Anda di halaman 1dari 3

Perkembangan Antropologi Kesehatan dari Sisi Sosiocultural Pole

Antropologi kesehatan mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang


berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya, dalam jurnal Drs. Naffi
Sanggenafa, 2002. Jurnal Antropologi Papua.di antaranya objek yang menjadi kajian
disiplin ilmu ini adalah:

1. Penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes).


2. Beberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural maupun
supernatural atau penyihir,
3. Kelompok healers ditemukan dengan bentuk yang berbeda disetiap kelompok
masyarakat.
4. Healers yang mempunyai peranan sebagai penyembuh.
5. Perhatian terhadap suatu keberadaan sakit atau penyakit tidak secara individual,
terutama illness dan sickness pada keluarga ataupun masyarakat.

Jauh sebelum apa yang disimpulkan ahli-ahli antropologi pada akhir abad 20, pada
tahun 1924 W.H. R. River, seorang dokter, menyebutkan bahwa kepercayaan medis dan
prakteknya tidak dapat dipisahkan dari aspek budaya dan organisasi sosial yang lain. Ia
menyatakan “praktek medis primitif mengikuti dari dan membuat pengertian dalam
syarat-syarat yang mendasari kepercayaan medis. Ia juga menyatakan keberadaan 3
padangan dunia yang berbeda (gaib, religi, dan naturalistik) dan menghubungkan sistem-
sistem kepercayaan, dan tiap-tiap pandangan memilki model perilaku medis yang sesuai.

Ackerkencht, seorang dokter dan ahli antropologi, orientasi teoritisnya diungkapkan


dalam bentuk lima generalisasi yaitu:

1) Studi signifikan dalam antropologi medis bukanlah sifat tunggal melainkan


konfigurasi budaya secara keseluruhan dai masyarakat dan temapt dimana pola medis
berada dalam totalitas tersebut,
2) Ada begitu banyak pengobatan primitif,
3) Bagian dari pola medis, seperti yang ada pada keseluruhan budaya, secara fungsional
saling berkaitan,
4) Pengobatan primitif paling baik dipahami dalam kaitan kepercayaan dan definisi
budaya,
5) Manifestasi pengobatan primitif yang bervariasi seluruhnya merupakan pengobatan
gaib.

Penelitian-penelitian dan teori-teori yang dikembangkan oleh para antropolog, perilaku


sehat (health behavior ), perilaku sakit (illness behavior) perbedaan
antara illness dan disease, model penjelasan penyakit explanatory model ), peran dan
karir seorang yang sakit (sick role), interaksi dokter-perawat, dokter-pasien, perawat-
pasien, penyakit dilihat dari sudut pasien, membuka mata para dokter bahwa kebenaran
ilmu kedokteran modern tidak lagi dapat dianggap kebenaran absolut dalam proses
penyembuhan.
Terdapat ahli-ahli antropologi dengan pokok perhatian pada sistem medis tradisional
(etnomedisin), masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka,
tingkah laku sakit, hubungan antara dokter-pasien serta dinamika dari usaha
memperkenalkan pelayanan kesehatan Barat kepada masyarakat-masyarakat tradisional.
Dalam jurnal Puspitawati dan Rinanda Rahayu Batubara (2015), Jurnal Antripologi
Sosial dan Budaya : Pertolongan Persalinan Ma’blien pada Masyarakat Desa Sawang
Kecamatan Samudera Aceh Utara. Dalam penilitiannya di dapatkan bahwa masyarakat
desa Sawang menganggap ma’blien sebagai orang yang diberikan kemampuan untuk
membantu masa kehamilan hingga proses persalinan, ma’blien mempunyai hubungan
baik dengan masyarakat desa Sawang. Berdasarkan hasil penelitian juga ditemukan
beberapa faktor-faktor lain yang menjelaskan masyarakat lebih menggunakan jasa
ma’blien diantaranya adalah ekonomi, geografi, pendidikan, dan sarana pertolongan
persalinan di Desa Sawang.
Dari hasil penelitian penerapan pantangan-pantangan sangat bervariasi. Pantangan-
pantangan tidak hanya dilakukan dan ditaati oleh calon ibu, melainkan juga oleh suami
maupun keluarganya. Pantangan- pantangan ini dapat dikategorikan atas dua hal yakni (1)
pantangan-pantangan atas jenis makanan, (2) pantangan-pantangan dalam berprilaku,
berpikir dan bertindak
Adapun pantangan-pantangannya yakni : pantang memakan nenas, apalagi nenas
muda, hal ini dianggap dapat menyebabkan mengalami keguguran. Calon ibu juga
dilarang menyantap jenis ikan laut tertentu, seperti sotong, gurita atau jenis ikan lain yang
aneh bentuknya. Jenis-jenis sayuran itu adalah terong, buah nangka dan sayur-sayuran
yang bergetah.
PantanganPantangan dalam berprilaku yakni: 1)Calon ibu tidak boleh menertawakan,
menunjuk atau memperhatikan perilaku-perilaku aneh hewan. 2) Begitu pula halnya
kalau melihat orang cacat atau mengalami kelainan fisik. 3) Calon ibu dan suami juga
tidak boleh memukul hewan. Pantangan-pantangan yang ada digunakan untuk menjaga si
calon ibu dari hal- hal yang tidak diinginkan.

Anderson dan Foster. 2008. Antropologi Kesehatan.Universitas Indonesia.


Puspitawati, Rinanda, R,B. 2015. Pertolongan Persalinan Ma’blien pada Masyarakat Desa
Sawang Kecamatan Samudera Aceh Utara. Anthropos : Antropologi Sosial dan Budaya 1 (2):
124-132.

Anda mungkin juga menyukai