26-Article Text-99-1-10-20191214 PDF
26-Article Text-99-1-10-20191214 PDF
47-54 47
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian analisis kadar kloramfenikol pada sediaan tetes mata sampel nama
dagang yang dijual di apotek kota Palembang dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi
(KCKT). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian kadar kloramfenikol dalam
sediaan tetes mata secara kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) pada fase terbalik dengan
detektor ultraviolet pada panjang gelombang 273,4 nm. Fase diam yang digunakan adalah kolom
C18, fase gerak metanol:larutan asam asetat glasial 0,1% (75:25) dengan laju alir 1,0 ml/menit.
Penentuan linearitas dengan kurva baku menunjukkan hubungan yang linier antara luas puncak dan
baku kloramfenikol dengan konsentrasi 5-25 mg/L (r=0,998). Persamaan regresi yang diperoleh
adalah Y=39020,92x + 196296. Uji presisi memberikan hasil nilai koefisien variasi sebesar 6,09%.
Nilai limit of detection (LOD) sebesar 1,4920 mg/L dan nilai limit of quantitation (LOQ) sebesar
4,9734 mg/L. Uji akurasi memberikan hasil nilai persen perolehan sebesar 100,71%. Hasil
penetapan kadar kloramfenikol dalam sediaan tetes mata ialah sampel A, B, dan C sebesar
100,75%, 102,64%, 105,29%. Berdasarkan pengujian, sampel tetes mata dengan kriteria harga dan
volume memenuhi persyaratan yang tertera pada Farmakope Indonesia edisi V.
Kata Kunci: Kloramfenikol, kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT), tetes mata.
Sebanyak 300 ml metanol grade HPLC Validasi metode dilakukan meliputi uji
disaring dengan menggunakan kertas linearitas, uji presisi, LOD dan LOQ (Edi,
whatman dimasukkan ke dalam wadah fase 2008), dan uji akurasi (Sari dan Utami, 2009).
gerak dan sebanyak 300 ml larutan asam Uji linearitas diperoleh dari kurva kalibrasi
asetat glasial 0,1% (v/v) disaring dengan dengan persamaan garis X (konsentrasi) dan
menggunakan kertas whatman dimasukkan ke Y (kromatogram) yaitu dari seri konsentrasi
dalam wadah fase gerak yang berbeda. 5; 10; 15; 20; 25 mg/L. Persamaan garis yang
diperoleh selanjutnya ditentukan derajat
Penyiapan Alat Kromatografi Cair Kinerja linearitasnya melalui koefisien regresi (y =
Tinggi ax+b) dan koefisien kolerasi (r).
gerak tersebut karena metode kromatografi gerak adalah 75:25. Pada penggunaan fase
cair kinerja tinggi yang digunakan pada fase gerak metanol dan air (40:60) diperoleh
terbalik, dimana fase diam yang relatif kurang waktu retensi sebesar 6,575 menit, sedangkan
polar dibandingkan fase gerak (kemampuan pada penggunaan fase gerak metanol dan
elusi menurun dengan meningkatnya polaritas larutan asam asetat glasial 0,1% (75:25)
pelarut) dan fase gerak juga dapat diperoleh waktu retensi pada sampel merek A
mempengaruhi waktu retensi dari sampel sebesar 5,661 menit; merek B sebesar 5,669
yang dianalisis. Berdasarkan kelarutannya menit; merek C 5,616 menit. Hal ini
kloramfenikol mudah larut dalam etanol, menunjukkann bahwa luas area yang didapat
tetapi karena metanol merupakan pelarut yang waktu retensinya lebih cepat, repsodusibel,
bersifat organik dan memiliki nilai viskositas dan stabil dibandingkan dengan penelitian
yang lebih rendah dibandingkan dengan sebelumnya.
etanol maka fase gerak yang digunakan Dalam penelitian ini digunakan
adalah metanol. Metanol yang digunakan perhitungan menggunakan data luas area dan
harus grade HPLC agar tidak adanya konsentrasi pada masing-masing sampel,
pengotor dalam reagen yang menyebabkan sebab luas area kromatogram sebanding
gangguan pada sistem kromatografi (Gandjar (proposional) dengan konsentrasi zat yang
dan Rohman, 2007). Aquabidest digunakan menghasilkan puncak (Putra, 2004). Kadar
sebagai fase gerak untuk membuat suasana kloramfenikol dalam sediaan tetes mata ini
fase gerak menjadi lebih polar. Sedangkan diperoleh menggunakan persamaan regresi y
asam asetat glasial digunakan untuk = 39020,92x + 196296 dengan luas area
mengendalikan keasaman sehingga dapat masing-masing sampel. Dari persamaan
menahan ioniasi analit dan mengurangi ekor regresi tersebut diperoleh nilai X yang
puncak senyawa asam. Maka larutan asam merupakan konsentrasi sampel. Hasil
asetat glasial 0,1% mempunyai pengaruh penelitian pada penetapan kadar
yang baik terhadap waktu retensi dan luas kloramfenikol yang diperoleh dari tiga sampel
area (Munson, 1991). sediaan tetes mata di apotek kota Palembang
Hasil optimasi fase gerak pada penetapan merek A sebesar 100,75 %, merek B sebesar
kadar kloramfenikol dan hidrokortison asetat 102,64 % dan merek C sebesar 105,29 %.
dalam sediaan krim yang telah dilakukan Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat
Hamdani dkk, 2014 bahwa kondisi KCKT dilihat bahwa kadar kloramfenikol yang
yang optimum dengan pemisahan yang baik terdapat dalam tiga sampel uji memenuhi
dan waktu yang singkat diperoleh persyaratan pada Farmakope Indonesia edisi
perbandingan fase gerak metanol dan larutan V(2014) yaitu mengandung C16H14O3 tidak
asam asetat 0,1% (75:25). Oleh karena itu, kurang dari 90% dan tidak lebih dari 130%
perbandingan yang digunakan untuk fase dari jumlah yang tertera pada etiket.
kloramfenikol yang diperiksa menggunakan Hamdani, S., Maimonah, S., Akmal. 2014.
metode kromatografi cair kinerja tinggi Optimasi fase gerak pada penetapan
dengan menggunakan fase gerak metanol dan kadar kloramfenikol dan hidrokortison
larutan asam asetat glasial 0,1%, didapatkan asetat dalam sediaan krim secara
hasil yang sesuai dengan kadar yang terdapat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
dalam etiket sediaan tetes mata kloramfenikol (KCKT). (Skripsi). Bandung: Sekolah
yaitu 0,5%. Tinggi Farmasi Indonesia.
Harmita. 2004. Petunjuk pelaksanaan validasi
SIMPULAN metode dan cara perhitungannya.
Majalah ilmu kefarmasian, 1(3), 117-
Kadar kloramfenikol dalam sediaan tetes 135.
mata sampel A, B dan C yang dianalisis Kemenkes RI. 2014. Farmakope Indonesia
adalah 100,75 %; 102,64 %; 105,29 %, dan (Edisi V). Jakarta: Kementerian
hasil didapatkan dengan metode kromatografi Kesehatan Republik Indonesia Direktorat
cair kinerja tinggi sesuai dengan parameter- Jendral Bina Kefarmasiaan dan Alat
parameter validasi metode yang meliputi Kesehatan.
linearitas, presisi, LOD, LOQ dan akurasi. Munson, J.W. 1991. Analisa Farmasi.
Kadar kloramfenikol dalam sediaan tetes Surabaya: Universitas Air Langga.
mata dari semua sampel sesuai dengan Noviyanto, F., Tjiptasurasa., dan Utami, P.I.
persyaratan yang tertera dalam Farmakope 2014. Ketoprofen penetapan kadar dalam
Indonesia edisi V, yaitu mengandung sediaan gel dengan metode
C16H14O3 tidak kurang dari 90 % dan tidak spektrofotometri UV-Vis. Pharmacy, 1-8.
lebih dari 130 % dari jumlah yang tertera Pasri. 2010. Penerapan metode Kromatografi
dalam etiket. Cair Kinerja Tinggi (KCKT) pada
penetapan kadar Kloramfenikol dalam
DAFTAR PUSTAKA sediaan kapsul dengan nama dagang dan
generik. (Skripsi). Medan : Universitas
Connors, K.A. 1992. Stabilitas kimiawi Sumatra Utara.
sediaan farmasi. Penerjemah: D.D. Putra, E.D.L. 2004. Kromatografi cair kinerja
Gunawan. Semarang: IKIP Press. tinggi dalam bidang farmasi. Fakultas
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam: Universitas
(Edisi III). Jakarta: Departemen Sumatra Utara.
Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Sari, F.D.P., Utami, P.I. 2009. Penetapan
Jendral pengawasan Obat dan Makanan. kadar Kloramfenikol dalam tetes mata
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia pada sediaan generik dan merk dengan
(Edisi IV). Jakarta: Departemen metode Kromatografi Cair Kinerja
Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Tinggi. Pharmacy, 6(2), 53-59.
Jendral pengawasan Obat dan Makanan. Sreevatsav, S.K., Ramesh, C., Prasad, N.S.,
Edi, R. 2008. Optimasi fase gerak Maleraju, J., Sunder, K.S. 2013. RP
metanol:campuran air-asam fosfat pada HPLC method development and
penentuan kadar sediaan tablet Simetidin validation of Chloramphenicol eye and
dengan metode Kromatografi Cair ear drops. International journal of
Kinerja Tinggi (KCKT). (Skripsi). biopharmaceutics, 4(3), 166-174.
Medan: Universitas Sumatera Utara. Sugihartini, N., Fadholi, A., Pramono, S.,
Gandjar, I.G., Rohman, A. 2007. Kimia Sismindari. 2014. Validasi metode
farmasi analisis. Yogyakarta: Pustaka analisa penetapan kadar epigalokatekin
Pelajar. galat dengan Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi. Jurnal pharmaciana, 4(2), 111-
115.
Suguna, P., Naidu, N.V.S., Sathyanarayan, B. Tjay, T.H., Rahardja, K. 2010. Obat-obat
2014. Determination of Chloramphenicol penting khasiat penggunaan dan efek-
in bulk drug and pharmaceutical dosage efek sampingnya (Edisi VI). Jakarta: PT
forms by HPLC. IOSR journal of Elex Media Komputindo. Hal 82-83.
pharmacy, 4(12), 60-70. Yudhoyono, S.B. 13 Oktober 2009. Undang-
Suguna, P., Ramacandra, B., Naidu, N.V.S. undang republik Indonesia nomor 36
2015. Development and validation of tahun 2009 tentang kesehatan. Diakses
UV-Visible spectrophotometric method 10 April 2017 dari
for the determination of Chloramphenicol http://www.sjdih.depkeu.go.id/fulltext/20
in pure and in dosage form. J.Pharm. 09/36TAHUN2009UU.htm
Phytopharmacol, 4(5), 271-275.