Anda di halaman 1dari 3

Tema umum yang terdapa dalam surat 1 Petrus adalah bahwa melalui Pendamaian

Yesus Kristus, para murid Juruselamat dapat dengan setia menanggung dan
menanggapi penderitaan dan penganiayaan.
Setiap pasal dari Kitab 1 Petrus berbicara tentang pencobaan atau penderitaan, dan
Petrus mengajarkan bahwa dengan sabar menanggung pencobaan adalah “jauh
lebih tinggi nilainya daripada emas” dan akan membantu orang percaya memperoleh
“keselamatan”.
Petrus juga mengingatkan para Orang Percaya mengenai identitas mereka sebagai
“bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan
Allah sendiri”.
Rasul Petrus menegaskan bahwa kesudahan segala sesuatu sudah dekat dan
menjelang kesudahan semesta ini akan banyak peristiwa atau kejadian, penderitaan
atau hal-hal yang tak menyenangkan terjadi.
Sekalipun dunia dipenuhi dengan goncangan, orang percaya tak perlu punya reaksi
seperti orang-orang dunia, yang mudah menyerah dan putus asa. Asal hati kita
sungguh-sungguh melekat kepada Tuhan, maka kita pasti akan terluput dari segala
bahaya, “…
Sudara-sudara, hari ini kondisi dunia sementara mengalami goncangan yang hebat.
Peristiwa yang sedang kita alami sekarang ini di tengah pusaran Pandemi Covid 19
membuat kita panik, takut, frustrasi dan tidak lagi tenang karna apa? Karna Pandemi
telah menggoncang dan mengobrak-abrik berbagai tatanan kehidupan.
Dalam situasi ini, apa yang mesti kita lakukan?
1.       Menguasai diri dan tenang
Dengan penguasaan diri dan bersikap tenang kita dapat mengambil jeda untuk
berpikir dengan bijak, kita bisa ambil waktu untuk berdoa dengan baik sehingga
tahu petunjuk Tuhan. Semua itu maksudnya agar Hati nurani kita tetap terjaga,
tetap murni dan bersih. Kalau kita tidak bisa menguasai diri, kita akan hancur.
Orang yang tenang dapat menghidupi nilai Kerajaan Allah yang diterapkan dalam
kehidupan ( life value ) sehingga tidak ikut arus dunia yang menuju kebinasaan.
Sebagai orang Kristen, harus mempunyai nilai-nilai Sorgawi. Itu yang membuat
hidup kita berbeda dengan yang lain. Hidup harus sesuai dengan Firman Tuhan dan
menerapkan nilai-nilai Firman Tuhan dalam hidup sehari-hari.
2.       Mengasihi dengan sungguh-sungguh.
Kasih adalah nilai tertinggi bagi orang percaya. Apalagi di tengah pandemi, kasih
menjadi sesuatu yang sangat bernilai untuk mempertahankan relasi kehidupan antar
manusia agar melahirkan kehidupan yang saling menguatkan dan menyemangati.
Di zaman ini, orang bisa curiga satu dengan yang lainnya. Hidup menjadi tidak
nyaman karena tidak ada kasih. Tetapi orang yang mengasihi, berarti kasih itu tetap
ada dalam hidupnya dan kasihnya akan semakin disempurnakan oleh Tuhan.
3.       Memberi Tumpangan
Memberi tumpangan ( Hospitable ): Lebih menekankan pada kegiatan saling
menyembuhkan. Berikan tumpangan kepada orang-orang yang masih terluka, yang
mengalami kepahitan hidup, yang sedang dalam masalah dsb. 
Saat ini banyak orang yang ada pada masa-masa sukar. Maka situasi ini menjadi
momen Kasih itu diimplementasikan.
Kalau kita mau menopang orang lain, hidup kita akan menjadi lebih berarti. Berilah
maka kamu akan diberi, kasihi maka kita akan dikasihi, kuatkan maka kita juga akan
dikuatkan, hiburkan maka kita akan dihiburkan.
4. Hidup sesuai panggilan
Panggilan orang percaya adalah mengasihi. Semua orang percaya diberi kasih
karunia untuk mengasihi.
Orang yang hidup hanya untuk dirinya sendiri akan terasa hambar, tetapi orang
yang belajar melayani Tuhan dan sesama dengan karunia yang ada pada kita, hidup
akan bergairah, semangat dan akan mendatangkan kemuliaan Tuhan.  Sebab itu
kita harus mengenal karunia itu supaya pelayanan kita akan maksimal.
5. Siap menderita karna Kristus
Bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus,
supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan
kemuliaan-Nya.
Sudara-sudara, maksud Petrus adalah suatu kemuliaan kalau orang percaya
menderita karna Kristus atau menderita karna berbuat benar, maka ia tidak perlu
malu.
Dan, adalah sauatu memalukan jika ia menderita karna perbuatannya sendiri.
Menipu, membunuh, berdusta, mencuri, Ia pantas dapatkan itu sebagai akibat.
REFLEKSI
Dari firman ini kita belajar bahwa penderitaan adalah cara Allah untuk membentuk
iman kita semakin berkualitas.
Penderitaan tidak selamanya menghancurkan selama kita bisa mengendalikan diri
dan pikiran serta bersifat tenang.
Penderitaan karna kebenaran menghasilkan pribadi yang bernilai.
Tapi penderitaan karna kejahatan menghasilkan pribadi yang memalukan.
Di tengah Pandemi kita dituntut untuk mengambil jeda, bersikap tenang agar kita
bisa membangun relasi yang akrab dengan Tuhan dalam doa dan permohonan.
Ada ungkapan, Yesus hanya sejauh Doa.
Dan dalam kelanjutan relasi dengan Tuhan kita juga saling menolong dan
memperlengkapi satu dengan yang lain.
Nikmatilah setiap proses hidup, karna setiap peristiwa ada hikmanya.

Anda mungkin juga menyukai