihat Gambar 3-5).

Gambar 3-5 : Bentuk Mercu Pelimpah Ogee dan Mercu Bulat

Kedua bentuk mercu tersebut dapat dipakai baik untuk konstruksi beton
maupun pasangan batu atau bentuk kombinasi dari keduanya.

Kemiringan maksimum muka bendung bagian hilir yang dibicarakan di sini


berkemiringan 1 banding 1 batas bendung dengan muka hilir vertikal
mungkin menguntungkan jika bahan pondasinya dibuat dari batu keras dan
tidak diperlukan kolam olak. Dalam hal ini kavitasi dan aerasi tirai luapan
harus diperhitungkan dengan baik.

3.4.1 Pelimpah Type Ogee

Mercu Ogee berbentuk tirai luapan (lower nappe) seperti ditunjukan pada
Gambar 3-6. Oleh karena itu mercu ini tidak akan memberikan tekanan
subatmosfir pada permukaan mercu sewaktu bendung mengalirkan air pada
debit rencana. Untuk debit yang lebih rendah, air akan memberikan tekanan
ke bawah pada mercu. Secara teoritis, akan terjadi tekanan atmosfer pada
mercu. Dalam prakteknya, bagaimanapun juga, gesekan antara aliran dengan
permukaan mercu spillway mengakibatkan tekanan negatif.

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-8


Bab 3 : Bangunan Pelimpah

Gambar 3-6 : Asal mula bentuk profile spillway Ogee

Jika spillway dioperasikan lebih kecil dari “design head”, akan terjadi
tekanan positif pada daerah mercu dan koefisien debit mengecil. Jika
spillway dioperasikan lebih besar dari design head, akan terjadi tekanan
negatif pada daerah mercu dan koefisien debit membesar.

Besarnya tekanan minimum pada mercu (P/g)min telah diukur oleh para
peneliti. Gambar 3-6 memperlihatkan tekanan minimum sebagai fungsi dari
rasio actual head terhadap design head.

Gambar 3-7 : Tekanan negatif pada mercu spillway

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-9


Bab 3 : Bangunan Pelimpah

Untuk menghindari tekanan negatif pada mercu yang dapat menyebabkan


kapitasi pada mercu atau getaran terhadap struktur, perlu dipertimbangkan
design kriteria high-head spillway. Dalam hubungan ini direkomendasikan
tekaman minimum pada mercu adalah -4 m kolom air jika terbuat dari beton.
Untuk pasangan batu tekanan sub atmosfer sebaiknya dibatasi sampai -1 m
kolom air.

3.4.1.1 Bentuk Mercu Pelimpah Ogee

Untuk merencanakan permukaan mercu Ogee bagian hilir, U.S. Army Corps
of Engineers telah mengembangkan persamaan berikut :

𝑥 𝑛 = 𝐾 ℎ𝑑𝑛−1 𝑦

Persamaan di atas dapat juga ditulis

𝑦 1 𝑥 𝑛
= ( )
ℎ𝑑 𝐾 ℎ𝑑

Dimana x dan y adalah koordinat dari slope mercu bagian hilir sebagaimana
yang diindikasikan pada Error! Reference source not found. dan hd adalah
head rencana di atas mercu spillway.

Gambar 3-8 : Bentuk profil mercu Ogee (WES Standar Spillway)

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-10


Bab 3 : Bangunan Pelimpah

Harga K dan n adalah parameter, seperti ditunjukan pada Error! Reference


source not found., nilainya tergantung dari kecepatan awal dan inclinasi dari
sisi mercu bagian hulu. Untuk nilai kecepatan awal yang rendah, nilai K dan
n hanya didasarkan kepada sisi mercu bagian hulu. Pada Gambar 3-9
ditunjukkan bentuk-bentuk bendung mercu Ogee untuk berbagai kemiringan
muka bagian hulu.

Tabel 3-2 : Nilai K dan n dari USBR

Gambar 3-9 : Bentuk-bentuk bendung mercu Ogee

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-11


Bab 3 : Bangunan Pelimpah

3.4.1.2 Debit Melalui Pelimpah Ogee

Persamaan dasar untuk debit aliran yang pelimpah tipe Ogee ditunjukkan
dengan persamaan sebagai berikut :

𝑄 = 𝐶𝑑 · 𝐵 · 𝐻1.5

Dimana :

Q = debit yang lewat pelimpah

Cd = Koefisien debit (Cd=C0×C1×C2)

B = Lebar efektip pelimpah

H = Tinggi muka air diatas pelimpah

Koefisien debit pada persamaan debit yang lewat ambang pelimpah


merupakan suatu bilangan yang tergantung pada beberapa faktor seperti,
Kedalaman sailuran pengarah, Hubungan bentuk ambang dengan bentuk
aliran air dan Kemiringan ambang bagian hulu.

Pada persamaan diatas koefisien debit Ce sama dengan perkalian dari C0,
C1 dan C2, (Ce=C0×C1×C2). Dimana C0 adalah konstanta yang besarnya
bergantung pada nilai Po/H seperti ditunjukkan pada Gambar 3-10, jika
nilai Po/H diketahui maka harga Co diketahui.

Faktor koreksi C1 disajikan pada Gambar 3-11 dan sebaiknya dipakai untuk
berbagai tinggi bendung di atas dasar sungai. Harga-harga C1 pada Gambar
3-11 berlaku untuk bendung mercu Ogee dengan permukaan hulu vertikal.
Apabila permukaan bendung bagian hulu miring, koefisien koreksi tanpa
dimensi C2 harus dipakai;. Harga-harga C2 dapat diperoleh dari Gambar
3-12. Akhirnya Gambar 3-13 menyajikan faktor pengurangan aliran
tenggelam f untuk dua perbandingan: perbandingan aliran tenggelam H2/H1
dan P2/H1.

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-12


Bab 3 : Bangunan Pelimpah

Gambar 3-10 : Koefisien debit mercu ogee dengan bagian hulu tegak

Gambar 3-11 : Koefisien debit untuk berbagai tinggi muka air

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-13


Bab 3 : Bangunan Pelimpah

Gambar 3-12 : Koreksi Koefisien debit mercu ogee dengan bagian miring

Gambar 3-13 : faktor pengurangan aliran tenggelam

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-14


Bab 3 : Bangunan Pelimpah

3.4.1.3 Contoh Perhitungan

Sebuah pelimpah bendungan direncanakan berbentuk ogee dan direncanakan


dengan debit yang keluar dari pelimpah pada kondisi banjir dengan debit
rencana Q-200. Data perencanaan Pelimpah Bendungan tersebut adalah
sebagai berikut :

• El. Puncak bendungan : 80.00 meter = 262.464 ft


• El. Puncak pelimpah : 76.00 meter = 249.341 ft
• El. Dasar pelimpah : 65.00 meter = 213.252 ft
• Tinggi dari dasar P : 11.00 meter = 36.089 ft
• Lebar pelimpah : 20.00 meter = 65616 ft
• Kemiringan Pelimpah bag. Hulu :H:V=1:3
• Kemiringan Pelimpah bg. Hilir : H : V = 1.5 : 1.0
• Debit rencana (Q-200) : 256.33 m3/dt = 9052 ft3/dt

Berdasarkan data tersebut,

a) Hitung debit diatas pelimpah dan buat lengkung kapasitas pelimpah

b) Rencanakan bentuk profil penampang pelimpah.

Jawaban

a) Debit diatas pelimpah

Debit yang lewat diatas pelimpah dihitung dengan menggunakan


persamaan berikut

Q = C × L × Ho^1.5

Asumsi tinggi muka air diatas pelimpah ( Ho )

Ho = 3.26 meter = 10.686 ft


11.00
P/Ho = 3.257
= 3.38

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-15


Bab 3 : Bangunan Pelimpah

Dari Gambar 3-10 Lengkung Koefisien Debit untuk P/Ho = 3.38 didapat
C = 3.95

Panjang efektif Pelimpah :


𝑄 9052
L eff = =
𝐶𝑜×𝐻𝑜^ 1.5 3.95×10.686 1.5

Leff = 65.61 ft = 20.00 meter

Contoh perhitungan debit yang lewat pelimpah untuk tinggi muka air
diatas pelimpah h = 0.20 meter
ℎ𝑒 0.20
= = 0.061
𝐻𝑜 3.26

Dari Gambar 3-11 Lengkung C/Co vs He/Ho didapat : C^/C = 0.83

Koefisien debit untuk h = 0.20 m :

Koreksi koefisien debit akibat kemiringan pelimpah bagian hulu :

Dari Gambar 3-12 untuk kemiringan lereng bagian hulu = 3 : 1 didapat


C^/C = 1.003, Maka C^ = 3.29

Debit diatas pelimpah untuk h = 0.20 meter :

Q = C^ × L × h^1.5

Q = 3.288 × 65.616 × 0.642 ^1.5

Q = 110.89 ft/dt = 3.14 m3/s

Perhitungan debit diatas pelimpah selengkapnya dapat dilihat pada Tabel


3-3 sedangkan lengkung kapasitas debit dapat dilihat pada gambar 2-4.

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-16


Bab 3 : Bangunan Pelimpah

Tabel 3-3 : Perhitungan Kapasitas Pelimpaj


Input Qdesign 256.33 m3 /s --> Q 100
Ecrest 76.00 m
Eup 65.00 m
P 11.00 m
Ho 3.26 m

Coeff P/Ho 3.374


Co 3.950 (from USBR Table-1)
C'/C 1.000 H : V = 1 : 3 --> Sisi depan vertikal 1 : 3

Width Lmin 20.01 m


Ldesign 20.00 m

Flow q = Qd / Leff 12.817 m2 /dt


V = q/( P + ho) 0.899 m/s
2
he = V /(2g) 0.041 m
Ho = ho + he 3.301 m
Froude 0.076

IncrementdH 0.200 m 0.656 ft

Water Depth (H) Discharge Coeff Discharge (Q) Velocity (V)


Elev (m) H/Ho C/Co
(ft) (m) C C' (ft3 /s) (m3 /s) (ft/s) (m/s)
76.00 0.00 0.00 0.00 0.786 3.103 3.103 0.00 0.00 0.00 0.00
76.20 0.66 0.20 0.06 0.806 3.183 3.183 110.78 3.14 2.57 0.78
76.40 1.31 0.40 0.12 0.827 3.268 3.268 321.65 9.11 3.73 1.14
76.60 1.97 0.60 0.18 0.847 3.344 3.344 604.62 17.12 4.67 1.43
76.80 2.62 0.80 0.25 0.864 3.411 3.411 949.64 26.89 5.51 1.68
77.00 3.28 1.00 0.31 0.879 3.471 3.471 1350.36 38.24 6.26 1.91
77.20 3.93 1.20 0.37 0.893 3.527 3.527 1804.08 51.09 6.97 2.13
77.40 4.59 1.40 0.43 0.906 3.578 3.578 2306.04 65.30 7.64 2.33
77.60 5.24 1.60 0.49 0.918 3.627 3.627 2855.63 80.86 8.28 2.53
77.80 5.90 1.80 0.55 0.930 3.674 3.674 3451.61 97.74 8.89 2.71
78.00 6.56 2.00 0.61 0.941 3.717 3.717 4090.39 115.83 9.49 2.89
78.20 7.21 2.20 0.67 0.951 3.757 3.757 4769.35 135.06 10.05 3.07
78.40 7.87 2.40 0.74 0.961 3.795 3.795 5490.10 155.47 10.61 3.24
78.60 8.52 2.60 0.80 0.971 3.834 3.834 6253.60 177.09 11.16 3.40
78.80 9.18 2.80 0.86 0.980 3.872 3.872 7058.52 199.88 11.69 3.57
79.00 9.83 3.00 0.92 0.989 3.905 3.905 7895.46 223.58 12.21 3.72
79.20 10.49 3.20 0.98 0.997 3.939 3.939 8772.85 248.43 12.71 3.88
79.40 11.14 3.40 1.04 1.004 3.967 3.967 9675.61 273.99 13.20 4.03
79.60 11.80 3.60 1.10 1.012 3.996 3.996 10619.71 300.72 13.68 4.17
79.80 12.46 3.80 1.17 1.019 4.027 4.027 11605.52 328.64 14.16 4.32
80.00 13.11 4.00 1.23 1.027 4.057 4.057 12627.24 357.57 14.64 4.47
80.20 13.77 4.20 1.29 1.034 4.085 4.085 13679.89 387.38 15.11 4.61
80.40 14.42 4.40 1.35 1.042 4.114 4.114 14773.64 418.35 15.57 4.75
80.60 15.08 4.60 1.41 1.048 4.140 4.140 15890.62 449.98 16.02 4.89
80.80 15.73 4.80 1.47 1.055 4.167 4.167 17050.81 482.84 16.48 5.03
81.00 16.39 5.00 1.53 1.062 4.196 4.196 18253.39 516.89 16.93 5.17
81.20 17.05 5.20 1.60 1.070 4.228 4.228 19506.59 552.38 17.40 5.31
81.40 17.70 5.40 1.66 1.077 4.253 4.253 20761.89 587.92 17.83 5.44
81.60 18.36 5.60 1.72 1.083 4.276 4.276 22047.40 624.33 18.26 5.57
81.80 19.01 5.80 1.78 1.089 4.300 4.300 23367.02 661.70 18.69 5.70
82.00 19.67 6.00 1.84 1.094 4.323 4.323 24720.72 700.03 19.11 5.83
Sumber : Hasil Analisa 2019

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-17


Bab 3 : Bangunan Pelimpah

Rating Curve Pelimpah


83.0

82.0

81.0

80.0
Elevasi (m)

79.0

78.0

77.0

76.0
0 100 200 300 400 500 600 700 800

Debit (m3/det)

Gambar 3-14 : Lengkung Debit Pelimpah

b) Bentuk penampang pelimpah


Elevasi ambang pelimpah : 76.00 m
Elevasi dasar pelimpah : 65.00 m
Debit yang keluar : 219.16 m3/det
Elevasi muka air maksimum : 79.00 m
Kemiringan hulu : 3:1
Total lebar pelimpah : 20.00 m
Kemiringan hilir : 1.5
Debit per satuan lebar : 10.96 m3/s/m
Tinggi muka air (ho) : 3.00 m
Kecepatan aliran diatas pelimpah (V)
𝑞
V= = 0.78 m/s
(𝑃+ℎ𝑜)

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-18


Bab 3 : Bangunan Pelimpah

Tinggi kecepatan (Ha) = V2/2g

Ha = V2/2g = 0.031 m

Tinggi energi (Ho = ho + ha)

Ho = ho + ha = 3.03 m

Persamaan Profil Pelimpah :

𝑌 𝑋 𝑛
= −𝐾 ( )
𝐻𝑜 𝐻𝑜
Ha/Ho = 0.01

Dari gambar di dapat :

K : 0.502

N : 1.8458

Persamaan ambang pelimpah menjadi :

Y/3.031=0.502 .(X/3.03) 1.846

Y = -0.19 . X (1.846)

Dy/dx = -0.198 1.846 . X 0.846

= 1.5 : 1 = 1.5

X = 5.30 m

Didapat elemen bentuk embung yaitu :

Xc/Ho = 0.2439 → Xc= 0.73 m

Yc/Ho = 0.0387 → Yc = 0.73 m

R1/Ho = 0.5381 → R1 = 0.73 m

R2/Ho = 0.1523 → R2 = 0.73 m

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-19


Bab 3 : Bangunan Pelimpah

Gambar 1.4 Muka di atas Mercu

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-20


Bab 3 : Bangunan Pelimpah

3.4.2 Pelimpah Type Bulat

Mercu bulat adalah struktur pelimpah untuk lebar effektif yang sama,
pelimpah ini memiliki koefisien debit yang jauh lebih tinggi (44%)
dibandingkan dengan koefisien debit bendung ambang lebar. Bendung
terdiri dari sisi arah hulu yang vertikal, mercu yang berbentuk silinder tegak
lurus horizontal searah aliran, dan sisi bendung bangian hilir mempunyai
kemiringan 1 : 1 (= 45o), diperlihatkan pada (lihat Gambar 3-15)

Pada sungai, ini akan banyak memberikan keuntungan karena bangunan ini
akan mengurangi tinggi muka air hulu selama banjir. Harga koefisien debit
menjadi lebih tinggi karena lengkung streamline dan tekanan negatif pada
mercu.

Gambar 3-15 : Bendung dengan mercu bulat

Tekanan pada mercu adalah fungsi perbandingan antara H1 dan r (H1/r) (lihat
Gambar 3-15). Untuk bendung dengan dua jari-jari (R2) (lihat bagian kanan
dari Gambar 3-5), jari-jari hilir akan digunakan untuk menemukan harga
koefisien debit.

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-21


Bab 3 : Bangunan Pelimpah

Untuk menghindari bahaya kavitasi lokal, tekanan minimum pada mercu


bendung harus dibatasi sampai -4 m tekanan air jika mercu terbuat dari
beton; untuk pasangan batu tekanan subatmosfir sebaiknya dibatasi sampai -
1 m tekanan air.

3.4.2.1 Bentuk Pelimpah Type Bulat

Jika tekanan awal diabaikan, maka untuk kemiringan sisi bagian hilir 1 : 1
(cot ) tekanan minimum pada puncak mercu dalam satuan dalam kolom air
(p/g)min, dengan energy head H1 merupakan fungsi dari h1/r seperti
ditunjukkan dalam Gambar 3-16. Untuk menghindari bahaya kapitasi lokal,
tekanan minimum pada mercu dibatasi hingga – 4 m kolom air.

Dengan demikian untuk merencanakan permukaan mercu bulat digunakan


Gambar 3-16 tampak bahwa jari-jari mercu pasangan batu akan berkisar
antara 0,3 sampai 0,7 kali H1mak dan untuk mercu bendungbeton dari 0,1
sampai 0,7 kali H1mak

Gambar 3-16 : Tekanan pada mercu bulat sebagai fungsi perbandingan H1/r

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-22


Bab 3 : Bangunan Pelimpah

3.4.2.2 Debit Melalui Mercu Bulat

Persamaan debit untuk bendung dengan bentuk mercu pelimpah bulat dan
dengan pengontrol segi empat adalah:

2 2 0,5
𝑄 = 𝐶𝑒 [ 𝑔] 𝑏𝐻11,5
3 3
di mana: Q = debit, m3/dt

Cd = koefisien debit (Cd=C0×C1×C2)

g = percepatan gravitasi, m/dts (=9,8)

b = panjang mercu, m

H1 = tinggi energi di atas mercu, m.

Untuk mercu bulat, besarnya koefisien debit Cd adalah Cd=C0×C1×C2


dimana harga coefficient Co, C1 dan C2 adalah sbb

• Co yang merupakan fungsi H1/r (lihat Gambar 3-17)


• C1 yang merupakan fungsi p/H1 (lihat Gambar 3-18), dan
• C2 yang merupakan fungsi p/H1 dan kemiringan muka hulu bendung
(lihat Gambar 3-19).

Co mempunyai harga maksimum 1.49 jika H1/r lebih dari 5,0 seperti
diperlihatkan pada Gambar 3-17, dimana harga-harga Co sahih (valid)
apabila mercu bendung cukup tinggi di atas dasar rata-rata alur pengarah
(p/H1  sekitar 1,5).

Dalam tahap perencanaan p dapat diambil setengah dari jarak dari mercu
sampai dasar rata-rata sungai sebelum bendung tersebut dibuat. Untuk harga-
harga p/h1 yang kurang dari 1,5, maka Gambar 3-18 dapat dipakai untuk
menemukan faktor pengurangan C1.

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-23


Bab 3 : Bangunan Pelimpah

Gambar 3-17 : Harga-harga koeffisien Co sebagai fungsi dari H1/r

Gambar 3-18 : Harga-harga koeffisien C1 sebagai fungsi dari H1/r

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-24


Bab 3 : Bangunan Pelimpah

Harga-harga koefisien koreksi untuk pengaruh kemiringan muka bendung


bagian hulu terhadap debit diberikan pada Gambar 3-19. Harga koefisien
koreksi, C2, diendaikan kurang lebih sama dengan harga faktor koreksi
untlik bentuk-bentuk mercu tipe Ogee.

Gambar 3-19 : Harga-harga koefisien C2 untuk dinding muka hulu miring

Harga-harga faktor pengurangan aliran tenggelam f sebagai fungsi


perbandingan tenggelam dapat diperoleh dari

Gambar 3-20. Faktor pengurangan aliran tenggelam mengurangi debit


dalam keadaan tenggelam.

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-25


Bab 3 : Bangunan Pelimpah

Gambar 3-20 : Faktor pengurangan aliran tenggelam sebagai fungsi H2/H1.

3.4.2.3 Batasan Aplikasi Mercu Bulat

Untuk keakuratan perencanaan, batasan aplikasi untuk mercu bulat adalah :

1) Tinggi tekan di atas mercu bagian hulu h1 di ukur pada jarak 2 – 3 h1 dari
sisi depan bendung. Rekomendasikan batas terendah h1 = 0,06 m.
2) Agar permukaan air di bagian hulu bendung, ratio p/h1 > 0,33.
3) Untuk mengurangi efek boundary layer sisi vertikal bendung, ratio L/H1
> 2,0
4) Penggunaan head yang tinggi, ratio h1/r harus memperhatikan tekanan
pada mercu tidak kurang dari – 4 m kolom air.
5) Untuk mencegah aliran hilir mempengaruhi pola aliran di atas mercu,
ratio p2/H1 harus lebih besar dari satu
6) Modular limit H2/H1 = 0,33

3.4.2.4 Contoh Perhitungan Mercu Bulat

Untuk memudahkan mengikuti uraian perencanaan, berikut dihimpun data


yang digunakan dalam hitungan.
a. Debit banjir rencana sebesar 425,869 m3/detik

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-26


Bab 3 : Bangunan Pelimpah

b. Lebar rata-rata sungai selebar 40 meter


c. Kemiringan rata-rata sungai sebesar 0,003
d. Koefisien manning untuk sungai 0,035 detik/m1/3
e. Elevasi dasar sungai bagian hulu + 390.5 m
f. Elevasi Mercu Bendung +394.50 m
g. Muka hulu bendung dibuat dengan perbandingan H:V = 1:3
h. Muka hilir bendung dibuat dengan perbandingan H:V = 1:1
i. Lebar efektif bendung 36 meter

Kedalaman sungai sebelum pembendungan

𝑄𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 = 425.860 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

𝐵𝑠𝑢𝑛𝑔𝑎𝑖 = 40 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

𝐵𝑒𝑓𝑓 = 36 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

𝑆 = 0,003

Untuk menentukan kedalaman sungai sebelum pembendungan, dimisalkan


terlebih dahulu nilai kedalamannya.

𝐻𝑘𝑒𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛 = 3,08 𝑚

𝐴 = (𝐵𝑠𝑢𝑛𝑔𝑎𝑖 + (𝑚 𝑥 𝐻𝑘𝑒𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛 )) 𝐻𝑘𝑒𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛

𝐴 = 142,173 𝑚2

𝑃 = 𝐵𝑠𝑢𝑛𝑔𝑎𝑖 + ((2 𝐻𝑘𝑒𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛 ) 𝑥 √(1 + 𝑚2 ))

𝑃 = 53,774 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

𝐴
𝑅=
𝑃
𝑅 = 2,64 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-27


Bab 3 : Bangunan Pelimpah

1 2 2
𝑣= 𝑅3 𝑆
𝑛
𝑚
𝑣 = 2,99
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑄 =𝐴𝑥𝑣
𝑚3
𝑄 = 425,407
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Karena nilai Q hasil perhitungan telah mendekati nilai Q rencana maka nilai
asumsi kedalaman sungai yang digunakan sudah sesuai.

Lebar per satuan bendung

𝑄𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎
𝑞𝑒𝑓𝑓 =
𝑏𝑒𝑓𝑓
425,869
𝑞𝑒𝑓𝑓 =
36
𝑚3
𝑞𝑒𝑓𝑓 = 11,741 /𝑚
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Tinggi air di atas mercu bendung

Untuk menghitung ketinggian muka air di atas bendung dilakukan dengan


cara triall&error dengan mengontrol nilai Cd.

Trial 1

Nilai r untuk mercu berada diantara 0,1 H1 samapi 0,7 H1 dengan


mengambil nilai r sebesar 0,5 H1 dan nilai Cd sebesar 1,3 maka nilai H1
yang sesungguhnya dapat dicari.

2 2
𝑄 = 𝐶𝑑 √ 𝑔 𝐵𝑒𝑓𝑓 𝐻11,5
3 3

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-28


Bab 3 : Bangunan Pelimpah

2 2
425,869 = 1,3 𝑥 𝑥 √ 𝑥 9,8 𝑥 36 𝑥 𝐻11,5
3 3

𝐻1 = 3,037 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

Cek nilai C0 dengan menggunakan grafik

𝐻1
= 2 sehingga nilai 𝐶0 = 1,315
𝑟

𝑃 = 4 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

𝑃
= 1,317
𝐻1
Cek nilai C1 dengan grafik

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-29


Bab 3 : Bangunan Pelimpah
𝑃
Untuk nilai = 1,317 maka nilai 𝐶1 = 0,99
𝐻1

Cek nilai C2 dengan grafik

𝑃
Untuk nilai = 1,317 maka nilai 𝐶2 = 1
𝐻1

Cek nilai Cd

𝐶𝑑 = 𝐶0 𝑥 𝐶1 𝑥 𝐶2
𝐶𝑑 = 1,302

Karena nilai Cd hasil perhitungan tidak sesuai dengan nilai Cd yang


diasumsikan di awal, maka dilakukan perhitungan ulang dengan
menggunakan nilai Cd hasil hitungan yaitu 1,302.

Trial 2

Nilai r untuk mercu berada diantara 0,1 H1 samapi 0,7 H1 dengan


mengambil nilai r sebesar 0,5 H1 dan nilai Cd sebesar 1,302 maka nilai H1
yang sesungguhnya dapat dicari.

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-30


Bab 3 : Bangunan Pelimpah

2 2
𝑄 = 𝐶𝑑 √ 𝑔 𝐵𝑒𝑓𝑓 𝐻11,5
3 3

2 2
425,869 = 1,302 𝑥 𝑥 √ 𝑥 9,8 𝑥 36 𝑥 𝐻11,5
3 3

𝐻1 = 3,034 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

Cek nilai C0 dengan menggunakan grafik

𝐻1
= 2 sehingga nilai 𝐶0 = 1,315
𝑟

𝑃 = 4 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

𝑃
= 1,318
𝐻1
Cek nilai C1 dengan grafik

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-31


Bab 3 : Bangunan Pelimpah

𝑃
Untuk nilai = 1,318 maka nilai 𝐶1 = 0,99
𝐻1

Cek nilai C2 dengan grafik

𝑃
Untuk nilai = 1,318 maka nilai 𝐶2 = 1
𝐻1

Cek nilai Cd

𝐶𝑑 = 𝐶0 𝑥 𝐶1 𝑥 𝐶2
𝐶𝑑 = 1,302

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-32


Bab 3 : Bangunan Pelimpah

Karena nilai Cd hasil perhitungan yang dilakukan telah sama dengan yang
sebelumnya maka asumsi dapat diterima sehingga nilai ketinggian air di atas
mercu untuk mercu tipe bulat adalah setinggi 3,034 meter.

Jari – jari puncak mercu bulat

Jari – jari untuk meru bulat telah disebutkan sebelumnya berada pada rentan
0,1 H1 sampai 0,7 H1, sehingga diambil nilai r = 0,5 H1

𝑟 = 0,5 𝐻1
𝑟 = 0,5 𝑥 3,034
𝑟 = 1,517 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 ≈ 1,5 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

Tekanan Negatif Pada Mercu

Dengan nilai sudut 𝛼 = 45 𝑑𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡 maka

𝑦 = 0,7 𝐻1
𝑦 = 2,124 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

𝑛 = 1,6 + 0,35 cot 𝛼


𝑛 = 1,95
𝑝
< −1
𝜌𝑔
2
𝑝 (𝑟 + 𝑛 . 𝑦 ) 𝑛
= 𝐻1 − (𝐻1 − 𝑦) ( )
𝜌𝑔 𝑟
𝑝
= −0,478 < −1 𝑜𝑘
𝜌𝑔

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 3-33


Bab 3 : Bangunan Pelimpah

Catatan Kuliah Rekayasa Bendungan (SA-4103) 34

Anda mungkin juga menyukai