Anda di halaman 1dari 4

1. Apa yang dimaksud pajak internasional?

Jawab :
Pajak Internasional merupakan ketentuan-ketentuan/ aturan-aturan perpajakan antara satu
Negara dengan Negara lainnya dalam Undang-Undang Pajak suatu Negara.
2. Sebutkan perbedaan antara WP DN dan LN? Minimal 5
Jawab :
NO KEWAJIBAN WP DN WP LN
PAJAK
1 Ruang Lingkup  Seluruh penghasilan baik a) Hanya terbatas
Penghasilan yang diterima dari Indonesia penghasilan dari
atau dari luar negeri WWI Indonesia saja
2 Dasar Pengenaan Dikenakan berdasarkan Dikenakan berdasarkan
Pajak penghasilan netto penghasilan bruto
3 Tarif Pasal 17 (tarif umum PPh) Pasal 26 (tarif 20%) final
4 Kewajiban Wajib ber-NPWP dan SPT Tidak Wajib ber-NPWP dan
mendaftarkan diri tahunan SPT tahunan
untuk memiliki
NPWP & SPT
5 Status Wajib Pajak Menjadi Wajib pajak bila sudah Langsung menjadi Wajib
mempunyai penghasilan yang Pajak sehubungan dengan
melebihi PTKP adanya penghasilan yang
bersumber dari Indonesia

3. Apa yang dimaksud dengan domisili fiskal? Apa manfaatnya?


Jawab :
Domisili fiskal (focal domicile) atau fiscal resident, adalah status kependudukan yang
digunakan untuk tujuan pemajakan.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa orang-orang tidak dikenai pajak dua kali pada
pendapatan mereka, sementara negara-negara dapat memajaki orang-orang yang
menghasilkan keuntungan dan bekerja dalam area mereka.
4. Apa manfaat dari P3B?
 Tidak terjadi pemajakan berganda yang memberatkan ikim dunia usaha;
 Peningkatan investasi modal dari luar negeri ke dalam negeri;
 Peningkatan sumber daya manusia;
 Pertukaran informasi guna mencegah pengelakan pajak;
 Kedudukan yang setara dalam hal pemajakan antar kedua negara.
5. A. Apa yang dimaksud dengan PPh psl 24?
Jawab :
PPh Pasal 24 (Pajak Penghasilan Pasal 24) adalah peraturan yang mengatur hak wajib
pajak untuk memanfaatkan kredit pajak mereka di luar negeri, untuk mengurangi nilai
pajak terhutang yang dimiliki di Indonesia.
B. Bagaimana cara menentukan batas maksimum kredit pajak LN?
Jawab :
Batas maksimum kredit pajak dapat diambil dari yang terendah di antara 3
unsur/perhitungan berikut ini:
 Jumlah pajak yang terutang atau dibayar di luar negeri.
 Dengan menggunakan rumus :
(Penghasilan luar negeri/Seluruh penghasilan kena pajak) x PPh atas seluruh yang
dikenakan tarif pasal 17.
 Jumlah pajak yang terutang untuk seluruh penghasilan kena pajak (dalam hal
penghasilan kena pajak adalah lebih kecil daripada penghasilan luar negeri).
C. Apa kesimpulan dari kredit pajak LN?
Jawab :
Kredit pajak luar negeri digunakan untuk mengurangi nilai pajak terhutang yang
dimiliki di Indonesia, karena memilih yang lebih kecil antara pajak yang terutang di
luar negeri, pajak terutang keseluruhan atau batas maksimum kredit pajak.
6. Berikan contoh perhitungan kredit pajak LN?
Jawab :
PT ABC tahun 2017 memperoleh pendapatan neto di dalam negeri sebesar Rp
25.000.000.000 dan dari luar negeri sebesar Rp 10.000.000.000. Asumsi pajak di luar
negeri sebesar 20%.
Maka,
Total penghasilan :
Penghasilan DN : Rp25.000.000.000
Penghasilan LN : Rp10.000.000.000
Jumlah : Rp35.000.000.000
Pajak yang dibayar diluar negeri :
= Rp10.000.000.000 x 20% = Rp2.000.000.000
Total PPh Terutang:
= 25% × Rp35.000.000.000 = Rp8.750.000.000
PPh Maksimum yang dapat dikreditkan:
= (Penghasilan Luar Negeri/Total Penghasilan) ×Total PPh Terutang
= (Rp10.000.000.000/Rp35.000.000.000) × Rp8.750.000.000 = Rp2.500.000.000
Tabel :
Cara II Cara III
Cara I Batas
(Sebesar Pajak (Sebesar Batas
(Sebesar PPh Maksimum
yang Dibayar di Maksimum
Terutang) yang dipilih
LN) KPLN)
Penghasila
Rp8.750.000.000 Rp2.000.000.000 Rp2.500.000.000 Rp2.000.000.000
n LN

7. Bagaimana mekanisme pengkreditan pajak luar negeri?


Jawab :
Mekanisme Pengkreditan PPh yang Dibayar di Luar Negeri adalah sebagai berikut :
 Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang di Luar Negeri dapat dikreditkan dengan
Pajak Penghasilan yang terutang di Indonesia.
 Pengkreditan PPh yang dibayar di Luar Negeri (PPh Pasal 24) dilakukan dalam tahun
pajak digabungkannya penghasilan dari luar negeri tersebut dengan penghasilan di
Indonesia.
 Jumlah PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan maksimum sebesar jumlah yang lebih
rendah di antara PPh yang dibayar atau terutang di Luar Negeri dan jumlah yang
dihitung menurut perbandingan antara penghasilan dari luar negeri dan seluruh
Penghasilan Kena Pajak, atau maksimum sebesar PPh yang terutang atas seluruh
Penghasilan Kena Pajak dalam hal di dalam negeri mengalami kerugian (Penghasilan
dari LN lebih besar dari jumlah Penghasilan Kena Pajak).
 Apabila penghasilan dari luar negeri berasal dari beberapa negara, maka penghitungan
PPh Pasal 24 dilakukan untuk masing-masing negara.
 Penghasilan Kena Pajak (PKP) yang dikenakan PPh Final (Pasal 4 ayat (2)) dan/atau
penghasilan yang dikenakan pajak tersendiri (Pasal 8 ayat (1 dan 4)) tidak dapat
digabungkan dengan penghasilan lainnya, baik yang diperoleh dari Dalam Negeri
maupun dari Luar Negeri.
 Dalam hal jumlah PPh yang dibayar atau terutang di luar negeri melebihi PPh Pasal 24
yang dapat dikreditkan, kelebihan tersebut tidak dapat diperhitungkan di tahun
berikutnya, tidak boleh dibebankan sebagai biaya, dan tidak dapat direstitusi.
 Untuk melaksanakan pengkreditan PPh Luar Negeri, wajib pajak wajib menyampaikan
permohonan ke KPP bersamaan dengan penyampaian SPT Tahunan PPh, dilampiri
dengan ;
a) Laporan Keuangan dari penghasilan yang berasal dari luar negeri
b) Foto kopi Surat Pemberitahuan Pajak yang disampaikan di luar negeri
c) Dokumen pembayaran PPh di luar negeri.
 Atas permohonan wajib pajak, Kepala KPP dapat memperpanjang jangka waktu
penyampaian lampiran-lampiran di atas, karena alasan-alasan di luar kekuasaan wajib
pajak.
 Dalam hal terjadi perubahan besarnya penghasilan yang berasal dari luar negeri, wajib
pajak harus melakukan pembetulan SPT Tahunan yang bersangkutan dengan
melampirkan dokumen-dokumen yang berkenaan dengan perubahan tersebut.
 Apabila karena pembetulan SPT tersebut menyebabkan PPh kurang dibayar, maka atas
kekurangan bayar tersebut tidak dikenakan sanksi bunga.
 Apabila karena pembetulan SPT tersebut menyebabkan lebih bayar, maka atas
kelebihan tersebut dapat dikembalikan kepada wajib pajak setelah diperhitungkan
dengan utang pajak lainnya.
8. Jelaskan yuridiksi/ hak pemajakan?
Jawab : Yuridiksi pemajakan merupakan kewenangan suatu negara untuk merumuskan
dan memberlakukan ketentuan perpajakan.
9. Apa yang dimaksud hukum pajak internasional?
Jawab :
 Menurut Prof. Rochmat Soemitro, Hukum Pajak Internasional adalah hukum pajak
nasional yang terdiri atas kaidah yang berasal dari traktat antarnegara dan dari prinsip
atau kebiasaan yang telah diterima baik oleh negara-negara di dunia.
 Menurut Prof. Adriani, Hukum Pajak Internasional merupakan hukum pajak nasional
yang mengatur pengenaan pajak terhadap orang asing.
10. Apa tujuan Hukum pajak internasional
Jawab : Untuk menghindari adanya masalah dalam perpajakan luar negeri seperti pajak
berganda internasional

Anda mungkin juga menyukai