Dosen Pengampu:
Kelompok 5:
UNIVERSITAS LAMPUNG
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah Manajemen Pengelolaan Pariwisata yang berjudul “Manajemen Pengelolaan
Usaha Kuliner”. Adapun tujuan kami membuat tugas makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pengelolaan Pariwisata. Selain itu,
makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang pengertian manajemen
pengelolaan pariwisata kuliner.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat .................................................................................................................... 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 4
2.1 Manajemen Pengelolaan ........................................................................................ 4
2.2 Strategi Manajemen................................................................................................ 5
2.3 Usaha Kuliner.......................................................................................................... 6
BAB III
PEMBAHASAN .................................................................................................... 7
3.1 Strategi Pengelolaan Usaha Kuliner ..................................................................... 7
3.2 Tantangan Utama Pengelolaan Usaha Kuliner .................................................. 25
3.3 Peran Teknologi dalam Meningkatan Efesiensi dan Efektivitas Management
Usaha Kuliner.............................................................................................................. 26
3.4 Hubungan Manajemen Operasional, Pemasaran dam Keuangan dalam
Keberhasilan Usaha Kuliner ...................................................................................... 27
3.5 Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Industri Kuliner ........................... 28
3.6 Dampak Usaha Kuliner Terhadap Upaya Memajukan Pariwisata ................. 29
3.7 Contoh Kuliner Khas di Bandarlampung .......................................................... 31
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 33
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 33
4.2 Saran ...................................................................................................................... 34
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dengan menerapkan manajemen pengelolaan usaha kuliner yang efektif dan
strategi manajemen yang tepat, usaha kuliner dapat mencapai kesuksesan dan
memberikan kontribusi yang positif bagi perekonomian.
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas maka diperoleh tujuan penelitian yaitu:
2
1.4 Manfaat
1) Kegunaan Praktis
a) Bagi Peneliti
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Geografi Pariwisata pada Program Studi Geografi, Jurusan Pendidikan
Ilmu Pendidikan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
b) Bagi Masyarakat
Sebagai suatu sumbangan pemikiran dari penulis dan diharapkan
menjadi salah satu informasi tentang manajemen pengelolaan usaha
kuliner yang akan berguna kelak di dunia pariwisata.
2) Kegunaan Akademis
3) Kegunaan Teoritis
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2) Pengertian Pengelolaan
Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata “management”,
terbawa oleh derasnya arus penambahan kata pungut ke dalam bahasa
Indonesia, isilah inggris tersebut lalu di Indonesia menjadi manajemen,
dengan kata kerja to manage yang secara umum berarti mengurusi,
mengemudikan, mengelola, menjalankan, membina atau memimpin, juga
mengatur, pengeturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan
urutan dari fungsi-fungsi manajemen. Dalam Kamus Bahasa Indonesia
disebutkan bahwa pengelolaan berarti proses, cara atau perbuatan
mengelola, sedangkan mengelola berarti mengendalikan atau
menyelenggarakan.
Kata “Pengelolaan” dapat disamakan dengan manajemen, yang berarti pula
pengaturan atau pengurusan. pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian
4
pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk
melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujuan tertentu.
Menurut David (2017) sebuah proses dalam strategi manajemen terdiri dari
tiga tahap, yaitu:
1. Perumusan strategi
Tahapan dalam menentukan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan
tantangan pada sebuah perusahaan/bisnis dalam sudut pandang eksternal,
menetapkan kelemahan dan kelebihan yang dimiliki perusahaan/organisasi
melalui sudut pandang internaldan menyusun rencana jangka panjang.
2. Implementasi strategi
5
Suatu kegiatan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
pihak-pihak yang memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan,
berhak membuat kebijakan, memotivasi pegawai, dan mengalokasikan
sumber daya yang dimiliki.
3. Evaluasi strategi
Langkah terakhir dalam management strategis. Pada tahap ini ada tiga
aktifitas dasar yaitu mereview faktor-faktor internal dan eksternal,
mengukur performa dan mengambil langkah korektif.
6
BAB III
PEMBAHASAN
7
metode yang efektif dan efisien dalam menetapkan harga makanan dan
minuman, menciptakan suasana betah bagi konsumen untuk bersantai dan
fasilitas restoran mampu memenuhi kebutuhan konsumen. Kegiatan-
kegiatan tersebut dapat meningkatkan kinerja pemasaran. Kinerja
pemasaran restoran khas Indonesia perlu dipertahankan melalui
peningkatan dari pertumbuhan pangsa pasar, keuntungan, volume
penjualan dan kepuasan konsumen. Bagi penelitian lanjutan, perlu
dilakukan penelitian tentang pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap
orientasi pasar dan kapabilitas pemasaran yang berdampak terhadap ki-
nerja pemasaran atau penambahan variabel lain yang mempunyai
hubungan dengan kapabilitas pemasaran dan kinerja
pemasaran.Disarankan pula bahwa model dalam penelitian ini perlu diuji
konsistensinya melalui penerapan pada objek Usaha Kecil Menengah
(UKM) lainnya yang berbeda.
2. Diferensiasi produk dan branding
Menurut Keller & Kotler (2007), deferensiasi produk merupakan
salah satu strategi perusahaan untuk membedakan produknya dengan
produk pesaing. Pernyataan lain mengenai deferensiasi produk juga
dikemukakan oleh Ferdinand (2003) bahwa deferensiasi yang sukses
tentunya yang bersifat strategis, dimana deferensiasi tersebut mampu
menghasilkan nilai-nilai kepada pelanggan serta dapat memunculkan
persepsi yang bernilai khas, dan muncul atau pun tampil sebagai sebuah
wujud yang berbeda. Deferensiasi suatu produk berdasarkan kotler 2003
yang akan dibahas ialah:
a. Keistimewaan/fungsi (Feature)
Suatu produk barang atau jasa yang di hasilkan diharapkan dapat
memberikan keunggulan sehingga produk tersebut memiliki
karakteristik tersendiri yang mampu menunjukan manfaat dasar suatu
produk.
b. Kualitas kesesuaian (Confromance Quality)
Nilai yang sesuai menjadi patokan untuk setiap barang atau jasa
yang diproduksi sehingga memenuhi tujuan awal suatu proses produksi.
8
c. Daya tahan (Durability)
Daya tahan adalah suatu ukuran usia operasi produk yang diharapkan
dalam kondisi normal dan berat, yang menjadikan atribut bernilai bagi
beberapa produk.
d. Rancangan (Design)
Ialah di mana suatu produk memiliki keistimewaan dari segi
penampilan, manfaat dalam pemenuhan kebutuhan konsumen yang
dengan semakin ketatnya pesaing rancangan akan menjadi salah satu
cara yang paling tepat untuk dilakukanya deferensiasikan.
Dari pengertian para ahli di atas mengenai deferensiasi produk, maka dapat
disimpulkan bahwa deferensiasi produk merupakan suatu upaya yang
dilakukan oleh pelaku usaha untuk menciptakan suatu pembeda produknya
dengan produk orang lain, sehingga produknya memiliki ciri khas tersendiri
yang diharapkan mampu untuk menarik minat konsumen terhadap suatu
produk. Munculnya strategi deferensiasi ini berdasarkan pengalaman yang
dialami oleh pelaku usaha, dengan melakukan strategi deferensiasi ini
diharapkan pelaku usaha tetap dapat mempertahankan posisi produk dan tidak
mengalami penurunan yang signifikan. Dengan demikian konsumen tidak
beralih ke produk pesaing dan tetap bertahan terhadap produkyang dihasilkan.
Apabila terjadi kepuasan terhadap pelanggan, maka akan menghasilkan banyak
manfaat yang akan didapatkan oleh masing-masing pihak. Manfaat tersebut
antara lain akan terjadi hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak
(antara konsumen dan pelaku usaha). Manfaat lain adalah terciptanya minat
dari dalam diri konsumen yang tumbuh karena adanya keinginan konsumen
akan barang atau jasa yang terus berkembang dari waktu ke waktu sehingga
terciptanya keinginan untuk memiliki atau biasa disebut dengan minat
konsumen terhadap barang atau jasa yang dipasarkan.
Strategi deferensiasi produk juga perlu diterapkan pada suatu usaha yang
sudah berjalan, hal ini dilakukan untuk menembus tingkat persaingan pasar
serta mengatasi kejenuhan pasar terhadap suatu produk. Oleh karena itu perlu
adanya melakukan deferensiasi atau pembeda dari suatu produk untuk dapat
9
menyegarkan kembali kegemaran atau minat konsumen sehingga konsumen
tetap memilih produk tersebut, untuk itu seorang wirausaha atau pelaku usaha
harus mampu melihat kebutuhan serta keinginan dari konsumenya.
10
f. Pengurangan Pemborosan: Cari dan eliminasi pemborosan di seluruh
bisnis Anda. Ini bisa berupa pengurangan pemborosan bahan baku,
pengurangan biaya pengiriman, atau pengurangan pemborosan energi.
g. Evaluasi Terus-Menerus: Lakukan evaluasi rutin terhadap biaya dan
anggaran Anda untuk memastikan bahwa Anda tetap berada di jalur
yang benar. Identifikasi peluang untuk penyempurnaan dan
penyesuaian saat diperlukan.
11
g. Pelatihan Karyawan: Berinvestasi dalam pelatihan karyawan untuk
meningkatkan efisiensi operasional dan menghindari kesalahan yang
bisa mengakibatkan pemborosan.
Dengan menerapkan strategi-strategi ini, UMKM kuliner dapat
mengelola biaya secara efisien dan meningkatkan profitabilitas mereka.
4. Kualitas dan konsistensi
Kualitas dan konsistensi merupakan fondasi yang tak tergantikan
dalam membangun dan mempertahankan kesuksesan UMKM kuliner.
Kualitas yang tinggi dalam bahan baku menjadi landasan utama dalam
menciptakan hidangan yang memikat lidah pelanggan. Dari pemilihan
daging segar hingga bumbu-bumbu berkualitas, setiap komponen harus
dipilih dengan cermat untuk memastikan rasa yang kaya dan autentik.
Namun, kualitas tidak hanya terbatas pada rasa. Presentasi yang menarik,
konsistensi tekstur, dan nilai gizi yang baik juga merupakan bagian integral
dari kualitas sebuah hidangan. Selain itu, konsistensi dalam penyajian
produk sangat penting. Setiap hidangan harus disiapkan dengan standar
yang sama setiap kali disajikan, sehingga menciptakan pengalaman yang
konsisten bagi pelanggan. Ini mencakup tidak hanya rasa yang seragam,
tetapi juga ukuran porsi, tata letak hidangan, dan waktu penyajian.
Pelatihan karyawan yang intensif dan pengawasan yang ketat terhadap
proses produksi adalah kunci dalam menjaga kualitas dan konsistensi yang
diinginkan. Melalui komitmen yang teguh terhadap standar kualitas dan
konsistensi, UMKM kuliner dapat membangun reputasi yang kuat di mata
pelanggan dan memenangkan loyalitas yang berkelanjutan, yang menjadi
dasar keberhasilan jangka panjang bagi bisnis mereka.Konsistensi dan
kualitas memegang peranan yang sangat penting dalam usaha kuliner
karena keduanya secara langsung memengaruhi pengalaman pelanggan dan
reputasi bisnis.
Konsistensi dalam penyajian produk menjamin bahwa setiap
hidangan memiliki standar yang sama setiap kali disajikan, menciptakan
kepercayaan dan kepuasan pelanggan yang konsisten. Ini berarti tidak
hanya rasa dan tampilan yang seragam, tetapi juga kualitas bahan baku dan
12
proses produksi yang dijaga dengan konsisten. Sementara itu, kualitas yang
tinggi dalam bahan baku dan persiapan makanan menjadi ciri khas utama
yang membedakan bisnis kuliner. Dengan menggunakan bahan baku
berkualitas tinggi dan teknik memasak yang terbaik, bisnis dapat
menciptakan hidangan yang memikat lidah pelanggan dan meningkatkan
loyalitas mereka. Konsistensi dan kualitas yang dipertahankan dengan baik
juga memperkuat reputasi bisnis dalam industri kuliner, menarik lebih
banyak pelanggan, dan membangun hubungan yang kokoh dengan
pelanggan yang sudah ada. Dengan demikian, konsistensi dan kualitas
bukan hanya menjadi kunci kesuksesan jangka pendek, tetapi juga fondasi
untuk pertumbuhan berkelanjutan dan keberhasilan bisnis kuliner dalam
jangka panjang.
13
Dalam strategi pengelolaan usaha kuliner, inovasi dan adaptasi
merupakan kunci untuk bertahan dan berkembang di tengah persaingan
yang ketat. Berikut beberapa poin penting terkait inovasi dan adaptasi
dalam bisnis kuliner:
a. Mengembangkan Menu Baru
• Tren Kuliner: Terus ikuti tren kuliner terkini, baik lokal maupun
global. Amati apa yang sedang digemari masyarakat dan coba
masukkan ke dalam menu Anda. Contohnya, tren makanan pedas,
makanan sehat, atau makanan vegan.
Contoh makanan tren terkini pada promosi di media poster:
14
• Persaingan: Terus pantau perkembangan pesaing Anda. Pelajari
strategi mereka dan temukan cara untuk membedakan diri dari
mereka.
c. Menggunakan Umpan Balik Pelanggan
• Kumpulkan Umpan Balik: Kumpulkan umpan balik dari pelanggan
melalui berbagai cara, seperti survei, ulasan online, dan komentar
langsung.
• Analisis Umpan Balik: Analisis umpan balik yang Anda kumpulkan
untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan peluang untuk
pengembangan.
• Tindak Lanjut: Tindak lanjuti umpan balik pelanggan dengan
mengambil tindakan yang tepat. Ucapkan terima kasih atas umpan balik
positif dan atasi keluhan yang disampaikan.
Dengan menerapkan strategi inovasi dan adaptasi, Anda dapat membuat
bisnis kuliner Anda lebih dinamis, menarik, dan tahan lama. Ingatlah bahwa
kunci utama dalam bisnis adalah selalu memberikan produk dan layanan
terbaik bagi pelanggan Anda.
6. Pemasaran dan promosi yang efektif
Promosi adalah bagian dan proses strategi pemasaran sebagai cara
untuk berkomunikasi dengan pasar, dengan menggunakan komposisi
bauran promosi (promotional mix). (Philip Kotler: Manajemen Pemasaran,
2000: 119). Bauran promosi merupakan gabungan arus informasi secara
menyeluruh dan hanya dilakukan oleh satu organisasi atau individu
tertentu. Ini berbeda dengan komunikasi pemasaran yang bertujuan untuk
memuaskan semua pihak. Semua pihak yang terlibat dalam proses
komunikasi pemasaran melakukan cara yang sama yaitu mendengarkan,
bereaksi dan berbicara sampai tercipta hubungan pertukaran yang
memuaskan.
Kegiatan promosi tidak boleh berhenti hanya pada memperkenalkan
produk kepada konsumen saja, akan tetapi harus dilanjutkan dengan upaya
untuk mempengaruhinya agar konsumen tersebut menjadi senang dan
kemudian membeli produknya.
Pemasaran dan promosi yang efektif adalah menerapkan strategi
pemasaran yang tepat, termasuk pemasaran digital, media sosial, dan
promosi lokal, untuk meningkatkan kesadaran merek dan menarik
pelanggan baru. Manfaatkan media sosial, situs web, dan strategi
15
pemasaran online lainnya untuk meningkatkan visibilitas restoran. Selain
itu, pertimbangkan untuk mengadakan acara khusus atau menawarkan
diskon untuk menarik pelanggan baru dan meningkatkan loyalitas
pelanggan.
Ada enam strategi untuk memenuhi permintaan konsumen dari
lingkungan persaingan:
a. Berorientasi pelanggan (customer orientation)
b. Mengutamakan total quality management (TQM), yaitu efektif,
efisien, dan tepat
c. Memfokuskan perhatian pada kesenangan hidup (convenience),
kenyamanan, dan kenikmatan
d. Berinovasi dalam produk jasa maupun proses
e. Berorientasi kecepatan (speed) atau disebut juga time compression
management (TCM) yang diwujudkan dalam bentuk:
f. Kecepatan untuk menempatkan produk baru di pasar
g. Memperpendek waktu untuk merespons keinginan pelanggan.
h. Pelayanan dan kepuasan pelanggan (customer satisfaction).(Dr.
Suryana, MSi : Kewirausahaan, 2001 : 98).
16
Ada beberapa strategi promosi yang perlu diketahui di antaranya
adalah:
Jika mampu memahami tujuan dari bisnis, akan sangat mudah bagi
kita untuk melaksanakan strategi promosi.
17
Akan tetapi, untuk menggunakannya dengan maksimal, perlu tahu
tips bagaimana memanfaatkan media sosial sehingga menjadi strategi
promosi.
a. Waktu Unggahan
Satu hal yang perlu diketahui adalah waktu mengunggah konten.
Pastikan unggahan saat prime time. Seperti saat hendak kerja, jam
makan siang, pulang kerja, menjelang istirahat malam.
Jika bisnis menggunakan media sosial Instagram, dan hendak live
streaming, perhatikan pula waktunya. Pastikan waktu yang sekiranya
masyarakat memakai media sosial. Dengan begitu mudah melakukan
promosi.
b. Konten yang Menarik
Jika sudah menentukan kapan waktu yang tepat untuk mengunggah
konten, yang diperlukan selanjutnya adalah penanganan konten. Apa
konten yang sebaiknya ditampilkan di media sosial, misal, Instagram.
Ada beberapa contoh konten yang bisa digunakan seperti foto,
photostory, video, reels, atau memaksimalkan caption. Setiap konten
juga bergantung dengan produk yang hendak dipasarkan.
c. Fungsikan Caption
Seperti yang telah dijelaskan di atas, caption sangat baik untuk
menarik engagement. Bahkan, bisa digunakan untuk promosi penjualan.
Maka dari itu, tidak heran apabila ada jasa yang menawarkan pembuatan
caption di Instagram
d. Kerja sama dengan Influencer
Ada banyak strategi promosi yang bisa dilakukan demi menarik
perhatian konsumen. Salah satunya dengan memaksimalkan
pemanfaatan influencer.
Tidak bisa dimungkiri bahwa influencer mampu mendongkrak
penjualan. Namun, perlu diingat bahwa harus benar-benar jeli dalam
18
memilih influencer. Cari influencer yang sesuai dengan kebutuhan
bisnis.
e. Beri Potongan Harga
Satu contoh strategi promosi yang mampu menarik perhatian
konsumen adalah potongan harga. Siapa yang tidak tergiur bila melihat
produk dengan potongan harga 50%.
Maka sudah pasti, konsumen akan berbondong-bondong menyerbu
produk bisnis. Ini bekal baik bagi bisnis dan bisa diterapkan setiap
peluncuran produk baru.
19
a. Operasional CRM: Operasional CRM dikenal sebagai front office
perusahaan. Komponen CRM ini berperan dalam interaksi dengan
pelanggan. Operasional CRM mencakup proses otomatisasi yang
terintegrasi dari keseluruhan proses bisnis, seperti otomatisasi
pemasaran, dan pelayanan. Salah satu penerapan CRM yang termasuk
dalam kategori operasional CRM adalah dalam bentuk aplikasi web.
Melalui web, suatu perusahaan dapat memberikan pelayanan kepada
pelanggan.
b. Analitikal CRM: Analitikal CRM dikenal sebagai back office
perusahaan. Komponen CRM ini berperan dalam memahami
kebutuhan pelanggan. Analitikal CRM berperan dalam melaksanakan
analisis pelanggan dan pasar, seperti analisis trend pasar dan analisis
kebutuhan dan perilaku pelanggan. Data yang digunakan pada CRM
analitik adalah data yang berasal dari CRM operasional.
c. Collaborative CRM: Komponen kolaborasi CRM meliputi e-mail,
personalized publishing, ecommunities, dan sejenisnya yang dirancang
untuk interaksi antara pelanggan dengan perusahaan. Tujuan utamanya
adalah memberikan nilai tambah dan memperluas loyalitas pelanggan
ke pelanggan lain yang masih belum berada di level kesetiaan
pelanggan. Collaborative CRM juga mencakup pemahaman atau
kesadaran bahwa pelanggan yang setia dapat menjadi magnet bagi
pelanggan lain.
20
b. Meningkatkan nilai pelanggan (Enhance): Perusahaan berusaha
menjalin hubungan dengan pelanggan melalui pemberian pelayanan
yang baik terhadap pelanggannya (customer service).
c. Mempertahankan pelanggan yang telah ada (Retain):
Mempertahankan pelanggan yang memberi keuntungan, dengan
menawarkan apa yang dibutuhkan oleh pelanggan spesifik bukan yang
dibutuhkan oleh pelanggan pasar, karena nilai produk atau jasa bagi
pelanggan adalah nilai proaktif yang paling sesuai dengan
kebutuhannya. Fokus perusahaan saat ini adalah bagaimana
mempertahankan pelanggan yang sudah ada pasti memberikan
keuntungan bagi perusahaan daripada bagaimana mendapatkan
pelanggan baru yang belum tentu menguntungkan.
21
Manfaat Customer Relationship Management
22
ini melahirkan kata kerja memimpin yang artinya membimbing atau
menuntun dan kata benda pemimpin yaitu orang yang berfungsi dalam
memimpin atau orang yang membimbing atau menuntun (Pasolong, 2010:
1-2).
Menurut Bangun (2012: 337) kepemimpinan adalah kemampuan
seorang untuk mempengrauhi orang lain dalam mencapai tujuan organisasi.
Menurut Kartono (2008: 4) menyatakan kepemimpinan merupakan
seorang pribadi yang memiliki superioritas tertentu, sehingga ia memiliki
kewajiban dan kekuasaaan untuk menggerakkan organ lain melakukan
usaha bersama guna mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut Sutrisno menyatakan Kepemimpinan adalah suatu proses
kegiatan seseorang untuk menggerakkan orang lain dengan memimpin,
membimbing, memengaruhi orang lain, untuk melakukan sesuatu agar
dicapai hasil yang diharapkan.
Defenisi leadership tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Kepemimpinan memiliki sifat mengarahkan (directing) yaitu
mengarahkan orang-orang yang dipimipinnya untuk mencapai tujuan.
Hal ini dilakukan para pemimpin dengan terlebih dahulu menetapkan
tujuan yang jelas, yang berisi arahan terhadap usaha para
bawahanTanpa adanya tujuan yang jelas, akan sangat sulit bagi
pemimpin untuk mengarahkan para bawahannya dalam mencapai
tujuan. Salah satu unsur kepemimpinan yang membedakan seorang
pemimpin dengan bukan pemimpin adalah kemampuan untuk
membayangkan bagaimana suatu organisasi akan dikembangkan
dimasa depan dengan memperhatikan berbagai perkembangan yang
akan terjadi dilingkungan luar organisasi. Kemampuan visioner
seorang pemimpin ini akan memungkinkan organisasi mengambil
keputusan-keputusan yang penting saat ini yang akan memengaruhi
organisasi dimasa yang akan datang.
b. Kepemimpinan memiliki sifat mempengaruhi (influencing), yakni
dalam hal ini pemimpin harus mampu mengubah perilaku bawahan,
kolega, maupun atasan mereka, baik dengan perkataan, sikap,
23
kepribadian, dan perbuatan agar pihak-pihak tersebut mau bekerja
sama dengan proses pencapaian tujuan organisasi. Pemimpin
memengaruhi pihak-pihak tersebut dengan berbagai teknik
"memengaruhi" yang akan dijelaskan pada bagian selanjutnya.
Pemimpin memiliki wewenang (authority) yaitu hak yang dimiliki
pemimpin untuk mencintai orang lain (bawahannya) dalam kegiatan-
kegiatan yang berhubungan dengan tugas pekerjaan (task-related
activities). Wewenang ini berasal dari kekuasaan (power) yang
dimiliki seorang pemimpin. Dengan demikian, keuasaan yang dimiliki
pemimpin tidak sama/ sebanding dengan kekuasaan yang dimiliki
bawahannya atau orang yang dipimpinnya. Dalam hal ini para
pemimpin memiliki kekuasaan yang lebih besar dari pada para
bawahannya. (Solihin, 2009).
Pengembangan tim adalah proses meningkatkan keterampilan,
pengetahuan, dan kualitas hubungan antaranggota tim untuk mencapai
tujuan bersama. Ini melibatkan identifikasi kebutuhan pengembangan
individu, pembentukan strategi pengembangan, pelatihan, evaluasi
kinerja, dan memfasilitasi komunikasi yang efektif di antara anggota tim.
Langkah-langkahnya termasuk evaluasi kebutuhan, pengembangan
rencana, pelaksanaan program, dan evaluasi dampaknya terhadap kinerja
tim.
24
3.2 Tantangan Utama Pengelolaan Usaha Kuliner
Tantangan utama dalam pengelolaan usaha kuliner dapat meliputi:
25
3.3 Peran Teknologi dalam Meningkatan Efesiensi dan Efektivitas
Management Usaha Kuliner
Teknologi memiliki peran penting dalam meningkatkan efisiensi dan
efektivitas manajemen usaha kuliner. Melalui penggunaan sistem POS (Point
of Sale) atau aplikasi kasir digital, pemilik usaha dapat mengelola pesanan,
pembayaran, dan inventaris dengan lebih efisien. Ini mengurangi risiko
kesalahan dan mempercepat proses transaksi, sehingga meningkatkan
produktivitas dan mengurangi antrian pelanggan. Selain itu, software
manajemen inventaris memungkinkan pemilik usaha untuk melacak stok bahan
baku dan barang jadi secara real-time. Dengan informasi yang akurat tentang
persediaan, mereka dapatmengoptimalkan pengelolaan persediaan,
menghindari kekurangan atau kelebihan stok, dan mengurangi pemborosan.
Pemasaran digital juga memainkan peran penting dengan memungkinkan
pemilik usaha untuk menjangkau audiens yang lebih luas melalui media sosial,
situs web, dan platform pemasaran digital lainnya. Dengan biaya yang lebih
rendah dan jangkauan yang lebih besar, pemasaran digital membantu
meningkatkan kesadaran merek dan menarik pelanggan baru. Selain itu,
teknologi memungkinkan pengumpulan dan analisis data tentang kinerja usaha,
termasuk penjualan, profitabilitas, dan preferensi pelanggan. Dengan
pemahaman yang lebih baik tentang data ini, pemilik usaha dapat membuat
keputusan yang lebih cerdas untuk meningkatkan efektivitas operasional dan
kepuasan pelanggan. Dengan demikian, teknologi memiliki peran krusial
dalam membantu usaha kuliner mencapai keberhasilan jangka panjang dengan
meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan pengalaman pelanggan. Secara
keseluruhan, teknologi memberikan alat dan solusi yang kuat untuk
mengoptimalkan manajemen usaha kuliner, mulai dari operasi sehari-hari
hingga pengambilan keputusan strategis. Dengan memanfaatkan teknologi
dengan baik, pemilik usaha dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan
keunggulan kompetitif mereka di pasar yang kompetitif ini.
26
3.4 Hubungan Manajemen Operasional, Pemasaran dam Keuangan dalam
Keberhasilan Usaha Kuliner
Hubungan antara manajemen operasional, pemasaran, dan keuangan
sangatlah erat dan saling terkait dalam keberhasilan usaha kuliner. Berikut
adalah beberapa aspek hubungan tersebut:
27
adalah penting untuk memastikan bahwa upaya pemasaran menghasilkan nilai
tambah yang positif bagi keuangan usaha.
Pengelolaan sumber daya manusia yang efektif memiliki peran yang sangat
penting dalam meningkatkan kinerja dan kepuasan karyawan dalam industri
kuliner. Pertama-tama, memberikan pelatihan dan pengembangan yang tepat
kepada karyawan dapat membantu meningkatkan keterampilan dan
kompetensi mereka dalam menjalankan tugas-tugas mereka. Dengan memiliki
keterampilan yang lebih baik, karyawan dapat merasa lebih percaya diri dan
kompeten dalam pekerjaan mereka, yang pada gilirannya meningkatkan kinerja
keseluruhan.Selain itu, penting untuk memberikan umpan balik secara teratur
kepada karyawan tentang kinerja mereka, serta memberikan pengakuan dan
penghargaan atas pencapaian mereka. Ini tidak hanya meningkatkan motivasi
dan loyalitas karyawan, tetapi juga memperkuat budaya kerja yang positif di
tempat kerja. Selain itu, menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan
mendukung dapat meningkatkan kepuasan karyawan, karena mereka merasa
dihargai dan didukung dalam mencapai tujuan mereka. Dengan demikian,
pengelolaan sumber daya manusia yang efektif tidak hanyameningkatkan
kinerja individu, tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk kepuasan
karyawan dan kesuksesan jangka panjang perusahaan dalam industri kuliner.
28
Pengembangan sumber daya manusia: Pengembangan sumber daya
manusia adalah cara untuk menjadikan karyawan sebagai sumber keunggulan
kompetitif. Ini dapat dilakukan melalui program-program yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan, moral, dan potensi karyawan
29
dimana suatu usaha mengglobalkan potensi lokal berpengaruh kepada
pendekatan di industri pariwisata, khususnya pada daya tarik wisata berbasis
kuliner lokal. Menyuguhkan makanan kepada wisatawan tidak hanya
menghantarkan atau menghidangkan makanan lokal kepada wisatawan, namun
sebagai upaya bagaimana menghubungkan makanan dengan budaya lokal dan
budaya global. Potensi wisata kuliner tidak hanya upaya memperkenalkan
kuliner lokal kepada wisatawan, namun juga memiliki efek multidimensi
(Richards, 2012).
30
masyarakat luas. Dengan semakin bertambahnya minat terhadap kuliner
lokal, beberapa negara menetapkan fokus pada makanan sebagai produk
wisata inti mereka.
31
Cikwo Resto & Cofee
32
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Manajemen adalah proses mengatur dan memfasilitasi kerja orang-orang
dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan. Pengelolaan merupakan proses
mengendalikan atau menyelenggarakan dengan tujuan yang sama. Kuliner
Indonesia, sebagai bagian dari identitas budaya, penting untuk dijaga agar tidak
tergeser oleh makanan luar yang semakin populer, karena dapat meningkatkan
pendapatan ekonomi dan memperkuat identitas bangsa.
Usaha mikro dalam UMKM adalah usaha ekonomi produktif yang dimiliki
perorangan atau badan usaha dengan kriteria keuntungan minimal Rp 300 juta dan
aset minimal Rp 50 juta di luar tanah dan bangunan. Pertumbuhan UMKM di
Indonesia didominasi oleh industri makanan dan minuman, khususnya fast food,
meskipun banyak yang harus gulung tikar karena kurangnya pengelolaan dan
pengembangan yang efektif.
33
dan kepuasan karyawan serta kesuksesan jangka panjang perusahaan dalam industri
kuliner.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil dan analisis yang telah disajikan pada bab sebelumnya,
berikut ini adalah beberapa saran yang dapat diberikan, yaitu sebagai berikut:
34
mengembangkan manajemen pengelolaan usaha kuliner, terlebih di
Provinsi Lampung.
35
DAFTAR PUSTAKA
Elfahmi, S. H., & Jatmika, D. (2019). Pengaruh Inovasi Terhadap UKM Naik Kelas
Melalui Daya Saing Produk (Studi UKM Kuliner Rahajeng Catering
Pati dan Indoburger Rembang). Media Mahardhika, 17(3), 481487.
https://ojs.stiemahardhika.ac.id/index.php/mahardika/article/view/1
06/91
Kumalasari, D. A., Dwi Priambodo, N., & Suhaimi, I. (2020). Penerapan Belt of
Business Ocassion pada Income Pelaku Usaha Kuliner Trendy di
Kediri.
Lenti, M., Beni, S., & Sadewo, Y. D. (2020). Strategi Diferensiasi Produk Line
Untuk Menarik Minat Konsumen. Business, Economics and
Entrepreneurship, 2(2), 9-19.
36
Pemasaran Umkm. Jurnal EMA, 5(2), 12141224.
https://doi.org/10.47335/ema.v5i2.55
Perwira, I., & Haming, M. (2017). The Effect of Information Technology and
Innovation on the Quality of Human Resources and Business
Performance ( An Exploratory Study of Typical and Traditional
Culinary Typical of Makassar Famous ). The International Journal
of Engineering and Science, 6(9), 512.
https://doi.org/10.9790/1813-0609030512
37