Anda di halaman 1dari 22

Dosen Pengajar : Sri Anggarini, S.Si.M.

Sc

MAKALAH
”POLISAKARIDA”

Oleh:

NAMA : WALIA DWI KURNIA


NIM : P201901047
KELAS : T2 KEPERWATAN

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MANDALA WALUYA KENDARI
2019/2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..........................................................................................................


B. Rumusan Masalah .....................................................................................................
C. Tujuan .......................................................................................................................
D. Manfaat Penulisan .....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Polisakarida ............................................................................................


B. Jenis-Jenis Polisakarida ............................................................................................
C. Sifat-Sifat Polisakarida .............................................................................................
D. Pencernaan Polisakarida ...........................................................................................
E. Karakter Bahan Pangan Polisakarida .......................................................................
F. Struktur polisakarida ................................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat limpahan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah penulis yang

berjudul : “Polisakarida “ dengan baik dan lancar.

Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan sebagai

sumber informasi maupun referensi dalam kajian-kajian. Penulis juga berharap semoga ini dapat

menambah wawasan para teman-teman mahasiswa sekalian.

Akhirnya penulis memohon maaf apabila ada kajian dan penyajian yang kurang baik

dalam tulisan ini dan untuk itu penulis membuka diri untuk menerima saran dan kritik

konstruktif bagi perbaikan makalah ini.


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Polisakarida juga dikenal sebagai poliosa karbohidrat majemuk yang mempunyai
susunan kompleks dengan berat molekul. Makromolekul ini merupakan polimer
monosakarida atau polimer turunan-turunan monosakarida. Apabila monomer
polisakarida hanya terdiri atas satu jenis monosakrida atau turunan monosakarida,
polisakarida ini disebut heterepolisakarida.
Diantara banyak polisakarida yang terdapat di alam, ada yang struktur kimianya
mengandung nitrogen, tetapi ada juga yang struktur kimianya tidak mengandung
nitrogen. Berdasarkan monosakarida penyusunya, polisakarida yang tidak mengandung
nitrogen dapat dibedakan atas pentosan dan heksosan. Polisakarisa yang mengandung
nitrogen sering disebut polisakarida campuran sebab umumnya termaksud
heteropolisakarida. Pada umumnya, polisakarida ini mempunyai monomer amino heksosa
atau turunan dari amino hektosa.
Pada organisme hidup, polisakarida berperan sebagai bahan makanan, terutama
sebagai bahan makanan pembetuk energy. Polisakarida yang berfunhsi sebagai bahan
makanan disebut polisakarida nutrisi. Misalnya amilum dan glikogen. Polisakarida ada
yang berperan sebagai pelindung sel-sel organisme atau sebagai bahan kerangka
penunjang jaringan tubuh. Polisakarida ini disebut polisakarida arsitektural. Misalnya
selulosa, pectin dan kitin. Selain itu, ada pula polisakarida yang mempunyai fungsi
khusus, misalnya asam kondroitin sulfat, heparin dan asam hialuruat. Amilum dan
selulosa juga mempunyai pemakaian yang luas dalam indrustri. Terutama sebagai bahan
baku pembuatan senyawa lain.
Polisakarida dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu homopolisakarida dan
heterosakarida. Homonosakarida adalah polisakarida yang tersusun dari suatu jenis
monosakarida. Homopolisakarida terbanyak di alam adalah pati, glikogen, selulosa dan
kitin, sedangkan heteroposakarida adalah polisakarida yang terdiri dari dua atau lebih
monosakrida. Heteropolosakarida terdiri dari dua jenis, yaitu glikosaminoglikan dan
merein (Roswien 2006).
Polisakarida telah digunakan sebagai pengental, flokulan, dan minyak pelumas.
Beberapa polisakarida dari alga menunjukkan potensi untuk dijadikan anti kanke.
Porphyridium cruentum merupakan salah satu penghasilan polisakarida ekstraseluler
yang dihasilkan terdiri dari D-xylose, D-glucose, D-galactose, L-galactose, 3-0-
methylxylose, 3-0-metygalactose, dan D-glucuronic acid (Percival dan Foyle 1979).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian polisakarida dan perbedaan dengan sakarida yang lain ?
2. Apa jenis-jenis dari polisakarida ?
3. Apa saja sifat-sifat polisakarida ?
4. Bagaimana pencernaan polisakarida ?
5. Apa karakter bahan pangan polisakarida ?
6. Apa saja struktur dari polisakarida ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari polisakarida dan perbedaan dengan sakarida lain
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari polisakarida
3. Untuk mengetahui apa saja sifat-sifat dari polisakarida
4. Untuk mengetahui bagaimana pencernaan polisakarida
5. Untuk mengetahui karakteristik bahan pangan polisakarida
6. Untuk mengetahui apa saja contoh dari polisakarida

D. Manfaat Penulisan
Dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada kita semua mengenai
polisakarida, selain itu kita mempunyai motivasi untuk mengonsumsi makanan yang
mengandung polisakarida karena kit sudah mengetahui fungsi dari polisakarida. Dan kita
juga bisa memilih mana makanan yang baik ataupun buruk untuk tubuh kita agar tubuh
kita bisa lebih sehat lagi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Polisakarida dan Dengan Sakarida lain


Polisakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari banyak sakaridaa sebagai
monomennya. Rumus umumnya adalah C6(H10O5)n. dan yang membedakan polisakarida
dengan sakarida lain kdalah senyawa pada polisakarida tidak berasa manis, dan tidak
dapat larut dalam air, walaupun amilum dapat membentuk sistem disperse koloid.
Sedangkan sifat monosakarida adalahmempunyai rasa manis, larut dalam air namun tidak
terhidrolisis, semua monosakarida adalah reduktor sehingga disebut juga gula pereduksi.
Dan sifat disakarida adalah memiliki rasa manis, larut dalam air, dapat terhidrolisis
menjadi dua monosakarida sejenis maupun beda jenis, termaksud gula pereduksi yaitu
laktosa dan maltoksa karena dapat mereduksi larutan benedict.
Polisakarida adalah polimer yang tersusun atas ratusan bahkan ribuan
monosakrida yang terikat melalui ikatan glikosidik (ikatan antara gula sederhana berupa
ikatan kovalen yang terbentuk melalui proses dehidrasi). Untuk membedakan
polisakarida dengan sarida lain ialah pada umumnya polisakarida mepunyai molekul
besar dan lebih kompleks daripada sakrida yang lain, molekul polisakarida terdiri atas
banyak molekul monosakarida. Beberapa contoh polisakarida misalnya pati, glikogen,
dan selulosa.
Polisakarida adalah karbohidrat, sehingga hanya tersusun hanya dari atom karbon
(C), hydrogen (H), dan oksigen (O). beberapa polisakarida kompleks dapat juga memiliki
atom tambahan misalnya nitrogen, pectin, kitin, dan lignin. Polisakarida mencakup
senyawa yang paling sering ditemukan di bumu (selulosa) dan memasok energy dan
aktivitas bagi kehidupan didalamnya.
Senyawa yang termaksuk golongan polisakarida yaitu glikogen, pati, selulosa,
kitin, amilum, detran, pectin. Seperti kita ketahui polisakarida ialah polimer karbohidrat
kompleks yang terbentuk melalui hubungan dari banyak monomer monosakarida. Yang
membedakan polisakarida dengan sakarida lain yaitu polisakarida ini sering juga dikenal
dengan nama senyawa nukan gula dikarenakan rasanya tidak manis. Polisakarida tersebut
ialah senyawa yang terdiri dari ratusan maupun bahkan ribuan satuan monosakrida per
molekulnya. Seperti pada disakrida, satuan-satuan polisakarida tersebut saling
berhubungan satu dengan yang lain secara glikosidik dan juga dapat dipecah dengan cara
hidrolisi. Polisakarida ialah polimer yang terbentuk secara alami. Polisakaeida tersebut
dianggap berasal dari aldosa ataupun ketosa dengan polimerisasi kondesasi.
Polisakarida terdiri atas banyak monosakarida, ikatam yanh ada adalah ikatan
glikosidik.ikatan glikosidik yaitu ikatan kovalen yang terbentuk oleh kondensasi gugus
hidroksil monosakarida anomerik dan gugus hidroksil monosakarida kedua akan
menyatukan kedua monosakarida tersebut menjadi glikosida dan melepaskan molekul air
H2O. atau lebih jelasnya ikatan karbohidrat dengan karbohidrat. Ikatan 1’,4-glikosidik
adalah ikatan glikosidik terjadi pada atom C-1’ dari glukosa dengan atom C-4 dari
glukosa yang lain.
Polisakarida memiliki ukuran molekul yang besar sehingga mudah sekali
ditemukan variasi-variasi didalamnya. Variasi ini sering dapat dilihat perbedaannya
melalui sifat-sifatnya. Polisakarida merupakan rantai yang panjang dari molekul-molekul
gula yang terikat bersama-sama. Di anatara polisakarida yang paling terkenal adalah
selulosa. Selulosa membentuk dinding sel tumbuhan dan para ilmuan memperkirakan
bahwa lebih dari satu ton selulosa disintesis tumbuhan setiap tubuhnya. Selain selulosa,
contoh polisakarida lainnya adalah amilum (zat pati).

B. Jenis-Jenis Polisakarida
Jenis-jenis polisakarida itu ada dan jenisnya itu ada 2, yaitu polisakarida simpanan
dan polisakarida sruktural. Polisakarida simpanan yakni polisakarida yang berfungsi
sebagai materi cadangan yang ketika dibutuhkan akan dihidrolisis untuk memenuhi
permintaan gula bagi sel. Misalnya pati, glikolgen, dan dekstran. Sedangkan polisakarida
structural yakni polisakarida yang berfungsi sebagai materi penyusun dari suatu sel atau
keseluruhan organisme. Misalnya selulosa dan pati.
1. Polisakarida Simpanan
a. Pati
Pati adalah polisakarida simpanan dalam tmbuhan. Monomer-monomer
glukosa penyusunya dihubungkan dengan ikatan α.1-4. Bentuk pati yang
paling sederhana adalah amilosa yang hanya memiliki rantai lurus. Sedangkan
pati yang lebih kompleks adalah amilopektin yang merupakan polimer
bercabang dengan ikatan α 1-6 pada titik percabangan.
Bahan pati biasanya digunakan dalam bentuk tepung murni atau dalam
bahan mentah, misalnya pati cassava, kentang, jagung, dan sorgun.
Penggunaan bahan tersebut dalam proses fermentasi untuk menghasilkan
senyawa etanol, aseton, butanol.
Secara definisi, pati adalah senyawa karbonhidrat cadangan yang terdapat
pada sel tanaman dan mempunyai karakterisasi bentuk granula yang spesifik.
Granula pasti akan mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme yang
cukup lambat dan sukap larut dalam air. Perlakuan dengan penambahan air
mendidih, gramula pati mengalami pembengkakkan dan akan terbentuk proses
yang disebut reaksi gelatinous sebagai akibatnya granula tersebut akan menjadi
lembek. Proses terjadinya reaksi gelatin pada beberapa macam granula pati
berbeda-besda tergantung dengan tingginya temperature yang digunakan.
Misalnya, pada pati kentang diperlukan temperatur 650 C, sedangkan untuk pati
jangung sebesar 750 C, pati sagu sebesar 850 C, terigu dan pati beras sebesar
800 C.
Pada proses fermentasi untuk memproduksi senyawa etanol,
pembentukkan reaksi gelatin pada pati dilakukan denga penambahan asam atau
dengan proses hidrolisi secara ezimatik sehingga akan akan dihasilkan senyawa
maltose dan dekrin yang relative mudah diasimilasi. Tepung cassava dan
jangung dapat dilakukan reaksi sakarifikasi dengan perlakuan temperature atau
dengan penambahan kapang. Dengan perlakuan tersebu diharapkan dapat
diunakan sebagai seumber karbon pada proses fermentasi.
Proses praperlakuan untuk melakukan reaksi sakarifikasi telah telah
dilakukan secara industry, misalnya dalam poses fermentasi yang
memproduksi.
1. Enzim B-mannase, a-amilase dengan menggnakan Bacillus subtilis;
2. Senyawa polimer pullulan dari aureobasidium pullulan;
3. Senyawa protein dengan menggunakan Cadida utilis
4. Ribonuklease dari Bacallus subtilis;
5. Pembuatan ragi untuk roti;
6. Inositol dan guanosin dari Bacillus subtilisdan Bacillus megaterium; dan
7. Senyawa antibiotic.
b. Glikogen
Glikogen adalah polisakarida simpanan dalam tubuh hewan. Struktur
glikogen mirip dengan amilopetekin, namun memiliki lebih banyak
percabangan. Manusia dan verbrata lainnya menyimpan glikogen pada sel hati
dan sel otot. Glikogen dalam sel akan dihidrolisis bila terjadi peningkatan
permintaan gula dalam tubuh. Hanya saja, energy yang dihasilkan tidak
seberapa tidak dapat diandalkan sebagai sumber energy dalam jangka lama.
c. Dekstran
Dekstran adalah polisakarida pada bakteri dan khamir yang terdiri atas
poli-D-hlukosa rantai α 1-6, yang memiliki cabang α 1-3 dan beberapa
memiliki cabang α 1-2 atau α 1-4 plak. Di permukaan gigi yang disebabkan
oleh bakteri diketahui kayak akan dekstran. Dekstran juga telah di produksi
secara kimia menghasilkan dekstran sintesis.
Secara definisi yang dimaksud dekstrin adalah bahan kering sebagai hasil
proses hidrolisis amilum oleh enzim amylase. Senyawa dekstrin telah berhasil
diproduksi secara industry dan dapat diperoleh secara komersial.

Tabel 6.3 komposisi Dekstrin secara Komersial

komposisi MD 05 MD 25 MD 40 MD 50 MD 63
Air (%) 5 5 5 5 5
Abu (%) 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
Protein (%) 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15
pH larutan 4,8-5,2 4,8-5,2 4,8-5,2 4,8-5,2 4,8-5,2
Nilai DE* 18,2 28-31 38-41 45-48 60-64
Komposisi gula :
Glukosa 2-3 8-11 3 5 30-32
Maltose 6-8 8-10 37 50 94-36
Polisakarida 92-89 84-79 60 45 36-32
DE = nilai ekivalen dekstrosa

2. Polisakarida Struktural
a. Selulosa
Selulosa adalah komponen utama penyusun dinding sel tumbuhan.
Selulosa adalah paling berlimpah di bumi yaitu, diproduksi hamper 100 miliyar
pertahun. Ikatan glikosidik selulosa berbeda dengan pati yaitu monomen selulos
seluruhnya terdapat dalam konfigurasi beta.selulosa juga berupa zat padat amorf
berwarna putih yang berlarut dalam air dan pelarut organic umum, selulosa
mempunyai 3 radical hidroksil bebas dari tiap satuan glikosa yang menjadi
penyusunnya. Oleh karena itu, selulosa dapat membentuk ester. Struktur kimia
selulosa berupa rantai yang tidak bercabang dan tersusun atas satuan-satuan beta-
D-glukopiranosa dengan ikatan glikosida 1,4.
Senyawa selulosa dapat dijumpai di alam dalam bentuk senyawa Kristal
yang terdapat pada sel tanaman. Selulosa terdapat pada sel tanaman terikat
dengan hemiselulosa dan lignin dengan rasio sebesar 4:3:3. Berdasarkan
senyawa kimia, selulosa tersusun atas polimer glukosa denga ikatan β(1-4)
glikosidik. Sementara itu, hemiselulosa adalah senyawa organic yang tersusun
atas heteropolimer senyawa pentose (xilosa dan arbinosa), senyawa hektosa
(mannose), serta beberapa senyawa asam glukonat. Kemudian, lignin adalah
senyawa polimer dengan berat atom tinggi dari derivate phenol. Selulosa Kristal
tahan terhadap reaksi hidrolisis. Hal ini karena selulosa terlindungi oleh senyawa
lignin. Sementara itu, hemiselulosa dapat di hidrolisis menjadi senyawa
monosakarida dengan perlakuan asam, basa, atau enzim.
Sumber yang kaya akan selulosa adalah bahan limbah pertanian.conohnya
adalah limbah jerami padi, jerami jagung, tongkol jagung, dan bagar. Semua
bahan tersebut sering dikenal sebagai bahan berserat. Selain itu, telah banyak
dilakukan suatu upaya pemanfaatan bahan berserat dengn menggunakan jasa
mikroorganisme untuk diproduksi menjadi protein pakan, etanol, dan produk-
produk lain.
Persoalan yang cukup sukar untuk di atasi adalah proses pemisahan ikatan
lignin dengan selulosa. Oleh karena itu, telah dilakukan upaya pemisahan ikata
tersebut, antara lain perlakuan secara mekanik yang kemudian diikui dengan
perlakuan pemanasan pada tekanan tinggi.
b. Kitin
Kitin merupakan zat padatberbentuk amorf berwarna putih dan sangat tahan
terhadap pengaruh bakteri dan juga tahan terhadap pengaruh pelarut-pelarut
organic yang umum. Kitin larut dalam asam nitra pekat, asam klorida pekat, dan
asam sulfat pekat. Kitin menggunakan karbohidrat penyusun
eksoskeletonartropoda (serangga, laba-laba, krustase). Kitin terdiri atas
monomen glukosa dengan cabang yang mengandung nitrogen. Kitin murni
mengerupai kulit, namunakan mengeras ketika dilapisi dengan kalsium karbonat
kitin juga ditemukan pada dinding sel cendawan. Kitin telah digunakan untuk
membuat benang operasi yang kuat dan flesibel dan akan terurai setelah luka
atau sangatan sembuh.
c. Pectin
Pectin adalah salah satu kelompok polisakarida komplks yang mengandung
ikatan 1,4 residu asam α-D-Galaktosllunorik pectin ada disebagian besar dinding
sel primer dan dibagian non kayu tanaman terrestrial. Pectin banyak
dimanfaatkan pada industry pangan sebagai bahan perekat dan stabilizer (agar
tiak membentuk edapan).

C. Sifat-Sifat Polisakarida
Sifat-sifat dari senyawa dan senyawa polisakarida yaitu :
1. Berbentuk serbuk, tidak larut dalam air, tidak berasa.
2. Tidak dapat bereaksi dengan pereaksi fheling dan tollens
3. Dapat dihirolisis menghasilkan molekul glukosa.

D. Pencernaan Polisakarida
Tubuh tidak dapat langsung mencerna polisakarida karena polisakarida merupakan
kategori makanan yang mempunyai molekul-molekul besar yang tidak bisa langsung
dicerna oleh tubuh. Molekul-molekul besar tersebut tidak mampu menembus membran
plasma untuk diserap dari lumen saluran pencernaan. Sehingga harus diuraikan menjadi
moleku-molekul nutrient yang lebih kecil yang dapat diserap oleh tubuh. Pada sat kita
menggkonsumsi nasi yang notabene adalah senyawa polisakarida akan tetapi senyawa
tersebut akan dihidrolisis oleh enzim yang ada di pencernaan kita contohnya enzim
amylase yang mengubah polisakarida yang menjadi satua yang lebih sederhana baik
berupa disakarida maupun monosakrida, hal ini dikarenakan tubuh kita hanya dapat
menyerap senyawa yang sederhana seperti monosakarida yaitu glokosa yang nantinya
akan diubah menjadi energy. Dalam tubuh kita menyimpan glikogen bila pada tubuh kita
kekurangan glukosa, glikogen akan diubah menjadi glukosa, glukosa akan mengalami
proses oksidasi.
Ada tiga tahap yang terpisah dari oksidari glukosa yaitu :
1. Glikolisis, terjadi pada sitoplasma sel, zat yang sperti gel yang mengisi sel dan
mengelilingi organ seluler lainnya. Selama tahap ini molekul glukosa dipecah
menjadi 2 molekul pirufat, asam organic yang dapat memasok sel dengan energy.
Kerusakan ini juga melepaskan energy, yang digunakan untuk menambah ion hospat
menjadi adinosin dispofat (ADP) untuk membuat ATP. ADP pada gilirannya,
dibentuk dengan ATP dipecah untuk melepaskan energy.
2. Siklus asam siktrat disebut siklus KREBS, molekul pirufat yang dihasilkan oleh
glikolisis akan dipindah mitokondria, organ seluler yang terlibat dalam proses
metabolism. Sesampai disana, molekus diubah menjadi asetil CoA, molekul yang
menjadi kekuatan siklus asam siktrat. Asetil CoA terdiri dari karbon dari pirifat dan
koenzim A, sebuah molekul yang membantu dalam proses biologis. Proses konfrensi
menghasilkan satu NADH. Siklus ini juga menghasilkan dua ATP, dan melepaskan
energy lainnya sebagai panas.
3. Sistem transportasi electron, dimana sekelompok protein membantu mengubah
energy elekton ditangkap oleh NADH dan FHDH2 menjadi ATP.

Selulosa sangat prnting untuk tubuh dalam proses pencernaan,sedangkan manusia


tidak memiliki enzim untuk mencerna selulosa karena selulosa merupakan penyusun
dinding sel tanaman.Selulosa merupakan pembentuk struktur dinding sel
tumbuhan.Selulosa bersifat tidak dapat di cerna oleh manusia sehingga tidak dapat
menghasilkan energi,walaupun selulosa sifatnya keras dan kaku,namun selulosa dapat di
rombak menjadi zat yang lebih sederhana melalui proses selulolisis,selulolisis adalah
proses memecah selulosa menjadi polisakarida yang lebih kecil yang disebut dengan
sellodekstrin atau sepenuhnya menjadi unit glukosa.Sehingga selulosa berfungsi sebagai
sumber serat yang membantu memperlancar defakasi.Fungsi selulosa bagi manusia
sebagai serat banyak sekali keuntungannya,antara lain memperlancar buang air besar,dan
dapat menghindar dari berbagai penyakit seperti haemorrhoid
(ambeyen),divertikulosis,kanker pada usus besar.

E. Karakteristik Bahan Pangan Polisakarida


Karakteristik bahan pangan yang mengandung polisakarida seperti pada pati/amilum
karena pati merupakan karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air,berwujud bubuk
putih,tawar dan tidak berbau yang mempunyai rumus molekul (C6H10O5)n.Kandungan
pati tersusun dari dua macam karbohidra,amilosa dan amilopektin,dalam komposisi yang
berbeda-beda.Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin
menyebabkan sifat lengket.Dalam industri,pati digunakan sebagai bahan untuk
memekatkan makanan cairseperti sup dan bisa juga sebagai komponen perekat,campuran
kertas dan tekstil,dan pada industri kosmetika.

F. Struktur Dari Polisakarida


1. Struktur Pati
2. Struktur Glikogen
3. Struktur Dekstran
4. Struktur Selulosa
5. Struktur kitin
6. Struktur Pektin
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Polisakarida adalah polimer yang tersusun dari ratudan hingga ribuan satuan
monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik. Polisakarida adalah
karbohidrat, sehingga tersusun hanya dari atom karbon (C), hydrogen (H), dan oksigen
(O). contoh polisakarida adalah pati, glikogen, agarosa, dan selulosa. Beberapa
polisakarida kompleks dapat juga memiliki atom tambahan misalnya nitrogen,seperti
pectin, kitin, dan lignin. Polisakarida mencakup senyawa yang paling sering ditemukan
dibumi (selulosa) dan memasok energy dan ktivitas bagi kehidupan di dalamnya.
Polisakarida dapat dibagi dua kelompok, yaitu kelompok homosakrida dan
heterpolisakarida. Homopolisakarida adalah polisakarida yang tesusun dari satu jenis
monosakrida. Homosakarida terbanyak di alam adalah pati, glikogen, selulosa dan kitin,
sedangkan heteropolisakarida terdiri dari dua jenis, yaitu glikosaminoglikan dan murein
(Roswiem 2006). Polisakarida telah digunakan sebagai pengental, flokulan, dan minyak
pelumas. Beberapa polisakarida dari alga menunjukkan potensi untuk dijadikan
antikanker. Porphyridium cruentum merupakansalah satu penghasil polisakarida
ekstraseluler dalam jumlah besar. Polisakarida ekstraseluler yang dihasilkan terdiri dari
D-xylose, D-glucose, D-galactose, L-galactose, 3-0 methylxylose, 3-o-metylgalactose,
dan D-glucuronic acid (Percival dan foyle 1979).
Polisakarida dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar secara fuungsional,
yaitu polisakarida simpanan dan polisakarida structural.polisakarida simpanan berfungsi
sebagai materi cadangan yang ketika dibutuhkan akan dihidrolisis unuk memenuhi
permintaan gula bagi sel. Misalnya pati, glikogen, dan dekstran. Sedangkan polisakarida
structural berfungsi sebagai materi penyusundari suatusel atau keseluruhan organisme.
Misalnya selulosa dan kitin.
B. Saran
Demikianlah makalah yang saya susun tentang polisakarida yang memiliki
berbagai macam klasifikasi. Bila ada kekurangan dalam makalah ini mohon memberikan
kritik atau masukan saran yang membangun. Dan semoga para pembaca bisa melakukan
hidup sehat supaya saat lansia tidak terkena penyakit hipetermia. Bila ada salah penulisan
atau kata mohon dimaafkan. Sekian dan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Nelson DL, Cox MM. 2004.Lehninger Principals of Biochemistry Fourth Edition.
New York:W.H. Publisher hlm 249
Campbell, NA (2002).biologi (edisi ke-Edisi ke-5, jilid 1, diterjemahkan oleh R.
Lestari dkk). Jakarta : Erlangga. Hlm. 65-70. ISBN 9796884682, 9789796884681 periksa
nilai : invalid characher
Wiranto, Dwi. Polisakarida. Diakses pada tanggal 3 Maret 2015 pukul 20.40 WIB.
Bachruddin Zaenal. Teknologi Fermentasi pada indudtri perternakan. 2004. Gadjah
Mada University Press.. Hlm 80-83.
Fessenden dan Fesseden. 1997. Polisakarida. Jakarta : Binarupa Aksara.
Lehninger, Albert L. 1982. Senyawa polisakarida. Jakarta : Erlangga
Poedjiadi Anna. 2006. Dasar-Dasar Polisakarida. Jakarta : UI –Press.

Anda mungkin juga menyukai