Anda di halaman 1dari 2

1. Pendekatan Pemeriksaan dan Pengembangan Program Pemeriksaan yang Dinamis.

Tidak berlebihan kiranya diingatkan kembali bahwa setiap pemeriksa pajak harus menguasai
masalah yang terjadi di luar teknik maupun prosedur pemeriksaan, terutama terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan pola usaha Wajib Pajak. Penguasaan masalah tersebut dan ketajaman dalam
membuat analisis angka-angka laporan keuangan dan SPT Wajib Pajak, akan mempengaruhi
kualitas program pemeriksaan yang disusun.
Dalam pelaksanaan pemeriksaan agar digunakan pendekatan analisis sebagai berikut :
Pemeriksaan Dalam Rangka Menguji Kepatuhan Wajib Pajak
Pemeriksaan Sederhana Kantor (PSK)
Pemeriksaan ini biasanya dilakukan untuk tahun pajak yang telah lewat, umumnya
setelah SPT Tahunan PPh disampaikan Wajib Pajak. Pendekatan pemeriksaan
minimal yang disarankan adalah :
– Menilai dan menganalisis SPT Tahunan PPh dan SPT PPN.
Menganalisis prosentase laba kotor secara horizontal dan membandingkan

dengan perusahaan lain yang sejenis.
3.
1 3.1.1 – Menganalisis ratio biaya pegawai terhadap omzet secara horizontal.
– Menganalisis sumber dan penggunaan dana
Melakukan cross-check data/informasi yang relevan pada SPT Tahunan
– PPh, SPT PPh Pasal 21, SPT PPN dan bila perlu meminta konfirmasi
kepada instansi lain, seperti Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Tidak perlu meminjam buku kepada Wajib Pajak sepanjang memenuhi ketentuan
butir 2.6 SE-03/PJ.7/1999 tanggal 26 April 1999 (Seri Pemeriksaan 01-99).

3.1.2 Pemeriksaan Sederhana Lapangan (PSL) dan Pemeriksaan Lengkap (PL) untuk
seluruh jenis pajak
Pemeriksaan ini dilaksanakan oleh KPP dan Karikpa terutama terhadap Wajib
Pajak Menengah dan Besar, serta meliputi seluruh jenis pajak yang menjadi
kewajibannya.
Adapun pendekatan pemeriksaan yang disarankan adalah :
– Menilai dan menganalisis SPT Tahunan PPh dan SPT PPN.
Menganalisis prosentase laba kotor secara horizontal dan membandingkan

dengan perusahaan lain yang sejenis.
– Menganalisis ratio biaya pegawai terhadap omzet secara horizontal.
– Menganalisis sumber dan penggunaan dana
Melakukan cross-check data/informasi yang relevan pada SPT Tahunan
– PPh, SPT PPh Pasal 21, SPT PPN dan bila perlu meminta konfirmasi
kepada instansi lain, seperti Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Melakukan pengujian arus uang, arus piutang, arus hutang dan arus barang

dalam rangka menentukan kewajiban penjualan.
Melakukan cross-check antara PPN-masukan yang dikreditkan dengan
jumlah pembelian yang dilaporkan dalam Daftar Rugi Laba dan Neraca,

misalnya pembelian bahan baku/pembantu dan pembelian fixed asset atau
lainnya.
Melakukan cross-check antara komponen-komponen penghasilan
karyawan dan pihak ketiga yang menjadi dasar penghitungan PPh Pasal 21

dengan biaya-biaya yang relevan yang dibebankan dalam Daftar Rugi
Laba.
– Melakukan cross-check antara omzet PPh dan DPP PPN.
– Melakukan penghitungan kapasitas produksi atau occupation rate
Melakukan perhitungan rendemen/formula pemakaian bahan baku
– dibandingkan dengan volume produksi, yang dipakai untuk pendekatan
terhadap kewajaran atas laporan produksi.
Lakukan analisis dengan seksama perhitungan-perhitungan yang

berkenaan dengan pengurang laba kotor misalnya, :
1. Beban bunga dengan besarnya hutang

2. Biaya Leasing (angsuran + bunga) dengan jumlah penyusutan

3. Selisih Kurs dengan pinjaman valas

3.
Pemeriksaan Dalam Rangka Tujuan Lain
2
Pemeriksaan Sederhana Lapangan (PSL) untuk Pendaftaran PKP
Pemeriksaan ini lebih bersifat kunjungan ke tempat usaha untuk
mengetahui kebenaran alamat calon PKP. Pada saat kunjungan, pemeriksa

meyakinkan kepada PKP baru tersebut tentang kewajiban-kewajiban
3.2.1 pajaknya yang meliputi PPN, PPh dan PPh Pemotong/Pemungut.
Di samping itu menjelaskan tentang catatan/buku yang harus
– diselenggarakan, serta faktur komersial/faktur pajak yang harus
diterbitkan dan Faktur Pajak Masukan yang dapat dikreditkan.
Pemeriksaan Sederhana Lapangan (PSL) untuk Penerbitan Izin Sentralisasi PPN
Pemeriksaan ini juga lebih bersifat kunjungan ke tempat usaha, untuk mengetahui
dengan jelas status dari kantor atau perwakilan atau cabang dari Wajib Pajak.
Informasi yang disarankan untuk digali adalah :
– Pelajari akte pendirian kantor cabang/kantor perwakilan/kantor proyek
– Yakini bahwa kantor lokasi :
Tidak melakukan kegiatan penjualan. Semua kegiatan penjualan dan
– administrasi penjualan hanya dilakukan di tempat usaha yang dipilih
sebagai tempat pajak terutang
Tidak membuat Faktur Pajak baik atas nama lokasi/cabang maupun
3.2.2 –
atas nama kantor Pusatnya
Tidak memiliki wewenang untuk menyelenggarakan administrasi

keuangan
Yakini bahwa kantor perwakilan hanya merupakan agen penjualan dan
pelayanan purna jual dan tidak bersifat niaga mandiri. Dengan demikian

fungsinya hanya menyimpan persediaan dan menyerahkannya kepada
Pembeli atas perintah Kantor Pusatnya.
Teliti surat kuasa khusus dari Direksi (kantor pusat-nya) apabila pimpinan
– cabang diberi wewenang menandatangani Faktur Pajak asli, sehubungan
dengan pengoperasian Sistem Komunikasi Stasiun Bumi Mikro.
Pemeriksaan Sederhana Lapangan (PSL) untuk Penerbitan Izin Sentralisasi PPh
Pasal 21 Pemeriksaan ini juga lebih bersifat kunjungan ke tempat usaha, untuk
mengetahui dengan jelas status dari kantor atau perwakilan atau cabang dari
Wajib Pajak.
Informasi yang disarankan untuk digali adalah :
– Pelajari akte pendirian kantor cabang/kantor perwakilan/kantor proyek.
Yakini bahwa penghitungan gaji dan PPh Pasal 21 untuk seluruh

3.2.3
karyawannya (baik pusat maupun lokasi) dilakukan oleh Kantor Pusat.
Yakini bahwa di lokasi tidak terdapat pegawai yang secara khusus

menghitung gaji dan PPh Pasal 21.
– Dapatkan bukti transfer gaji melalui bank dari Kantor Pusat
Yakini bahwa administrasi penggajian atau pemotongan PPh Pasal 21

tidak terjadi di lokasi.
– Teliti buku kas kecil dan cocokkan dengan transfer gaji dari Kantor Pusat.

Anda mungkin juga menyukai