GARUT
a. Laporan Pendahuluan
1. Definisi
Pengertian DHF
Dengue Haemoragic Fever (DHF) merupakan penyakit infeksi virus akut yang
disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne virus, genus
flavivirus, famili flaviviridae. DHF ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes
spp, aedes aegypti, dan aedes albopictus merupakan vektor utama penyakit
DHF. Penyakit DHF dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang
seluruh kelompok umur. Penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan
perilaku masyarakat (Dinkes, 2015).
Penyakit dengeu adalah infeksi akut yang disebabkan oleh virus dengeu
dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai
dengan ruam, limfadenopati, trombositopenia, dan ditesis hemoragik. ( Nanda
nic-noc, 2015 : 170 )
Berdasarkan definisi yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa
penyakit DHF adalahpenyakit yang disebabkan oleh Virus dengueyang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegyptidan Aedes albopictusyang
menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem
pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan yang bertendensi
mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian
2. Etiologic
DHF merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan
disebarkan oleh nyamuk terutama spesies nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk
penular dengue tersebut hampir ditemukan di seluruh pelosok Indonesia,
kecuali di tempat yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter di atas permukaan
laut (Rahayu & Budi, 2017).
Penyebab penyakit adalah virus dengue kelompok Arbovirus B, yaitu
arthropod-bornevirus atau virus yang disebabkan oleh artropoda. Virus ini
termasuk genus Flavivirus dan family Flaviviridae. Sampai saat ini dikenal
ada 4 serotipe virus yaitu :
a. Dengue 1 diisolasi oleh Sabin pada tahun 1944.
b. Dengue 2 diisolasi oleh Sabin pada tahun 1944.
c. Dengue 3 diisolasi oleh Sather.
d. Dengue 4 diisolasi oleh Sather.
3. Faktor Risiko
Demam berdarah dapat dipicu oleh faktor risiko tertentu. Beberapa faktor
risiko demam berdarah, yaitu:
4. Klasifikasi Penyakit
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan
dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal
seluruh tubuh, hyperemia di tenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang
mungkin terjadi pada system retikolo endhothelial seperti pembesaran
kelenjarkelenjar getah bening, hati dan limpa. Reaksi yang berbeda nampak
bila seseorang mendapatkan infeksi berulang dengan tipe virus yang berlainan.
Berdasarkan hal 11 itu, akan timbul the secondary heterologous infection atau
the sequential infection of hypothesis.
Re-infeksi akan menyebabkan suatu reaksi anamnetik antibody, sehingga
menimbulkan konsentrasi kompleks antigen antibody (kompleks virus
antibody) yang tinggi. Terdapatnya kompleks virus antibody dalam sirkulasi
darah mengakibatkan hal sebagai berikut :
a. Kompleks virus antibody akan mengaktivasi system komplemen, yang
berakibat dilepasnya anafilatoksin C3a dan C3a. C3a menyebabkan
meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangnya
plasma melalui endotel dinding tersebut, suatu keadaan yang sangat berperan
terjadinya renjatan.
b. Timbulnya agregasi trombosit yang melepas ADP akan mengalami
metamorphosis. Trombosit yang mengalami kerusakan metamorphosis akan
dimusnahkan oleh system retikuloendotelial dengan akibat trombositopenia
hebat dan perdarahan. Pada keadaan agregasi, trombosit akan melepaskan
vasoaktif (histmin dan serotonini) yang bersifat meningkatkan permeabilitas
kapiler dan melepaskan trombosit faktor III yang merangsang koagulasi
intravascular.
c. Terjadinya aktivasi faktor Hageman (faktor III) dengan akibat akhir
terjadinya pembekuan intravaskular yang meluas. Dalam proses aktivasi ini,
plasminogen akan menjadi plasmin yang berperan dalam pembentukan
anafilatoksin dan penghancuran fibrin menjadi fibrinogen degradation product.
Disamping itu aktivas akan merangsang sistim klinin yang berperan dalam
proses meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah (Wijaya, 2013).
6. Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis Menurut Soedarto,(2008) tanda dan gejala demam berdarah
sebagai berikut:
a.Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 -40 derajat Celsius).Demam
tinggi mendadak selama 2 sampai 7 hari kemudian menuju suhu normal atau
lebih rendah disertai nyeri kepala, nyeri punggung, nyeri tulangdan
persendian, rasa lemah serta nyeri perut.
b.Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik (purpura)perdarahan.
7. Komplikasi
8. Penatalaksanaan
2.Keluhan Utama
4.Riwayat penyakit dahulu Penyakit apa saja yang pernah di derita pada
DHF, anak bisa mengalami serangan ulangan DHF dengan tipe virus yang
lain. 5.Riwayat penyakit keluargaPenyakit apa saja yang pernah di derita sama
keluarga klien
9.Pola kebiasaan
f.Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk
menjaga kesehatan.
Grade III :Kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah, nadi lemah, kecil dan tidak
teratur, serta tensi menurun.
Grade IV : Kesadaran koma, tanda-tanda vital nadi tidak teraba, tensi tidak terukur,
pernapasan tidak teratur, ekstremitas dingin, berkeringat, dan kulit.
3)Kepala : kepala bersih, ada pembengkakan atau tidak, Kepala terasa nyeri, muka
tampak kemerahan karena demam.
5)Hidung : Hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis) pada grade II,III, IV.
6)Telinga tidak ada perdarahan pada telinga, simetris, bersih tidak ada serumen, tidak ada
gangguan pendengaran.
8)Leher : Kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid tidak mengalami pembesaran
Per: Terdengarredup
11) Sistem integument Adanya petekia pada kulit spontan dan dengan melakukan
ujitourniquet. Turgor kuit menurun, dan muncul keringat dingin,dan lembab.
Pemeriksaan uji tourniket dilakukan denganterlebih dahulu menetapkan tekanan darah
anak. Selanjutnya diberikan tekanan antara sistolik dan diastolic pada alatukur yang
dipasang pada tangan. Setelah dilakukan tekanan selama 5 menit, perhatikan
timbulnya petekie di bagian volar lenga bawah (Soedarmo,2008).
13)Ekstremitas Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi serta tulang. Pada kuku
sianosis/tida
14)Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Penunjang
a)Darah
Trombosit menurun
b)Rontgen thorax
d.Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengueditandai dengan suhu tubuh
diatas nilai normal
Kejang urine
aktivitas sehari-
hari Terapeutik :
-Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus ( mis. Cahaya,
suara, kunjungan )
-Lakukan latihan rentang gerak
pasif atau aktif
-Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
–Fasilitasi duduk di sisi tempat
tidur, jika tidak dapat berpindah
atau berjalan
Edukasi :-
Anjurkan tirah baring-Anjurkan
melakukan aktivitas secara bertahap
-Anjurkan menghubungi perawatb
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
-Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi :
-Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makana
Implementasi Keperawatan
Menurut Nursalam, 2011 , evaluasi keperawatan terdiri dari dua jenis yaitu :
a.Evaluasi formatif. Evaluasi ini disebut juga evaluasi berjalan dimana evaluasi
dilakukan sampai dengan tujuan tercapai
b.Evaluasi somatif , merupakan evaluasi akhir dimana dalam metode evaluasi ini
menggunakan SOAP