Panji - Romadhan - 1710231021 - LaporanPraktikumPupuk - KelasA PDF
Panji - Romadhan - 1710231021 - LaporanPraktikumPupuk - KelasA PDF
OXISOL
NO BP : 1710231021
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan laporan akhir praktikum Pupuk dan Teknologi
Pemupukan, yang penulis laksanakan di Laboratorium Kimia Tanah, Jurusan
Tanah Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang.
Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir
praktikum Pupuk dan Teknologi Pemupukan. Adapun penjelasan dari laporan ini
yaitu tentang kegiatan yang telah penulis laksanakan.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dari
berbagai pihak, baik itu berupa doa, sarana dan prasarana praktikum, dan berupa
bantuan sumbangan pemikiran. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih pada dosen yang mengajar dan asisten yang senantiasa membimbing
selama praktikum berlangsung dan semua pihak yang terlibat.
Dan penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih bnyak kesalahan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritikkan dan saran
yang sifatnya membangun untuk perbaikan laporan ini agar laporan ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi kita semua, baik itu untuk sekarang atau untuk masa
depan.
P.R
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................... i
B. Tujuan Praktikum....................................................................... 3
C. Terra Preta..................................................................................... 8
ii
BAB I. PENDAHULUAN
Oxisol merupakan ordo tanah yang berasal dari Bahasa Prancis, yang
mana oxisol berarti Oksida. Semua tanah yang memiliki horizon oksida tergolong
Oxisol. Oxisol merupakan salah satu jenis tanah marjinal yang telah mengalami
1
pelapukan lanjut dan tua, mempunyai penyebaran yang luas yaitu sekitar 9,8 juta
km2 atau sekitar 8 % dari luas permukaan bumi. Faktor pembatas yang dimiliki
Oxisol antaranya yaitu tingginya kelarutan mineral besi (Fe 3+) dan aluminium,
terjadinya fikasi P dan rendahnya KTK, berat isi sekitar <1,0 gram/cm 3, dan pH
masam (Hardjowigeno, 2003).
Perbaikan yang dilakukan pada praktikum teknologi pupuk dan
pemupukan yaitu dengan membuat terra preta. Terra Preta sendiri berasal dari
bahasa Portugis, yang berarti bumi hitam. Teknik pembangunan tanah yang
dikembangkan oleh peradaban amazon kuno sekitar 7000 tahun lalu sebagai
menjawab permasalahan secara permanen dalam menyelesaikan masalah
kesuburan tanah tropis yang buruk. Terra Preta berbahan dasar arang sekam,
pupuk organic (pupuk kendang, hijau, dll) dan bakteri starter EM4, yang
mengandung konten bahan organik 50 kali lebih besar dan mengandung 3 kali
lebih banyak posfor dan nitrogen seperti halnya tanah humus di hutan. Teknik ini
juga membantu menghilangkan ketergantungan akan curah hujan dan pupuk
kimia yang merusak tanah.
Pupuk kandang merupakan salah satu dari jenis pupuk organik yang
berasal dari kotoran hewan dan mempunyai kemampuan untuk memperbaiki
kesuburan tanah. Penggunaan pupuk kandang bertujuan untuk menyediakan unsur
hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Kandungan hara pada pupuk kandang juga
tergantung pada jenis kotoran hewannya dan juga pengelolaannya. Kandungan
hara lebih tinggi jika melalui metode pengomposan karena telah terjadi
penguraian oleh mikroorganisme, sehingga unsur hara makro dan mikro akan
lebih banyak tersedia.
Pemanfaatan biochar sebagai bahan pembenah (amelioran) tanah telah
lama dilakukan. Sebagai contoh, “Terra Preta de Indio” di Amazon Basin yang
terbentuk karena aktivitas perladangan berpindah. Tanah ini kaya akan residu
organik yang berasal dari pembakaran biomassa kayu hutan. Tanah “Terra Preta
de Indio” mengandung karbon(C), nitrogen(N), kalsium (Ca), fosfor(P), tembaga
(Cu), dan mangan (Mn) yang lebih tinggi daripada jenis tanah lainnya. Tanah ini
dikelompokkan dalam jenis Latosol (Glaser et al., 2001; Sombroek et al., 2003).
Bio-char dapat memperbaiki sifat kimia, fisik, dan biologi tanah.
2
Aplikasi arang (biochar/terra preta) pada lahan bukan merupakan konsep
baru (Mann, 2005), sebagai contoh bumi gelap antropogenikdi Lembah Amazon
mengandung jumlah besar bahan arang-residu dari hasil pembakaran biomassa
(Sombroek, 2003). Pemanfaatan arang secara sengaja pada lahan di Lembah
Amazon kemungkinan besar telah menjadi kebiasaan para petani Suku
Amerindian pra Columbus sebelum kehadiran orang-orang Eropa.
Total simpanan karbon (C)-nya sangat tinggi, yaitu 250 ton C/ha jauh
lebih besar daripada nilai tipikal setempat dengan bahan induk yang sama, yaitu
100 ton C/ha pada tanah Amazon (Glaser, 2001). Secara teoritis kandungan C
tanah tersebut bahkan jauh lebih berpotensi sekuestrasi C dalam biomassa
tanaman bahkan jika suatu areal lahan kosong ditanami kembali (restoke) menjadi
hutan primer yang hanya akan mengandung sekitar 110 ton C/ha diatas tanah
(Sombroek, 2003).
3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanah Oxisol dapat memfiksasi sejumlah anion, seperti silikat dan fosfat
pada tempat-tempat yang bermuatan positif dari permukaan oksida besi dan
aluminium. Penjerapan fosfat akan berpengaruh terhadap pengelolaan kesuburan
tanah Oxisol (Sanchez, 1976; Gallez et al, 1976). Fiksasi fosfat mengakibatkan
fosfat menjadi tidak larut dalam air dan tidak tersedia bagi tanaman. Fiksasi ini
dapat terjadi antara fosfat dan oksida besi/aluminium atau fosfat dan mineral
silikat. Reaksi yang terjadi sebagai berikut (Tan, 1986):
4
Kapasitas jerapan fosfat berkorelasi positif dengan sifat-sifat tanah, yaitu
luas permukaan, aluminium dapat ditukar, kadar liat, dan kandungan oksida besi
dan aluminium total. Oksida besi dan aluminium bersifat amorf. Hal ini
disebabkan oleh ukuran butirnya kecil sehingga luas permukaannya besar. Oleh
karena itu bersifat reaktif terhadap penjerapan fosfat dalam tanah (tan, 1986).
Oxisol merupakan salah satu jenis tanah marjinal yang telah mengalami
pelapukan lanjut dan tua, mempunyai penyebaran yang luas yaitu ± 9,8 juta km2
atau sekitar 7,5% dari luas permukaan bumi. Faktor pembatas yang dimiliki
Oxisol diantaranya yaitu tingkat kesuburan alami yang tergolong rendah karena
sedikitnya kandungan bahan organik, tingginya kelarutan mineral besi ( Fe3+) dan
Aluminium (Al3+), pH relatif masam, terjadinya fiksasi P dan rendahnya KTK
(Hardjowigeno, 2003).
2.2 Biochar
5
lingkungan, namun berpotensi untuk memperbaiki kesuburan tanah jika diolah
lebih lanjut seperti biochar. Dengan demikian sekam padi berpotensi untuk diolah
lebih lanjut menjdi biochar yang dapat diaplikasikan terhadap tanah (Salawati et
al, 2016). Biochar telah diketahui dapat meningkatkan kualitas tanah dan
digunakan sebagai salah satu alternative untuk pembenah. Pemberian biochar ke
tanah berpotensi meningkatkan kadar C tanah, retensi air dan unsur hara di dalam
tanah (Herman dan Resigia, 2018).
6
tanah hingga 5,19%, meningkatkan C organik 34,94%, KTK 32,92% dan P
tersedia 277,08%, dengan demikian biochar sekam padi berpotensi untuk
dijadikan pembenah tanah (Salawati et al, 2016).
Aplikasi biochar (arang) pada lahan-lahan pertanian (lahan kering atau
lahan basah) dapat meningkatkan kualitas tanah karena 1) kemampuannya dalam
menyimpan atau menahan air dan hara; (2) meningkatkan pH dan KTK pada
lahan kering masam;(3) menciptakan habitat yang baik bagiperkembangan
mikroorganisme simbiotik seperti mikoriza;(4) kemampuannya dalam menahan
air dan udara serta;(5) menciptakan lingkungan yang bersifat netral khususnya
pada tanah-tanah masam;(6) mengurangi laju emisi CO2;dan (7) menyimpan
karbon dalam jumlah yang cukup besar di dalam tanah. Selain itu, biocharmampu
bertahan lamadi tanah (>400 tahun) karena sulit terdekomposisi. Fungsi utama
biocharadalah sebagai pembenah tanah yang mampu meningkatkan produktivitas
lahan pertanian, terutama yang telah mengalami proses degradasi, mencegah
pencemaran lingkungan dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Biochar dapat digunakan tunggal, tanpa campuran bahan selain biochar
dan dapat pula diberi campuran kompos atau kotoran hewan yang telah
dikomposkan. Untuk mempercepat pemulihan sifat-sifat tanah sebaiknya biochar
diformulasikan dengan bahan lainyang berasal dari bahan organik. Pembuatan
pembenah tanah menggunakan sisa hasil tanaman dari lahan yang diusahakan
dapat juga disosialisasikan sebagai pertanian tanpa limbah. Artinya semua bahan
organik yang mudah terdekomposisi dan atau yang sukar terdekomposisi
dikembalikan ke lahan pertanian agar daya dukung dan kesehatan lahan pertanian
dapat terpelihara selama masih diusahakan sebagai tempat budidaya tanaman
(Situmean, 2011).
Pemeliharaan daya dukung dan kesehatan tanah dapat dimulai dengan
memperbaiki sifat-sifat fisika tanah agar struktur tanah tetap dalam kondisi ideal
mampu menjadi penyalur air dan udara yang dibutuhkan perakaran tanaman.
Hubungan tanah-airudara menjadi lebih baik karena tanahnya dapat menyimpan
air sekaligus menjadi tempat pertukaran udara untuk pernafasan perakaran
tanaman yang dibudidayakan (Situmeang, 2011)
7
2.3 Terra Preta
8
BAB III. BAHAN DAN METODA
9
2. Pembuatan Tetadi
Langkah pembuatan Tetadi adalah sebagai berikut:
1. Siapkan bahan yang dibutuhkan yaitu pupuk kandang 5 kg, Biochar sekam
padi 5 kg, limbah jamur tiram 4 kg, air 2000ml, EM4 100 ml, gula 1 ons.
2. Campurkan pupuk kandang, biochar sekam padi, dan limbah jamur tiram.
Setelah itu aduk hingga rata.
3. Buat larutan yang berfungsi untuk dekomposisi yaitu dengan
mencampurkan air, EM4, dan gula. Kemudian aduk dengan rata.
4. Taburkan larutan yang dibuat pada poin 3 pada campuran bahan pada poin
2 dan aduk hingga rata sampai bahan menjadi lembab.
5. Lakukan fermentasi selama minimal 2 minggu.
6. Lakukan pengadukan bahan pada saat fermentasi minimal 1 kali dalam
seminggu
7. Tetadi siap digunakan jika telah berubah warna dan aroma menjadi hilang.
10
4. Pemberian Perlakuan Inkubasi
Pemberian perlakuan inkubasi dilakukan yaitu dengan berdasarkan
perbandingan rekomendasi. Sehingga, dari rekomendasi yang diaplikasikan dapat
kita melihat hasil dari perlakuan yang telah dilakukan. Berikut ini merupakan
rekomendasi perlakuan terhadap tanah dengan berat 5 kilogram.
11
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang dan Biochar Sekam Padi terhadap
Oxisol
Tabel 4.1 Hasil analisis Laboratorium perlakuan terra preta terhadap tanah Oxisol
Analisis sifat kimia tanah seperti pH, C-organik, dan tidak dipengaruhi
sekali oleh pemberian aplikasi biochar dan pupuk. Hal ini dapat dilihat secara
langsung pada tabel data hasil di atas. Jika hal itu dibandingkan dengan kondisi
tanah control, biochar dapat menaikan kualitas sifat kimia, namun jika dianalisis
dengan menggunakan statistika tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap
perbaikan sifat kimia tanah.
12
Pada tabel hasil 4.1 dapat kita lihat, semakin tinggi pemberian biochar
terhadap tanah maka pH tanah akan meningkat. Yang mana, pH tanah sebelum
diaplikasikan dengan biochar sebesar 4,15 jika diaplikasikan dengan biochar 7,5
ton/ha memperoleh hasil pH-nya sebesar 4,22. Disamping itu, biochar juga
dapatmeningkatkan kapasitas tukar kation tanah yang mulanya 4,75 menjadi 5,91.
Hal ini jika dianalisis menggunakan analisis statistic sangat berbeda nyata, yaitu
biochar sangat berperan dalam meningkatkan kapasitas tukar kation tanah.
13
4.2 Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang dan Biochar Bambu terhadap
Oxisol
14
Tabel 4.3 penilaian kualitas tanah
Unsur-unsur hara yang ada dalam tanah akan meningkat jika diaplikasikan
dengan biochar. Hal utama yang dapat kita perhatikan adalah KTK tanah yang
meningkat. Jika KTK suatu tanah sangat tinggi, maka kesuburan tanah itu juga
akan lebih baik. Karena yang sangat perlu diperbaiki pada tanah yang marginal
adalah meningkatkan KTK taah yang merupakan upaya pertama dilakukan.
Berdasarkan tabel 4.2, dapat kita lihat bahwa dosis yang sangat
direkomendasikan adalah dengan mengaplikasikan biochar dengan pupuk
kendang dan juga phonska dengan dosis biochar sebesar 10,52 ton/Ha. Hal itu
direkomendasikan karena pada dosis tersebut, biochar dapat memberikan
pengaruh yang sangat berbeda nyata dari perlakuan yang lainnya.
15
terutama BV dan TRP pada tanah. Sedangkan tekstur tanah tidak memberikan
pengaruh yang nyata karena perubahan tekstur melalui proses yang cukup lama.
16
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh, biochar sekam padi dan biochar bambu
sangat berpotensi memperbaiki kesuburan tanah, karena biochar berperan sebagai
ameliorant tanah. Sedangkan yang menyumbangkan unsur hara adalah pupuk
kendang yang diaplikasikan terhadap tanah.
Biochar tersedia dalam tanah dengan waktu yang relatif lama. Biochar
merupakan sebagai amelioran yang menyumbang unsur karbon pada tanah. Hal
ini karena proses pembuatan biochar menggunakan metode pirolisi yaitu dengan
cara pembakaran yang tidak sempurna.
5.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Arifah, S.M. 2013. Aplikasi Macam dan Dosis Pupuk Kandang Pada Tanaman
No. 6
Harris Herman Siringoringo, dan Chairil Anwar Siregar. 2011. Pengaruh Aplikasi
Jerami Padi terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi (Oryza sativa) Pada
Tanah Ordo Ultisol. Jurnal Ilmiah Pertanian. Vol. 15, No. 1. Hal 42-50
I Putu Sujana dan I Nyoman Labek Suyasdi Pura. 2015. Pengelolaan Tanah
18
Nurida, N. L, A. Rahman, dan Sutono. 2012. Potensi Pembenah Tanah Biochar
Pada Typic Kanhapludults Lampung. Buana Sains. Vol. 12. No. 1. Hal 69-
74
Salawati. Basir, M., Kadekoh, I. dan Thaha. A.R. 2016 Potensi Biochar Sekam
Tanah sawah Inceptisol. J. Agroland. Vol. 23, No. 23. Hal 101-109
Sanchez PA, Logan TJ. 1992. Myths and Science about the Chemistry and
Situmeang, Y.P. 2018. Soil Quality In Corn Cultivition Using Bamboo Biochar,
2018
Dark Earths as carbon stores and sinks. In: Lehmann J, Kern DC, Glaser
Tan, K. H. 1986. Dasar – Dasar Kimia Tanah. Universitas Gadjah Mada Press.
Yogyakarta
19
Verdiana, M.A., Sebayang, H.T. dan Sumarni, T. 2016. Pengaruh Berbagai Dosis
Biochar Sekam Padi dan Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Jagung (Zea mays L). Jurnal Produksi Tanaman. Vol. 4, No. 8
Terhadap Sifat Fisik Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Typic
1157-1164
20