2008-1-00438-Tias Bab 1 PDF
2008-1-00438-Tias Bab 1 PDF
PENDAHULUAN
Dunia industri di Indonesia saat ini sarat dengan persaingan yang menuju ke
arah persaingan global yang dikarenakan oleh perkembangan pasar dunia yang
dikenal dengan sebutan AFTA (ASEAN Free Trade Area) pada tahun 2008
mendatang, yang memacu munculnya pemain- pemain baru dalam dunia industri,
menuntut setiap pelaku bisnis atau perusahaan- perusahaan untuk terus melakukan
perbaikan yang berkesinambungan agar terus bertahan dan menjadi yang terbaik.
Tantangan lain yang dihadapi oleh dunia industri adalah tuntutan pelanggan
(customer), dimana setiap perusahaan akan melakukan apa saja untuk mencapai
terhadap suatu produk dan kemudian akan berpengaruh pada kesetiaan pelanggan
pembuat, sebaliknya kualitas adalah karakteristik suatu produk dan jasa yang
yang cacat atau defect. Dengan berkurangnya jumlah produk cacat, maka
oleh para pelaku bisnis yang berdinamika dalam dunia industri. Salah satu metode
PT Dankos Farma mempunyai policy TPM yang berbunyi “PT Dankos Farma
(Business Operation) dari PT Kalbe Fama Tbk yang bergerak di bidang farmasi.
Produk- produk yang dihasilkan oleh Dankos termasuk dalam kategori produk
obat di mana kualitas sangat penting bagi konsumen atau pengguna akhir selain
bagi perusahaan.
untuk mendukung visi dan misinya dimana mottonya adalah “Mutu untuk
kesehatan dan Hidup yang lebih baik”. Dengan demikian peningkatan kualitas
yang mulai berkembang di Indonesia ini, PT. Dankos Farma selalu berpegang
dalam berbagai faktor baik produksi, sistem informasi, perkantoran maupun hal-
hal teknis lainnya. Berbagai perbaikan telah dilakukan untuk menaikkan nilai
informasi, mengurangi jam kerja, mengurangi tenaga kerja dan lain-lain dengan
dalam hal prediksi lamanya proses suatu produksi. Hal ini akan berhubungan
dalam hal pemenuhan target (Order Fullfilment) yang dikeluarkan oleh bagian
bulannya.
Selanjutnya target akan dirubah sesuai dengan kemampuan produksi. Pada saat
ini proses produksi sulit untuk diprediksi, dikarenakan waktu proses yang tidak
stabil dan cenderung berubah-ubah dalam rentang waktu yang lebar. Sehingga
terkadang target yang diberikan oleh PPIC sering tidak terpenuhi dikarenakan
waktu yang diperlukan kurang atau target yang diberikan terlalu mudah
dipenuhi sehingga proses produksi menjadi tidak efektif dan efisien. Oleh
ini dengan tanpa mengurangi kualitas dari produk itu sendiri. Karena
dipisahkan.
Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa proses produksi sulit sekali
diprediksi, khususnya pada proses injeksi kering yang sulit dilakukan dalam hal
5
penentuan target produksi. Dari pengalaman dan hasil pengukuran yang telah
didata, rentang variasi waktu proses produksi terlalu lebar sehingga hal ini akan
menyulitkan bagian PPIC untuk penentuan target itu sendiri. Salah satunya yang
akan diangkat dalam hal ini adalah pada langkah proses produksi injeksi kering
di bagian produksi.
Dalam proses injesi kering terdapat banyak faktor yang mempengaruhi akan
dalam hal ini sterilitas dan kejernihan vial diperlukan man and machine yang
memenuhi kreteria CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik). Terdapat tiga
langkah proses produksi di dalam memproses injeksi kering antara lain proses
pencucian vial, proses sterilisasi kering vial dan proses pengisian serbuk injeksi
kering ke dalam vial, tiap proses yang berlangsung memiliki kondisi yang
berbeda dan pada akhirnya vial yang keluar harus dalam kondisi steril itu adalah
syarat mutlak di dalam produksi injeksi kering. Selama ini proses produksi yang
berlangsung dirasa masih kurang optimal dalam artian masih jauh dari target
yang telah direncanakan, untuk mengetahui apa yang terjadi selama proses
mengetahui faktor- faktor apa saja ynag menghambat proses produksi dengan
demikian diharapkan dapat merubah sistem yang ada diganti sistem yang baru
kualitas dari proses dan produk itu sendiri, yang pada akhirnya akan
permasalahan yang ada pada bagian produksi terutama line injeksi kering
2. Tahapan apa saja yang merupakan bottle neck pada proses produksi injeksi
Di sini penulis ingin melakukan analisa dan penelitian secara TPM pada
bagian produksi injeksi kering mulai dari proses pencucian vial, proses
7
sterilisasi kering vial dan proses pengisian serbuk injeksi kering ke dalam vial,
produk dari mesin pencucian vial, mesin sterilisasi kering vial dan
Berikut ini adalah beberapa tujuan yang dapat diperoleh dari penelitian yang
dilakukan dalam hal peningkatan produktivitas dengan metode TPM antara lain:
8
Losses yang terjadi dan Actual Yield dari masing- masing mesin.
deffect product tiap batchnya maka dapat dicarikan solusi yang paling
Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain :
2. Dengan adanya perhitungan Time Losses dan Rate off Quality Product pada
produksi.
9
5. Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan menjadi bahan penelitian bagi
PT. Dankos Farma yang awalnya bernama PT. Dankos Laboratories Tbk.
didirikan pada tanggal 25 Maret 1974 di Pulomas, Jakarta Timur yaitu sebuah
perusahaan farmasi dan merupakan induk dari beberapa anak perusahaan yang
pada tahun 1978 dengan lahan seluas 500 m2. Setelah beroperasi selama empat
Industri Pulogadung dengan luas lahan 12.800 m2 dan luas bangunan 3925 m2.
Pada tahun 1986 Dankos mendapatkan lisesnsi produk dari Fujisawa (Jepang)
dan Daiichi (Jepang). Produk- produk yang dihasilkan oleh Dankos saat ini
adalah :
• Cream : Trimadan
• Granule : X-ion
• Cream : Oxyzone
pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Pada tahun 1990 Dankos mulai
melakukan eksport obat bebas (OTC) ke sepuluh negara (Asia dan Afrika).
Pada tahun yang sama PT. Dankos memperoleh 100% saham PT Bintang
Toejoe.
pada tahun 1993 untuk perluasan dan peningkatan produksi. Pada tahun yang
sama Dankos memperoleh seluruh asset PT.Hexpharm Jaya. Pada tahun 1995
letaknya bersebelahan dengan luas lahan 5.898 m2 dan luas bangunan 3.868
produk yang dihasilkan, hal uni dibuktikan dengan menjadi Industri Farmasi
Indonesia yang pertama kali memperoleh sertifikat ISO 9001 pada tahun
Rajin), DCC (Dankos Customer Care) di seluruh bagian. Selain itu Dankos
capsule.
Pada bulan Juli 2004 Dankos memperoleh sertifikat ISO 14001 mengenai
lingkungan kerja.
memproduksi obat- obatan (obat resep dan obat bebas), serta memiliki
pemasaran di dalam dan luar negeri. Perseroan di tahun 2000 ini telah
menguasai 6,59 % pasar farmasi Indonesia yang terdiri dari 13,36 % pasar
obat bebas dan 2,12 % pasar obat resep, melalui perusahaan ini sendiri dan
1. PT. Bintang Toedjoe, dimana produk yang dihasilkan antara lain Extra
Pada tahun 2005 PT. Dankos Laboratories Tbk melakukan merger dengan
2 perusahaan besar yaitu PT. Kalbe Farma Tbk dan PT. Enseval Tbk. PT.
Dankos Laboratories Tbk berganti nama menjadi PT. Buana Inti Cermelang.
Pada tanggal 1 January 2007, Perusahaan ini berganti nama lagi menjadi PT.
Dankos Farma yang merupakan Bisnis Operasional dari PT. Kalbe Farma
Tbk. Dengan merger ini perusahaan Kalbe Farma yang menjadi induk pasca
Tenggara.
Kebijakan Mutu Perusahaan ini adalah " Kami, manajemen dan segenap
untuk mencapai mutu dengan Aktif dan terus menerus memahami kebutuhan
konsumen serta Niat yang kuat untuk menghasilkan produk dengan Kualitas
yang Optimal melalui penerapan Sistem CPOB (Cara Pembuatan Obat yang
Untuk melengkapi CPOB dan ISO 9001 yang telah diperoleh, pada bulan
Obat yang Baik) dan ISO 9001. Di samping itu sejak tahun 2000 juga telah
Rawat dan Rajin) dan pelatihan, sehingga akhirnya dapat menjadi budaya
Perseroan. Hal ini sesuai dengan visi Perseroan yang senantiasa menjadi
Disamping itu juga sejalan dengan misi Perseroan yaitu sebagai sebuah grup
kesejahteraan masyarakat.
Hari kerja di PT. Dankos Farma adalah Senin – Jumat dengan pembagian
• Karyawan Kantor
pada waktu hari Sabtu dan Minggu secara overtime sesuai dengan permintaan
Produk yang dihasilkan oleh PT. Dankos farma dibagi berdasarkan kategori
pemasaran. Yaitu produk obat bebas (Over The Counter) : Mixagrip, Fatigon,
Fatigon Spirit, Fatigon Viro, Mixadin, Minigrip, Extra Joss, Komix, OSK, Irex,
dikembangkan.
Cephalosporin dan Non Beta Laktam. Fungsi gedung terpisah ini sesuai
Untuk mendalaimi pabrik untuk obat- obatan golongan Beta Laktam dapat
dibuat terpisah sama sekali dari obat- obat lain karena kalau tidak
terhadap penicillin.
• Penimbangan
Bahan obat dari gudang bahan baku ditimbang sesuai formula dan
• Granulasi
mencapai kadar air tertentu dalam fluid belt dryer, lalu diayak lagi.
diayak.
• Lubrikasi
• Pencetakan
• Penyetripan (Stripping)
20
dilakukan penyetripan.
• Pengemasan
Strip- strip diberi catch cover dengan mesin dan di kemas dalam
jadi.
Penimbangan
Granulasi
Lubrikasi
Pencetakan
Penyetripan
Pengemasan
• Penyalutan
21
• Polishing
• Penyetripan/ Stripping
• Pengemasan
Penyalutan
Polishing
Penyetripan
Pengemasan
• Penimbangan
ditetapkan.
22
• Pencampuran
sampai homogen.
• Penyetripan
• Pengemasan
Strip- strip dikemas dalam individual box, lalu diberi kartu kontrol
Penimbangan
Pencampuran
Pengisian &
Penutupan
Penyetripan
Pengemasan
23
• Penimbangan
ditetapkan.
• Pencampuran
sampai homogen.
• Pengisian
ke dalam botol.
• Pengmasan
Botol yang telah berisi sirup kering di pasang etiket dan dimasukkan
Penyalutan
Polishing
Penyetripan
Pengemasan
• Pengisian
Vial yang telah bersih dan steril diisi serbuk steril dengan
• Pemeriksaan Visual
Vial yang telah bwerisi serbuk diperiksa secara visual untuk melihat
• Pengemasan
25
Sterilisasi
Pengisian
Pemeriksaan Visual
Pengemasan