Anda di halaman 1dari 27

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA UNTUK

MENINGKATKAN JUMLAH PELANGGAN DI APIQ TAILOR DI DESA


GEDUNGAN KAB. SUMENEP

Oleh :
Windasari

N.P.M : 717.212.347

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WIRARAJA
SUMENEP
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat-Nya
lah kami dapat menyelesaikan Proposal ini. Proposal ini di buat dalam rangka
menuntaskan tanggung jawab seorang mahasiswa/i terhadap mata kuliah
“Metodologi Penelitian” yang diberikan oleh Aryo Wibisino, ST. MM sebagai
dosen mata kuliah tersebut.

Dalam pembuatan proposal ini kami mencari beberapa sumber melalui


buku,media cetak maupun internet. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih
serta ucapan maaf kepada Bapak apabila proposal kami masih terdapat banyak
kekurangan dalam penyajiannya.

Namun kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan


Proposal ini dengan tepat waktu dan dengan sebaik-baiknya. Kami juga berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi kami serta yang membacanya sebagai
pengembangan diri dan ilmu pengetahuan.

Semoga Proposal sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan kedepannya.

Sumenep, 15 Juni 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL PROPOSAL.....................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................3
1.3. Tujuan Penelitian.........................................................................3
1.4. Manfaat Penelitian.......................................................................3
1.5. Fokus penelitian ..........................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS .............5
2.1. Tinjauan Pustaka ........................................................................5
2.1.1.Pengertian Strategi Pengembangan Usaha ..............................5
2.1.2.Pengertian Strategi....................................................................5
2.1.3.Pengertian Usaha......................................................................6
2.1.4.Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan Usaha.......7
2.1.5.Strategi Pengembangan Usaha.................................................14
2.2. Penelitian Terdahulu ...................................................................15
2.3. Rancangan isi...............................................................................17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................18
3.1. Jenis Penelitian ...........................................................................18
3.2. Sampel dan Sumber Data ...........................................................18
3.3. Tehnik Pengumpulan Data..........................................................19
3.4. Tehnik Analisis Data ..................................................................20
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Objek wisata merupakan suatu tempat atau keadaan alam yang
berada di daerah tertentu. Objek memiliki daya tarik tersendiri bagi para
wisatawan untuk berkunjung atau berwisata ke tempat tersebut. Objek atau
tempat wisata yang berhubungan langsung dengan keadaan alam banyak
diminati dan dikunjungi oleh wisatawan untuk melihat atau menikmati
keindahan alam tersebut. Objek wisata yang ada di berbagai daerah berbeda-
beda, tergantung letak geografis dan kebudayaan. Tempat wisata juga dapat
dijadikan salah satu potensi untuk mengembangkan tingkat perekonomian
pada suatu daerah. Dengan adanya objek wisata di suatu daerah maka dapat
menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar sehingga dapat
mengurangi tingkat penganggurang di suatu daerah. Selain itu industri objek
wisata juga berperan penting bagi perekonomian Indonesia karena dapat
memberi devisa bagi negara.
Indonesia kaya akan tempat wisata yang indah dan menarik untuk
dikunjungi oleh para wisatawan seperti papua memiliki pantai yang sangat
indah yaitu raja ampat, malang memiliki berbagai macam air terjun seperti
coban rondo, coban pelangi, dan lain sebagainya, di madura khususnya di
kabupaten sumenep memiliki tempat wisata yang tidak kalah indahnya
dengan tempat wisata di daerah lain. Sumenep memiliki berbagai macam
tempat wisata yaitu seperti pantai lombang, pantai selopeng, pantai badur,
pantai sembilan di pulau masalembu, pantai gili labak, dan lain sebagainya.
Kabupaten sumenep menjadi salah satu kabupeten di pulau madura
yang memiliki keayaan alam yang sangat melimpah dan dapat dijadikan
berbagai macam objek wisata di pulau madura. Objek wisata yang ada di
pulau madura khususnya di kabupaten sumenep merupakan salah satu

iv
kekayaan alam yang patut dibanggakan. Kabupaten sumenep memiliki
objek wisata yang dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan
yaitu pantai lombang. Pantai lombang terletak di ujung timur pulau madura
yang merupakan salah satu tempat wisata unggulan dan sering di kunjungi
oleh para wisatawan. Pantai lombang memiliki ciri khas tersendiri, selain
debur ombak yang cukup tenang dan halusnya pasir putih, para wisatawan
juga akan disuguhkan dengan indahnya pohon cemara udang yang berjajar
mengikuti garis pada bibir pantai. Ini yang menjadi keunikan pantai
lombang yaitu dikelilingi oleh hutan cemara udang yang langkah dan pohon
cemara ini hanya ada di kabupaten sumenep dan tiongkok saja. Tidak heran
jika para wisatawan terkagum-kagum dengan indahnya pemandangan di
pantai lombang tersebut. Namun yang jadi pokok permasalahan disini
adalah, Pengunjung Objek Wisata Pantai Lombang mulai berkurang karena
para pengunjung lebih tertarik dengan pemandangan dari pantai sembilan
dan pantai gili labak dengan berbagai fasilitas yang dapat menarik minat
wisatawan.
Banyak faktor dan kekurangan yang menjadi pemicu berkurangnya
para pengunjung pantai lombang. Hal ini yang dapat menjadi poin penting
bagaimana cara agar wisatawan tertarik untuk mengunjungi Objek Wisata
Pantai Lombang. Dari uraian tersebut maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dan mengambil judul “UPAYA MENINGKATKAN
KEPUASAN DAN LOYALITAS WISATAWAN MELALUI TINGKAT
KUALITAS PELAYANAN (Studi Kasus Objek Wisata Pantai Lombang
Kab.Sumenep).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah kualitas pelayanan dapat meningkatkan kepuasan wisatawan?


2. Apakah kualitas pelayanan dapat meningkatkan loyalitas wisatawan?

v
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apakah kualitas pelayanan dapat meningkatkan
kepuasan wisatawan.
2. Untuk mengetahui apakah kualitas pelayanan dapat meningkatkan
loyalitas wisatawan.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Penelitian Praktis
a. Bagi Pembaca
Diharapkan dapat menjadi referensi dan bahan
pertimbangan untuk melakukan penelitian di Tempat Wisata
Peantai Lombang bagi para pembaca dan peneliti selanjutnya.
b. Bagi Perusahaan
Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan
masukan bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan bagi para wisatawan agar para wisatawan menjadi
loyal terhadap tempat wisata tersebut.
c. Bagi Universitas/Akademik
Sebagai wadah latihan dalam memahami dan
menerapkan teori-teori serta mengaplikasikan ilmu-ilmu yang
diperoleh dalam bangku kuliah guna meningkatkan pengetahuan
tentang manajemen pemasaran.

1.4.2 Manfaat Penelitian Teoritis


Manfaat penelitian secara teoritis ini diharapkan dapat menjadi
sumbangan pemikiran guna untuk menambah wawasan serta menjadi
referensi, teori, dan menambah konsep terhadap ilmu terkait tentang
manajemen pemasaran yang sesuai dengan penelitian.

vi
1.5 Ruang Lingkup
Mengingat ruang lingkup objek peneliti, maka untuk
mempermudah penulisan proposal agar lebih terarah dan berjalan dengan
baik, maka peneliti perlu melakukan batasan-batasan masalah yang akan
dibahas agar peneliti lebih jelas dan mudah mengetahui pokok
permasalahan yang ada. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan
dibahas dalam penulisan proposal ini, Peneliti hanya mambahas tentang
upaya meningkatkan kepuasan dan loyalitas wisatawan melalui tingkat
kualitas pelayanan di Tempat Wisata Pantai Lombang Kecamatan
Batang-batang Kabupaten Sumenep.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Pengertian Strategi Pengembangan Usaha

Strategi adalah rencana berskala besar yang berorintas


jangkauan masa depan yang jauh serta ditetapkan sedemikian rupa
sehingga memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif
dengan lingkungannya dalam kondisi persaingan yang semuanya
diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan dengan berbagai
sasaran organisasi yang bersangkutan.
Tujuan strategi adalah ketika semua karyawan dan tingkatan
perusahaan berkomitmen untuk mencapai kriteria kinerja spesifik dan
signifikan. Sebagian berargumentasi bahwa tujuan sebagai strategi
memberikan para karyawan tujuan satu-satunya yang berharga untuk
usaha dan komitmen personal untuk menggeser posisi yang terbaik,
atau tetap menjadi yang terbaik di seluruh dunia. Tujuan strategi telah

vii
di bentuk dengan efektif ketika orang-orang percaya dengan
semangat yang menyala-nyala terhadap produk dan industri mereka
dan ketika mereka memusatkan perhatian sepenuhnya pada
kemampuan perusahaan untuk mengatasi para pesaingnya.

2.1.2. Pengertian Strategi


Sehubungan dengan pengembangan usaha, hal ini tergantung
pada kemampuan pengusaha dan pengelolanya dalam usahanya setiap
hari. Hal ini seperti apa yang di kemukakan oleh Scumpeter (dalam
Jhingan, 2015: 3) bahwa pengembangan adalah perubahan spontan
dan terputus-putus senintiasa mengubah dan mengganti situasi
keseimbangan untuk waktu sebelumnya. dan dikemukakan oleh
Kellog (dalam Moekijat, 2016 : 20) bahwa pengembangan sebagai
suatu perubahan dalam diri orang yang memungkinkan yang
bersangkutan bekerja efektif.
Menurut Hafsah (2019 : 198) pengembangan adalah upaya
yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat melalui
pemberian bimbingan dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan
dan meningkatkan kemampuan usaha-usaha kecil agar menjadi usaha
yang tangguh dan mandiri
Sedangakan menurut Mangkuprawira (2019 : 135)
menyatakan bahwa pengembangan merupakan upaya meningkatkan
pengetahuan yang mungkin digunakan segera atau sering untuk
kepentingan di masa depan. Selanjutnya Yoder (dalam Moekijat,
2018 : 20) menjelaskan bahwa pengembangan adalah setiap usaha
memperbaiki pelaksanaan pekerjaan yang sekarang maupun yang
akan datang, dengan memberikan informasi mempengaruhi sikap-
sikap atau menambah kecakapan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pengembangan adalah segala sesuatu yang dilaksanakan untuk
memperbaiki pelaksanaan pekerjaan yang sekarang maupun yang

viii
akan datang memberikan informasi, pengarahan, pengaturan, dan
pedoman dalam pengembangan usaha.

2.1.3. Pengertian Usaha


Dalam memenuhi kebutuhan manusia, maka usaha dapat
menimbulkan adanya dunia usaha yang menciptakan barang dan jasa.
Menurut Hornby (Enskplodiya 2015 : 402) effort is a particular
activity that a group of people organize in order to achive something.
Yaitu, usaha adalah aktivitas khusus yang diorganisir oleh
sekelompok orang untuk mencapai tujuan atau sesuatu.
Menurut Saparudin (2018 : 1) menyatakan bahwa usaha
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh perorangan atau kelompok
untuk mendapatkan penghasilan dengan tujuan memperoleh
keuntungan, sedangakan usaha menurut kamus umum bahasa
indonesia (1994 : 1661) adalah kegiatan dengan menggunakan tenaga
pikiran atau badan untuk menyatakan suatu maksud. Dalam
(www.bappekab.sumenepkab.go.id) pengertian usaha kecil secara
jelas tercantum dalam UU No.9 tahun 1995, yang menyebutkan
bahwa usaha kecil adalah usaha dengan kekayaan bersih paling
banyak Rp. 200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha) dengan hasil penjualan tahunan paling banyak
Rp.1.000.000.000.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa usaha adalah
suatu kegiatan yang didalamnya mencakup kegiatan produksi, dan
distribusi dengan menggunakan tenaga, pikiran dan badan untuk
mencapai suatu tujuan. Bertitik tolak dari pengertian diatas maka
peneliti dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa pengembangan
usaha adalah suatu cara atau proses memperbaiki pekerjaan yang
sekarang maupun yang akan datang dengan meningkatkan perluasan
usaha serta kualitas dan kuantitas produksi dari pada kegiatan

ix
ekonomi dengan menggerakan pikiran, tenaga dan badan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.

2.1.4. Faktor – Faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha


Tujuan kegiatan perusahaan pada dasarnya untuk
melaksanakan pemasaran yang bertujuan untuk mempengaruhi
pembeli untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan pada saat
mereka membutuhkan. Dengan adanya kegiatan tersebut akan
memberi dampak positif bagi sebuah pengembangan usaha. Adapun
faktor-faktor mempengaruhi pengembangan suatu usaha yakni antara
lain :
1. Kepemimpinan
Faktor kepemimpinan sangat menentukan dalam
pengembangan dan kemajuan suatu usaha. Karena kepemimpinan
merupakan proses atau rangkaian kegiatan yang saling
berhubungan satu dengan yang lain secara sistematis. Dimana
seorang pemimpin dapat mengayomi para bawahan, menggerakan,
dan membimbing secara perseorangan maupun bersama-sama
sebagai mana dikemukakan oleh Anoraga (1982 : 186) bahwa
kepemimpinan merupakan seni mempengaruhi orang lain untuk
mengarahkan kemampuan mereka, kemampuan dan usaha untuk
mencapai tujuan tertentu.
Menurut Anoraga (2017 : 224) bahwa kepemimpinan
adalah kemampuan mempengaruhi aktivitas orang lain melalui
komunikasi, baik individual maupun kelompok kearah pencapaian
tujuan. Sedangakn menurut Terry (dalam Winardi,2015 : 56)
leadership is the realitionship in wich one person, or the leader,
influences others to work together willngly on related task to attain
that which the leader the series. yaitu kepemimpinan adalah
realisasi dalam setiap individu atau pemimpin yang mempengaruhi

x
pengaruh dalam mengerjakan tugas secara bersama-sama dengan
perhatian yang penuh pencapaian sasaran tertentu.
Dengan demikian kepemimpinan merupakan proses
pengarahan pembimbingan, penggerakan dan evaluasi yang di
selenggarakan oleh pemimpin dalam mengembangkan seluruh
usaha untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan.
2. Permodalan
Kegiatan melaksanakan atau menjalankan suatu usaha,
modal adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
kelangsungan usaha tersebut. Dimana modal sangat besar
peranannya dalam menunjang kelangsungan kegiatan usaha
tersebut dalam proses pencampaian tujuan. Adapun modal itu
sendiri tidak lain suatu hal yang berwujud uang atau barang-
barang.
Menurut Meij (dalam Rianto, 2016 : 18) bahwa modal
sebagai kolektivitas dari barang-barang modal ialah semua barang-
barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan dalam fungsi
produktifnya untuk membentuk pendapatan. Sedangkan dalam
prinsip akuntansi (PAI 194:48) dinyatakan bahwa: pada dasarnya
modal berasal dari investasi pemilik dan hasil perusahaan.
Menurut Kamsir (2016 : 91). Modal adalah sesuatu yang
diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan mulai dari berdiri
sampai beroperasi. Menurut Tohar (2015 : 9) modal dibedakan
atas 3 bentuk yaitu :
a) Modal Uang
Modal uang adalah sumber dari nama uang itu
diperoleh untuk dipergunakan dan ditanamkan dalam barang-
barang modal. Jadi modal uang merupakan cermin dari modal
barang. Jika dilihat dalam neraca, modal ini terletak pada sisi
kredit.
b) Modal Barang

xi
Modal barang adalah seluruh aset yang dimiliki oleh
perusahaan didalamnya termasuk good will bersifat abstrak
terletak pada debet neraca.
c) Modal Redimen
Modal redimen yaitu semua alat-alat produksi yang
harus merupakan kesatuan modal yang mendapatkan laba
dengan tidak melupakan unsur pribadi pengusaha yang cakap.
Melihat uraian pengertian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa modal merupakan suatu penunjang utama dari usaha
dalam mengembangkan pembiayaan terhadap konsumen,
sehingga dapat dikatakan bahwa faktor modal sangat
mempengaruhi pengembangan usaha pembiayaan.

xii
3. Pembinaan
Faktor pembinaan sangat mempengaruhi terhadap
pengembangan usaha. Pembinaan merupakan tuntutan, bantuan
dan pertolongan kepada individu atau kelompok orang agar dapat
menyesuaikan dirinya sebaik-baiknya untuk mencapai
kesejahteraan dan mempertahankan hidup untuk mencapai tingkat
efektivitas tenaga kerja yang baik maka perlu adanya pembinaan
dari seorang pemimpin perusahaan sehingga apa yang menjadi
tujuan perusaah tercapai.
Suatu usaha akan berkembang dengan baik bila dalam
melaksanakan pekerjaan di dahului dengan pembinaan pada
karyawan, hal ini dilakukan agar tugas atau pekerjaan yang
dikerjakan oleh para karyawan yang bekerja pada industri sudah
dapat mengetahui pekerjaan yang mereka laksanakan.
Adapun yang menjadi tujuan pembinaan adalah:
a. Meningkatkan kesetiaan dan ketaatan
b. Menghasilkan tenaga kerja yang berdaya guna dan berhasil
guna
c. Meningkatkan kualitas, keterampilan,serta memupuk semangat
dan modal kerja
d. Mewujudkan iklim kerja yang kondusif, dan
e. Memberikan pembekalan dalam rangka distribusi tenaga kerja.
Dengan adanya pembinaan tenaga kerja, diharapkan setiap tenaga
kerja dapat memberikan kinerja yang sebaik-baiknya sehingga
berdaya guna dan berhasil guna sesuai tujuan yang ingin dicapai
perusahaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa betapa
pentingnya pembinaan kepada karyawan dalam rangka
mengembangkan atau perluasan usaha.
4. Mitra Kerja
Mitra kerja merupakan suatu bentuk kerja sama dari dua
atau lebih pelaku usaha yang saling menguntungkan. Terjadinya

xiii
mitra kerja dikarenakan adanya keinginan dalam mencapai tujuan
bersama, dengan adanya mitra kerja ini usaha menengah
diharapkan hidup sejajar dengan usaha-usaha besar. Dimana mitra
kerja ini dapat dilakukan antara usaha menengah dan usaha besar.
Sehingga masingmasing sektor dapat saling mengisi dapat
menempatkan pada posisinya.
Jika mitra kerja ini dibangun atas dasar saling
membutuhkan maka tujuan dari kerja sama diatas akan menjadi
kenyataan. Untuk mitra kerja usaha menengah harus mengatasi
kendala internalnya terlebih dahulu. Jadi mereka harus
mempersiapkan organisasinya baik dari sisi manajemen maupun
sumber daya manusia.
5. Pelanggan
Pelanggan merupakan faktor yang menentukan dalam suatu
usaha dengan tetap mempertahankan pelanggan bahkan
meningkatkannya. Kita akan memiliki keunggulan tersendiri sebab
pelanggan merupakan konsumen utama dari suatu usaha
ketimbangan dengan konsumen pasar secara umum. Untuk
mempertahankan pelanggan maka seorang menejer usaha harus
mampu mengambil kebijaksanaan yang tidak mengikat usaha serta
pelanggan, seperti dalam peningkatan jumlah produksi, kualitas
produksi, perluasan pasar. Hal ini lebih menjaga kepercayaan serta
pelayanan khusus bagi pelanggan dan konsumen itu sendiri.
6. Lingkungan Kerja
Faktor pendukung lainnya adalah lokasi usaha yang terletak
di tempat strategis yakni dekat para pelanggannya. Hal ini sangat
memudahkan para pelanggan untuk datang ke lokasi tempat usaha,
sehingga produk yang dihasilkan akan mendapatkan perhatian dari
konsumen.
Lingkungan usaha perlu diteliti, dipelajari untuk ditentukan
langkah-langkah dan menjawab setiap perubahan yang terjadi

xiv
dalam lingkungan usaha. Bila lingkungan menghendaki perubahan
suatu tatanan manajemen pembiyaan, maka sedapat mungkin
dilakukan biaya tambahan mengikuti perkembangan konsumen,
sehingga strategi pembiyaan yang dilaksanakan akan mendapat
perhatian dari konsumen/pelanggan.
7. Daya Saing
Pada saat kualitas produksi cukup dengan permintaan
konsumen yang semakin meningkat dan cepat berubah. Oleh sebab
itu perusahaan harus mengetahui kondisi pasar, konsumen dan
selalu melihat permintaan konsumen. Dalam persaingan pemasaran
harus dapat mempengaruhi calon pembeli dengan cara promosi,
namun promosi tidak mengetahu perkembangan pasar dan
permintaan konsumen. Karenanya perusahaan harus memusatkan
perhatiannya kepada konsumen dan kondisi pasar.
8. Pemasaran
Untuk mencapai tujuannya, setiap perusahaan mengarahkan
kegiatan khususnya untuk menghasilkam produk yang dapat
memberikan kepuasan kepada konsumen, sehingga dalam jangka
panjang perusahaan mendapatkan keuntungan yang
diharapkannya. Keberhasilan suatu perusahaan sngat ditentukan
oleh keberhasilan usaha pemasaran dari produk yang
dihasilkannya. Pemasaran adalah suatu proses kegiatan usaha
untuk menciptakan suatu produk guna memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen melalui proses pertukaran.
Marketing memegang peranan penting yang memperluas
usaha, dimana pemasaran merupakan hasil kerja dari seluruh
rangakaian kegiatan usaha yang berhubungan dengan mengalirnya
barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Assauri ( 2017 : 5 )
menyatakan bahwa pemasaran adalah sebagai kegiatan manusia
yang di arahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan
keinginan melalui proses pertukaran.

xv
Menurut Kotler (dalam Kamsir 2016 : 158) pemasaran
adalah suatu proses sosial dan menejerial dimana individu dan
kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dengan
nilai lain.
Dan menurut Maynard (dalam Alma, 2015 : 1) marketing
embraces all buisness activies in volved in the flow of goods and
services from physical production to consumption. Artinya
pemasaran adalah segala usaha yang meliputi penyaluran barang
dan jasa dari sector produksi ke sector konsumsi.
Disisi lain Slanton (dalam mursid, 2010 :26) bahwa
pemasaran adalah meliputi kesekuruhan sistim yang berhubungan
dengan kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan,
menentukan harga, hingga mempromosikan, dan mendistribusikan
barang-barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan pembeli, baik
yang aktual maupun yang potensial.
Oleh karena itu faktor pemasaran ini sangat berperan dalam
rangka perluasan usaha. Perluasan usaha dapat berkelanjutan
dengan baik dan hasil produksi dapat laku dipasaran, maka perlu
memperhatikan keadaan pasar, walaupun hasil produksi telah
tersedia dan tidak mungkin dapat dipasarkan dalam arti
perusahaan tidak mampu menganalisa keadaan pasar sudah pasti
usaha yang dilakukan tidak akan berkembang.
9. Sumber Daya Manusia
Keadaan sumber daya manusia pada pembahasan ini lebih
difokuskan kepada kualitas tenaga kerja (karyawan), dimana
tenaga kerja merupakan faktor yang turut mempengaruhi tinggi
rendahnya suatu pendapatan dari usaha yang dijalankannya,
keberhasilan suatu usaha juga didukung oleh faktor
kemauan/motifasi, karyawan yang sangat tinggi untuk
melaksanakan tugasnya dalam menghasilkan produk.

xvi
Menurut Nugroho (dalam Kotler, 2016 :30) sumber daya
manusia adalah kemampuan individu dan kelompok manusia yang
tercurah secara penuh untuk mendukung jalannya satu mata rantai
usaha. Berdasarkan uraian ini, mengenai sumber daya manusia bila
dikaitkan dengan pengembangan usaha pembiayaan konsumen,
maka, keberadaan kualitas tenaga kerja dalam menjalankan
pekerjaan sangat diperlukan demi kelancaran suatu usaha yang
dijalankan. Dengan demikian pengoroperasian dan
perkembangannya suatu usaha sangat dipengaruhi oleh kualitas,
keahlian (skill) dari tenaga kerja (karyawan) pada Apiq Tailor
Sumenep.

2.1.5 Strategi Pengembangan Usaha

Strategi Pengembangan Usaha di Apiq Tailor Sumenep


dalam menjalankan usaha jasanya antara lain :

1. Merekrut orang yang memiliki skill dan ramah


2. Berusaha memberikan perhatian secara individual
3. Mengumpulkan informasi yang ada dan mekukan terobosan
terbaru
4. Menentukan tujuan dan kebijakan
5. Mendukung para pegawai dan memberikan insentif

xvii
2.2. Penelitian Terdahulu

Nama Objek Jenis


No Judul Skripsi Hasil
penelitian penelitian penelitian
1 Fahna Analisis Pengaruh Perusahaa Kualitatif Secara
ilmaya Interaksi Harga n Batik simultan
dan Desain pada CV. variabel
Produk Terhadap Eka Batik produk,
Keputusan Semarang harga,
Pembelian Batik lokasi,
diEka Batik promosi,
Semarang (2016) bukti fisik,
dan
kelompok
referensi
mempuny
ai
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian
2 Ash Pengaruh Kualitas Masyaraka Kuantitatif Variabel
Purwanto Produk, Promosi, t wilayah kualias
dan Desain surakarta produk
Terhadap dan
Keputusan variabel
Pembelian promosi
Kendaraan mempuny
Bermotor ai
Yamaha Mio pengaruh
(2018) terhadap
variabel
keputusan
pembelian
3 Moh. Pelaksanaan Home Kualitatif Dengan
Nizarudin Proses Produksi Industry adanya
Produk Busana Zein Control
Muslim “Baju Bordir maka
Taqwa” Dalam Pogar kualitas
Meningkatkan Bangil dari
Volume Pasuruan produk
Penjualan (2017) yang
dihasilkan
sesuai

xviii
dengan
keinginan
pelanggan
sehingga
dapat
meningkat
kan
volume
penjualan

4 Fahmi Aplikasi Strategi PT. Kualitatif Usaha


Ilmiawan Pengembangan Industry Pengemba
Produk Dalam Sandang ngan
Meningkatkan Nusantara produk
Volume Unit II yang
Penjualan (Study Patal dilakukan
Kasus Pada PT. Lawang tidaklah
Industri Sandang sia-sia
Nusantara Unit II karena
Patal Lawang). dengan
(2016) menambah
kan 2
macam
produk
baru yaitu
produk
benang
katun dan
benang
nilon
mulai
tahun
2005
semester II
perusahaa
n mampu
meningkat
kan
volume
penjualan
benang
secara
signifikan
sebesar 30
bale
5 Eka Analisis Strategi Perusahaa Kualitatif Dengan

xix
Riskiya Design Produk n Mebel diterapkan
dalam Antik pada Strategi
Meningkatkan CV. Gardu Desain
Volume Gardu Antique produk
Antique Indah Indah minimals
Situbondo (2017) Situbondo terhadap
produk
mebel
yang
awalnya
pada
produk
buffet dan
kursi tamu
dengan
desain
minmalis
ternyata
mampu
meningkat
kan
volume

2.3. Rancangan Isi


Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa Strategi Pengembangan untuk meningkatkan jumlah
pelanggan pada Apiq Tailor di Desa Gedungan Sumenep
APIQ TAILOR

STRATEGI KEPUASAN
PEMASARAN KONSUMEN

1. Keandalan
2. Bukti fisik KUALITAS
3. Ketanggapan PELAYANAN
4. Perhatian
5. Jaminan dan Kepastian

xx
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode PenelitianPada penelitian ini, metode yang digunakan
adalah metode kualitatif, yaitu suatu metode yang bertujuan
menggambarkan bagaimana keadaan dan fenomena yang sebenarnya,
kemudian dideskripsikan ke dalam laporan penelitian.

3.1. Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif
dengan menggunakan pendekatan studi kasus dimana adanya
keterkaitan antara masalah dengan karakteristik latar belakang serta
kondisi yang terjadi saat ini pada obyek yang dilakukan penelitian.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Apiq Tailor Jlan.Lingkar barat
Gedungan Batuan Kabupaten Sumenep, Jawa Timur 69451. Telp.
085201729511/087851977933. Penelitian Dilakukan dari Akhir Bulan
Februari sampai Bulan April 2019

3.3. Jenis danSumber Data


Sumber data yang digunakan penulis dalam penyusunan penelitian
ini adalah :
Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari
informan dilapangan yaitu melalui wawancara mendalam.

xxi
3.4. Informan
Informasi didapat dengan cara tanya jawab sepihak, dikerjakan
secara sistemik dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan. Wawancara
ini dilakukan kepada Pemilik Apiq Tailor beserta Karyawannya
diantaranya
1. Informan kunci dimana informasi suatu tanya jawab di lakukan
pada pihak pemilik Apiq tailor beserta karyawannya yang
dimana memiliki tugas masing untuk meningkatkan Apiq tailor
tersebut yang mana masih di bawah pengawasan satu orang
yaitu pemiliknya.
2. Informan utama dimana semua pelanggan dan beserta
karyawan yang menyaksikan proses saat dimana saya
melakukan penelitian seperti pelanggan masyarakat sekitar dan
beserta karyawan.
3. Informan tambahan dimana biasanya disini hanya melakukan
tanya jawab sepintas dengan peneliti dan seperti pelanggan
dan masyarakat sekitar

xxii
3.5. Tehnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. 4 Setiap teknik pengumpulan data,
baik itu angket, wawacara, observasi maupun dokumentasi, sama-sama
mempunyai kekurangan dan kelebihan. Oleh karenanya untuk
memperkecil kemungkinan ketidakakuratan dalam penelitian ini peneliti
menggunakan beberapa teknik sekaligus dengan harapan antara satu
dengan yang lainnya dapat saling melengkapi. Teknik yang peneliti
gunakan antara lain adalah:
a. Wawancara
Wawancara yaitu sebagai metode pengumpulan data atau
informasi dengan cara tanya jawab sepihak, dikerjakan secara sistemik
dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan. Wawancara ini dilakukan
kepada Pemilik Apiq Tailor beserta Karyawannya.
b. Observasi
Observasi yaitu pengamatan secara langsung dan mendalam
terhadap objek penelitian untuk mengumpulkan data. Dalam sebuah
penelitian, observasi manjadi bagian hal terpenting yang harus dilakukan
oleh peneliti. Sebab dengan observasi keadaan subjek maupun objek
penelitian dapat dilihat dan diraskan langsung oleh peneliti. Dalam
penelitian, peneliti menggunakan observasi pada fase studi pendahuluan
untuk memperoleh informasi umum tentang objek penelitian.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu teknik untuk memperoleh data dari responden.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan studi dokumentasi dengan
maksud dapat mengumpulkan data yang berkaitan dengan daftar guru,
daftar siswa, dokumen kurikulum dan dokumen-dokumen yang
dianggap memiliki relevansi terhadap data yang diperlukan.

xxiii
3.6. Tehnik Analisis Data
Analisis SWOT dan Matrix SWOT
Untuk merumuskan alternatif strategi bisnis yang perlu dilakukan oleh Apiq
Tailor di Gedungan Sumenep demi Meningkatkan omzetnya, mak apenting
untuk menkaji dan menganalisis faktor eksternal dan internal usaha melalui
teknik analisis SWOT dan Matrix SWOT. Dengan Matrix SWOT dapat di
gambarkan dengan jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal usaha
dapat disesuaikan deangan kekuatan dan kelemahan internal yang dimiliki
alternatif strategi pemasaran yang dibutuhkan oleh usaha di antaranya;
1. Strategi SO (strengh-Oppurtunity)
Strategi ini didapatkan dengan memanfaatkan peluang yang ada
dengan memaksimalkan kekuatan uasaha, Strategi SO yang dapat
dilakuakan oleh Apiq Tailor di Desa Gedungan sumenep di
anataranya;
1.1. Apiq Tailor dapat menciptakan dan menawarkan suatu fasion baju
dan sebagai demi trend masa terkini pada kaum anak muda dan
kantoran selagi sesuai dengan permintaan dari para pelanggan
tersebut.
1.2. Apiq Tailor dapat mempertahankan atau meningkatkan kualitas
dan pelayanan yang dimiliki dan harapan para pelanggan sehingga
tingkat omzet penjualan meningkat.
1.3. Apiq Tailor dapat juga dengan meningkatkan volume dengan
bekerjasama pada sebuah instansi lembaga pemerintahan agar suatu
omzet berkelangsungan sehingga usaha berjalan terus seperti yang di
inginkan.
2. Stretegi ST ( Strengh-Threats)
Dengan strategi ST, usaha dapat menggunkankekutan internal untuk
mengurangi atau menghindari dampak dan ancaman eksternal bagi
usaha.

xxiv
1.1 Apiq Tailor dapat meningkatkan loyalitas konsumen terutama
pelanggan tetap atau pelanggan yang sudah di kenal agar betah
terhadap layanan yang kami berikan
1.2 Apiq Tailor harus lebih tanggap terhadap bergabai informasi baik
menyangkut kondisi usaha pesaing maupun situasi ekonomi
masyarakat dengan demikian usaha dapat di harapakan dengan
cepat dan tepat mengambil langkah-langkah atau kebijakan yang
akan yang di ambil.
1.3 Apiq Tailor dapat meningkatkan pelayanan dengan proses yang
lebih cepat dan mudah.
3. Strategi WO (Weaknes-oppurtunity)
Strategi WO merupakan strategi yang bertujuan untuk meminimalakan
kelemahan yang dimiliki usaha dengan cara memanfaatkan peluang
eksternal pada usaha. Usaha WO dapat dilakukan dengan meliputi;
1.1 Apiq Tailor harus lebih agresif dalam menawarkan fasilitasnya
terutama pada instansi di kabupatennya. hal ini penting dilakukan
karena selain lebih efesien waktu dan tenaga mengingat kawasan
sekitar perusahaan sudah dipadati penduduk sebagai konsumen.
Hal tersebut memberikan potensi bagi usaha untuk menguasai
pangsa pasar yang lebih jelas keberadaannya.
1.2 Apiq Tailor dapat memacu kinerja karyawan khususnya pada
pihak karyawan internal dengan cara memberikan penghargaan
bonus bagi karyawan yang memilikin suatu peluang usahanya.
1.3 Apiq Tailor berpotensi untuk melakukan pengembangan usaha
seperti penambahan acesoris dan border seperti yang di inginkan
oleh para pelanggan
4. Strategi WT (Weaknes – Threats)
Strategi ini didasarkan pada keadaan usaha dimana untuk
meminimalkan kelemahan internal usaha berusaha menghindari
ancaman eksternal usaha adapun ;

xxv
1.1 Apiq Tailor dapat membentuk suatu agenda atau jadwal untuk
melakukamn suatu pelatihan agar kelemahan dari suatu karyawan
bisa dengan mudah teratasi.
1.2 Apiq Tailor dapat melakukan suatu inovasi agar ketertarikan
suatu pelanggan bertambah dan bisa menginformasikannya pada
konsumen lainnya.
1.3 Apiq Tailor dapat melakukan penambahan karyawan yang
berlatih dan berpengalaman demi meingkatkan kinerja usaha
tersebut
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dari meningkatkan suatu omzet
penjualan dapat di simpulkan
1. Dilihat dari penyebab di Apiq Tailor dapat disimpulkan pihak-
pihak yang terkait dalam kegiatan pemasaran sebelumnya belum
sepenuhnya memahami teori teori pemasaran yang baik dan
benar,sehingga pemasaran yang digunakan berjalan tidak cukup
optimal dan berpengaruh terhadap omzet usaha.
2. Dilihat dari faktor faktor yang menjadi kendala di Apiq Tailor
maka dapat di simpulkan bahwa pihah bersangkutan dalam bidang
pemasaran di Apiq Tailor tidak cermat dalam mengetahui dan
memperhatikan tentang kondisi dan situasi lingkungan internal dan
eksternal usaha, dimana hal tersebut merupakan dasar dalam
menentukan kebijakan pemasaran.
3. Dilihat dari analisis SWOT dan Matrix SWOT adapun strategi
pemasaran yang di kembangkan oleh Apiq Tailor dengan cara
meminimalkan kelemahan dan berusaha menghindari ancamannya.

xxvi
Daftar pustaka

Arnould, E.J. (1998), “Daring consumer-oriented ethnography” inStern, N. (Ed),


Representing Consumer: Voices, Views, and Visions, London, Routledge.

Arnold, E.J., and Wallendorf, M. (1994), “Market oriented ethnography: interpretation


building and marketing strategyformulation”, Jpurnal of Marketing Research, Vol. 31,
November, pp. 484-504

Brand, V. (2009), "Empirical business ethics research and paradigm analysis." Journal of
Business Ethics, Vol. 86, No.429-449

Brown, S. (2003), "Crisis , what crisi? Marketing, Midas, and the Croesus of
representation." Qualitaive Marketing Research: An International Journal, Vol. 6, No. 3:
pp. 194-205.

Brydon-Miller, M., Greenwood, D. & Maguire, P. (2003), "Why action research." Action
Research, Vol. 1, No.1: pp. 9-28.

xxvii

Anda mungkin juga menyukai