Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INTRAUTERINE GROWTH


RESTRICTION (IUGR) DI RUMAH SAKIT SAIYFUL ANWAR MALANG

Untuk Memenuhi Tugas pada Departemen Keperawatan Maternitas

Disusun Oleh
Muhammad Efendi
201910461011009

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADITAH MALANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG


      Kehidupan manusia dimulai sejak masa janin dalam rahim ibu. Sejak itu, manusia kecil telah
memasuki masa perjuangan hidup yang salah satunya menghadapi kemungkinan kurangnya zat
gizi yang diterima dari ibu yang mengandungnya. Jika zat gizi yang diterima dari ibunya tidak
mencukupi maka janin tersebut akan mempunyai konsekuensi kurang menguntungkan dalam
kehidupan berikutnya. Sejarah klasik tentang dampak kurang gizi selama kehamilan terhadap
outcome kehamilan telah banyak didokumentasikan. Fenomena the Dutch Famine menunjukkan
bahwa bayi-bayi yang masa kandungannya (terutama trimester 2 dan 3) jatuh pada saat-saat
paceklik mempunyai rata-rata berat badan, panjang badan, lingkar kepala, dan berat placenta
yang lebih rendah dibandingkan bayi-bayi yang masa kandungannya tidak terpapar masa
paceklik dan hal ini terjadi karena adanya penurunan asupan kalori, protein dan zat gizi essential
lainnya.
      Gangguan pertumbuhan janin ada 2 yaitu makrosmia dan IUGR (PJT). Kejadian PJT
bervariasi, berkisar 4-8% pada negara maju dan 6-30% pada negara berkembang. Hal ini perlu
menjadi perhatian karena besarnya kecacatan dan kematian yang terjadi akibat PJT. Pada kasus-
kasus PJT yang sangat parah dapat berakibat janin lahir mati (stillbirth) atau jika bertahan hidup
dapat memiliki efek buruk jangka panjang dalam masa kanak-kanak nantinya. Kasus-kasus PJT
dapat muncul, sekalipun sang ibu dalam kondisi sehat, meskipun, faktor-faktor kekurangan
nutrisi dan perokok adalah yang paling sering. Menghindari cara hidup berisiko tinggi, makan
makanan bergizi, dan lakukan kontrol kehamilan (prenatal care) secara teratur dapat menekan
risiko munculnya PJT.
Apakah ibu pernah mendengar tentang “intrauterine growth restriction” atau IUGR?
IUGR adalah sebuah kondisi ketika pertumbuhan bayi terhenti sebelum dilahirkan sehingga bayi
terlihat sangat kecil dan tidak memiliki pertumbuhan yang normal seperti pola pertumbuhan
janin yang normal. Dalam pemeriksaan dengan USG maka ukuran bayi akan terlihat lebih kecil
disertai dengan berat badan bayi yang sangat rendah. Hal itu akan dilihat dokter berdasarkan usia
kehamilan yang mengacu pada usia janin yang sebenarnya. Namun diagnosa ini terkadang bisa
dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Mungkin ukuran kecil bayi dibandingkan dengan
kemungkinan ukuran fisik orang tua. Kemudian terkadang bayi kecil dalam pemeriksaan ternyata
setelah lahir memiliki berat badan yang normal dan anak sehat.

A. DEFINISI
Definisi menurut WHO (1969) janin yang mengalami pertumbuhan yang
terhambat adalah janin yang mengalami kegagalan dalam mencapai berat badan ukran
standard yang sesui dengan usia kehamilanya. Pertumbuhan janin memperhambat atau
intra uterine growth restriction adalah sesuatu keadaan dimana terjadi gangguan nutrisi
dan pertumbuhan janinyang mengakibatkan berat badan lahir dibawah batasan tertentu
darimusai kehamilanya
Definisi yang sering di pakai adalah baiy-baiy yang mempunyai berat badan
dibawah 10 persentil dari kurva berat badan baiy yang normal dalam 5 tahun terakhir
adalah istilah retraditionpada intrauterine growth retardation (IUGR) telah berubah
menjadi restriction oleh karenaretardasi lebih ditekankan untuk mental.
Menurut gordo JO (2005) pertumbuhan janin terhambat PJT (intrauteri growth
retradition) diartikan sebagai suatu kondisi dimana janin lebih berukuran kecil dari
standar ukuran biometri, normal pada usia kehamilan kadang pula istilah PJT memiliki
taksiran berat dibawah persentil ke 10 artinya janin memiliki berat ukuran dari 90% dari
keseluruhan janin dalam usia kehamilan yang sama janin dengan PJT pada umunya akan
lahir premature ( <37 minggu ) atau di dapat pula lahir cukup bulan (aterm >37 minggu
B. KLASIFIKASI IUGR
Klasifikasi IUGR/ pertumbuhan janin terhambat (pjt) yaitu :
1. PJT tipe 1 atau dikenal sebagai tipe simetris terjadi pada kehamilan 0-20 minggu terjadi
hangguan potensi tubuh janin untuk memperbanyak sel (hyperplasia) umumnya
disebabkan oleh kelainan kromosom atau infeksi janin , prognosisinya burukn
2. PJT tipe II atau juga dikenal sebagai tipe asimetris terjadi pada kehamilan 24-40 minggu
yaitu gangguan potensi tubuh janin untuk memperbesar sel ( hipertopi) misalnya pada
hipertensi dalam kehamilan disertai insufisiensi plasenta
3. PJT tipe III adalah kelainan di atantara 2 tipe diatas. Terjadi paa kehamilan 24-28 minggu
yaitu gangguan potensi tubuh kombinasi antara gangguan hyperplasia dan hipertropisel
misalnya dapat terjadi pada mal nutrisi ibu, kecanduan obat atau keracunan
C. ETIOLOGI
1. FAKTOR IBU
A. Penyakit hipertensi ( kelainan veskuler ibu )
Pada trimester ke 2 terdapat kelajutan migrasi intersital dan endothelium
trophoblas masuk jauh kedalam arteriolinmiometriumsehingga aliran menjadi
tanpa hambatan menuju retroprasenter sirkulasi dengan tetap. Aliran darah yang
terjamin sangat penting artinya untuk tumbuh kembang janin dengan baik dalam
uterus.
Dikemukakan bahwa arteri-arterioli yang didestruksi oleh trophoblas sekitar 100-
150 pada daerah seluas plasenta sehingga cukup untuk menjamin aliran darah
tanpa gangguan pada lumen dan arteri sprilalis terbuka.
Hangguan terhadap jalanya destruksi sel trophoblas kedalam arteri spiralis dan
anteriornya dapat menimbulkan keadaan yang bersumber dari gangguan aliran
darah dalam bentuk iskemia tertroplasenter
Dengan demikian dapat terjadi bentuk hipertensi dalam kehamilan apabila
gangguan iskemianya besar dan gangguan tumbuh kembang janin terjadi apabila
iskemia tidak terllu besar tetapi aliran darah dengan nutrisinya dengan masalah
pokok.
b. kelainan uterus
plasenta adalah sebuah jaringan yang menghubungkan ibudan janin sehingga janin
biasa mendapatkan oksigen dan nutrisi lain yang dibutuhkan untuk prtumbuhan
plasenta juga akan membantu bayi untuk melepaskan berbagi produk limba dari
tubuh baiy , ketika terjadi kelainan pada plasenta maka bidanya menyebabkan
oksigen ddan nutrisi dari ibu ke baiy tidak bisa diterima dengan baik, bayi tidak bisa
menyerap nutrisi dan oksigen sehingga pertumbuhan akn terhenti semua ini
berhubungan dengan masalah terlepasnya plasenta dari rahim ibu dan plasenta letak
rendah janinyang tumbuh diluar uterus biasanya mengalami hambatan.
c. kehamilan kembar
kehamilan dengan dua janin atau lebih kemungkinan dipersulit oleh pertumbuhan
kurang pada salah satu atau kedua janin dibandingkan dengan janin tunggal normal
hambatan pertumbuhan dilaporkan terjadi pada 10 s/d 50% bayi kembar
d. ketinggian tempat tinggal
jika terpajan pada lingkngan yang hipoksis secara kronis beberapa janin mengalami
penurunan berat badan yang signifikan janin dari wanita yang tinggal di dataran
tinggi biasanya lebih mempunyai berat badan lebih rendah.
e. keadaan gizi
factor terpenting pemasukan makanan adalah lebih utama pada jumlah kalori yang
dionsumsi setiap hari dari pada komposisi dari kalori, dalam masa hamil wanita
keadaan gizinya perlu mengkonsumsi 300 kalori lebih banyak daripada sebelum
hamil setiap harinya, penambahan berat badan yang kurang didalam kehamila
menyebabkan kelahiran baiy denga berat badan yang rendah
f. perokok
kebiasaan merokok terlebih dalam masa kehamilan akan melahirkan baiy yang lebih
kecilsebesar 200 sampai 300 gr pada waktu lahir. Kekurangan berat badan baiy baru
lahir disebabkan oleh 2 faktor yaitu
1. Wanita prokok cendrung makan sedikit karna itu ibu akan kekurangan substrat
didalam darahna yang bisa dipergunakan oleh janin
2. Merokok dapat menyebabkan pelepasan epineprin dan norepineprin yang
menyebabkan vasokonstriksi yang berkepajngan sehingga terjai pengurangan
jumlah aliran darah uterus dan yang sampai kedalam ruang intervillus.
2. Ibu hamil menderita diabetes gastotional
Diabetes gestational hanya terjadi pada ibu hamil dan biasanya akan dimulai pada
pertengahan trimester kedua. Ini juga sama dengan jenis diabetes tipe 1 dan 2
dimana kadar gula darah dalam tubuh ibu hamil menjadi sangat tinggi. Ketika
kadar gula darah dalam tubuh ibu sangat tinggi maka tubuh bayi dalam
kandungan juga terkena reaksi seperti menghasilkan insulin yang sangat tinggi.
Dampaknya maka penyerapan nutrisi tidak terjadi dengan baik sehingga bayi bisa
henti tumbuh. 
3. Ibu menderita penyakit tekanan darah tinggi
Beberapa ibu hamil memang menderita penyakit tekanan darah tinggi selama
hamil. Kondisi ini bisa terjadi selama hami saja atau memang sebelum hamil.
Penyakit tekanan darah tinggi sangat berbahaya untuk ibu hamil karena aliran
darah ke plasenta memang tidak terjadi dengan lancar. Ini bisa membuat bayi
tidak menerima aliran darah yang dibutuhkan dan kekurangan nutrisi. Terkadang
bayi tidak bisa tumbuh dengan baik karena efek stres berlebihan dalam rahim.
4. Ibu terkena penyakit infeksi
Kesehatan ibu hamil memang menjadi hal yang sangat penting untuk
diperhatikan. Ada beberapa jenis infeksi yang bisa merusak pertumbuhan bayi
dalam kandungan. Diantaranya adalah infeksi rubella, citomegalovirus, sifilis, dan
toksoplasma. Semua infeksi ini bisa membuat kesehatan ibu menurun dengan
cepat dan kemungkinan sakit berat. Bahkan jika infeksi menyebar ke janin maka
janin juga bisa meninggal dalam kandungan. 
5. Ibu menderita penyakit ginjal
Gangguan ginjal yang terjadi pada ibu juga bisa membuat pertumbuhan bayi tidak
sempurna. Ginjal menjadi organ yang akan menyaring semua kotoran dalam
tubuh. Ketika semua itu terganggu maka semua organ tubuh ibu tidak sehat. Ada
banyak racun dan limbah dalam tubuh ibu yang kemungkinan juga akan terserap
oleh bayi dalam kandungan. Semua itu juga bisa membuat penyerapan nutrisi
dalam tubuh janin tidak terjadi dengan baik sehingga bayi tidak bisa tumbuh
sempurna.
6. Ibu hamil kekurangan nutrisi
Nutrisi ibu hamil memang harus sangat diperhatikan. Ketika ibu hamil tidak bisa
mengkonsumsi makanan yang sehat dan penuh nutrisi maka janin akan menerima
dampak yang sama. Janin tidak menerima nutrisi yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan jaringan, otot, tulang dan sistem syaraf. Dampaknya maka bayi
tidak akan tumbuh dengan baik dan sering gagal tumbuh dalam kandungan.
7. bu hamil sakit anemia
Aliran darah dan cairan yang dibutuhkan oleh ibu hamil memang sangat besar.
Sementara salah satu resiko ibu hamil adalah anemia. Anemia terjadi ketika tubuh
ibu tidak memiliki hemoglobin yang cukup dan akibatnya sel darah merah akan
menurun dengan cepat. Sementara ketika itu terjadi maka bayi juga tidak
menerima darah yang cukup sehingga tidak bisa tumbuh sesuai usianya.
8. Rokok, alkohol dan narkob
Pola hidup sehat sebelum dan selama hamil sangat penting untuk kesehatan ibu
dan janin. Beberapa ibu yang pernah menggunakan rokok, alkohol dan narkoba
selalu memiliki resiko bayi terkena IUGR. Semua itu terjadi karena dalam tubuh
ibu terlalu banyak zat asing seperti nikotin, tar, alkohol dan semua jenis narkoba.
Zat ini yang akan merusak aliran darah yang baik, menyebabkan penyakit
komplikasi selama kehamilan, dan membuat bayi tidak bisa tumbuh dengan
sempurna. Bahkan resiko  bayi cacat juga akan sangat tinggi.
3. Factor anak
a. Kelinan conginetal
b. Kelainan genetic
c. Infeksi janin misalnya penyakit TORCH ( toksoplasma, rubella, sitomoglavirus,
dan herpes) infeksi intrauterine adalah penyebab lain dari hambatan
pertummbuhan intrauterine. Diperkirakan infeksi intrauterine meningalm
kecepatan metabolosme pada janin tanpa konpensasi peningkatan transfortasi
substart oleh plasenta sehingga pertumbuhan janin menjadi subnormal atau
dismatur.
D. PATOFISIOLOGI
1. Kondisi kekurangan nutrisi pada awal kehamilan
Pada awal kehamilan pertumbuhan embrio dan tropoblas diepngaruhi oleh makanan
studi pada binatang menujukan bahwa kondisi kekurangan nutrisi sebelum
implemntasi baisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan, kekurangan nutrisi
pada awal kehamilan dapat mengakibatkan janin berat lahir rendah yang simetris, hal
sebaliknya terjadi kondisi percepatan pertumbuhan pada kondisi hiperglikemia pada
kehamilan lanjut
2. Kondisi pkekurangan nutrisi pada pertengahan kehamilan
Definisi makanan mempengaruhi pertumbuhan janin dan plasenta tapi bisa juga
terjadi peningkatan pertumbuhan plasenta sebagai konpensasi
3. Kondisi kekeurangan nutrisi pada akhir kehamilan
Terjadi pertumbuhan janin yang terhambat yang mempengaruhi intraksi antara janin
dengan plsenta, efek kekurangan makan tergantung pada lamanya kekurangan pada
kondisi akut terjadi poerlambatan pertumbuhan dan kembali meningkat jika nutrisi
yang diberikan membaik. Pada kondisi kronis mungkin telah terjai proses
perlambatan pertumbuhan tang intrversibel

E . TANDA DAN GEJALA

1. uterus dan janin tidak berhasil tumbuh dengan kecepatan normal selam jangka waktu 4
minggu
2. tingi fundus uteri sedikitnya 2 cm lebih rendah dari pada yang di perkirakan menurut
umur / lama kehamilan
3. Bayi terlihat dengan ukuran yang kecil. Secara umum ciri IUGR yang sering terlihat
adalah ukuran bayi yang sangat kecil dalam kandungan ibu. Umumnya berat badan bayi
akan dipertimbangkan dengan berat kurang dari 90 persen janin yang sehat dengan usia
kehamilan yang sama.
4. Adanya masalah struktural pada janin. Jika penyebab IUGR berhubungan dengan
masalah kromosom maka biasanya dokter akan menemukan masalah struktural pada
bayi. Bayi dalam kandungan terlihat memiliki pertumbuhan aneh pada wajah, kaki,
tangan dan juga organ dalam bayi. Biasanya bayi seperti ini mengalami gangguan
kromosom.
5. Gerakan janin yang lemah. Kemudian dalam pemeriksaan USG maka biasanya bayi yang
mengalami IUGR akan memiliki gerakan tubuh yang lambat. Janin atau bayi dalam
kandungan mungkin juga memiliki otot tubuh yang lemah sehingga memang tidak bisa
bergerak dengan normal.
6. Bayi IUGR akan lahir dengan kondisi fisik lemah, kulit berkerut dan sangat tipis, kulit
longgar, warna pucat, tali pusar yang sangat kusam dan tipis.
7. Berat badan ibu semakin menurun
8. Gerakan janin semakin berkurang
9. Volume cairan ketuban menurun

F. DIAGNOSA
1. factor ibu
ibu hamil dengan penyakit hipertensi, penyakit ginjal dan kardiopulmonal dan pada
kehamilan ganda
2. Tinggi Fundus Uteri
Cara ini sangat mudah, murah, aman, dan baik untuk diagnosa pada kehamilan kecil.
Caranya dengan menggunakan pita pengukur yang di letakkan dari simpisis pubis sampai bagian
teratas fundus uteri. Bila pada pengukuran di dapat panjang fundus uteri 2 (dua) atau 3 (tiga)
sentimeter di bawah ukuran normal untuk masa kehamilan itu maka kita dapat mencurigai bahwa
janin tersebut mengalami hambatan pertumbuhan.
        3.    USG Fetomaternal
Pada USG yang diukur adalah diameter biparietal atau cephalometry angka kebenarannya
mencapai 43-100%. Bila pada USG ditemukan cephalometry yang tidak normal maka dapat kita
sebut sebagai asimetris PJT. Selain itu dengan lingkar perut kita dapat mendeteksi apakah ada
pembesaran organ intra abdomen atau tidak, khususnya pembesaran hati.
Tetapi yang terpenting pada USG ini adalah perbandingan antara ukuran lingkar kepala
dengan lingkar perut untuk mendeteksi adanya asimetris PJT.
         4.    Doppler Velocimetry
Dengan menggunakan Doppler kita dapat mengetahui adanya bunyi end-diastolik yang tidak
normal pada arteri umbilicalis, ini menandakan bahwa adanya PJT.
Resiko terkena IUGR

1. Ibu yang baru saja hamil untuk pertama kalinya atau kehamilan kelima dan seterusnya.
2. Ibu yang hamil yang berusia kurang dari 17 tahun dan lebih dari 35 tahun.
3. Ibu yang pernah melahirkan dengan berat badan rendah sebelumnya.
4. Ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.
5. Ibu hamil yang pernah terkena penyakit infeksi seperti sifilis, toxoplasma, rubella, dan
cytomegalovirus.
6. Ibu hamil yang mengalami kelainan plasenta seperti abrubsio plasenta dan plasenta
previa.
7. Ibu hamil dengan resiko preeklampsia yang tinggi dan juga hiperemesis gravidarum.
8. Ibu hamil yang menderita penyakit diabetes, penyakit paru-paru, dan penyakit anemia sel
sabit.
9. Ibu yang mengalami kehamilan kembar baik itu dua dan seterusnya.

E. KOMPLIKASI
1. Janin
Antenatal : gagal nafas dan kematian janin
Intranatal : hipoksia dan asidosis
Setelah lahir :
a. Langsung
-. Asfiksia
-hipoglikemi
- perdarahan pada paru
- polistemia
- hipersikositas sindro
- ganguan gastrointestinal

b. Tidak langsung
Pada simetris pjt keterlambatan perkembangan dimulai dari lambat sejak
lahiran sedangkan asmetris pjt dimulai sejak bayi lahir diaman terdapat
gegalangan neurologi dan intelektualitas tapi prognosis terburuk iyalah pjt
yang disebabkan oleh infeksi konginetal kelainan kromosom
2. Ibu
a. Preeklamsi
b. Penyakit jantung
c. Malnutrisi
G. PENATALAKSANAAN
1. Pelaksannan antepartum
a. Dilakukan peneylidikan terhadap fungsi plasenta dan kindisi janin
b. Bila tanda-tanda gawat janin tidak ada kehamilan dibiarkan berlangsung, kita
harus membiarkan janin mencapai maturitasanya sejauh mungkin kehamilan di
akhiri hanya kalau terdapat tanda- tanda gawat janin
c. Kelahiran harus 38 mingu bayi yang sudah tidak berkembang lagi di dalam rahim
akan tumbuh lebih baik dalam bangsal anak
d. Diupayakn untuk memperbaiki situasi dengn mengoreksi kelainan yang
mendasari seperti hipertensi dan diabet yang tidak terkontrol serta meningkatkan
aliran darah kedalam uterus dengan mengatur posisi tidur lebih banyak berbaring
menyimpang
e. Kebanyakan kematian janin didalam rahim setelah minggu ke 36 kehamilan dan
seblum dimulainya persalinan
2. penatalaksanaan persalinan
baiy-baiy yang IUGR harus dilahirkan dirumah skit dengan fasilitas khusus untuk
resiko tingi baik obstrik maupun pediatric
3. indikasi dilakukan SC
A. gawat jalan
B. induksi gagal
C. malpresntasi
D. disproporsi
E. servik tidak matang pada pasien yang penyakitnya berat seperti
diabet atau toksemia
F. bekas SC
F. Diagnosa intrauterine growth restriction

1. Pengukuran jarak fundus


Ketika dalam pemeriksaan kehamilan maka dokter akan mengukur tinggi fundus untuk melihat
perkembangan bayi. Jarak tinggi fundus dilihat dari bagian atas rahim sampai ke tulang
kemaluan. Setelah kehamilan mencapai usia 20 minggu maka ukuran dari sentimeter akan
berubah banyak. Ketika ukuran yang ditemukan lebih rendah dari kehamilan mingguan maka
kemungkinan bayi terkena IUGR.

2. Pemeriksaan dengan USG


Kemudian pemeriksaan akurat lain adalah dengan USG. USG dilakukan untuk memeriksa
pertumbuhan bayi dalam kandungan, yang menggunakan gelombang suara untuk mendapatkan
gambar bayi. Pemeriksaan dilakukan untuk melihat ukuran kepala bayi, perut bayi, dan juga bisa
untuk menemukan berat badan bayi. Kemungkinan dokter juga akan menganalisa apakah cairan
ketuban masih cukup normal atau tidak. Jika cairan amnion berkurang atau sangat kecil maka
kemungkinan bayi menderita IUGR. 

3. Tes doppler
Dokter juga bisa melakukan pemeriksaan dengan tes doppler. Ini adalah sebuah tes yang
menggunakan gelombang suara untuk melihat kecepatan aliran darah yang terjadi dalam
pembuluh darah. Dokter bisa melihat apakah bayi menerima darah yang cukup melewati tali
pusar hingga otak bayi.

4. Pemeriksaan berat badan ibu hamil


Kemudian dokter juga akan melihat berat badan ibu hamil dalam setiap kunjungan pemeriksaan.
Ketika berat badan ibu hamil tidak mengalami kenaikan maka kemungkinan bisa terjadi karena
masalah pertumbuhan bayi dalam kandungan. Tapi pemeriksaan ini harus dibuktikan dengan
jenis tes yang lain.
5. Tes pemantauan janin
Kemudian tes lain yang diperlukan adalah dengan menggunakan alat elektroda sensitif pada
perut ibu. Elektroda akan dihubungan dengan pita yang melekat pada perut ibu dan layar
monitor. Kemudian alat akan menyampaikan sensor  berupa suara detak jantung bayi. Kemudian
dokter akan menganalisa dari data yang tercetak.

6. Prosedur amniosentesis
Dokter juga akan menguatkan diagnosis dengan amniosentesis. Dokter akan menembus kulit
perut ibu hamil dengan jarum yang sangat tipis hingga mencapai rahim. Kemudian cairan
ketuban akan diambil sedikit sebagai sampel untuk pengujian. Ketika dokter bisa menemukan
beberapa infeksi atau penyakit kelainan kromosom maka kemungkinan bayi bisa terkena IUGR.

Perawatan intrauterine growth restriction

1. Bed rest
Segera setelah dokter mengetahui bahwa bayi Anda terkena IUGR maka perawatan di tempat
tidur sangat disarankan. Artinya adalah bahwa ibu harus menghabiskan banyak waktu diatas
tempat tidur. Tujuan dari perawatan ini adalah agar aliran darah ke bagian rahim bisa meningkat.
Kemudian ketika aliran darah sangat baik maka janin bisa kembali mendapatkan darah dan
nutrisi yang cukup. Sehingga bisa membuat pertumbuhan bayi meningkat. Untuk perawatan ini
maka ibu bisa memilih apakah harus istirahat di rumah sakit atau di rumah. Namun saran dokter
tetap harus dipertimbangkan.

2. Perawatan dengan aspirin


Perawatan dengan aspirin sebenarnya memang banyak diperdebatkan oleh kalangan medis.
Hanya saja perawatan ini sebaiknya hanya dilakukan ketika kehamilan belum berumur 20
minggu. Aspirin sama sekali atau hanya sedikit yang boleh diberikan pada ibu hamil ketika
sudah berada di trimester ketiga. Perawatan harus mendapatkan pemantauan untuk mengetahui
jika memang ada resiko untuk bayi.

3. Terapi oksigen
Terapi pemberian oksigen juga bisa diberikan untuk ibu hamil termasuk ketika sudah trimester
ketiga. Oksigen bisa membantu tubuh ibu mendapatkan oksigen yang cukup , kemudian oksigen
juga akan diserap oleh bayi melewati plasenta. Ketika bayi mendapatkan oksigen yang cukup
maka aliran darah juga akan diterima dengan baik. Ini bisa membantu agar bayi bisa bertahan
hingga kelahiran dan membantu meningkatkan berat badan janin dalam kandungan.

4. Terapi suplemen minyak ikan


Cara lain yang bisa mengatasi IUGR adalah dengan memberikan suplemen ikan untuk ibu hamil.
Terapi harus dilakukan semenjak awal kehamilan. Tujuan dari terapi ini sangat baik untuk bayi
yang mengalami IUGR karena ibu hamil yang kekurangan nutrisi. Selain memberikan minyak
ikan maka dokter juga bisa memberikan suplemen yang lain seperti seng dan kalsium. Kemudian
efeknya akan diperiksa oleh dokter jika memang berat badan bayi bisa meningkat dan pola
pertumbuhan janin kembali sehat.

5. Pemantauan janin dalam kandungan


Ketika menjelang persalinan maka dokter juga akan memantau janin dalam kandungan. Tujuan
dari pemantauan adalah untuk melihat apakah bayi berada dalam kondisi yang aman atau tidak.
Jika dokter melihat bayi berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan maka tindakan persalinan
caesar bisa dilakukan.

KASUS NY. NK DENGAN IUGR

Kasus Ny. NK, usia 39 tahun, datang ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Jend.
Ahmad Yani Metro (RSAY) pada tanggal 19 September 2016 atas rujukan dokter spesialis
kandungan (Sp.OG) dikarenakan direncanakan dilakukan operasi sectio caesarea (SC). Pasien
mengatakan dr. Sp.OG akan melakukan SC dikarenakan penyakit darah tinggi, gangguan
pertumbuhan pada bayi, dan air ketuban sedikit. Pasien mengatakan telah mendapat pengobatan
untuk penyakit darah tinggi dari dr. pasien juga mengatakan pusing dan kepalanya terasa berat
pasien Nampak cemas karna akan dilakukan oprasi ke 2. Sp.OG tersebut dan tidak
mengkonsumsi obat-obatan maupun jamu diluar saran dokter dan bidan. Pasien merasa cepas
dan sejak 1 hari nafsu makan pasien menurun dikarnakaan dengan kondisinya saat ini . Pada
riwayat penyakit dahulu didapatkan hipertensi (+) sejak 3 tahun yang lalu dan tidak
mengkonsumsi obat rutin. Pada riwayat penyakit keluarga hipertensi (+) oleh ayah pasien. Pada
riwayat menarche didapatkan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) pasien tidak dapat mengingat,
namun gerakkan janin pertama kali pada 23 April 2016 dengan taksiran persalinan 8 Oktober
2016. Pasien menikah 1x yang telah berlangsung 2,5 tahun. Pasien mengandung anak kedua,
pada riwayat obstetri sebelumnya didapatkan penyulit darah tinggi selama kehamilan kemudian
bayi lahir dengan berat 2.900 gr dan sehat pada 2015. Pasien menggunakan kontrasepsi intra
Uterine Device (IUD) dan memiliki riwayat operasi sectio caesarea 1 tahun yang lalu
dikarenakan darah tinggi. Pasien mengatakan riwayat antenatal care (ANC) berupa kontrol ke
dokter Sp.OG 2x sebulan terakhir dan kontrol ke bidan sebelumnya. Bidan berpesan untuk
kontrol ke Sp.OG namun ditunda dilaksanakan dr. Sp.OG berpesan untuk menjaga berat badan
dan pola makan serta menghindari stres. Keluhan selama kehamilan saat ini. Riwayat Ginekologi
disangkal. Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak baik, kesadaran compos mentis,
Glasgow Coma Scale (GCS) E4V5M6 = 15 dan status emosional stabil. Tanda vital didapatkan
tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 108 x/menit, pernafasan 24 x/menit, suhu 36,6° C, berat
badan 61 kg, tinggi badan 154 cm dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) 25,72. Pada status
generalis didapatkan konjungtiva anemis (+) dan refleks patella (+) normal. Pada status obstetri
didapatkan Inspeksi perut tampak buncit, membujur, striae gravidarum (+), linea nigra (+), luka
bekas SC (+). Palpasi Leopold I didapatkan Tinggi Fundus Uteri (TFU) 26 cm, teraba satu
bagian besar, bulat, tidak melenting. Leopold II Kanan didapatkan teraba bagian rata
memanjang, pada kiri teraba bagian – bagian kecil janin, undulasi (+). Leopold III teraba satu
bagian besar, bulat, melenting, dapat digoyangkan. Leopold IV konvergen. His (-) Taksiran
Berat Janin (TBJ): (TFU -12)x155=(26-12)x155=2.170 gr. Taksiran usia kehamilan berdasarkan
TFU : 34 minggu. Auskultasi: Detak Jantung Janin (DJJ) (+) 1: 12x, 3:13x, 5:12x. 148 x/menit.
Kesan: Janin tunggal hidup intrauterine, bagian janin pada suprapubik kepala, punggung kanan.
Taksiran berat janin 2.170 gr. Pada pemeriksaan genitalia didapatkan vulva hematom (-), oedema
(-), varises (-), hiperemis (-). Uretra muara (+), hematom (-), edema (-). Pemeriksaan
laboratorium darah lengkap didapatkan hemoglobin (Hb):8,1 mg/dl, leukosit: 10.540/ul,
trombosit: 288.000/ul, hematokrit: 23,4%, eritrosit 2,94 jt/uL, Mean Corpuscular Volume (MCV)
79,5 fL, Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH) 27,6 pg, Gula Darah Sewaktu (GDS) 132
mg/dL. Kimia darah dengan hasil ureum: 107 mg/dl, kreatinin: 4,16mg/dl, SGOT 11,2 U/L,
SGPT 10 U/L. Urinalisis didapatkan pH 5, berat jenis 1.025, protein ++, leukosit 4/LPB, eritrosit
3/LPB, uroblinogen 1. Pada ultrasonografi (USG) transabdominal tampak janin tunggal,
intrauterine, letak longitudinal, gerakan janin (+), gerakan jantung janin (+), TBJ 2.400 gr. Pada
tanggal 21 September 2016 dilakukan tindakan operasi berupa Seksio Sesaria Transperitonealis
Profunda dan tubektomi pomeroy. Lahir bayi laki-laki dengan APGAR 7/8, Berat Badan Lahir
(BBL) 2200 gr, PB 49 cm, lingkar kepala 35 cm, lingkar dada 32 cm, lingkar perut 31 cm,
panjang kepala-tumit 48 cm, ponderal index didapatkan perhitungan 1,98, auricula sinistra (-).

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU

DENGAN IUGR

Nama Mahasiswa : MUHAMMAD EFENDI NIM : 201410461011009

Tgl Praktek : Tgl Pengkajian : 9 MEI 2020

Ruang Praktek : POLI OBGYIN Rumah Sakit : RSSA

I. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Ny. NK
b. No. Rekam Medis : XXXX
c. Tanggal Lahir : tidak terkaji
d. Usia :39 thn
e. Pendidikan Terakhir : tidak terkaji
f. Pekerjaan : tidak terkaji
g. Agama : tidak terkaji
h. Suku/bangsa : tidak terkaji
i. Alamat : tidak terkaji
j. No. Telp : tidak terkaji

II. PENANGGUNG JAWAB (Suami/Keluarga)


a. Nama : tidak terkaji
b. Hubungan dengan klien : tidak terkaji
c. Usia : tidak terkaji
d. Pendidikan Terakhir: tidak terkaji
e. Pekerjaan : tidak terkaji
f. Agama : tidak terkaji
g. Suku/bangsa : tidak terkaji
h. Alamat : tidak terkaji
i. No. Telp : tidak terkaji
III. KELUHAN UTAMA : kepala terasa pusing dan berat

IV. RIWAYAT PERKAWINAN :


Status Menikah : ( v ) Ya ( ) Tidak
Menikah : 1 kali, Menikah pertama usia (tidak terkaji) tahun
Lama Pernikahan : 2,5 tahun
Lain-lain, sebutkan : tidak terkaji

V. RIWAYAT KONTRASEPSI (KB) :


a. Riwayat kontrasepsi terdahulu : intra uterine device (IUD)
Metode yang pernah dipakai : tidak terkaji
1. ___________________lama : ___________(Bulan/Tahun)
2. ___________________lama : ___________(Bulan/Tahun)
3. ___________________lama : ___________(Bulan/Tahun)
4. ___________________lama : ___________(Bulan/Tahun)

b. Riwayat kontrasepsi terakhir sebelum kehamilan ini : ___________lama :


______(Bln/Thn)
c. Keluhan KB : ( ) Ada, sebutkan ___________________________________
( v ) tidak ada

VI. RIWAYAT OBSTETRI TERDAHULU :

No Tgl/Bln/Thn Tempat Umur Jenis Penolong Penyulit BB Hidup/


Partus Partus Hamil Persalinan Persalinan Lahir Mati
2015 Tdk Sc dokter Tdk 2.900 hidup
terkaji terkaji gr
21/09/16 37 sc Dokter 2200 Hidup
minggu gr
2 hari

Pengalaman menyusui : Ya/Tidak (lingkari) Berapa lama : tidak terkaji


VII. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
hipertensi

VIII. ADANYA MASALAH LAIN SELAMA KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS DAN


GINEKOLOGITERDAHULU :
Riwayat ginekologi disangkal

IX. PEMERIKSAAN UMUM :


a. Status Obstetrik :
____________________________________________________
b. Keadaan Umum : compos mentis
c. Kesadaran : 456
d. Berat Badan : 61 Kg,Tinggi Badan : 154 cm
e. Tanda-tanda Vital :
Tekanan Darah : 130/80 mmHg, Nadi : 108 x/menit

Pernafasan : 24 x/menit Suhu : 36,6 ºC

X. PEMERIKSAAN FISIK :
a. Kepala :
1. Distribusi rambut :( v) merata ( ) tidak
2. Lesi/pembengkakan :( ) Ya (v ) tidak ada
3. Nyeri saat diraba :( ) Ya (v ) tidak ada
4. Keluhan :( ) Ya ( v) tidak ada
Sebutkan :-
b. Wajah :
1. Edema wajah :( ) Ya ( v) tidak ada
2. Keluhan :( ) Ya (v ) tidak ada
Sebutkan :-

c. Mata :
1. Sklera ikterik : ( ) Ya (v ) tidak
2. Konjuntiva anemis :( v ) Ya ( ) tidak
3. Keluhan :( ) Ya ( v) tidak
ada
Sebutkan :-

d. Hidung :
1. Sekret :( ) Ya ( v) tidak
2. Polip :( ) Ya (v ) tidak
3. Keluhan :( ) Ya ( v) tidak
ada
Sebutkan :-

e. Mulut dan Bibir :


1. Rongga mulut : ( v ) bersih ( ) kotor ( ) radang
2. Bibir : (v ) lembab ( ) kering ( ) sianosis
3. Caries gigi : ( ) Ya ( v ) tidak ada
4. Keluhan : ( ) Ya ( v ) tidak ada
Sebutkan :-

f. Telinga :
1. Serumen :( ) Ya (v ) tidak ada
2. Sekresi :( ) Ya ( v ) tidak
ada
3. Keluhan :( ) Ya (v ) tidak
ada
Sebutkan :-

g. Leher :
1. Kelejar tiroid :( ) membesar ( v) tidak
2. Keluhan : ( ) Ya (v ) tidak
ada
Sebutkan :-

h. Ketiak : :
1. Kelenjar limfe :( ) membesar (v ) tidak
2. Keluhan :( ) Ya ( v) tidak
ada
Sebutkan :

i. Oksigenasi dan ventilasi :


1. Frekuensi pernafasan (RR) : 24x/mnit
2. Irama nafas : ( v ) reguler ( ) irreguler
3. Suara nafas : ( v ) vesikuler ( ) ronchi ( )
wheezing
4. Suara jantung S1-S2 : (v ) normal ( ) murmur ( ) galop
5. Capilary refil : ( ) < 3 detik ( ) > 3 detik
6. Tekanan darah :130/80
7. frekuensi nadi :108x/mnit
8. Irama nadi : ( ) reguler ( ) irreguler
9. Keluhan : ( ) Ya ( v) tidak ada
Sebutkan :-

j. Payudara :
1. Puting : ( v ) eksverted ( ) datar ( ) inverted ( ) lecet
2. Pengeluaran ASI : ( ) Ya ( ) tidak ada
3. Bentuk : ( v ) simetris ( ) tidak simetris
4. Teraba : ( ) ada massa ( ) hangat ( v ) tidak ada
massa
5. Kebersihan : bersih
6. Keluhan : ( ) Ya (v ) tidak ada
Sebutkan :-

k. Abdomen :
Involusio Uteri
1. Tinggi fundus uteri : 26cm Kontraksi : ( ) Ya ( ) Tidak
2. Diastasis rektus Abdominis : ( ) < 2 jari / 2 cm ( ) > 2 jari / 2 cm
3. Kandung kemih :
4. Keluhan : ( v ) Ya ( ) tidak ada
Sebutkan : perut membuncit, membujur, striae gravidarum (+) linea nigra
(+) bekas luka sc (+)

l. Perineum dan Genetalia :


1. Vagina :
2. Edema : ( ) Ya ( v ) tidak
3. Memar : ( ) Ya (v ) tidak
4. Hematom : ( ) Ya ( v ) tidak
5. Perineum : Utuh/Episiotomi/Ruptur (lingkari)
Tanda REEDA
R : Kemerahan : ( ) Ya ( v ) tidak
E : Bengkak : ( ) Ya ( v ) tidak
E : Echimosis : ( ) Ya (v ) tidak
D: Discharge : ( ) Ya (v ) tidak
Serum/Pus/Darah
A : Approximate : ( v ) Baik ( ) tidak
6. Kebersihan : (v ) Ya ( ) tidak
7. Lochea :-
Jumlah : tidak terkaji
Jenis/warna : tidak terkaji
Konsistensi : tidak terkaji
Bau : tidak terkaji
8. Hemorrhoid :-
Derajat : tidak terkaji, Lokasi : tidak terkaji
Berapa lama : tidak terkaji, Nyeri : ( ) Ya ( v ) Tidak
Masalah Khusus :-

9. Keluhan :( ) Ya ( v) tidak ada


Sebutkan :-

m. Extremitas :
1. Ektremitas Atas :
a) Edema :( ) Ya (v ) tidak
b) Varises :( ) Ya (v ) tidak
2. Ektremitas Bawah :
a) Edema :( ) Ya (v ) tidak
b) Varises :( ) Ya (v ) tidak
c) Tanda Hoffman :( ) + (v ) -
3. Keluhan :( ) Ya (v ) tidak
ada
Sebutkan : _____________________________________________
n. Masalah Khusus :
1. Eliminasi : tidak terkaji
_________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________

2. Istirahat dan kenyamanan : tidak terkaji


_________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________

3. Mobilisasi dan latihan : tidak terkaji


_________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________

4. Nutrisi dan cairan : tidak terkaji


_________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________

5. Keadaan Psikologis : tidak terkaji


_________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________

6. Kemampuan Menyusui : tidak terkaji


_________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________

XI. PEMERIKSAAN PENUNJANG


a. Pemeriksaan laboratorium :
Hb : 8,1 mg/dl

Leukosit 10,540/ul

Trombosit : 288.000/ul

Hematokrit : 23,4%

Eritrosit : 2,94 jt/ul

Mcv : 79,5 fl
Mch : 27,6 pg

Gds : 132 ml/dl

Kimai darah dengan hasil ureum : 107 mg/dl

Kreatinin :4,16 ml/dl

SGOT : 11,2 U/L

SGPT 10 U/L

PH :5

b. Foto Thorax, USG (lain-lain, sebutkan) :


Pada ultrasonografi (USG) transabdominal tampak janin tunggal, intrauterine, letak
longitudinal, gerakan janin(+) gerakan jantung janin (+), TBJ 2,400gr

XII. TERAPI (Advi ce Dokter, dll, sebutkan) :


Tidak terkaji

XIII. Lain-lain: tidak terkaji

______________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________

..........................................

ttd

(.........................................)
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham, Gary, dkk.2006. Obstetri William ed.21. Jakarta : EGC
2. Mochtar, Rustam.1998, Sinopsis Obstetri. Jakarta.EGC
3. Prawiroharjo, Sarwono.2003. IlmuKebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
4. Varney, Helen Dkk.2007, Buku Ajar Asuhan Kebidanan ed.4 vo1. Jakarta.EGC
5. Pranoto, Ibnu dkk. 2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.
6. Institute of Obstetricians & Gynaecologist Royal College of Physicians of Ireland and
Health Service Executive. Clinical practice guideline fetal growth restriction –
recognition, diagnosis & management. Dublin: Institute of Obstetricians & Gynaecologist
Royal College of Physicians of Ireland and Health Service Executive; 2017.

Anda mungkin juga menyukai