Diajukan untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Penelitian
Pendidikan
Dosen Pengampu: Ira Rengganis, M.Pd.
Oleh:
Nurulia Fajriani
1104463
PGSD-3D-IPS
JURUSAN PEDAGOGIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
A. JUDUL PENELITIAN
“PENGARUH TAYANGAN TELEVISI TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA
SDN CILUNCAT 1”
E. TUJUAN
1. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara televisi dengan minat belajar siswa
2. Untuk mengetahui jenis program apa yang disukai siswa yang dapat menjadi faktor
pendorong dan penghambat minat belajar siswa
3. Untuk mengetahui upaya apa yang dapat dilakukan orang tua untuk mengurangi
dampak negatif televisi
F. MANFAAT
1. Secara teoritis dapat memberikan gambaran tentang bagaimana pengaruh televisi
terhadap minat belajar siswa
2. Secara umum, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan wacana
dalam meningkatkan minat belajar siswa serta sebagai masukan bagi orang tua dalam
pemberian fasilitas terhadap anak-anaknya
3. Secara khusus, bagi peneliti kegiatan penelitian ini diharapkan menjadi penunjang
untuk melatih kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah dalam mencari penjelasan dan
pengetahuan untuk mengurangi dampak negatif televisi dan meningkatkan minat
belajar siswa
G. HIPOTESIS
“Terdapat pengaruh negatif antara tayangan televisi terhadap minat belajar siswa di SDN
Ciluncat 1”. Tayangan televisi yang variatif membuat siswa bisa menghabiskan berjam-
jam menonton televisi sehingga minat belajar siswa berkurang.
H. ASUMSI PENELITIAN
Anggapan dasar dalam menentukan hipotesis penelitian ini adalah:
1. Tayangan televisi sering menyebabkan penontonnya terpikat berjam-jam di depan
televisi sehingga dikhawatirkan dapat menurunkan minat belajar anak.
2. Televisi menyajikan acara yang banyak diminati anak sehingga anak lebih suka
menonton televisi dibandingkan belajar.
3. Tayangan televisi tidak selamanya bersifat mendidik.
I. VARIABEL PENELITIAN
1. Variabel Independen (Variabel Bebas) : televisi
2. Variabel Dependen (Variabel Terikat) : minat belajar siswa
J. DEFINISI OPERASIONAL
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami masalah penelitian, maka istilah-
istilah dalam judul penelitian ini dijelaskan masing-masing batasannya secara operasional
dalam uraian berikut:
1. Definisi televisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Televisi adalah sebuah media telekomunikasi
terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu
yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna. Kata "televisi" merupakan gabungan
dari kata tele ("jauh") dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin,
sehingga televisi dapat diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan
media visual/penglihatan.”
Menurut Adi Badjuri (2010:39) Televisi adalah media pandang sekaligus media
pendengar (audio-visual), yang dimana orang tidak hanya memandang gambar yang
ditayangkan televisi, tetapi sekaligus mendengar atau mencerna narasi dari gambar
tersebut.
Menurut Soerjokanto 2003:24 televisi merupakan sistem elektronik yang mengirimkan
gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini
menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang
elektronik dan mengkonversinya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan
suaranya dapat didengar.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan televisi adalah kombinasi audio dan
visual atau biasa disebut pandang-dengar, yang dapat menyampaikan informasi melalui
siaran bergambar dan suara.
2. Definisi minat
Minat merupakan suatu kecenderungan untuk tingkah laku yang berorientasi pada
objek, kegiatan atau pengalaman tertentu, dan kecenderungan tersebut antara individu
yang satu dengan individu yang lain tidak sama intensifnya (Eysenck, dkk., 1972).
Minat menurut Fishbein dan Ajzen (1975) minat merupakan bagian dari sikap yang
bisa dibedakan berdasarkan sumber munculnya minat yaitu perilaku (behavior), sasaran
(target), situasi dan waktu. Minat bisa muncul secara spontan, wajar, selektif dan tanpa
paksaan ketika individu memberikan perhatian (Gie, 1981).
W.S Winkel mengatakan bahwa minat adalah kecenderungan yang agak menetap
untuk merasa tertarik pada bidang-bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung
dalam bidang itu (1983 : 38).
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi
perbuatan tersebut. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang
mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar, motif menggunakan dan
menyelidiki dunia luar (manipulate and exploring motives). Dari manipulasi dan
eksplorasi yang dilakukan terhadap dunia luar itu, lama-kelamaan timbullah minat
terhadap sesuatu tersebut. Apa yang menarik minat seseorang mendorongnya untuk
berbuat lebih giat dan lebih baik (Purwanto, 2007: 56). Minat, mampu memberikan
dorongan kepada seseorang untuk berinteraksi dengan dunia luar yang sekiranya menarik
untuk diketahui, menjadikannya memiliki semangat tinggi untuk mengetahui sesuatu
yang telah menarik hatinya.
Suatu aktivitas akan dilakukan atau tidak sangat bergantung pada minat seseorang
terhadap aktivitas tersebut. Di sini nampak bahwa minat merupakan motivator yang kuat
untuk melakukan suatu aktivitas (Sandjaja, 2005). Minat memungkinkan seseorang untuk
melakukan suatu aktivitas, karena minat merupakan dorongan yang paling kuat dari
dalam diri seseorang. Besar kecilnya minat, akan sangat berpengaruh terhadap aktivitas
seseorang.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan minat adalah bentuk perhatian yang
menimbulkan kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada suatu objek. Tinggi
rendahnya perhatian atau rasa senang seseorang terhadap objek dipengaruhi oleh tinggi
rendahnya minat seseorang tersebut.
3. Belajar
Pengertian Belajar
Belajar merupakan aktivitas yang disengaja dan dilakukan oleh individu agar terjadi
perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan
sesuatu. Muhibbin Syah (2000: 136) bahwa belajar adalah tahapan perubahan seluruh
tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi
dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Begitu juga menurut James Whitaker yang dikutip oleh Wasty Soemanto (1990: 98-
99), belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan
dan pengalaman. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui
interaksi dengan lingkungan (Hamalik, 2003 dalam Jihad, 2008: 2).
Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan
proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan
perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku yang bersifat permanen, diperoleh melalui pengalaman baik
mengamati objek secara langsung maupun secara tidak langsung. Belajar melibatkan tiga
unsur pokok yaitu proses, perubahan perilaku, dan pengalaman. Proses dalam belajar
meliputi proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Perubahan
perilaku berarti hasil belajar akan tampak pada individu yang belajar. sedangkan
pengalaman berarti belajar adalah mengalami karena terjadi interaksi antara keduanya.
K. LANDASAN TEORI
Televisi merupakan media yang sudah tidak asing lagi, hampir di setiap rumah
menengah ke atas di Indonesia memiliki televisi. Berbagai acara disediakan untuk
menghibur masyarakat walaupun tidak semua tayangan yang ditawarkan bersifat
mendidik.
Televisi memiliki daya tarik tersendiri, karena menggabungkan dua unsur audio dan
visual. Karena menampilkan gambar hidup dan berwarna, membuat televisi menarik
perhatian anak-anak usia sekolah dasar dan menghabiskan sebagian besar waktunya
untuk menonton. Media televisi dapat membuat anak-anak duduk pasif selama berjam-
jam setiap hari televisi bisa menjadi babby sitter bagi anak-anak. Televisi juga bisa
membuat mata anak kelelahan karena kurang istirahat akibat terus-menerus digunakan
untuk menonton.
Anak merupakan kelompok pemirsa yang paling rawan terhadap dampak negatif
siaran TV.
Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia, misalnya, mencatat, rata-rata anak usia
Sekolah Dasar menonton televisi antara 30 hingga 35 jam setiap minggu. Artinya pada
hari-hari biasa mereka menonton tayangan televisi lebih dari 4 hingga 5 jam sehari.
Sementara di hari Minggu bisa 7 sampai 8 jam. Jika rata-rata 4 jam sehari, berarti setahun
sekitar 1.400 jam, atau 18.000 jam sampai seorang anak lulus SLTA. Padahal waktu yang
dilewatkan anak-anak mulai dari TK sampai SLTA hanya 13.000 jam. Ini berarti anak-
anak meluangkan lebih banyak waktu untuk menonton televisi daripada untuk kegiatan
apa pun, kecuali tidur (Pikiran Rakyat, 29 April 2004).
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Annenberg Public Policy Centre terhadap
rumah tangga di Amerika Serikat, membuktikan bahwa rata-rata anak di AS
menghabiskan waktu mereka sebanyak 25 jam per minggu di depan layar kaca.
Penelitian di Texas, Amerika Serikat, yang dilakukan selama lebih dari tiga tahun
terhadap 200 anak usia 2-7 tahun menemukan bahwa anak-anak yang banyak menonton
program hiburan dan kartun terbukti memperoleh nilai yang lebih rendah dibanding anak
yang sedikit saja menghabiskan waktunya untuk menonton tayangan yang sama (KCM,
11/08/2005). Nilai yang lebih rendah biasanya diawali oleh minat belajar yang rendah.
Menurut Sinar (2011) dalam artikel yang ditulisnya mengenai pengaruh negatif
televisi. “Pengaruh negatif televisi yang paling utama adalah membuat lupa waktu. Bila
menonton televisi anda akan malas untuk melakukan pekerjaan. Bagi pelajar, pengaruh
negatif televisi yang satu ini tentu sangat merugikan sehingga mereka bisa saja akan lupa
untuk belajar”. Seperti yang di utarakan oleh Sinar dalam artikelnya, televisi memberikan
dampak yang negatif terlebih bagi anak atau siswa mereka menjadi lupa waktu malas
untuk belajar dan cenderung meniru apa yang ditayangkan di televisi terlebih lagi
tayangan-tayangan televisi saat ini kurang mendidik untuk anak.
Menonton televisi membuat pelajar menjadi pasif dan sulit berkonsentrasi dalam
belajar. Berdasarkan penelitian Owens J dkk, menyebutkan bahwa kebiasaan menonton
televisi berhubungan secara signifikan dengan gangguan tidur akibat meningktnya waktu
menonton televisi pada malam hari. Anak yang menonton televisi terus-menerus akan
mempunyai waktu yang lebih sedikit untuk melakukan aktivitas lain. Terutama belajar,
Karena anak terlalu lelah sehabis menonton televisi, minat anak untuk belajar pun
berkurang.
Penelitian yang telah dilakukan di Inggris (Himmelweit et al., 1958),
mengemukakan bahwa pengaruh televisi menunjukkan gejala yang disebut Joyce
Cramond (1976) sebagai “displacement effects” (efek alihan) yang ia definisikan sebagai
“the reorganization of activities which takes place with the introduction of television;
some activities may be cut down and other abandoned entirely to make time for viewing”,
yang dapat diartikan bahwa reorganisasi kegiatan karena masuknya televisi menyebabkan
beberapa aktivitas dikurangi bahkan dihentikan sama sekali karena waktunya dipakai
untuk menonton televisi (Jalaluddin, 2003: 220-221).
1. Televisi
a. Karakteristik Televisi
Karakteristik televisi menurut (Ardianto et al,. 2004:127) sebagai berikut:
1) Audio-visual
2. Tayangan Televisi
a. Tayangan Televisi
Jenis tayangan acara yang disiarkan oleh stasiun-stasiun televisi ada berbagai macam,
menurut morissan (2005:101-108) tayangan televisi dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Jurnalistik
Program jurnalistik adalah program yang bertujuan memberikan informasi dan
biasanya berbentuk news atau berita, tujuannya untuk memberikan tambahan
pengetahuan/informasi kepada audience. Program jurnalistik bersumber dari
permasalahan yang sedang hangat, actual, disusun menurut kaidah jurnalistik. Dan
disiarkan dalam kesempatan pertama. Jurnalistik mengandung unsure 5W + 1H
(what, when, where, who, why dan how). Program jurnalistik dibagi menjadi dua
yaitu:
a) Hard news, yaitu segala informasi penting dan menarik yang harus segera
disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang segera untuk diketahui
pleh khalayak
b) Soft news, yaitu segala informasi penting dan menarik yang disampaikan secara
mendalam namun tidak segera ditayangkan. Misalnya berupa talkshow.
2) Artistik
Program artistik biasa disajikan dalam bentuk program hiburan. Musik, komedi,
acara panggung dan sejenisnya merupakan acara hiburan yang banyak di produksi
dengan lokasi studio lokal ataupun dipanggung. Beberapa jenis tayangan hiburan
antara lain drama, yang merupakan pertunjukan yang menyajikan cerita mengenai
kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang yang diperankan oleh
pemain yang melibatkan konflik atau emosi. Misalnya sinetron dan film. hiburan
adalah segala bentuk siaran yang dibertujuan untuk menghibur audien.
5. Minat
Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari dalam hati.
Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar dalam arti untuk
mencapai atau memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu. Minat belajar yang besar
cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan
menghasilkan prestasi yang rendah (Dalyono, 1996: 56-57). Dalam usaha untuk
memperoleh sesuatu, diperlukan adanya minat. Besar kecilnya minat yang dimiliki akan
sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan diperoleh.
Suatu aktivitas akan dilakukan atau tidak sangat bergantung pada minat seseorang
terhadap aktivitas tersebut. Di sini nampak bahwa minat merupakan motivator yang kuat
untuk melakukan suatu aktivitas (Sandjaja, 2005). Minat memungkinkan seseorang untuk
melakukan suatu aktivitas, karena minat merupakan dorongan yang paling kuat dari
dalam diri seseorang. Besar kecilnya minat, akan sangat berpengaruh terhadap aktivitas
seseorang.
Minat adalah kecenderungan siswa pada suatu aktivitas atau bidang tertentu
karena adanya rasa ketertarikan tanpa ada yang menyuruh dan merasa senang untuk
mendalami bidang itu. Sedangkan belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative
menetap akibat latihan dan pengalaman. Maka minat belajar adalah kecenderungan
siswa untuk memperoleh perubahan tingkah laku akibat latihan dan pengalaman yang
didasari dengan adanya rasa ketertarikan dalam bidang itu.
a. Indikator minat ada empat, yaitu:
1) Perasaan senang
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu mata
pelajaran, maka siswa tersebut akan terus mempelajari ilmu yang disenanginya.
Tidak ada perasaan terpaksa pada siswa untuk mempelajari bidang tersebut.
2) Ketertarikan
Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk cenderung merasa tertarik
pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa pengalaman afektif yang dirangsang
oleh kegiatan itu sendiri.
3) Perhatian siswa
Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap pengamatan dan
pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Siswa yang
memiliki minat pada objek tertentu, dengan sendirinya akan memperhatikan objek
tersebut.
4) Keterlibatan siswa
Keterlibatan seseorang akan suatu objek yang mengakibatkan orang tersebut
senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari objek
tersebut.
c. Aspek minat
Aspek minat ada tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Berikut
penjelasan dari masing-masing aspek (Hurlock, 1995: 117):
1) Aspek Kognitif
Aspek kognitif didasari pada konsep perkembangan di masa anak-anak mengenai
hal-hal yang menghubungkannya dengan minat. Minat pada aspek kognitif
berpusat seputar pertanyaan, apakah hal yang diminati akan menguntungkan?
Apakah akan mendatangkan kepuasan? Ketika sesorang melakukan suatu aktivitas,
tentu mengharapkan sesuatu yang akan didapat dari proses suatu aktivitas tersebut.
Sehingga seseorang yang memiliki minat terhadap suatu aktivitas akan dapat
mengerti dan mendapatkan banyak manfaat dari suatu aktivitas yang dilakukannya.
Jumlah waktu yang dikeluarkan pun berbanding lurus dengan kepuasan yang
diperoleh dari suatu aktivitas yang dilakukan sehingga suatu aktivitas tersebut akan
terus dilakukan.
2) Aspek Afektif
Aspek afektif atau emosi yang mendalam merupakan konsep yang menampakkan
aspek kognitif dari minat yang ditampilkan dalam sikap terhadap aktivitas yang
diminatinya. Seperti aspek kognitif, aspek afektif dikembangkan dari pengalaman
pribadi, sikap orang tua, guru, dan kelompok yang mendukung aktivitas yang
diminatinya. Seseorang akan memiliki minat yang tinggi terhadap suatu hal karena
kepuasan dan manfaat yang telah didapatkannya, serta mendapat penguatan respon
dari orang tua, guru, kelompok, dan lingkungannya, maka seseorang tersebut akan
fokus pada aktivitas yang diminatinya. Dan akan memiliki waktu-waktu khusus
atau memiliki frekuensi yang tinggi untuk melakukan suatu aktivitas yang
diminatinya tersebut.
3) Aspek Psikomotor
Aspek psikomotor lebih mengorientasikan pada proses tingkah laku atau
pelaksanaan, sebagai tindak lanjut dari nilai yang didapat melalui aspek kognitif
dan diinternalisasikan melalui aspek afektif sehingga mengorganisasi dan
diaplikasikan dalam bentuk nyata melalui aspek psikomotor. Seseorang yang
memiliki minat tinggi terhadap suatu hal akan berusaha mewujudkannya sebagai
pengungkapan ekspresi atau tindakan nyata dari keinginannya.
d. Klasifikasi minat
Minat diklasifikasikan menjadi empat jenis berdasarkan bentuk pengekspresian dari
minat, antara lain: expressed interest, manifest interest, tested interest, dan
inventoried interest (Suhartini, 2001: 25).
1) Expressed interest, minat yang diekspresikan melalui verbal yang menunjukkan
apakah seseorang itu menyukai atau tidak menyukai suatu objek atau aktivitas.
2) Manifest interest, minat yang disimpulkan dari keikutsertaan individu pada suatu
kegiatan tertentu.
3) Tested interest, minat yang disimpulkan dari tes pengetahuan atau keterampilan
dalam suatu kegiatan.
4) Inventoried interest, minat yang diungkapkan melalui inventori minat atau daftar
aktivitas dan kegiatan yang sama dengan pernyataan.
6. Belajar
a. Faktor-fakor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa:
1) Faktor yang berasal dari luar
Lingkungan alami seperti keadaan suhu, kelembapan udara berpengaruh dalam
proses dan hasil belajar. Lingkungan social baik yang berwujud manusia maupun
yang lainnya berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Instrumental yang
terdiri dari kurikulum, program, sarana dan prasaran, serta guru sebagai pendidik.
2) Faktor yang berasal dari dalam
Faktor yang berasal dari dalam meliputi beberapa faktor diantaranya faktor
fisiologis dan faktor psikologis.
a) Faktor fisiologis
Yaitu kondisi jasmani yang akan mempengaruhi aktivitas belajar. Kondisi
jasmani yang sehat memberikan kemudahan dalam belajar begitu pula
sebaliknya.
b) Faktor psikologis
Faktor psikologis termasuk di dalamnya minat. kecakapan (IQ), dan bakat.
Minat yaitu suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktifitas tanpa ada yang menyuruh ( Slameto,1991:182 ). Kecakapan ( IQ )
Seseorang yang umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cendrung baik
,sebaliknya orang yang intlegensinya rendah cendrung mengalami kekurangan
dalam belajar, lambat berpikir sehinggah prestasi belajarpun rendah ( raden
cahaya prabu, 1986). Bakat, bakat merupakan kemampuan bawaan yang
merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau latihan ( Sunarto dan
Hartono,1999:119 )
L. METODE PENELITIAN
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian di SDN Negeri 1 Ciluncat di Banjaran, Bandung Selatan. Dengan
lokasi sekolah yang strategis, dekat dengan tempat tinggal peneliti dan keadaan sekolah
yang menarik. Waktu penelitian dimulai pada kegiatan pembuatan proposal pada tanggal
23 Desember 2013 di SDN 1 Ciluncat
2. Pendekatan
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Yang secara umum memakai analisis
statistik sehingga pengumpulan data dilakukan dengan daftar pertanyaan berstruktur
(angket) dan interview/wawancara yang sesuai dengan variable yang diteliti.
3. Instrumen Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yang menggunakan data-data yang
diperoleh dari hasil angket, kemudian data-data tersebut di analisa dan dibandingkan
dengan hipotesis.
4. Metode dan Penentuan Sampel
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Deskriptif karena
penelitian ini mendeskripsikan atau menjelaskan kondisi objektif dari peristiwa dan
kejadian yang ada pada masa sekarang. Kondisi yang dimaksud adalah pengaruh
tayangan televisi terhadap minat belajar siswa kelas V SDN Ciluncat 1. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa-siswi SDN 1 Ciluncat. Sampel dalam penelitian ini adalah
perwakilan dari satu angkatan yakni siswa-siswi kelas V yang berjumlah 28 orang.
5. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data, peneliti menggunakan dua sumber yaitu data primer dan data
sekunder.
a. Data Primer. Data ini diperoleh dari hasil angket dan wawancara yang diperoleh
langsung dari sumber data dan objek penelitian.
b. Data sekunder. Data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis seperti buku, artikel,
internet, dan literature yang berkaitan dengan judul penelitian.
6. Analisis data
Teknik analisis pengumpulan data dilakukan pada saat pengumpulan dan sebelum
pengumpulan data. Pada wawancara jika jawaban informan kurang memuaskan maka
peneliti memberikan pertanyaan lanjutan yang dianggap kredibel (Miles dan Huberman
dalam Sugiono, 2006).
M. JADWAL PENELITIAN
Waktu penelitian adalah satu bulan terhitung dari bulan Desember sampai dengan Januari
2014. Urutan kegiatan beserta jadwal pelaksanaannya diuraikan dalam tabel berikut:
Pelaksanaan Minggu
No. Nama Kegiatan Ke
1 2 3 4
1 Persiapan
a. Penyusunan proposal *
b. Merumuskan konsep tayangan televisi dan pengaruhnya terhadap
minat belajar siswa *
c. Mengembangkan konstruk instrumen *
2 Pelaksanaan
a. Mengumpulkan data dari siswa *
b. Wawancara dan dokumentasi *
c. Mengolah data yang diperoleh *
d. Melakukan validasi pakar *
e. Merevisi proposal berdasarkan masukan yang diperoleh *
N. DAFTAR PUSTAKA
http://dranak.blogspot.com/2007/05/pengaruh-nonton-tv-pada-anak-anak.html
http://www.tp.ac.id/tag/teori-dasar-yang-digunakan-dalam-penelitian-pengaruh-televisi-
terhadap-anak
http://sdn16bandasakti.blogspot.com/2013/03/menghadapi-anak-kecanduan-nonton-
tv.html
http://www.balipost.co.id/balipostcetaK/2007/10/7/kel1.html
http://ohanhandiyanto.blogspot.com/2012/12/contoh-proposal-penelitian-pak-arie.html
saripediatri.idai.or.id/pdfile/9-1-8.pdf
http://thesis.binus.ac.id/Asli/.../2011-2-00498-mc%202.pdf
http://www.slideshare.net/endaholicaibara/proposal-penelitian-6490871