Anda di halaman 1dari 7

Evaluasi Tingkat Kebisingan di PT PLN (Persero) Unit PLTD/G

Teluk Lembu

Hesti Mulyani1), Aryo Sasmita2), Shinta Elystia3)


1)
Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan, 2,3)Dosen Teknik Lingkungan
Program Studi Teknik Lingkungan S1, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru, Panam,
Pekanbaru 28293
Email: hestimulyani87@gmail.com

ABSTRACT
PT PLN (Persero) Unit PLTD/G Teluk Lembu in its operational activities
potentially able to evoke noise from generator machines. The employees that are
frequently exposed to the noise can affect the employees’ health and comfort. The
purpose of this research is to determine the noise’s intensity from the generator
machines, the length of exposure time, and the mapping of noise spread pattern.
The noise measurement method is based on KepMenLH No 48 Tahun 1996, and
the device that is used is Sound Level Meter (SLM). The measurement of sound
pressure level (Leq) took place for 1 day. Based on the data processing result
from 13 measurement spots, there are 9 spots that exceed the quality standards
based on KepmenLH No. 48 Tahun 1996. The highest loudness level is 104,17 dB
where this spot located very close from the noise source, and the lowest loudness
level is on 74,41 dB where the distance is quite far from the noise source. The
planned noise control attempt is by using noise barrier (naturally or artificially),
isolate the machines, machine care, the administration management, and the
human resource management.
Keyword: Loudness, noise, PLTD/G

PENDAHULUAN atau waktu kumulatif paparan yang


berlebihan (Fithri, 2015).
Kebisingan merupakan salah Gangguan pendengaran dan
satu faktor bahaya fisik yang sering keseimbangan akibat kerja belum
dijumpai di lingkungan kerja. mendapat perhatian penuh, padahal
Kebisingan tidak dapat dipisahkan gangguan ini menempati urutan
dari perkembangan industrilisasi pertama dalam daftar penyakit akibat
karena hampir semua proses kerja di Amerika dan Eropa dengan
produksi di industri akan proporsi 35%, di Indonesia berkisar
menimbulkan kebisingan. antara 30 – 50%. Akibat daritingkat
Kebisingan merupakan faktor kebisingan diatas NAB memberikan
lingkungan fisik yang berpengaruh efek merugikan pada tenaga kerja,
pada kesehatan kerja dan merupakan terutama akanmempengaruhi indera
salah satu faktor yang dapat pendengaran yaitu resiko mengalami
menyebabkan beban tambahan bagi penurunan daya pendengaran
tenaga kerja. Risiko kerusakan yangterjadi secara perlahan-lahan
pendengaran (Damage Risk on dan waktu cukup lama dan tanpa
Hearing) pada karyawan dapat disadari oleh tenaga kerja tersebut
disebabkan oleh paparan bising (Busyairi, 2014).
karena tingkat bising yang tinggi

Jom F TEKNIK Vol.3 No.2 Oktober 2016 1


PT. PLN (PERSERO) Riau penulis tertarik untuk melakukan
Sektor Pembangkitan Pekanbaru unit penelitian mengenai evaluasi tingkat
PLTD/G Teluk Lembu merupakan kebisingan dan pemetaan kebisingan
salah satu pensuplai energi listrik di area PT. PLN (Persero) Sektor
Sumatera. PT. PLN (PERSERO) Pembangkitan Pekanbaru Unit
Riau Sektor Pembangkitan PLTD/G Teluk Lembu.
Pekanbaru unit PLTD/G Teluk
Lembu memakai sistem suplai listrik METODOLOGI
tenaga diesel dan gas. PT. PLN
(PERSERO) Riau Sektor 1. Metode Pengumpulan Data
Pembangkitan Pekanbaru unit A. Data Primer
PLTD/G Teluk Lembu memiliki satu Data yang diperlukan untuk
unit PLTD 1 x 6,3 MW dan PLTG perencanaan ini adalah :
unit 1,2 dan 3 yang masing-masing a. Tingkat kebisingan
mempunyai kapasitas 21.6 b. Koordinat pengukuran
MW.PLTD/G ini menyalurkan daya c. Temperatur udara
ke sistem interkoneksi Sumatera d. Kelembapan udara
bagian tengah meliputi Sumbar dan e. Arah dan kecepatan angin
Riau (Al Khausar, 2015). B. Data Sekunder
Berdasarkan data pengukuran Data yang diperlukan untuk
kebisinganPT. PLN (PERSERO) perencanaan ini adalah :
Riau Sektor Pembangkitan a. Peta lokasi area Teluk Lembu
Pekanbaru unit PLTD/G Teluk b. Data kebisingan perusahaan
Lembu Mei 2015menyebutkan
tingkat kebisingan di area PLTD/G 2. Pengolahan Data
dan perumahan masyarakat melebihi Dari hasil pengolahan data akan
nilai ambang batas. Hasil diperoleh tingkat tekanan suara
pengukuran kebisingan sebagai ekivalen (Leq), tingkat tekanan suara
berikut: depan unit PLTD/G Teluk ekivalen pada siang hari (LS), tingkat
Lembu (pos satpam) 81,2 dB, tekanan suara ekivalen pada malam
loading area pada bagian PLTD 82,1 hari (LM), dan tingkat tekanan suara
dB, loading area genset PLTG 83,7 ekivalen selama siang dan malam
dB, dan di perumahan masyarakat hari (LSM). Tahap-tahap pengolahan
59,9 dB. Hal ini merupakan sumber data adalah:
kebisingan utama karena lokasi a. Perhitungan Leq
mesin dalam ruang tertutup dan  Jika data terdistribusi normal
terbuka (PT. PLN (Persero) L10  L 90 2
Pembangkitan Pekanbaru, 2015). L eq  L 50  dB
60
Berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan, terdapat keluhan  Jika data tidak terdistribusi
dari tenaga kerja tentang tingginya normal
intensitas kebisingan yang dihasilkan
1
L eq  10 log    n i 

 10 0,1 Li  dB
N 
dari alat atau mesin yang digunakan. b. Perhitungan Ls
Hal tersebut berdampak pada tenaga
kerja, salah satunya yaitu terjadi L S  10 log
1
16
   
T1  10 0,1L1  ......  T4  10 0,1L4 dB

perubahan nilai ambang dengar


pekerja khususnya yang berada di c. Perhitungan Lm
ruang operator. Oleh karena itu,

Jom F TEKNIK Vol.3 No.2 Oktober 2016 2


L M  10 log
1
8
   
T5  10 0,1L5  ......  T7  10 0,1L7 dB 80,7 80,3 79,9 80 80,2 80,1
80,2 79,8 80,1 79,8 80,1 80,9
81,2 80,3 81 82,3 80,8 80,1
80,8 80 80,8 81,6 80,3 79,9
d. Perhitungan Lsm Tingkat kebisingan maksimum
LSM = 10 Log ( 16. 10 + 8. 10 ) adalah
0,1xLs 86,3 dB dan tingkat
0,1(Lm+5)

dB kebisingan minimum adalah 79,2 dB.


Ti = selang waktu pengukuran pada Berdasarkan nilai minimal dan
masing-masing Li. maksimum yang dilihat pada tabel,
maka ditentukan nilai r (range max-
HASIL DAN PEMBAHASAN min), k (jumlah kelas) dan i (interval
kelas) untuk menentukan distribusi
1. Perhitungan Leq, LS, LM, LSM frekuensi.
Data kebisingan dibaca setiap 5  r = max – min
detik selama 10 menit = 86,3 – 79,2
berdasarkan waktu yang telah = 7,1
ditentukan sehingga data yang
 k = 1 + 3,3 log n
dihasilkan sebanyak 120 data
untuk satu titik pengukuran. = 1 + 3,3 log 120
Pengukuran kebisingan = 7,86
dilakukan berdasarkan Kepmen-  i =
LH No. 48 tahun 1996 dan SNI
= 7,1 / 7,86
7231-2009. Pengukuran
kebisingan menggunakan alat = 0,9
sound level meter (SLM). Data distribusi frekuensi dibuat
Tingkat kebisingan yang berdasarkan hasil perhitungan di
dihasilkan berada pada rentang atas. Kemudian ditentukan distribusi
73,58 dB -102,30 dB. Untuk frekuensi berdasarkan interval bising,
lebih jelasnya, berikut contoh nilai tengah, dan frekuensi dari
perhitungan tingkat kebisingan interval bising tersebut.
(L1) pada titik satu pada Tabel Tabel 2. Distribusi frekuensi
1: Interval Nilai
Frekuensi
Tabel 1. Data Kebisingan Titik Satu Jam Bising Tengah
06.00 WIB 79,2 - 80,1 79,7 58
79,5 79,7 79,9 80 80,3 80,1 80,2 - 81,1 80,7 54
79,8 80,5 80,6 79,9 79,7 80,2 81,2 - 82,1 81,7 5
80,6 80,5 81 79,9 80,1 79,6 82,2 - 83,1 82,7 2
80,1 80,3 79,9 79,8 80 79,9 83,2 - 84,1 83,7 0
79,8 79,7 79,5 79,8 79,7 79,6 84,2 - 85,1 84,7 0
80 80,2 80,5 80,3 80,6 80,5 85,2 - 86,1 85,7 0
81,1 80 86,3 79,8 80,1 80 86,2 - 87,1 86,7 1
80,6 80,5 80,4 80 79,7 79,6
80,3 80,6 79,7 80 80,6 80
79,5 79,9 80,7 80,2 79,7 80,7 = 10.log [1/120 x (58.100,1.79,7) + (54.100,1.80,7)
79,7 79,5 79,2 80,3 79,8 79,5
+ (5.100,1.81,7) + (2.100,1.82,7) + (0.100,1.83,7)
81 80,3 80,4 79,9 80,3 80
79,9 80,2 80,7 80,2 79,8 80,7 + (0.100,1.84,7) + (0.100,1.85,7) + (1.100,1.86,7)]
80,4 80,3 80,6 80,4 79,8 82,3 = 10.log [1/120 x (5350914277) + (6271822515) +
80,9 81 81,3 81,9 82,1 80,3
(731088587,2) + (368154400,3) + (0) + (0) + (0) +
79,8 80,1 80,8 80,4 80,5 80,7
Jom F TEKNIK Vol.3 No.2 Oktober 2016 3
(462381021,4) = 10 log 198905891,9
= 10.log [1/120 x 1,32.1010]
= 82,99 dB
= 10.log [110000000]
L M  10 log
1
8
   
T5  10 0,1L5  ......  T7  10 0,1L7 dB
= 80,41 dB
Berdasarkan perhitungan diatas, = 10 log [(2x100,1x83,47) + (3x100,1x79,82) +
diketahui nilai Leq untuk L1 pada
titik satu adalah sebesar 80,41 dB. (3x100,1x81,81)]
Menggunakan rumus Leq yang sama
= 10 log [(444661978,1) + (287820189,5)
juga digunakan dalam menentukan
nilai bising tiap jam dan tiap titik + (455115110,2)]
lainnya. Sehingga diperoleh hasil
kebisingan tiap jam pada titik satu = 10 log (1187597278)
sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil perhitungan Leq titik satu = 10 log 148449659,7
selama 24 jam
Waktu Pengukuran Leq (dB) = 81,72 dB
(Jam)
06.00 80,41
LSM = 10 Log ( 16. 10 0,1xLs + 8. 10
09.00 76,16 0,1(Lm+5)
14.00 87,96 ) dB
17.00 81,99
22.00 83,47 = 10 log [(16x100,1x82,99) + (8x100,1(81,72+5))]
00.00 79,82
03.00 81,81 = 10 log [(3185077342) + (3759152869)]
Setelah didapatkan hasil perhitungan
LTM10 setiap titik dan jamnya, maka = 10 log (6944230211)
dilakukan perhitungan berikutnya
untuk mendapatkan nilai LS (waktu = 10 log 289342925,5
pengukuran selama siang hari atau = 84,61 dB
selama 16 jam) dan LM(waktu
pengukuran selama malam hari atau Dengan menggunakan rumus
selama 8 jam). LSM maka didapatkan nilai LSM titik

1  T1  10 1  .....
L S  10 log 
0,1L
 satu selama satu hari sebesar 84,61
 dB dB. Hal yang sama juga dilakukan

16  T4  10 0,1L4   pada titik dan jam pengukuran data
lainnya sehingga didapatkan nilai
10 log [(3x100,1x80,41) + LSM selama siang dan malam hari.
Berdasarkan hasil pengukuran dan
=
(5x100,1x76,16) + (3x100,1x87,96) perhitungan data kebisingan terhadap
aktifitas kerja selama 24 jam, maka
+ (5x100,1x81,99)] didapatkan data rata-rata tingkat
10 log [(309828421,7) + kebisingan di PT PLN (Persero) Unit
PLTD/G Teluk Lembu selama satu
= (206523751) + (1875518078) hari yang dapat dilihat pada Tabel 4.
+ (790624019,6)]

= 10 log (3182494270)

Jom F TEKNIK Vol.3 No.2 Oktober 2016 4


mengurangi jangkauan
Tabel 4. Tingkat Kebisingan PT PLN penyebaran kebisingan
(Persero) Unit PLTD/G Teluk yang berasal dari tempat
Lembu kerja menuju ke
Titk Tingkat Keteranga lingkungan di sekitar
Pengukura Kebisinga n tempat kerja.
n n (dB)  Penghalang kebisingan
Dibawah buatan. Jenis bangunan
Titik 1 84,61
NAB penghalang atau peredam
Dibawah
Titik 2 74,41 bising berupa dinding
NAB
Diatas (pagar tembok) dengan
Titik 3 87,45 dimensi dan bahan
NAB
Diatas tertentu yang secara
Titik 4 89,45 maksimal dapat
NAB
Diatas mereduksi kebisingan
Titik 5 88,81
NAB dan dengan struktur
Diatas tertentu dianggap cukup
Titik 6 95,65
NAB tahan, aman dan
Diatas harmonis dengan
Titik 7 86,81
NAB Iingkungan sekitarnya.
Diatas
Titik 8 90,69
NAB  Pengendalian kebisingan
Dibawah pada sumber suara
Titik 9 80,60 dilakukan dengan
NAB
Dibawah menutup mesin atau
Titik 10 84,09
NAB mengisolasi mesin
Titik 11 103,18
Diatas sehingga terpisah dengan
NAB pekerja. Teknik ini dapat
Diatas dilakukan dengan
Titik 12 89,24
NAB mendesain mesin
Diatas memakai remote control.
Titik 13 104,17
NAB
Selain itu dapat
Terdapat empat titik yang berada dilakukan redesain
dibawah Nilai Ambang Batas (NAB) landasan mesin dengan
yang telah ditetapkan oleh bahan anti getaran.
pemerintah berdasarkan Kepmenaker  Pengendalian kebisingan
No. 51 Tahun 1999 dimana nilai pada bagian transmisi
ambang batas yang telah ditetapkan kebisingan adalah
yaitu 85 dB. dengan memberi
pembatas atau sekat
2. Upaya Pengendalian antara mesin dan pekerja.
a. Engineering control
 Melakukan perawatan
 Penghalang kebisingan mesin secara berkala.
alami. Pepohonan di
b. Pengendalian administrasi
sekitar tempat kerja
 Pemasangan noise
dapat digolongkan
Warning Sign, yaitu
sebagai salah satu jenis
merupakan pemasangan
penghalang kebisingan
tanda yang menyatakan
alami yang dapat
bahwa suatu area
Jom F TEKNIK Vol.3 No.2 Oktober 2016 5
merupakan area dengan pelindung pendengaran
potensi bahaya terdiri dari beberapa
kebisingan (memiliki jenis, yaitu ear plug, ear
tingkat kebisingan di atas muff, dan helmet.
85 dB) dan juga  Pengendalian kebisingan
merupakan larangan pada pekerja dapat
untuk tidak memasuki dilakukan dengan
area tersebut tanpa alat melakukan training K3
pelindung pendengaran. atau pelatihan K3.
 Rotasi pekerja KESIMPULAN
(menejemen waktu kerja)
dimaksudkan agar Pengukuran intensitas kebisingan
seorang pekerja tidak diketahui bahwa rata-rata intensitas
terus-menerus bekerja di kebisingan pada 4 lokasi yaitu pos
dekat sumber bising. keamanan, halaman depan kantor,
Rotasi kerja dapat control room dan akses jalan ke
dilakukan dengan mesin sewa secara umum memenuhi
membuat shift kerja NAB yaitu < 85 dB, sedangkan pada
ataupun dengan mutasi area PLTMG berada diatas NAB
pekerja dari yang yaitu > 85 dB atau berkisar pada 86,
sebelumnya bekerja di 81 dB – 104,7 dB dimana pada lokasi
sekitar sumber bising ke ini terdapat mesin-mesin bertekanan
daerah yang tidak tinggi seperti compressor, radiator,
memiliki sumber bising. dan pompa yang merupakan sumber
 Melakukan pemeriksaan kebisingan.
audiometri (fungsi
pendengaran) untuk DAFTAR PUSTAKA
mendeteksi secara dini
dampak negatif Al Khausar, Muhammad. (2015).
kebisingan terhadap SOP (Standart Operational
kesehatan tenaga kerja Procedure) pengoperasian
secara berkala. pada PLTG di PT. PLN
 Menetapkan peraturan (Persero) Unit PLTD/G Teluk
tentang sanksi (tindakan Lembu.Laporan, Pekanbaru.
indisipliner) bagi pekerja Busyairi, Muhammad. (2014).
yang melanggar Pengaruh Kebisingan
ketetapan perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga
berkaitan dengan Diesel Terhadap Keluhan
masalah pengendalian Gangguan Pendengaran
bahaya kebisingan. Karyawan (Studi Kasus : PT.
c. Pengendalian pada penerima PLN (Persero) Wilayah
 Penggunaan alat Kaltim Sektor Mahakam
pelindung pendengaran PLTD X
bertujuan untuk Samarinda).Prosiding
mengurangi tingkat Seminar Nasional IENACO,
desiBell yang diterima ISSN 2337-4349, Hal 12–21,
oleh reseptor (dalam hal Samarinda.
ini pekerja). Alat Fithri, Prima. (2015). Analisis

Jom F TEKNIK Vol.3 No.2 Oktober 2016 6


Intensitas Kebisingan Mutu Tingkat Kebisingan.
Lingkungan Kerja pada Area PT. PLN (Persero) Pembangkitan
Utilities Unit PLTD dan Pekanbaru. (2015).
Boiler di PT.Pertamina RU II Laboratory Analysis Report.
Dumai. Jurnal Vol.12 No. 2, Laporan, Pekanbaru.
Teknik Industri, Fakultas Standar Nasional Indonesia 7231-
Teknik, Universitas Andalas, 2009. (2009).Metoda
Padang. Pengukuran Intensitas
Keputusan Menteri Negara Kebisingan di Tempat Kerja.
Lingkungan Hidup Nomor 48 Indonesia.
Tahun 1996 Tentang Baku

Jom F TEKNIK Vol.3 No.2 Oktober 2016 7

Anda mungkin juga menyukai