Anda di halaman 1dari 4

Nama : Adimuswarman

Nim : 15330001

Kls :A

Matkul : Analisis hayati

1. Jelaskan tentang hubungan dosis dan respon obat, berikan contohnya?


Kita telah membahas reseptor sebagai molekul, dan memperlihatkan cara reseptor
bertanggung jawab secara kualitatif atas hubungan antar dosis atau onsentrasi suatu obat
dan respn farmakologis, sekurang-kurangnya dalam system yang diidealkan, jika
berhadapan dengan seorang pasien yang memerlukan terapi dokter harus membuat suatu
pilihan antara jenis obat yang mungkin di pilih dan merencanakan panduan dosis yang
mungkin menghasilkan manfat maksimum dan toksisitas minimum. Karena pasien tidak
pernah merupakan system ideal, dokter tidak mungkin mempunyai informasi yang tepat
tentang fisikokimia, reseptor yang terlibat, jumblah reseptor, atau afintas reseptor untuk
obat. Namun untuk membuat keputusan trapi yang rasional, yamg mendasari hubugan
dosis dan respon dalam pasien yang tidak ideal, perlu diketahui sifat dan penyebab variasi
dalam respon farmakologis serta dampak klinis selektivitas kerja obat
Contohnya
- Hubungan respon bertigkat
- Bentuk kurva dosis-respon
- Kurva dosis-respon curam
- Kurva dosis-efek kuantal
2. Apa yang dimaksud dengan potensi relatif? Jelaskan dan berikan cotohnya
Jawab :
Potensi masing – masing toksikan jelas berbeda. Agar nilai LD50 lebih bermakna,
dianjurkan untuk memeriksa pula standart error (confidence limit) dan slope pada kurva
dosis- respons. Jika confidence limit dua LD50 tumpang tindih, bahan dengan LD50 lebih
rendah mungkin kurang beracun dibandingkan bahan lain. Data tentang slope menjadi
penting ketika membandingkan dua bahan dengan LD50 yang sama. Grafik yang lebih
datar tampaknya menyebabkan lebih banyak kematian di bandingkan grafik lainya pada
dosis lebih sedikit dari LD50.

3. Jelaskan bagaimana mengorbankan hewan yang sudah dilakukan uji coba ? berikan
contohnya
Percobaan dengan hewan biasanya akan berakhir dengan mematikan hewan tersebut, baik
karena akan diambil organ in vitro nya selama atau pada akhir percobaan (misalnya
pengamatan histologi paru), untuk menilai bagaimana efek obat (misalnya efek toksik
obat), atau karena hewan tersebut mengalami penderitaan atau sakit dan cacat yang tidak
mungkin sembuh lagi. Istilah mematikan hewan uji dikenal sebagai euthanasia, yaitu
suatu proses dengan cara bagaimana seekor hewan di bunuh dengan menggunakan teknis
yang dapat diterima secara manusiawi. Hal ini berarti hewan mati dengan mudah, cepat,
tenang dengan rasa sakit yang sedikit mungkin.

4. Apa yang dimaksud dengan BSLT (Brine Shrimp Lethality Test)? Jelaskan dan berikan
contohnya

Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) merupakan suatu metoda yang digunakan untuk
menguji bahan-bahan yang bersifat toksik (Ahmed et al., 2011). Toksisitas didefinisikan
sebagai kemampuan suatu zat yang memiliki sifat destruktif pada sel terutama yang
menyangkut proses suatu sel dalam sistem kekebalan tubuh (Clayman, 1989).Uji
toksisitas menggunakan Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) ini pertama kali dilakukan
oleh Meyer et al (1982). Mereka mengujikannya pada larva udang Artemia salina Leach
sebagai hewan percobaan. Pengujian dengan larva udang ini merupakan skrining awal
untuk senyawa-senyawa yang diduga berkhasiat sebagai antikanker. Hasil uji toksisitas
dengan metoda BSLT dapat diketahui dari jumlah kematian larva udang Artemia
salina Leach karena pengaruh ekstrak atau senyawa tertentu dari dosis yang telah
ditentukan. Metoda BSLT mempunyai kemampuan dalam mendeteksi 14 diantara 24
ekstrak etanol spesies Euphorbiaceae yang aktif terhadap uji 9-PS (sel leukimia in
vitro pada tikus) pada penelitian Meyer (1982), dan kemampuannya mendeteksi 5
diantara 6 senyawa yang aktif terhadap uji sel karsinoma nasofaring, serta banyak
penelitian yang lain yang membuktikan bahwa BSLT dapat memberikan korelasi yang
baik terhadap uji tersebut. Selain itu, BSLT memiliki beberapa keuntungan, antara lain
pelaksanaannya sederhana, waktu relatif cepat, tidak memerlukan peralatan khusus,
menggunakan sedikit sampel, serta tidak memerlukan serum hewan seperti pada metoda
sitotoksik lainnya (Indiastuti et al., 2008).
Untuk mengukur tingkat toksisitas suatu senyawa dapat digunakan beberapa pengukuran,
yaitu LC50 (Lethal Concentration 50%), LD50 (Lethal Dose 50%) dan ED50 (Efective
Dose 50%). LC50 (Lethal Concentration 50%) adalah konsentrasi yang dapat
menyebabkan kematian 50% hewan percobaan selama waktu tertentu. LD50 (Lethal
Dose 50%) adalah dosis yang dibutuhkan untuk membunuh 50% organisme uji.
ED50 (Efective Dose 50%) adalah dosis 50% organisme uji memperlihatkan efek aktivits
yang nyata. Pada metode BSLT, pengukuran tingkat suatu senyawa digunakan LC50.
Suatu tanaman atau hasil isolasi dianggap menunjukkan aktivitas toksisitas bila
mempunyai nilai LC50 kecil dari 1000 ppm, sedangkan untuk senyawa murni
dianggap  menunjukkan aktivitas toksisitas bila mempunyai nilai LC50 kecil dari 200
ppm.
Contohnya:
Uji toksisitas
SUMBER
- Buku analisis hayati edisi 3
- Mukono H. J. (2005). Toksikologi Lingkungan. Surabaya: Airlangga University
Press. (Hal 29-33)
- Cahyadi, R. 2009. Uji toksisitas akut ekstrak etanol buah pare (Momordica
charantia L) Terhadap larva Artemia salina Leachdengan metodeBrine shrimp
lethality test (BST). Universitas Dipenogoro Repository.

Anda mungkin juga menyukai