Anda di halaman 1dari 27

MATA KULIAH : RESIDEN

DOSEN : Dr. RISMA HARIS. S.Si,M.Si

ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN DHF
( DENGUE HEMORAGIC FIVER)

OLEH
KELOMPOK 2

FERDERIKA AMTIRAN
AYU ADRIANI
REBECCA HEIDY MENGKOLA

RESIDEN / ASUHAN KEPERAWATAN PADA DHF Page 1


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang dapat terjadi pada anak dan
orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam
atau tanpa ruam (Soeparman, 2006). DBD disebabkan oleh Arbovirus (Arthropodborn
Virus) melalui gigitan nyamuk Aedes (Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty). Tanda dan
gejala penyakit DBD adalah : meningkatnya suhu tubuh, nyeri pada otot seluruh tubuh,
nyeri, sesak nafas, batuk, epistaksis, nafsu makan menurun, mual, muntah, petekie,
ekimosis, purpura, perdarahan gusi, hematemesis, hematuria masif, melena dan syok.
Penyebaran DBD sangat mudah dan dapat menjadi wabah di suatu lingkungan tertentu.
Demam berdarah dengue tersebar diwilayah Asia tenggara, Pasifik barat dan Karibia.
Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran diseluruh wilayah tanah air. Insiden
DBD di Indonesia antara 6 hingga 15 per 100.000 penduduk. Penularan infeksi virus dengue
terjadi melalui vector nyamuk genus Aedes. Peningkatan kasus tiap tahunnya berkaitan
dengan sanitasi lingkungan dan tempat perindukan bagi nyamuk betina yaitu di bejana yang
berisi air jernih. Penyakit demam berdarah dengue merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia yang cenderung meningkat jumlah penderita dan penyebarannya
yang sejalan dengan arus transfortasi dan kepadatan penduduk. Data dari Depkes RI tahun
2020 mencantumkan peningkatan jumlah kasus DBD, hingga pada bulan maret 2020
68.000 kasus dengan jumlah kematian mencapai 30% dan didominasi kematian pada anak
dan balita .Di Indonesia Kasus terbanyak dari 10 Propinsi adalah Bandar lampung dengan
3423 Kasus, dan 11 kasus meninggal.Peningkatan dan penyebaran kasus DBD tersebut
kemungkinan disebabkan oleh mobilitas penduduk yang tinggi, perkembangan wilayah
perkotaan, perubahan iklim, perubahan kepadatan dan distribusi penduduk serta faktor
epidemiologi lainnya yang masih memerlukan penelitian lebih lanjut (Kementerian
Kesehatan RI, 2010).

RESIDEN / ASUHAN KEPERAWATAN PADA DHF Page 2


Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kasus DBD yaitu perkembangan wilayah
perkotaan, peningkatan mobilitas, kepadatan penduduk, perubahan iklim, kurangnya peran
serta masyarakat, dan termasuk lemahnya upaya program pengendalian DBD, sehingga
upaya program pengendalian DBD perlu lebih mendapat perhatian terutama pada tingkat
Kabupaten/Kota dan Puskesmas (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Peran serta masyarakat
dalam upaya penanggulangan DBD menjadi fakor penting dalam penularan DBD. Peran
serta masyarakat dapat meningkatkan peran dan kemandirian masyarakat dalam bidang
kesehatan. Sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan derajat kesehatan masyarakat.
Penatalaksanaan DBD membutuhkan penanganan yang tepat dalam rangka mengatasi
penyebaran DBD. Asuhan keperawatan yang dilakukan tidak hanya berfokus kepada
masalah saat klien sakit dan dirawat namun juga melihat aspek lingkungan dan pola
kebiasaan di rumah seperti kebersihan lingkungan, tempat tempat yang menyebabkan
genangan air serta kebiasaan menggantungkan baju sembarangan. Asuhan keperawatan
diawali dengan cara sistematis dan berkesinambungan untuk memperoleh data dasar yang
akurat. Hasil pengkajian yang dilakukan diperlukan untuk menyelesaikan masalah
keperawatan dan kesembuhan bagi klien dengan DBD.

B. Tujuan Penulisan Laporan


a. Tujuan umum
Memberikan gambaran secara umum asuhan kepererawatan pasien dengan penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD)
b. Tujuan khusus Tujuan
khusus penulisan laporan ini adalah memberikan gambaran :
1) Mengenai konsep dasar Demam Berdarah Dengue
2) Mengenai hubungan penyakit DBD dengan masalah kesehatan di perkotaan
3) Mengenai konsep asuhan keperawatan pada klien Demam Berdarah Dengue.
4) Mengenai tinjauan kasus asuhan keperawatan pada klien Demam Berdarah Dengue.
c. Metode Penulisan
Dalam makalah ini penulis menggunakan metode penulisan deskritif melalui pendekatan
studi kepustakaan atau literatur dengan mencari sumber – sumber data dan melakukan
pengkajian dari berbagai referensi mengenai “Demam Berdarah Dengue”

RESIDEN / ASUHAN KEPERAWATAN PADA DHF Page 3


BAB II
KONSEP DASAR PENYAKIT

A. DEFINISI
Penyakit demam berdarah dengue atau yang disingkat sebagai DBD adalah suatu penyakit
yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti betina lewat air
liur gigitan saat menghisap darah manusia. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang
ditandai oleh hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga
tubuh Demam berdarah Dengue adalah Infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus
(arthropadborn Virus) dan di tularkan melalui gigitan nyamuk Aides (Aides albipices dan
Aedes Aegypti). Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita
melalui gigitan nyamuk aedes aegepty

B. ETIOLOGI
Penyebab penyakit dengue hemoragic fever (DHF) atau demam berdarah adalah
virusdengue. Virus ini tergolong dalamfamily/suku/grup flaviviridae yang dikenal ada
4serotipe, dengue 1, dengue 2, dengue 3, dengue4, yang ditularkan melalui vector nyamuk
aedesaegypti. Infeksi dengan salah satu serotype akan menimbulkan antibody seumur hidup
terhadap serotype bersangkutan. Tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotype lain.

C. MANIFESTASI KLINIK
Kasus DHF ditandai oleh manifestasi klinik, yaitu: demam tinggi dan mendadak yang dapat
mencapai 400C atau lebih dan terkadang disertai dengan kejang, demam, sakit
kepala,anoreksia, mual muntah, epigastrik, discomfort, nyeri perut kanan atas atau seluruh
bagian perut dan pendarahan, terutama pendarahan kulit, walaupun hanya berupa uji
tourniquet positif. Selain itu, pendarahan kulit dapat terwujud memar atau juga berupa
pendarahan spontan mulai dari petekie pada ektremitas, tubuh, dan muka, sampai epistaksis
dan pendarahan gusi. Sementara pendarahan gastrointestinal masih lebih jarang terjadi dan
biasanya hanya terjadi pada kasus dengan syok yang berkepanjangan atau setelah syok yang
tidak dapat teratasi. Pendarahan lain seperti pendarahan sub konjungtiva terkadang juga

RESIDEN / ASUHAN KEPERAWATAN PADA DHF Page 4


ditemukan. Pada masa konvalisen seringkali ditemukan eritema pada telapak kaki dan
hepatomegali. Hepatomegali biasanya dapat diraba pada permukaan penyakit dan
pembesaran hati ini tidak sejajar dengan beratnya penyakit. Nyeri tekan seringkali
ditemukan tanpa ikters maupun kegagalan pendarahan.

D. PATHOFISIOLOGI
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty. Pertama-tama
yang terjadi adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala,
mual, nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit
(petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembesaran
kelenjar getah bening, pembesaran hati (Hepatomegali) dan pembesaran limpa
(Splenomegali). Kemudian virus akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks
virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3
dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine
dan merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding kapiler
pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya perembesan plasma ke ruang ekstra seluler.
Perembesan plasma ke ruang ekstra seluler mengakibatkan berkurangnya volume plasma,
terjadi hipotensi, hemokonsentrasi, dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan (syok).
Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit > 20 %) menunjukkan atau menggambarkan
adanya kebocoran (perembesan) plasma sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk
patokan pemberian cairan intravena. Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi
trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan faktor
penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada
DHF. Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler dibuktikan dengan ditemukannya
cairan yang tertimbun dalam rongga serosa yaitu rongga peritoneum, pleura, dan pericard
yang pada otopsi ternyata melebihi cairan yang diberikan melalui infus. Setelah pemberian
cairan intravena, peningkatan jumlah trombosit menunjukkan kebocoran plasma telah
teratasi, sehingga pemberian cairan intravena harus dikurangi kecepatan dan jumlahnya
untuk mencegah terjadinya edema paru dan gagal jantung, sebaliknya jika tidak
mendapatkan cairan yang cukup, penderita akan mengalami kekurangan cairan yang dapat
mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami renjatan. Jika renjatan atau

RESIDEN / ASUHAN KEPERAWATAN PADA DHF Page 5


hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoksia jaringan, metabolik asidosis dan
kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik. Gangguan hemostasis pada DHF
menyangkut 3 faktor yaitu : perubahan vaskuler, trombositopenia dan gangguan koagulasi.
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala
karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, hiperemi
ditenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin muncul pada system
retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Ruam
pada DHF disebabkan karena kongesti pembuluh darah dibawah kulit. Fenomena
patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit DHF ialah meningginya permeabilitas
dinding kapiler karena pelepasan zat anafilaktosin, histamin dan serotonin serta aktivasi
system kalikreain yang berakibat ekstravasasi cairan intravaskuler. Hal ini berakibat
berkurangnya volume plasma, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi
dan renjatan. Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstravaskuler ibuktikan dengan
ditemukannya cairan dalam rongga serosa, yaitu dalam rongga peritoneum, pleura dan
perikard. Renjatan hipovolemik yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma, bila tidak
segera teratasi akan terjadi anoxia jaringan, asidosis metabolic dan kematian. Sebab lain
kematian pada DHF adalah perdarahan hebat. Perdarahan umumnya dihubungkan dengan
trombositopenia, gangguan fungsi trombosit dan kelainan fungsi trombosit. Fungsi agregasi
trombosit menurun mungkin disebabkan proses imunologis terbukti dengan terdapatnya
kompleks imun dalam peredaran darah. Kelainan system koagulasi disebabkan diantaranya
oleh kerusakan hati yang fungsinya memang tebukti terganggu oleh aktifasi system
koagulasi. Masalah terjadi tidaknya DIC pada DHF/ DSS, terutama pada pasien dengan
perdarahan hebat. Klasifikasi DHF menurut WHO, 1986 mengklasifikasikan DHF menurut
derajat penyakitnya menjadi 4 golongan, yaitu :
1. Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, Uji
tourniquet positif, trombositipenia, dan hemokonsentrasi.
2. Derajat II
Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan seperti
petekie, ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi.

RESIDEN / ASUHAN KEPERAWATAN PADA DHF Page 6


3. Derajat III Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat
(>120x/mnt ) tekanan nadi sempit ( Sistole 120 mmHg ), tekanan darah menurun,
(120/80 mmHg 120/100 mmHg 120/110 mmHg 90/70 mmHg 80/70 mmHg 80/0
mmHg 0/0 )
4. Derajat IV
Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak teatur (denyut jantung ³ 140x/mnt) anggota gerak
teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium :
a. Trombosit menurun
b. Hematokrit meningkat 20% atau lebih
c. Leukosit menurun pada hari kedua dan ketiga
d. Kadar albumin menurun dan bersifat sementara
e. Hipoproteinemia( Protein darah rendah )
f. Hiponatremia( NA rendah )
2. Pemeriksaan Radiologi
Pada foto trorax( pada DHF grade III/ IV dan sebagian besar grade II) di dapatkan efusi
pleura

F. PENATALAKSANAAN
1. Tirah baring
2. Pemberian makanan lunak
3. Minum banyak (2-2,5 liter/24 jam)
4. Pemberian cairan melalui infuse
5. Pemberian obat-obtan; antibiotic, antipiretik
6. Antikonvulsi jika terjadi kejang
7. Monitor TTV
8. Monitor adanya tanda-tanda renjatan
9. Monitor tanda-tanda pendarahan lanjut
10. Periksa HB, HT, dan trombosit setiap hari

RESIDEN / ASUHAN KEPERAWATAN PADA DHF Page 7


G. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas klien meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, suku/bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian,
diagnose medis.
b. Keluhan utama meliputi alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien DHF saat
dating ke rumah sakit
c. Riwayat kesehatan sekarang meliputi keluhan utam yang merupakan keluhan klien,
data yang dikaji yang dirasakan klien saat ini.
d. Riwayat kesehatan dahulu apakah klien pernah menderita penyakit yang diderita
sekarang.

2. PEMERIKSAAN FISIK PERSISTEM ( GORDON)


a. Persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
Menggambarkan informasi atau riwayat pasien mengenai status kesehatan dan
praktek pencegahan penyakit, keamanan/proteksi, tumbuh kembang, riwayat sakit
yang lalu, perubahan status kesehatan dalam kurun waktu tertentu.

b. Nutrisi-Metabolik
Menggambarkan informasi tentang riwayat pasien mengenai konsumsi makanan
dan cairan, tipe intake makan dan minum sehari, penggunaan suplemen, vitamin
makanan. Masalah nafsu makan, mual, rasa panas diperut, lapar dan haus
berlebihan.
c. Eliminasi
Menggambarkan informasi tentang riwayat pasien mengenai pola BAB, BAK
frekwensi karakter BAB terakhir, frekwensi BAK.
d. Aktivitas – Latihan
Meliputi informasi riwayat pasien tentang pola latihan, keseimbangan energy, tipe
dan keteraturan latihan, aktivitas yang dilakukan dirumah, atau tempat sakit.

RESIDEN / ASUHAN KEPERAWATAN PADA DHF Page 8


e. Istirahat tidur
Meliputi informasi riwayat pasien tentang frekwensi dan durasi periode istirahat
tidur, penggunaan obat tidur, kondisi lingkungan saat tidur, masalah yang dirasakan
saat tidur.
f. Kognitif- perceptual
Meliputi informasi riwayat pasien tentang fungsi sensori, kenyamanan dan nyeri,
fungsi kognitif, status pendengaran, penglihatan, masalah dengan pengecap dan
pembau, sensasi perabaan, baal, kesemutan
g. Konsep diri-persepsi diri
Meliputi riwayat pasien tentang peran dalam keluarga dan peran social, kepuasan dan
ketidakpuasan dengan peran
h. Seksual reproduksi
Meliputi informasi tentang focus pasutri terhadap kepuasan atau ketidakpuasan
dengan seks, orientasi seksual
i. Koping toleransi stress
Meliputi informasi riwayat pasien tentang metode untuk mengatasi atau koping
terhadap stress
j. Nilai kepercayaan
Meliputi informasi riwayat pasien tentang nilai, tujuan, dan kepercayaan
berhubungan dengan pilihan membuat keputusan kepercayaan spiritual

RESIDEN / ASUHAN KEPERAWATAN PADA DHF Page 9


3. PATWAY

RESIDEN / ASUHAN KEPERAWATAN PADA DHF Page 10


4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (viremia).
b. Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit.
c. Ketidakseimbangan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mencerna makanan : mual, muntah, anoreksia.
d. Resiko / aktual kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas pembuluh darah.
e. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan hipovolemia.
f. Intoleran aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum, tirah baring.
g. Resiko syok berhubungan dengan hipovolemia.
h. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif (pemasangan infus).
i. Resiko perdarahan berhubungan dengan koagulopati inheren: trombositopenia,
trauma.
j. Ansietas berhubungan dengan perubahan / ancaman pada status kesehatan, ancaman
kematian.

5. INTERVENSI
Diagnose 1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (viremia).
Kriteria evaluasi ( NOC ) :
suhu dalam batas normal, bebas dari demam
Tidak mengalami komplikasi yang berhubungan dengan keadaan penyakit
Intervensi (NIC) Rasional
Mandiri Pola demam dapat membantu dalam
 Monitor suhu pasien. diagnosis.
 Anjurkan pasien untuk banyak minum Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan
( lebih kurang 2,5 liter/24 jam ). penguapan tubuh meningkat sehingga
perlu diimbangi dengan asupan cairan
yang banyak.
 Berikan kompres hangat Dengan vasodilatasi dapat meningkatkan
penguapan yang mempercepat penurunan
suhu tubuh.
 Anjurkan untuk tidak memakai selimut Pakaian tipis membantu mengurangi
dan pakaian yang tebal. penguapan tubuh.

RESIDEN / ASUHAN KEPERAWATAN PADA DHF Page 11


Kolaborasi :
 Berikan terapi cairan intravena dan Pemberian cairan sangat penting bagi
obat-obatan sesuai program dokter. pasien dengan suhu tinggi.
 Berikan antipiretik. Digunakan untuk mengurangi demam
dengan aksi sentralnya pada hipotalamus

2. Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit.


Kriteria evaluasi ( NOC ) : Pasien akan :
Mengatakan nyeri hilang atau terkontrol.
Menunjukan relaksasi, dapat tidur atau istirahat.
Menunjukan perilaku mengurangi nyeri.
Intervensi (NIC) Rasional
Mandiri
 Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien Untuk mengetahui berapa berat nyeri yang
dialami pasien
 Berikan posisi yang nyaman, usahakan Posisi nyaman dan lingkungan tenang
situasi ruangan yang tenang mengurangi rasa nyeri.
 Berikan tindakan kenyamanan seperti Menurunkan tegangan otot, meningkatkan
perubahan posisi dan motivasi istirahat dan relaksasi, memusatkan
penggunaan tehnik relaksasi, seperti perhatian, dapat meningkatkan kontrol dan
imajinasi, visualisasi, latihan nafas kemampuan koping.
dalam
 Kolaborasi : Berikan obat-obat Analgetik dapat menekan atau mengurangi
analgetik nyeri pasien.

3. Diagnose Ketidakseimbangan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan : mual, muntah, anoreksia.
Kriteria evaluasi ( NOC ) : Pasien akan :
Mempertahankan berat badan dan keseimbangan nitrogen positif.
Menunjukkan perilaku untuk meningkatkan/ mempertahankan berat badan yang sesuai
Intervensi (NIC) Rasional
Mandiri
 Kaji keluhan mual, sakit menelan dan Untuk menetapkan cara mengatasinya.
muntah yang dialami pasien
 Berikan makanan yang mudah ditelan Membantu mengurangi kelelahan pasien
seperti bubur dan meningkatkan asupan makanan
 Berikan makanan dalam porsi kecil dan Untuk menghindari mual.
frekuensi sering.
 Catat jumlah / porsi makanan yang Untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan
dihabiskan oleh pasien setiap hari. nutrisi

RESIDEN / ASUHAN KEPERAWATAN PADA DHF Page 12


Kolaborasi : Antiemetik membantu pasien
 Berikan obat-obatan antiemetic mengurangi rasa mual dan muntah
sesuai program dokter dan meningkatkan toleransi pada
makanan.

4. Diagnosa Kek urangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan


permeabilitas pembuluh darah, perdarahan.
Kriteria evaluasi (NOC ) : Pasien akan :
Mempertahankan keseimbangan cairan dibuktikan oleh kelembapan membran mukosa,
turgor kulit baik, tanda vital stabil, dan secara individual haluaran urine adekuat, capilary
refill cepat.
Intervensi (NIC) Rasional
Mandiri Menetapkan data dasar pasien
 Kaji keadaan umum pasien untuk mengetahui penyimpangan
(lemah,pucat, takikardi) serta tanda- dari keadaan normal
tanda vital.
 Observasi tanda-tanda syok. Agar dapat segera dilakukan
tindakan untuk menangani shock.
 Anjurkan pasien untuk banyak Asupan cairan sangat diperlukan
minum. untuk menambah volume cairan
tubuh.
 Catat intake dan output cairan. Untuk mengetahui keseimbangan
cairan.
 Palpasi nadi perifer, capilary refill, kondisi yang berkontribusi dalam
temperatur kulit, kaji kesadaran, kekurangan cairan ekstraselular
tanda perdarahan yang dapat menyebabkan kolaps
pada sirkulasi/ syok.
 Monitor adanya nyeri dada tibatiba, hemokonsentrasi dan peningkatan
dispnea, sianosis, kecemasan yang platelet agregrasi dapat
meningkat, kurang istirahat. mengakibatkan pembentukan
emboli sistemik.
 Kaji kemampuan menelan klien. Kegagalan refleks menelan,
anoreksia, tidak nyaman dimulut,
perubahan tingkat kesadaran
merupakan faktor yang
mempengaruhi kemampuan klien
untuk mengganti cairan oral.
Kolaborasi : Hipotonik solution ( NaCl 0,45% )
 Berikan cairan intravena sesuai digunakan untuk memenuhi
program dokter : NaCl 0,45%, RL kebutuhan elektrolit.
Solution.
 Koloid : dextran, plasma/albumin, Koreksi defisit konsentrasi protein
Hespan. plasma, meningkatkan tekanan
osmotik intravaskular, dan

RESIDEN / ASUHAN KEPERAWATAN PADA DHF Page 13


memfasilitasi kembalinya cairan
kedalam kompartemen pembuluh
darah
 Tranfusi Whole blood / tranfusi PRC Mengindikasikan hipovolemia
yang berhubungan dengan
kehilangan darah aktif.
 Monitor nilai laboratorium : Hb, Ht, Bergantung pada kehilangan cairan
Trombosit, elektrolit, vena, ketidakseimbangan elektrolit
koagulasi. memerlukan koreksi, peningkatan
Ht, penurunan trombosit
meningkatkan resiko perdarahan

RESIDEN / ASUHAN KEPERAWATAN PADA DHF Page 14


Daftar Pustaka

1. Ester Monica, 1999. Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan dan Pengendalian Demam


Berdarah Dengue. Jakarta, EGC.
2. Herdman, T Heatrher, PhD, RN, Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2009-
2011. Jakarta : EGC
3. Mansjoer Arif, Triyanti Kaspuji, Savitri Rokimi, Wardhani Wahyu Ika, Setiawulan
Wiwiek, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jilid I. Jakarta : Media
Aesculapius.
4. Nursalam M. Nurs, Rekawati Susilaningrum, Sri Utami, 2005. Asuhan Keperawatan
Bayi dan Anak. Jakarta : Salemba Medika.
5. Pusponegoro.H.D., dkk, 2004. Standar Pelayanan Medis Kesehatan anak. Edisi I. Ikatan
Dokter Anak Indonesia.
6. Rezeki Sri H. Hadinegoro, Soegeng Soegijanto, 2004. Tatalaksana Demam Dengue
/Demam Berdarah Dengue Pada Anak. Jakarta : FKUI.
7. Surosa Thomas, Ali Imran Umar, 2004. Epidemiologi dan Penanggulangan Penyakit
Demam Berdarah Dengue. Jakarta : FKUI.
8. Sutaryo, 2004. Perkembangan Patogenesis Demam Berdarah Dengue. Jakarta : FKUI.
9. Soedarmo Sumarno Poorwo, 2004. Masalah Demam Berdarah Dengue Di Indonesia.
Jakarta : FKUI.
10. Tumbelaka Alan R, 2004. Diagnosis Demam Dengue /Demam Berdarah Dengue.
Jakarta : FKUI.
11. Tucker SM, dkk, 1998. Standar Perawatan Klien Edisi V, Volume 4. Jakarta, EGC.
12. Wartona Tarwoto, 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika

RESIDEN / ASUHAN KEPERAWATAN PADA DHF Page 15


BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Tn. I.Md
Umur : 38 tahun
Tanggal Lahir : 22 Januari 1982
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Agama : Hindu
Pendidikan : Strata 1
Alamat : Jl. Imam Bonjol no 22.
No RM : 20 – 06 - 65
Tanggal Masuk : 16 – 06 - 2020
Tanggal Pengkajian : 20 – 06 - 2020
Diagnosa Medis : DHF

2. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny. N. A
Umur : 32 Tahun
Pekerjaan : Pegawai Swasta.
Hubungan dengan Klien : Istri

3. Keluhan Utama
Panas Sejak 4 hari yang lalu

4. Riwayat Penyakit sekarang


Klien masuk IGD RS pada tanggal 19 -06 – 2020 Jam 09.30 dengan Keluhan
Panas, demam sejak 4 hari yang lalu, disertai dengan mual muntah setiap kali
makan, nyeri pada lambung, timbul bintik bintik – bintik merah pada seluruh tubuh
dan terasa gatal, klien juga mengatakan merasa pusing, sakit kepala dan nyeri pada
seluruh tubuh. Perdarahan pada Gusi jika menyikat gigi.
Sebelumnya klien telah melakukan pengobatan rawat jalan pada PKM terdekat dan di
berikan terapi oleh dokter Pemeriksa, tetapi keluhan semakin bertambah, sehingga
klien memutuskan untuk rawat inap.

RESIDEN / ASUHAN KEPERAWATAN PADA DHF Page 16


5. Riwayat Penyakit Dahulu.
Klien mengatakan belum pernah di rawat dengan penyakit DBD ( DHF)
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan tidak ada dalam keluarga yang menderita penyakit demam
berdarah.
7. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Klien mengatakan tinggal pada lingkungan padat penduduk dengan sanitasi
lingkungan yang kurang memadai, pada musim penghujan seperti saat ini banyak riol
yang di genangi air, sebelumnya sudah ada beberapatetangga klien yang di rawat
dengan demam berdarah, dan sudah ada upaya pemberantasan yang di lakukan oleh
PKM dan dinas kesehatan yaitu pembagian abate dan foging.
8. Pemeliharaan dan Presepsi terhadap kesehatan.
Klien mengatakan Setiap kali sakit klien dan keluarga mendapatkan pengobatan dan
penanganan oleh tenaga kesehatan, pada saat pandemic ini klien juga menerapkan
pola hidup sehat dan mengkonsumsi makanan bergizi dan Vitamin. Klien juga tidak
merokok, atau mengkonsumsi pengobatan rutin.
9. Nilai – Nilai Keyakinan Yang diuanut Klien.
Klien Mengatakan tetap beribadah/ Sembahyang walaupun dalam keadaan sakit,
klien juga meyakini jika sakitnya saat ini adalah terkena demam berdarah dan yakin
dengan melakukan pengobatan klien akan sembuh.
10. Pengkajian Pola Kesehatan
Nutrisi/ metabolic : Pasien mengalami mual (+) dan muntah (+)
Pola eliminasi : BAB terakhir encer , BAK : Urine warna merah teh,
Pola Normal
Pola aktivitas dan latihan : Klien mengatakan saat ini untuk makan, minum,
(ADL dan latihan) berganti pakaian dan mobilisasi lainnya dibantu oleh
istri, karena klien merasa lemah, Pusing, dan nyeri pada
seluruh tubuh, klien mengatakan tidak mampu
beraktivitas secara mandiri.
Pola tidur dan Istirahat : Klien mengatakan sebelum sakit Kebutuhan Tidur
dan Istirahat Cukup walaupaun kadang menyelesaikan
pekerjaan Kantor di rumah
saat sakit klien tidak dapat tidur dengan nyaman.
Karena nyeri pada seluruh tubuh dan merasa pusing.
Pola Kognitif - Perseptual : Klien mengatakan merasa nyeri pada seluruh tubuh
dan merasa Pusing
Pola persepsi diri/konsep diri : Klien merasa membebani keluarga dengan keadaan
sakitnya saat ini karena istri merawat dirinya sehingga
kedua anaknya harus di titipkan pada anggota keluarga
lainnya.
Pola manajemen koping : Klien mengatakan ingin lekas sembuh, karena
stress banyak pekerjaan yang tertunda

RESIDEN / ASUHAN KEPERAWATAN PADA DHF Page 17


11. Pemeriksaan fisik
Sistem Pernapasan / Respirasi : Respirasi 28 kali/ menit, Pergerakan dada
simetris, napas cuping hidung ( -), batuk (-) Suara
paru vesikuler, Ronchi dan Crakles (-)
Sistem Kardiovaskuler : Td 140/90 mmHg, Pulsasi Lemah, Akral Dingin,
Sianosis (-) CRT < 3 detik. Uji Torniquet (+)
Sistem Persyarafan dan : Kesadaran baik, Compos mentis, tidak tampak
Neurologi gelisah GCS : 15
Sistem Perkemihan : Frekuensi BAK 6- 7 Kali / Hari warna Merah Teh
Sistem Pencernaan / : Selaput mukosa kering, mual, muntah setiap kali
Gastrointestinal makan, nafsu makan menurun, Porsi makan tidak
di habiskan, nyeri pada epigastrik, Pembesaran
limpa (-), melena (-), Pembesaran Hati(-)
Sistem Integumen : Tampak kemerahan pada seluruh tubuh, kulit
teraba panas Temp. 39,5◦C Petekie (+)
Pemeriksaan Penunjang tanggal 19-06-2020

Hematokrit: 55,3% (normal: 35-45%)


HB: 11 g/dl. (normal 13-16g/dl)
LED: 50 mm/jam
Leukosit : 5700/uL (normal: 5000-10.000/uL)
Plt: 34.000/uL (normal: 150-400)
Pemeriksaan penunjang diagnostik lain
Hasil torniket (+)

therapy  IVFD RL 28tt/menit


 Injeksi Sotatik 1amp/ 8 Jam
 Injeksi Farbion 1 amp/ 12 jam/ Drips
 Sanmol Sol / 12 Jam
 Antasida Sy 4x1 sdk /anc
 PCDI 3x1 tab

RESIDEN / ASUHAN KEPERAWATAN PADA DHF Page 18


12. Analisis Data
Problem Etiologi Symptome
DS : Virus masuk sirkulasi Hipertermi
 Klien mengeluh badan
panas Menempel di sel fagosit
 Klien mengatakan mononuclear
demam sejak 4 hari
yang lalu Masuk & menginfeksi sel
fagosit
DO:
Virus bereplikasi di dalam
 Kulit tampak sel fagosit
kemerahan dan
berkeringat Aktivasi sel T helper, T
 Kulit teraba panas sitotoksis & sistem
 Suhu 38,5 ◦C komplemen
 RR : 28x/mt
 TD : 140/90 mmHg Merangsang mikrofag
 Petekie (+) melepaskan IL-1, TNF-α &
IFN-γ (pirogen endogen)
Aktivasi IL-1 di
hipotalamus

Endothelium hipotalamus
meningkatkan produksi
prostaglandin &
neurotransmitter

Prostaglandin berikatan
dengan neuron prepiotik di
hipotalamus
Peningkatan thermostatic set
poin

Hipertemi

RESIDEN / ASUHAN KEPERAWATAN PADA DHF Page 19


DS: Masuknya virus dengue Gangguan Keseimbangan
 Klien mengatakan dalam tubuh Volume Cairan tubuh
mual, muntah setiap Kontak dengan
kali makan antibody
 Klien mengatakan rasa
nyeri Pada lambung Virus berekasi dengan
antibody
 Klien mengatakan rasa
lemah dan Pusing
Terbentuknya
 BAB: Encer kompleks virus
antibodi
DO: Aktivasi C3 & C5
 Muntah (+)
 Porsi Makan tidak di Pelepasan C3a & C5a
habiskan Peningkatan
 CRT < 3 detik permaibilitas Kapiler
 HB 11gr% dinding pembuluh
 Terpasang IVFD Ca. darah
RL 28tts/mt pada
tangan kanan. Perembesan plasma
keluar menuju
ekstravaskuler

gangguan
Keseimbangan
volume cairan
tubuh

RESIDEN / ASUHAN KEPERAWATAN PADA DHF Page 20


DS: Peningkatan permeabilitas
 Klien mengatakan dinding pembuluh darah Nyeri Akut
merasa nyeri Pada
seluruh tubuh Kebocoran plasma
 Klien mengatakan
Pusing dan sakit pada Peningkatan hematokrit
Kepala Viskositas darah meningkat

Aliran darah meningkat


DO :
Suplai O2 menurun
 Kesadaran Compos
Mentis Penumpukan asam laktat
 GCS 15 di sel otot
 Skala Nyeri 5
 TD : 140/90 mmHg Nyeri Pada seluruh tubuh
 RR : 28 kali/menit
Nyeri akut

13. Diagnosa keperawatan


1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit (viremia).
2. Gangguan Keseimbangan volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas dinding plasma.
3. Nyeri Akut berhubungan dengan akumulasi asam laktat pada jaringan

RESIDEN / ASUHAN KEPERAWATAN PADA DHF Page 21


No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawatan criteria Hasil
1 Hipertermia setelah dilakukan Mandiri Pola demam dapat
berhubungan tindakan keperawatan  Monitor suhu membantu dalam
dengan proses 1x 24 Jam pasien. diagnosis.
penyakit (viremia). hasil yang di harapkan:  Anjurkan pasien Peningkatan suhu
 Suhu tubuh dalam untuk banyak tubuh
DS : batas normal 36 – minum ( lebih mengakibatkan
 Klien 37 C kurang 2,5 liter/24 penguapan tubuh
mengeluh  Klien tidak jam ). meningkat sehingga
badan panas mengalami demam perlu diimbangi
 Klien dengan asupan
mengatakan cairan yang banyak.
demam sejak 4  Berikan kompres Dengan vasodilatasi
hari yang lalu hangat dapat meningkatkan
 Bintik bintik penguapan yang
merah pada mempercepat
seluruh tubuh penurunan suhu
tubuh
DO:  Anjurkan untuk Pakaian tipis
 Kulit tampak tidak memakai membantu
kemerahan dan selimut dan pakaian mengurangi
berkeringat yang tebal. penguapan tubuh.
 Kulit teraba Kolaborasi :
panas  Berikan terapi Pemberian cairan
 Suhu 38,5 ◦C cairan intravena sangat penting bagi
 RR : 28x/mt dan obat-obatan pasien dengan suhu
 TD : 140/90 sesuai program tinggi.
mmHg dokter.
 Petekie (+)
 Akral dingin
 Berikan antipiretik. Digunakan untuk
mengurangi demam
dengan aksi
sentralnya pada
hipotalamus

tgl / Jam Implemantasi Evaluasi Verifikasi PPA


20/6/2020 1. Mengobservasi Vital Sign Jam 12.30
Jam Sb : 39,5C Ns. Ferderika. S.Kep
08.00 RR : 28 kali/ menit S:
Td : 140/90 mmHg  Klien mengatakan
08.30 2. Memberikan Pendidikan masih terasa Panas
Kesehatan pada Klien dan
09.00 Keluarga Cara mencuci O:
tangan yang benar, 5  Tubuh klien teraba
Moment ,penggunan Panas
Masker dan pembatasan  Akral dingin
Penjaga serta pengunjung  Sb : 38.C
Klien  RR : 24x/mt
3. Memberikan Klien minum  Td : 140/90 mmHg
air hangat sebanyak 200 cc
4. Mengajarkan Keluarga A:
untuk melakukan kompres Masalah Keperawatan
hangat pada Dahi Klien Hipertermi Belum teratasi
Serta memberikan edukasi
kenapa tidak boleh P:
menggunakan air es Intervensi Keperawatan
5. Menganjurkan untuk tetap di lanjutkan
menggunakan pakaian yang Kolaborasi Pemeriksaan

RESIDEN / ASUHAN KEPERAWATAN PADA DHF Page 22


nyaman dan tidak laboratorium Pengecekan
menggunakan selimut Trombosit dan Hematokrit
ketika demam atau suhu
tubuh meningkat.
6. Melakukan Kolaborasi
Program pengobatan
Pemberian
Sanmol Solution 1 Flakon/
Drips.

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


Keperawatan criteria Hasil
gangguan setelah dilakukan Mandiri Menetapkan data
Keseimbangan tindakan keperawatan  Kaji keadaan dasar pasien
volume cairan selama 1x24 Jam hasil umum pasien untuk mengetahui
tubuh yang diharapkan (lemah,pucat, penyimpangan
berhubungan  Mempertahankan takikardi) serta dari keadaan normal
dengan keseimbangan tanda-tanda vital.
peningkatan cairan dibuktikan  Observasi tanda- Agar dapat segera
permeabilitas oleh kelembapan dilakukan
tanda syok.
dinding plasma. membran mukosa, tindakan untuk
DS: turgor kulit baik, menangani shock.
 Klien tanda vital stabil,
mengatakan dan secara  Anjurkan pasien Asupan cairan
mual, individual haluaran untuk banyak sangat diperlukan
muntah urine adekuat minum. untuk menambah
setiap kali  capilary refill cepat volume cairan
makan  mual dan muntah tubuh.
 Klien berkurang  Catat intake dan Untuk mengetahui
mengatakan output cairan. keseimbangan
rasa nyeri cairan.
Pada  Palpasi nadi kondisi yang
lambung perifer, capilary berkontribusi dalam
 Klien refill, temperatur kekurangan cairan
mengatakan kulit, kaji ekstraselular
rasa lemah kesadaran, yang dapat
dan Pusing tanda perdarahan menyebabkan kolaps
 BAB: Encer pada sirkulasi/ syok.

DO:  Monitor adanya hemokonsentrasi dan


 Muntah (+) nyeri dada tibatiba, peningkatan
dispnea, sianosis, platelet agregrasi
 Porsi Makan
kecemasan yang dapat
tidak di
meningkat, kurang mengakibatkan
habiskan
istirahat. pembentukan
 CRT < 3
emboli sistemik.

RESIDEN / ASUHAN KEPERAWATAN PADA DHF Page 23


detik  Kaji kemampuan Kegagalan refleks
 HB 11gr% menelan klien. menelan,
 Terpasang anoreksia, tidak
IVFD Ca. nyaman dimulut,
RL 28tts/mt perubahan tingkat
pada tangan kesadaran
kanan. merupakan faktor
yang
mempengaruhi
kemampuan klien
untuk mengganti
cairan oral.

 berikan diet membantu


lunak dalam mengurangi mual
porsi Kecil muntah dan
tetapi sering memenuhi
kebutuhan intake
klien

Kolaborasi : Hipotonik solution


 Berikan cairan ( NaCl 0,45% )
intravena sesuai digunakan untuk
program dokter : memenuhi
NaCl 0,45%, RL kebutuhan elektrolit.
Solution.
 Monitor nilai Bergantung pada
laboratorium : Hb, kehilangan cairan
Ht, Trombosit, vena,
elektrolit, ketidakseimbangan
koagulasi. elektrolit
memerlukan koreksi,
peningkatan
Ht, penurunan
trombosit
meningkatkan resiko
perdarahan

Tgl / Jam Implemantasi Evaluasi Verifikasi PPA


20/06/2020 1 Mengobservasi Vital Sign Jam . 13. 00 Ns. Ferderika S.Kep
Sb : 39,5C
Jam S:
RR : 28 kali/ menit
08.00 Td : 140/90 mmHg  Klien mengatakan mual
1. Memberikan Pendidikan berkurang, muntah 2
Kesehatan pada Klien dan kali
Keluarga Cara mencuci  Pusing berkurang
tangan yang benar, 5
Moment ,penggunan O:
Masker dan pembatasan  Porsi Makan tidak di
Penjaga serta pengunjung habiskan
10.00
Klien  Muntah 2 kali
2. Memberikan Klien minum  CRT < 3 detik
air hangat sebanyak 200 cc  Haluaran urine 350 cc
3. Memberikan terapi Anti
 Terpasang IVFD Ca.
emetic NaCl 20 tts/mt pada
4. Memberikan Diet lunak 100 tangan kanan
cc / 2 jam

RESIDEN / ASUHAN KEPERAWATAN PADA DHF Page 24


12.30 5. Evaluasi haluaran urine A:
350 cc masalah Keperawatan
Gangguan
6. Pemberian terapi Ca. NaCl KeseimbanganVolume
0.45% 20 tts/mt cairan Tubuh belum teratasi
P:
Intervensi tetap di lanjutkan.

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


Keperawatan criteria Hasil
Nyeri setelah dilakukan Mandiri
berhubungan tindakan keperawatan  Kaji tingkat nyeri Untuk mengetahui
dengan proses selama 1x24 Jam hasil yang dialami pasien berapa berat nyeri
patologis yang diharapkan yang dialami pasien
penyakit.  Mengatakan nyeri
 Berikan posisi yang Posisi nyaman dan
hilang atau
nyaman, usahakan lingkungan tenang
DS: terkontrol.
situasi ruangan yang mengurangi rasa
 Klien  Menunjukan
tenang nyeri.
mengatakan relaksasi, dapat
merasa nyeri tidur atau istirahat.  Berikan tindakan Menurunkan
Pada seluruh  Menunjukan tegangan otot,
kenyamanan seperti
tubuh perilaku perubahan posisi meningkatkan
 Klien mengurangi nyeri. dan motivasi istirahat dan
mengatakan penggunaan tehnik relaksasi,
Pusing dan memusatkan
relaksasi, seperti
sakit pada imajinasi, perhatian, dapat
Kepala meningkatkan
visualisasi, latihan
nafas dalam kontrol dan
DO : kemampuan koping.
 Kesadaran  Kolaborasi : Berikan Analgetik dapat
Compos obat-obat analgetik menekan atau
Mentis mengurangi nyeri
 GCS 15 pasien.
 Skala Nyeri
5
 TD : 140/90
mmHg
 RR : 28
kali/menit

Tgl / Jam Implemantasi Evaluasi Verifikasi PPA


20/06/2020 1. Mengatur Posisi klien Jam 13.00 Ns. Ferderika S.Kep
semi fowler 45◦ S:
Jam
2. Mengobservasi Vital Sign  Klien mengatakan nyeri
08.00 Sb : 39,5C masih terasa pada
RR : 28 kali/ menit seluruh tubuh
Td : 140/90 mmHg  Klien mengatakan jika
3. Mengajarkan keluarga pemenuhan istirahat
klien untuk melakukan tidur terganggu karena
terknik relaksasi yaitu nyeri yang dirasakan
pijatan lembut pada O:
punggung klien  Skala nyeri 5 dengan
4. Mengajarkan klien untuk karakteristik nyeri
teknik relaksasi Imajinasi seperti terusuk tusuk
terbimbing dengan  TD 140/90 mmHg
mengingat hal hal baik A:
dalam kehidupan klien Masalah Keperawatan

RESIDEN / ASUHAN KEPERAWATAN PADA DHF Page 25


dan keluarga Nyeri Akut Belum teratasi
5. Pemberian Program terapi P:
11.00
Kolaborasi Intervensi tetapa di
Injeksi Farbion 1 amp/ laksanakan.
drips

Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi.


Profesi / Hasil Pemeriksaan Tanggal/ Instruksi Verifikasi
Bagian /Analisis/ Rencana Jam
Penatalaksanaan Pasien
Perawat S: 21/06/2020 1. Monitoring Ns. Ferderika.
Tim 1  Panas vital sign S.Kep
 Bintik Bintik Merah pada setiap 2 jam
seluruh tubuh 2. Lakukan
O: Kompres
 temp : 38◦C hangat Sesuai
 Tekanan darah : 130/90 kebutuhan
mmHg Klien
 RR : 24 kali/mt 3. Pemenuhan
 Akral : dingin cairan yang
adekuat
 Kesadaran : Compos
4. Kolaborasi
Mentis
Pemberian
A: Hipertemi
Anti Piretik
P : Mengatasi Hipertemi
5. Kolaborasi
dalam 1x 24 Jam
Pemberian
dengan target suhu tubuh
therapy
36-36,5◦C
Oksigen
bebas Demam
kanula nasal
4l/mt jika di
butuhkan
6. Kolaborasi
Evaluasi
pemeriksaan
laboratorium

RESIDEN / ASUHAN KEPERAWATAN PADA DHF Page 26


RESIDEN / ASUHAN KEPERAWATAN PADA DHF Page 27

Anda mungkin juga menyukai