Anda di halaman 1dari 41

Manajemen Pengelolaan Usaha Kuliner

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Management


Pengelolaan Pariwisata

Dosen Pengampu:

Drs. Zulkarnain, M.Si.

Kelompok 5:

Sanda Dara Saskia 2113034011

Melani Putri 2113034063

Ika Nuryanti 2113034067

Dinda Azizah Nur Rohima 2113034073

Bhita Septiana Sari 2113034083

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah Manajemen Pengelolaan Pariwisata yang berjudul “Manajemen Pengelolaan
Usaha Kuliner”. Adapun tujuan kami membuat tugas makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pengelolaan Pariwisata. Selain itu,
makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang pengertian manajemen
pengelolaan pariwisata kuliner.

Selanjutnya, dalam penulisan tugas makalah ini kami sudah berusaha


seoptimal mungkin untuk menyusun secara sistematis sesuai dengan ketentuan
dalam penulisan yang berlaku. Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs.
Zulkarnain, M.Si. selaku dosen mata kuliah Manajemen Pengelolaan Pariwisata
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuanaya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan tugas


makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan segala pihak
yang terkait.

Bandarlampung, 21 April 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat .................................................................................................................... 3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 4
2.1 Manajemen Pengelolaan ........................................................................................ 4
2.2 Strategi Manajemen................................................................................................ 5
2.3 Usaha Kuliner.......................................................................................................... 6

BAB III
PEMBAHASAN .................................................................................................... 7
3.1 Strategi Pengelolaan Usaha Kuliner ..................................................................... 7
3.2 Tantangan Utama Pengelolaan Usaha Kuliner .................................................. 25
3.3 Peran Teknologi dalam Meningkatan Efesiensi dan Efektivitas Management
Usaha Kuliner.............................................................................................................. 26
3.4 Hubungan Manajemen Operasional, Pemasaran dam Keuangan dalam
Keberhasilan Usaha Kuliner ...................................................................................... 27
3.5 Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Industri Kuliner ........................... 28
3.6 Dampak Usaha Kuliner Terhadap Upaya Memajukan Pariwisata ................. 29
3.7 Contoh Kuliner Khas di Bandarlampung .......................................................... 31

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 33
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 33
4.2 Saran ...................................................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 36

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri kuliner di Indonesia merupakan salah satu sektor yang memiliki
potensi besar dan terus berkembang. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya
usaha kuliner baru yang bermunculan, baik restoran, kafe, maupun jajanan kaki
lima.

Tingginya minat masyarakat terhadap kuliner ini membuka peluang bagi


banyak orang untuk memulai usaha di bidang ini. Namun, tidak semua usaha
kuliner dapat berjalan dengan sukses. Namun, di balik pesatnya pertumbuhannya,
industri kuliner juga memiliki tingkat persaingan yang tinggi. Banyak usaha kuliner
yang gulung tikar dalam beberapa tahun pertama karena berbagai faktor, seperti
strategi manajemen yang tidak efektif, kurangnya modal, kurangnya pengetahuan
dan keterampilan dalam mengelola usaha kuliner, persaingan yang ketat, dan
perubahan tren pasar.

Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang memadai


dalam mengelola usaha kuliner agar dapat mencapai kesuksesan. Salah satu cara
untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan tersebut adalah dengan
mempelajari manajemen pengelolaan usaha kuliner.

Manajemen pengelolaan usaha kuliner adalah ilmu yang mempelajari


tentang bagaimana mengelola usaha kuliner secara efektif dan efisien. Ilmu ini
mencakup berbagai aspek, seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian usaha kuliner.

Dengan mempelajari manajemen pengelolaan usaha kuliner, diharapkan


para pelaku usaha kuliner dapat memahami konsep dasar manajemen usaha kuliner,
merencanakan usaha kuliner dengan baik, mengelola sumber daya usaha kuliner
secara efektif dan efisien, meningkatkan kualitas produk dan layanan usaha kuliner,
meningkatkan daya saing usaha kuliner di pasaran, dan mencapai tujuan usaha
kuliner yang diinginkan.

1
Dengan menerapkan manajemen pengelolaan usaha kuliner yang efektif dan
strategi manajemen yang tepat, usaha kuliner dapat mencapai kesuksesan dan
memberikan kontribusi yang positif bagi perekonomian.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan dibahas pada
makalah ini adalah:

1) Bagaimanakah pemahaman yang mendalam tentang pasar?


2) Bagaimanakah diferensiasi produk dan branding?
3) Bagaimanakah manajemen biaya yang efisien untuk UMKM kuliner?
4) Bagaimanakah kualitas dan konsistesi sebuah produk?
5) Apakah inovasi dan adaptasi yang baik untuk usaha kuliner?
6) Apa sajakah cara pemasaran dan promosi yang efektif?
7) Bagaimanakah pengembangan hubungan pelanggan yang baik?
8) Bagaimanakah cara pengembangan dan kepemimpinan tim yang baik dan
benar?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas maka diperoleh tujuan penelitian yaitu:

1) Untuk mengetahui pemahaman yang mendalam tentang pasar.


2) Untuk mengetahui diferensiasi produk dan branding.
3) Untuk mengetahui manajemen biaya yang efisien untuk UMKM kuliner.
4) Untuk mengetahui kualitas dan konsistesi sebuah produk.
5) Untuk mengetahui inovasi dan adaptasi yang baik untuk usaha kuliner.
6) Untuk mengetahui cara pemasaran dan promosi yang efektif
7) Untuk mengetahui pengembangan hubungan pelanggan yang baik.
8) Untuk Mengetahui cara pengembangan dan kepemimpinan tim yang baik
dan benar

2
1.4 Manfaat
1) Kegunaan Praktis
a) Bagi Peneliti
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Geografi Pariwisata pada Program Studi Geografi, Jurusan Pendidikan
Ilmu Pendidikan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
b) Bagi Masyarakat
Sebagai suatu sumbangan pemikiran dari penulis dan diharapkan
menjadi salah satu informasi tentang manajemen pengelolaan usaha
kuliner yang akan berguna kelak di dunia pariwisata.
2) Kegunaan Akademis

Bagi Perguruan Tinggi, hasil penelitian ini diharapkan menjadi


dokumen akademik yang berguna untuk dijadikan acuan bagi sivitas
akademik.

3) Kegunaan Teoritis

Bisa digunakan sebagai penelitian dan panduan untuk


mengembangkan pengetahuan di bidang pariwisata dalam suatu daerah,
terkhusus informasi tentang manajemen pengelolaan usaha kuliner.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Pengelolaan


1) Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.
Istilah Manajemen (management) telah diartikan oleh berbagai pihak
dengan perspektif yang berbeda, misalnya pengelolaan, pembinaan,
pengurusan, ketatalaksanaan, kepemimpinan, pemimpin, ketatapengurusan,
administrasi, dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya ada beberapa definisi
atau pengertian dari Manajemen, yaitu sebagai berikut: John D. Millett
membatasi manajemen menjadi: ”management is the process of directing
and facilitating the work of people organized in formal groups to achieve a
desired goal (adalah suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja
kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai
tujuan” (Siswanto, 2007: 1).

2) Pengertian Pengelolaan
Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata “management”,
terbawa oleh derasnya arus penambahan kata pungut ke dalam bahasa
Indonesia, isilah inggris tersebut lalu di Indonesia menjadi manajemen,
dengan kata kerja to manage yang secara umum berarti mengurusi,
mengemudikan, mengelola, menjalankan, membina atau memimpin, juga
mengatur, pengeturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan
urutan dari fungsi-fungsi manajemen. Dalam Kamus Bahasa Indonesia
disebutkan bahwa pengelolaan berarti proses, cara atau perbuatan
mengelola, sedangkan mengelola berarti mengendalikan atau
menyelenggarakan.
Kata “Pengelolaan” dapat disamakan dengan manajemen, yang berarti pula
pengaturan atau pengurusan. pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian

4
pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk
melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujuan tertentu.

2.2 Strategi Manajemen


Para ahli perencana mengemukakan bahwa strategi memiliki kepercayaa
jika sebuah bisnis selalu menggambarkan misi dan tujuan yang ditetapkan oleh
bisnis tersebut Perencanaan strategi memiliki dampak dalam jangka panjang
dikarenakan, perencanaan startegi yang menentukan sebuah bisnis tersebut
dapat bertahan pada persaingan pasar.

Menurut David (2017), manajemen strategis merupakan gabungan antara


seni dan pengetahuan dalam merumuskan, serta mengimplementasikan,
mengevaluasi keputusan-lintas fungsional yang memungkinkan organisasi
dapat mencapai tujuannya. Berdasarkan berbagai definisi diatas, penulis
menyimpulkan bahwa manajemen strategi adalah serangkaian tindakan
manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dengan menekankan pada
analisis serta evaluasi pada peluang dan ancaman lingkungan dengan melihat
kekuatan dan kelemahan perusahaan.

Strategi Manajemen merupakan suatu proses dalam memberikan gambaran


ke depan pada organisasi atau perusahaan agar dapat mencapai tujuan yang
sesuai dengan visi dan misi yang telah direncanakanDengan adanya proses
inidiharapkan perusahaan atau organisasi dapat mengatasi kelemahan dan
kelebihan yang akan menjadi peluang dan ancaman di masa yang akan datang.

Menurut David (2017) sebuah proses dalam strategi manajemen terdiri dari
tiga tahap, yaitu:

1. Perumusan strategi
Tahapan dalam menentukan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan
tantangan pada sebuah perusahaan/bisnis dalam sudut pandang eksternal,
menetapkan kelemahan dan kelebihan yang dimiliki perusahaan/organisasi
melalui sudut pandang internaldan menyusun rencana jangka panjang.
2. Implementasi strategi

5
Suatu kegiatan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
pihak-pihak yang memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan,
berhak membuat kebijakan, memotivasi pegawai, dan mengalokasikan
sumber daya yang dimiliki.
3. Evaluasi strategi
Langkah terakhir dalam management strategis. Pada tahap ini ada tiga
aktifitas dasar yaitu mereview faktor-faktor internal dan eksternal,
mengukur performa dan mengambil langkah korektif.

2.3 Usaha Kuliner


Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok manusia. Makanan yang
dikonsumsi manusia dianjurkan mengandung gizi yang sesuai
dengankebutuhan tubuh. Indonesia yang terkenal dengan keanekaragaman
budayanya, juga memiliki keanekaragaman dalam makanannya. Setiap suku di
Indonesia mempunyai masakan khas yang berbeda dengan cita rasa yang
berbeda pula. Jika diolah secara profesional menjadi makanan khas dan sajian
kuliner yang lezat, kuliner Indonesia dapat meningkatkan pendapatan ekonomi
masyarakat dan menjadi identitas bangsa.
Kuliner menjadi sangat penting sebagai budaya bangsa. Indonesia
memiliki banyak keanekaragaman makanan yang berbeda antar daerah, harus
dijaga agar tidak diklaim oleh negara lain. Seperti halnya tarian, kulineradalah
bagian dari identitas Budaya Indonesia.
Saat ini banyak orang yang mulai meninggalkan kuliner traditional dan
mulai terpengaruh dengan budaya luar seperti jenis-jenis makanan yang kita
konsumsi seperti KFC, steak, burger, dan lain-lain. Masyarakat menganggap
makanan tersebut hieginis, modern, dan praktis. Tanpa kita sadari makanan-
makanan tersebut juga telah menjadi menu keseharian dalam kehidupan kita.
Hal ini mengakibatkan makin langkanya berbagai jenis makanan tradisional.
jika hal ini terus terjadi maka tak dapat dihindarkan bahwa anak cucu kita kelak
tidak tahu akan jenis-jenis makanan tradisional yang beras dari daerah asal
mereka.

6
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Strategi Pengelolaan Usaha Kuliner


Strategi manajemen yang efektif dalam mengelola usaha kuliner untuk
mencapai keberhasilan jangka panjang dapat meliputi beberapa hal berikut:

1. Pemahaman yang mendalam tentang pasar


Menurut Hasan (2010) sebuah usaha bisnis yang dikelola dengan
berorientasi pasar memiliki berbagai manfaat antara lain dapat
memproduksi produk atau jasa yang sesuai dengan persepsi pelanggan,
dapat berproduksi lebih efisien dibandingkan para pesaing, dan dapat
menjelaskan perbedaan-perbedaan kinerja yang dicapai oleh perusahaan,
serta dapat mengarahkan perusahaan pada keunggulan bersaing yang dapat
dipertahankan mela- lui aktivitas-aktivitas internal dan eksternal.
Tingkat pencapaian kapabilitas pemasaran merupakan mediasi
sempurna antara kedua orientasi (pasar dan kewirausahaan) terhadap
pencapaian kinerja pemasaran. Kinerja pemasaran yang optimal dapat
dicapai restoran khas daerah dengan mengembangkan kemampuan
pemasarannya berdasarkan orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan.
Pengelola restoran tetap perlu mengembangkan
pemahaman/pengetahuan orientasi pasar berupa pen- carian informasi,
penyebar informasi dan responden pada terhadap pasar. Pemahaman
pengetahuan terse- but untuk menjadi dasar dalam menjalankan praktek
pemasaran, dalam bentuk kapabilitas pemasaran yang nyata, sehingga
dapat menimbulkan kinerja pema- saran. Pengelola restoran tetap perlu
mengembang- kan pemahaman pengetahuan orientasi kewirausa- haan
baik melalui ide-ide baru, tindakan berani meng- ambil resiko, percaya diri
dan berpikir kedepan. Pemahaman pengetahuan tersebut harus diarahkan
pada praktek nyata dalam pencapaian kapabilitas pema- saran. Pengelola
restoran harus memperhatikan kapa- bilitas pemasaran antara lain makanan
yang disediakan memiliki cita rasa yang disukai konsumen, memiliki

7
metode yang efektif dan efisien dalam menetapkan harga makanan dan
minuman, menciptakan suasana betah bagi konsumen untuk bersantai dan
fasilitas restoran mampu memenuhi kebutuhan konsumen. Kegiatan-
kegiatan tersebut dapat meningkatkan kinerja pemasaran. Kinerja
pemasaran restoran khas Indonesia perlu dipertahankan melalui
peningkatan dari pertumbuhan pangsa pasar, keuntungan, volume
penjualan dan kepuasan konsumen. Bagi penelitian lanjutan, perlu
dilakukan penelitian tentang pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap
orientasi pasar dan kapabilitas pemasaran yang berdampak terhadap ki-
nerja pemasaran atau penambahan variabel lain yang mempunyai
hubungan dengan kapabilitas pemasaran dan kinerja
pemasaran.Disarankan pula bahwa model dalam penelitian ini perlu diuji
konsistensinya melalui penerapan pada objek Usaha Kecil Menengah
(UKM) lainnya yang berbeda.
2. Diferensiasi produk dan branding
Menurut Keller & Kotler (2007), deferensiasi produk merupakan
salah satu strategi perusahaan untuk membedakan produknya dengan
produk pesaing. Pernyataan lain mengenai deferensiasi produk juga
dikemukakan oleh Ferdinand (2003) bahwa deferensiasi yang sukses
tentunya yang bersifat strategis, dimana deferensiasi tersebut mampu
menghasilkan nilai-nilai kepada pelanggan serta dapat memunculkan
persepsi yang bernilai khas, dan muncul atau pun tampil sebagai sebuah
wujud yang berbeda. Deferensiasi suatu produk berdasarkan kotler 2003
yang akan dibahas ialah:
a. Keistimewaan/fungsi (Feature)
Suatu produk barang atau jasa yang di hasilkan diharapkan dapat
memberikan keunggulan sehingga produk tersebut memiliki
karakteristik tersendiri yang mampu menunjukan manfaat dasar suatu
produk.
b. Kualitas kesesuaian (Confromance Quality)
Nilai yang sesuai menjadi patokan untuk setiap barang atau jasa
yang diproduksi sehingga memenuhi tujuan awal suatu proses produksi.

8
c. Daya tahan (Durability)
Daya tahan adalah suatu ukuran usia operasi produk yang diharapkan
dalam kondisi normal dan berat, yang menjadikan atribut bernilai bagi
beberapa produk.
d. Rancangan (Design)
Ialah di mana suatu produk memiliki keistimewaan dari segi
penampilan, manfaat dalam pemenuhan kebutuhan konsumen yang
dengan semakin ketatnya pesaing rancangan akan menjadi salah satu
cara yang paling tepat untuk dilakukanya deferensiasikan.

Dari pengertian para ahli di atas mengenai deferensiasi produk, maka dapat
disimpulkan bahwa deferensiasi produk merupakan suatu upaya yang
dilakukan oleh pelaku usaha untuk menciptakan suatu pembeda produknya
dengan produk orang lain, sehingga produknya memiliki ciri khas tersendiri
yang diharapkan mampu untuk menarik minat konsumen terhadap suatu
produk. Munculnya strategi deferensiasi ini berdasarkan pengalaman yang
dialami oleh pelaku usaha, dengan melakukan strategi deferensiasi ini
diharapkan pelaku usaha tetap dapat mempertahankan posisi produk dan tidak
mengalami penurunan yang signifikan. Dengan demikian konsumen tidak
beralih ke produk pesaing dan tetap bertahan terhadap produkyang dihasilkan.
Apabila terjadi kepuasan terhadap pelanggan, maka akan menghasilkan banyak
manfaat yang akan didapatkan oleh masing-masing pihak. Manfaat tersebut
antara lain akan terjadi hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak
(antara konsumen dan pelaku usaha). Manfaat lain adalah terciptanya minat
dari dalam diri konsumen yang tumbuh karena adanya keinginan konsumen
akan barang atau jasa yang terus berkembang dari waktu ke waktu sehingga
terciptanya keinginan untuk memiliki atau biasa disebut dengan minat
konsumen terhadap barang atau jasa yang dipasarkan.

Strategi deferensiasi produk juga perlu diterapkan pada suatu usaha yang
sudah berjalan, hal ini dilakukan untuk menembus tingkat persaingan pasar
serta mengatasi kejenuhan pasar terhadap suatu produk. Oleh karena itu perlu
adanya melakukan deferensiasi atau pembeda dari suatu produk untuk dapat

9
menyegarkan kembali kegemaran atau minat konsumen sehingga konsumen
tetap memilih produk tersebut, untuk itu seorang wirausaha atau pelaku usaha
harus mampu melihat kebutuhan serta keinginan dari konsumenya.

3. Manajemen biaya yang efisien


Pengelolaan biaya yang efisien melibatkan serangkaian langkah dan
strategi untuk mengelola dan mengendalikan pengeluaran bisnis agar tetap
efisien dan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa aspek penting dalam
pengelolaan biaya yang efisien:
a. Pemantauan dan Analisis Biaya: Langkah pertama adalah memahami
secara detail semua biaya yang terkait dengan bisnis Anda. Ini
mencakup biaya tetap seperti sewa dan gaji, serta biaya variabel seperti
bahan baku dan utilitas. Melalui pemantauan yang cermat, Anda dapat
mengidentifikasi area di mana pengeluaran dapat dioptimalkan.
b. Perencanaan Anggaran: Buatlah anggaran yang realistis dan terperinci
untuk setiap aspek bisnis Anda. Anggaran harus mencakup semua
biaya yang diharapkan dan memungkinkan untuk alokasi dana yang
tepat untuk setiap area operasional.
c. Prioritaskan Pengeluaran: Identifikasi kebutuhan yang paling penting
dan berikan prioritas pada pengeluaran tersebut. Hal ini membantu
memastikan bahwa dana dialokasikan secara efisien untuk mendukung
pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis.
d. Negosiasi dengan Pemasok: Berusaha untuk mendapatkan harga yang
lebih baik dari pemasok dengan bernegosiasi dalam pembelian bahan
baku atau jasa. Ini dapat menghasilkan penghematan yang signifikan
dalam jangka panjang.
e. Optimalkan Operasi: Evaluasi proses bisnis Anda secara menyeluruh
untuk mengidentifikasi area di mana efisiensi dapat ditingkatkan. Ini
mungkin melibatkan peningkatan produktivitas karyawan,
penggunaan teknologi yang lebih efisien, atau penataan ulang alur
kerja.

10
f. Pengurangan Pemborosan: Cari dan eliminasi pemborosan di seluruh
bisnis Anda. Ini bisa berupa pengurangan pemborosan bahan baku,
pengurangan biaya pengiriman, atau pengurangan pemborosan energi.
g. Evaluasi Terus-Menerus: Lakukan evaluasi rutin terhadap biaya dan
anggaran Anda untuk memastikan bahwa Anda tetap berada di jalur
yang benar. Identifikasi peluang untuk penyempurnaan dan
penyesuaian saat diperlukan.

Pengelolaan biaya yang efisien memerlukan komitmen dan kesadaran


dari seluruh tim manajemen dan karyawan. Dengan pendekatan yang
terorganisir dan berkelanjutan, bisnis dapat mengoptimalkan pengeluaran
mereka dan meningkatkan profitabilitas mereka. Ada beberapa strategi
yang dapat membantu UMKM kuliner mengelola biaya secara efisien:

a. Pengendalian Persediaan: Pertahankan stok dalam jumlah yang sesuai


dengan permintaan pelanggan untuk menghindari pemborosan atau
kekurangan persediaan.
b. Pengelolaan Limbah: Manfaatkan bahan-bahan yang ada sepenuhnya
dan kurangi pemborosan dengan cara mendaur ulang atau
menggunakan kembali sisa-sisa bahan makanan.
c. Pemilihan Pemasok yang Terpercaya: Cari pemasok denganharga yang
bersaing dan kualitas yang baik untuk memastikan bahwa Anda
mendapatkan nilai terbaik untuk setiap pembelian.
d. Efisiensi Energi: Gunakan peralatan dapur minimalis yang hemat
energi dan pastikan untuk mematikan peralatan yang tidak digunakan
untuk mengurangi biaya listrik.
e. Penggunaan Teknologi: Manfaatkan perangkat lunak manajemen
restoran atau aplikasi pembukuan untuk mengelola inventaris,
pesanan, dan pembayaran secara efisien.
f. Pemasaran yang Cerdas: Fokus pada strategi pemasaran yang efektif
seperti media sosial atau kemitraan lokal untuk meningkatkan
visibilitas bisnis Anda tanpa mengeluarkan biaya besar.

11
g. Pelatihan Karyawan: Berinvestasi dalam pelatihan karyawan untuk
meningkatkan efisiensi operasional dan menghindari kesalahan yang
bisa mengakibatkan pemborosan.
Dengan menerapkan strategi-strategi ini, UMKM kuliner dapat
mengelola biaya secara efisien dan meningkatkan profitabilitas mereka.
4. Kualitas dan konsistensi
Kualitas dan konsistensi merupakan fondasi yang tak tergantikan
dalam membangun dan mempertahankan kesuksesan UMKM kuliner.
Kualitas yang tinggi dalam bahan baku menjadi landasan utama dalam
menciptakan hidangan yang memikat lidah pelanggan. Dari pemilihan
daging segar hingga bumbu-bumbu berkualitas, setiap komponen harus
dipilih dengan cermat untuk memastikan rasa yang kaya dan autentik.
Namun, kualitas tidak hanya terbatas pada rasa. Presentasi yang menarik,
konsistensi tekstur, dan nilai gizi yang baik juga merupakan bagian integral
dari kualitas sebuah hidangan. Selain itu, konsistensi dalam penyajian
produk sangat penting. Setiap hidangan harus disiapkan dengan standar
yang sama setiap kali disajikan, sehingga menciptakan pengalaman yang
konsisten bagi pelanggan. Ini mencakup tidak hanya rasa yang seragam,
tetapi juga ukuran porsi, tata letak hidangan, dan waktu penyajian.
Pelatihan karyawan yang intensif dan pengawasan yang ketat terhadap
proses produksi adalah kunci dalam menjaga kualitas dan konsistensi yang
diinginkan. Melalui komitmen yang teguh terhadap standar kualitas dan
konsistensi, UMKM kuliner dapat membangun reputasi yang kuat di mata
pelanggan dan memenangkan loyalitas yang berkelanjutan, yang menjadi
dasar keberhasilan jangka panjang bagi bisnis mereka.Konsistensi dan
kualitas memegang peranan yang sangat penting dalam usaha kuliner
karena keduanya secara langsung memengaruhi pengalaman pelanggan dan
reputasi bisnis.
Konsistensi dalam penyajian produk menjamin bahwa setiap
hidangan memiliki standar yang sama setiap kali disajikan, menciptakan
kepercayaan dan kepuasan pelanggan yang konsisten. Ini berarti tidak
hanya rasa dan tampilan yang seragam, tetapi juga kualitas bahan baku dan

12
proses produksi yang dijaga dengan konsisten. Sementara itu, kualitas yang
tinggi dalam bahan baku dan persiapan makanan menjadi ciri khas utama
yang membedakan bisnis kuliner. Dengan menggunakan bahan baku
berkualitas tinggi dan teknik memasak yang terbaik, bisnis dapat
menciptakan hidangan yang memikat lidah pelanggan dan meningkatkan
loyalitas mereka. Konsistensi dan kualitas yang dipertahankan dengan baik
juga memperkuat reputasi bisnis dalam industri kuliner, menarik lebih
banyak pelanggan, dan membangun hubungan yang kokoh dengan
pelanggan yang sudah ada. Dengan demikian, konsistensi dan kualitas
bukan hanya menjadi kunci kesuksesan jangka pendek, tetapi juga fondasi
untuk pertumbuhan berkelanjutan dan keberhasilan bisnis kuliner dalam
jangka panjang.

5. Inovasi dan adaptasi


Inovasi dan adaptasi adalah terus-menerus mengembangkan menu
baru, menyesuaikan dengan perubahan tren dan permintaan pasar, serta
menggunakan umpan balik pelanggan untuk meningkatkan produk dan
layanan. Inovasi merupakan salah satu kunci mereka dalam menjalankan
sebuah usaha (Purbaningrum, 2020). Inovasi dan kreativitas sangat penting
dalam pengembangan usaha kuliner (Kumalasari et al., 2020). Salah satu
kunci penting bagi pengusaha UMKM kuliner agar bisa bertahan dalam
situasi saat ini dan new normal adalah dengan melakukan inovasi produk
dengan terlebih dahulu menganalisis kebutuhan dan keinginan masyarakat
(Yuliana & Kristiana, 2021).
Inovasi melibatkan kreativitas dan eksperimen untuk produk, jasa
baru, dan kepemimpinan teknologi melalui riset dan pengembangan
(Nizam et al., 2020). Wirausaha dituntut untuk mampu menciptakan ide-
ide baru, menawarkan produk yang inovatif, dan meningkatkan kinerja
layanan. (Elfahmi & Jatmika, 2019; Parawansa & Dewi, 2021). Inovasi
adalah cara wirausaha untuk menghadapi persaingan pasar dan pengelolaan
bisnis yang berkelanjutan (Perwira & Haming, 2017).

13
Dalam strategi pengelolaan usaha kuliner, inovasi dan adaptasi
merupakan kunci untuk bertahan dan berkembang di tengah persaingan
yang ketat. Berikut beberapa poin penting terkait inovasi dan adaptasi
dalam bisnis kuliner:
a. Mengembangkan Menu Baru
• Tren Kuliner: Terus ikuti tren kuliner terkini, baik lokal maupun
global. Amati apa yang sedang digemari masyarakat dan coba
masukkan ke dalam menu Anda. Contohnya, tren makanan pedas,
makanan sehat, atau makanan vegan.
Contoh makanan tren terkini pada promosi di media poster:

• Kreativitas: Jangan ragu untuk berkreasi dengan menu Anda.


Ciptakan hidangan baru yang unik dan menarik untuk menarik
perhatian pelanggan. Anda dapat bereksperimen dengan bahan-
bahan, rasa, dan penyajian yang berbeda.
• Musim: Sesuaikan menu Anda dengan musim yang sedang
berlangsung. Gunakan bahan-bahan segar yang sedang musim
untuk meningkatkan cita rasa dan menarik pelanggan.
• Permintaan Pelanggan: Dengarkan masukan dan permintaan
pelanggan Anda. Buatlah survei atau adakan sesi tanya jawab untuk
mengetahui apa yang mereka inginkan dan butuhkan.
b. Menyesuaikan dengan Perubahan Tren
• Perilaku Konsumen: Pahami bagaimana perilaku konsumen
berubah. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti gaya
hidup, teknologi, dan ekonomi.
• Teknologi: Manfaatkan teknologi untuk meningkatkan bisnis Anda.
Gunakan platform online untuk pemesanan, pembayaran, dan
promosi.

14
• Persaingan: Terus pantau perkembangan pesaing Anda. Pelajari
strategi mereka dan temukan cara untuk membedakan diri dari
mereka.
c. Menggunakan Umpan Balik Pelanggan
• Kumpulkan Umpan Balik: Kumpulkan umpan balik dari pelanggan
melalui berbagai cara, seperti survei, ulasan online, dan komentar
langsung.
• Analisis Umpan Balik: Analisis umpan balik yang Anda kumpulkan
untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan peluang untuk
pengembangan.
• Tindak Lanjut: Tindak lanjuti umpan balik pelanggan dengan
mengambil tindakan yang tepat. Ucapkan terima kasih atas umpan balik
positif dan atasi keluhan yang disampaikan.
Dengan menerapkan strategi inovasi dan adaptasi, Anda dapat membuat
bisnis kuliner Anda lebih dinamis, menarik, dan tahan lama. Ingatlah bahwa
kunci utama dalam bisnis adalah selalu memberikan produk dan layanan
terbaik bagi pelanggan Anda.
6. Pemasaran dan promosi yang efektif
Promosi adalah bagian dan proses strategi pemasaran sebagai cara
untuk berkomunikasi dengan pasar, dengan menggunakan komposisi
bauran promosi (promotional mix). (Philip Kotler: Manajemen Pemasaran,
2000: 119). Bauran promosi merupakan gabungan arus informasi secara
menyeluruh dan hanya dilakukan oleh satu organisasi atau individu
tertentu. Ini berbeda dengan komunikasi pemasaran yang bertujuan untuk
memuaskan semua pihak. Semua pihak yang terlibat dalam proses
komunikasi pemasaran melakukan cara yang sama yaitu mendengarkan,
bereaksi dan berbicara sampai tercipta hubungan pertukaran yang
memuaskan.
Kegiatan promosi tidak boleh berhenti hanya pada memperkenalkan
produk kepada konsumen saja, akan tetapi harus dilanjutkan dengan upaya
untuk mempengaruhinya agar konsumen tersebut menjadi senang dan
kemudian membeli produknya.
Pemasaran dan promosi yang efektif adalah menerapkan strategi
pemasaran yang tepat, termasuk pemasaran digital, media sosial, dan
promosi lokal, untuk meningkatkan kesadaran merek dan menarik
pelanggan baru. Manfaatkan media sosial, situs web, dan strategi

15
pemasaran online lainnya untuk meningkatkan visibilitas restoran. Selain
itu, pertimbangkan untuk mengadakan acara khusus atau menawarkan
diskon untuk menarik pelanggan baru dan meningkatkan loyalitas
pelanggan.
Ada enam strategi untuk memenuhi permintaan konsumen dari
lingkungan persaingan:
a. Berorientasi pelanggan (customer orientation)
b. Mengutamakan total quality management (TQM), yaitu efektif,
efisien, dan tepat
c. Memfokuskan perhatian pada kesenangan hidup (convenience),
kenyamanan, dan kenikmatan
d. Berinovasi dalam produk jasa maupun proses
e. Berorientasi kecepatan (speed) atau disebut juga time compression
management (TCM) yang diwujudkan dalam bentuk:
f. Kecepatan untuk menempatkan produk baru di pasar
g. Memperpendek waktu untuk merespons keinginan pelanggan.
h. Pelayanan dan kepuasan pelanggan (customer satisfaction).(Dr.
Suryana, MSi : Kewirausahaan, 2001 : 98).

Untuk bisa menarik konsumen, marketing perusahaan pengiklan


maupun media massa harus bisa merekayasa sejumlah indikator yang
terdapat dalam bauran pemasaran (marketing mix), yakni probe, product,
price, place, dan promotion. Mengacu pada prinsip-prinsip bauran
pemasaran ini, maka sejatinya periklanan adalah paralel dengan kegiatan
promosi. Promosi secara persuasif dengan menampilkan bahasa desain
perwajahan maupun unsur seni yang memikat konsumen menjadi ciri-ciri
mendasar bagi dunia iklan. Produk apa saja yang dipromosikan melalui
kekuatan persuasi iklan tentu berpeluang besar menembus segmen pasar
lebih luas dengan kemungkinan perolehan target dan pangsa pasar lebih
meluas pula. Bagi pemasang iklan, kegiatan promosi selalu dianggap
sebagai hal yang berpengaruh kuat terhadap citra produk di mata pelanggan.
Tanpa promosi, mustahil semua orang akan tahu seperti apa kelebihan dan
kekurangan produk yang dipasarkan oleh perusahaan pengiklan.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen restoran ini secara


efektif, dapat meningkatkan kinerja bisnis dan mencapai kesuksesan jangka
panjang dalam industri kuliner yang kompetitif. Ingatlah untuk selalu
beradaptasi dengan perubahan pasar dan mengikuti tren terbaru untuk tetap
relevan dan diminati oleh pelanggan.

16
Ada beberapa strategi promosi yang perlu diketahui di antaranya
adalah:

a. Tahu Target Pasar


Hal pertama yang bisa dilakukan adalah mengetahui target pasar.
Siapa yang menjadi sasaran produk. Sebab, ini panduan untuk
merumuskan strategi promosi ke depannya.
Untuk melakukan pengenalan target pasar dapat melalui riset
terlebih dahulu. Riset dapat berdasarkan keinginan atau kebutuhan
target pasar. Jika sudah mengetahuinya, mudah bagi kita untuk membuat
produk.
Dapat menganalisis apa saja kelebihan dan kekurangan produk.
Target pasar bisa diberikan contoh lalu menilai sehingga menjadi dasar
evaluasi bagi produk bisnis. Akhirnya bisa benar-benar paham apa yang
semestinya dibutuhkan konsumen. Mulai dari harga, spesifikasi produk
hingga sistem pembayaran.
b. Satukan Tujuan
Langkah ini idealnya dilakukan sebelum merancang strategi
promosi. Sebab, perlu memahami tujuan dari promosi yang semestinya
dilakukan. Ada banyak tujuan yang bisa dilakukan dan di antaranya
seperti:
1) Menciptakan tanggapan yang baik dari konsumen
2) Meningkatkan kualitas produk
3) Meningkatkan persaingan produk dengan kompetitor
4) Menghasilkan keuntungan yang maksimal

Jika mampu memahami tujuan dari bisnis, akan sangat mudah bagi
kita untuk melaksanakan strategi promosi.

c. Gunakan Media Sosial


Tidak bisa dimungkiri bahwa salah satu strategi promosi yang bisa
dilakukan adalah pemanfaatan media sosial. Ada banyak media sosial
yang tersebar pada masa kini. Mulai dari Instagram, Facebook, Twitter
hingga TikTok.
Contoh strategi promosi usaha kuliner di media sosial Instagram dan
Facebook:

17
Akan tetapi, untuk menggunakannya dengan maksimal, perlu tahu
tips bagaimana memanfaatkan media sosial sehingga menjadi strategi
promosi.
a. Waktu Unggahan
Satu hal yang perlu diketahui adalah waktu mengunggah konten.
Pastikan unggahan saat prime time. Seperti saat hendak kerja, jam
makan siang, pulang kerja, menjelang istirahat malam.
Jika bisnis menggunakan media sosial Instagram, dan hendak live
streaming, perhatikan pula waktunya. Pastikan waktu yang sekiranya
masyarakat memakai media sosial. Dengan begitu mudah melakukan
promosi.
b. Konten yang Menarik
Jika sudah menentukan kapan waktu yang tepat untuk mengunggah
konten, yang diperlukan selanjutnya adalah penanganan konten. Apa
konten yang sebaiknya ditampilkan di media sosial, misal, Instagram.
Ada beberapa contoh konten yang bisa digunakan seperti foto,
photostory, video, reels, atau memaksimalkan caption. Setiap konten
juga bergantung dengan produk yang hendak dipasarkan.
c. Fungsikan Caption
Seperti yang telah dijelaskan di atas, caption sangat baik untuk
menarik engagement. Bahkan, bisa digunakan untuk promosi penjualan.
Maka dari itu, tidak heran apabila ada jasa yang menawarkan pembuatan
caption di Instagram
d. Kerja sama dengan Influencer
Ada banyak strategi promosi yang bisa dilakukan demi menarik
perhatian konsumen. Salah satunya dengan memaksimalkan
pemanfaatan influencer.
Tidak bisa dimungkiri bahwa influencer mampu mendongkrak
penjualan. Namun, perlu diingat bahwa harus benar-benar jeli dalam

18
memilih influencer. Cari influencer yang sesuai dengan kebutuhan
bisnis.
e. Beri Potongan Harga
Satu contoh strategi promosi yang mampu menarik perhatian
konsumen adalah potongan harga. Siapa yang tidak tergiur bila melihat
produk dengan potongan harga 50%.
Maka sudah pasti, konsumen akan berbondong-bondong menyerbu
produk bisnis. Ini bekal baik bagi bisnis dan bisa diterapkan setiap
peluncuran produk baru.

7. Pengembangan hubungan pelanggan


Salah satu strategi yang bisa diterapkan perusahaan adalah dengan
menciptakan relationship (hubungan) antara perusahaan dengan
pelanggannya. Strategi tersebut dikenal dengan istilah Customer
Relationship Management (CRM). CRM merupakan manajemen hubungan
pelanggan yaitu suatu jenis manajemen yang secara khusus membahas teori
untuk memahami, mengantisipasi perilaku pelanggan, dan
mengembangkan hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan. CRM
(Customer Relationship Management) sebagai strategi pemasaran yang
dilakukan perusahaan mengelola pelanggan bertujuan untuk hubungan
dengan bagaimana pelanggan, pelanggan, mengidentifikasi
mendiferensiasi berinteraksi dengan pelanggan dan mempertahankan
pelanggan. Identifikasi dilakukan perusahaan untuk menjual secara
personal pada para pelanggannya, sehingga mengetahui kelompok
pelanggan potensial mana yang menjadi sasaran utama, diferensiasi
merupakan upaya dari perusahaan untuk melakukan berbagai bentuk
layanan sesuai dengan kelompok pelanggan. Selanjutnya dilakukan dengan
membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan, serta modifikasi
merupakan upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperbaiki
sesuai keinginan pelanggan.

Kerangka Komponen Customer Relationship Management

Kerangka komponen CRM diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:

19
a. Operasional CRM: Operasional CRM dikenal sebagai front office
perusahaan. Komponen CRM ini berperan dalam interaksi dengan
pelanggan. Operasional CRM mencakup proses otomatisasi yang
terintegrasi dari keseluruhan proses bisnis, seperti otomatisasi
pemasaran, dan pelayanan. Salah satu penerapan CRM yang termasuk
dalam kategori operasional CRM adalah dalam bentuk aplikasi web.
Melalui web, suatu perusahaan dapat memberikan pelayanan kepada
pelanggan.
b. Analitikal CRM: Analitikal CRM dikenal sebagai back office
perusahaan. Komponen CRM ini berperan dalam memahami
kebutuhan pelanggan. Analitikal CRM berperan dalam melaksanakan
analisis pelanggan dan pasar, seperti analisis trend pasar dan analisis
kebutuhan dan perilaku pelanggan. Data yang digunakan pada CRM
analitik adalah data yang berasal dari CRM operasional.
c. Collaborative CRM: Komponen kolaborasi CRM meliputi e-mail,
personalized publishing, ecommunities, dan sejenisnya yang dirancang
untuk interaksi antara pelanggan dengan perusahaan. Tujuan utamanya
adalah memberikan nilai tambah dan memperluas loyalitas pelanggan
ke pelanggan lain yang masih belum berada di level kesetiaan
pelanggan. Collaborative CRM juga mencakup pemahaman atau
kesadaran bahwa pelanggan yang setia dapat menjadi magnet bagi
pelanggan lain.

Fase Customer Relationship Management

Menurut Kalakota dan Robinson, CRM terdiri dari fase-fase sebagai


berikut:

a. Mendapatkan pelanggan baru (Aquire): Pelanggan baru didapatkan


dengan memberikan kemudahan pengaksesan informasi, inovasi baru,
dan pelayanan yang menarik.

20
b. Meningkatkan nilai pelanggan (Enhance): Perusahaan berusaha
menjalin hubungan dengan pelanggan melalui pemberian pelayanan
yang baik terhadap pelanggannya (customer service).
c. Mempertahankan pelanggan yang telah ada (Retain):
Mempertahankan pelanggan yang memberi keuntungan, dengan
menawarkan apa yang dibutuhkan oleh pelanggan spesifik bukan yang
dibutuhkan oleh pelanggan pasar, karena nilai produk atau jasa bagi
pelanggan adalah nilai proaktif yang paling sesuai dengan
kebutuhannya. Fokus perusahaan saat ini adalah bagaimana
mempertahankan pelanggan yang sudah ada pasti memberikan
keuntungan bagi perusahaan daripada bagaimana mendapatkan
pelanggan baru yang belum tentu menguntungkan.

Tujuan Customer Relationship Management

Pada dasarnya, tujuan suatu perusahaan mengadopsi CRM adalah


untuk meningkatkan ketahanan dan kepuasan pelanggan. Secara umum
dapat dikatakan bahwa tujuan setiap strategi CRM adalah untuk
mengembangkan hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan.
Sasaran utama dari CRM adalah untuk meningkatkan pertumbuhan jangka
panjang dan profitabilitas perusahaan melalui pengertian yang lebih baik
terhadap kebiasaan (behavior) pelanggan. Diantara tujuan CRM yang lain
adalah: (1) Mengetahui kebutuhan pelanggan pada masa yang akan datang;
(2) Membantu perusahaan dalam meningkatkan pelayanan yang lebih baik
yang dapat diberikan kepada pelanggan; (3) Mendapatkan pelanggan baru;
(4) Mengetahui perbaikan yang diperlukan oleh perusahaan dalam rangka
memuaskan pelanggan; (5) Mampu menganalisa perilaku pelanggan; (6)
Mengurangi biaya yang dikeluarkan dalam rangka mendapatkan pelanggan
baru karena dengan CRM perusahaan dapat menahan pelanggan lama
untuk tetap loyal pada perusahaan.

21
Manfaat Customer Relationship Management

Menurut Tunggal, manfaat Customer Relationship Management


adalah:

a. Mendorong loyalitas pelanggan: Aplikasi CRM memungkinkan


perusahaan untuk memanfaatkan informasi dari semua titik kontak
dengan pelanggan, baik melalui web, call center, atau melalui staf
pelayanan di lapangan. Dengan adanya konsistensi dan kemudahan
dalam mengakses dan menerima informasi, maka bagian pelayanan
akan dapat memberikan layanan yang lebih baik lagi kepada pelanggan
dengan memanfaatkan berbagai informasi penting mengenai
pelanggan tersebut.
b. Mengurangi biaya: Dengan penerapan CRM, memungkinkan
pelayanan terhadap pelanggan memiliki skema informasi yang spesifik
dan terfokus, serta dengan menargetkan pelayanan pada pelanggan
yang tepat pada saat yang tepat. Dengan demikian, biaya yang
dikeluarkan akan menjadi tergunakan secara maksimal dan tidak
terbuang percuma yang berujung pada pengurangan biaya.
c. Meningkatkan efisiensi operasional: Kemudahan proses penjualan dan
layanan akan dapat mengurangi resiko turunnya kualitas pelayanan
dan mengurangi beban cash flow.
d. Peningkatan time to market: Penerapan CRM akan memungkinkan
perusahaan mendapatkan informasi mengenai pelanggan seperti data
tren pembelian oleh pelanggan yang dapat dimanfaatkan perusahaan
dalam menentukan waktu yang tepat dalam memasarkan suatu produk.
e. Peningkatan pendapatan: Seperti yang telah disebutkan diatas,
penerapan CRM yang tepat akan meningkatkan loyalitas pelanggan,
mengurangi biaya, dan meningkatkan efisiensi operasional
8. Kepemimpinan dan pengembangan tim
Secara etimologi, konsep pemimpin berasal dari kata asing yaitu
leader dan kepemimpinan dari kata leadership. Konsep kepemimpinan pada
dasarnya berasal dari kata pimpin yang artinya bimbing atau tuntun. Kata

22
ini melahirkan kata kerja memimpin yang artinya membimbing atau
menuntun dan kata benda pemimpin yaitu orang yang berfungsi dalam
memimpin atau orang yang membimbing atau menuntun (Pasolong, 2010:
1-2).
Menurut Bangun (2012: 337) kepemimpinan adalah kemampuan
seorang untuk mempengrauhi orang lain dalam mencapai tujuan organisasi.
Menurut Kartono (2008: 4) menyatakan kepemimpinan merupakan
seorang pribadi yang memiliki superioritas tertentu, sehingga ia memiliki
kewajiban dan kekuasaaan untuk menggerakkan organ lain melakukan
usaha bersama guna mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut Sutrisno menyatakan Kepemimpinan adalah suatu proses
kegiatan seseorang untuk menggerakkan orang lain dengan memimpin,
membimbing, memengaruhi orang lain, untuk melakukan sesuatu agar
dicapai hasil yang diharapkan.
Defenisi leadership tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Kepemimpinan memiliki sifat mengarahkan (directing) yaitu
mengarahkan orang-orang yang dipimipinnya untuk mencapai tujuan.
Hal ini dilakukan para pemimpin dengan terlebih dahulu menetapkan
tujuan yang jelas, yang berisi arahan terhadap usaha para
bawahanTanpa adanya tujuan yang jelas, akan sangat sulit bagi
pemimpin untuk mengarahkan para bawahannya dalam mencapai
tujuan. Salah satu unsur kepemimpinan yang membedakan seorang
pemimpin dengan bukan pemimpin adalah kemampuan untuk
membayangkan bagaimana suatu organisasi akan dikembangkan
dimasa depan dengan memperhatikan berbagai perkembangan yang
akan terjadi dilingkungan luar organisasi. Kemampuan visioner
seorang pemimpin ini akan memungkinkan organisasi mengambil
keputusan-keputusan yang penting saat ini yang akan memengaruhi
organisasi dimasa yang akan datang.
b. Kepemimpinan memiliki sifat mempengaruhi (influencing), yakni
dalam hal ini pemimpin harus mampu mengubah perilaku bawahan,
kolega, maupun atasan mereka, baik dengan perkataan, sikap,

23
kepribadian, dan perbuatan agar pihak-pihak tersebut mau bekerja
sama dengan proses pencapaian tujuan organisasi. Pemimpin
memengaruhi pihak-pihak tersebut dengan berbagai teknik
"memengaruhi" yang akan dijelaskan pada bagian selanjutnya.
Pemimpin memiliki wewenang (authority) yaitu hak yang dimiliki
pemimpin untuk mencintai orang lain (bawahannya) dalam kegiatan-
kegiatan yang berhubungan dengan tugas pekerjaan (task-related
activities). Wewenang ini berasal dari kekuasaan (power) yang
dimiliki seorang pemimpin. Dengan demikian, keuasaan yang dimiliki
pemimpin tidak sama/ sebanding dengan kekuasaan yang dimiliki
bawahannya atau orang yang dipimpinnya. Dalam hal ini para
pemimpin memiliki kekuasaan yang lebih besar dari pada para
bawahannya. (Solihin, 2009).
Pengembangan tim adalah proses meningkatkan keterampilan,
pengetahuan, dan kualitas hubungan antaranggota tim untuk mencapai
tujuan bersama. Ini melibatkan identifikasi kebutuhan pengembangan
individu, pembentukan strategi pengembangan, pelatihan, evaluasi
kinerja, dan memfasilitasi komunikasi yang efektif di antara anggota tim.
Langkah-langkahnya termasuk evaluasi kebutuhan, pengembangan
rencana, pelaksanaan program, dan evaluasi dampaknya terhadap kinerja
tim.

Selanjutnya, setelah mengidentifikasi kebutuhan pengembangan tim


dan merancang rencana, langkah penting berikutnya adalah pelaksanaan
program pengembangan. Ini melibatkan penyediaan pelatihan, workshop,
mentoring, atau sumber daya lainnya yang sesuai dengan kebutuhan dan
tujuan tim. Selama pelaksanaan program, penting untuk memastikan
partisipasi aktif anggota tim, memberikan umpan balik konstruktif, dan
mendukung pertumbuhan mereka. Evaluasi secara teratur juga penting
untuk memantau kemajuan dan membuat penyesuaian jika diperlukan.
Terakhir, penting untuk mengukur dampak dari pengembangan tim
terhadap kinerja dan tujuan tim secara keseluruhan.

24
3.2 Tantangan Utama Pengelolaan Usaha Kuliner
Tantangan utama dalam pengelolaan usaha kuliner dapat meliputi:

1. Persaingan yang ketat: Persaingan yang sengit di pasar kuliner dapat


menjadi tantangan besar bagi pemilik usaha. Untuk mengatasi ini, penting
untuk memiliki diferensiasi yang jelas dalam produk, pelayanan, atau
konsep usaha Anda.
2. Fluktuasi biaya bahan baku: Harga bahan baku kuliner bisa fluktuatif,
terutama untuk bahan-bahan yang bergantung pada musim atau
ketersediaan. Manajemen persediaan yang efektif dan kemitraan yang kuat
dengan pemasok dapat membantu mengurangi dampak fluktuasi ini.
3. Perubahan tren dan selera konsumen: Selera konsumen dan tren kuliner bisa
berubah dengan cepat. Penting untuk tetap up-to-date dengan tren pasar,
melakukan riset pasar secara teratur, dan beradaptasi dengan cepat untuk
memenuhi permintaan konsumen.
4. Pengelolaan tenaga kerja: Mencari, mempertahankan, dan mengelola tenaga
kerja yang berkualitas dan berdedikasi bisa menjadi tantangan. Ini dapat
diatasi dengan menyediakan pelatihan yang baik, menciptakan budaya kerja
yang positif, dan memberikan insentif yang memotivasi karyawan.
5. Peraturan dan kepatuhan: Industri kuliner sering kali terkena regulasi yang
ketat terkait dengan keamanan pangan, sanitasi, dan perizinan. Penting
untuk memahami dan mematuhi semua peraturan yang berlaku untuk
mencegah masalah hukum dan reputasi.
6. Manajemen keuangan: Mengelola arus kas, mengendalikan biaya
operasional, dan memastikan profitabilitas merupakan tantangan penting
dalam pengelolaan usaha kuliner. Menerapkan sistem akuntansi yang baik
dan melakukan analisis keuangan secara teratur dapat membantu
mengidentifikasi dan mengatasi masalah keuangan dengan cepat.

Dengan mengakui dan mengatasi tantangan-tantangan ini secara proaktif,


pemilik usaha kuliner dapat meningkatkan kesempatan untuk mencapai
keberhasilan jangka panjang.

25
3.3 Peran Teknologi dalam Meningkatan Efesiensi dan Efektivitas
Management Usaha Kuliner
Teknologi memiliki peran penting dalam meningkatkan efisiensi dan
efektivitas manajemen usaha kuliner. Melalui penggunaan sistem POS (Point
of Sale) atau aplikasi kasir digital, pemilik usaha dapat mengelola pesanan,
pembayaran, dan inventaris dengan lebih efisien. Ini mengurangi risiko
kesalahan dan mempercepat proses transaksi, sehingga meningkatkan
produktivitas dan mengurangi antrian pelanggan. Selain itu, software
manajemen inventaris memungkinkan pemilik usaha untuk melacak stok bahan
baku dan barang jadi secara real-time. Dengan informasi yang akurat tentang
persediaan, mereka dapatmengoptimalkan pengelolaan persediaan,
menghindari kekurangan atau kelebihan stok, dan mengurangi pemborosan.
Pemasaran digital juga memainkan peran penting dengan memungkinkan
pemilik usaha untuk menjangkau audiens yang lebih luas melalui media sosial,
situs web, dan platform pemasaran digital lainnya. Dengan biaya yang lebih
rendah dan jangkauan yang lebih besar, pemasaran digital membantu
meningkatkan kesadaran merek dan menarik pelanggan baru. Selain itu,
teknologi memungkinkan pengumpulan dan analisis data tentang kinerja usaha,
termasuk penjualan, profitabilitas, dan preferensi pelanggan. Dengan
pemahaman yang lebih baik tentang data ini, pemilik usaha dapat membuat
keputusan yang lebih cerdas untuk meningkatkan efektivitas operasional dan
kepuasan pelanggan. Dengan demikian, teknologi memiliki peran krusial
dalam membantu usaha kuliner mencapai keberhasilan jangka panjang dengan
meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan pengalaman pelanggan. Secara
keseluruhan, teknologi memberikan alat dan solusi yang kuat untuk
mengoptimalkan manajemen usaha kuliner, mulai dari operasi sehari-hari
hingga pengambilan keputusan strategis. Dengan memanfaatkan teknologi
dengan baik, pemilik usaha dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan
keunggulan kompetitif mereka di pasar yang kompetitif ini.

26
3.4 Hubungan Manajemen Operasional, Pemasaran dam Keuangan dalam
Keberhasilan Usaha Kuliner
Hubungan antara manajemen operasional, pemasaran, dan keuangan
sangatlah erat dan saling terkait dalam keberhasilan usaha kuliner. Berikut
adalah beberapa aspek hubungan tersebut:

Manajemen Operasional dan Pemasaran: Manajemen operasional yang


efisien dapat mempengaruhi langsung pemasaran. Jika operasi berjalan lancar,
produk dapat disajikan dengan konsistensi yang tinggi, waktu tunggu
pelanggan dapat diminimalkan, dan pengalaman pelanggan dapat
dioptimalkan. Ini memberikan kesempatan bagi pemasaran untuk
mempromosikan kualitas produk, layanan cepat, dan pengalaman positif
kepada pelanggan potensial. Sebaliknya, pemasaran yang efektif dapat
menghasilkan peningkatan jumlah pelanggan dan permintaan, yang dapat
menguji efisiensi operasional. Oleh karena itu, integrasi yang baik antara
manajemen operasional dan pemasaran penting untuk memastikan keselarasan
antara janji merek yang dipromosikan dan pengalaman yang diberikan.

Manajemen Operasional dan Keuangan: Manajemen operasional yang baik


dapat berkontribusi pada kesehatan keuangan usaha kuliner. Dengan mengelola
biaya operasional secara efisien, mengoptimalkan penggunaan bahan baku, dan
mengurangi pemborosan, usaha dapat meningkatkan margin keuntungan dan
profitabilitas. Selain itu, manajemen operasional yang efektif juga dapat
membantu mengelola arus kas dengan lebih baik, termasuk pengaturan
pembayaran kepada pemasok dan manajemen inventaris yang cermat. Ini
semua merupakan faktor kunci dalam menjaga stabilitas keuangan usaha.

Pemasaran dan Keuangan: Pemasaran yang berhasil dapat berdampak


langsung pada kesehatan keuangan usaha. Upaya pemasaran yang efektif dapat
meningkatkan penjualan dan pendapatan, yang pada gilirannya dapat
menghasilkan profitabilitas yang lebih tinggi. Namun, perlu diingat bahwa
keberhasilan pemasaran harus diimbangi dengan manajemen keuangan yang
bijaksana. Mengelola anggaran pemasaran dengan cermat, memantau
pengembalian investasi (ROI), dan memprioritaskan alokasi dana yang efektif

27
adalah penting untuk memastikan bahwa upaya pemasaran menghasilkan nilai
tambah yang positif bagi keuangan usaha.

Secara keseluruhan, hubungan yang erat antara manajemen operasional,


pemasaran, dan keuangan membentuk dasar yang kokoh untuk keberhasilan
usaha kuliner. Koordinasi yang baik antara ketiga fungsi ini memungkinkan
usaha untuk mencapai tujuan mereka dengan lebih efektif, baik dalam hal
pertumbuhan pendapatan, profitabilitas, maupun kepuasan pelanggan.

Pengelolaan sumber daya manusia yang efektif memiliki peran yang sangat
penting dalam meningkatkan kinerja dan kepuasan karyawan dalam industri
kuliner. Pertama-tama, memberikan pelatihan dan pengembangan yang tepat
kepada karyawan dapat membantu meningkatkan keterampilan dan
kompetensi mereka dalam menjalankan tugas-tugas mereka. Dengan memiliki
keterampilan yang lebih baik, karyawan dapat merasa lebih percaya diri dan
kompeten dalam pekerjaan mereka, yang pada gilirannya meningkatkan kinerja
keseluruhan.Selain itu, penting untuk memberikan umpan balik secara teratur
kepada karyawan tentang kinerja mereka, serta memberikan pengakuan dan
penghargaan atas pencapaian mereka. Ini tidak hanya meningkatkan motivasi
dan loyalitas karyawan, tetapi juga memperkuat budaya kerja yang positif di
tempat kerja. Selain itu, menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan
mendukung dapat meningkatkan kepuasan karyawan, karena mereka merasa
dihargai dan didukung dalam mencapai tujuan mereka. Dengan demikian,
pengelolaan sumber daya manusia yang efektif tidak hanyameningkatkan
kinerja individu, tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk kepuasan
karyawan dan kesuksesan jangka panjang perusahaan dalam industri kuliner.

3.5 Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Industri Kuliner


Pengelolaan sumber daya manusia efektif dapat meningkatkan kinerja dan
kepuasan karyawan dalam industri kuliner dengan menggunakan strategi
seperti:

28
Pengembangan sumber daya manusia: Pengembangan sumber daya
manusia adalah cara untuk menjadikan karyawan sebagai sumber keunggulan
kompetitif. Ini dapat dilakukan melalui program-program yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan, moral, dan potensi karyawan

1) Kebijakan-kebijakan dan praktek: Manajemen sumber daya manusia


merumuskan strategi kebijakan-kebijakan dan praktek untuk menghasilkan
keterampilan dan perilaku yang diinginkan.
2) Pendidikan dan latihan: Pengembangan sumber daya manusia juga
melibatkan pendidikan dan latihan karyawan untuk meningkatkan
kemampuan bekerja sama, sikap menghadapi perubahan lingkungan, dan
cara berpikir.
3) Evaluasi dan pelatihan: Pengelolaan sumber daya manusia harus dilakukan
dengan melakukan evaluasi terhadap kinerja karyawan dan melakukan
pelatihan sesuai kebutuhan
4) Perencanaan sumber daya manusia: Perencanaan sumber daya manusia
mengenai pengembangan bisnis pada fungsi sumber daya manusia dapat
membantu meningkatkan kinerja karyawan
5) Kebijakan perekrutan, seleksi, orientasi, kompensasi, evaluasi, pelatihan,
dan pengembangan yang tepat: Strategi pengembangan bisnis pada fungsi
sumber daya manusia dapat memperbaiki kualitas karyawan melalui
kebijakan perekrutan, seleksi, orientasi, kompensasi, evaluasi, pelatihan,
dan pengembangan yang tepat
6) Kepuasan kerja: Tujuan tahunan restoran adalah meningkatkan kepuasan
dengan memaksimalkan kinerja karyawan
7) Dengan menggunakan strategi-strategi ini, manajemen sumber daya
manusia dapat membantu meningkatkan kinerja dan kepuasan karyawan
dalam industri kuliner.

3.6 Dampak Usaha Kuliner Terhadap Upaya Memajukan Pariwisata


Para wisatawan melakukan perjalanan wisata untuk mendapatkan
pengalaman baru di destinasi wisata. Salah satu pengalaman yang dicari oleh
wisatawan adalah menikmati kuliner atau makanan. Konsep “glokalisasi”

29
dimana suatu usaha mengglobalkan potensi lokal berpengaruh kepada
pendekatan di industri pariwisata, khususnya pada daya tarik wisata berbasis
kuliner lokal. Menyuguhkan makanan kepada wisatawan tidak hanya
menghantarkan atau menghidangkan makanan lokal kepada wisatawan, namun
sebagai upaya bagaimana menghubungkan makanan dengan budaya lokal dan
budaya global. Potensi wisata kuliner tidak hanya upaya memperkenalkan
kuliner lokal kepada wisatawan, namun juga memiliki efek multidimensi
(Richards, 2012).

Usaha kuliner memiliki dampak positif terhadap upaya memajukan


pariwisata. Berikut adalah beberapa dampak positif yang disebutkan dalam
sumber-sumber:

1. Membangun identitas nasional: Kuliner memiliki potensi untuk


menciptakan identitas nasional dan mempromosikan pariwisata.
Misalnya, masakan Italia dan anggur telah mendorong industri
pariwisata Italia (Hjalager & Corigliano, 2000)
2. Mendorong industri pariwisata: Kuliner memiliki peran penting
dalam industri pariwisata. Sebagian besar pengeluaran wisatawan
untuk kuliner, yang membuatnya daya tarik yang kuat untuk
mendatangkan wisatawan
3. Membangun ekonomi lokal: Kuliner menjadi faktor penggerak
ekonomi masyarakat, membangun ekonomi lokal, dan membangun
lapangan pekerjaan
4. Membangun kualitas pariwisata: Kuliner merupakan komoditas
yang menarik untuk dikembangkan dan sangat erat kaitannya
dengan upaya peningkatan kualitas pariwisata
5. Membangun kebudayaan: Kuliner memiliki peran penting dalam
mendukung kebudayaan, sehingga dapat menjadi lesson learned dan
panduan bagi provinsi maupun destinasi pariwisata lainnya

Membangun rasa cinta dan minat masyarakat: Pemerintah


menyelenggarakan acara Pekan Wisata Kuliner Tradisional Nusantara
(PWKTN) untuk memperkenalkan makanan tradisional nusantara kepada

30
masyarakat luas. Dengan semakin bertambahnya minat terhadap kuliner
lokal, beberapa negara menetapkan fokus pada makanan sebagai produk
wisata inti mereka.

3.7 Contoh Kuliner Khas di Bandarlampung

Pindang Meranjat Riu Pramuka - Pindang Uwo Pramuka

31
Cikwo Resto & Cofee

Sambel Seruit Buk Lin

32
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Manajemen adalah proses mengatur dan memfasilitasi kerja orang-orang
dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan. Pengelolaan merupakan proses
mengendalikan atau menyelenggarakan dengan tujuan yang sama. Kuliner
Indonesia, sebagai bagian dari identitas budaya, penting untuk dijaga agar tidak
tergeser oleh makanan luar yang semakin populer, karena dapat meningkatkan
pendapatan ekonomi dan memperkuat identitas bangsa.

Usaha mikro dalam UMKM adalah usaha ekonomi produktif yang dimiliki
perorangan atau badan usaha dengan kriteria keuntungan minimal Rp 300 juta dan
aset minimal Rp 50 juta di luar tanah dan bangunan. Pertumbuhan UMKM di
Indonesia didominasi oleh industri makanan dan minuman, khususnya fast food,
meskipun banyak yang harus gulung tikar karena kurangnya pengelolaan dan
pengembangan yang efektif.

Strategi manajemen yang efektif dalam usaha kuliner meliputi pemahaman


pasar, diferensiasi produk, manajemen biaya, kualitas dan konsistensi, inovasi,
pemasaran, pengembangan hubungan pelanggan, kepemimpinan, dan
pengembangan tim.

Tantangan utama dalam pengelolaan usaha kuliner meliputi persaingan


ketat, fluktuasi biaya bahan baku, perubahan tren dan selera konsumen, pengelolaan
tenaga kerja, peraturan dan kepatuhan, serta manajemen keuangan. Teknologi
berperan penting dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen usaha
kuliner melalui sistem POS, software manajemen inventaris, pemasaran digital, dan
analisis data.

Hubungan antara manajemen operasional, pemasaran, dan keuangan saling


terkait dan penting untuk mencapai keberhasilan usaha kuliner. Pengelolaan sumber
daya manusia yang efektif juga memiliki peran krusial dalam meningkatkan kinerja

33
dan kepuasan karyawan serta kesuksesan jangka panjang perusahaan dalam industri
kuliner.

Pengelolaan sumber daya manusia efektif dalam industri kuliner dapat


meningkatkan kinerja dan kepuasan karyawan melalui strategi pengembangan
sumber daya manusia, kebijakan dan praktek, pendidikan dan latihan, evaluasi dan
pelatihan, perencanaan sumber daya manusia, kebijakan perekrutan, seleksi,
orientasi, kompensasi, evaluasi, pelatihan, dan pengembangan yang tepat, serta
tujuan untuk meningkatkan kepuasan kerja. Ini membantu memperbaiki kualitas
karyawan dan mencapai tujuan bisnis restoran.

Usaha kuliner memberikan dampak positif terhadap pariwisata, seperti


membangun identitas nasional, mendorong industri pariwisata, membangun
ekonomi lokal, meningkatkan kualitas pariwisata, mendukung kebudayaan, dan
meningkatkan minat masyarakat terhadap kuliner lokal. Misalnya, Pekan Wisata
Kuliner Tradisional Nusantara memperkenalkan makanan tradisional kepada
masyarakat luas, yang meningkatkan minat terhadap kuliner lokal.

4.2 Saran
Berdasarkan hasil dan analisis yang telah disajikan pada bab sebelumnya,
berikut ini adalah beberapa saran yang dapat diberikan, yaitu sebagai berikut:

1) Diharapkan bahwa para Mahasiswa Pendidikan Geografi, Universitas


Lampung, dapat optimal dalam mengimplementasikan mata kuliah
Geografi Pariwisata.
2) Diharapkan agar kelompok-kelompok yang terbentuk dalam pembuatan
makalah ini dapat bekerjasama secara efektif guna memfasilitasi proses
pembelajaran dan penyusunan makalah dengan kualitas yang baik.
3) Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan positif dalam
merumuskan strategi pengelolaan yang berkelanjutan dan harmonis di
berbagai lokasi objek penelitian terkhusus pada objek wisata.
4) Diharapkan kepada pemerintah setempat dapat bekerja sama dengan
pemangku kepentingan, masyarakat, dan lembaga terkait untuk

34
mengembangkan manajemen pengelolaan usaha kuliner, terlebih di
Provinsi Lampung.

35
DAFTAR PUSTAKA

Andi Offset. Moleong, L. J. (2005). Metode penelitian kualitatif. Edisi Revisi.


Bandung: PT Remadja

Aribawa, D. 2016. Pengaruh Literasi Keuangan terhadap Kinerja dan


Keberlangsungan UMKM di Jawa Tengah. Jurnal Siasat Bisnis.
Vol. 20 No. 1. Hal: 1-13.

David, F. R. (2009). Manajemen strategi. Edisi Kesepuluh. Jilid 1. Jakarta:


Salemba Empat.

Elfahmi, S. H., & Jatmika, D. (2019). Pengaruh Inovasi Terhadap UKM Naik Kelas
Melalui Daya Saing Produk (Studi UKM Kuliner Rahajeng Catering
Pati dan Indoburger Rembang). Media Mahardhika, 17(3), 481487.
https://ojs.stiemahardhika.ac.id/index.php/mahardika/article/view/1
06/91

Hadi, S. (1989).Metodologi research. Jilid 2. Yogyakarta:

Hatta, I. H. (2015). Orientasi Pasar, Orientasi Kewirausahaan, Kapabilitas


Pemasaran dan Kinerja Pemasaran. Jurnal Aplikasi
Manajemen, 13(4), 653-661.

Kumalasari, D. A., Dwi Priambodo, N., & Suhaimi, I. (2020). Penerapan Belt of
Business Ocassion pada Income Pelaku Usaha Kuliner Trendy di
Kediri.

Kusyanda, M. R. P., & Masdiantini, P. R. (2021). Kajian Strategi Pengelolaan Daya


Tarik Wisata Kuliner: Tinjauan pada UMKM Berbasis Ekonomi
Kreatif Pantai Penimbangan. Jurnal Manajemen Perhotelan dan
Pariwisata, 4(2), 90-99.

Lenti, M., Beni, S., & Sadewo, Y. D. (2020). Strategi Diferensiasi Produk Line
Untuk Menarik Minat Konsumen. Business, Economics and
Entrepreneurship, 2(2), 9-19.

Nizam, M. F., Mufidah, E., & Fibriyani, V. (2020). Pengaruh Orientasi


Kewirausahaan Inovasi Produk Dan Keunggulan Bersaing Terhadap

36
Pemasaran Umkm. Jurnal EMA, 5(2), 12141224.
https://doi.org/10.47335/ema.v5i2.55

Novia, C. (2013). Pengelolaan dan Pengembangan Fungsi Sumber Daya Manusia


pada Restoran Kapin di Surabaya. Agora, 1(1), 315-325.

Perwira, I., & Haming, M. (2017). The Effect of Information Technology and
Innovation on the Quality of Human Resources and Business
Performance ( An Exploratory Study of Typical and Traditional
Culinary Typical of Makassar Famous ). The International Journal
of Engineering and Science, 6(9), 512.
https://doi.org/10.9790/1813-0609030512

Purbaningrum, C. W. D. (2020). Inovasi Sebagai Kunci Industri Kreatif Subsektor


Kuliner Mendukung Pendapatan Daerah. Jurnal Kajian Ekonomi
Dan Kebijakan Publik, 5(2), 17.

Rosdakarya. Porter, M. E. 1997. Strategi bersaing: Teknik Menganalisis industri


dan pesaing.

Satori, D & Komariah, A. (2009).Metodologi penelitian kualitatif. Bandung:


Alfabeta CV.

Sulistyastuti, D. R. (2004). Dinamika usaha kecil dan menengah (UMKM) analisis


konsentrasi regional UMKM di Indonesia 1999-2001. Jurnal
Ekonomi Pembangunan 9(2),143-164.

Suryana. (2001). Kewirausahaan, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Terjemahan Agus Maulana. Jakarta: Erlangga. Rangkuti, F. (2008). Analisis


SWOT teknik membedah kasus bisnis, Jakarta: Gramedia
PustakaUtama.

Terry, G. R. (2004). Prinsip-prinsip manajemen, Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Yuliana, Y., & Kristiana, V. (2021). Ilomata International Journal of Management


( IJJM ) Ilomata International Journal of Management ( IJJM ). 2(1),
5155.

37

Anda mungkin juga menyukai