Laporan Asuhan Keperawatan Komunitas
Laporan Asuhan Keperawatan Komunitas
1
PENGESAHAN
Subagyo Ratono
Pembimbing Akademik
2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah pencurah kasih sayang tiada batas kepada yang dikehendaki-Nya.
Allah telah mencurahkan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Gambaran Kondisi Kesehatan Masyarakat di Dusun Werdi Tengah Desa
Werdi 2 RT 09-11, RW 05 dan RT 12-14, RW 06 Kecamatan Wonokerto Kabupaten
Pekalongan. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
sebagai pemberi syafaat dan pembawa kabar gembira.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang bersangkutan dalam
menyelesaikan penulisan makalah ini. Makalah ini penulis ajukan untuk memenuhi tugas yang
ditetapkan oleh dosen Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas Pekalongan. Penulis telah
berusaha sangat maksimal untuk memberikan yang terbaik, tetapi tidak menutup kemungkinan
untuk menerima kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Dalam usaha menyelesaikan penulisan makalah ini tentu telah melibatkan banyak pihak
secara langsung maupun tidak langsung dalam memberikan konstitusi yang positif demi
terwujudnya sebuah karya yang baik. Semoga semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini mendapatkan sebaik-baik pahala dari Allah. Dengan segala keterbatasan yang
dimiliki, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan tambahan wawasan bagi
pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya sehingga diharapkan dapat dijadikan
pedoman dan dapat dijadikan referensi.
Penulis
3
DAFTAR ISI
Table of Contents
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................................2
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................4
LAMPIRAN....................................................................................................................................
B. Tujuan.....................................................................................................................................7
C. Waktu......................................................................................................................................8
D. Tempat Praktik.......................................................................................................................8
E. Strategi Pelaksanaan...............................................................................................................8
BAB II...........................................................................................................................................10
KAJIAN PUSTAKA.....................................................................................................................10
BAB III.........................................................................................................................................12
ASUHAN KEPERAWATAN......................................................................................................12
A. Pengkajian Data....................................................................................................................12
B. ANALISI DATA..................................................................................................................18
BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................................................18
BAB V PENUTUP.......................................................................................................................18
A. KESIMPULAN....................................................................................................................18
B. SARAN.................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................18
4
Lampiran 1
Prioritas Masalah
5
mencemari udara ini paling banyak berupa asap-asap yang di dalamnya
mengandung banyak sekali penyakit dan juga hal merugikan lainnya.
2. obat bebas menurut permenkes RI nomor 949/Menkes/ Per/VI/2000 obat bebas
merupakan obat yang ditandai dengan linkaran berwarna hijau dengan tepi lingkaran
berwarna hitam. Obat bebas umumnya berupa suplemen vitamin dan mineral, obat
gosok, beberapa analgetik-antipiretik, dan beberapa antasida obat golongan ini dapat
dibeli bebas di apotik, toko obat, dan warung
Akibat mengkonsumsi obat bebas :
1. gangguan fungsi hati
2. gangguan ginjal
3. anafilatik
4.penyakit semakin parah
5. kebal obat
6. dosis yang tidak tepat
7. kecanduan
a. Definisi
6
b. Penyebab
1. Perubahan psikososial yang terjadi pada lansia erat kaitannya dengan perubahan
fisik, lingkungan tempat tinggal dan hubungan sosial dengan masyarakat (Miller,
2002 dalam Stanley & Beare, 2007). Seperti menurunya aktifitas lansia tidak mau
pergi ke posbindu.
2. Sebagian besar lansia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor.
Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian,
perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi
makin lambat. Sementara fungsi psikomotorik (konatif) meliputi hal-hal yang
berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi,
yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan.
3. Kurang Pendekatan keluarga terhadap lansia yang harus dilakukan dalam
melaksanakan program kesehatan adalah pendekatan kepada keluarga dan
Pendekatan ini lebih memprioritaskan upaya menjaga dan memelihara kesehatan
lansia.
4. Aktifitasnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain atau keluarga, usia potensial
adalah adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan sendiri
apapun keinginannya tidak bisa di paksakan.
5. Keluarga yang sibuk sama pekerjaannya sehingga waktu untuk lansia tidak ada
untuk mengantar ke posbindu.
6. Lansia yang aktivitasnya menurun sehingga tidak mau ke posbindu lanjut usia
yang masih mampu melakukan pekerjaan sendiri apapun keinginannya tidak bisa
di paksakan.
c. Beberapa akibat lansia tidak mengikuti Pospindu
7
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala bidang salah
satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi yang dilakukan di bidang
kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, maka terjadi peningkatan usia
harapan hidup warga Indonesia dan ini memberikan dampak tersendiri dalam upaya peningkatan
derajat/status kesehatan penduduk.
9
Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Pekalongan Angkatan 2015 melaksanakan Praktik
Klinik Keperawatan Komunitas di Dusun Werdi Tengah RT 9-11 RW 05, dan RT 12-14 di RW
06 Desa Werdi, Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan dengan menggunakan 3
pendekatan, yaitu pendekatan keluarga, kelompok dan masyarakat, serta secara aktif dalam
upaya peningkatan status kesehatannya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan komunitas yang telah diperoleh
pada tahap akademik secara nyata dalam memberikan Asuhan Keperawatan Komunitas
Dusun Werdi Tengah RW 05 RT 9-11 dan RW 06 RT 12-14, Desa Werdi kelurahan
Werdi Tengah, Desa Werdi, Kecamatan Wonokerto, Kabupatn Pekalongan.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengumpulan data hasil pengkajian pada masyarakat di Dusun Werdi
Tengah RW 05 RT 9-11 dan RW 06 RT 12-14, Desa Werdi kelurahan Werdi Tengah,
Desa Werdi, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan
b. Melakukan anilasa data hasil pengkajian pada masyarakat di Dusun Werdi Tengah
RW 05 RT 9-11 dan RW 06 RT 12-14, Desa Werdi kelurahan Werdi Tengah, Desa
Werdi, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan
c. Menentukan diagnosa keperawatan hasil pengkajian pada masyarakat di Dusun Werdi
Tengah RW 05 RT 9-11 dan RW 06 RT 12-14, Desa Werdi kelurahan Werdi Tengah,
Desa Werdi, Kecamatan Wonokerto, Kabupatn Pekalongan
d. Menginformasikan tentang prioritas masalah yang ada di Dusun Werdi Tengah RW
05 RT 9-11 dan RW 06 RT 12-14, Desa Werdi kelurahan Werdi Tengah, Desa
Werdi, Kecamatan Wonokerto, Kabupatn Pekalongan
10
e. Menginformasikan perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di Dusun Werdi
Tengah RW 05 RT 9-11 dan RW 06 RT 12-14, Desa Werdi kelurahan Werdi Tengah,
Desa Werdi, Kecamatan Wonokerto, Kabupatn Pekalongan
f. Menginformasikan pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di Dusun Werdi
Tengah RW 05 RT 9-11 dan RW 06 RT 12-14, Desa Werdi kelurahan Werdi Tengah,
Desa Werdi, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan.
C. Waktu
Pelaksanaan Praktik Keperawatan Komunitas di Dusun Werdi Tengah RW 05 RT 9-11
dan RW 06 RT 12-14, Desa Werdi kelurahan Werdi Tengah, Desa Werdi, Kecamatan
Wonokerto, Kabupatn Pekalongan, dimulai pada tanggal 13 November 2017 – 2 Desember
2017.
D. Tempat Praktik
Praktik Keperawatan Komunitas di tempatkan didusun Werdi Tengah, Desa Werdi, Kec
Wonokerto, Kab Pekalongan yang bertempat di RT 09-11 RW 05 dan RT 12-14 di RW 06.
E. Strategi Pelaksanaan
Dalam penelitian ini menggunakan metode pelaksanaan Cross-sectional. Cross-sectional
adalah penelitian yang dilakukan pada satu waktu dan satu kali, tidak ada follow up, untuk
mencari hubungan antara variabel independen ( faktor resiko) dengan variabel dependen
(efek).
11
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat sebagai
klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu :
Individu, keluarga, kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam melakukan
upaya peningkatan, perlindungan, dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat
menggunakan alternatif model perorganisasian masyarakat yaitu : perencanaan sosial,
aksi sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan kesehatan
masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba mendekatkan pengorganisasian
masyarakat dengan model perkembangan masyarakat (Community development,2007).
3) Kerja sama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerjasama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan
kesetaraan, keterbukaan yang saling menguntungkan atau memberikan manfaat.
Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri
terhadap segala kegiatan yang memiliki konstribusi pada peningkatan kesehatan dan
kesejahteraan (Elisabeth,2007).
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat
digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal ini
memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian
masing-masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan
(Elisabeth,2007).
4) Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses
pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformasi kepada
masyaraka. Antara lain : adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan
kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth,2007)
Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada masyarakat
agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat tidak
terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi
masyarakat (Elisabeth,2007).
12
Metode pengumpulan data di Desa Werdi RW 05 dan RW 06 menggunakan :
1. Wawancara
Masyarakat
Tokoh masyarakat
Kader
Aparat kelurahan / desa
2. Observasi
Norma
Nilai
Keyakinan
Struktur kekuatan
Proses penyelesaian masalah
Dinamika kelompok masyarakat
Pola komunikasi
Situasi/ kondisi lingkungan wilayah
3. Kuisioner
(Lihat Lampiran )
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Gambaran
Gambaran berasal dari kata dasar gambar. Gambaran adalah sebuah homonim
karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda.
Gambaran memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga gambaran dapat
menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang
dibendakan.
B. Pengertian Komunitas
Komunitas (Community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai ( valuase), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus
dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga,
misalnya didalam kesehatan dikenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui,
kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa
binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat
petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya,
(Alimul, 2009).
C. Pengertian Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta
aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan
masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam
melakukan upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan
rehabilitatif sehingga di harapkan masyarakat mampu mengenal mengambil keputusan
dalam memelihara kesehatannya ( Mubarak,2009 ).
Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu sebagai klien yang
menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas terdidi dari individu dan
masyarakat. Berdasarkan pada model pendekatan totalitas individu dari Neuman
( Irnanda,2013 ) untuk melihat masalah pasien model komunitas sebagaai klien di
14
kembangkan untuk menggambarkan batasan keperawatan kesehatan masyarakat sebagai
sinttesis kesehatan masyarakat dan keperawatan. Model tersebut telah di ganti namanya
menjadi model komunitas sebbagai mitra, untuk menekankan filosofi pelayanan
kesehatan primer yang menjadi landasannya.
D. Kondisi Kesehatan
Menurut WHO (1947), sehat dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna
baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan. Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat
meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994):
1) Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2) Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
3) Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
Desa sehat adalah suatu upaya untuk menyehatkan kondisi pedesaan yang bersih,
nyaman, aman dan sehat untuk dihuni warganya dengan mengoptimalkan potensi
masyarakat , melalui pemberdayaan kelompok kerja masyarakat , difasilitasi oleh sektor
terkait dan sinkron dengan perencanaan wilayah.
Kebijakan Dan Instrumen Fasilitasi Koordinasi Pedoman Pembangunan
Perdesaan Sehat (PeraturanMenteri PDT No 1tahun 2013) adalah Kebijakan Serta
Instrumen Fasilitasi Koordinasi Pelaksanaan Percepatan Pembangunan Kesehatan
Nasional di Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca Konflik melalui pendekatan
Pembangunan Berwawasan Kesehatan Berbasis Perdesaan. Dengan Fokus intervensi
pada 5 determinan faktor kualitas kesehatan, Ketersediaan dan Berfungsinya :
a) Dokter Puskesmas
b) Bidan Desa
c) Air Bersih,
15
d) Sanitasi
e) Gizi.
E. Penyakit yang Sering Muncul di Komunitas
1) Alergi Kulit (radang kulit)
Gejala : kulit timbul bercak-bercak merah dan terasa gatal
Penyebab : kosmetik, detergen, sabun mandi, perhiasan imitasi, kain yang kasar,
pakaian pelembab dan makanan tertentu
2) Amandel
Pembengkakan pada kelenjar limfe yang berada di dinding belakang tenggorokan
Gejala : sakit pada daerah tenggorokan pada waktu menelan makanan, demam,
menggigil, bengkak, dan timbul bengkak dan bercak merah pada kedua belah sisi di
belakang tenggorokan
3) Anemia
Gejala : kulit, bibir, lidah, kuku dan kelopak dalam mata pucat, mudah lelah, lesu,
pusing, mudah pingsan, sesak nafas terutama setelah berolahraga dan denyut jantung
cepat
Penyebab: kurang zat besi dan vitamin B12, kehilangan darah sewaktu melahirkan
dan faktor keturunan
4) Asam Urat
Merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan
berulang dari arkritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal
monosodium urat yang terkumpul didalam sendi sebagai akibat tingginya kadar asam
urat didalam darah (hiperurikemia)
Gejala : nyeri sendi secara mendadak, biasanya di malam hari kemerahan, bengkok
pada sendi yang terkena asam urat
Penyebab : kadar asam urat dalam darah yang meningkat menyebabkan penumpukan
kristal asam urat didalam sendi
5) Asma
Merupakan gangguan kesehatan yang muncul akibat terjadinya penyempitan
saluran nafas karena hiperaktifitas terhadap rangsangan tertentu yang menyebabkan
16
peradangan. Penyempitan ini bersifat sementara.
Gejala : mengi (bunyi saat nafas), pilek/bersin-bersin, batuk disertai rasa gatal di
tenggorokan, sesak nafas, berkeringat dan denyut nadi meningkat.
Penyebab: radang di tenggorokan akibat debu, bahan makanan yang menimbulkan
iritasi seperti pedas, asam, manis, asin, dingin, bergetah dan panas, udara kotor, bulu
dan kotoran dari hewan peliharaan (kucing, anjing, unggas, dll.)
6) Batuk
Reaksi otomatis tubuh dalam melindungi paru-paru akibat adanya benda asing selain
udara yang masuk.
Gejala : tenggorokan sakit terasa gatal. Adanya dahak di saluran pernafasan
Penyebab : penyempitan saluran pernafasan, produksi dahak yang berlebihan
disaluran tenggorokan karena infeksi atau masuknya benda asing seperti debu, asap
atau cairan makanan secara tidak sengaja.
7) Diare
Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air besar lebih dari
3 kali sehari
Gejala : frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari, kotoran encer dan banyak
air, sakit atau kejang perut disertai demam
Penyebab : alergi pada makanan, keracunan makanan atau minuman, infeksi pada
usus, rasa cemas atau stress berlebihan.
8) Maag/Asam Lambung Tinggi/ Perut Sering Kembung
Dispensia (maag) adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau
dada, yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa sakit atau
rasa terbakar di perut.
Gejala : rasa mual, melilit, keluar cairan asam, berat badan menurun
Penyebab : merokok, minum alkohol, stress, sering menunda makan pada saat jam
makan, kurang makan sayur dan buah serta kurang minum air putih.
17
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN DATA
Tipe rumah didesa werdi yang permanen sebanyak , semi permanen , tidak permanen.
2). Pendidikan: status pendidikan di desa werdi kebanyakan masih tingkat SD dan SMP
namun dalam hasil pngkajian ada juga yang SMA, SMK dan Perguruan Tinggi.
3). Keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat tinggal: kondisi keamanan dan
keselamatan di RW 05 dan RW 05 masih dalam lingkup aman, karena kondisi
perumahan yang berdekatan menimbulkan interaksi sosial terjaga.
4). Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan: pelayanan kesehatan di Desa
werdi khususnya puskesmas dianggap belum memadahi dan kurang dalam pelayanan
kesehatanya, sehingga masyarakat lebih memilih untuk pergi ke dokter, bidan desa dan
ada juga yang mengonsumsi obat secara bebas.
5). Pelayanan kesehatan yang tersedia di Desa Werdi untuk melakukan deteksi dini gangguan
atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi yaitu puskesmas.
18
7). Ekonomi: tingkat ekonomidi masyarakat masih dibawah UMR, kebanyakan penghasilan
yang didapat perbulan kurang dari 1 juta, sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan
dalam meningkatkan kesehatan seperti kebutuhan nutrisi dan fasilitas kesehatan.
8). Rekreasi: di desa werdi terdapat sarana rekreasi namun kebanyakan masyrakat tidak
memanfaatkan sarana tersebut. Karena masyarakat lebih memilih melakukan aktivitas
dirumah bersama keluarga saat waktu luang.
B. ANALISIS DATA
Setelah pengkajian proses pengumpulan data kami menggunakan SPSS 20 yang di
prosentasikan dalam bentuk diagram seperti yang dicantumkan dibawah ini :
Do :
-87,3% masyarakat membakar sampah di
pekarangan rumahnya
-8,8% sampah ditimbun
-2,8% sampah dibuang sembarangan
-1,1% sampah dibuang ke sungai
-91,2% sampah dibiarkan terbuka
-71,8% jendela tiap rumah tidak dibuka di
siang hari
19
-52,5% pencahayaan remang-remang di
siang hari
-28,2% pencahayaan gelap di siang hari
2. Ds : resiko penurunan kurangnya
- Kepala Desa mengatakan banyak derajat kesehatan pengetahuan
warganya membeli obat bebas di warung, umum dan kesadaran
karena lebih murah dan mudah di masyarakat
jangkau.
20
LIHAT LAMPIRAN
21
Keterangan:
Skoring:
5 : Sangat tinggi A : Sesuai dengan perawat G : Sesuai dengan program
4 : Tinggi komunitas pemerintah
3 : Cukup B : Jumlah yang beresiko H : Sumber daya tempat
2 : Rendah C : Besarnya resiko I : Sumber daya waktu
1 : Sangat rendah D : Kemungkinan untuk J : Sumber daya dana
pendidikan kesehatan K : Sumber daya fasilitas
E: Minat masyarakat L : Sumber daya orang
F:Kemungkinan untuk diatasi
22
E. Pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD )
1. Susunan Acara Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD ) Di Dusun Werdi Tengah Desa
Werdi 2017
3. Tujuan MMD
Masyarakat mengenal masalah kesehatan diwilayahnya
23
a. Masyarakat bersepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan melalui pelaksanaan
desa siaga dan poskesdes.
b. Masyarakat menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah kesehatan,
melaksanakan desa siaga dan poskesdes.
4. Peserta MMD
MMD harus dihadiri oleh pemuka masyarakat desa, petugas Puskesmas, dan sektor terkait
di tingkat desa dan kecamatan (seksi-seksi pemerintahan dan pembangunan, BKKBN,
Pertanian, Agama, dan lain-lain).
5. Tempat dan waktu pelaksanaan MMD
MMD dilaksanakan di Balai Desa atau tempat pertemuan lain yang ada di desa, MMD
dilaksanakan segera setelah SMD dilaksanakan.
6. Cara pelaksanaan
a. Pembukaan dilakukan oleh Kepala Desa dengan menguraikan tujuan MMD dan
menghimbau seluruh peserta agar aktif mengemukakan pendapat dan pengalaman
sehingga membantu pemecahan masalah yang dihadapi bersama.
b. Perkenalan peserta yang dipimpin oleh kader untuk menimbulkan suasana keakraban.
c. Penyajian hasil survei oleh kader selaku tim pelaksana MMD.
d. Perumusan dan penentuan prioritas masalah kesehatan atas dasar pengenalan masalah
kesehatan dan hasil SMD dilanjutkan dengan rekomendasi teknis dari petugas kesehatan
di desa / bidan di desa.
e. Menggali dan menemu-kenali potensi yang ada di masyarakat untuk memecahkan
masalah yang dihadapi.
f. Penyusunan rencana kerja penanggulangan masalah kesehatan yang dipimpin oleh kepala
desa.
g. Penyimpulan hasil MMD berupa penegasan tentang rencana kerja oleh Kepala Desa.
h. Penutup.
24
BAB IV
PEMBAHASAN
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil survei kesehatan masyarakat Desa Werdi tanggal 22 November 2017,
diagnosa keperawatan yang muncul adalah masalah keperawatan resiko terjadi peningkatan
kasus penyakit (saluran cerna, demam berdarah, ISPA, dll) berhubungan dengan lingkungan
yang kurang sehat didapatkan melalui data subyektif yaitu masyarakat mengatakan sampah
dibiarkan tanpa ada penampungan sampah sebelumnya, sehingga dapat menjadikan sarang
25
nyamuk. Tumpukan sampah tersebut dibakar didekat rumah sehingga menimbulkan polusi
udara disekitar lingkungan rumah.
Selain itu masalah kesehatan yang lainnya adalah disebabkan oleh tidak adanya jendela
tiap kamar dan tidak dibuka jendela tiap rumah sehingga tidak adanya udara yang masuk
yang dapat menyebabkan lingkungan lembab dan menimbulkan resiko gangguan system
pernafasan.
C.
BAB V
PENUTUP
26
A. KESIMPULAN
Tahapan proses keperawatan komunitas yaitu 1) pengkajian yang terdiri dari wawancara,
observasi, kuisioner, 2) menentukan prioritas masalah 3) pelaksanaan MMD.
B. SARAN
Berdasarkan hasil pembahasan yang diperoleh maka dapat diberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Masyarakat
27
Masyarakat diharapkan mempunyai motivasi menjaga pola hidup sehat dalam kehidupan
sehari-hari. Masyarakat juga diharapkan berpartisipasi dalam meningkatkan taraf
kesehatan termasuk menjaga lingkungan
2. Bagi Pemerintah
Perlu kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat desa werdi untuk mencegah
terjadinya masalah kesehatan di masyarakat
4. Bagi Mahasiswa
Laporan asuhan keperawatan ini dapat dijadikan referensi dalam penerapanya pada proses
pendidikan.
28
DAFTAR PUSTAKA
Alfitri. 2011. Comunity Development. Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Alimul H., Aziz. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Anderson, Elizabeth T. 2007. Buku Ajar Keperawatan Komunitas: Teori Dan Praktek. Jakarta:
EGC.
Edelman dan Mandle. 1994. WHO.
Mubarak, W, I & Chayatin, N. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori.
Jakarta: Salemba Medika.
1. Rahayu. (2012). Pemberdayaan posyandu untuk menanggulangi terjadinya gizi buruk.
www.slideshere.net diakses tanggal 02 Mei 2015.
2. Handayani, Eka. 2008. Hubungan Antara Pengetahuan Lansia Tentang Posbindu Dengan Motivasi
Pada Lansia Berkunjung Ke Posbindu Di Wilayah RW 03 Kelurahan Utama Kecamatan Cimahi
Selatan. Skripsi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia. Sumber : http://Lontar.ui.ac.id.
Diakses Tanggal 3 April 2013.
3. Rahayu, Y.,P., 2012. Posbindu Lansia. Sumber :http://duniapintardancemerlang.blogspot.com.
29