Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

KOMPLEMENTER PADA NY.S DENGAN (HNP)


DI KLINIK GRIYA AKUPUNTUR
JEMBER

Disusun Oleh :
Ika wahyu hadiningtiyas
NIM. 14901.06.19011

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
PROBOLINGGO
2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
KOMPLEMENTER PADA NY.S DENGAN (HNP)
DI KLINIK GRIYA AKUPUNTUR
JEMBER

Oleh :

Ika wahyu hadiningtiyas


NIM : 14901.06.19011

Telah Disetujui Oleh Dosen Pembimbing Pada Tanggal


( 15 Juni 2020 )

Ketua Prodi Ners, Dosen Pembimbing,

Dodik Hartono, S.Kep.Ns.M.Tr.Kep Alwin widhiyarto S.Kep.Ns.M.Kep


LEMBAR KONSULTASI

Nama Mahasiswa : Ika wahyu hadiningtiyas


Nim : 14901.06.19011

Nama Pembimbing : Alwin widhiyarto S.Kep.Ns.M.Kep

NO HARI/ KONSUL SARAN PARAF


TANGGAL DOSEN

1. 14 Juni 2020 Lp dan 1. Perbaiki penulisan cover


askep 2. Ds pada diagnosa
pertama di perbaiki
dengan kata kata yang
benar

1. ACC
2. 15 Juni 2020 Lp dan
askep
A. TEORI TERAPI KIMPLEMENTER
1. DEFINISI KOMPLEMENTER
Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam - macam sistem
pengobatan dan perawatan kesehatan, praktik dan produk yang secara umum tidak
menjadi bagian dari pengobatan konvensional.
Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer
adalah pengobatan nonkonvensional yang bukan berasal dari negara yang
bersangkutan. Jadi untuk Indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan
komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional
yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan
diturunkan secara turun – temurun pada suatu Negara

2. KLASIFIKASI TERAPI KOMPLEMENTER


a) Mind-body therapy : intervensi dengan teknik untuk memfasilitasi kapasitas
berpikir yang mempengaruhi gejala fisik dan fungsi berpikir yang
mempengaruhi fisik dan fungsi tubuh (imagery, yogo, terapi musik, berdoa,
journaling, biofeedback, humor, tai chi, dan hypnoterapy).
b) Alternatif sistem pelayanan yaitu sistem pelayanan kesehatan yang
mengembangkan pendekatan pelayanan biomedis (cundarismo, homeopathy,
nautraphaty).
c) Terapi biologis yaitu natural dan praktik biologis dan hasil-hasilya misalnya
herbal, dan makanan.
d) Terapi manipulatif dan sistem tubuh (didasari oleh manupulasi dan
pergerakan tubuh misalnya kiropraksi, macam-macam pijat, rolfiing, terapi
cahaya dan warna, serta hidroterapi.
e) Terapi energi : terapi yang berfokus pada energi tubuh (biofields) atau
mendapatkan energi dari luat tubuh (terapetik sentuhan, pengobatan sentuhan,
reiki, external qi gong magnet) terapi ini kombinasi antar energi dan
bioelektromagnetik.
3. MACAM TERAPI KOMPLEMENTER
Terapi komplementer ada yang invasif dan noninvasif. Contoh terapi
komplementer invasif adalah akupuntur dan cupping (bekam basah) yang
menggunakan jarum dalam pengobatannya. Sedangkan jenis non-invasif seperti
terapi energi (reiki, chikung, tai chi, prana, terapi suara), terapi biologis (herbal,
terapi nutrisi, food combining, terapi jus, terapi urin, hidroterapi colon dan terapi
sentuhan modalitas; akupresur, pijat bayi, refleksi, reiki, rolfing, dan terapi lainnya
(Hitchcock et al.,2011).

4. DEFINISI BEKAM
Bekam merupakan suatu tehnik pengobatan sunnah rosulullah SAW yang
telah lama dipraktekkan oleh manusia sejak zaman dahulu kala, kini pengobatan ini
dimoderenkan dan mengikuti kaidah-kaidah ilmiah, dengan menggunakan suatu alat
yang praktis dan efektif serta tanpa efek samping .
Tehnik pengobatan bekam adalah suatu proses pembuang darah statis (
toksin , racun yang berbahaya dari dalam tubuh , melalui permukaan kulit ). Toksin
adalah endapan racun atau zat kimia yang tidak dapat diuraikan oleh tubuh kita.
Toksin ini berada pada hampr setiap orang karena berasal dari pencemaran udara ,
maupun dari makanan yang mengandung zat pewarna , zat pengembang , penyedap
rasa , pemanis , pestisida , sayuran dll.
5. MANFAAT BEKAM
Sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu, bekam sudah terbukti banyak
manfaatnya , dan sudah dipakai di beberapa Negara, terutama di cina dan di
tiongkok . karena itulah rosulallah menganggap bahwa bekam merupakan
pengobatan yang baik . karena dapat mencegah timbulnya penyakit dan
menyembuhkannya .
Tubuh yang sehat dan fikiran yang cerdas adalah factor penting dalam hidup
seorang indifidu demi melaksanakan tanggung jawap kehidupan mereka . tapi
jika terlalu kotor ( adanya toksin ) dalam badan , ini akan menyebabkan darah
statis ( pembekuan darah ) , dimana aliran darah tidak berjalan dengan lancar.
Keadaan ini sedikit demi sedikit akan menganggu kesehatan fisik maupun
mental seseorang . akibatnya seseorang itu akan terasa malas , murung , kerap
mengeluh kurang sehat , mudah bosan dan selalu terasa tertekan . hal ini akan
lebih parah lagi dimana seseorang akan terganggu emosinya , jika banyak
terdapat angin dalam darah yang susah di keluarkan , sehingga perlu mendapat
perawatan kejiwaan .
6. MENENTUKAN TITIK BEKAM
Ada beberapa cara pemilihan titik bekam di antaranya :
1. Titik yang sesuai dengan lokasi keluhan
2. Titik disekitar lokasi keluhan
3. Titik yang berlawanan dengan lokasi keluhan
4. Titik yang berpasangan dengan lokasi keluhan
5. Titik berdasarkan jalur meridian yang terserah
6. Titik berdasarkan organ yang terserang
7. Titik titik nabawi yang didasarkan pada praktik yang dilakukan nabi
sebagai mana yang disebutkan dalam hadis-hadis rosulullah SAW
8. Titik yang didasarkan pada pengalaman para sahabat rosulullah SAW
dan ulamak terdahulu
9. Titik berdasarkan rumus
10. Titik berdasarkan pengalaman pribadi melalui eksperimen kajian
anatomi , fisiologis dan patologis.
11. Titik berdasarkan pengalaman mengobati pasien dalam jumlah yang
banyak
12. Titik-titik bekam berdasarkan uji klinis , tes laboratorium dan penelitian
yang terukur .
7. ANATOMI TITIK AKUPUNTUR

Sistem saraf pada thorax Sistem saraf bertanggung jawab untuk


mengontrol setiap fungsi tubuh. Banyak dari sistem saraf berjalan melalui tulang
belakang. Jika otak di mana informasi diproses, maka sumsum tulang belakang
bertindak sebagai kabel tempat berjalan informasi ke seluruh tubuh. Jika salah
satu saraf atau komponen yang terkait rusak, terganggu atau tidak dapat
berfungsi dengan baik, hal itu dapat mempengaruhi daerah-daerah yang sangat
spesifik tubuh, seperti rasa sakit di bahu atau pergelangan tangan, atau bisa lebih
parah seperti cacat permanen pada kaki.
Sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf perifer (sistem saraf sadar) dan
sistem saraf otonom (sistem saraf tidak sadar). Sistem saraf perifer terdiri atas
saraf kranial dan saraf spinal. Sistem saraf pada thorax merupakan sistem saraf
spinal (tulang belakang). Sumsum tulang belakang memiliki lebar hanya sekitar
dua jari manusia dan berjalan dari otak menuju sepanjang jalan di tengah-tengah
punggung. Sistem saraf spinal dikelilingi oleh cairan tulang belakang otak, yang
bertindak sebagai bantalan untuk menjaga saraf agar tetap aman dari guncangan.
Sumsum tulang belakang terbuat dari Saluran asenden yang berfungsi
menyampaikan informasi seperti rincian sensorik ke otak dan saluran desenden
yang membawa informasi seperti gerakan dari otak ke tubuh. Sistem saraf spinal
(tulang belakang) berasal dari arah dorsal, sehingga sifatnya sensorik.
Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang yang berjumlah 31
dibedakan menjadi:
a. 8 pasang saraf leher (saraf cervical)
b. 12 pasang saraf punggung (saraf thorax)
c. 5 pasang saraf pinggang (saraf lumbar)
d. 5 pasang saraf pinggul (saraf sacral)
e. 1 pasang saraf ekor (saraf coccyigeal).

Titik akupunktur:

a. Xiao Chang Su (BL 27)


Lokasi : Terletak 1,5 cun di samping Meridian Du, setinggi lubang belakang
ruas tulang belakang bagian tulang kelangkang 1 (foramen sacralis posterior I).
Indikasi : Pengeluaran air manis tanpa sengaja, ngompol, nyeri pinggang dan
pinggul, disentri, kencing darah.
Metode : Ditusuk tegak lurus sedalam 0,5-1 cun.

b. Pang Guang Shu (BL 28)


Lokasi : Terletak 1,5 cun di samping meridian Du, dalam lekukan tinggi lubang
belakang ruas tulang belakang bagian tulang kelangkang ke II
(foramen sacralis posterior II)
Indikasi : Diare, sembelit, nyeri pada daerah pinggang bawah, ngompol, dysuria.
Metode : Ditusuk tegak lurus sedalam 0,5-1 cun.

c. Zhong Lu Shu (BL 29)


Lokasi : Terletak 1,5 cun di samping meridian Du, dalam lekukan tinggi lubang
belakang ruas tulang belakang bagian tulang kelangkang ke III
(foramen sacralis posterior III)
Indikasi : Diare, disentri, hernia, sakit daerah pinggang bawah.
Metode : Ditusuk tegak lurus sedalam 0,7-1 cun.

d. Bai Huan Shu (BL 30)


Lokasi : Terletak 1,5 cun di samping meridian Du, dalam lekukan tinggi
lubang belakang ruas tulang belakang bagian tulang kelangkang ke
II (foramen sacralis posterior II)
Indikasi : Hernia, keputihan, nyeri daerah pinggang bagian bawah, menstruasi
tidak teratur, pengeluaran air mani tidak sengaja
Metode : Ditusuk tegak lurus sedalam 0,7-1 cun.

e. Shang Liao (BL 31)


Lokasi :Terletak pada lubang belakang ruas tulang belakang bagian tulang
kelangkang ke I (foramen sacralis posterior I). Terletak diantara
meridian Du dan di atas tonjolan belakang tulang panggul (spina
iliaca posterior)
Indikasi : Nyeri pada pinggang dan panggul (lumbago), keputihan, sembelit,
dysuria, menstruasi tidak teratur, leher Rahim turun masuk
vagina.
Metode : Ditusuk tegak lurus sedalam 0,7-1 cun.

f. Ci Liao (BL 32)


Lokasi : Terletak pada lubang belakang ruas tulang belakang bagian tulang
kelangkang ke II (foramen sacralis posterior II). Terletak diantara
meridian Du dan di atas tonjolan belakang tulang panggul (spina
iliaca posterior).
Indikasi : Hernia, keputihan, kelumpuhan tungkai bawah, menstruasi tidak
teratur, nyeri pinggang dan panggul.
Metode : Ditusuk tegak lurus sedalam 0,7-1 cun.
g. Zhong Liao (BL 33)
Lokasi :Terletak pada lubang belakang ruas tulang belakang bagian tulang
kelangkang ke III (foramen sacralis posterior III). Antara titik Zhong
Li Shu dan meridian Du
Indikasi : Keputihan, dysuria, enuresis, kelumpuhan tungkai bawah, nyeri
pinggang dan panggul, dismenorrhea.
Metode : Ditusuk tegak lurus sedalam 0,7-1 cun.

h. Xia Liao (BL 34)


Lokasi : Terletak pada lubang belakang ruas tulang belakang bagian tulang
kelangkang ke IV (foramen sacralis posterior IV). Di tengah-tengah
garis penghubung antara Bai Huan Shu dan meridian Du.
Indikasi : Nyeri perut bagian bawah, konstipasi, dysuria, lumbago.
Metode : Ditusuk tegak lurus sedalam 0,5-1 cun.

i. Hui Yang (BL 35)


Lokasi : Terletak 0,5 cun di samping meridian Du, setinggi ujung bawah
tulang ekor (Os Coccygis).
Indikasi : Keputihan, lemah syahwat (impotensi), disentri, wasir, berak darah,
diare.
Metode : Ditusuk tegak lurus sedalam 0,5-1 cun.

8. DEFINISI AKUPUNTUR
Akupunktur berasal dari kata acus yang memiliki arti jarum dan puncture
yang berarti tusuk. Akupunktur merupakan salah satu pengobatan dengan cara
menusukkan jarum ke titik-titik akupunktur di dalam tubuh. Pengobatan ini telah
dikenal oleh bangsa China sejak 5000 tahun yang lalu. Pada saat itu akupunktur
dilakukan dengan menekan tempat tertentu pada tubuh mengguna kan batu dan
bambu runcing. Alat yang digunakan kemudian berubah seiring dengan
perkembangan zaman yaitu menggunakan duri tanaman, tulang ikan lalu
menggunakan jarum dari perunggu. Sejarah ini tertulis dalam buku “Huang di
Neijing” atau “The Yellow Emperor’s Classic of Internal Medicine” yang
diterbitkan pada zaman Cun Ciu Can Kuo pada tahun 770-221 M.
9. TITIK MERIDIAN
Secara fisiologi meridian mempunyai fungsi yang penting bagi tubuh
manusia, antara lain untuk mengalirkan Qi, Xue (darah) serta Jin Ye (cairan),
sebagai penghubung antar organ, serta menghubungkan bagian dalam dengan
bagian terluar tubuh manusia. Hal ini juga disebutkan dalam Ling Shu Bab
Meridian: “Meridian, dapat digunakan untuk menentukan hidup dan mati, tetapi
juga untuk diagnosa penyakit, menyeimbangkan kondisi defisiensi dan ekses,
fungsinya sangat penting dalam penanganan suatu penyakit, sehingga
pengetahuan tentangnya sangat penting untuk dipelajari.”
Karena fungsinya sebagai penghubung tubuh dengan lingkungan sekitar,
dalam kondisi tertentu meridian juga bisa menjadi pintu awal masuknya faktor
penyebab penyakit ke tubuh manusia. Selain itu juga kondisi meridian juga
dapat menggambarkan kondisi masing-masing organ dalam tubuh manusia.
Ketika keseimbangan tubuh terganggu akibat faktor penyebab penyakit,
meridian dapat memunculkan berbagai macam respon di sepanjang jalur
meridian. Respon tersebut dapat berupa nyeri maupun perubahan warna.
a. Meridian Tai Yin Tangan Paru
Berasal dari jiao tengah (daerah lambung), berjalan ke bawah
ber-Luo dengan usus besar, kembali ke atas melewati lambung,
menembus diafragma, masuk paru-paru, naik
b. Meridian Yang Ming tangan usus besar
Dimulai dari jari telunjuk pada aspek radial dari sudut kuku.
Berjalan proksimal sepanjang sisi radial jari telunjuk melalui ruas antara
metacarpal I dan II, ke atas masuk antara tendon Mm.extensor pollicis
longus dan brevis, terus sepanjang aspek lateral lengan bawah ke sisi
lateral lipat siku, naik sepanjang lengan atas sampai di anto-superior
persendian bahu, melintasi belakang bahu menuju vertebrata cervicalis
VII bertemu dengan meridian-meridian Yang di titik Dazhui (GV 14)
c. Meridian Yang Ming Kaki Lambung
Berawal dari sisi lateral hidung pada titik Yingxiang, naik ke
canthus medial bertemu meridian Kandung Kemih, ke daerah
infra-orbital jalan ke bawah sepanjang sisi lateral hidung, masuk gusi
dari rahang atas
d. Meridian Tay Yin Kaki Limpa
Berawal dari titik Yinbai (SP1) di ujung ibu jari kaki, berjalan
sepanjang tepi medial kaki melewati metatarsal I, naik ke depan
maleolus medialis, terus melewati tepi posterior tulang tibia, menyilang
dan berjalan di depan meridian Hati, lalu berjalan di bagian anterior
medial paha, masuk abdomen ke organ Limpa dan ber- Luo dengan
Lambung, melewati diafragma, berjalan di sisi esophagus, terus ke atas
berhubungan dengan lidah dan berakhir menyebar di bawah lidah.
e. Meridian Sao Yin Tangan Jantung
Dari Jantung berjalan menembus diafragma ber-Luo dengan Usus
Kecil. Cabang lain berjalan sepanjang esophagus, melewati pipi terus ke
atas berhubungan dengan sistem mata dan otak.
f. Meridian Tay Yin Tangan Usus Kecil
Dari Shaozhe (LI 1) sisi ulnar ujung jari kelingking, berjalan
sepanjang sisi ulnar dorsum tangan ke pergelangan tangan dan melewati
processus styloideus dari ulna, naik sepanjang sisi posterior lengan
bawah, melewati olekranon dan medial epikondilus humerus, terus
berjalan di sisi posterior aspek lateral lengan atas menuju sendi bahu
g. Meridian Tay Yang Kaki Kandung Kemih
Dimulai dari titik Jingming (BL1) pada canthus internus, naik
sepanjang dahi ke vertex bertemu titik Bauhi (GV20) di puncak kepala.
Dari titik tersebut, cabang turun ke daerah atas telinga bertemu meridian
kandung empedu.
h. Meridian Istimewa
Diantara 8 meridian istimewa, hanya meridian Ren dan Du yang
memiliki akupoin sendiri, dan keduanya sering dikelompokkan dengan 6
pasang meridian umum sehingga sering disebut 7 pasang meridian. 6
meridian lainnya tidak memiliki akupoin sendiri, melainkan
menggunakan akupoin dari 7 pasang meridian. Terbentuknya meridian
istimewa bermula dari kebutuhan manusia saat proses pertumbuhan.
Tubuh memerlukan sebuah struktur yang menjaga ritme dari Qi untuk
membentuk sistem tubuh yang harmonis dan seimbang. Sehingga secara
otomatis terbentuklah saluran-saluran Qi yang berjalan mengitari seluruh
bagian tubuh. Dalam buku The Classic of Difficulties, meridian istimewa
diibaratkan sebagai waduk yang menyalurkan air yang berlebihan dari
saluran air yang utama saat hujan lebat, atau jika diaplikasikan dalam
tubuh manusia adalah sebagai penampung yang dapat menyerap Qi atau
darah yang berlebih dari meridian umum.
B. TEORI HNP
1. ANATOMI FISIOLOGI

Discus Intervertebralis
Diskus Intervertebralis terdiri dari dua bagian pokok; nukleus pulposus
ditengah dan anulus fibrosus di sekelilingnya. Diskus dipisahkan dari tulang
yang di atas dan dibawahnya oleh dua lempengan tulang rawan yang tipis.
Nukleus pulposus adalah bagian tengah diskus yang bersifat semigelatin,
nukleus ini mengandung berkas-berkas serat kolagen, sel-sel jaringan
penyambung dan sel-sel tulang rawan. Zat ini berfungsi sebagai peredam
benturan antara korpus vertebra yang berdekatan. Selain itu. juga memainkan
peranan penting dalam pertukaran cairan antara diskus dan pembuluh-pembuluh
darah kapiler (Autio, 2016).
Anulus fibrosus terdiri atas cincin-cincin fibrosa konsentris yang
mengelilingi nukleus pulposus. Anulus fibrosus berfungsi untuk memungkinkan
gerakan antara korpus vertebra (disebabkan oleh struktur spiral dari serabut-
serabut); untuk menopang nukleus pulposus; dan meredam benturan. Jadi anulus
berfungsi mirip dengan simpail di sekeliling tong air atau seperti gulungan
pegas, yang menarik korpus vertebra bersatu melawan resistensi elastis nukleus
pulposus, sedangkan nukleus pulposus bertindak sebagai bola penunjang antara
korpus vertebra. Diskus intervertebralis berukuran kira-kira seperempat panjang
kolumna vertebralis. Diskus paling tipis terdapat pada daerah torakal sedangkan
yang paling tebal tedapat di daerah lumbal. Bersamaan dengan bertambahnya
usia, kandungan air diskus berkurang dan menjadi lebih tipis (Autio, 2016)

2. Definisi
HNP adalah Suatu nyeri yang disebabkan oleh proses patologik dikolumna
vertebralis pada diskus intervertebralis, Adalah suatu penyakit , dimana bantalan
lunak diantara ruas-ruas tulang belakan (soft gel disc atau Nucleus Pulposus)
mengalami tekanan dan pecah, sehingga terjadi penyempitandan terjepitnya urat-urat
syaraf yang melalui tulang belakang.
HNP adalah keadaan dimana nukleus pulposus keluar menonjol untuk
kemudia menekan ke arah kanalis spinalis melalui anulus fibrosis yang robek. Hernia
Nukleus Pulposus
(HNP) merupakan suatu gangguan yang melibatkan ruptur annulus fibrosus
sehingga nukleus pulposis menonjol (bulging) dan menekan kearah kanalis spinalis
(Autio, 2016).

3. Etiologi
a. Penyebab dari Hernia Nucleus Pulposus (HNP) biasanya dengan
meningkatnya usia terjadi perubahan degeneratif yang mengakibatkan
kurang lentur dan tipisnya nucleus pulposus. Annulus fibrosus mengalami
perubahan karena digunakan terus menerus. Akibatnya, annulus fibrosus
biasanya di daerah lumbal dapat menyembul atau pecah (Moore dan Agur,
2013).
b. Hernia nucleus pulposus (HNP) kebanyakan juga disebabkan oleh karena
adanya suatu trauma derajat sedang yang berulang mengenai discus
intervertebralis sehingga menimbulkan sobeknya annulus fibrosus. Pada
kebanyakan pasien gejala trauma bersifat singkat, dan gejala ini disebabkan
oleh cidera pada diskus yang tidak terlihat selama beberapa bulan atau
bahkan dalam beberapa tahun. Kemudian pada generasi diskus kapsulnya
mendorong ke arah medulla spinalis, atau mungkin ruptur dan
memungkinkan nucleus pulposus terdorong terhadap sakus doral atau
terhadap saraf spinal saat muncul daricolumna spinal (Helmi, 2012).

4. Klasifikasi
1. Hernia Lumbosacralis
Penyebab terjadinya lumbal menonjol keluar, bisanya oleh kejadian luka
posisi fleksi, tapi perbandingan yang sesungguhnya pada pasien non trauma
adalah kejadian yang berulang. Proses penyusutan nukleus pulposus pada
ligamentum longitudinal posterior dan annulus fibrosus dapat diam di tempat
atau ditunjukkan/dimanifestasikan dengan ringan, penyakit lumbal yang sering
kambuh. Bersin, gerakan tiba-tiba, biasa dapat menyebabkan nucleus pulposus
prolaps, mendorong ujungnya/jumbainya dan melemahkan anulus posterior.
Pada kasus berat penyakit sendi, nucleus menonjol keluar sampai anulus atau
menjadi “extruded” dan melintang sebagai potongan bebas pada canalis
vertebralis. Lebih sering, fragmen dari nucleus pulposus menonjol sampai pada
celah anulus, biasanya pada satu sisi atau lainnya (kadang-kadang ditengah),
dimana mereka mengenai menimpa sebuah serabut atau beberapa serabut syaraf.
Tonjolan yang besar dapat menekan serabut-serabut saraf melawan apophysis
artikuler.

2. Hernia Servikalis
Keluhan utama nyeri radikuler pleksus servikobrakhialis. Penggerakan
kolumma vertebralis servikal menjadi terbatas, sedang kurvatural yang normal
menghilang. Otot-otot leher spastik, kaku kuduk, refleks biseps yang menurun
atau menghilang Hernia ini melibatkan sendi antara tulang belakang dari C5 dan
C6 dan diikuti C4 dan C5 atau C6 dan C7. Hernia ini menonjol keluar
posterolateral mengakibatkan tekanan pada pangkal syaraf. Hal ini
menghasilkan nyeri radikal yang mana selalu diawali gejala-gejala dan mengacu
pada kerusakan kulit.

3. Hernia Thorakalis
Hernia ini jarang terjadi dan selalu berada digaris tengah hernia. Gejala-
gejalannya terdiri dari nyeri radikal pada tingkat lesi yang parastesis. Hernia
dapat menyebabkan melemahnya anggota tubuh bagian bawah, membuat kejang
paraparese kadang-kadang serangannya mendadak dengan paraparese.
Penonjolan pada sendi intervertebral toracal masih jarang terjadi (menurut love
dan schorm 0,5 % dari semua operasi menunjukkan penonjolan sendi). Pada
empat thoracal paling bawah atau tempat yang paling sering mengalami trauma
jatuh dengan posisi tumit atau bokong adalah faktor penyebab yang paling
utama.

5. Manifestasi klinis
1. Hernia Lumbosakralis
Gejala pertama biasanya low back pain yang mula-mula berlangsung dan
periodik kemudian menjadi konstan. Rasa nyeri di provokasi oleh posisi badan
tertentu, ketegangan hawa dingin dan lembab, pinggang terfikasi sehingga
kadang-kadang terdapat skoliosis. Gejala patognomonik adalah nyeri lokal pada
tekanan atau ketokan yang terbatas antara 2 prosesus spinosus dan disertai nyeri
menjalar kedalam bokong dan tungkai. “Low back pain” ini disertai rasa nyeri
yang menjalar ke daerah iskhias sebelah tungkai (nyeri radikuler) dan secara
refleks mengambil sikap tertentu untuk mengatasi nyeri tersebut, sering dalam
bentuk skilosis lumbal.
Syndrom Perkembangan lengkap syndrom sendi intervertebral lumbalis
yang prolaps terdiri :
a. Kekakuan/ketegangan, kelainan bentuk tulang belakang.
b. Nyeri radiasi pada paha, betis dan kaki
c. Kombinasi paresthesiasi, lemah, dan kelemahan refleks

2. Hernia servicalis
a. Parasthesi dan rasa sakit ditemukan di daerah extremitas
(sevikobrachialis)
b. Atrofi di daerah biceps dan triceps
c. Refleks biceps yang menurun atau menghilang
d. Otot-otot leher spastik dan kakukuduk.

3 Hernia thorakalis
a. Nyeri radikal
b. Melemahnya anggota tubuh bagian bawah dapat menyebabkan kejang
paraparesis
c. Serangannya kadang-kadang mendadak dengan paraplegia
6. Patofisiologi
Nukleus pulposus terdiri dari jaringan penyambung longgar dan sel-sel
kartilago yang mempunyai kandungan air yang tinggi. Nukleus pulposus bergerak,
cairan menjadi padat dan rata serta melebar dibawah tekanan dan
menggelembungkan annulus fibrosus.
Menjebolnya nukleus pulposus ke kanalis vertebralis berarti bahwa nukleus
pulposus menekan pada radiks yang bersama-sama dengan arteri radikulasi berada
dalam bungkusan dura. Hal ini terjadi bila penjebolan di sisi lateral. Bilamana
tempat herniasinya di tengah, maka tidak ada radiks yang terkena.
Salah satu akibat dari trauma sedang yang berulangkali mengenai diskus
intervertebrais adalah terobeknya annulus fibrosus. Pada tahap awal, robeknya
anulus fibrosus itu bersifat sirkumferensial, karena gaya traumatik yang berkali-kali,
berikutnya robekan itu menjadi lebih besar dan disamping itu timbul sobekan
radikal. Kalau hal ini sudah terjadi, maka soal menjebolnya nukleus pulposus adalah
soal waktu dan trauma berikutnya saja.
7. . Pemeriksaan penunjang
a. foto rontgen, Foto rontgen dari depan, samping, dan serong) untuk
identifikasi ruang antar vertebra menyempit. Mielografi adalah pemeriksaan
dengan bahan kontras melalu tindakan lumbal pungsi dan pemotrata dengan
sinar tembus. Apabila diketahiu adanya penyumbatan.hambatan kanalis
spinalis yang mungkin disebabkan HNP.
b. Elektroneuromiografi (ENMG) : Untuk menegetahui radiks mana yang
terkena / melihat adanya polineuropati.
c. CT-SCAN : Melihat gambaran vertebra dan jaringan disekitarnya termasuk
diskusi intervertebralis.
8. Penatalaksanaan
• Hernia Lumbosacralis
Pada fase akut, pasien tidur diatas kasur yang keras beralaskan
papan dibawahnya. Traksi dengan beban mulai 6 Kg kemudian
berangsur-angsur dinaikkan 10 Kg. pada hernia ini dapat diberikan
analgetik salisilat
• Hernia Servicalis
Untuk HNP sevicalis, dapat dilakukan traksi leher dengan kalung
glisson, berat beban mulai dari 2 Kg berangsur angsur dinaikkan sampai
5 Kg. Tempat tidur dibagian kepala harus ditinggikan supaya traksi lebih
efektif.
Untuk HNP yang berat, dapat dilakukan terapi pembedahan pada
daerah yang rekuren. Injeksi enzim chympapim kedalam sendi harus
selalu diperhatikan.
• Pembedahan
Tujuan : Mengurangi tekanan pada radiks saraf untuk mengurangi nyeri
dan mengubah defisit neurologik.
Macam :
i. Disektomi : Mengangkat fragmen herniasi atau yang keluar dari
diskus intervertebral
ii. Laminektomi : Mengangkat lamina untuk memajankan elemen
neural pada kanalis spinalis, memungkinkan ahli bedah untuk
menginspeksi kanalis spinalis, mengidentifikasi dan mengangkat
patologi dan menghilangkan kompresi medula dan radiks
iii. Laminotomi : Pembagian lamina vertebra.
iv. Disektomi dengan peleburan.
• Traksi
Traksi servikal yang disertai dengan penyanggah kepala yang
dikaitkan pada katrol dan beban.
• Meredakan Nyeri
Kompres lembab panas, analgesik, sedatif, relaksan otot, obat
anti inflamasi dan jika perlu kortikosteroid.
9. Komplikasi
Jika penderita yang mengalami HNP tidak segera mendapatkan
penanganan, maka akan mengakibatkan komplikasi seperti kiposis dan lordosis
(Evelyn, 2012).
Kelainan nyeri punggung bawah HNP ini prognosisnya kurang baik
karena kalau tidak ditangani secara cepat proses penyakitan akan
berkepanjangan menjadi ischialgia, tetapi bila ditangani dengan baik pasien bisa
sembuh
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
A. Pengkajian
1.Identitas
HNP terjadi pada umur pertengahan, kebanyakan pada jenis kelamin pria dan
pekerjaan atau aktivitas berat (mengangkat baran berat atau mendorong benda berat)
2. Keluahan Utama
Nyeri pada punggung bawah
1. P, trauma (mengangkat atau mendorong benda berat)
2. Q, sifat nyeri seperti ditusuk-tusuk atau seperti disayat, mendenyut, seperti kena
api, nyeri tumpul atau kemeng yang terus-menerus. Penyebaran nyeri apakah
bersifat nyeri radikular atau nyeri acuan (referred fain). Nyeri tadi bersifat
menetap, atau hilang timbul, makin lama makin nyeri .
3. R, letak atau lokasi nyeri menunjukkan nyeri dengan setepat-tepatnya sehingga
letak nyeri dapat diketahui dengan cermat.
4. S, Pengaruh posisi tubuh atau atau anggota tubuh berkaitan dengan aktivitas
tubuh, posisi yang bagaimana yang dapat meredakan rasa nyeri dan
memperberat nyeri. Pengaruh pada aktivitas yang menimbulkan rasa nyeri
seperti berjalan, turun tangga, menyapu, gerakan yang mendesak. Obat-oabata
yang ssedang diminum seperti analgetik, berapa lama diminumkan.
5. T Sifanya akut, sub akut, perlahan-lahan atau bertahap, bersifat menetap, hilng
timbul, makin lama makin nyeri.
3. Riwayat Keperawatan
i. Apakah klien pernah menderita Tb tulang, osteomilitis, keganasan (mieloma
multipleks), metabolik (osteoporosis)
ii. Riwayat menstruasi, adneksitis dupleks kronis, bisa menimbulkan nyeri
punggung bawah
4. Status mental
Pada umumny aklien menolak bila langsung menanyakan tentang banyak
pikiran/pikiran sedang (ruwet). Lebih bijakasana bila kita menanyakan
kemungkinan adanya ketidakseimbangan mental secara tidak langsung (faktor-
faktor stres)
5. Pemeriksaan
A. Pemeriksaan Umum
• Keadaan umum
pemeriksaan tanda-tanda vital, dilengkapi pemeriksaan jantung, paru-paru,
perut.
Inspeksi
a. inspeksi punggung, pantat dan tungkai dalam berbagai posisi dan gerakan
untuk evalusi neyurogenik
b. Kurvatura yang berlebihan, pendataran arkus lumbal,adanya angulus,
pelvis ya ng miring/asimitris, muskulatur paravertebral atau pantat yang
asimetris, postur tungkai yang abnormal.
c. Hambatan pada pegerakan punggung , pelvis dan tungkai selama begerak.
d. Klien dapat menegenakan pakaian secara wajar/tidak
e. Kemungkinan adanya atropi, faskulasi, pembengkakan, perubahan warna
kulit.
palpasi dan perkusi
a. paplasi dan perkusi harus dikerjakan dengan hati-hati atau halus sehingga
tidak membingungkan klien
b. Paplasi pada daerah yang ringan rasa nyerinya ke arah yang paling
terasanyeri.
c. Ketika meraba kolumnavertebralis dicari kemungkinan adanya deviasi ke
lateral atau antero-posterior
d. Palpasi dna perkusi perut, distensi pewrut, kandung kencing penuh dll.

Neuorologi
Pemeriksaan motorik
o Kekuatan fleksi dan ekstensi tungkai atas, tungkai bawah, kaki, ibu jari
dan jari lainnya dengan menyuruh klien unutk melakukan gerak fleksi
dan ekstensi dengan menahan gerakan.
o atropi otot pada maleolus atau kaput fibula dengan membandingkan
kanan-kiri.
o fakulasi (kontraksi involunter yang bersifat halus) pada otot-otot tertentu.

Pemeriksan sensorik
Pemeriksaan rasa raba, rasa sakit, rasa suhu, rasa dalam dan rasa getar (vibrasi)
untuk menentukan dermatom mana yang terganggu sehingga dapat ditentuakn
pula radiks mana yang terganggu.
pemeriksaan refleks
1. refleks lutut /patela/hammer (klien bebraring.duduk dengan tungkai
menjuntai), pada HNP lateral di L4-5 refleks negatif.
2. Refleks tumit.achiles (klien dalam posisi berbaring , luutu posisi fleksi,
tumit diletakkan diatas tungkai yang satunya dan ujung kaki ditahan dalam
posisi dorsofleksi ringan, kemudian tendon achiles dipukul. Pada aHNP
lateral 4-5 refleks ini negatif.
Pemeriksaan range of movement (ROM)
Pemeriksaan ini dapat dilakukan aktif atau pasif untuk memperkirakan derajat
nyeri, functio laesa, atau untuk mememriksa ada/tidaknya penyebaran nyeri.

6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik
2. Perubahan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese/hemiplagia
3. ansietas berhubungan dengan kekurangan informasi terhadap penyakit

7. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO SLKI SIKI
1 Setelah di lakukan tindakan a) Identifikasi klien dalam
keperawatan dalam kurun membantu menghilangkan rasa
waktu 1X20 menit diharapkan nyerinya
masalah nyeri akut berkurang b) Berikan informasi tentang
dengan kriteria hasil : penyebab dan cara mengatasinya
1. menyatakan nyeri berkurang c) Tindakan penghilangan rasa
2. terapi non farmakologi nyeri noninvasif dan
3. skala nyeri nonfarmakologis (posisi, balutan
4. Indikator nyeri verbal dan (24-48 jam), distraksi dan
noverbal (tidak menyeringai) relaksasi
d) Lakukan terapi akupuntur sesuai
titik yang di butuhkan.
DAFTAR PUSTAKA

Fatahillah ahmad . 2012. Asosiasi bekam Indonesia .tim diklat abipusat.jakarta


timur
Widyatuti,2018” Terapi Komplementer Dalam Keperawatan”Volume 12
Adurachman dkk,2016” mudah akupuntur melalui anatomi“ yogyakarta:arti
bumi intara
STIKES Hafshawaty Pesantren Nama Mahasiswa : Ika wahyu hadiningtiyas
Zainul Hasan Probolinggo NIM : 14901.06.19011
Ruangan :3

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : NY.S
Umur : 51 Tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Suku / Bangsa : Madura/indonesia
AgamaPekerjaan : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : Jenggawa, Jember
No. Register : 30179050620
Tanggal MRS : 06, Juni 2020
Diagnosa Medis : HNP
Tanggal Pengkajian : 06, Juni 2020………………Jam : 11:10
Sumber Informasi : pasien
Penanggung : Askes / Astek / Jamsostek / JPS / Sendiri

II. KELUHAN UTAMA

Pasien mengatakan nyeri punggung

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


➢ Alasan Masuk rumah sakit/ klinik :
Pasien mengatakn nyeri punggung menjalar ke paha dan kaki, perut bagian atas,
karena sering tidur di lantai , saat menjaga anaknya di rumah sakit selama 4
minggu., nyeri terasa seperti di tusuk tusuk nyeri 6 nyeri hilang timbul dan nyeri
saat bergerak/aktifitas.
➢ Upaya yang telah dilakukan :
Pasien mengatakan sudah berobat kerumah sakit dan perna di berikan terpi sinar
2 kali.
➢ Terapi bekam dan Terapi akupuntur / operasi yang dilakukan :
Pasien mengatakan tidak pernah menjalani terapi bekam dan akupuntur hanya
saja pijat di rumah.

IV. RIWAYAT KESEHATAN / PENYAKIT DAHULU


➢ Penyakit yang pernah diderita : pasien mengatakan sebelumnya memiliki
penyakit rematik
➢ Obat-obatan yang biasa dikonsumsi : pasien mengatakan jika sakit minum obat
powership dan minum ketumbar di rebus.
➢ Kebiasaan berobat : pasien mengatakan sering berobat kerumah sakit terdekat
jika pasien nyeri punggung .
➢ Alergi : pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi makanan, minuman
dan obat-obatan
➢ Kebiasaan merokok / alcohol : tidak memiliki kebiasaan merokok

V. RIWAYAT KESEHATAN / PENYAKIT KELUARGA


➢ Pasien mengatakan keluarga tidak pernah memiliki riwayat penyakit seperti
yang di derita pasien
➢ Genogram :

Keterangan : : laki-laki
: perempuan

: tinggal serumah

: hubungan keluarga

: pasien

: meninggal

VI. POLA FUNGSI KESEHATAN


a. Pola Personal Higiene ( Mandi, Sikat gigi, Cuci rambut )
➢ Sebelum sakit : pasien mengatakan sebelum sakit mandi 2X1 hari , sikat gigi
2X1 hari , dan karmas 1X1 hari
➢ Saat Sakit : pasien mengatakan sebelum sakit mandi 2X1 hari , sikat gigi 2X1
hari , dan karmas 1X1 hari dan pasien mandi air hangat setiap kali mandi
b. Pola Nutrisi :
➢ Sebelum sakit : pasen mengatakan makan 3x1 hari porsi satu piring dengan lauk
pauk sayur dan ikan laut
➢ Saat Sakit : Pasien makan 2X1 setiap hari,dengan menu makanan nasik, lauk
sayur dan ikan dan tidak boleh makan makanan kacang kacangan
c. Pola Cairan :
➢ Sebelum sakit : pasien mengatakan minum 8 gelas selama sau hari
➢ Saat Sakit : pasien mengatakan minum 9 gelas selama sau hari
d. Pola Aktivitas
➢ Sebelum sakit : pasien mengatakan sebelum sakit bisa bekerja dipercetakan,
masak membersihkan rumah dan aktifitas rumah tangga lainnya
➢ Saat Sakit : pasien mengatakn tidak bisa bekerja saat sakit dan tidak bisa
melakukan aktufitas rumah tangga yang berat dan jika bergerak merasa nyeri
pada bagian punggungnya
➢ Masalah Keperawatan : hambatan mobilitas fisik

e. Pola Eliminasi
➢ Sebelum sakit : pasien mengatakan BAK 4 kali sehari
➢ Saat Sakit : pasien mengatakan BAK 4 kali sehari

f. Pola Tidur dan Istirahat


➢ Sebelum sakit : pasien mengatakan malam tidur selama 8 jam sedangkan siang
hari tidur 2 jam
➢ Saat Sakit : pasien mengatakan sulit memulai tidur ketikan merasakan sakit
tidur malam kurang lebih 6 jam dan siang hari hanya istirahat

g. Pola Persepsi Spiritual


➢ Sebelum sakit : pasien mengatakan solat 5 waktu dan membaca al-quran
➢ Saat Sakit : pasien mengatakan solat 5 waktu dan membaca al-quran

VII. PEMERIKSAAN FISIK


1. Status Kesehatan Umum
Keadaan Penyakit : sedang

Kesadaran : Komposmetis
Suara bicara : jelas
Pernafasan : Frekuensi.20 x/menit Irama :.vesikuler
Suhu tubuh : 36,5 C
Nadi : Frekuensi 82 x/menit Iramanya :
Kualitas: cepat
Tekanan Darah :120/80 mmHg

2. Kepala
Normo chepalik tidak
Simetris ya
Penonjolan tidak
Nyeri Kepala tidak
Trauma kepala tidak
3. Muka
Simetris .ya
Oedema tidak
Tics tidak
Otot muka Kuat, dan tampak meringis kesakitan karena nyeri
Otot rahang Kuat

4. Mata
Alis mata Normal
Kelopak mata
- Oedema tidak
- Entropion tidak
- Ectropion tidak
Konjungtiva
- Hiperemi tidak
- Perdarahan tidak
Sklera
- Icterus .tidak
Bola mata
- tekanan Normal

5. Telinga
Sekret tidak
Serumen tidak
Benda asing tidak

6. Hidung
Septum deviasi tidak
Mukosa hiperemi tidak
Bau tidak
Obstruksi tidak
Polip tidak

7. Mulut dan faring


Karies gigi tidak
Gusi : Ulcus tidak
Perdarahan tidak
Lidah : parese tidak
Papilla normal
Tonsil: membesar tidak

8. Leher
Simetris ya
Kaku kuduk tidak

9. Thorak
Simetris tidak
Bentuk normal
Payudara simetris ya

10. Paru
Inspeksi
Bentuk Simetris
Palpasi :
Pergerakan simetris
Fremitus dada sama
Perkusi:
Auskultasi :
Suara nafas Vesikuler di : seluruh lapang paru
- Ronchi tidak ada
- Whezzing tidak ada
11. Jantung
Inspeksi :
Iktus :tak tampak

Pulsasi jantung :tak tampak


Palpasi
Iktus :.teraba di ics v midclavicula
Auskultasi :
Suara 1 Tunggal
Suara 2 Tunggal

12. Abdomen
Inspeksi:
Bentuk membuncit
Umbilikus masuk kedalam
Palpasi
Turgor Normal
Nyeri lokal
- nyeri tekan ada
Auskultasi :
Peristaltic usus normal

Perkusi :
Abdomen timpani

13. Integumen
Tampak pucat tidak
Permukaan kasar tidak
Permukaan kering tidak
Rambut :
Ukuran tipis
Botak tidak
Kelenturan lentur
Tampak kusam tidak

14. Ektermitas dan Nuerologis

Tulang belakang: pasien merasa nyeri di bagian tulang belakang, bentuk normal

Kekuatan otot : ekstremitas atas 5/5


Ekstermitas bawah 4/4 tampak sedikit pincang dan sulit
berjalan.

VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Pemeriksaan laboratorium
Tidak ada
2. Pemeriksaan radiology
Tidak ada
3. pemeriksaan lain – lain
a. Terapi akupuntur;
1) Meridian BL 28,30,32,36
2) Meridian TO 13,57
3) Terpasang 12 titik

b. Terapi obat dan herbal


1) Antalgin 2x1
2) Dexamitason 2x1
3) Meniran 2x2
4) Mengdri 3x2
5) Minyak gosok
IX. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
2. Nyeri akut berhubungan dengan agens pencedera fisiologis (inflamasi)

06 Juni 2020
Mahasiswa

( ............................)
ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1. DS: HNP Gangguan mobilitas
pasien mengatakan sulit fisik
untuk berjalan Kesulitan atau hambatan
melakukan pergerakan
DO:
keaaan umum cukup Gangguan mobilitas
Kekuatan otot : fisik
ekstremitas atas 5/5
Ekstermitas bawah 4/4
Gaya berjalan tampak
pincang
RR:20 x/menit, Irama
teratur
S: 36,5 C
N : 80 x/menit Irama
teratur
TD :120/70 mmHg
2 DS: HNP
Pasien mengatakn nyeri Nyeri akut
punggung menjalar ke paha Pelepasan bradikinin
dan kaki, perut bagian atas,
karena sering tidur di lantai , Aktifitas nosiseptor
saat menjaga anaknya di
rumah sakit selama 4 Dorsal columan
minggu., nyeri terasa seperti
di tusuk tusuk nyeri 6 nyeri Thalamus
hilang timbul dan nyeri saat
bergerak/aktifitas. Kortex cerebri
DO:
tampak meringis , Respon nyeri punggung,
. nyeri tekan di punggung nyeri sepanjang tungkai
Kesadaran: CM
Suara bicara: jelas Nyeri akut
RR:20 x/menit, Irama
teratur
S: 36,5 C
N : 82 x/menit Irama
teratur
TD :120/80 mmHg
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO SDKI SLKI SIKI
1 Gangguan Setelah dilakukan tinakan 1. indentifikasi adanya nyeri
mobilitas fisik keperawatan gangguan mobilitas dan keluhan fisik lainnya
fisik selama kurun waktu 1X20 2. libatkan keluara untuk
menit diharapkan masalah membantu pasien dalam
berkurang dengan kritera hasil : meningkatkan pergerakan
1.nyeri 3. fasilitasi alat mobilisasi
2. rentan gerak ROM dengan alat bantu
3. gerakan terbatas 4. anjurkan mobilisasi
4. kecemasan seerhna yang harus
ilakukan ( mis: duduk di
indikator Sa st tempat tidur, duduk isisi
1.nyeri 2 5 tempat tidur, pinah dari
2. rentan gerak 3 5 tempat tidur ke kursi)
ROM 5. ajarkan tehnik Distraksi
3. gerakan terbatas 4 5 saat melakukan aktiftas
4.kecemasan 6. ajarkan tehnik relaksasi
3 5 saat melakukan aktifitas

2. Nyeri akut Setelah dilakukan tinakan 1. menejement lokasi,


keperawatan selama kurun waktu karakteristik , durasi ,
1X20 menit diharapkan masalah frekuensi kualitas, sekala
nyeri akut berkurang dengan nyeri
kritera hasil 2. identifikasi respon nyeri
nonverbal
3. control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
4. ajarkan tehnik non
farmakologi
indikator Sa st 5. kolaborasi pemberian
1. keluhan nyeri 2 5 analgetik
2. meringis 6. tentukan titik akupuntur
3. kesulitan tiur 3 5 7. lakukan akupuntur
4.melaporkan 4 5 sesuai indikasi
nyeri terkontrol 3 5
5.kemampuan
menggunakan 1 5
tehnik non
farmakologi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

NO DX KEP IMPLEMENTASI EVALUASI


1. Gangguan 1. mengientifikasi adanya nyeri dan S: pasien mengatakan masih
mobilitas keluhan fisik lainnya : pasien sulit untuk berjalan
fisik mengatakan nyeri pada area punggung O: : keaaan umum cukup
dan kaki Kekuatan otot :
2. melibatkan keluara untuk membantu ekstremitas atas 5/5
pasien dalam meningkatkan pergerakan Ekstermitas bawah 4/4
naik ke atas bed Gaya berjalan pelan seperti
3. menganjurkan menggunakan alat bantu menahan sakit
mobilisasi dengan alat bantu A: masalah gangguan mobilitas
4. menganjurkan mobilisasi seerhna yang fisik belum teratasi
harus dilakukandi rumah : susuk di
tempat tiur, duduk isisi tempat tiur, Indicator Sa st sc
pinah dari tempat tisur ke kursi 1.nyeri 2 5 3
5. mengajarkan tehnik distraksi saat 2. rentan gerak 3 5 3
melakukan aktiftas ROM
6. mengajarkan tehnik relaksasi saat 3. gerakan 4 5 4
melakukan aktifitas : nafas dalam terbatas
4.kecemasan 3 5 3

P: hentikan intervensi
Anjurkan keluarga untuk
memfasilitasi pasien untuk
berjalan
2 Nyeri akut 1. mengkaji nyeri dengan PQRST : nyeri S: pasien mengatakan nyeri
pada area punggung menjalar ke perut berkurang setelah di berikan
bagian atas, menjalar ke paha dan terapi
bagian kaki
2. mengidentifikasi respon nyeri O: : tampak rileks, nyeri tekan
nonverbal : tampak meringis di punggung berkurang
3. menganjurkan istirahat I rumah dalam Skala 4
keaaan sepi dan tiak berisik A: masalah nyeri akut teratasi
4. mengajarkan tehnik non farmakologi sebagian
rileksasi nafas dalam saat merasakan indikator Sa st sc
sakit. 1.keluhan nyeri 2 5 4
5. melakukan kolaborasi pemberian 2. meringis
analgetik 3. kesulitan tidr 3 5 4
6. menentukan titik akupuntur di titik 4. melaporkan 4 5 4
area punggung Meridian BL nyeri terkontrol 3 5 3
28,30,32,36 Meridian TO 13,57 5. kemampuan
7. melakukan akupuntur menggunakan menggunakan 1 5 3
jarum ukuran 1 cun, pada 12 tikik di tehnik non
punggung. farmakologi

P: intervensi di hentikan.
Klien di anjurkan untuk
menghindari makanan yang
mengandung kimia.seperti, mie
instan,sarden,kornet
Anjurkan klien untuk makan
buah dan sayur seperti
pisang,bayam dll.

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai