BENTOS SEBAGAI ANALISIS KEDALAMAN ATAU PALEOBATHIMETRI
Foraminifera bentonik merupakan jenis foraminifera yang memiliki habitat di
dasar laut atau menempel pada sedimen, sehingga foraminifera bentonik dapat digunakan untuk menganalisis paleobathimetri atau kedalaman, dan jenis lingkungan pengendapan. Paper yang berjudul “Distribusi Foraminifera Bentonik Didaerah Perairan P. Papateo, Kepulauan Seribu, Laut Jawa” dibuat untuk mengetahui populasi dan persebaran foraminifera bentonik resen di perairan P. Papateo, di Kepulauan Seribu sebagai petunjuk penyusunan biofasies foraminifera bentonik, sehingga dapat digunakan untuk menentukan bathimetri purba di lokasi lain yang memiliki karakteristik yang serupa. Biofasies adalah kelompok litologi dari lingkungan sedimentasi tertentu yang dicirikan oleh keberadaan kandungan biotanya. Terdapat tiga parameter yaitu: (a) batas kisaran kedalaman, (b) overlaping kisaran kedalaman, (c) data distribusi frekuensi jenis spesies (Phleger, 1965 dalam Sugeng, 1991). Setelah itu dilakukan biozonasi untuk mengetahui zona-zona kedalaman tertentu dengan asosiasi foraminifera bentonik yang memiliki ciri fisik, kimia, dan biologi tertentu. Pada kedalaman yang berbeda akan dicirikan oleh foraminifera bentonik yang berbeda pula namun pada kedalaman yang sama dapat ditemukan asosiasi foraminifera bentonik yang berbeda, hal tersebut terjadi karena pada kedalaman yang sama kemungkinan terdapat komponen lingkungan yang berbeda, yang dicirikan oleh keberadaan foraminifera bentonik yang berbeda. Sehingga penentuan kedalaman pada suatu daerah akan berbeda, tergantung dengan karakteristik lingkungan daerah tersebut. Penelitian dilakukan di daerah perairan Pulau Papateo, Kepulauan Seribu, Laut Jawa. Peneliti mengambil 18 conto sampel pada kedalaman 20,5 m hingga 30,5 m. Kemudian dilakukan preparasi sampel dengan menggunakan mesh berukuran 0,5 mm hingga 0.177 mm. Setelah itu dilakukan pengamatan atau sampling untuk menentukan jenis spesies, dan analisis kluster dari kehadiran beberapa spesies di suatu kedalaman tertentu. Setelah dilakukan analisis dari 18 conto sampel sedimen yang telah diambil dari Pulau Papateo didapatkan 64 spesies foraminifera bentonik dengan jumlah 18 spesies sub ordo Milionlina, 41 Rotaliina, dan 5 spesies Textularlina. Dari pengamatan, ordo yang memiliki kelimpahan yang tinggi adalah Milliolina, kemudian Rotallina, hingga Textularia yang memiliki kelimpahan terkecil, Sedangkan subordo yang memiliki spesies yang beragam adalah subordo Milliolina. Dari analisis kluster didapatkan tiga kategori kelompok. Kelompok I merupakan gabungan dari lokasi 6, 8, dan 10 pada kedalaman 27-29 m, dengan persentase Miliollina >63 %, Rotallina 27,40-24,95%, dan textulariina 1,60-3,60%. Kelompok I memiliki kadar salinitas yang relatif tinggi. Kelompok II adalah gabungan dari lokasi 3, 5, dan 17 dengan persentase Rotallina sebesar 36,10-37,50%, textulariina 2,4-5%, dan Miliollina 56-63% pada kedalaman 24-26 meter,kelompok II memiliki salinitas yang lebih rendah dibanding kelompok I. Pada kelompok III yang merupakan gabungan dari lokasi 9, 12, dan 13 memiliki persentase sub-ordo Miliollina sebanyak 43-48% pada kedalaman 28-29 meter, dan memiliki kadar salinitas yang lebih rendah dibanding kelompok I dan II. Sehingga dapat disimpulkan jika kelimpahan sub-ordo Miliollina menentukan tingginya kadar salinitas pada suatu lingkungan. Terdapat beberapa lokasi yang tidak dapat dikelompokkan menjadi satu kelompok biofasies karena memiliki koefisien dissimilaritas yang tinggi. Ketiga kelompok biofasies tersebut tidak memiliki perbedaan yang signifikan namun mempunyai asosiasi foraminifera bentonik yang berbeda. Hal tersebut membuktikan bahwa pada kedalaman yang relatif sama, tidak selalu memiliki kelimpahan foraminifera bentonik yang sama. Perairan P. Papateo, Kepulauan Seribu memiliki kadar salinitas yang relatif tinggi, namun bervariasi pada kedalaman yang relatif sama. Perbedaan salinitas tersebut diasumsikan berhubungan dengan perbedaan persentase sub-ordo Miliollina pada lingkungan tertentu.
REFERENSI Wijono, Sugeng, (1991). “Distribusi Foraminifera Bentonik Didaerah Perairan P. Papateo, Kepulauan Seribu, Laut Jawa”. Media Teknik Edisi No. 2 Tahun XIII Desember 1991, hal 119-131.